Anda di halaman 1dari 16

Manajemen Pendidikan

Perspektif Rushdi Ahmad Tuaimah

Mulyadi
Institut Agama Islam Negeri Madura
Jl. Raya Panglegur, No. Km 4, Kab. Pamekasan
E-mail: adi679198@gmail.com

Pendahuluan
Manajemen pendidikan adalah suatu proses yang di rencanakan,
pada pengorganisaiannya, pelaksanaanya, dan pengawasan dalam mengelola
pendidikan agar menjadikan pendidikan sesua dengan apa yang di tuju dan
disepakati, Problem yang sedang dialami dalam dalam mamajemen pendidikan
pada tujuan pencapayan yang diinginkan sekolah adalah untuk mengatur dan
mengimplementasikan pendidikan, problematika menejemen pendidikan di
perlunya penerapan mutu pada lembaga pendidikan, dan strategi menejemen
pendidikan yang inovatif,

dalam hal ini beberapa tokoh seperti Dr. Fouad dan Dr. fadli
menyimpulkan bahwasanya menejemen pendidikan sekolah menengah memiliki
tanggung jawab sebagian besar atas problematika yang terus menerus terjadi
antara tujuan yang telah disepakati dan disetujui dengan realita yang terjadi
dilapangan, Kemudian manajemen pendidikan perspektif rushdi ahmad tuaima
adalah adanya pendekatan administratif yang efektif ditingkat sekolah, yaitu
dengan kemampuan kepala sekolah menengah untuk tampil sesua dengan sistem
mutu, persyaratan kewenangan terhadap kepala sekolah, pemanfaatan secara
optimal kemapuan yang ada disekolah, pemanfaatan secara optimal material dan
lingkungan, dan evektivitas sistem pengendalian kinerja sekolah.1
Dapat disimpulkan bahwa kensep menejemen pendidikan menurut rushdi
ahmad tuaimah Berpusat pada semua elemen pendidikan agar mampu
bekerjasama dengan baik agar terbentuknya sebuah strategi yang bertujuan
meningkatkan administrasi pendidikan dan terciptanya proses pendidikan sesuai
dengan apa yang dituju dalam pengimplementasian yang maksimal.

1
Rushdi Ahmad Tuaima, Al-Judah Al- Syamilah Fi Al-Ta'lim (Yordania: Dar Al Masirah, 2006),
79
Pada sistem pendidikan terjadi perubahan dalam suatu proses yang
mengubah peserta didik untuk menjadikan mereka manusia yang memiliki
pendidikan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati barsama dan ditetapkan, 2
dalam pendidikan, manajemen sekolah tentunya akan terikat dengan input
pendidikanyan tujuannya menjadikan pendidikan yang berkualitas dan memiliki
keunggulan, adapun idealnya memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, sumberdaya
tersedia dan siap,staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi,input manajemen,
memiliki harapan yang tingi, dan fokus pada peserta tujuan (pesertadidik)3

Nawawi mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu


terapan dalam bidang pendidikan yang merupakan rangkayan aktifitas proses
pengendalian usaha kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan pendidikan
yang telah disepakati dan ditetapkan sebelumnya.4

Maka tujuan dan manfaat manajemen pendidikan yang harus dicapai


menurut kurniadin dan machali yaitu tercapainya tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien, teratasnya masalah mutu pendidikan dan terciptanya perencnanan
pendidikan yang merata, bermutu,relevan dan akuntable serta,meningkatnya citra
pendidikan yang positif. 5

Dalam purwanto menjelaskan bahwa efektivitas dan kemajuan lembaga


pendidikan di negara-negara modern itu karena dibangun mulai dari sisi
kepemimpinan dan penataan kembali manajemennya,6 klaus mengungkapkan
tahapan revolusi industri yang setiap tahapannya dapat mengubah hidup dancara
kerja manusia. Kecanggihan teknologi di era 4.0 berpotensi menggeser peran

