Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, June 2020, 8 (9), x-xx

DOI:http://10.5281/zenodo
p-ISSN: 2622-8327 e-ISSN: 2089-5364
Accredited by Directorate General of Strengthening for Research and Development
Available online at https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP

Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Nurhasanah , Uyu Muawanah ,


1 2

UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten


1,2,3

Email: nurhasanahnung12@gmail.com, uyu.muawanah@uinbanten.ac.id

Abstract
Received: Learning management is a series of management activities that include
Revised: several elements, starting from planning, organizing, controlling, and
Accepted: evaluating. In anticipation of a series of student learning activities. This
study aims to examine how learning management can be used to improve
the quality of education. The insights gained in research can shed light
on how improving the quality of education can be achieved through
education management. Therefore, we can strive to improve the quality
of education through educational management.
Keywords: Classroom Management, Learning Management

(*) Corresponding Author: nurhasanahnung12@gmail.com, uyu.muawanah@gmail.co.id

How to Cite: Nurhasanah., & Muawanah, U., (2023) Manajemen Kelas Dalam Meningkatkan kualitas
Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8(9), 1-14

PENDAHULUAN

Dalam Bahasa Inggris pengelolaan kelas disebut sebagai classroom


management, yang artinya pengelolaan identic dengan manajemen. Jamala (2006:
173) menyatakan bahwa “Manajemen kelas juga merupakan aspek yang sering
dibahas oleh para penulis dan guru profesional. Manajemen kelas adalah salah
satu tantangan yang paling penting dan sulit bagi guru, sehingga tidak ada satu
pun pendekatan terbaik”. Kebanyakan guru tidak pandai membedakan antara
masalah pendidikan dan administrasi. Masalah pendidikan harus diselesaikan
dengan pengajaran, dan masalah manajemen harus diselesaikan dengan
manajemen.
Salah satu faktor yang dapat menunjukkan tingkat kemajuan suatu bangsa
adalah sistem pendidikan. Pendidikan memegang posisi yang signifikan dalam
membentuk karakter individu yang dididik. Padahal, pendidikan dianggap sebagai
instrumen penting dalam membentuk karakter seluruh masyarakat. Signifikansi
pendidikan begitu besar sehingga membutuhkan pendekatan inovatif untuk
memenuhi beragam minat peserta didik.
Peningkatan kualitas lulusan telah menjadi tujuan utama di setiap lembaga
pendidikan. Selain mengikuti tolak ukur kelulusan yang meningkat setiap
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

tahunnya, demonstrasi kemajuan kualitas proses pembelajaran di lembaga


pendidikan menjadi hal yang krusial. Hal ini sangat penting bagi setiap guru yang
berfungsi sebagai pengelola kelas, pembuat kebijakan dalam proses pembelajaran,
dan peningkatan kualitas. Guru sebagai pendidik atau instruktur merupakan
penentu utama dalam keberhasilan setiap penyelenggaraan pendidikan. Oleh
karena itu, setiap pembahasan tentang pembenahan kurikulum, pengadaan alat
bantu pembelajaran, dan kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh
prakarsa pendidikan mau tidak mau berpusat pada guru. Ini menyoroti peran
penting guru dalam dunia pendidikan.
Guru juga memainkan peran penting dalam keberhasilan akademik siswa
di lembaga pendidikan. Mereka memikul tanggung jawab yang signifikan dalam
membina perkembangan siswa untuk mencapai tujuan hidup mereka secara
efisien. Dalam batas-batas ruang kelas, instruktur melakukan dua tugas utama -
tanggung jawab instruksional dan tugas administratif. Tugas instruksional pada
dasarnya melibatkan penciptaan dan pengorganisasian lingkungan belajar bagi
siswa. Semua aspek pendidikan, termasuk sasaran, materi pendidikan, metodologi
belajar mengajar, strategi, instrumen, dan sumber daya, serta evaluasi, digunakan
semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan pendidikan. Manajemen kelas berarti
lebih dari sekedar mengatur ruang kelas, peralatan fisik, dan proses.
Kegiatan pengelolaan kelas bertujuan untuk menciptakan suasana di dalam
kelas dan memelihara kondisi yang baik. Hal ini membuat proses belajar mengajar
menjadi efektif dan efisien. Misalnya memperkuat dan membangun hubungan
guru-siswa dan menetapkan aturan untuk kelompok produktif. Semua aspek
praktik bertemu dan berkembang di kelas. Guru dari semua kemampuan, siswa
dari semua latar belakang dan kepribadian. Silabus dengan semua komponen,
bahan ajar, dan sumber belajar, termasuk semua bahasa utama, dirangkai,
dihubungkan, dan diinteraksikan di dalam kelas. Hasil belajar dan mengajar juga
sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di dalam kelas. Oleh karena itu sudah
sewajarnya pendidikan harus profesional, efisien dan berkesinambungan.
Pengelolaan pendidikan juga perlu mendapat perhatian dan penanganan
yang lebih efektif, terutama dalam hal penekanan pentingnya pengelolaan
pembelajaran. Kurangnya bukti empiris, ditambah dengan manajemen pendidikan
nasional yang berkepanjangan dan pelaksanaan otonomi daerah, telah mendorong
berlanjutnya praktik manajemen pendidikan yang sudah ketinggalan zaman.
Untuk memastikan pengelolaan pendidikan masa depan yang lebih baik,
diperlukan otonomi yang lebih canggih dan pendekatan yang lebih demokratis.
Pencapaian siswa dalam belajarnya terutama dipengaruhi oleh pendekatan
pengajaran yang digunakan oleh para pendidik. Pendidik harus memiliki
pemahaman tentang aspek fundamental dalam melaksanakan sesi pembelajaran di
kelas. Oleh karena itu, sangat penting bagi pendidik untuk memahami prinsip-
prinsip belajar mengajar. Mengajar bukan hanya sekadar penyampaian ilmu,

