PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik agar secara aktif
insani. Apabila kita melakukan segala sesuatu itu maka harus dikerjakan dan
dikelola dengan baik, rapi, tertib, dan teratur. Tidak boleh dilakukan secara asal
asalan agar didapatkan hasil yang maksimal. Manajemen dalam arti mengatur
segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, sebaliknya sulit dan sebesar apapun
suatu hal apabila diproses dengan manajemen yang baik maka bias dipastikan
1
atau evaluasi dan pemberdayaan segala sumber daya yang ada. Begitu juga
pendidikan tidak akan berhasil tanpa diatur sesuai dengan fungsi dan peran
bahwa yang dimaksud pendidikan adalah “ Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
suatu pendidikan yang baik dan berkualitas sebagaimana yang tersurat dalam
UUSPN tersebut maka perlu adanya sebuah manajemen yang baik terutama dalam
bidang kurikulum yang akan diajarkan kepada anak didik baik mengenai tujuan,
atau evaluasi agar program pendidikan dapat berjalan dengan baik dan sesuai
belajar efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
2
Dapat disimpulkan manajeman kurikulum dalam bidang pendidikan
berbasis sekolah.
konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan guru diuji dalam
bentuk perbuatan yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan
seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu, gurulah pemegang kunci
sekolah dengan kata lain, kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan
3
disekolah. Kalau kurikulum merupakan syarat mutlak, hal itu berarti bahwa
kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pelajaran.
yang lain dan asing terhdapap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu,
dan pembelajaran berbasis sekolah yang baik dan sesuai dengan perkembangan
4
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Soppeng ?
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Soppeng?
D. Manfaat Penelitian
belajar mandiri dan mendorong siswa agar lebih termotivasi dalam belajar.
dalam pembelajaran.
5
d. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
e. Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi masukan baru yang statusnya
mutu pendidikan
6
BAB II
A.Kajian Pustaka
1. Manajemen Kurikulum
sendiri.
manajemen biasa diartikan sebagai seni, ilmu dan proesi. Follet mengartikan “
Manajemen sebagai seni, karena untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif
dan efisien, seorang manajer harus bias mengatur dan menggerakkan orang untuk
Pengertian manajemen secara umum seperti yang telah diulas diatas, para
ahli dan pakar memiliki pendapat yang berbeda beda dalam mendefinisikan apa
7
Menurut Asep Sudarsyah dkk (2009 : 191) manajemen kurikulum sebagai
Pendidikan (KTSP).
situasi belajar efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan
Dari definisi para ahli tersebut diatas dapat dibuat sebuah kesimpulan
8
Penjabaran perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
a) Perencanaan
dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan
itu. Roger A. Kauffman (1972:185) yang dikutip oleh Nanang Fattah bahwa
dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meskipun dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Ketiga
kegiatan itu adalah (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai (2) pemilihan
program untuk mencapai tujuan itu (3) identifikasi dan pengerahan sumber yang
b) Pengorganisasian (organizing).
dengan menentukan sejumlah satuan atau unit kerja, yang menghimpun pekerjaan
c) Pengarahan (actuating)
Bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sesuai dengan
9
d) Pengendalihan (controlling)
Menurut Asep Sudarsyah dkk, (2009 :192) adapun prinsip dan fungsi
10
d) Efektifitas dan efisiensi, rangkai kegiatan manajemen kurikulum harus
hasil yang berguna dengan biaya, tenaaga dan waktu yang relatif
singkat.
juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara
11
dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar.
pengelolaan kurikulum.
bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan
12
2. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah
Sekolah
terdiri dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Secara umum
manajemen dapat diartikan sebagai proses mengelola sumber daya secara efektif
pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan jangka
mempunyai kata dasar basis atau dasar. Ketiga , kata sekolah merujuk pada
lembaga tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Bertolak dari arti ketiga
istilah itu, maka Manajemen Berbasis Sekolah dapat didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan sumber daya yang berdasar pada
sekolah itu sendiri dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
13
Sedangkan menurut Slamet PH (2001) mendefinisikan MBS dengan
bertolak dari kata manajemen, berbasis, dan sekolah. Menurut Slamet, manajemen
didik atas dasar ketentuan-ketentuan yang bersifat legalistik (makro, meso, mikro)
Nasional, pasal 51, ayat (1) menyatakan, “Pengelolaan satuan pendidikan anak
bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendi dikan, yang dalam hal
ini kepala sekolah/ madrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah/madrasah
dalam penjelasan pasal 51 ayat (1) UU Sisdiknas No. 23 Tahun 2003 merupakan
14
bentuk desentralisasi yang bersifat relatif dan mengacu kepada perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku baik di tingkat nasional maupun di daerah.
