Anda di halaman 1dari 5

TEORI HUMANISTIK

Keterangan :
a. Catatan tidak perlu di tamppilkan di ppt

1. Peserta didik adalah manusia yang identitas insaninya sebagai subjek berkesadaran
perlu dibela dan ditegakkan lewat system dan model pendidikan yang bersifat “bebas
dan egaliter”.
2. Pendidikan humanis menghormati harkat dan martabat manusia termasuk anak-
anak, bahkan janin yang ada dalam kandungan, mereka tetap manusia utuh.
3. Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika seseorang telah memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri.
4. Teori humanistic sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu
sendiri.
5. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk
membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal.
6. Teori – Teori Belajar humanistic menurut pendapat para ahli:
a. David Kolb
b. Peter Honey and Alan Mumford
c. Junger Habermas
d. Benjamin S. Bloom and David Krathwohl
7. Teori belajar aliran humanistic menurut Kolb yang terkenal dengan “Belajar
Empat Tahap”. Adapun beberapa tahapan nya yaitu :
a. Tahap pengalaman konkret,
b. Tahap pengamatan aktif dan reflektif
c. Tahap konseptualisasi,
d. Tahap eksperimentasi aktif.
8. Tahap pengalaman konkret
Tahap paling awal dalam peristiwa belajar, yaitu seseorang mampu atau dapat
mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. Catatan :
seseorang dapat melihat dan merasakannya, dapat menceritakan peristiwa tersebut
sesuai dengan apa yang dialami, Namun diri belum memiliki kesadaran tentang
hakikat dari peristiwa tersebut. seseorang hanya dapat merasakan kejadian tersebut
apa adanya, dan belum dapat memahami serta menjelaskan bagaimana peristiwa itu
terjadi.
9. Tahap pengamatan aktif dan reflektif
Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan
semakin mampu melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang
dialaminya. Catatan : seseorang mulai berupaya untuk mencari jawaban dan
memikirkan suatu kejadian tersebut, kemudian melakukan refleksi, selanjutnya
mengembangkan pertanyaan akan kejadiaan tersebut , dan terjadilah pemahaman
akan sebuat kejadian tersebut.
10. Tahap Konseptualisasi
Tahap ketiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk
membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur
tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya. Catatan : seseorang akan berpikir
induktif banyak dilakukan untuk merumuskan suatu aturan umum atau generalisasi
dari berbagai contoh peristiwa yang dialaminya.
11. Tahap Eksperimentasi aktif
Tahap terakhir dari peristiwa belajar adalah melakukan eksperimentasi secara aktif.
Catatan : Pada tahap ini seseorang sudah mampu mengaplikasikan kosep-konsep,
teori-teori, atau atuaran-aturan ke dalam situasi nyata. Berpikir deduktif banyak
digunakan untuk mempraktekkan danmenguji teori-teori serta konsep-konsep di
lapangan.
12. Kesimpulan teori Kolb Tahap-tahap belajar demikian dilukiskan oleh Kolb sebagai
suatu siklus yang berkesinambungan dan berlangsung diluar kesadaran orang yang
belajar. Secara teoretis tahap-tahap belajar tersebut memang dapat dipisahkan,
namun dalam kenyataannya proses peralihan dari satu tahap ke tahap belajar di
atasnya sering kali terjadi begitu saja sulit untuk ditentukan kapan terjadinya.
13. Teori Belajar Aliran Humanistik menurut Honey and Mumford yang terkenal
dengan “Empat macam tipe belajar” Adapun empat tipe dolongan belajar yang
dimaksud yaitu:
a. Kelompok aktivis
b. Kelompok reflector
c. Kelompok teoris
d. Kelompok pragmatis
14. Kelompok aktivis
kelompok aktivis adalah mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif
dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman
baru. Catatan : Dalam kegiatan belajar, mereka senang pada hal- hal yang sifatnya
baru, dan mereka memiliki sifat yang terbuka, mudah diajak berdialog, memiliki
pemikiran baru, dan menyukai pengalaman baru, sehingga metode yang cocok
adalah problem solving, brain storming. Namun mereka akan cepat bosan dengan
kegiatan-kegiatan yang implementasinya memakan waktu lama.
15. Kelompok reflector
kelompok reflector mempunyai kecenderungan yang berlawanan dengan mereka
yang termasuk aktivis. Dalam melakukan suatu tindakan, orang-orang tipe reflector
sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan. Catatan : Pertimbangan-pertimbangan
baik buruk dan untung rugi, selalu diperhitungkan dengan cermat dalam
memutuskan sesuatu. Orang-orang demikian tidak mudah dipengaruhi, sehingga
mereka cenderung bersifat konservatif.
