Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ma’Dinul Hikami

Nim : 20073008 Tanda tangan :


Seksi : 202121270342

Soal :

1. Mengapa administrasi dan supervisi pendidikan perlu dipelajari mahasiswa FIP dan
jelaskan juga tujuannya !
JAWABAN :
Pentingnya mempelajari administrasi pendidikan adalah kita dapat mengetahui
bahwa administrasi itu adalah suatu lembaga pendidikan yang merupakan suatu sumber
utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga
terciptanya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut.
Administrasi pendidikan adalah suatu proses kerjasama yang baik antara dua
orang atau lebih dengan semua sumber anggota dan materi yang tersedia untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dari
pengertian diatas dapat kita tarik kesimpulan, bahwa pentinnya kita sebagai mahasiswa
dan calon guru dalam mempelajari administrasi pendidikan tersebut adalah :
A. Adminstrasi merupakan suatu lembaga pendidikan yang mengtur proses belajar
mengajar sehingg atujuan dari pendidikan tersebut tercapai.
B. Dapat melaksanakan porses kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan
sehingga dapat berjalan secara efisien dan efektif.

Dengan mempelajari administrasi ini diharapkan para guru dapat melakukan


perubahan yang lebih baik pada dunia pendidikan sehingga kemajuan pada dunia
pendidikan di Indonesia ini dapat tercapai (Afriansyah,2019).

Seperti yang diketahui Administrasi pendidikan merupakan subsistem dari system


pendidikan disekolah yang bertujuan menunjang pencapaian tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien. Komponen utama dalam system pendidikan yang memegang
peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah guru. Oleh karena itu guru
mempunyai peranan penting dalam administrasi pendidikan terutama dalam
melaksanakan fungsi pokok administrasi.

Tujuan Administrasi Pendidikan

Tujuan kajian administrasi pendidikan dapat ditegaskan oleh beberapa ahli diantaranya :

1) Syaiful Sagala ( 2009 : 45 ) : adalah menyediakan dasar konseptual dengan


mendefinisikan administrasi dengan mengimplementasikannya dalam kegiatan
pendidikan/untuk membentuk pemahaman dan memiliki keterampilan dalam
bidang administrasi pendidikan. Keterampilan ini perlu dimiliki, untuk menunjang
efektifitas dan efisiensi tugasnya atau pimpinan sekolah, dengan memahami
kebutuhankebutuhan sekolah yang harus disediakan oleh pemerintah,
penyelenggara program sekolah, dan bagaimana sekolah itu dikelola sampai pada
batas kualitas yang ditentukan.

2) Daryanto ( 2011 : 17 ) : adalah agar semua kegiatan itu mendukung tercapainya


tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi digunakan di dalam dunia
pendidikan adalah agar tujuan pendidikan tercapai. Apabila administrasi Pendidikan
ini semakin baik, semakin yakin pula tujuan pendididkan itu akan tercapai dengan
baik.

3) Sergiovanni dan Carvar ( dalam Daryanto, 2011 : 17 ) : ada 4 tujuan administrasi, yaitu
: efektivitas produksi, efisisensi, kemampuan menyesuaikan diri ( adaptiveness ),
dan kepuasan kerja. Keempaat tujuan tersebut menentukan keberhasilan suatu
penyelenggara sekolah.

Ada beberapa tujuan lain, diantaranya :

Tujuan Administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas


penyelengaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan. Secara
khusus administrasi pendidikan di sekolah adalah untuk mempersiapkan situasi di
sekolah agar pendidikan dan pengajaran di dalamnya berlangsung dengan baik.

