Soal :
1. Mengapa administrasi dan supervisi pendidikan perlu dipelajari mahasiswa FIP dan
jelaskan juga tujuannya !
JAWABAN :
Pentingnya mempelajari administrasi pendidikan adalah kita dapat mengetahui
bahwa administrasi itu adalah suatu lembaga pendidikan yang merupakan suatu sumber
utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga
terciptanya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut.
Administrasi pendidikan adalah suatu proses kerjasama yang baik antara dua
orang atau lebih dengan semua sumber anggota dan materi yang tersedia untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dari
pengertian diatas dapat kita tarik kesimpulan, bahwa pentinnya kita sebagai mahasiswa
dan calon guru dalam mempelajari administrasi pendidikan tersebut adalah :
A. Adminstrasi merupakan suatu lembaga pendidikan yang mengtur proses belajar
mengajar sehingg atujuan dari pendidikan tersebut tercapai.
B. Dapat melaksanakan porses kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan
sehingga dapat berjalan secara efisien dan efektif.
Tujuan kajian administrasi pendidikan dapat ditegaskan oleh beberapa ahli diantaranya :
3) Sergiovanni dan Carvar ( dalam Daryanto, 2011 : 17 ) : ada 4 tujuan administrasi, yaitu
: efektivitas produksi, efisisensi, kemampuan menyesuaikan diri ( adaptiveness ),
dan kepuasan kerja. Keempaat tujuan tersebut menentukan keberhasilan suatu
penyelenggara sekolah.
Menurut (Afriansyah, 2019) adapun peranan guru dalam pengelolaan murid adalah:
2. Peranan yang besar dalam masa orientasi dipegang oleh guru kelas satu,
disamping kepala sekolah. Tugas guru adalah membuat murid dapat lebih cepat
beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Peranan guru dalam hal ini sangat
penting, karena kekeliruan dalam orientasi dapat .
3. Untuk pengaturan kehadiran murid di kelas, guru pun mempunyai andil yang
besar.
5. Guru juga harus berperanan besar dalam menciptakan disiplin sekolah atau
kelas yang baik, karena di sekolah merupakan masa pembentukan disiplin yang
sangat menentukan untuk masa selanjutnya. Untuk membuat murid disiplin,
guru diharapkan mampu menjadi contoh atau panutan bagi murid-muridnya.
3. Bagaimana menurut saudara proses administrasi kurikulum yang diterapkan saat ini
ditinjau dari perencanaan , pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi ?
JAWABAN :
Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya
“pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia
olah raga, terutama dalam bidang atletik pada zaman romawi kuno. Dalam bahasa
prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run).
Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start
sampai dengan finish untuk memperoleh medali atau penghargaan (Zainal Arifin,2011).
1. Perencanaan kurikulum
Kurikulum sebelum ditetapkan dan digunakan bagi semua lembaga pendidikan
maka terlebih dahulu sudah dipikirkan secara mendalam oleh pihak yang
bersangkutan. Perencanaan kurikulum adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang
memerlukan keahlian oleh karena itu dipikirkan serta dikerjakan oleh para ahli
dalam bidang perencanaan kurikulum, sehingga kurikulum harus direncanakan
sebaik mungkin, kurikulum ini menyangkut tentang masa depan bangsa dan untuk
mencerdaskan semua anak bangsa.
Kurikulum direncanakan sematang mungkin dan dibutuhkan beberapa
percobaan sebelum disah oleh departemen pendidikan nasional ditingkat pusat
untuk dipakai semua lembaga pendidikan. Kurikulum harus direncanakan sedetai
mungkin, terperinci dan lengkap karena kurikulum dijadikan pedoman bagi guruguru
dalam mendidik anak muridnya dan dijadikan acuan untuk berlangsungnya proses
kegiatan pembelajaran, kurikulum dibuat berdasarkan kebutuhan dari anak didiknya
dan berbentuk mata pelajaran yang akan diajarkan guru kepada anak didiknya.
Kurikulum direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional di tingkat Pusat.
Hal-hal yang dilakukan oleh Depatemen Pendidikan Nasional ditingkat pusat adalah:
a. Penyusunan program dan pengembangan kurikulum yang terdiri atas: landasan
program dan pengembangan kurikulum, garis-garis besar kurikulum , pedoman
pelaksanaan kurikulum, Pedoman pelaksanaan kurikulum.
b. Penyusunan pedoman teknis pelaksanan kurikulum seperti pedoman penyusunan
kalender pendidikan, pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran,
penyusunan program pengajaran dan penyusunan persiapan (satuan) acara
pengajaran.
2. pelaksanaan kurikulum
1). Menjabarkan bahan pelajaran yang akan disajikan guru dalam proses
belajar mengajar .
2). Mengarahkan tugas yang harus ditempuh guru agar pengajaran dapat
dilakukan secara bertahap atau tepat.
2). Bahan oleh kepala sekolah dan pengawas dalam mealakukan pembinaan
terhadap guru .
