Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR ADMNISTRASI/ MANAJEMEN


PENDIDIKAN
Mata kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Zaenal Abidin, M. Si

Di Susun oleh :
Fani Fadilla Damayanti Lestari 2101155
Furaiqith Zainurazzaqh 2101157
Miko Andriansyah 2101163
Nanis Saputri 2101167
Sartini 2101175
Zahra Alfiah 2101186

Pogram Studi: Pendidikan Agama Islam

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SIROJUL FALAH BOGOR


STIT – SIFA BOGOR
Tahun Akademik 2022 - 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh


Alhamdullillah, puji syukur atas rahmat allah SWT berkat rahmat serta karunianya sehingga
makalah kami yang berjudul “konsep dasar Administrasi/ Menejemen Pendidikan” Dapat
tersusun dengan baik.
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah administrasi pendidikan semester IIIC
sekolah tinggi ilmu tarbiyah sirojul falah bogor,
Penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada bapak Dr. Zaenal Abidin
M. Pd Selaku dosen peng ampu mata kuliah administrasi Pendidikan & pengelolaan
pendidikan. Berkat tugas yang di berikan dapat menambah wawasan penyusun berkaitan
dengan topic yang di tulis.
Kami Juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu penyusunan
makalah ini, kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam penyususnan makalah ini, Oleh karena itu kami
selaku penyusun ingin meminta maaf yang sebesar besarnya atas Kekurangan dan ketidak
sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penyusun juga berharap adanya
saran dan kritik dari para pembaca apabila di temukan adanya kesalahan dari makalah ini.

Bogor, 23 September 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Administrasi Pendidikan adalah proses atau upaya pencapaian suatu tujuan


pendidikan, dengan memanfaatkan berbagai perangkat pendukung aktivitas belajar
dan mengajar, juga memperhatikan berbagai komponen pendidikan sehingga dapat
melakukan perbaikan sistem pendidikan untuk mencapai tujuan management
pendidikan, banyak upaya yang dapat dilakukan. Misalnya, masyarakat harus
mendapatkan pendidikan wajib belajar selama 9 tahun, melanjutkan ke sekolah
menengah atas, bahkan perguruan tinggi bila memungkinkan.

Yang dimaksud pendidikan,bukan hanya dalam bidang akademis saja, tapi juga
mencakup pendidikan lainnya. Misalnya pendidikan karakter yang didapatkan dari
lingkungan, pendidikan kompetensi diri, pendidikan tata karma atau moral, dan lain-
lain.

Ringkasnya, administrasi pendidikan adalah proses dan kegiatan-kegiatan bersama


secara keseluruhan harus dilakukan oleh semua pihak yang berakaitan dengan tugas-
tugas pendidikan.
Ada 8 Fungsi pendidikan secara Umum, Pada Makalah kali ini kita akan membahas
Konsep dasar administrasi pendidikan mulai dari pengertian administrasi pendidikan,
komponen administrasi pendidikan, fungsi administrasi pendidikan sampai tujuan
administrasi pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah
1) Jelaskan apa yang di maksud dengan Administrasi Pendidikan
2) Sebutkan Ruang lingkup Administrasi
3) Sebutkan Serta Jelaskan Fungsi administrasi pendidikan secara umum
4) Sebutkan Tujuan administrasi Pendidikan

1.3. Tujuan
1) Pembaca Mampu memahami tentang Konsep dasar administrasi mulai dari
pengertian administrasi, Ruang lingkup administrasi, fungsi administrasi,dan
tujuan administrasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi

Administrasi Pendidikan adalah proses atau upaya pencapaian suatu tujuan


pendidikan, dengan memanfaatkan berbagai perangkat pendukung aktivitas belajar
dan mengajar, juga memperhatikan berbagai komponen pendidikan sehingga dapat
melakukan perbaikan sistem pendidikan
untuk mencapai tujuan management pendidikan, banyak upaya yang dapat dilakukan.
Misalnya, masyarakat harus mendapatkan pendidikan wajib belajar selama 9 tahun,
melanjutkan ke sekolah menengah atas, bahkan perguruan tinggi bila memungkinkan.