-2-
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

tetapi juga melibatkan tindakan-tindakan tertentu yang akan diserap oleh siswa itu
sendiri. Penerapan teknik, strategi, dan kelengkapan dalam pengajaran merupakan
bagian dari kegiatan pengelolaan pembelajaran yang harus dilakukan oleh
pendidik. Terciptanya lingkungan belajar fisik yang kondusif dengan sumber daya
yang memadai akan memperlancar intensitas belajar siswa dan berdampak positif
terhadap pencapaian tujuan pengajaran.

METODE
Dalam penyusunan penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dengan
menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menelaah kondisi objek alam untuk memperoleh informasi
tentang pelaksanaan pengelolaan kelas dalam pembelajaran. Jadi penelitian ini
menggunakan pengumpulan data dengan cara perencaraan, pelaksanaan dan
evaluasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa Inggris yaitu “manage” yang artinya
mengatur, mengelola, merencanakan, mengusahakan dan pemimpin. Secara
etimologis, manajemen adalah seni untuk melaksanakan dan mengatur. Artinya
tindakan dalam menjalankan dan mengendalikan sebuah perusahaan atau
organisasi sejenisnya. Hal tersebut yang mendasari manajemen sebagai seni
mengelola dan mengatur agar tersusun secara rapi. Istilah manajemen tersebut
biasanya diidentikan dengan dunia bisnis dan perkantoran. Manajemen sangat
dibutuhkan agar tujuan pribadi atau organisasi bisa tercapai.
Manajemen adalah suatu seni atau prinsip yang berkaitan dengan
pengorganisasian, yaitu menyusun perencanaan, membangun organisasi dan
pengorganisasiannya, pergerakan, serta pengendalian atau pengawasan.
Manajemen juga merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengorganisasian
sehingga dapat dilakukan pengendalian dan pengawasan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, manajemen adalah berarti sebagai
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk mencapai tujuan, maka manajemen ini sangat diperlukan sehingga
menghasilkan capaian yang efesiensi dan efektifitas suatu kerja organisasi.
Manajer bekerja sebagai orang yang mengatur, merumuskan, dan melaksanakan
berbagai tindakan manajemen.
Berikut ini adalah rangkuman tentang pengertian manajemen menurut ahli;

-3-
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

Menurut Haiman, manajemen adalah tindakan mengelola melibatkan


pemanfaatan upaya orang lain untuk mencapai tujuan tertentu sambil mengawasi
kontribusi individu terhadap pencapaian tujuan bersama.
Menurut George R. Terry mengatakan bahwa manajemen adalah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan memanfaatkan
Tindakan orang lain.

Menurut Handoko, manajemen merupakan sebuah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha dari para pekerja untuk
menggunakan sumber daya sehingga mencapai tujuan organisasi yang diinginkan.

Menurut Storner manajemen merupakan suatu proses perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan anggota dengan menggunakan
sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Abdurrahman Fathoni, beliau mendefinisikan bahwa manajemen


mengacu pada prosedur perakitan tim individu dan memanfaatkan semua sumber
daya yang dapat diakses untuk mencapai tujuan yang tertentu.