5). Mengalokasikan waktu yang dibutuhkan untuk setiap satuan bahasan sesuai
dengan hari efektif sekolah
3). Menjabarkan materi pengajaran dari pokok bahasan sesuai dengan tik
Pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling, Hal ini berarti bahwa
pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil
kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya
sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Ada dua faktor yang menimbulkan kebutuhan akan suatu pengawasan. Pertama,
tujuan-tujuan induvidudengan tujuan-tujuan organisasi sering berbeda.
Konsekuensinya ialah bahwa pengawasan perlu untuk menjamin para anggota
bekerja karena tujuan organisasi. Alternatifnya ialah untuk menghindari atau
menetralisir kegiatan yang serampangan atau kegiatan yang tidak terkendali. Kedua,
pengawasan perlu disebabkan adanya penundaan waktu antara saat tujuan
dirumuskan dan saat tujuan dicapai. Maka selama jarak waktu ini, yang tidak
terduga bias menyebabkan penyimpangan antara hal yang sebenarnya dengan
perbuatan yang dikehendaki.
4. Evaluasi kurikulum
Menurut model saylor, alexander, dan lewis terdapat lima komponen kurikulum
yang dievaluasi, yaitu tujuan (goals, subgoals, dan objectives), program pendidikan
secara keseluruhan (the program of education as a totality), segmen khusus dari
program pendidikan ( the specific segments of the education program,
pembelajaran (instructional), dan program evaluasi (evaluation program).
Komponen pertama, ketiga, dan keempat mempunyai konttribusi pada komponen
kedua (program pendidikan secara keseluruhan). Pada komponen kelima, program
evaluasi, disarankan sangat perlu untuk mengevaluasi evaluasi program itu sendiri,
sebab hal ini suatu operasi idependen yang mempunyai implikasi pada proses
evaluasi.
4. Beberapa sanksi bagi PTK yang melakukan cuti melebihi waktu dan melanggar beberapa
aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah adalah ?
JAWABAN :
Cuti adalah suatu hak bagi karyawan, dapat diartikan sebagai ketidakhadiran
sementara atau tertentu beserta keterangan dari pihak yang bersangkutan. Selain itu,
pengambilan libur sejenak juga bertujuan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani
bagi para karyawan.
CUTI MENURUT UU KETENAGAKERJAAN
Pemahaman mengenai hak karyawan yang tertuang dalam Undang-Undang No.13
tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dapat diberikan pemahaman sebagai berikut:
a. Cuti Tahunan
Dalam bekerja selama satu tahun, karyawan berhak mendapatkan libur paling sedikit
12 hari. Merujuk pada Pasal 79 ayat 2 dalam UU No.13 Ttahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan terdapat beberapa ketentuan yang dapat dibuat oleh perusahaan
perihal hak karyawan yang bersangkutan.
b. Istirahat Panjang
Tidak ada kebijakan pemerintah mengenai hal ini, namun tergantung dari pada
perusahaan itu sendiri. Cuti Besar, atau dalam Pasal 79 Ayat 2 UU No.13 Tahun 2003
lebih dikenal dengan istilah Istirahat Panjang, merupakan hak bagi karyawan
didapatkan setelah bekerja selama 6 tahun secara terus-menerus pada perusahaan
yang sama dan berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 tahun. Lama istirahat
yang diberikan adalah sekurang-kurangnya 2 bulan dan dilaksanakan pada tahun
ketujuh dan kedelapan (masing-masing 1 bulan per tahun) dengan ketentuan
karyawan tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunan di 2 tahun berjalannya
Istirahat Panjang.
c. Cuti Sakit
Karyawan berhak mendapatkan cuti sakit dan memiliki surat keterangan sakit dari
dokter. Dan bagi karyawan berjenis kelamin perempuan, mendapatkannya saat
masa menstruasi datang pada hari pertama dan kedua. Hal ini dapat merujuk dalam
Pasal 81 dan 93 ayat 2, walaupun ada beberapa perusahaan yang tidak
mencantumkan hal ini.
d. Cuti Bersalin
Karyawan perempuan yang telah hamil berhak mendapatkan cuti selama 1,5 bulan
sebelum kelahiran dan 1,5 bulan setelah kelahiran, hal ini dapat dilihat dalam Pasal
82. Mengenai perolehan gaji akan tetap tanpa pemotongan atau pengurangan.
e. Cuti Bersama Oleh Negara
Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigarasi Nomor
SE.302/MEN/SJ-HK/XII/2010 Tahun 2010 dengan pembahasan Pelaksanaan Cuti
Bersama di Sektor Swasta. Pelaksanaan bersama ini diperuntukan bagi karyawan
khusus perusahaan swasta tanpa pengurangan atau pemotongan tahunan.
Umumnya hal ini diberikan pada saat hari besar keagamaan.
f. Alasan Penting
Jangka waktu cuti berdasarkan alasan penting dapat dilihat dalam Pasal 93 ayat 2 dan
4. Umumnya alasan penting ini berkaitan dengan keperluan mendesak seperti:
menikah, ada sanak saudara yang meninggal, menikahkan anak dll.
