Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Setiap orang memiliki kemampuan belajar yang berbeda, oleh karena itu bagi
para tenaga pengajar tidak dapat memukul rata satu pendekatan belajar yang sama
untuk semua muridnya. Ada sejumlah teori belajar yang bisa disesuaikan dengan
karakter dan kemampuan murid, salah satunya yakni teori belajar humanistik.
Bagi seorang tenaga pendidik, mengemban tanggung jawab yang besar dalam
melakukan pekerjaannya untuk mencerdaskan bangsa bukan perkara mudah. Maka
dari itu, proses pengajaran juga membutuhkan persiapan baik dan matang untuk
memastikan bahwa materi atau pengetahuan dapat tersampaikan dengan baik.
Selain itu, mengajarkan ilmu pengetahuan bukan merupakan pekerjaan mudah
sesederhana memberikan materi. Melainkan ada kewajiban besar di baliknya, dimana
mereka dituntut untuk membuat murid-murid dengan kemampuan yang berbeda bisa
memahami satu kurikulum pelajaran yang sama.
Untuk itu perlu dipahami apabila mengajar tidak sekedar menyampaikan materi tapi
lebih dari itu, mengajar merupakan bagaimana guru melakukan pendekatan
sistematis dan psikologis terhadap muridnya untuk memahami mereka.
Sebab, hanya dengan memahami murid seorang pendidik mampu mengetahui
bagaimana treatment yang benar supaya ilmu pengetahuan dapat tersampaikan
dengan baik pada muridnya. Dalam membahas pendekatan belajar, mungkin hal
yang sudah biasa di kalangan para tenaga pengajar dan guru. Tapi bisa jadi hal
tersebut begitu asing bagi para orang tua dan lainnya.
Dalam makalah ini, kita akan membahas salah satu teori pendekatan belajar yaitu
teori humanistik, yang mungkin dapat memberikan gambaran bagi para calon guru,
calon pengajar bahkan calon orang tua di masa depan.

1|literasi teori humanistic


1.2. RUMUSAN MASALAH

1) Jelaskan apa yang di maksud dengan Teori Humanistik


2) Sebutkan dan jelaskan Ciri- ciri Teori Humanistik
3) Sebutkan dan Jelaskan Manfaat Teori Humanistik
4) Jelaskan Tujuan Belajar Teori Humanistik
5) Sebutkan Kelebihan dan Kekurangan teori Humanistik
6) Bagaimana penerapan Teori Humanistik dalam pembelajaran

1.3. TUJUAN

1) Pembaca Mampu Menjelaskan apa yang di Maksud dengan Teori


Humanistic, Pembaca Juga mampu menyebutkan secara tuntas baik ciri– ciri
teori humanistic sampai pada kelebihan dan kekurangan Teori humanistic.
2) Setelah Pembaca mampu Memahami Teori pembelajaran Humanistik Secara
Menyeluruh, Maka pembaca Juga harus bisa menerapkan teori Humanistik
pada metode pembelajaran.

2|literasi teori humanistic


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Humanistik

Humanistik adalah salah satu pendekatan atau aliran dari psikologi yang
menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan
untuk pulih kembali setelah mengalami ketidak bahagiaan, serta keberhasilan
dalam merealisasikan potensi manusia.

Teori humanistik bertujuan menjadikan manusia seutuhnya yang melek


terhadap perubahan alam semesta dan diri peserta didik sendiri.Teori humanistik
bertujuan menjadikan manusia seutuhnya sehingga dapat paham terhadap
perubahan lingkungan dan dirinya sendiri. Pendidikan humanistik menjadikan
manusia seutuhnya, sebagai makhluk Allah SWT dikaruniai fitrah sebagai
manusia. Manusia pada pendidikan humanistik bersifat kemanusiaan yang dilihat
secara filosofis,dengan hal ini paradigma pendidikan memilki harapan besar
terhadap nilai pragmatisiptek tidak bisa mematikan kepentingan dan
kemanusiaan. Sehingga peserta didik terjaga dari dampak negatif teknologi serta
keadaan kehidupan manusia menjadi kondusif dan aman.Psikologi humanistik
menganjurkan pendidik sebagai fasilitator. Pendidik humanistik adalah pendidik
yang manusiawi. Psikologi humanistik mengarahkan peserta didik untuk
meningkatkan potensi intelektual yang peserta didik miliki. Pendidik
membimbing siswa dengan tidak membebani peserta didik dipembelajaran tetapi
menanamkan nilai-nilai atau perilaku positif dan perilaku negatif.