2
Agus santoso.(2 desember 2020).”Problematika Manajemen Pendidikan Islam”, At
-turots: jurnal pendidikan islam 2. No. 2. Hal 76,
https://e-journal.staima-alhikam.ac.id/talimuna/article/view/125
3
Agus santoso.(2 desember 2020).”Problematika Manajemen Pendidikan Islam”.77-78
4
Andri Kurniawan. 2022. Sejmanajemen Pdendidikan Dakam Rangka Peningkatan Sumberdaya,
Cirebon; Yayasan Wiyata Bestari Samasta. Hal. 4.
5
Andri Kurniawan. 2022. Sejmanajemen Pdendidikan Dakam Rangka Peningkatan Sumberdaya,
5-6.
6
Musfirotun Yusuf. (1, Juni 2009). Membangun Manajemen Mutu Pendidikan Menghadapi
Tantangan Global, Forum Tarbiyah Vol. 7, No. 1, Hal 56.
manusia sebagai sumber daya apabila tidak dibekali dengan skill yang mumpuni, 7
oswald berpendapat agar mbs berjalan sukses perlu memperhatikan beberapa
strategi yaitu: (a) kepala sekolah harus menggunakan pendekatan kelompok untuk
mengambil keputusan, (b) guru-guru harus lebih bersikap positip terhadap
kepemimpinan sekolah dan lebih melibatkan diri pada tujuan dan sasaran sekolah,
(c) orang tua dan anggota masyarakat harus menjadi penyokong sekolah, 8 hamalik
menjelaskan perencanaan adalah proses manajerial dalam menentukan apa yang
akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, dan didalamnya digariskan
tujuan yang akan dicapai serta dikembangkan pula program kerja untuk mencapai
tujuan itu.9

Grisay & mahlck (1991) menyebutkan juga bahwa terdapat beberapa


indikator yang biasa digunakan oleh perencana dalam pengembangan negara yang
hampir sama dengan pengukuran mutu, seperti pengulangan (repetition), dropout,
promosi, dan tingkat transisi.10 menurut goetsch dan davis sebagaimana dikutip
oleh fandy tjipotono,8 mutu dimaknai sebagai suatu kondisi dinamis organisasi
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan semua pihak.11 menurut dequeliy dan gazali
mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling
singkat dan tepat.12 menurut sokrates perubahan jaman juga menunjukkan tidak
terjadinya perubahan orientasi pendidikan, yakni pembentukan kepribadian
manuasia yang baik. 13

7
Fitri Nur Mahmudah. (1, April 2021). Tinjauan Pustaka Sistematis Manajemen Pendidikan:
Kerangka Konseptual Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Era 4.0. Volume 9, No. 1, Hal
46. Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jamp
8
Yuyun Elizabeth Patras, 2, (Juli 2019). Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Kebijakan
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Tantangannya. Jurnal Manajemen Pendidikan Vol.7, No.2, Hal
805.
9
Nurhayati Nurhayati. (Januari 2022). Determinasi Manajemen Pendidikan Islam: Sistem
Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, Dan Tenaga Pendidikan (Literatur Manajemen Pendidikan
Islam). Volume 3, Issue 1, Hal 454. Https://Dinastirev.Org/Jmpis
10
Jamaluddin, Manajemen Mutu Teori Dan Aplikasi Pada Lembaga Pendidikan. (Jambi, Pusaka
Jambi: 2017). 39.
11
Hasan Baharun, Manajemen Mutu Pendidikan.(Tulungagung, Akademia Pustaka: 2017). 105.
12
Slameto, Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi. (Jakarta, Rineka Cipta: 2010).
13
Suyanto, Model Pembinaan Pendidikan Karakter Dilingkungan Sekolah,(Bandung, Remaja
Rosda Karya: 2010). 9.
Dapat disimpulkan bahwa kensep menejemen pendidikan menurut rushdi
ahmad tuaimah Berpusat pada semua elemen pendidikan agar mampu
bekerjasama dengan baik agar terbentuknya sebuah strategi yang bertujuan
meningkatkan administrasi pendidikan dan terciptanya proses pendidikan sesuai
dengan apa yang dituju dalam pengimplementasian yang maksimal.

Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan sebagai pendekatan konseptual,
pendekatan konsep dimaksudkaan untuk menganalisa kesatuan ilmu manajemen
pendidikan, sehingga dapat dimengerti bersama tentang manajemen pendidikan
islam, Hal itu dilaksanakan sebagai upaya untuk mendapatkan arti atau makna
baru yang terkandung dalam nilai-nilai pendidikan, atau menganalisa lebih lanjut
dalam teori dan praktek.

Sebagai penelitian kesatuan ilmu, sumber datanya berasal dari data primer.
Data primer diperoleh melalui penelusuran sumber-sumber asli karangan dari
tokoh muslim, dan dibantu dengan penelusuran sumber-sumber sekunder berupa
terjemahan dari sumber tersier atau tentang manajemen pendidikan serta sumber
tersier yang sebagai penjelasan dari beberapa sumber primer dan sumber
sekunder. Metode yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini dilakukan
melalui berupa pernyataan-pernyataan baik dari substansi kesatuan ilmu.
Hasil dan Pembahasan
Dalam rangka pembahasan manajemen pendidikan Perspektif Rushdi
Ahmad Tuaimah memandang bahwa manajemen dalam pendidikan sangatla
penting untuk manghasilkan lulusan yang memiliki kualitas dalam dunia
pendidikan, maka dari itu ada beberapa point yang harus diperhatika dalam
manajemen pendidikan Perspektif Rushdi Ahmad Tuaimah yaitu:
Istilah manajemen pendidikan

manajemen adalah seni dan ilmu. Itu milik bidang seni

administrasi. Adapun bidang ilmu di dalamnya ditentukan dari

pepatah yang berlaku bahwa manajemen tidak bergantung pada


bakat semata, melainkan ilmu yang didasarkan pada unsur-unsur

dan landasan ilmiah yang muncul dari penelitian, kajian, dan

eksperimen yang di dalamnya metode ilmiah diikuti dan diakhiri

dengan seperangkat prinsip, landasan, dan strategi manajemen

yang menerima pengembangan dan inovasi mengingat apa yang

dipengaruhi oleh perkembangan dan pembaruan Sains itu sendiri.14

Strategi mengembangkan sistem manajemen mutu yang merupakan


rancangan proses input sampai pada out put saling terkait, terukur secara
terpadu.15 Maka manajemen dapat disimpulkan yaitu mengatur sesuatu dengan
terorganisir agar mencapai tujuan tententu yang telah disepakati bersama.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional (2012: 326), pendidikan dinyatakan sebagai
“proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
cara, dan perbuatan mendidik”. Walaupun terlihat sederhana dan simplistik,
definisi pendidikan ini telah berhasil menjelaskan hakekat pendidikan dan
sekaligus tujuannya yang paling fundamental, yaitu proses pemanusiaan manusia,
baik oleh pihak lain maupun dari diri sendiri dan juga oleh lingkungannya,
menuju kesempurnaan manusiawinya.16
Maka disimpulkan manajemen pendidikan yaitu mengatur sesuatu dengan
terorganisir sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan; proses, cara, dan perbuatan agar mencapai tujuan tententu yang
telah disepakati bersama.

14
Rushdi Ahmad Tuaima, Al-Judah Al- Syamilah Fi Al-Ta'lim (Yordania: Dar Al Masirah, 2006),
74
15
LANTIP DIAT PRASOJO , MANAJEMEN MUTU PENDIDIKIAN, UNY Press, Yogyakarta: 2016, 76.
16
Rahendra Maya, Iko Lesmana , PEMIKIRAN PROF. DR. MUJAMIL QOMAR, M.AG. TENTANG
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM, Islamic Management, (VOL: 01/ NO: 02: 2018), 296.
Mikanisme dan sistem sekolah

Menemukan mekanisme lanjutan untuk mengembangkan administrasi


sekolah, sehingga administrasi sekolah menjadi model bagi organisasi lain dalam
administrasi. Dan bahwa mekanisme ini memberikan kemampuan untuk
menentukan produktivitas kerja, baik di tingkat sekolah maupun di tingkat kinerja
individu di dalamnya.