Dengan demikian, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama dapat mengatur masa berlaku SP yang lebih singkat maupun lebih lama
dari 6 bulan.
Jika dilanggar maka akan dikasih SP terlebih dahulu. Adapun yang dimaksud dengan
masa berlaku 6 bulan adalah, jika seandainya seorang pekerja melakukan pelanggaran,
lalu diberikan SP pertama, kemudian pekerja kembali melakukan pelanggaran dalam
masa berlaku tersebut, pengusaha dapat memberikan SP kedua, yang juga berlaku
selama 6 bulan.
Selanjutnya jika pekerja tetap melakukan pelanggaran dalam masa berlaku SP kedua,
pengusaha dapat menerbitkan SP ketiga (terakhir) yang berlaku selama 6 bulan. Apabila
dalam kurun waktu itu, pekerja kembali melakukan pelanggaran, maka ini dapat
dijadikan sebagai alasan terjadinya PHK.
Akan tetapi, dalam hal jangka waktu 6 bulan sejak diterbitkannya SP pertama sudah
terlampaui, pekerja melakukan kembali pelanggaran, maka surat peringatan yang
diterbitkan pengusaha adalah kembali sebagai peringatan pertama, demikian pula
berlaku juga bagi peringatan kedua dan ketiga.
5. Sapras pada suatu instansi pendidikan tidak terlepas dari proses perencanaan,
pengelolaan, pengawasan dan lain sebagainya merupakan hal penting dalam
mendukung proses kegiatan pembelajaran . Berkaitan dengan hal tersebut perlu adanya
pemeliharaan sarana prasarana dan bagaimanakah hakikat pemeliharaan sarana
prasarana tersebut ?
JAWABAN :
Proses pendidikan sangat memerlukan sarana dan prasarana. Sementara itu, saran
dan prasarana akan mengalami penyusutan kualitas dari waktu ke waktu. Sejak barang
diterima dari penjual atau pemborong, sejak itu pula barang tersebut akan mengalami
penyusutan kualitas. Baik kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana pendidikan
akan menurun drastis jika tidak dilakukan upaya pemeliharaannya secara baik. Oleh
karena itu, perlu dilakukan upaya pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara
kontinu.
Menurut Soenarto, pemeliharaan adalah upaya untuk membuat kondisi sarana dan
prasarana tetap terjaga dengan baik dan menghindari kerusakan yang terlalu dini.
Dengan demikian peralatan yang terawat dengan baik akan mudah untuk dipakai dan
dapat menghemat biaya pembelian barang baru.
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk
melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu
dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna
dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau
pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan
siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan
dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya.
Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud (Barnawi,2012)
Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari
pemakaian barang, yaitu dengan cara berhati-hati dalam menggunakannya. Semua
warga yang terapat dalam sekolah berperan aktif dalam proses pemeliharaan.
Tujuan pemeliharaan untuk memperpanjang usia kegunaan asset, untuk menjamin
ketersediaan, untuk menjamin kesiapan, untuk menjamin keselamatan pengguna.
Manfaat pemeliharaan dapat dirasakan bagi negara dan pegawai yang mengelola
sarpras.
Proses pemeliharaan didasarkan pada: kurun waktu, umur penggunaan barang, segi
penggunaan, dan keadaan barang. Pekerjaan pemeliharaan dapat dibedakan menjadi:
perawatan terus menurus, berkala, darurat, preventif, dan pelaksanaan program
preventif.
Pihak yang terlibat dalam pemeliharaan barang adalah semua warga sekolah yang
terlibat dalam pemanfaatan barang tersebut.
Ada dua jenis pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah, yakni:
1. Pemeliharaan sehari-hari adalah jenis pemeliharaan yang hampir setiap hari
dilakukan agar sarana dan prasarana tersebut siap, aman, dan nyaman dipakai.
Contohnya menyapu lantai, mengepel lantai, dan membersihkan komputer dari
debu.
2. Pemeliharaan secara berkala ditujukan kepada jenis sarana dan prasarana yang
memang membutuhkan pemeliharaan secara berkala. Contohnya pengecatan
tembok, pengecatan, pemeliharaan kusen, pintu, dan jendela.
Nurabadi (2014:67) mengemukakan empat macam pekerjaan pemeliharan, yaitu:
1. Perawatan terus menerus, seperti pembersihan saluran drainase dan
pembersihan kaca jendela;
2. Perawatan berkala, seperti pengecatan tembok dan perbaikan mebel;
3. Perawatan darurat, yakni dilakukan terhadap kerusakan yang terduga
sebelumnya dan jika ditunda akan mengakibatkan hal yang merugikan;
4. Perawatan preventif, yakni perawatan yang dilakukan pada selang waktu tertentu
dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang
ditentukan sebelumnya.
REFERENSI :
Afriansyah, H. (2017). Supervisi. padang: Universitas Negeri Padang.
Kemendikbud. (2005). UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 48(9), 800–809.
Barnawi & M Arifin. 2012. Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media), hlm 74