Menurut Drs. H. Malayu S. P Hasibuan. Manajemen adalah keahlian atau


studi untuk mengawasi dan menangani aset lancar, termasuk personel dan aset
lainnya, aset-aset tersebut dapat diproses dan dikelola demi mencapai tujuan
tertentu.

Menurut Andrew F. Sikula, manajemen adalah suatu proses menyusun


strategi, mengawasi, mengatur, mengatur, mengarahkan, menginspirasi,
menyampaikan dan menyimpulkan pilihan-pilihan yang dijalankan oleh suatu
lembaga. Kegiatan-kegiatan itu dilakukan untuk mengelola sumber daya yang
dimiliki, sehingga menghasilkan tujuan yang berhasil menciptakan suatu produk
maupun jasa secara efisien.

Menurut Henry Fayol, beliau menuturkan bahwa di dalam manjemen


terkandung lima gagasan yaitu perancangan, mengoordinasikan, memerintah,
mengatur/mengorganisasikan, serta mengendalikan.

Menurut Millet pada tahun 1954, beliau mendefinisikan bahwa


manajemen adalah wadah sebagai sebuah proses kepemimpinan untuk
melancarkan kegiatan yang dikerjakan. Pendapat Millet pada tahun 1954
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses kepemimpinan untuk
melancarkan pekerjaan yang dilakukan. Proses yang disebutkan di atas dicapai

-4-
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

melalui penataan formal individu di dalamnya dan pembentukan unit kolektif


untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Menurut Prof. Oie Liang Lee menyatakan bahwa manajemen adalah


disiplin dan kreativitas mengatur tenaga manusia dan mengawasinya dengan
menggunakan instrumen. Semua ini dilakukan demi meraih tujuan akhir yang
sudah ditetapkan.

Menurut Plunkett et.al, Manajemen adalah satu atau lebih manajer baik
secara individu maupun secara kolektif menyusun dan mencapai tujuan. Tujuan
tersebut diraih dengan melaksanakan fungsi-fungsi yang saling terkait; seperti
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, mengawasi dan mengarahkan
serta mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki; Sumber Daya Manusia
(SDM), bahan baku atau material.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep


dasar manajemen adalah sebuah proses yang didalamnya terdapat kegiatan
pengorganisasian, perencanaan, dan pengelolaan sumber daya untuk
mencapai tujuan.

Tujuan
Tujuan manajemen adalah untuk mencapai hasil yang optimal sambil
meminimalkan biaya atau tenaga, melalui pemanfaatan yang efektif dari semua
sumber daya yang tersedia seperti personel, peralatan, dan sumber daya keuangan
yang telah diatur sesuai dengan strategi yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk
mencapai tujuan, maka manajemen ini sangat diperlukan sehingga menghasilkan
capaian yang efesiensi dan efektifitas suatu kerja organisasi. Manajer bekerja
sebagai orang yang mengatur, merumuskan, dan melaksanakan berbagai tindakan
manajemen. Secara umum juga, tujuan manajemen adalah memperoleh hasil
maksimal sesuai target yang sudah ditentukan sebelumnya. Untuk memastikan
pencapaian tujuan manajemen yang paling efisien, persaingan yang ditargetkan
diperlukan. Selama rencana tersebut dijalankan dengan pengawasan, tujuan
manajemen dapat dicapai secara maksimal.

Adapun tujuan dari manajemen yaitu:

1. Menjalankan dan menilai strategi perencanaan yang telah dikonsep agar


pelaksanaannya berjalan sesuai arahan.

2. Melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan fungsi manajemen juga cara


kerja kelompok ketika menjalankan tugasnya.

-5-
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

3. Melakukan pembaharuan terhadap fungsi manajemen terutama pada


strategi pelaksanaannya. Hal ini dilakukan agar target tetap tercapai
apabila ada kendala dalam pelaksanaan rencana.

4. Meninjau kekuatan organisasi, mengetahui kelemahan, juga


mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi.

5. Membuat sebuah terobosan baru yang berfungsi meningkatkan kinerja


kelompok. Inovasi ini juga pastinya akan berimbas positif terhadap
pencapaian rencana sesuai target.

Fungsi

Dalam manajemen terdapat 4 fungsi pokok, diantaranya adalah


perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (leading),
dan pengawasan (controlling).

Berikut penjelasannya:

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah prosedur menetapkan tujuan dan memutuskan


langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya. Langkah awal dalam
perencanaan adalah mengidentifikasi tujuan, yang diambil dari pernyataan visi
dan misi.

