PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Setiap orang memiliki kemampuan belajar yang berbeda, oleh karena itu bagi
para tenaga pengajar tidak dapat memukul rata satu pendekatan belajar yang sama
untuk semua muridnya. Ada sejumlah teori belajar yang bisa disesuaikan dengan
karakter dan kemampuan murid, salah satunya yakni teori belajar humanistik.
Bagi seorang tenaga pendidik, mengemban tanggung jawab yang besar dalam
melakukan pekerjaannya untuk mencerdaskan bangsa bukan perkara mudah. Maka
dari itu, proses pengajaran juga membutuhkan persiapan baik dan matang untuk
memastikan bahwa materi atau pengetahuan dapat tersampaikan dengan baik.
Selain itu, mengajarkan ilmu pengetahuan bukan merupakan pekerjaan mudah
sesederhana memberikan materi. Melainkan ada kewajiban besar di baliknya, dimana
mereka dituntut untuk membuat murid-murid dengan kemampuan yang berbeda bisa
memahami satu kurikulum pelajaran yang sama.
Untuk itu perlu dipahami apabila mengajar tidak sekedar menyampaikan materi tapi
lebih dari itu, mengajar merupakan bagaimana guru melakukan pendekatan
sistematis dan psikologis terhadap muridnya untuk memahami mereka.
Sebab, hanya dengan memahami murid seorang pendidik mampu mengetahui
bagaimana treatment yang benar supaya ilmu pengetahuan dapat tersampaikan
dengan baik pada muridnya. Dalam membahas pendekatan belajar, mungkin hal
yang sudah biasa di kalangan para tenaga pengajar dan guru. Tapi bisa jadi hal
tersebut begitu asing bagi para orang tua dan lainnya.
Dalam makalah ini, kita akan membahas salah satu teori pendekatan belajar yaitu
teori humanistik, yang mungkin dapat memberikan gambaran bagi para calon guru,
calon pengajar bahkan calon orang tua di masa depan.
1.3. TUJUAN
Humanistik adalah salah satu pendekatan atau aliran dari psikologi yang
menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan
untuk pulih kembali setelah mengalami ketidak bahagiaan, serta keberhasilan
dalam merealisasikan potensi manusia.
c) Tahap konseptualisasi
Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah
mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu
teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu
yangmenjadi objek perhatiannya. Berpikir induktif banyak
dilakukan untuk merumuskan suatu aturan umum atau generalisasi
dari berbagai contoh peristiwa yang dialaminya. Walaupun
kejadian-kejadian yang diamati tampak berbeda-beda, namun
c) Kelompok Teoris
Lain halnya dengan orang-orang tipe teoris, mereka memiliki
kecendrungan yang sangat kritis, suka menganalisis, selalu
berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya. Segala
sesuatu sering dikembalikan kepada teori dan konsep-konsep atau
hukum-hukum. Mereka tidak menyukai pendapat atau penilaian
d) Kelompok Pragmatis
Berbeda dengan orang-orang tipe pragmatis, mereka memiliki
sifat-sifat yang praktis, tidak suka berpanjang lebar dengan teori-
teori, konsep-konsep, dalil-dalil, dan sebagainya. Bagi mereka
yang penting adalah aspek-aspek praktis, sesuatu yang nyata
dan dapat dilaksanakan. Sesuatu hanya bermanfaat jika dapat
dipraktekkan. Teori, konsep, dalil, memang penting, tetapi jika itu
semua tidak dapat dipraktekkan maka teori, konsep, dalil, dan
lain-lain itu tidak ada gunanya. Bagi mereka, sesuatu adalah baik
dan berguna jika dapat dipraktekkan dan bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
Setiap teori belajar, tentu memiliki ciri khas masing-masing, termasuk pada teori
belajar humanistik. Berikut adalah ciri-cirinya.
1. Teori belajar ini menekankan pada proses aktualisasi diri individu
(manusia sebagai sosok individu yang dapat mengeksplorasi dirinya
sendiri).
2. Dalam penerapannya, proses merupakan hal yang sangat penting dan
menjadi fokus belajar.
3. Melibatkan peran aspek kognitif dan juga afektif.
4. Mengedepankan pengetahuan atau pemahaman individu.
5. Mengedepankan bentuk perilaku diri sendiri.
6. Tidak ada yang lebih berhak mengatur proses belajar setiap individu selain
dirinya sendiri.
Seperti halnya teori belajar ataupun metode belajar lain, teori belajar humanistik
juga memiliki langkah-langkah yang harus diperhatikan agar pembelajaran
berjalan sesuai dengan tujuan. Berikut adalah langkah-langkahnya.
1. Menentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu.
2. Merumuskan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Melakukan identifikasi awal terhadap kemampuan setiap siswa.
4. Menganalisis topik untuk mengidentifikasi kemungkinan keikutsertaan
peserta didik pada pembelajaran tersebut.
5. Membuat rancangan fasilitas belajar untuk siswa.
6. Memberikan bantuan, pendampingan, atau bimbingan agar peserta didik
bisa belajar secara aktif.
7. Mendorong siswa untuk memahami makna dari pengalaman selama
belajar.
8. Memberikan bimbingan tentang konseptualisasi pengalaman yang
diperoleh dari hasil belajar.