2. Administrasi dan supervisi pendidikan, pendidik (guru) memiliki peran dalam


administrasi peserta didik, menurut saudara bedasarkan sumber / referensi yang
saudara ketahui serta menurut sepengetahuan saudara peran guru dalam administrasi
pendidikan adalah ?
JAWABAN :
Secara umum peran guru dalam administrasi peserta didik
adalah sebagai panitia penyeleksi penerimaan siswa baru,
berperan dalam memudahkan siswa beradaptasi dengan lingkungan sekolah, mencatat
dan mengontrol kehadiran siswa, melakukan uji kompetensi, menciptakan suasana yang
menimbulkan motivasi siswa, menciptakan disiplin sekolah.
Salah satu ciri khas sekolah adalah adanya OSIS sebagai wadah organisasi bagi
siswa. Meskipun begitu guru juga ikut serta dalam pengelolaan organisasi tersebut.
Dalam hal ini guru menjadi pembimbing serta melatih dunia kepemimpinan dan
beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang sejalan dengan visi misi OSIS.
Peran guru yang tak kalah penting yaitu pengelolaan data siswa terkait kegiatan
belajar mengajar. Di dalamnya terdapat pengelolaan terhadap identitas murid, hasil
belajar, kehadiran, dan lain sebagainya. Berkaitan dengan itu peran guru juga tidak lepas
dari pengelolaan kelas sebagai penunjang utama dalam kegiatan belajar mengajar.
Salah satu ahli berpendapat yaitu Menurut (Sutjipto,dkk, 1991/1992), Ada
bebrapa peran guru dalam administrasi peserta didik ini yaitu 1.dapat membantu rekap
data siswa di sekolah, 2.mempermudah kerjatata usaha dalam menyimpan dokumen,3.
Mempermudah dalam mengarsipkan dokumen,4. Membentu mencari data data siswa
dengan mudah.
Adapun menurut (Sutisna,1991), peran guru dalam administrasi peserta didik
adalah:
a. Mendata dan Menyeleksi siswa baru.
b. Melaksanakan dan Menyelengarakan pembelajaran.
c. Mengatur dan Mengontrol kehadiran siswa.
d. Melakukan dan meerapkan uji kompetensi akademik/ kejuruan.
e. Membantu dan Melaksanakan bimbingan karier serta penelusuran lulusan
peserta didik (Suryosubroto, 2004).

Peranan guru dalam administrasi peserta didik yaitu :

1) Sebagai panitia penerimaan murid baru

2) Berperan dalam memudahkan murid agar dapat beradaptasi cepat dengan


lingkungan sekolah

3) Mencatat setiap kehadiran murid secara kontinyu dan teliti

4) Menciptakan suasana yang menimbulkan motivasi siswa untuk berprestasi


tinggi

5) Menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik.

Menurut (Afriansyah, 2019) adapun peranan guru dalam pengelolaan murid adalah:

1. Guru dapat dilibatkan dalam penerimaan murid baru, dengan menunjuk


mereka sebagai panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis
mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan tugas.

2. Peranan yang besar dalam masa orientasi dipegang oleh guru kelas satu,
disamping kepala sekolah. Tugas guru adalah membuat murid dapat lebih cepat
beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Peranan guru dalam hal ini sangat
penting, karena kekeliruan dalam orientasi dapat .

3. Untuk pengaturan kehadiran murid di kelas, guru pun mempunyai andil yang
besar.

4. Guru harus mampu menciptakan suasana yang mendorong timbulnya motivasi


murid untuk senantiasa berprestasi tinggi.