Yang dimaksud pendidikan,bukan hanya dalam bidang akademis saja, tapi juga
mencakup pendidikan lainnya. Misalnya pendidikan karakter yang didapatkan dari
lingkungan, pendidikan kompetensi diri, pendidikan tata karma atau moral, dan lain-
lain. Ringkasnya, administrasi pendidikan adalah proses dan kegiatan-kegiatan
bersama secara keseluruhan harus dilakukan oleh semua pihak yang berakaitan
dengan tugas-tugas pendidikan.

Pengertian Administrasi Pendidikan Menurut Para Ahli Ada berbagai pendapat dari
para ahli agar kita dapat memahami pengertian administrasi pendidikan diantaranya:
1) Dasuqi dan Somantri
Menurut Dasuqi dan Somantri, definisi administrasi pendidikan adalah upaya
menerapkan kaidah-kaidah administrasi dalam bidang pendidikan.

2) Oteng Sutisna
Menurut Oteng Sutisna, pengertian administrasi pendidikan adalah suatu
upaya mengkoordinasikan kegiatan yang saling bergantung dari orang-orang
dan kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan bersama pendidikan anak-
anak.

3) Depdiknas RI
Menurut Depdiknas RI, Administrasi pendidikan adalah suatu keseluruhan
proses kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan,
pembiyaan, dan pelaporan, dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik
personal, material, dan spiritual demi tercapainya tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.

4) Drs. M. Ngalim Purwanto


Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, pengertian Administrasi Pendidikan
adalah seluruh proses pengarahan dan integrasi segala sesuatu baik personal,
spiritual, dan material yang berkaitan dengan tercapainya tujuan pendidikan.
5) Hadari Nawawi
Menurut Hadari Nawawi, pengertian administrasi pendidikan adalah
rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama
sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang
diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama dalam lembaga
pendidikan formal.

B. Ruang lingkup Administrasi

Ada beberapa bidang di dalam ruang lingkup administrasi pendidikan, di antaranya


yaitu :
1. Bidang Tata Usaha Sekolah
 Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
 Anggaran belanja keuangan sekolah
 Masalah kepegawaian dan personalia sekolah
 Keuangan dan pembukuan
 Korespondensi atau surat menyurat
 Masalah pengangkatan, pemindahan,
 penempatan, laporan, pengisian buku induk, raport dan lain
sebagainya
2. Bidang Personalia Murid
 Organisasi murid
 Masalah kesehatan murid
 Evaluasi kemajuan murid
 Masalah kesejahteraan murid
 Bimbingan dan konseling untuk murid
3. Bidang Personalia Guru
 Pengangkatan dan penempatan guru
 Organisasi person guru
 Masalah kepegawaian
 Masalah kondisi dan evaluasi kemajuan guru
 Refreshing dan upgrading guru
4. Bidang Pengawasan atau Supervisi
 Upaya untuk meningkatkan semangat guru dan pegawai tata usaha.
 Mengupayakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara
guru, murid, dan pegawai tata usaha sekolah.
 Mengupayakan dan membuat pedoman cara-cara menilai hasil-hasil
pendidikan dan pengajaran.
 Upaya untuk meningkatkan mutu dan pengalaman guru.
5. Bidang Pelaksanaan dan Pembinaan Kurikulum
 Berpedoman dan menerapkan kurikulum sekolah dalam upaya
mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan serta pengajaran.
 Melaksanakan organisasi kurikulum dan metode-metodenya, sesuai
dengan pembaharuan pendidikan dan lingkungan masyarakat.
Komponen-komponen administrasi secara garis besar dapat digolongkan menjadi:

1) Administrasi Personal Sekolah, segenap proses penataan personil di sekolah


yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, kepala tata
usaha, semua karyawan tata dan sebagainya
2) Administrasi Kurikulum, segala pengalaman yang diberikan sekolah untuk
memupuk perkembangan anak-anak dengan jalan menciptakan situasi belajar
mengajar.
3) Administrasi Prasarana dan Sarana Pendidikan, untuk prasarana seperti lokasi
atau tempat, bangunan sekolah, dan lapangan olahraga. Sedangkan untuk
sarana merupakan alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti
ruang, buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.
4) Administrasi Siswa, seperti OSIS dengan tujuan untuk melatih kepemimpinan
murid dan memberikan wahana bagi murid untuk melakukan kegiatan-
kegiatan kurikuler yang sesuai.
5) Kerjasama Sekolah dan Masyarakat (Humas), ada beberapa jalur yang dapat
ditempuh dalam hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu :
 Anak atau murid
 Surat-surat, selebaran dan buletin sekolah
 Media massa
 Pertemuan informal
 Laporan kemajuan murid
 Kontak formal
 Memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat
 Badan pembantu penyelenggara pendidikan

Sangat jelas peran penting administrasi dalam lingkup pendidikan. Administrasi


pendidikan yang dilaksanakan dengan baik, tentu akan mendukung tercapainya tujuan
pendidikan bagi para peserta didik.

Kepala Sekolah sebagai administrator di lingkungan sekolah yang dipimpinnya,


dalam melaksanakan tugas administrasi dibantu oleh guru dengan cara membagi tugas
administrasi mereka. Agar dalam melaksanakan tugas administrasi dan pelaporan,
cepat dan benar diperlukan pedoman administrasi di tingkat sekolah. Jadi administrasi
pendidikan sangat mempunyai peran dalam pengembangan dan kemajuan dalam
dunia pendidikan sehingga arah untuk merealisasikan suatu prestasi sangatlah mudah
tercapai.
C. Fungsi Administrasi
Secara Umum Fungsi administrasi ada 9 yaitu :
1) Perencanaan (Planning)
perencanaan dalam administrasi pendidikan mencakup apa saja yang akan
dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya agar tercapainya sebuah tujuan.

2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah kegiatan penyusunan dan pembentukan hubungan
kerja antar individu. Dengan begitu, kesatuan usaha dalam upaya pencapaian
maksud dan tujuan administrasi pendidikan dapat terwujud.

3) Kordinasi (Coordinating)
Kordinasi merupakan upaya yang dilakukan untuk menghindari terjadinya
kesimpangsiuran dalam bertindak. Dengan kata lain, kordinasi adalah kegiatan
yang membawa manusia, material, ide, teknik, dan tujuan ke dalam suatu
hubungan yang harmonis serta produktif.

4) Komunikasi (Comunicating)
Aktivitas komunikasi ini mencakup penyebaran dan penyampaian gagasan dan
maksud, baik secara tertulis maupun lisan.

5) Pengawasan (Supervision)
Dalam pelaksanaan program pendidikan tentu harus disertai dengan adanya
pengawasan. Proses pengawasan program pendidikan harus dilakukan dengan
teliti agar tujuan pendidikan dapat tercapai.

6) Kepegawaian (Staffing)
Fungsi kepegawaian sudah berjalan mulai dari proses perencanaan dan
pengorganisasian. Dalam hal ini, administrasi pendidikan mengupayakan agar
yang dipilih untuk menduduki jabatan tertentu adalah orang-orang yang punya
kemampuan dan sesuai dengan jabatan yang diberikan.

7) Penganggaran (Budgeting)
Budgeting adalah anggaran biaya yang direncanakan dan direalisasikan untuk
pencapaian tujuan administrasi pendidikan.

8) Penilaian (Evaluating)
Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk meneliti dan mengetahui efektivitas
pelaksanaan proses keseluruhan organisasi dalam upaya pencapaian hasil
sesuai program yang ditetapkan dalam kaitannya untuk pencapaian tujuan
pendidikan.