Perencanaan adalah tugas manajerial mendasar yang mencakup


pengambilan keputusan terlebih dahulu tentang apa yang perlu diselesaikan,
kapan harus diselesaikan, cara pelaksanaannya, dan siapa yang bertanggung jawab
atas pelaksanaannya. Tindakan perencanaan memerlukan prosedur kognitif untuk
menetapkan tujuan dan menyusun berbagai strategi untuk mencapai tujuan
tersebut. Perencanaan mengacu pada proses merenungkan sebelum mengambil
tindakan. Ini memungkinkan kami untuk mendapatkan wawasan tentang apa yang
ada di depan dan secara proaktif menentukan cara menangani skenario potensial.
Perencanaan membutuhkan analisis yang beralasan dan penilaian yang baik.

2. Pengorganisasian (organizing)
Pada titik ini, tanggung jawab Anda adalah membentuk tim/struktur yang
sesuai untuk menjalankan strategi yang telah dirancang. Fase ini juga melibatkan
pengalokasian sumber daya, khususnya sumber daya manusia. Administrator
mengidentifikasi peran atau posisi yang diperlukan dalam organisasi. Posisi-posisi

-6-
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

ini dibuat dengan menentukan kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab


masing-masing, serta keterkaitannya dengan posisi yang lain. Di antara banyak
posisi yang ada dalam organisasi, mereka harus berkolaborasi dan bekerja secara
harmonis untuk mencapai tujuan perusahaan. Saat menugaskan individu ke peran
atau tim tertentu berdasarkan tugas mereka, penting bagi manajer untuk membuat
pilihan optimal terkait pemanfaatan personel yang tersedia.

Istilah "organisasi" memiliki definisi yang luas. Definisi utama mengacu


pada pembentukan atau tim operasional, seperti perusahaan, pusat medis,
departemen publik, atau klub atletik. Interpretasi sekunder berkaitan dengan
tindakan mengatur, dimana alokasi dan pendelegasian tugas organisasi di antara
para anggotanya dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan organisasi
dengan efisiensi maksimal. Pengorganisasian yang bisa disebut dengan penataan
juga merupakan prosedur untuk membuat kerangka kerja resmi, mengkategorikan
dan mengatur dan mendistribusikan tanggung jawab atau tugas di antara individu
perusahaan, untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dapat dicapai dengan
baik.

Prosedur penyusunan dapat diilustrasikan dengan pendekatan tiga fase:

 Menyediakan akun komprehensif dari semua tugas yang diperlukan


untuk mencapai tujuan organisasi.

 Alokasi seluruh tugas menjadi tugas-tugas yang layak dapat dilakukan


oleh seorang individu dikenal sebagai pembagian kerja. Pembagian
pekerjaan tidak boleh berlebihan sehingga tidak dapat diselesaikan
atau terlalu ringan sehingga mengakibatkan waktu yang tidak
produktif, karena tidak efektif dan menimbulkan pengeluaran yang
tidak perlu.

 Akuisisi dan pembentukan sistem untuk menyinkronkan upaya


rekanan pendirian menjadi entitas yang kohesif dan serasi. Sistem
sinkronisasi ini akan membantu anggota organisasi dalam
mempertahankan fokus pada tujuan organisasi dan mengurangi
pemborosan dan perselisihan yang merugikan.
Misalkan Anda memiliki tim yang terdiri dari dua puluh orang, bagaimana
mereka dapat dialokasikan berbagai tugas untuk berkolaborasi dan mencapai
tujuan? Saat membagi tanggung jawab, penting untuk mempertimbangkan sifat
dan keahlian yang berbeda dari setiap anggota tim untuk memastikan efisiensi
maksimum.

-7-
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

3. Pengarahan (leading)

Pengarahan melibatkan semua anggota tim, memupuk rasa kolaborasi dan


komitmen untuk mencapai tujuan. Bimbingan mendorong semua anggota
kelompok untuk bekerja sama secara harmonis dan dengan dedikasi untuk
mencapai tujuan, sesuai dengan upaya yang dilakukan dalam perencanaan dan
pengorganisasian. Penulis menegaskan bahwa pengarahan adalah ketika seorang
pemimpin dapat membimbing dan mengawasi bawahannya untuk bekerja secara
produktif dan mahir menuju tujuan yang diinginkan perusahaan.