Tujuan belajar paham humanisme menjadikan memanusiakan manusia.


Kegiatan pembelajaran akan berhasil ketika pesertadidik melek terhadap
lingkungan sekitar dan dirinya sendiri. Teori ini menitik beratkan gaya peserta
didik dalam belajar. Pendidik hanya mengarahkan peserta didik agar belajar
dengan baik.Teori belajar humanisme beranggapan perilaku peserta didik
ditentukan oleh diri sendiri bukan lingkungan dan pengetahuan. Sehingga peserta
didik menemukan aktualisasi diri mereka. Kebermaknaan aktualisasi diri sendiri
maupun oleh lingkungan. Dalam artian peserta didik bisa memotivasi diri sebagai
faktor internal diri peserta didik. Kebermaknaan proses belajar berdasarkan
pengalaman peserta didik secara langsung, memikirkan, merasakan, kehendak
sendiri serta melibatkan seluruh potensi kepribadian peserta didik. Belajar
bermakna merupakan belajar untuk memenuhi kebutuhan nyata individu.
Pandangan teori humanisme.

3|literasi teori humanistic


Pandangan Para Tokoh Penganut Aliran Humanistik Terhadap Belajar.Banyak
tokoh penganut aliran humanistic, diantaranya adalah :
 Kolb yang terkenal dengan “Belajar Empat Tahap” nya,
 Honey dan Mumford dengan pembagian tentang macam-macam
siswa, hubermas dengan “Tiga macam tipe belajar”nya,
 Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan “Taksonomi Bloom”nya.

Pandangan masing-masing tokoh terhadap belajar di deskripsikan sebagai


berikut:
1) Pandangan Kolb terhadap Belajar.Kolb seorang ahli penganut aliran
humanistic membagi tahap-tahap belajar menjadi 4, yaitu ;
a) Tahap pengalaman konkret
Tahap pengalaman konkret Pada tahap paling awal atau dalam
peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat
mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana
adanya. Ia dapat melihat dan merasakannya, dapat menceritakan
peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang dialaminya. Namun dia
belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa
tersebut. Ia hanya dapat merasakan kejadian tersebut apa adanya,
dan belum dapat memahami serta menjelaskan bagaimana
peristiwa itu terjadi. Ia juga belum dapat memahami mengapa
peristiwa tersebut harus terjadi seperti itu. Kemampuan inilah yang
terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap paling awal dalam proses
belajar.

b) Tahap pengamatan aktif dan reflektif


Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang
makin lama akan semakin mampu melakukan observasi secara
aktif terhadap peristiwa yang dialaminya. Ia mulai berupaya untuk
mencari jawaban dan memikirkan kejadian tersebut. Ia
melakukan reflaksi terhadap peristiwa yang dialaminya, dengan
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan bagaimana hal itu bisa
terjadi, dan mengapa hal itu mesti terjadi. Pemahamannya terhadap
peristiwa yang dialaminya semakin berkembang. Kemampuan
inilah yang dimiliki seseorang pada tahap kedua dalam proses
belajar.

c) Tahap konseptualisasi
Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah
mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu
teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu
yangmenjadi objek perhatiannya. Berpikir induktif banyak
dilakukan untuk merumuskan suatu aturan umum atau generalisasi
dari berbagai contoh peristiwa yang dialaminya. Walaupun
kejadian-kejadian yang diamati tampak berbeda-beda, namun

4|literasi teori humanistic


memiliki komponen-komponen yang sama yang dapat dijadikan
dasar aturan bersama.

d) Tahap eksperimentasi aktif.