9) Pengarahan/penggerakan (Actuating/Directing)
Pengaplikasian actuating dalam pendidikan adalah pengarahan dan
pemotivasian seluruh personil pada setiap kegiatan pendidikan di sekolah
untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.
D. Tujuan Administrasi
Secara umum,tujuan utama manajemen pendidikan adalah untuk membentuk
kepribadian para pelajar agar sesuai dengan tujuan dari sebauh lembaga pendidikan
seacara nasional. Tujuan kajian administrasi pendidikan dapat ditegaskan oleh
beberapa ahli diantaranya :
1) Syaiful Sagala ( 2009 : 45 ) : adalah menyediakan dasar konseptual dengan
mendefinisikan administrasi dengan mengimplementasikannya dalam kegiatan
pendidikan/untuk membentuk pemahaman dan memiliki keterampilan dalam
bidang administrasi pendidikan. Keterampilan ini perlu dimiliki, untuk
menunjang efektifitas dan efisiensi tugasnya atau pimpinan sekolah, dengan
memahami kebutuhan-kebutuhan sekolah yang harus disediakan oleh
pemerintah, penyelenggara program sekolah, dan bagaimana sekolah itu
dikelola sampai pada batas kualitas yang ditentukan.

2) Daryanto ( 2011 : 17 ) : adalah agar semua kegiatan itu mendukung


tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi digunakan di
dalam dunia pendidikan adalah agar tujuan pendidikan tercapai. Apabila
administrasi pendidikan ini semakin baik, semakin yakin pula tujuan
pendididkan itu akan tercapai dengan baik.

3) Sergiovanni dan Carvar ( dalam Daryanto, 2011 : 17 ) : ada 4 tujuan


administrasi,yaitu : efektivitas produksi, efisisensi, kemampuan menyesuaikan
diri ( adaptiveness ), dan kepuasan kerja. Keempaat tujuan tersebut
menentukan keberhasilan suatu penyelenggara sekolah.

Ada beberapa tujuan lain, diantaranya :


1) Tujuan Administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelengaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
2) Secara khusus administrasi pendidikan di sekolah adalah untuk
mempersiapkan situasi di sekolah agar pendidikan dan pengajaran di
dalamnya berlangsung dengan baik.
3) Tujuan Administrasi Pendidikan adalah meningkatkan efesiensi dan
efektivitas penyelengaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan.
4) Tujuan Administrasi pendidikan disekolah dapat dibedakan atas tujuan jangka
pendek, jangka menegah, dan jangka panjang.

E. Prinsip – prinsip Administrasi Pendidikan


Prinsip merupakan sesuatu yang sangat kuat, absolut, dan tidak boleh dikesampingkan
dalam pelaksanaan program tertentu.karena merupakan acuan dan tujuan subtansi
pelaksanaan setiap kegiatan. Prinsip ini diartikan pula sebagai dasar pijakan, artinya
sebagai dasar dan pedoman bertindak. Prinsip-prinsip administrasi pendidikan adalah
sebagai berikut :

1) Prinsip Efisiensi tenaga administrasi akan berhasil apabila mampu


memanfaatkan semua sumber, tenaga, dana dan fasilitas yang ada
secara efisien. penghamburan biaya dan penghabisan waktu yang tidak
menentu menunjukkan pengelolaan administrasi yang buruk, sehingga
akan berdampak negatif dan merugikan kepentingan internal
institusinya dan kepentingan eksternal yang dilayaninya. agar prinsip
efisien terlaksana, semua objek administrasi harus diorganisasikan
dengan baik, sehingga penerapan prinsip efisiensi benar-benar relefan
dengan tujuaannya. didalam pengorganisasian terdapat adanya
pembagian tugas, wewenang, dan tanggunga jawab secara rinci
menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga terciptanya
adanya hubungan kerjasama yang harmonis dan lancar menuju
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (ngalim purwanto,1998:16).

2) Prinsip Pengelolaan Administrator adalah manajer yang bekerja


dengan langkah-langkah, yaitu merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengontrol. dengan demikian, target yang dituju
dengan mudah dapat dicapai dengan baik. perencanaan yang dilakukan
berpacu pada visi dan misi yang jelas sehingga program-program yang
dijadwalkan dibuat harus berkesinambungan denagn visi dan misi
tersebut. dengan demikian, semua pelaksaan program saling
memengaruhi dan saling menunjang dalam mencapai target.

3) Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan administrator bertanggung


jawab dan berpegang pada amanah untuk mengutamakan tugasnya.
pelaksanaan tugas berdasarkan sekala prioritas. apabila prinsip ini
dilanggar, prinsip efisiensi akan terabaikan bahkan akan hanya
memboroskan biaya. pelaksanaan yang diluar tanggung jawab
administrator hanya akan kejalinan seluruh tugas administratif yang
ujung-ujungnya tugas pengelolaan tidak terkontro dengan baik dan
benar. dikelola artinya diurus dangan baik dan benar yang mengikuti
sistem yang sudah terbangun seebelumnya. sistem dan tata kerja
mengikuti visi dan misi yang ditetapkan sebelumnya. sebuah lembaga
pendidikan memiliki visi dan misi tertentu yang darinya dibut pola
kerja terpadu berkaitan dengan tugas-tugas dan fungsi administratif
pengelolaan dapat menjadi unsur yang sangat penting untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

4) Prinsip Kepemimpinan Yang Efektif, seorang pemimpin wajib


mengembangkan hubungan baik dengan semua bawahanya, cerdas
merealisasikan human relationship. pemimpin yang baik adalah
pemimpin yang tidak menyalahkan bawahan, melainkan mengingatkan
dan menyarankan. sebaliknya, bawahan yang baik tidak pernah
mengugat dan gusar kepada atasan, melainkan meluruskan dan
meluruskan sepanjang masih dalam konteks profesionalitas yang ada
diatas aturan yang disepakati. dengan demikian, semua bekerja atas
kesadaran penuh, ikhlas dan tidak merasa ditekan atau dipaksa.
kesaadaran ini sangat berperan dalam pencapaian kesuksesan sebuah
kepemimpinan dan sistem administrasi.gaya kepemimpinan yang tepat
adalah apabila admidtrator memperhitungkan taraf kematangan para
anggota organisasi dan situasi yang ada. bila dalam organisasi telah
ada hubungan baik, tetapi kesadaran bekeja belum memadai, pemimpin
yang berhasil harus mampu menimbulkan kesadaran untuk
menyelesaikan tugas pekerjaannya (yusak burhanuddin,2005:218).

5) Prinsip Kerjasama pengembangan kerjasama dilakukan secara


sinergis, profesional, proporsional. administrator memahami jenis
pekerjaan yang diembankan, mengerti apa yang apa yang dikerjakan
sebagai tugas dan keahliannya. untuk mencapai kinerja yang sinergis,
dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang
disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan dan
kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan
tugas-tugas tersebut. kerjasama dilakukan atas dasar profesionalitas
yang tinggi,a bukan kerjasama dalam arti lain, yang mengorbankan
kepentingan mendasar dan mengambil manfaat yang sifatnya
pencitraan belaka.