9. Membimbing siswa terkait bagaimana menerapkan pengalaman belajar
yang sudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
10. Melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran.
10 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c
2. Kekurangan Teori Belajar Humanistik
a. Bagi siswa yang memiliki kecenderungan pasif dan kurang inisiatif
dalam belajar akan tertinggal dalam pembelajaran.
b. Penerapan teori belajar akan tersendat bila siswa tidak didukung
dengan motivasi dan lingkungan yang baik.
c. Penerapan teori akan susah untuk di aktualisasi dalam bentuk yang
lebih efisien.
d. Bagi siswa yang malas untuk mendalami potensi diri akan
tertinggal dalam pembelajaran.
e. Implementasi teori humanistik akan membuat siswa cenderung
lebih mementingkan diri sendiri.
f. Fungsi guru dalam pertumbuhan karakter siswa akan semakin
berkurang.
g. Faktor dari kesuksesan pembelajaran lebih berpengaruh atas
tindakan siswa sendiri.
11 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c
G. Implementasi Teori Humanistik pada Pembelajaran PAI
Rogers adalah penganjur yang kuat pada penemuannya, di mana siswa mencari
jawaban terhadap pertanyaan yang riil, membuat penemuan autonomus (bebas),
dan menjadi pencetus dalam belajar atas inisiatifnya sendiri.Teori belajar
humanistik dapat diterapkan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
misalnya dalam pembelajaran tauhid, akhlak. akan sangat membantu para
pendidik dalam memahami arah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga
upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan dan
dilakukan untuk mencapai tujuannya. Contoh pembelajaran kooperatif dari teori
humanistik ini ialah mengemas materi pembelajaran akhlak, fiqh atau tauhid
dengan strategi pembelajarandiskusi kelompok. Peran guru di sini sebagai
fasilitator dan pendamping ketika diskusi tidak bisa mendapatkan kesepakatan.
Diskusi bermanfaat untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam
memecahkan masalah secara mandiri, meningkatkan pemahaman atas masalah
penting, mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi, membina
kerjasama yang bertanggung jawab dan melatih siswa untuk menghargai pendapat
orang lain.
Adapun langkah-langkah metode diskusi:
1. Tahap persiapan meliputi:
a. Memilih dan menetapkan topik atau tema yang menarik,
misalnya zakat profesi, pembagian waris dan poligami.
b. Mengidentifikasi dan menetapkan satu sumber bacaan atau
informasi yang akan didiskusikan siswa.
2. Siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, kemudian memilih
pimpinan diskusi, mengatur tempat duduk dan ruangan sesuaiintruksi
guru.
3. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru
berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain, menjaga ketertiban
serta memberikan dorongan dan bantuan agar anggota kelompok ikut
berpartisipasi aktif, sehingga diskusi bisa berjalan lancar.
4. Setiap kelompok harus melaporkan hasil diskusinya. Kemudian hasil
diskusi diberikan tanggapan oleh semua siswa, terutama dari
kelompok lain. Guru bertugas memberikan ulasan atau penjelasan terhadap
laporan tersebut.
5. Yang terakhir siswa mencatat hasil diskusi dan guru menyimpulkan
laporan diskusi dari setiap kelompok.
12 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa :
Mata pelajaran PAI adalah mata pelajaran yang orientasinya untuk pembentukan
habituasi atau pembiasaan dalam mengamalkan agama yang telah dipelajari
oleh siswa, sehingga teori belajar humanistik masih sulit diterapkan ke dalam
langkah-langkah pembelajaran yang praktis dan operasional, namun
sumbangannya begitu besar. Konsep-konsep, ide-ide, taksonomi-taksonomi tujuan
yang telah dirumuskannya dapat membantu para pendidik dan guru dalam
memahami hakekat manusia. Hal ini akan dapat membantu mereka dalam
menentukan komponen-komponen pembelajaran seperti perumusan tujuan,
penentuan materi, pemilihan strategi pembelajaran, serta pengembangan alat
evaluasi, ke arah pembentukan manusia yang dicita-citakan tersebut.
13 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-humanistik/
Mona Ekawati
JurnalReviewPendidikandanPengajaranhttp://journal.universitaspahlawan.ac.i
d/index.php/jrppVolume2 Nomor2, Desember2019P-2655-710Xe-ISSN2655-
6022 http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/482
Mohammad Muchlis Solichin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura Email:
muchlisnadif@gmail.com Teori Belajar Humanistik Dan Aplikasinya Dalam
Pendidikan Agama Islam: Telaah Materi Dan Metode Pembelajaran
ISLAMUNA Jurnal Studi Islam Volume 5 Nomor 1 Juni 2018
https://core.ac.uk/download/pdf/229884778.pdf
Ujione PT Jetorobit-jlmGodeanKM4,5.Ruko GodeanPermai KAV 3,Sleman,DI
Yogyakarta,Indonesia https://ujione.id/teori-belajar-humanistik/#:~:text=Ciri
%2Dciri%20Teori%20Belajar%20teori%20Humanistik&text=Dalam
%20penerapannya%2C%20proses%20merupakan%20hal,Mengedepankan
%20bentuk%20perilaku%20diri%20sendiri.
ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan DasarVolume. 3, Nomor 1 Oktober 2018ISSN: 2527-
5445http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/AW
http://103.207.96.36:8056/ojs2/index.php/AW/article/view/889/732
Agil Antono: Kelebihan Dan Kekurangan Teori Humanistik Yang Perlu
Diperhatikan https://dosenpsikologi.com/kelebihan-dan-kekurangan-
teori-humanistik
Harys Imanulloh Home » Pembelajaran » Teori Belajar HumanistikTeori Belajar
HumanistikFebruari 1, 2021 https://www.tripven.com/teori-belajar-
humanistik/
Muchamad Chairul UmamInstitut Agama Islam Negeri
SalatigaMuch.umam26@gmail.comTDRIBJURNALPENDIDIKANAGAMAI
SLAM Vol. 5No. 2(Desember 2019): 247-264
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Tadrib/article/view/3305
14 | l i t e r a s i t e o r i h u m a n i s t i c