Pada fase awal inilah keberanian seorang pemimpin diuji. Pemimpin harus
menunjukkan otoritas, karakter, pengaruh, dan bakat mereka untuk
menyampaikan ide-ide untuk secara efektif mengawasi individu dan kelompok
secara harmonis. Kenyataannya, kemampuan memimpin bagi social entrepreneur
yang masih pemula merupakan hal yang perlu terus menerus disempurnakan dan
ditingkatkan. Implementasi (pelaksanaan) mengacu pada tindakan melaksanakan
atau memberlakukan semua rencana, konsep, pemikiran, dan gagasan yang telah
terbentuk sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama. Selama fase eksekusi,
biasanya menghadapi rintangan tertentu, sementara beberapa dapat langsung
mencapai kesuksesan. Proses implementasi umumnya melibatkan memimpin dan
menginspirasi tenaga kerja, serta meningkatkan kompetensi personel untuk
melakukan tugasnya. Pada titik ini, semua strategi yang telah dirumuskan telah
diverifikasi untuk dijalankan dan ditegakkan dengan benar.

Contohnya; Perusahaan A memulai prosedur produksi pakaian, di mana


pejabat mengawasi sumber daya manusia dan secara konsisten memberikan
dorongan. Semua praduga dijalankan sepenuhnya.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan adalah suatu jenis pengaturan atau penilaian atas efisiensi


suatu perusahaan. Ini dilakukan untuk menjamin bahwa tindakan yang
direncanakan, disusun, dan dilaksanakan sejalan dengan desain sebelumnya.
Tugas pengawasan diselesaikan dengan mengidentifikasi setiap ketidaksesuaian
dari rencana, mengidentifikasi dan memeriksa akar penyebab masalah, mencoba
mencari penyelesaian, dan mengawasi kinerja personel.

Contohnya seperti nampaknya masih terdapat beberapa kendala dalam


pelaksanaannya, seperti gangguan pada aspek teknis baik produksi maupun
penjualan. Obatnya adalah mengambil langkah-langkah untuk menghindari
terulangnya dan untuk memastikan proses yang mulus.

-8-
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

Unsur-unsur

Pengertian unsur manajemen adalah upaya yang ditujukan untuk


memungkinkan kolektif untuk mencapai tujuannya atau menyelaraskan dengan
tujuannya. Unsur dari kegiatan manajemen yang penting untuk diterapkan dalam
perusahaan terdiri dari 6 aspek yaitu;
1. Man (Manusia)
2. Money (Uang)
3. Material (Bahan)
4. Mechine (Mesin)
5. Method (Metode)
6. Market (Pasar)

Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip manajemen merupakan konsep yang berfungsi sebagai peta jalan
untuk melakukan kegiatan manajemen. Penerapan prinsip-prinsip manajemen
yang akurat dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya. Sesuai Modul
Ekonomi Kelas X oleh Yanti Herlinawati, Henry Fayol menetapkan prinsip-
prinsip manajemen berikut ini:

1. Pembagian kerja (Division of Work)

2. Wewenang dan tanggung jawab (Authoriryand Responsibility)

3. Disiplin (Discipline)

4. Kesatuan Perintah (Unity of Commmand)

5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)

6. Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi


(Subordination of Individual Interest to the Common Good)

7. Pemberian Upah (Renumeration)

8. Pemusatan (Centralization)

9. Jenjang jabatan (The Hierarchy)

10. Tata Tertib (Order)

11. Keadilan (Equty)

-9-
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

12. Stabilitas pegawai (Stability of Staff)

13. Inisiatif (Initiative)

14. Semangat Kerja (Esprit de corps

Hakikat Manajemen

Inti dari manajemen adalah tata cara pemberian arahan, pembinaan,


pengawasan, komando, dan pengaturan fasilitas lainnya.

Pengertian Manajemen Kelas

Manajemen kelas merupakan unsur berkaitan dengan melibatkan


organisasi, pelaksanaan, dan pengaturan tugas-tugas pendidikan yang dilakukan
oleh instruktur dalam batas-batas ruang kelas, dengan tujuan akhir mencapai hasil
belajar yang diinginkan.

Tujuan Manajemen Kelas

Tujuan mendasar dari pengelolaan ruang kelas terkait erat dengan tujuan
pendidikan. Secara garis besar, tujuan pengelolaan kelas adalah untuk melengkapi
sumber daya bagi kegiatan belajar siswa yang beragam dalam lingkungan sosial,
emosional, dan kognitif di dalam kelas. Sumber daya yang disediakan
memfasilitasi siswa untuk belajar dan melakukan tugas mereka, membangun
suasana sosial yang menyenangkan yang menawarkan kepuasan, lingkungan yang
disiplin, pertumbuhan intelektual, emosional dan sikap, dan rasa hormat kepada
siswa.

