Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dhiza Alfindra

NIM :22112019

Mata Kuliah : Manajemen Penyelenggaraan PAUD


Fungsi dan Konsep Manajemen PAUD
Resume 2

A. Fungsi
1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Husaini Usman berpendapat bahwa, perencanaan adalah sejumlah


kegiatan yang telah di tentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu
periode tertentu (masa yang akan datang) dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan sebagai langkah awal
sebelum melaksanakan fungsi- fungsi manajemen lainnya. Perencanaan
berfungsi untuk memberikan arahan dan pengendalian yang baik
berdasarkan rencana yang sebelumnya telah ditetapkan.

Dari uraian diatas dapat kita pahami bahwa perencanaan


merupakan proses awal untuk menyusun dan menetapkan tujuan
organisasi yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang.
Sehingga perencanaan sebagai fungsi manajemen adalah membarikan
arahan dan pengambilan keputusan dengan memilih alternatif kegiatan
yang akan atau tidak dilaksaakan agar usaha untuk menempuh tujuan
organisasi berlangsung dengan efektif dan efisien berdasarkan rencana
atau struktur yang telah ditetapkan.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

B.Siswanto mendefinisikan pengorganisasian adalah pembagian


kerja yang direncanakan untuk diselesaikan untuk anggota kesatuan
pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif diantara
mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar
seingga mereka bekerja secara efisien. Secara umum pengorganisasian
adalah pengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.
Jadi,perorganisasian memiliki makna keseluruhan proses pembagian tugas
dan tanggung jawab serta wewenang termasuk pengalokasian sumber daya
dan dana kepada mereka yang berhak sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing tanpa campur tangan manajer.

3. Fungsi pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan (actuating) merupakan sebagai suatu pelaksanaan


untuk menjalankan, atau menggerakkan anggota, dan mendorong unutk
berupaya mewujudkan rencana menjadi realisasi melalui berbagai
pengarahan dan motivasi supaya anggota atau karyawan guna mencapai
tujuan dengan efektif dan efisien.

Fungsi penggerakan (actuating) adalah untuk memberi petunjuk


dan instruksi dari pimpinan kepada karyawan agar dapat mempunyai
prestasi kerja menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Adapun fungsi
pokok penggerakan (actuating) di dalam manajemen adalah:

a. Mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut


b. Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan
lebih baik
c. Mendapatkan, memelihara dan memupuk kesetiaan pada
pimpinan,tugas dan organisasi tempat mereka bekerja sehingga
tumbuhnya rasa tanggung jawab seseorang baik terhadap Tuhan-Nya,
Negara, Masyarakat maupun sesama nya
d. Menaklukan gaya tolak seseorang
4. Fungsi Pengawasan (Controling)

Pengawasan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk


mencocokkan apakah kegiatan yang dirancang sudah sesuai atau belum,
seperti kegiatan operasional di lapangan sudah sesuai dengan rencana yang
ditetapkan dalam mencapai tujuan, visi dan misi dalam
organisasi. Menurut Hanif fungsi pengawasan, sebagai berikut :
a. Untuk menilai apakah pengendalian manajemen telah cukup memadai
dan dilaksanakan secara efektif.
b. Untuk menilai apakah laporan yang dihasilkan telah menggambarkan
kegiatan yang sebenarnya secara cermat dan tepat.
c. Untuk menilai apakah setiap unit telah melakukan kebijaksanaan dan
prosedur yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Untuk meneliti apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efektif yaitu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
e. Untuk meneliti apakah kegiatan telah dilaksanakan secara efisien.

B. Konsep Kurikulum PAUD

Kurikulum secara konsep merupakan rencana kegiatan atau dokumen


tertulis yang mencakup strategi untuk mencapai tujuan dan juga untuk
menyesuaikan dengan kebutuhan daerah dan perkembangan jaman agar
kebermanfaatannya dapat dicapai. Kurikulum di dalamnya mencakup seluruh
perkembangan anak dan seluruh disiplin ilmu yang ada serta disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik.

Kurikulum disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan pembelajaran


yang memiliki peranan penting di satuan pendidikan. Kurikulum berperan
sangat penting dalam suatu pendidikan, karena jika kurikulum sudah tidak
sesuai dengan keadaan budaya, peserta didik, perkembangan jaman, dan
masyarakat pengguna, satuan pendidik dapat mengembangkannya sesuai
kebutuhan. Pengembangan ini harus benar-benar sesuai dengan kondisi satuan
pendidikan. Akhirnya penulis berharap, semoga sedikit ulasan ini dapat
dijadikan semangat pembaruan dalam mendidik anak sekarang dan masa
mendatang.
C. Sejarah Perkembangan Kurikulum PAUD di Indonesia

Kurikulum di Indonesia pertama kali disusun pada tahun


1947.Kurikulum telah diterapkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia
Belanda dan Jepang sebelum kemerdekaan Indonesia tercapai. Belanda
menerapkan kurikulum pada sekolah-sekolah yang dikuasainya. Setelah
Belanda menyerah kepada Jepang, kurikulum di Indonesia diubah sesuai
dengan kepentingan Jepang. Di Indonesia, Jepang mendirikan sekolah rakyat
yang bernama ”Kokumin Gako”.