Tahap terakhir dari peristiwa belajar menurut Kolb adalah
melakukan eksperimentasi secara aktif. Pada tahap ini seseorang
sudah mampu mengaplikasikan kosep-konsep, teori-teori, atau
atuaran-aturan ke dalam situasi nyata. Berpikir deduktif banyak
digunakan untuk mempraktekkan dan menguji teori-teori serta
konsep-konsep di lapangan. Ia tidak lagi mempertanyakan asal usul
teori atau suatu rumus, tetapi ia mampu menggunakan teori atau
rumus-rumus tersebut untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya, yang belum pernah ia jumpai sebelumnya

2) Pandangan Honey dan Mumford terhadap Belajar, Tokoh teori


humanistic lainnya adalah honey dan Mumford. Pandangannya
tentang belajar oleh pandangan Kolb mengenai tahap-tahap belajar di
atas. Honey dan Mumford. menggolong-golongkan orang yang belajar ke
dalam empat macam atau golongan, yaitu kelompok aktivis, golongan
reflector, kelompok teoritis dan golongan pragmatis. Masing-masing
kelompok memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelompok lainnya.
Karakteristik yang dimaksud adalah:
a) Kelompok Aktivis
Orang-orang yang termasuk kedalam kelompok aktivis adalah
mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam
berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman-
pengalaman baru. sehingga metode yang cocok adalah problem
solving, brainstorming. Namun mereka akan cepat bosan dengan
kegiatan-kegiatan yang implementasinya memakan waktu lama.

b) Kelompok Kelompok reflector


Mereka yang termasuk dalam kelompok reflector mempunyai
kecendrungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk
aktivis. Dalam melakukan suatu tindakan, orang-orang tipe
reflector sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan.
Pertimbangan-pertimbangan baik buruk dan untung rugi, selalu
diperhitungkan dengan cermat dalam memutuskan sesuatu. Orang-
orang demikian tidak mudah dipengaruhi, sehingga mereka
cenderung bersifat konservatif.

c) Kelompok Teoris
Lain halnya dengan orang-orang tipe teoris, mereka memiliki
kecendrungan yang sangat kritis, suka menganalisis, selalu
berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya. Segala
sesuatu sering dikembalikan kepada teori dan konsep-konsep atau
hukum-hukum. Mereka tidak menyukai pendapat atau penilaian

5|literasi teori humanistic


Yang sifatnya subjektif. Dalam melakukan atau memutuskan
sesuatu, kelompok teoris penuh dengan pertimbangan, sangat
skeptic dan tidak menyukai hal-hal yang bersifat spekulatif.
Mereka tampak lebih tegas dan mempunyai pendirian yang
kuat,sehingga tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.

d) Kelompok Pragmatis
Berbeda dengan orang-orang tipe pragmatis, mereka memiliki
sifat-sifat yang praktis, tidak suka berpanjang lebar dengan teori-
teori, konsep-konsep, dalil-dalil, dan sebagainya. Bagi mereka
yang penting adalah aspek-aspek praktis, sesuatu yang nyata
dan dapat dilaksanakan. Sesuatu hanya bermanfaat jika dapat
dipraktekkan. Teori, konsep, dalil, memang penting, tetapi jika itu
semua tidak dapat dipraktekkan maka teori, konsep, dalil, dan
lain-lain itu tidak ada gunanya. Bagi mereka, sesuatu adalah baik
dan berguna jika dapat dipraktekkan dan bermanfaat bagi
kehidupan manusia.