Sistem sekolah, menurut sifatnya, cenderung tenang dan stabil, dan oleh
karena itu para pekerja di dalamnya menolak pembangunan dan modernisasi.
Dalam sistem pendidikan, sistem pendidikan dan sekolah sering kali
dikembangkan dari luar sistem, dan hal ini menyebabkan intervensi ahli yang
mungkin tidak berkualitas atau ahli untuk melakukan proses pengembangan
lembaga mereka dan penggunaan model modern dalam pengembangan dan
aplikasinya dan untuk menghilangkan banyak karakteristik yang memanggilnya
seperti birokrasi, inersia, Kurangnya antusiasme, kurangnya kompetisi. 17

Dalam hal ini tentu sangat mempengaruhi pengembangan terhada


manajemen dalam dunia pendidikan, yangmana apabila tenaga kependidikan tidak
mau untuk meng ugrade sistem pendidikan dan pengelolaan dalam manajemen itu
sendiri, maka manajemen pendidikan akan berjalan ditempat(tidak ada
perkembangan).

Mutu pada lembaga pendidikan

Crosby1 mendefiniskan mutu kualitas adalah conformance to requirement,


yaitu sesuai yang diisyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas
apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Standar kualitas
meliputi bahan baku, proses produksi dan produksi jadi.18

17
Rushdi Ahmad Tuaima, Al-Judah Al- Syamilah Fi Al-Ta'lim (Yordania: Dar Al Masirah, 2006),
18
Hasan Baharun, MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN Ikhtiar dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Madrasah melalui Pendekatan Balanced Scorecard, tulungagung, Akademia Pustaka:
2017, 63.
1. Kebutuhan dalam komunitas sekolah akan keterpaduan dan keselarasan antar
tingkatannya (staf guru, administrasi sekolah, pendidikan lokal atau pusat).
administrasi, orang tua dan siswa).
2. Lemahnya kerjasama antara masyarakat sekitar dengan sekolah.
3. Munculnya kelemahan produktivitas pekerja sekolah dan perlunya sistem
akuntansi yang baik untuk produktivitas.
4. Kebutuhan sekolah akan lebih banyak kebebasan dalam pengambilan
keputusan, dan dukungan untuk mendanai proyek sekolah
5. Kebutuhan untuk merasionalisasi pekerjaan dan kesempurnaan di sekolah.
6. Perlunya kredibilitas penerima manfaat tentang produktivitas dan kapasitas
sekolah.
7. Perlunya memajukan budaya sekolah yang mendukung pembangunan dan
modernisasi.
8. Komunitas sekolah perlu mencari cara untuk mencapai pengetahuan nyata
untuk mengembangkan kinerja dan produktivitas di dalamnya.
9. Ambiguitas tujuan di antara pekerja di sekolah dan lembaga pendidikan (Apa
yang harus dibedakan? Apa persyaratan untuk mencapai pendapatan yang
lebih baik? Apa produk akhir yang akan saya pertanggungjawabkan dan saya
perbaiki?). Apa yang perlu dilakukan?19
Mutu dan kualitas adalah sebuah pertimbangan untuk menentukan
sejauh mana tingkat ketentuan yang telah dituju dan disepakati, apabila masi
banyak kekurangan dalam manajemen pendidikan menurut ahmad tuaimah
maka tentunya seperti Munculnya kelemahan produktivitas pekerja sekolah
dan perlunya sistem akuntansi yang baik untuk produktivitas, harus
mengadakan evaluasi mengenai sistem menejemen pendidikan itu sendiri, hal
itu tidak terlepas dalam tujuan menejamen pendidikan.