Ruang Lingkup Manajemen Kelas

Yang dimaksud dengan “lingkup fisik” mengacu pada kemampuan


manajemen kelas untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut, ruang kelas harus dijaga kebersihan
dan kesehatannya, penataan tempat duduk harus proporsional, dan elemen
dekorasi apapun harus sesuai. Ruang kelas harus dirancang senyaman dan
semenarik mungkin secara visual, untuk mempromosikan pengalaman belajar
yang positif bagi siswa. Aspek non fisik pengelolaan kelas meliputi kegiatan,
perilaku, komunikasi, dan suasana kelas secara keseluruhan. Pengelolaan kelas
juga dapat melibatkan penegakan disiplin siswa, pengendalian perilaku siswa, dan
penyelesaian konflik yang mungkin timbul selama kelas.

- 10 -
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

Manajemen Pembelajaran

Perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi dengan


pendidik dan sumber belajar dalam lingkungan yang ditentukan disebut sebagai
pembelajaran. Pendidik menawarkan bimbingan untuk memfasilitasi
pengembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, pembentukan karakter,
dan pembentukan sikap dan keyakinan pada siswa. Pada hakekatnya, belajar
adalah sarana yang memungkinkan siswa mencapai hasil pendidikan yang
optimal.

Unsur pendidikan merupakan gabungan dari berbagai hal yang saling


berhubungan yang sangat menentukan dalam proses belajar mengajar. Dalam
proses pembelajaran terdapat komponen-komponen yang berhubungan dengan
proses pembelajaran, antara lain: pengajar, murid, tujuan, teknik, sumber, alat
bantu pembelajaran (media), dan evaluasi. Interaksi antara unsur pengajar dan
siswa harus seimbang, artinya harus ada komunikasi timbal balik antara mereka,
baik secara langsung, tidak langsung, maupun melalui media. Siswa tidak boleh
hanya dipandang sebagai subjek belajar yang kurang pengetahuan. Mereka
memiliki latar belakang, minat, kebutuhan, dan kemampuan yang beragam. Peran
instruktur tidak terbatas sebagai pengajar (penyampai pengetahuan), tetapi juga
sebagai pembimbing, pengembang, dan fasilitator kegiatan pembelajaran yang
dapat membantu siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai suatu
sistem, masing-masing komponen tersebut membentuk suatu keseluruhan atau
kesatuan yang utuh. Setiap elemen berinteraksi dengan yang lain, secara aktif
berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, dalam menentukan
materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, akan
digunakan strategi yang tepat didukung dengan media yang tepat. Dalam
menentukan evaluasi pembelajaran akan mengacu pada tujuan pembelajaran,
sumber yang disediakan oleh media, strategi yang digunakan, dan komponen lain
yang saling bergantung dan saling meresapi.

Strategi Dan Media Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran merupakan penyusun struktur pembelajaran


yang tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur lain dalam sistem tersebut. Dengan
kata lain, taktik pembelajaran dipengaruhi oleh faktor penentu lainnya. Faktor
yang memengaruhi pendekatan pembelajaran meliputi tujuan, sumber daya,
murid, fasilitas, durasi, dan instruktur. Untuk mencapai keberhasilan dalam
belajar sangat erat kaitannya dengan pemilihan pendekatan pembelajaran yang
tepat. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek
untuk menentukan strategi yang paling cocok. Aspek-aspek tersebut meliputi

- 11 -
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

unsur obyektif, aspek materi, faktor terkait siswa, kendala waktu, dan faktor
terkait guru. Pada hakekatnya, media mengacu pada kumpulan medium yang
berfungsi sebagai perantara atau pengantar. Untuk mengelaborasi lebih jauh,
berbagai perspektif otoritatif tentang media pendidikan, seperti Rossi dan Breidle
(1966: 3), mengandaikan bahwa media pengajaran mencakup semua instrumen
dan sumber yang memfasilitasi pembelajaran, seperti radio, televisi, sastra, surat
kabar, majalah, dan sejenisnya.