F. Tingkatan Admnistrasi Pendidikan


Di dalam administrasi pendidikan dapat dilihat terdapat tiga tingkatan yaitu tingkatan
institusi ( instutional level), tingkatan manajerial (manajerial level), dan tingkatan
teknis (technical level).
1) Tingkatan Institusi (instutional level) Tingkatan ini berkaitan dengan
hubungan antara lembaga pendidikan (sekolah) dengan lingkungan eksternal.
Dimana keduanya saling memiliki hubungan yang sangat erat. Lingkungan
pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia,baik berupa
benda mati,makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk
kondisi masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada
individu. Kemudian dalam Tingkatan ini pelaksanaannya ialah dari kebijakan
yang disusun oleh lembaga tingkat manajerial. contoh lembaga di tingkat
institusi adalah SD, SMP DAN SMA.
2) Tingkatan manajerial (manajerial level) Tingkatkan ini berkaitan dengan
kepemimpinan dan organisasi lembaga sekolah. Kepemimpinan memegang
peranan kunci terhadap arah, tujuan, serta keberhasilan meraih visi sebuah
organisasi. Lembaga pendidikan merupakan salah satu bentuk organisasi
dimana tingkat keberhasilannya sangat ditentukan oleh faktor manajemen dan
peran kepemimpinan. Kenyataan ini menunjukkan betapa besar peran
kepemimpinan dalam pendidikan. Kemudian Tingkatkan manajerial ini juga
berfungsi sebagai penyusun kebijakan yang harus dilaksanakan oleh tingkat
institusi. Contoh lembaga di tingkat manajerial adalah Kementerian
Pendidikan (tingkat nasional) dan Dinas Pendidikan (tingkat kabupaten).
3) Tingkatan teknis (technical level). Tingkatan ini berkaitan dengan proses
pembelajaran. Dimana proses pembelajaran tersebut adalah proses yang di
dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar
G. Model Administrasi Pendidikan
1) Model Administrasi Pendidikan Dalam Lingkup Pengembangan Sumber
Daya Manusia .
Garapan kerja administrasi pendidikan sebagai penjabaran dari sumber daya.
Fungsi utama penataan administrasi pendidikan adalah perencanaan
(planning), pelaksanaan (implementing), dan pengawasan (evaluating)
pendidikan yang menyangkut tiga sumberdaya/bidang utama yaitu:
a) Sumber daya manusia (SDM) yang terdiri atas peserta didik, tenaga
kependidikan, dan masyarakat pemakai jasa pendidikan;
b) Sumber belajar (SB) adalah alat atau rencana kegiatan yang akan
dipergunakan sebagai media, di antaranya kurikulum; dan
c) Sumber fasilitas dan dana (SFD) sebagai faktor pendukung yang
memungkinkan pendidikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Semua fungsi dan sumber daya administrasi pendidikan ini merupakan media
(teknologi pendidikan) atau perilaku berorganisasi yang diharapkan dapat
mencapai tujuan pendidikan secara produktif baik untuk kepentingan
perorangan maupun untuk kelembagaan.
Sutisna (1989:19) mengemukakan administrasi pendidikan adalah
“keseluruhan proses dengan mana sumber-sumber manusia dan materi yang
cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapaian maksud-maksud organisasi
secara efisien”.
Sears (1950) sebagaimana dikutip oleh Daryanto (1998:8) mengemukakan
“Education administration is the process as including the following activities
planning, organizing, directing, coordinating, and control”.
Daryanto (1998:8) mengemukakan administrasi pendidikan adalah “suatu cara
bekerja dengan orang-orang, dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan
yang efektif”.
Nawawi (Daryanto, 1998:10) mengemukakan “administrasi pendidikan adalah
rangkaian kegiatan atau keseluruhan, proses pengendalian usaha kerjasama
sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan
sistematis yang diselenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama berupa
lembaga pendidikan formal”.
Dasuqi dan Somantri (1992:10) mengemukakan administrasi pendidikan
adalah upaya menerapkan kaidah-kaidah administrasi dalam bidang
pendidikan. Senada dengan pendapat ini Soepardi (1988:24) mengemukakan
bahwa administrasi pendidikan adalah administrasi yang diterapkan dalam
bidang pendidikan.
Soepardi (1988:25) menjelaskan administrasi pendidikan adalah semua aspek
kegiatan untuk mendayagunakan berbagai sumber (manusia, sarana dan
prasarana, serta media pendidikan lainnya) secara optimal, relevan, efektif,
dan efisien guna menunjang pencapaian tujuan pendidikan.
Sagala (2005:27) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan adalah
penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau sebagai penerapan
administrasi dalam pembinaan, pengembangan, dan pengendalian usaha dan
praktek-praktek pendidikan.
Definisi di atas memberikan gambaran bahwa dalam administrasi pendidikan
terkandung makna:
a) Administrasi pendidikan dilakukan melalui kerjasama sejumlah orang
b) Orientasi pelaksanaan administrasi pendidikan diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
c) Administrasi pendidikan memanfaatkan sumber daya pendidikan secara
optimal.
d) Administrasi pendidikan dilaksanakan melalui proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan
adalah proses memanfaatkan sumber daya pendidikan melalui kerjasama
sejumlah orang dengan melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi, untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
2) Model 4CS Dalam Lingkup Pengembangan Sumber Daya Manusia
Desain model peningkatan kapasitas manajemen mutu sekolah menggunakan
sistematika berpikir GO-PIC (Goals-Output-Proses–Input–Contect) dengan
penonjolan pada kekuatan 4CS Bintang 5 yang tidak lain adalah
mengutamakan kekuatan kepemimpinan untuk dapat menambah dan
mengoptimalkan kapasitas sekolah.