Tujuan pendidikan

1. Kesadaran: membantu guru dalam memperoleh kesadaran dan rasa halus


tentang makna kualitas dan implikasinya.

19
Rushdi Ahmad Tuaima, Al-Judah Al- Syamilah Fi Al-Ta'lim (Yordania: Dar Al Masirah, 2006),
2. Pengetahuan: Memberikan kesempatan pendidikan bagi peserta didik untuk
mendapatkan pengalaman yang beragam, dan memiliki pemahaman dasar
tentang kualitas dan implikasinya.
3. Keterampilan: Membantu pelajar memperoleh keterampilan untuk
mengidentifikasi hambatan untuk mencapai kualitas, dan berusaha
memecahkannya.
4. Sikap dan nilai: pembelajar memperoleh seperangkat sikap, nilai, dan
perasaan tertarik pada kualitas, dan pengembangan motif partisipasi positif
untuk terlibat di dalamnya.
5. Partisipasi: memberikan kesempatan partisipasi yang efektif dalam bekerja
untuk memecahkan hambatan untuk mencapai kualitas di semua tingkatan
6. Kemampuan evaluasi: membantu pelajar dalam mengevaluasi standar dan
program pendidikan untuk kualitas dalam hal ekonomi, sosial, alam, budaya,
psikologis dan faktor estetika.

Oleh karena itu dalam manajemen pendidikan terdapat beberapa


poin penting yang harus dilaksanakan demi mencapai tujuan dari
manajemen pendikan, tujuan tujuan manajemen pendidikan diatas adalah
wujud bahwa penting terlaksannya manajemen yang telah direncakan
dengan sedemikian rupa demi mencapai tujuan diatas.

Indikator keunggulan

“Prinsip-prinsip kualitas berarti filosofi pribadi dan budaya (atau iklim)


organisasi yang mempekerjakan indikator ilmiah, metode pengelolaan yang
terorganisir, dan sinergi yang baik untuk mencapai misi lembaga.Prinsip-prinsip
tersebut terdiri dari Sembilan prinsip:
1. visi, misi, dan pra- penentuan output
2. Mengandalkan sistem tertentu.
3. Kepemimpinan yang menciptakan budaya kualitas.
4. pertumbuhan individu secara teratur.
5. Keputusan yang dikeluarkan berdasarkan informasi dan fakta.
6. Mengotorisasi penerbitan keputusan.
7. Sinergi antara semua orang.
8. Perencanaan untuk perubahan.
9. Kepemimpinan yang mendukung budaya mutu.20
Transformasi menuju program TQM bergantung pada sejauhmana
organisasi/lembaga sukses mengimplementasikan praktek manajemen mutu
tertentu. Sedikit kesalahan, mengurangi pengerjaan ulang, rendahnya tingkat
inventori mengurangi waktu ketidakpastian, tingginya tingkat fleksibelitas dan
kepuasan pelanggan dianggap salah satu keuntungan dari kesuksesan program
TQM.21

Pengaruh Efisiensi Internal:

1. Guru
Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tenntang Sistem Pendidikan Nasional
pada pasal 39 ayat 2, dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi 22
a. Peran guru dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan.
b. Penggunaan waktu kerja secara efektif:
c. Penggunaan alat dan teknik pendidikan oleh guru:
d. Komitmen guru terhadap tugas profesional:
e. Indikator kesesuaian antara tujuan pribadi dan institusional:
2. Pengurus
a. Tanggapan sebagian besar anggota sampel setuju bahwa penggunaan
tenaga kerja yang optimal di bidang operasi tidak dilakukan, dan pekerjaan
dilakukan menurut sistem kerja tradisional