5. Guru juga harus berperanan besar dalam menciptakan disiplin sekolah atau
kelas yang baik, karena di sekolah merupakan masa pembentukan disiplin yang
sangat menentukan untuk masa selanjutnya. Untuk membuat murid disiplin,
guru diharapkan mampu menjadi contoh atau panutan bagi murid-muridnya.
3. Bagaimana menurut saudara proses administrasi kurikulum yang diterapkan saat ini
ditinjau dari perencanaan , pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi ?
JAWABAN :
Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya
“pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia
olah raga, terutama dalam bidang atletik pada zaman romawi kuno. Dalam bahasa
prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run).
Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start
sampai dengan finish untuk memperoleh medali atau penghargaan (Zainal Arifin,2011).
1. Perencanaan kurikulum
Kurikulum sebelum ditetapkan dan digunakan bagi semua lembaga pendidikan
maka terlebih dahulu sudah dipikirkan secara mendalam oleh pihak yang
bersangkutan. Perencanaan kurikulum adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang
memerlukan keahlian oleh karena itu dipikirkan serta dikerjakan oleh para ahli
dalam bidang perencanaan kurikulum, sehingga kurikulum harus direncanakan
sebaik mungkin, kurikulum ini menyangkut tentang masa depan bangsa dan untuk
mencerdaskan semua anak bangsa.
Kurikulum direncanakan sematang mungkin dan dibutuhkan beberapa
percobaan sebelum disah oleh departemen pendidikan nasional ditingkat pusat
untuk dipakai semua lembaga pendidikan. Kurikulum harus direncanakan sedetai
mungkin, terperinci dan lengkap karena kurikulum dijadikan pedoman bagi guruguru
dalam mendidik anak muridnya dan dijadikan acuan untuk berlangsungnya proses
kegiatan pembelajaran, kurikulum dibuat berdasarkan kebutuhan dari anak didiknya
dan berbentuk mata pelajaran yang akan diajarkan guru kepada anak didiknya.
Kurikulum direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional di tingkat Pusat.
Hal-hal yang dilakukan oleh Depatemen Pendidikan Nasional ditingkat pusat adalah:
a. Penyusunan program dan pengembangan kurikulum yang terdiri atas: landasan
program dan pengembangan kurikulum, garis-garis besar kurikulum , pedoman
pelaksanaan kurikulum, Pedoman pelaksanaan kurikulum.
b. Penyusunan pedoman teknis pelaksanan kurikulum seperti pedoman penyusunan
kalender pendidikan, pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran,
penyusunan program pengajaran dan penyusunan persiapan (satuan) acara
pengajaran.

2. pelaksanaan kurikulum

Suatu kurikulum baik atau buruknya tergantung dari pelaksanaannya,


pelaksanaan tergantung dari bagaimana cara guru menyajikan pembelajaran
sedemikian mungkin untuk keberhasilan anak didiknya. Suatu kurikulum bagus
ataupun tidaknya tergantung juga bagaimana guru mengemas pembelajaran untuk
anak bangsa. Hal-hal yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam pelaksanan
kurikulum yaitu:

a. Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum.


b. Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi
tujuan-tujuan yang lebih spesifik.

c. Kemampuan untuk menerjemahkan tujua-tujuan khusus kepada kegiatan


pembelajaran.

1. Penyusunan program pengajaran semesteran/caturwulan

Tujuan penyusunan program pengajaran semesteran atau caturwulan ini adalah


untuk:

1). Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses
belajar mengajar .

2). Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat
dilakukan secara bertahap atau tepat.

Fungsi program pengajaran semesteran atau caturwulan :

1). Pedoman bagi guru dalam penyelenggaraan pembelaaran selama satu


semester atau caturwulan.

2). Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam mealakukan pembinaan
terhadap guru .

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun program pengajaran


semester/caturwulan yaitu :

1). Mempelajari gbpp mata pelajaran yang dibina

2). Mengelompokkan bahan pengajaran yang tercantum dalam gbpp menjadi


beberapa satuan bahasan (setiap satuan bahasan hendaknya terdiri dari
bahan pengajaran yang relevan)

3). Menghitung banyaknya satuan bahasan yang terdapat selama satu


semester/caturwulan

4). Menghitung banyaknya minggu efektif sekolah (belajar) selama satu


semester/caturwulan dengan melihat kalender pendidikan sekolah yang
bersangkutan

5). Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan sesuai
dengan hari efektif sekolah

6). Mengatur pelaksanaan proes belajar mengajar sesuai dengan banyaknya


minggu efektif sekolah yang tersedia berdasarkan kelender pendidikan.