16. Kelompok Teoris
Kelompok teroris mereka memiliki kecenderungan yang sangat kritis, suka
menganalisis, selalu berpikir rasional dengan menggunakan penalarannya. Catatan :
Mereka bersifat tegas, berpendirian kuat, tidak menyukai pendapat atau penilaian
yang sifatnya subjektif. Dalam melakukan atau memutuskan sesuatu, kelompok
teoris
penuh dengan pertimbangan, sangat skeptic dan tidak menyukai hal-hal yang
bersifat spekulatif.
17. Kelompok Pragmatis
Kelompok tipe pragmatis, mereka memiliki sifat-sifat yang praktis, tidak suka
berpanjang lebar dengan teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil, dan sebagainya.
Catatan : bagi mereka suatu Teori, konsep, dalil, memang penting, tetapi jika itu
semua tidak dapat dipraktekkan maka semua itu tidak ada gunanya. Bagi mereka,
sesuatu adalah baik dan berguna jika dapat dipraktekkan dan bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
18. Kesimpulan teori belajar Honey dan Mumford menjelaskan bahwa gaya belajar
sebagai sebuah penjelasan tentang sikap dan perilaku yang ditentukan dari cara
belajar yang terbaik menurut masing-masing individu.
19. Teori Belajar Aliran Humanistic menurut Jurgen Habermas yang terkenal
dengan “Tiga Tahapan Belajar” Adapun 3 tahapan tersebut yaitu :
a. belajar teknis (technical learning)
b. belajar praktis (practical learning)
c. belajar emansipatoris (emansipatory learning).
20. Belajar Teknis
Belajar teknis (technical learning) adalah belajar mengenai seseorang dapat
berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Catatan : belajar teknis lebih
mengedepankan seseorang dalam mengelola lingkungan alam.
21. Belajar praktis (practical learning)
Belajar praktis adalah belajar menengai seseorang dapat berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang- orang disekelilingnya dengan baik.
Catatan : belajar praktis lebih mengedepankan seseorang interaksi yang harmonis
antar sesama manusia bidang-bidang ilmu yang berhubungan dengan sosiologi,
komunikasi, psikologi, antrophologi, dan semacamnya, amat diperlukan.
22. Belajar emansipatoris (emansipatory learning)
Belajar emansipatoris adalah belajar yang menekankan upaya agar seseorang
mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan
atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. catatan : Pemahaman dan
kesadaran terhadap transformasi kultural inilah yang dianggap sebagai tahap belajar
yang paling tinggi,dan sangat dibutuhkan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan
budaya dan Bahasa, karena transformasi cultural adalah tujuan pendidikan yang
paling tinggi.
23. Kesimpulan dari teori belajar menurut Jurgen Habermas adalah 'belajar dari' itu mesti
ditempuh dalam situasi intersubjektivitas dan komunikatif. berbicara tentang
kolonisasi dunia-hidup oleh sistem, dan halangan komunikasi yang bebas dan
terbuka.
24. Teori Belajar Aliran Humanistik Menurut Bloom and Krathwohl dengan teori yang
terkenal yaitu “Taksonomi Bloom”, Adapun tiga Kawasan dalam taksonomi bloom
yaitu:
a. Domain kognitif
b. Domain psikomotor
c. Domain afektif
25. Domain kognitif
Domain kognitif, terdiri atas 6 tingkatan,yaitu:
a. Pengetahuan (mengingat, menghafal)
b. Pemahaman (menginterpretasikan)
c. Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah)
d. Analisis (menjabarkan suatu konsep)
e. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh)
f. Evaluasi (membandingkan nilai- nilai, ide, metode, dsb.)
26. Domain Psikomotor
Domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu:
a. Peniruan (menirukan gerak)
b. Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
c. Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
d. Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
e. Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).
27. Domain Afektif
Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan,yaitu:
a. Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
b. Merespon (aktif berpartisipasi)
c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
d. Pengorganisasian (menghubung- hubungkan nilai-nilai yang dipercayainya)
e. Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidupnya)
28. Aplikasi Teori Belajar Humanistik dalam Kegiatan Pembelajaran
Meskipun teori humanistic ini masih sukar diterjemahkan ke dalam langkah- langkah
pembelajaran yang praktis dan operasional, namun sumbangan teori ini amat besar.