20
Rushdi Ahmad Tuaima, Al-Judah Al- Syamilah Fi Al-Ta'lim (Yordania: Dar Al Masirah, 2006),
21
Jamaluddin, MANAJEMEN MUTU Teori dan Aplikasi pada Lembaga Pendidikan, Pusat Studi
Agama dan Kemasyarakatan: 2017, 69.
22
Andi Rasyid Pananrangi, MANAJEMEN PENDIDIKAN, CELEBES MEDIA PERKASA: januari 2017
223.
b. Tanggapan sebagian besar anggota sampel menunjukkan bahwa
penggunaan teknologi informasi modern tidak tersedia di sekolah.
Pendapat juga menunjukkan tidak adanya sistem manajemen informasi
yang canggih.
c. Tanggapan sebagian besar anggota sampel menunjukkan bahwa tidak ada
sistem yang memanfaatkan hasil untuk meningkatkan kinerja, dan
penekanan dan klarifikasi tujuan sering tidak dilakukan melalui laporan
tindak lanjut, umpan balik, dan koreksi. Tanggapan sebagian besar
anggota sampel menunjukkan bahwa tidak ada persyaratan praktik siswa
untuk berbagai kegiatan sekolah. Adapun fasilitas sekolah, beberapa setuju
bahwa itu cukup sampai batas tertentu.
3. Siswa
a. Tingkat keteraturan dalam penelitian.
b. Tingkat interaksi dan partisipasi dengan rekan kerja dan guru di dalam
kelas.
c. Tingkat frekuensi pada pusat sumber belajar.
d. Tingkat partisipasi dalam kegiatan

4. Kurikulum
a. Tujuan yang jelas, realistis dan dapat dicapai.
b. Integritas konten, up-to-date dan komprehensif.
c. Memenuhi tuntutan dan minat siswa.
d. Memuaskan keinginan orang tua dan tuntutan masyarakat.
e. Keakuratan ilmiah dan modernitas.23

Pengarus efesiensi ekternal

1. Kualitas lulusan
a. Sejauh mana lulusan dari tahap mana pun cocok untuk tahap berikutnya?
1) Selama pendidikan umum: - yaitu pindah dari (sekolah dasar /
persiapan / menengah).

23
Rushdi Ahmad Tuaima, Al-Judah Al- Syamilah Fi Al-Ta'lim (Yordania: Dar Al Masirah, 2006),
2) Akhir pendidikan umum: - yaitu, setelah sekolah menengah.
b. Sejauh mana lulusan cocok untuk studi di universitas dan memiliki
keterampilan umum (bahasa/budaya umum/keterampilan
belajar/kurikulum ilmiah)? diperlukan untuk kehidupan universitas.
c. Sejauh mana ia memiliki karakteristik warga negara yang baik yang
memainkan perannya dalam masyarakat?
d. Sejauh mana cocok untuk pekerjaan atau pekerjaan umum setelah sekolah
menengah? (Pasar tenaga kerja).

2. Kualitas lulusan pendidikan Arab:


Dalam penulisan nilai, “Pendidikan dan Tantangan Dunia Arab
pada Milenium Ketiga 2000AD menyebutkan sebuah pusat.”
Emirates for Strategic Studies and Research (16) bahwa pendidikan
di Emirates, sebagai negara Arab, misalnya, saat ini menghadapi tantangan
mengerikan yang diwakili dalam mempersiapkan individu untuk
masyarakat era informasi menjadi mampu: Mengelola banjir informasi,
Menyiapkan sumber daya manusia yang paling efisien untuk pasar
berdasarkan inovasi mental, Mempersiapkan sumber daya manusia yang
diperlukan dalam menghadapi situasi: ketidakpastian ekonomi global,
Inovasi dalam rangka mengimbangi kecepatan ekonomi yang berdaya saing
tinggi berbasis ilmu pengetahuan.24

Perspektif manajemen pendidikan menurut beberapa tokoh

Manajemen pendidikan perspektif syafaruddin

Menurut Syafaruddin mengemukakan bahwa manajemen sebagai suatu


proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui
kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Secara umum fungsi manajemen terbagi menjadi 4 macam.