2. Penyusunan persiapan pengajaran (satuan pelajaran)


Prosedur penyusunan satuan pelajaran adalah :

1). Mengisi identitas mata pelajaran

2). Menjabarkan tujuan pokok bahasan (tujuan instruksional umum) menjadi


tujuan instruksional khusus (tik) yang lebih rinci

3). Menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan sesuai dengan tik

4). Mengalokasikan waktu pengajaran

5). Menetapkan langkah-langkah penyampaian secara lebih rinci

6). Menetapkan prosedur memperoleh balikan, baik balikan formator melalui


monitoring atau balikan sumatif melalui tes bagian itu

3. Pengawasan/ pengembangan kurikulum

Pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling, Hal ini berarti bahwa
pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil
kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya
sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.

pengawasan menyarankan adanya tujuan dan rencana. Tiada administrator yang


bisa melakukan control kecuali jika suatu rencana telah dibuat. Tidak ada cara
dengan mana seorang administrator bias memastikan bahwa para bawahannya
bekerja kearah tercapainya tujuan yang dikehendaki kecuali jika ia memiliki suatu
rencana, betapapun kaburnya rencana itu tau betapa jelas dan lengkapnya serta
terkoordinasinya rencana tersebut maka pengawasan administrasi bias dijalankan.

Ada dua faktor yang menimbulkan kebutuhan akan suatu pengawasan. Pertama,
tujuan-tujuan induvidudengan tujuan-tujuan organisasi sering berbeda.
Konsekuensinya ialah bahwa pengawasan perlu untuk menjamin para anggota
bekerja karena tujuan organisasi. Alternatifnya ialah untuk menghindari atau
menetralisir kegiatan yang serampangan atau kegiatan yang tidak terkendali. Kedua,
pengawasan perlu disebabkan adanya penundaan waktu antara saat tujuan
dirumuskan dan saat tujuan dicapai. Maka selama jarak waktu ini, yang tidak
terduga bias menyebabkan penyimpangan antara hal yang sebenarnya dengan
perbuatan yang dikehendaki.

Dalam pengembangan kurikulum ada dua proses utama yaitu:

a. Pedoman kurikulum, yang mencakup kedalam pedoman kurikulum yaitu latar


belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga pendidikan yang
menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur organisasi
bahan pelajaran; silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang
diberikan; desain evaluasi termasuk strategi revisi atau perbaikan kurikulum
mengenai bahan pelajaran, organisasi bahan dan strategi instruksionalnya.
b. Pedoman instruksional, pedoman instruksional diperoleh atas usaha pengajar
untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih spesifik sehingga lebih
mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas dengan
demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum.

4. Evaluasi kurikulum

Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi


adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat
pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Setelah kurikulum diterapkan di
lembaga pendidikan maka akan diadakannya evaluasi yang bertujuan untuk
mengetahui apakah kurikulum ini cocok untuk semua peserta didik dan juga agar
bisa diperbaiki jika adanya ketidak seimbangan antara kurikulum yang diterapkan
dengan peserta didik. Evaluasi ini sangat baik efeknya bagi kurikulum karena
tidaklah semua yang ada dikurikulum itu cocok untuk peserta didik dan agar
kedepannya kurikulum bisa diperbaiki supaya lebih baik lagi.

Menurut model saylor, alexander, dan lewis terdapat lima komponen kurikulum
yang dievaluasi, yaitu tujuan (goals, subgoals, dan objectives), program pendidikan
secara keseluruhan (the program of education as a totality), segmen khusus dari
program pendidikan ( the specific segments of the education program,
pembelajaran (instructional), dan program evaluasi (evaluation program).
Komponen pertama, ketiga, dan keempat mempunyai konttribusi pada komponen
kedua (program pendidikan secara keseluruhan). Pada komponen kelima, program
evaluasi, disarankan sangat perlu untuk mengevaluasi evaluasi program itu sendiri,
sebab hal ini suatu operasi idependen yang mempunyai implikasi pada proses
evaluasi.

Tujuan dari evaluasi kurikulum adalah:

1. Untuk mengetahui sampai manakah kemajuan peserta didik, apakah sesuai


dengan kemajuan yang diharapkan kurikulum ataukah tidak

2. Untuk menjaga keefektivitasan kurikulum

3. Untuk menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum,


karena kenyataannya kurikulum sering dirombak tanpa evaluasi yang sistematis.
Jika evaluasi diadakan secara terusmenerus mungkin tidak akan perlu kurikulum
diganti semuanya, akan tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan
serta disesuaikan dengan perkembangan zaman.