3) Pandangan Bloom dan Krathwohl


Mereka lebih menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai
oleh individu (sebagai tujuan belajar), setelah melalui peristiwa-peristiwa
belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum ke dalam tiga
kawasan yang dikenal dengan sebutan Taksonomi Bloom. Melalui
taksonomi bloom inilah telah berhasil memberikan inspirasi kepada
banyak pakar pendidikan dalam mengembangakan teori-teori maupun
praktek pembelajaran. Pada tataran praktis, taksonsomi Bloom ini telah
membantu para pendidik dan guru untuk merumuskan tujuan-tujuan
belajar yang akan dicapai,dengan rumusan yang mudah dipahami.
Berpijak pada taksonomi bloom inipulalah para praktisi pendidikan dapat
merancang program-programpembelajarannya. Setidaknya di Indonesia,
taksonomi Bloom ini telah banyak dikenal dan paling populer di
lingkungan pendidikan.

Secara ringkas, ketiga kawasan dalam Taksonomi Bloom tersebut adalah


sebagai berikut:
a) Domain kognitif, terdiri atas 6 tingkatan,yaitu:
 Pengetahuan (mengingat,Menghafal)
 Pemahaman (Menginterpretasikan)
 Analisis (Menjabarkan)
 Sintesis (Menggabungkan)
 Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb.)
b) Domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
 Peniruan (menirukan gerak)

6|literasi teori humanistic


Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan
gerak)
 Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
 Peragkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus
dengan benar)
 Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
c) Domain efektif, terdiri atas 5 tingkatan,yaitu:
 Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
 Merespon (aktif berpartisipasi)
 Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-
nilai tertentu)
 Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang
dipercayainya)
 Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari
pola hidupnya)

B. Tokoh-tokoh Teori Humanistik

1. Arthur Combs (1912-1999),


Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti
dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.
 Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan
lingkungan
 besar (2) adalah persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu
dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap
perilakunya.
Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin
mudah.19 Wasti Sumanto, 1998: 137) Comb mencurahkan banyak
perhatian pada dunia pendidikan.Meanig (makna atau arti) adalah konsep
dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi
individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak di sukai atau
tidak relevan dengan kehidupan mereka.
Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi
karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada
alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu
sebernarnya tak lain hanyalah dari ketidak mampuan seseorang untuk
melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
Oleh karena itu, guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba
memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan
siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain.

7|literasi teori humanistic


2. Abraham Maslow,
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-
masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk
berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut
membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain
seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan,
keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah
kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri(self).

Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima


dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari
ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut
Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki,
mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang
paling tinggi (aktualisasi diri).

Tingkatan kebutuhan seseorang menurut Maslow adalah sebagai


berikut:
1) kebutuhan fisiologis,
2) Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan. Setiap individu
mempunyai kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan.
3) Kebutuhan untuk diterima dan dicintai.
4) Kebutuhan akan penghargaan.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri. Setiap orang harus berkembang
sepenuh kemampuannya. Pemaparan tentang kebutuhan
psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan
menggunakan kemampuan disebut aktulisasi diri, dan
merupakan salah satu aspek penting teorinya tentang motivsi
manusia. Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi
diri merupakan hierarki kebutuhan dasar manusia yang paling
tinggi dalam Maslow. Kebutuhan ini akan muncul apabila
kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan
dengan baik. Self actualization menurut istilah Maslow ialah
pemenuhan dirinya sendiri dan realisasi dari potensi pribadi.
Aktualisasi diri didefisikan sebagai “the desire to become
everything that one is capable of becoming” (keinginan untuk
menjadi apa pun yang ingin dia lakukan).

8|literasi teori humanistic


3. Carl Ransom Rogers
Rogers dilahirkan di Oak Park, Illinois, pada tahun 1902 dan wafat di
LaJolla, California, pada tahun 1987. Pada tahun 1928 ia memperoleh
gelar Master di bidang psikologi dari Columbia University dan kemudian
memperoleh gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis pada tahun 1931.
Menurut Rogers, guru diharapkan untuk berperan hanya sebagai fasilitator
yang baik.