Setelah Indonesia melakukan proklamasi kemerdekaan, kurikulum di


Indonesia telah berubah beberapa kali pada masa Orde Lama, Orde Baru
maupun masa reformasi. Penetapan kurikulum dilandasi oleh pemanfaatan
alumnus pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja terampil dan
menciptakan stabilitas politik serta keamanan. Secara berurutan, nama
kurikulum pada masa Orde Baru ialah Kurikulum 1968, Kurikulum 1975,
Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994. Setelah masa Orde Baru berakhir dan
digantikan dengan masa reformasi, kurikulum di Indonesia telah berganti
sebanyak 3 kali. Kurikulum yang pertama pada masa reformasi adalah
Kurikulum Berbasis Kompetensi atau Kurikulum 2004, Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan atau Kurikulum 2006, dan Kurikulum 2013.

Secara berurut, kurikulum Indonesia ditetapkan atau diubah pada tahun


1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Perubahan
kurikulum di Indonesia merupakan akibat adanya perubahan kondisi politik,
sosial, budaya, ekonomi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang
berkembang di dalam masyarakat Indonesia. Penyusunan kurikulum di
Indonesia berlandaskan pada ideologi Pancasila. Sedangkan landasan hukum
yang digunakan adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Perbedaan di antara kurikulum yang telah digunakan berpusat
pada tujuan utama dalam pendidikan serta pendekatan yang digunakan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan tersebut.
D. Kedudukan Kurikulum dalam PAUD

Kurikulum memandu pendidik dan tenaga kependidikan dalam


memfasilitasi program pendidikan berkualitas yang mendukung tercapainya
tujuan pendidikan. Kurikulum PAUD harus mampu memberikan kontribusi
kepada anak untuk berkembang seluruh potensinya sehingga memiliki
kemampuan yang berharga dalam mencapai keberhasilan di jenjang
pendidikan berikutnya.

Kurikulum menjadi panduan dalam penyiapan sumber daya manusia


berkualitas di masa datang yang dapat mengisi kebutuhan tenaga terdidik yang
terampil sesuai dengan perkembangan pengetahuan, teknologi, dan
pembangunan.Kurikulum bukanlah program yang bersifat statis, berlaku
sepanjang waktu. Perubahan kurikulum dimungkinkan dengan didasarkan
pada kepentingan besar yang ingin dicapai oleh suatu bangsa.

E. Landasan Manajemen PAUD

1. Landasan Yuridis

Landasan Yuridis berkaitan dengan pentingnya penyelenggaraan


Kelompok Bermain dan Taman Penitipan Anak.

2. Filosofis dan Religius

Landasan filosofis dan religius didasarkan pada keyakinan agama yang


dianut oleh para orang tua anak usia dini. Orang tua, pendidik, dan orang
dewasa di sekitar anak berhak memberikan pelatihan dan pengembangan
perilaku beragama dan penanaman budi pekerti yang luhur melalui
pembiasan dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai-nilai kehidupan
beragama tersebut disesuaikan dengan tahapan perkembangan serta
keunikan yang dimiliki oleh setiap anak.

3. Landasan Keilmuan
Landasan keilmuan secara teoretis yang melandasi agar anak usia dini
mendapatkan pengasuhan dan perlindungan yang tepat. Hal ini penting
guna memberikan stimulasi yang sesuai dengan usia, perkembangan, dan
kebutuhan setiap anak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
telah memberikan perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini
terutamatentang perkembangan dan pertumbuhan anak.

4. Landasan Empirik

Landasan empirik akan pentingnya pengelolaan kegiatan di Taman


Penitipan Anak adalah berdasarkan data dari Departemen Sosial RI tahun
2000. Pengelolaan lembaga ini secara profesional, semi profesional atau
bahkan masih konvensional tetapi pada umumnya lembaga ini hanya
mengutamakan kesejahteraan anak, belum menyentuh pendidikan secara
utuh dan menyeluruh.

F. Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum adalah suatu proses perencanaan,


perancangan, implementasi, dan evaluasi suatu kurikulum yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan pendidikan. Dalam pengembangan
kurikulum, perlu juga memperhatikan perkembangan zaman dan kebutuhan
masyarakat yang terus berubah. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum
perlu bersifat dinamis dan terus menerus, agar bisa menjawab tantangan
pendidikan yang ada.