4. Beberapa sanksi bagi PTK yang melakukan cuti melebihi waktu dan melanggar beberapa
aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah adalah ?
JAWABAN :
Cuti adalah suatu hak bagi karyawan, dapat diartikan sebagai ketidakhadiran
sementara atau tertentu beserta keterangan dari pihak yang bersangkutan. Selain itu,
pengambilan libur sejenak juga bertujuan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani
bagi para karyawan.
CUTI MENURUT UU KETENAGAKERJAAN
Pemahaman mengenai hak karyawan yang tertuang dalam Undang-Undang No.13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dapat diberikan pemahaman sebagai berikut:
a. Cuti Tahunan
Dalam bekerja selama satu tahun, karyawan berhak mendapatkan libur paling sedikit
12 hari. Merujuk pada Pasal 79 ayat 2 dalam UU No.13 Ttahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan terdapat beberapa ketentuan yang dapat dibuat oleh perusahaan
perihal hak karyawan yang bersangkutan.
b. Istirahat Panjang
Tidak ada kebijakan pemerintah mengenai hal ini, namun tergantung dari pada
perusahaan itu sendiri. Cuti Besar, atau dalam Pasal 79 Ayat 2 UU No.13 Tahun 2003
lebih dikenal dengan istilah Istirahat Panjang, merupakan hak bagi karyawan
didapatkan setelah bekerja selama 6 tahun secara terus-menerus pada perusahaan
yang sama dan berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 tahun. Lama istirahat
yang diberikan adalah sekurang-kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan pada tahun
ketujuh dan kedelapan (masing-masing 1 bulan per tahun) dengan ketentuan
karyawan tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunan di 2 tahun berjalannya
Istirahat Panjang.
c. Cuti Sakit
Karyawan berhak mendapatkan cuti sakit dan memiliki surat keterangan sakit dari
dokter. Dan bagi karyawan berjenis kelamin perempuan, mendapatkannya saat
masa menstruasi datang pada hari pertama dan kedua. Hal ini dapat merujuk dalam
Pasal 81 dan 93 ayat 2, walaupun ada beberapa perusahaan yang tidak
mencantumkan hal ini.
d. Cuti Bersalin
Karyawan perempuan yang telah hamil berhak mendapatkan cuti selama 1,5 bulan
sebelum kelahiran dan 1,5 bulan setelah kelahiran, hal ini dapat dilihat dalam Pasal
82. Mengenai perolehan gaji akan tetap tanpa pemotongan atau pengurangan.
e. Cuti Bersama Oleh Negara
Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigarasi Nomor
SE.302/MEN/SJ-HK/XII/2010 Tahun 2010 dengan pembahasan Pelaksanaan Cuti
Bersama di Sektor Swasta. Pelaksanaan bersama ini diperuntukan bagi karyawan
khusus perusahaan swasta tanpa pengurangan atau pemotongan tahunan.
Umumnya hal ini diberikan pada saat hari besar keagamaan.
f. Alasan Penting
Jangka waktu cuti berdasarkan alasan penting dapat dilihat dalam Pasal 93 ayat 2 dan
4. Umumnya alasan penting ini berkaitan dengan keperluan mendesak seperti:
menikah, ada sanak saudara yang meninggal, menikahkan anak dll.
Dengan demikian, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama dapat mengatur masa berlaku SP yang lebih singkat maupun lebih lama
dari 6 bulan.
Jika dilanggar maka akan dikasih SP terlebih dahulu. Adapun yang dimaksud dengan
masa berlaku 6 bulan adalah, jika seandainya seorang pekerja melakukan pelanggaran,
lalu diberikan SP pertama, kemudian pekerja kembali melakukan pelanggaran dalam
masa berlaku tersebut, pengusaha dapat memberikan SP kedua, yang juga berlaku
selama 6 bulan.

Selanjutnya jika pekerja tetap melakukan pelanggaran dalam masa berlaku SP kedua,
pengusaha dapat menerbitkan SP ketiga (terakhir) yang berlaku selama 6 bulan. Apabila
dalam kurun waktu itu, pekerja kembali melakukan pelanggaran, maka ini dapat
dijadikan sebagai alasan terjadinya PHK.