Strategi 4CS dalam Pengembangan Kapasitas Manajemen Sekolah yaitu


pengembangan kapasitas kepemimpinan melalui kapasitas 4CS yaitu
casing/performance, communication, competencies, contribution dan
sample/suri tauladan dalam networking persaudaraan 4CS yaitu membangun
jejaring yang kuat antara pengawas, kepala sekolah, koordinator PKB dan
guru dalam melaksanakan upaya CPD (Continuous Professional
Development).
Hasil penelitian menunjukan bahwa lima dimensi 4CS yaitu
Casing/performance, Communication, Competencies, Contribution dan
Sample/suri tauladan harus dimiliki oleh 4 jejaring 4CS yaitu pengawas,
kepala sekolah, koordinator PKB dan guru. Penelitian baru menjaring tingkat
penting dari 4CS dibangun atas filosofi persaudaraan yang erat belum
menjaring seberapa kuat 4CS dimiliki oleh keempat komponen PKB. 4CS
yang disimbolkan atas genggaman erat kedua belah tangan memiliki filosofi
persaudaraan yang kuat dan mewakili tingkat pengaruh terhadap
pembangunan kapasitas kepemimpinan yang diibaratkan sebagai piramida
pengaruh. Piramida seperti gunung paling tinggi adalah puncaknya dalam
keeratan genggaman tangan 4CS diwakili oleh kelingking, itu yang disebut
dengan casing/performance, kecil tapi yang pertama yang diperhitungkan
orang. Selanjutnya level kedua dari piramida atau jari manis dalam 4CS adalah
communication, bahwa setelah performance sebagai kesan pertama maka
selanjutnya tergantung pada cara berkomunikasi 4CS, level ketiga dalam
piramida pengaruh diwakili oleh jari tengah dalam genggaman tangan 4CS,
jari tengah ini paling besar tetapi di tengah keberadaannya mengandung
makna bahwa menentukan keberadaan kapasitas lebih besar dibanding yang
lain tetapi tersembunyi dan dapat diketahui setelah adanya kinerja, itulah
kompetensi. Level keempat dalam piramida pengaruh diwakili telunjuk dalam
genggaman tangan 4CS, telunjuk memiliki makna “awas” artinya suatu
peringatan bahwa meskipun sudah dimiliki ketiga level sebelumnya, tetapi
tanpa bisa berkontribusi terhadap sekolah maka semuanya menjadi sia sia.
Level kelima dalam piramida pengaruh adalah level yang mendasar dan luas
yang dalam 4CS disimbolkan sebagai genggaman tangan utuh 4CS yaitu
sampel atau suri tauladan. Bila seluruh level sebelumnya sudah dimiliki maka
jadilah pemimpin yang membuat contoh menjadi suri tauladan bagi semuanya.
Proses optimalisasi transformasi capacity building dilakukan dengan
mengeksekusi program membangun menara kepemimpinan bintang 5 yang
dilakukan oleh 4 CS. Kepemimpinan bintang 5 ini memiliki 5 fondasi dan 5
pilar pilar penyangga. Menara kepemimpinan bintang lima disebut sebagai
kepemimpinan sejati/otentik dengan Lima kapasitas kepemimpinan yang harus
dibangun yaitu construct ivistic leadership, value/morale based leadership,
servant leadership, transormational leadership, dan visionary leadership yang
kokoh bila fondasinya ada pada spirit, self dicipline, relationship, heart dan
purpose
3) Menajemen Kapasitas Individu
Upaya peningkatan mutu sekolah dengan sasaran peningkatan kapasitas
individu dilakukan melalui suatu upaya CPD (Continuous Professional
Development), Learning Organization, Pengembangan diri, Cooperative
collegial development dan skills development model CPD dalam Peningkatan
Kapasitas Individu CPD diterjemahkan dalam suatu aktifitas PKB
(Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) menjadi sangat terposisikan