Sungguh pun demikian, dengan MBS, tanggung jawab sekolah menjadi lebih
Selanjutnya, peran komite sekolah yang dalam hal ini merupakan refleksi
b. Standar Penilaian
3) tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir
memprediksi; dan
15
4) pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses
oleh guru.
pendidikan;
sumber informasi;
wajar.
16
- menggunakan metoda pembelajaran yang bervariasi, inovatif dan tepat
bagi peserta didik dari yang mampu belajar dengan cepat sampai yang
lambat;
mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan
c. Ruang Lingkup
meliputi:
1) implementasi kurikulum
4) proses pembelajaran
a) perencanaan pembelajaran
b) pelaksanaan pembelajaran
17
c) penilaian pembelajaran
a) sistem pembelajaran
b) beban belajar
a) konsep dasar
e) prinsip pakem
f) keunggulan pakem
g) ciri-ciri pakem
3. Kualitas pendidikan
modem bahasa indonesia adalah ‘kualinet’ ;’mutu’; baik buruknya suatu barang
.Seperti halnya yang dikutip oleh Quraish bahwasnya kualitas adalah “baik
18
Kualitas pendidikan merupakan kemanpuan sistem pendidikan dasar,baik
dari segi pengelolaan maupun dari segi pendidikan ,yang di arahkan secara
nilai yang merefleksi sosil kultural religus yang khas indonesia yang
19
d. Sekolah yang menjalin kelangsungan hubungan kemitraan yang
harmonis dan sehat antar kepala sekolah yang secara administratif dan
akademik.
pengajaran.
akademik.
pendidikan yang terjadi karena adanya suatu yang mendorong yang berasal dari
masyarakat itu sendri,tetapi dapat pula dari luar misalnya karena adanya pengaruh
pendidikan yang berdasarkan atas usaha-usaha sadar, terencana dan berpola dalam
tuntutan zamannya.
20
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kualitas
pendidikan yaitu:
lain.
yang aktual yang secara sitematis akan dipecahkan secara inovatif. Cara yang
inofatif dimaksud adalah segala cara pemecahan yang terpilih dan secara nyata
21
sebagaimana telah diketahui bahwa dalam pelaksaanaan pendidikan dalam
satu lembaga pendidikan tidak lepas dari beberapa faktor di bawah ini:
1. Fator guru
pendidikan, sebab guru lah yang merupakan pengerak utama dalam melaksanakan
workshop,seminar dan lain-lain. Dengan cara seperti itu maka guru tidak
juga mengadakan studi banding kesekolah yang lebih maju. Dengan cara
seperti itu guru akan memperoleh masukan tentang hal-hal yang berkenan
b. Mengadakan musyawarah
dalam forum rapat atau musyawarah tersebut para guru akan memproleh
langka yang lebih baik dalam proses belajr mngajar dan juga dengan
22
musyawarah dapat menyelasaikan masalah.Untuk musyawarah guru mata
Peserta didik merupakan ojek dari pendidikan oleh karena itu kualitas
pendidikan tidak akan terlepas dari tingkah laku,minat dan bakat peserta didik.
Karena itu pembina terhadap anak harus dilakasanakan secara terus menerus
kualitas pendidikan ini telah menemukan titik tolak berpijak yang mantap
dan jelas yaitu pada kepentingan muruid atau subjek belajar. Maka salah
kembangkan pula berbagi kurikulum dan metode mengajar yang lebih sesuai,
23
Tidak dapat disangka baha perkembangan teknologi yang telah
lancar dan sebaiknya. tetapii disisi lain terjadi pula akibat-akibat negatif seperti
pengadaan staf.
24
5. Strategi Majemen Kurikulum Sebagai Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan
besar atau haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan
pendidikan tertingi.
sekolah dasar (SD), TK, dan SLB, labolatorium IPA dan SMP&SMA,
sekolah.