Adapun strategi yang mesti dilakukan oleh guru dalam menerapkan


pembelajaran humanistik, sebagaimana dihimpun oleh R. Agung SP dan
Latifatul Choir dalam makalahnya tentang teori humanisme, antara lain:
1) merumuskan tujuan belajar yang jelas
2) mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang
bersifat jelas, jujur, dan positif
3) mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk
belajar atas inisiatif sendiri
4) mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses
pembelajaran secara mandiri
5) siswa diberi keleluasaan mengemukakan pendapat, memilih
pilihannya sendiri, melakukan apa yang diinginkan dan
menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan
6) guru menerima keadaan masing-masing siswa apa adanya; dengan
tidak memihak, memahami karakter pemikiran siswa, dan tidak
menilai siswa secara normatif belaka melainkan dengan cara
memberikan 2 pandangan dua sisi dalam hal moral dan etika
berkomunikasi
7) menawarkan kesempatan kepada siswa untuk maju (tampil)
8) evaluasi yang diberikan secara individual berdasarkan perolehan
prestasi

C. Ciri – Ciri Teori Humanistik

Setiap teori belajar, tentu memiliki ciri khas masing-masing, termasuk pada teori
belajar humanistik. Berikut adalah ciri-cirinya.
1. Teori belajar ini menekankan pada proses aktualisasi diri individu
(manusia sebagai sosok individu yang dapat mengeksplorasi dirinya
sendiri).
2. Dalam penerapannya, proses merupakan hal yang sangat penting dan
menjadi fokus belajar.
3. Melibatkan peran aspek kognitif dan juga afektif.
4. Mengedepankan pengetahuan atau pemahaman individu.
5. Mengedepankan bentuk perilaku diri sendiri.
6. Tidak ada yang lebih berhak mengatur proses belajar setiap individu selain
dirinya sendiri.

9|literasi teori humanistic


D. Langkah – langkah Pembelajaran Teori Humanistik

Seperti halnya teori belajar ataupun metode belajar lain, teori belajar humanistik
juga memiliki langkah-langkah yang harus diperhatikan agar pembelajaran
berjalan sesuai dengan tujuan. Berikut adalah langkah-langkahnya.
1. Menentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu.
2. Merumuskan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Melakukan identifikasi awal terhadap kemampuan setiap siswa.
4. Menganalisis topik untuk mengidentifikasi kemungkinan keikutsertaan
peserta didik pada pembelajaran tersebut.
5. Membuat rancangan fasilitas belajar untuk siswa.
6. Memberikan bantuan, pendampingan, atau bimbingan agar peserta didik
bisa belajar secara aktif.
7. Mendorong siswa untuk memahami makna dari pengalaman selama
belajar.
8. Memberikan bimbingan tentang konseptualisasi pengalaman yang
diperoleh dari hasil belajar.
9. Membimbing siswa terkait bagaimana menerapkan pengalaman belajar
yang sudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
10. Melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran.

E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik


1. Kelebihan Teori Belajar Humanistik
a. Siswa dengan sendirinya akan termotivasi dan merasa senang dalam
belajar.
b. Karena memahami jiwa dan pola pikir siswa, guru akan menerima
mereka apa adanya.
c. Siswa memiliki pengetahuan yang bermakna.
d. Teori humanistik memiliki karakter yang memfokuskan pada
pengembangan sikap, kepribadian, mental dan analitik.
e. Siswa dalam jangka panjang bisa meraih potensi diri dengan baik.
f. Salah satu ciri kesuksesan penerapan teori belajar humanistik adalah
siswa merasa termotivasi dalam belajar
g. Siswa akan mempunya pola pikir dan perasaan halus yang baru.
h. Siswa akan memiliki mental yang kuat dan berkarakter. Menjadi
manusia seutuhnya berani, kuat, bebas dan bisa mengontrol
kepribadiannya dengan penuh tanggung jawab.
i. Siswa akan lebih inovatif dalam menguasai pembelajaran dengan
gampang.