tatkala kebijakan baru tentang kenaikan pangkat guru mulai diterapkan yaitu
melalui Permenegpan RB No. 16 tahun 2009 tentang Kenaikan Pangkat Guru
dan Angka Kreditnya. Melalui Permenegpan baru ini sekolah merespon
dengan menunjuk koordinator PKB yang bertugas untuk mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan PKB. Beberapa kegiatan CPD yang diambil adalah seminar,
workshop, bedah buku, karyawisata, inhouse trainning, melakukan penelitian
tindakan kelas, pembuatan diktat, modul, mengikuti diklat dan studi lanjut.
CPD ditujukan sesuai dengan fungsi utama Pengembangan profesional yaitu
untuk meningkatkan kinerja individu, memperbaiki praktik pembelajaran dan
pekerjaan yang tidak efektif, memfasilitasi agar terjadi perubahan dalam
pembelajaran maupun gaya kerja atau kinerja, dan untuk menetapkan dasar
bagi pelaksanaan kebijakan
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa
 Pertama, konsep dasar dalam administrasi pendidikan mecakup 7 hal yakni,
pengertian administrasi dalam pendidikan, ruang lingkup administrasi dalam
pendidikan, fungsi administrasi dalam pendidikan, tujuan administrasi dalam
pendidikan, prinsip – prinsip administrasi dalam pendidikan, tigkatan
administrasi dalam pendidikan serta model dalam administrasi dalam
pendidikan.
 Kedua, pengertian administrasi pendidikan adalah proses atau upaya
pencapaian suatu tujuan pendidikan, dengan memanfaatkan berbagai
perangkat pendukung aktivitas belajar dan mengajar, dengan memperhatikan
berbagai komponen pendidikan sehingga dapat melakukan perbaikan sistem
pendidikan.
 Ketiga, ruang lingkup administrasi pendidikan mencakup 5 hal yakni, bidang
tata usaha sekolah, bidang personalia murid, bidang personalia guru, bidang
pengawasan atau supervisi, bidang pelaksanaan dan pembinaan kurikulum.
 Keempat, secara umum fungsi administrasi pendidikan ada 9 yakni,
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kordinasi
(coordinating), komunikasi (comunicating), pengawasan (supervision),
kepegawaian (staffing), penganggaran (budgeting), penilaian (evaluating),
pengarahan/penggerakan (actuating/directing).
 Kelima, prinsip dalam administrasi pendidikan mencakup 5 hal yakni, prinsip
efisiensi, prinsip pengelolaan administrator, prinsip pengutamaan tugas
pengelolaan, prinsip kepemimpinan yang efektif, prinsip kerjasama.
 Keenam, administrasi dalam pendidikan memiliki 3 tingkatan yakni, tingkatan
institusi ( instutional level), tingkatan manajerial (manajerial level), dan
tingkatan teknis (technical level).
 Ketujuh, dalam administrasi pendidikan terdapat 3 model yakni, model
administrasi pendidikan dalam lingkup pengembangan sumber daya manusia,
model 4CS dalam lingkup pengembangan sumber daya manusia, menajemen
kapasitas individu
DAFTAR PUSTAKA

Satori Djam’an, Meirawan Danny dan Komariah Aan. 2013. Model Pengembangan Kapasitas
Manajemen Sekolah (School Capacity Building) untuk Mengingkatkan Mutu
Pendidikan. https://media.neliti.com/media/publications/75563-ID-model-
pengembangan-kapasitas-manajemen-s.pdf, diakses pada 26 Februari 2018.
Komariah Halimi, Aan. Strategi 4CS dalam Praktik Kepemimpinan Untuk Meningkatkan
Kapasitas Manajemen Sekolah.
https://www.academia.edu/15308182/STRATEGI_4CS_DALAM_PRAKTIK_KEPE
MIMPINAN_UNTUK_MENINGKATKAN_KAPASITAS_MANAJEMEN_SEKOL
AH, diakses pada 12 Maret 2018.
Manajemen Pendidikan: Pengertian, Ruang Lingkup, Tujuan, Fungsi (maxmanroe.com)

Anda mungkin juga menyukai