24
Rushdi Ahmad Tuaima, Al-Judah Al- Syamilah Fi Al-Ta'lim (Yordania: Dar Al Masirah, 2006),
1. Perencanaan (Planning), Perencanaan adalah proses untuk menetapkan tujuan
dan visi organisasi sebagai langkah awal berdirinya sebuah organisasi. Fungsi
perencanaan identik dengan penyusunan strategi, standar, serta arah dan
tujuan dalam mencapai tujuan organisasi
2. Pengorganisasian (Organizing), Pengorganisasian berhubungan dengan
bagaimana mengatur sumber daya baik manusia maupun fisik agar tersusun
secara sistematis berdasarkan fungsinya masing-masing. Dengan kata lain,
fungsi organizing ini lebih menekankan pada bagaimana mengelompokkan
orang dan sumber daya agar menyatu.
3. Pengarahan (Directing), Fungsi manajemen dalam hal pengarahan lebih
menekankan pada upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja
dengan optimal. Mulai dari pemberian bimbingan kerja, motivasi, penjelasan
tugas rutin, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling). Fungsi pengendalian lebih fokus pada
evaluasi dan penilaian atas kinerja yang selama ini telah dilakukan dan
berjalan. Fungsi pengendalian akan melihat apakah terdapat suatu hambatan
atau tidak dalam proses mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk
mencapai tujuan organisasi, diperlukan peningkatan kinerja secara optimal.25

Manajemen pendidikan perspektif Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani

Omar Muhammad al-Toumi al-Syaibani mendefinisikan pendidikan Islam


adalah proses mengubah tingkah laku individu, pada kehidupan pribadi,
masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas
asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat.26

Manajemen pendidikan perspektif Oswald

Oswald (Pratiwi, 2016) berpendapat agar MBS berjalan sukses perlu


memperhatikan beberapa strategi yaitu: (a) kepala sekolah harus menggunakan

25
Sitti rabiah, MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN,
(Vol 6, No 1: 2019) 60.
26
Nurhayati Nurhayati. (Januari 2022). Determinasi Manajemen Pendidikan Islam: Sistem
Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, Dan Tenaga Pendidikan (Literatur Manajemen Pendidikan
Islam). Volume 3, Issue 1, Hal 452. Https://Dinastirev.Org/Jmpis
pendekatan kelompok untuk mengambil keputusan, (b) guru-guru harus lebih
bersikap positip terhadap kepemimpinan sekolah dan lebih melibatkan diri pada
tujuan dan sasaran sekolah, (c) orang tua dan anggota masyarakat harus menjadi
penyokong sekolah, sebab mereka memiliki lebih pemikiran dalam keputusan.27

Manajemen pendidikan perspektif Susilo Martoyo

Menurut Susilo Martoyo ,tujuan manajemen pendidikan Islam adalah agar


segenap sumber, peralatan ataupun sarana yang ada dalam suatu organisasi
tersebut dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan sampai
tingkat seminimal mungkin segenap pemborosan waktu, tenaga, materil, dan uang
guna mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Martoyo,
1988). Tujuan Manajemen Pendidikan Islam adalah menggunakan dan mengelola
seumber daya pendidikan Islam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan,
pengembangan, kemajuan dan kualitas proses dan hasil pendidikan Islam itu
sendiri.28

Setelah membaca dari beberapa kutipan tentang manajemen pendidikan


dan naskah tentang manajemen pendidikan dari Rushdi Ahmad Tuaimah, maka
manajemen pendidikan menurut Rushdi Ahmad Tuaimah sudah baik ketika
digunakan dalam pendidikan, akan tetapi faktor internal dan faktor ekternal
sanagat mempengaruhi efektivitas dan kualitas manajemen dari Rushdi Ahmad
Tuaimah itu sendiri, mulai dari guru, siswa, pengurus sampai kepada kurikulum
sangat harus diperhatikan kualitasnya,

Hal ini berbanding lurus dengan beberapa tokoh yang telah disebutkan
diatas, bahwa manajemen pendidikan sebagai suatu proses pengaturan dan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para
anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, maka
tentunya perlu diperhatikan dari segi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