Pengembangan kurikulum melibatkan identifikasi kompetensi yang


harus dicapai oleh siswa, pemilihan metode pembelajaran yang sesuai, serta
penentuan materi pembelajaran yang relevan.Tahapan dalam pengembangan
kurikulum meliputi:

1. Analisis kebutuhan Pendidikan


2. Penetapan standar
3. Desain kurikulum
4. Implementasi
5. Evaluasi

G. Tugas Guru dan Kepala Sekolah dalam Manajemen Kurikulum

1. Tugas guru dalam manajemen kurikulum antara lain:

a. Merencanakan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang telah


ditentukan oleh pihak sekolah atau pemerintah.
b. Mengembangkan dan mengupayakan peningkatan kualitas kurikulum
serta melibatkan diri dalam pengembangan buku teks dan materi
pembelajaran.
c. Menyusun dan merancang silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), serta kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang ada.
d. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah
ditetapkan.
e. Melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran dan kurikulum yang
telah dilaksanakan.
f. Berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum melalui kegiatan
seperti seminar, lokakarya, dan penelitian.

2. Tugas kepala sekolah dalam manajemen kurikulum antara lain:

a. Memimpin dan memberikan arah dalam pengembangan kurikulum di


sekolah.
b. Menyusun kebijakan dan mengambil keputusan terkait dengan
perubahan atau pengembangan kurikulum.
c. Mengkoordinasikan pengembangan kurikulum dengan jajaran guru dan
staf lainnya.
d. Mengorganisir pelaksanaan kurikulum dalam kegiatan sehari-hari di
sekolah.
e. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum serta
memperbaiki jika diperlukan.
f. Melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses
pengembangan kurikulum, termasuk kepala sekolah, guru, siswa, dan
orang tua.Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan kurikulum.

H. Pembagian Beban dan Tugas Mengajar

Di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 15


Tahun 2018, pasal 3 ayat 1 menyatakan bahwa beban kerja guru mencakup
kegiatan pokok:

1. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan.


2. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan dan melatih peserta didik
3. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan.
4. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Daryanto dan Tarsial mengemukakan beban kerja minimum untuk
setiap tugas sebagai berikut;

1. Guru mata pelajaran


Beban kerja guru mata Pelajaran. Beban kerja guru mata pelajaran
adalah paling sedikit 24 jam tatap muka dan paling banyak 40 jam tatap
muka dalam 1 (satu) minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang
memiliki izin pendirian dari pemerintah atau pemerintah daerah.
2. Guru kelas
Beban kerja guru kelas adalah mengampu paling sedikit 1 (satu)
rombongan belajar dalam 1 (satu) minggu secara penuh pada satu satuan
pendidikan dasar.
3. Guru bimbingan dan konseling/konselor.
Beban kerja guru bimbingan dan konseling/konselor adalah
mengampu bimbingan konseling/konselor paling sedikit 150 peserta didik
dan paling banyak 250 peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan
pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk layanan tatap muka terjadwal
di kelas untuk layanan perorangan atau kelompok bagi yang dianggap
perlu dan yang memerlukan.
4. Guru pembimbing khusus .
Beban kerja pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusi atau pendidikan terpadu adalah
paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.
5. Guru yang diberi tugas tambahan
Jenis tugas tambahan dan jumlah jam tatap muka bagi guru yang diberi
tugas tambahan adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah/madrasah

Beban kerja guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala


sekolah/madrasah adalah paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu bagi guru yang berasal dari guru mata pelajaran
atau membimbing 40 peserta didik bagi kepala sekolah/madrasah yang
berasal dari guru bimbingan dan konseling/konselor.

b. Wakil kepala sekolah/madrasah

Beban kerja guru yang diberi tugas tambahan sebagai


wakilkepala sekolah/madrasah adalah paling sedikit 12 jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu bagi guru yang berasal dari guru mata pelajaran
atau membimbing 80 peserta didik bagi wakil kepala
sekolah/madrasah yang berasal dari guru bimbingan dan
konseling/konselor.

c. Kepala perpustakaan

Beban kerja guru yang diberi tugas tambahan sebagai ketua


program keahlian satuan pendidikan adalah paling sedikit 12 jam tatap
muka dalam 1 (satu) minggu.
Sumber :

P. Siagian (1998). Fungsi-Fungsi Manejerial, Jakarta; Bumi Aksara

Siswanto Surnano, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, Sinar Grafika, Mei


2016, Hlm. 109.

Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Mandar Maju, 2011)., hlm. 84

Andri & Endang, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Mediatera, 2015)., hlm. 48

rikunto, Suharsimi. (1992). Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan


Evaluatif. Jakarta: Rajawali.

Depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran Pada Kelompok Bermain.Jakarta:


Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan
Anak Usia Dini.

Artikel Paud Jateng kedudukan kurikulum Paud November 2015

Anda mungkin juga menyukai