10 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c
2. Kekurangan Teori Belajar Humanistik
a. Bagi siswa yang memiliki kecenderungan pasif dan kurang inisiatif
dalam belajar akan tertinggal dalam pembelajaran.
b. Penerapan teori belajar akan tersendat bila siswa tidak didukung
dengan motivasi dan lingkungan yang baik.
c. Penerapan teori akan susah untuk di aktualisasi dalam bentuk yang
lebih efisien.
d. Bagi siswa yang malas untuk mendalami potensi diri akan
tertinggal dalam pembelajaran.
e. Implementasi teori humanistik akan membuat siswa cenderung
lebih mementingkan diri sendiri.
f. Fungsi guru dalam pertumbuhan karakter siswa akan semakin
berkurang.
g. Faktor dari kesuksesan pembelajaran lebih berpengaruh atas
tindakan siswa sendiri.

F. Prinsip Teori Humanistik


1. Belajar akan menjadi kegiatan yang menyenangkan bila siswa tahu
manfaat belajar itu sendiri.
2. Belajar adalah salah satu sifat alami manusia untuk bertahan hidup.
3. Ketika siswa dikembangkan untuk menjadi manusia yang percaya diri
maka mereka otomatis akan menjadi pribadi yang reflektif (mudah
introspeksi).
4. Aktivitas belajar akan bisa merubah pemahaman tentang diri peserta didik.
5. Penyesuain dalam belajar akan cepat dipahami bila permasalahan yang ada
di luar siswa bisa dikurangi.
6. Peserta didik akan tenang dan mudah memahami dalam belajar ketika
lingkungan dalam dan luar dalam keadaan aman.
7. Aktivitas belajar akan menjadi bermakna jika apa yang dipelajari siswa
memiliki koneksi dengan kehidupan nyata (sehari-hari).
8. Belajar akan lebih efektif bila siswa langsung mempraktekannya.
9. Hasil yang maksimal akan diraih bila siswa terlibat langsung dalam
pembelajaran.

11 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c
G. Implementasi Teori Humanistik pada Pembelajaran PAI

Penerapan teori humanistic ke dalam pembelajaran PAI bisa dilakukan, dalam


perencanaan pembelajarannya seorang guru perlu memperhatikan pengalaman
dan karakteristik individu, karena dalam teori belajar humanistik menganut
student-centered..Menurut Rogers, guru yang mengimplementasikan teori
humanistik ke dalam pembelajaran PAI disarankan supaya memiliki strategi
salah satunya adalah peer-tutoring (siswa mengajar siswa yang lain).

Rogers adalah penganjur yang kuat pada penemuannya, di mana siswa mencari
jawaban terhadap pertanyaan yang riil, membuat penemuan autonomus (bebas),
dan menjadi pencetus dalam belajar atas inisiatifnya sendiri.Teori belajar
humanistik dapat diterapkan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
misalnya dalam pembelajaran tauhid, akhlak. akan sangat membantu para
pendidik dalam memahami arah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga
upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan dan
dilakukan untuk mencapai tujuannya. Contoh pembelajaran kooperatif dari teori
humanistik ini ialah mengemas materi pembelajaran akhlak, fiqh atau tauhid
dengan strategi pembelajarandiskusi kelompok. Peran guru di sini sebagai
fasilitator dan pendamping ketika diskusi tidak bisa mendapatkan kesepakatan.
Diskusi bermanfaat untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam
memecahkan masalah secara mandiri, meningkatkan pemahaman atas masalah
penting, mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi, membina
kerjasama yang bertanggung jawab dan melatih siswa untuk menghargai pendapat
orang lain.
Adapun langkah-langkah metode diskusi:
1. Tahap persiapan meliputi:
a. Memilih dan menetapkan topik atau tema yang menarik,
misalnya zakat profesi, pembagian waris dan poligami.
b. Mengidentifikasi dan menetapkan satu sumber bacaan atau
informasi yang akan didiskusikan siswa.
2. Siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, kemudian memilih
pimpinan diskusi, mengatur tempat duduk dan ruangan sesuaiintruksi
guru.
3. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru
berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain, menjaga ketertiban
serta memberikan dorongan dan bantuan agar anggota kelompok ikut
berpartisipasi aktif, sehingga diskusi bisa berjalan lancar.
4. Setiap kelompok harus melaporkan hasil diskusinya. Kemudian hasil
diskusi diberikan tanggapan oleh semua siswa, terutama dari
kelompok lain. Guru bertugas memberikan ulasan atau penjelasan terhadap
laporan tersebut.
5. Yang terakhir siswa mencatat hasil diskusi dan guru menyimpulkan
laporan diskusi dari setiap kelompok.