Konsep Pengelolaan Pembelajaran

Pengelolaan adalah suatu proses yang dimulai dari mengumpulkan


informasi, menyusun strategi, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengamati
administrasi untuk menghasilkan suatu hasil, yang dapat menjadi dasar untuk
perbaikan dan kemajuan dalam administrasi yang berhasil. Undang-undang
Sisdiknas No.20 Tahun 2003 menegaskan bahwa: “Pendidikan adalah perbuatan
melibatkan anak didik dengan materi pendidikan dalam suatu lingkungan
pendidikan”. Menurut pengertian ini, proses pendidikan terdiri dari dua tugas
mendasar, khususnya pendidikan dan pengajaran. Tugas-tugas ini bertujuan untuk
memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan kognitif mereka. Hal ini
mengandung arti bahwa pendidikan mensyaratkan adanya interaksi antara dua
pihak, yaitu guru yang bertanggung jawab menyampaikan ilmu pengetahuan dan
siswa yang bertanggung jawab mengasimilasikannya.
Pendidikan kreatif adalah prosedur pendidikan yang menuntut pendidik
untuk menginspirasi dan menarik kecerdikan para sarjana saat mendidik,
memanfaatkan beragam teknik dan taktik seperti tugas kolaboratif, skenario
simulasi, dan pemikiran kritis.

Komponen pengelolaan pembelajaran


Soegito menyatakan bahwa pada umumnya terdapat dua unsur
fundamental dalam penguasaan keterampilan manajemen untuk belajar. Ini
termasuk keterampilan yang berkaitan dengan tindakan pencegahan, yang
melibatkan pembentukan dan pelestarian lingkungan belajar yang ideal, dan
keterampilan yang terkait dengan tindakan korektif, yang melibatkan pemulihan
kondisi pembelajaran yang optimal. Untuk mengelaborasi lebih lanjut masing-
masing unsur tersebut, berikut ini dapat diuraikan:
1. Kemahiran dalam membangun dan mempertahankan lingkungan
pendidikan yang ideal.
2. Keterampilan dalam pengembelian kondisi belajar optimal.

Tujuan Pengelolaan Manajemen

- 12 -
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

Banyak elemen memengaruhi kualitas dan volume pengetahuan yang


diperoleh siswa di dalam kelas. Faktor-faktor ini termasuk instruktur, ikatan
interpersonal di antara teman sekelas, dan suasana kelas secara keseluruhan.
Akibatnya, sangat penting bahwa instruktur mengelola kelas sebagai ranah
pembelajaran, yang merupakan aspek penting dari lingkungan sekolah.
Lingkungan ini diatur dan dipantau untuk memastikan bahwa kegiatan pendidikan
sejalan dengan tujuan akademik. Selanjutnya, mengawasi lingkungan belajar
menentukan sejauh mana ia berfungsi sebagai lingkungan belajar yang kuat.
Lingkungan yang optimal adalah lingkungan yang menuntut dan memotivasi
siswa, memupuk rasa aman, dan memunculkan kepuasan saat mencapai tujuan.
Oleh karena itu, menurut Entang M (2007: 5), tujuan utama pengelolaan
pendidikan adalah melengkapi dan menggunakan fasilitas kelas untuk berbagai
kegiatan pedagogis dengan tujuan akhir mencapai hasil yang menguntungkan.
Tujuan yang berbeda mencakup memelihara kemampuan siswa dalam
memanfaatkan sumber daya pendidikan, menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk belajar dan bekerja, dan membantu siswa dalam mencapai hasil yang
diharapkan.

KESIMPULAN
Secara etimologis, manajemen adalah seni untuk melaksanakan dan
mengatur. Hal tersebut yang mendasari manajemen sebagai seni mengelola dan
mengatur agar tersusun secara rapi. Tujuan manajemen adalah untuk mencapai
hasil yang optimal sambil meminimalkan biaya atau tenaga, melalui pemanfaatan
yang efektif dari semua sumber daya yang tersedia seperti personel, peralatan, dan
sumber daya keuangan yang telah diatur sesuai dengan strategi yang telah
ditentukan sebelumnya. Secara umum juga, tujuan manajemen adalah
memperoleh hasil maksimal sesuai target yang sudah ditentukan sebelumnya.
Pengertian unsur manajemen adalah upaya yang ditujukan untuk memungkinkan
kolektif untuk mencapai tujuannya atau menyelaraskan dengan tujuannya. Unsur
dari kegiatan manajemen yang penting untuk diterapkan dalam perusahaan terdiri
dari 6 aspek yaitu;. Prinsip manajemen merupakan konsep yang berfungsi sebagai
peta jalan untuk melakukan kegiatan manajemen. Tujuan mendasar dari
pengelolaan ruang kelas terkait erat dengan tujuan pendidikan. Secara garis besar,
tujuan pengelolaan kelas adalah untuk melengkapi sumber daya bagi kegiatan
belajar siswa yang beragam dalam lingkungan sosial, emosional, dan kognitif di
dalam kelas. Ruang kelas harus dirancang senyaman dan semenarik mungkin
secara visual, untuk mempromosikan pengalaman belajar yang positif bagi siswa.
Pengelolaan kelas juga dapat melibatkan penegakan disiplin siswa, pengendalian
perilaku siswa, dan penyelesaian konflik yang mungkin timbul selama kelas.
Perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui interaksi dengan pendidik dan
sumber belajar dalam lingkungan yang ditentukan disebut sebagai pembelajaran.