Akan tetapi, dalam hal jangka waktu 6 bulan sejak diterbitkannya SP pertama sudah
terlampaui, pekerja melakukan kembali pelanggaran, maka surat peringatan yang
diterbitkan pengusaha adalah kembali sebagai peringatan pertama, demikian pula
berlaku juga bagi peringatan kedua dan ketiga.

5. Sapras pada suatu instansi pendidikan tidak terlepas dari proses perencanaan,
pengelolaan, pengawasan dan lain sebagainya merupakan hal penting dalam
mendukung proses kegiatan pembelajaran . Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya
pemeliharaan sarana prasarana dan bagaimanakah hakikat pemeliharaan sarana
prasarana tersebut ?
JAWABAN :
Proses pendidikan sangat memerlukan sarana dan prasarana. Sementara itu, saran
dan prasarana akan mengalami penyusutan kualitas dari waktu ke waktu. Sejak barang
diterima dari penjual atau pemborong, sejak itu pula barang tersebut akan mengalami
penyusutan kualitas. Baik kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana pendidikan
akan menurun drastis jika tidak dilakukan upaya pemeliharaannya secara baik. Oleh
karena itu, perlu dilakukan upaya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara
kontinu.
Menurut Soenarto, pemeliharaan adalah upaya untuk membuat kondisi sarana dan
prasarana tetap terjaga dengan baik dan menghindari kerusakan yang terlalu dini.
Dengan demikian peralatan yang terawat dengan baik akan mudah untuk dipakai dan
dapat menghemat biaya pembelian barang baru.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk
melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna
dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau
pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan
siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan
dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya.
Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud (Barnawi,2012)
Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari
pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hati dalam menggunakannya. Semua
warga yang terapat dalam sekolah berperan aktif dalam proses pemeliharaan.
Tujuan pemeliharaan untuk memperpanjang usia kegunaan asset, untuk menjamin
ketersediaan, untuk menjamin kesiapan, untuk menjamin keselamatan pengguna.
Manfaat pemeliharaan dapat dirasakan bagi negara dan pegawai yang mengelola
sarpras.
Proses pemeliharaan didasarkan pada: kurun waktu, umur penggunaan barang, segi
penggunaan, dan keadaan barang. Pekerjaan pemeliharaan dapat dibedakan menjadi:
perawatan terus menurus, berkala, darurat, preventif, dan pelaksanaan program
preventif.
Pihak yang terlibat dalam pemeliharaan barang adalah semua warga sekolah yang
terlibat dalam pemanfaatan barang tersebut.
Ada dua jenis pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah, yakni:
1. Pemeliharaan sehari-hari adalah jenis pemeliharaan yang hampir setiap hari
dilakukan agar sarana dan prasarana tersebut siap, aman, dan nyaman dipakai.
Contohnya menyapu lantai, mengepel lantai, dan membersihkan komputer dari
debu.
2. Pemeliharaan secara berkala ditujukan kepada jenis sarana dan prasarana yang
memang membutuhkan pemeliharaan secara berkala. Contohnya pengecatan
tembok, pengecatan, pemeliharaan kusen, pintu, dan jendela.
Nurabadi (2014:67) mengemukakan empat macam pekerjaan pemeliharan, yaitu:
1. Perawatan terus menerus, seperti pembersihan saluran drainase dan
pembersihan kaca jendela;
2. Perawatan berkala, seperti pengecatan tembok dan perbaikan mebel;
3. Perawatan darurat, yakni dilakukan terhadap kerusakan yang terduga
sebelumnya dan jika ditunda akan mengakibatkan hal yang merugikan;
4. Perawatan preventif, yakni perawatan yang dilakukan pada selang waktu tertentu
dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang
ditentukan sebelumnya.
REFERENSI :
Afriansyah, H. (2017). Supervisi. padang: Universitas Negeri Padang.

Kemendikbud. (2005). UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 48(9), 800–809.

Suharsimi,Arikanto, dkk. (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.

Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Afriansyah, H. (2019). Pengertian dan Proses Administrasi Peserta Didik. (Padang).

Barnawi & M Arifin. 2012. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media), hlm 74

Anda mungkin juga menyukai