25
Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum,baik
dilaksakan secara efektifdan efesien serta mencapai hasil yang diharap kan, maka
masukan sumber kurang bermutu, maka akan dapat menghasilkan output yang
berkualitaspula.
nasional, seperti yang dapat dalam UUSPN No 20 Tahun 2003 pasal 3 yang
berbunyi:
26
didik agar menjadi manuasia yang beriman dan bertakwa kepda Tuhan Yang
berikut:
b. Memiliki etika
d. Kemanpuan berkomunikasi/sosial.
manajemen sekolah
27
oleh para pengelolah (kepala sekolah,administrator,supervisor,tata usaha) dan
buku pedoman guru, buku pelajaran,dan yang trakhir strategi belajar mengajar.
lulusan yang berkualitas yaitu lulusan yaang memiliki prestasi akademikdan non
baik, maka pendidikan yang berkualitasbukan hanya sekedar wacana tetapi dapat
28
Jadi dengan pelaksanaan manajemen kurikulumini diharapkan proses
belajer mengajar yang terjadi disekolah dapat berjalan dengan baik,sehingga dapat
B. Kerangka Pikir
29
secara skematik karangka pikir penilaian ini dapat dilihat pada gambar berikut
dibawah ini.
Manajemen Pembelajaran
perencanaan
pengorganisasian
pengarahan
Pengendalian
C. Hipotesis Penelitian
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katak- kata tertulis
jenis lain ciri-cirinya yaitu: 1) latar ilmiah, 2) manusia sebagai alat atau
batas yang ditentukan oleh fokus, 9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan oleh
fokus, 10) desain yang bersifat sempurna, 11) hasil penelitin yang dirundingkan
dan unit yang diteliti.”Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan
hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik generasi
atau kenyataan social. Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
31
Penerapan Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Berbasis Sekolah Dalam
gejala (fenomena) yang dilihat, didengar dan dibaca (lewat wawancara atau
bukan, catatan lapangan, foto, video, tape, dokumen pribadi catatan atau memo,
untuk menguji hipotesis, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu
variabel, gejala, keadaan, dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi
tidak terlalu lazim. Yang umumnya adalah bahwa penelitian deskriptif tidak
a. lokasi Penelitian
tujuan agar lebih mudah untuk mencari informasi tentang manajemen kurikulum
dan pembelajaran berbasis sekolah terhadap mutu pendidikan dan juga karena
32
sekolah ini dari tahun ke tahun mengalami kemajuan. Baik dalam hal
b. Subjek Penelitian
1. Kepala Sekolah
2. Guru
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini berangkat dari faktor yang diteliti yaitu mencari
33
serta guru di SDN 146 Gattareng Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
kualitatif, yaitu:
2. Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang
3. Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah
E. Instrumen Penelitian
Kabupaten Soppeng.
Menurut Arikunto (2006 : 149) merupakan alat bantu bagi peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga mudah di olah.
34
instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah instrumen
pokok dan intrumen penunjang. istrumen pokok adalah manusia itu sendiri
wawancara.
Agar dalam pengumpulan data pada penelitian ini mendapat data yang
1. Pengamatan (observasi)
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi observasi ini
35
Menurut Buford Junker dalam Patton (1980) menjelaskan tentang macam-
2. Interview (wawancara)
penyelidikan. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam
proses tanya jawab itu, dan masing-masing pihak dapat menggunakan saluran-
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Moleong antara lain: “mengkonstruksi
36
pengejar informasi (information hunter), sedang pihak lainnya dalam
oleh peneliti dan para informan tahu kalau sedang di wawancarai dan juga
orang guru dari berbagai macam bidang studi dan tiga orang siswa.
3. Dokumentasi
yaitu mencari atau mengambil data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger,
37
agenda dan sebagainya.
termasuk dalam dokumen pribadi adalah buku harian, surat pribadi dan
autobiografi.
catatan, arsip kepengurusan atau struktur lembaga atau organisasi, jumlah tenaga
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
38
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data
yang di peroleh dari berbagai sumber, tidak jauh beda dengan langkah-langkah
1) Mencatat dan menelaah seluruh hasil data yang diperoleh dari berbagai
harus menguji keabsahan data agar memperoleh data yang valid maka
39
1. Observasi terus menerus
terhadap subyek yang diteliti agar dapat mengetahui aspek-aspek yang penting
2. Triangulasi.
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
3. Pengecekan Anggota.
dianggap mewakili.
40
5. Kecukupan Referensi.
tercatat atau terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji sewaktu
H. Indikator Keberhasilan
1. tahap persiapan
2. tahap pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah pengumpulan data dengan
41
dan menyimpulkan data.
3. tahap pelaporan
Kegiatan dalam tahap pelaporan ini adalah menyusun data-data yang telah
42