27
Yuyun Elizabeth Patras, 2, (Juli 2019). Meningkatkan Kualitas Pendidikan Melalui Kebijakan
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Tantangannya. Jurnal Manajemen Pendidikan Vol.7, No.2, Hal
805.
28
Marwan syaban, KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM , Al-wardah: Jurnal Kajian
Perempuan, Gender dan Agama (Vol: 12 No: 2), 137.
dan fungsi pengendalian, agar selaras dengan tujuan yaitu Tujuan Manajemen
Pendidikan menggunakan dan mengelola seumber daya pendidikan Islam secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan, pengembangan, kemajuan dan kualitas
proses dan hasil pendidikan yang telah disepakati dan disetuji bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Tuaima Ahmad Rushdi, Al-Judah Al- Syamilah Fi Al-Ta'lim (Yordania: Dar Al


Masirah, 2006).
Santoso Agus.(2 Desember 2020).”Problematika Manajemen Pendidikan Islam”,
At-Turots: Jurnal Pendidikan Islam 2. No. 2. Https://E-Journal.Staima-
Alhikam.Ac.Id/Talimuna/Article/View/125
Kurniawan Andri. 2022. Sejmanajemen Pdendidikan Dakam Rangka Peningkatan
Sumberdaya, Cirebon; Yayasan Wiyata Bestari Samasta. Hal.
Yusuf Musfirotun (1, Juni 2009). Membangun Manajemen Mutu Pendidikan
Menghadapi Tantangan Global, Forum Tarbiyah Vol. 7, No. 1.

Mahmudah Nur Fitri. (1, April 2021). Tinjauan Pustaka Sistematis Manajemen
Pendidikan: Kerangka Konseptual Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan Era 4.0. Volume 9, No. 1.
Http://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Jamp

Patras Elizabeth Yuyun, 2, (Juli 2019). Meningkatkan Kualitas Pendidikan


Melalui Kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah Dan Tantangannya.
Jurnal Manajemen Pendidikan Vol.7, No.2.
Nurhayati Nurhayati. (Januari 2022). Determinasi Manajemen Pendidikan Islam:
Sistem Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, Dan Tenaga Pendidikan
(Literatur Manajemen Pendidikan Islam). Volume 3, Issue 1.
Https://Dinastirev.Org/Jmpis
Jamaluddin, Manajemen Mutu Teori Dan Aplikasi Pada Lembaga Pendidikan.
(Jambi, Pusaka Jambi: 2017).
Baharun Hasan, Manajemen Mutu Pendidikan.(Tulungagung, Akademia Pustaka:
2017).

Slameto, Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi. (Jakarta, Rineka Cipta:
2010).

Suyanto, Model Pembinaan Pendidikan Karakter Dilingkungan Sekolah,


(Bandung, Remaja Rosda Karya: 2010).
Prasojo Diat Lantip, Manajemen Mutu Pendidikian, Uny Press, Yogyakarta:
2016.
Maya Rahendra, Pemikiran Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag. Tentang
Manajemen Pendidikan Islam, Islamic Management, (Vol: 01/ No: 02:
2018).

Baharun Hasan, Manajemen Mutu Pendidikan Ikhtiar Dalam Meningkatkan Mutu


Pendidikan Madrasah Melalui Pendekatan Balanced Scorecard,
Tulungagung, Akademia Pustaka: 2017.
Jamaluddin, Manajemen Mutu Teori Dan Aplikasi Pada Lembaga Pendidikan,
Pusat Studi Agama Dan Kemasyarakatan: 2017.

Pananrangi Rasyid Andi, Manajemen Pendidikan, Celebes Media Perkasa: Januari


2017.
Rabiah Sitti, Manajemen Pendidikan Tinggi Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan, (Vol 6, No 1: 2019).
Syaban Marwan, Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Islam , Al-Wardah:
Jurnal Kajian Perempuan, Gender Dan Agama (Vol: 12 No: 2).

Anda mungkin juga menyukai