12 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa :

 Teori belajar humanistik menekan pendidik sebagai fasilitator. Pendidik-pendidik


yang hebat merupakan pendidik-pendidik yang bisa menjadikan manusia
seutuhnya. aliran humanistik mengarahkan untuk meningkatkan potensi diri dan
intelegensi sehingga bisa menjawab tantangan global baik positif maupun negatif.
Pendidik memberikan bimbingan yang membebaskan secara positif pada siswa
dalam kegiatan pembelajarannya, sehingg nilai-nilai atau norma diterima secara
kaffah memberikan informasi padanya tentang perilaku positif dan perilaku
negatif yang seharusnya tidak dilakukannya.

 Mata pelajaran PAI adalah mata pelajaran yang orientasinya untuk pembentukan
habituasi atau pembiasaan dalam mengamalkan agama yang telah dipelajari
oleh siswa, sehingga teori belajar humanistik masih sulit diterapkan ke dalam
langkah-langkah pembelajaran yang praktis dan operasional, namun
sumbangannya begitu besar. Konsep-konsep, ide-ide, taksonomi-taksonomi tujuan
yang telah dirumuskannya dapat membantu para pendidik dan guru dalam
memahami hakekat manusia. Hal ini akan dapat membantu mereka dalam
menentukan komponen-komponen pembelajaran seperti perumusan tujuan,
penentuan materi, pemilihan strategi pembelajaran, serta pengembangan alat
evaluasi, ke arah pembentukan manusia yang dicita-citakan tersebut.

13 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-humanistik/
Mona Ekawati
JurnalReviewPendidikandanPengajaranhttp://journal.universitaspahlawan.ac.i
d/index.php/jrppVolume2 Nomor2, Desember2019P-2655-710Xe-ISSN2655-
6022 http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/482
Mohammad Muchlis Solichin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Email:
muchlisnadif@gmail.com Teori Belajar Humanistik Dan Aplikasinya Dalam
Pendidikan Agama Islam: Telaah Materi Dan Metode Pembelajaran
ISLAMUNA Jurnal Studi Islam Volume 5 Nomor 1 Juni 2018
https://core.ac.uk/download/pdf/229884778.pdf
Ujione PT Jetorobit-jlmGodeanKM4,5.Ruko GodeanPermai KAV 3,Sleman,DI
Yogyakarta,Indonesia https://ujione.id/teori-belajar-humanistik/#:~:text=Ciri
%2Dciri%20Teori%20Belajar%20teori%20Humanistik&text=Dalam
%20penerapannya%2C%20proses%20merupakan%20hal,Mengedepankan
%20bentuk%20perilaku%20diri%20sendiri.
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan DasarVolume. 3, Nomor 1 Oktober 2018ISSN: 2527-
5445http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
http://103.207.96.36:8056/ojs2/index.php/AW/article/view/889/732
Agil Antono: Kelebihan Dan Kekurangan Teori Humanistik Yang Perlu
Diperhatikan https://dosenpsikologi.com/kelebihan-dan-kekurangan-
teori-humanistik
Harys Imanulloh Home » Pembelajaran » Teori Belajar HumanistikTeori Belajar
HumanistikFebruari 1, 2021 https://www.tripven.com/teori-belajar-
humanistik/
Muchamad Chairul UmamInstitut Agama Islam Negeri
SalatigaMuch.umam26@gmail.comTDRIBJURNALPENDIDIKANAGAMAI
SLAM Vol. 5No. 2(Desember 2019): 247-264
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Tadrib/article/view/3305

14 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c

Anda mungkin juga menyukai