- 13 -
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

Pada hakekatnya, belajar adalah sarana yang memungkinkan siswa mencapai hasil
pendidikan yang optimal. Faktor yang memengaruhi pendekatan pembelajaran
meliputi tujuan, sumber daya, murid, fasilitas, durasi, dan instruktur. Untuk
mencapai keberhasilan dalam belajar sangat erat kaitannya dengan pemilihan
pendekatan pembelajaran yang tepat. Pengelolaan adalah suatu proses yang
dimulai dari mengumpulkan informasi, menyusun strategi, mengkoordinasikan,
melaksanakan dan mengamati administrasi untuk menghasilkan suatu hasil, yang
dapat menjadi dasar untuk perbaikan dan kemajuan dalam administrasi yang
berhasil. Soegito menyatakan bahwa pada umumnya terdapat dua unsur
fundamental dalam penguasaan keterampilan manajemen untuk belajar. Ini
termasuk keterampilan yang berkaitan dengan tindakan pencegahan, yang
melibatkan pembentukan dan pelestarian lingkungan belajar yang ideal, dan
keterampilan yang terkait dengan tindakan korektif, yang melibatkan pemulihan
kondisi pembelajaran yang optimal. Banyak elemen memengaruhi kualitas dan
volume pengetahuan yang diperoleh siswa di dalam kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, D. W. (2011). Manajemen operasi jasa.


Ridwan, A. H., & Saebani, B. A. (2013). Manajemen Baitul mal watamwil.
Al Mudzaifah, E. U. (2021). Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam melalui Manajemen Kelas di SD Negeri 2 Pasaleman Kabupaten
Cirebon (Doctoral dissertation, IAIN Syekh Nurjati Cirebon).
Angin, L. M. P., & Edwina, Y. (2022). IMPLEMENTASI DAN MANAJEMEN
PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN MUTU
PEMBELAJARAN DI KELAS. Uwais Inspirasi Indonesia.
Anton, A., & Usman, U. (2020). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui
Pendekatan Pengelolaan Kelas. TAJDID: Jurnal Pemikiran Keislaman
Dan Kemanusiaan, 4(1), 69-83.
Asmara, Y., & Nindianti, D. S. (2019). Urgensi Manajemen Kelas untuk
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Sindang: Jurnal Pendidikan Sejarah dan
Kajian Sejarah, 1(1), 12-24.
Alfian, E. (2017). Manajemen Pembelajaran Dalam Kaitannya Dengan
Peningkatan Kualitas Guru. Manajemen Pendidikan Islam, Vol 5
Mukarromah Siti, Rosyidah Arini, N. M. D. (n.d.). Manajemen Pembelajaran
dalam Meningkatkan Mutu Di Madrasah. Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam.
Saifulloh, A. M., & Darwis, M. (2020). Manajemen Pembelajaran Dalam
Meningkatkan Efektivitas Proses Belajar Mengajar di Masa Pandemi
Covid-19. Bidayatuna, 3(2).

- 14 -
Author. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 21(1), 1-6

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Cet. IV; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 5.
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif (Cet. IV; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013), h. 5
Jones, Gareth R., George, Jennifer M. (2016), Contemporary Management, 9th ed,
New York: McGraw-Hill Education
LEADERSHIP AND MANAGEMENT IN SOCIAL ENTERPRISES (2017) oleh
European Social Entrepreneursreferensi fungsi manjemen
Sanjaya, W. (2013). Strategi pembelajaran: mengembangkan profesionalisme
guru. Jakarta: Kencana.
Sunaengsih, C. (2017). Buku Ajar Pengelolaan Pendidikan. Sumedang: UPI
Sumedang Press.
Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Anas Salahudin. 2010. Bimbingan & konseling. Bandung: CV Pustaka Setia.
Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Anang Firmansyah, Budi Mahardika, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta, Budi
Utama: 2020), Hlm. 1
Hasibun, Malayu S.P, Manajemen. Cet III, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
U. Saefullah, Manajemen Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 1.
Baharuddin dan Moh,Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN-
Maliki Press

- 15 -

Anda mungkin juga menyukai