Ide-ide, konsep-konsep, taksonomi-taksonomi, tujuan yang telah dirumuskannya
dapat membantu para pendidik dan guru untuk memahami hakikat kejiwaan
manusia. Kegiatan pembelajaran yang dirancang secara sistematis, tahap demi
tahap secara ketat, sebagaimana tujuan- tujuan pembelajaran yang telah dinyatakan
secara eksplisit dan dapat diukur, kondisi belajar yang diatur dan ditentukan, serta
pengalaman, pengalaman belajar yang dipilih untuk siswa, mungkin saja berguna
bagi guru tetapi tidak berarti bagi siswa. Dalam perakteknya, teori humanistik ini
cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman,
serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar, makadari
itu, Aplikasi teori belajar humanistic di jabarkan dalam langkah-langkah pembelajaran
yang dikemukakan oleh Suciati dan Prasetya Irawan (2001) dapat digunakan
sebagai acuan yaitu :
a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.Menentukan materi pelajaran.
b. Mengidentifikasi kemampuan awal (entry behavior)
c. Mengidentifikasi topik-topik pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif
melibatkan diri atau mengalami dalam belajar.
d. Merancang fasilitas belajar seperti lingkungan dan media pembelajaran.
e. Membimbing siswa belajar secara aktif.
f. Membimbing siswa untuk memahami hakikat, makna, dari pengalaman
belajarnya
g. Membimbing siswa membuat konseptualisasi pengalaman belajarnya.
h. Membimbing siswa dalam mengaplikasikan komponen- komponen baru ke
situasi nyata.
i. Mengevaluasi proses dan hasil belajar.
29. Kelebihan Teori Humanistik
a. Mengedepankan demokratis, partisipatif dialogis, dan humanis
Kelebihan pertama yang dapat diperoleh dari ilmu psikologi humanistis adalah
prinsipnya yang selalu mengedepankan sifat sifat dan aturan yang berakitan
dengan demokratis, partisipasif dialogis, dan humanis sehingga sangat
mengesankan menghargai seseorang dengan baik. Teori humanistik menjadi
lebih baik dibandingkan teori belajar kognitif.
b. Suasana yang saling menghargai
Kelebihan selanjutnya dari teori pembelajaran humanistik adalah dapat membuat
suasana jadi semakin menghargai satu sama lain, Munculnya kebebasan untuk
berpendapat tanpa dibatasi, dan kebebasan mengungkapkan batasan. Dengan
begitu maka peserta didik dapat menjadi lebih kreatif. Ada banyak contoh
penerapan psikologi humanistik dalam pembelajaran yang berhasil dilakukan
dalam suasana saling menghargai.
c. Peran aktif peserta didik
Sebagai teori untuk memberikan pembelajaran yang baik berkaitan dengan
kelebihan dan kekurangan teori humanitis, pendekatan demokratis, humanis
seperti yang disebutkan sebelumnya dapat menjadikan pembelajaran lebih
mendapatkan peran aktif dari peserta didik. Selain peran aktif, antar individu juga
dapat hidup bersama meskipun memiliki berbagai macam pertimbangan masing
masing yang memicu perbedaan.
30. Kekurangan Teori Humanistik
a. Pengujian yang tidak mudah
Kekurangan atau kelemahan yang pertama dalam teori belajar humanistik untuk
mempelajari ilmu psikologi adalah pengujiannya yang dirasa tidak mudah atau
dapat dikatakan cukup sulit. Bahkan kerap kali ditemukan kecurangan
kecurangan yang menjadi sebuah tradisi.
b. Beberapa konsepnya masih buram dan subjektif
Hal lainnya yang juga menjadi salah satu kekurangan dari teori humanistik dalam
pembelajaran ilmu psikologis adalah adanya beberapa konsep yang masih
dikatakan buram dan subjektif karena guru tidak dapat memberikan informasi
yang jelas. Konsep yang masih buram tersebut dapat menjadi penghambat
pembelajaran.
c. Kreatifitas yang sering disalahgunakan
Kelemahan lain dari teori humanistik atau kreatifitas yang semakin bebas dan
tanpa batas, kerap kali sering disalahgunakan untuk tujuan yang tidak sesuai
dengan arah pendidikan. Kondisi ini terjadi ketika ada individu yang tidak
bertanggung jawab ditengah tengah kelompok.
d. Pemikiran yang tidak terpusat
Pembelajaran teori humanistik dapat menyebabkan adanya pemikiran yang tidak
terpusat pada pokok permasalahan karena tiap individu diberikan kebebasan
untuk dapat mengali potenisnya masing masing untuk menjawab persoalan yang
diberikan.
Gambar beberapa contoh penerapan teori belajar humanistik

Anda mungkin juga menyukai