dan Penerapannya
Sponsors Link
Ada beberapa teori belajar yang dikenal dalam dunia psikologi. Teori belajar itu
antara lain teori belajar behavioristik, humanistik, teori belajar kognitif,
konstruktif, pemrosesan informasi, dan kinerja otak. Sebagai teori yang paling
pertama, teori behavioristik dikenal sebagai teori yang paling kolot. Teori ini
menempatkan peserta didik sebagai pihak yang pasif dan hasil pendidikan
berkiblat teori behavioristik ini adalah perilaku yang ditampakkan. Teori ini
cenderung tidak mempertimbangkan sisi personal dan perasaan peserta didik,
sehingga tak heran jika hukuman adalah cara terbaik menertibkan penyimpangan.
Misalkan seorang murid yang terlambat datang sekolah, dihukum dengan
membersihkan halaman sekolah agar menimbulkan efek jera.
ads
Baca juga:
1. Arthur Combs
Memiliki pendapat bahwa belajar merupakan hal yang bisa terjadi tatkala bagi
seseorang ada artinya. Guru tidak bisa memaksa seseorang untuk mempelajari
hal yang tidak disukai atau dianggap tidak relevan. Ketika muncul perlawanan,
hal itu sebenarnya merupakan bentuk perilaku buruk yang mencerminkan
ketidakmauan seseorang untuk mempelajari hal yang bukan minatnya, karena
sama saja dengan melakukan sesuatu yang baginya tidak mendatangkan
kepuasan.
2. Abraham Maslow
Memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan teori belajar humanistik ini.
Maslow berpendapat bahwa proses belajar pada manusia merupakan proses yang
dilaluinya untuk mengaktualisasikan dirinya. Belajar adalah proses untuk
mengerti sekaligus memahami siapa diri kita sendiri, bagaimana kita menjadi diri
kita sendiri, sampai potensi apa yang ada pada diri kita untuk kita kembangkan
ke arah tertentu
3. Carl Rogers
Baginya, pengalaman individu merupakan fenomena logika yang dialami oleh
individu itu sendiri. Rogers juga berpendapat bahwa setiap manusia memiliki
kecenderungan untuk mencapai kesempurnaan hidup, membentuk konsep hidup
yang unik, dan tingkah lakunya selaras dengan konsep kehidupan yang
dimilikinya. Menurut Rogers, pembelajaran terjadi melalui fenomena hidup atau
pengalaman yang dialami setiap orang.
Baca juga:
Teori ini juga mengungkapkan bahwa sejatinya semua teori belajar bisa
dimanfaatkan hanya jika tujuan dari pembelajaran tersebut adalah memanusiakan
individu yang belajar. Bagaimana memanusiakannya? Yaitu ketika mereka bisa
mencapai aktualisasi diri, bisa memahami dirinya sendiri, serta mampu
merealisasikan diri sebagai orang yang sedang belajar.
Concrete Experience
Tahap ini merupakan tahap paling awal dimana seseorang mengalami suatu
kejadian sebagaimana adanya. Ia melihat, merasakan, lantas menceritakan
kembali pengalaman yang dialaminya. Pada tahap ini, seseorang yang mengalami
pembelajaran belum memahami apa yang benar-benar terjadi dan mengapa hal itu
bisa terjadi:
Reflection Observation
Abstract Conceptualization
Active Experimentation
Baca juga:
Converger, yaitu tipe orang yang suka belajar dengan memiliki jawaban
tertentu atau sudah pasti. Mereka yang memiliki gaya belajar converger biasanya
ditandai dengan sifat tidak emosional dan lebih suka menghadapi benda (mati)
dibandingkan manusia. (baca: Psikologi Pendidikan)
Diverger, yaitu tipe belajar seseorang yang hobi menelaah berbagai sisi
dan mencobanya menghubungkan semua sisi tersebut menjadi kesatuan utuh.
Orang dengan tipe diverger biasanya memiliki preferensi untuk mendalami
bahasa, sastra, sejarah, atau ilmu sosial. (baca: Psikologi Abnormal)
Assimilation,yiatu tipe belajar seseorang yang cenderung tertarik pada
konsep abstrak. Mereka tidak akan terlalu mermperhatikan penerapan atau
praktek dari ide-ide mereka. Biasanya, orang dengan gaya belajar ini cenderung
tertarik dengan hal-hal ilmiah dan matematika. (baca: Psikologi Industri dan
Organisasi)
Accomodator, yaitu tipe atau gaya belajar seseorang yang berusaha
mengembangkan berbagai konsep. Orang dengan gaya belajar ini cenderung
menyukai hal-hal yang konkrit dan bisa dipraktikkan.
Kelompok Aktivis
Yaitu, tipe orang dengan golongan belajar ini adalah mereka yang tidak sungkan
untuk melibatkan diri dan berkontribusi dalam kegiatan. Mereka menginginkan
pengalaman baru. Sifat orang dengan gaya belajar ini biasanya mudah
diajak ngobrol, pemikirannya relatif terbuka, bisa menghargai pendapat dan
pemikiran orang lain, dan memberikan kepercayaan pada orang lain secara lebih
mudah. (baca: Jenis Emosi)
Kelompok Reflektor
Kelompok Teroris
Kelompok Pragmatis
Baca juga:
3. Habermas
Habermas memiliki pendapat bahwa jika belajar baru akan terjadi ketika
seseorang melakukan interaksi dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang
dimaksud Haberman adalah lingkungan alam dan lingkungan sosial. Keduanya
merupakan lingkungan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia.
Baca juga:
Kepribadian Ambivert
Teori Psikoanalisis Klasik
Psikologi Kepribadian
1. Domain Kognitif. Domain pertama ini terdiri dari beberapa level atau
tingkatan belajar, yaitu pengetahuan (mengingat), pemahaman (intepretasi),
aplikasi, analisis (mencoba memikirkan konsep-konsep terkait), sintesis
(penggabungan bagian-bagian konsep menjadi konsep utuh), dan evaluasi
(membandingkna nilai, ide, maupun metode). (baca: Psikologi eksperimen)
2. Domain Psikomotorik. Pada domain ini, ada beberapa bagian yang
merupakan rangkaian dari psikomotorik, antara lain menirukan gerakan,
menggunakan konsep untuk bergerak, ketepatan melakukan gerakan, melakukan
beberapa gerakan dengan benar, sampai berhasil melakukan gerakan tersebut
secara wajar. (Baca: Psikologi Konseling)
3. Domain Afektif. Pada akhirnya, Bloom dan Krathwohl meruncingkan
pemikiran bahwa hasil belajar pada domain sebelumnya dipraktikkan pada
domain afektif, yang terdiri dari pengenalan (sadar akan adanya sesuatu), respon
(berpartisipasi), penghargaan (menerima nilai tertentu), mengorganisasikan
(menghubungkan nilai yang diterima dan dipercaya), dan pengamalan (menjadikan
nilai sebagai pola hidup).
Baca juga:
Psikologi Olahraga
Psikologi Islam
Psikologi Cinta
1. Aplikasi teori ini bisa memunculkan kreativitas peserta didik atau orang
yang belajar. Hal ini terjadi karena teori ini berpusat pada orang yang belajar,
bukan pada materi yang harus dijejalkan pada peserta didik.
2. Perkembangan teknologi yang pesar ekuivalen dengan perkembangan
belajar.
3. Tenaga pendidik justru memiliki tugas yang lebih ringan, tidak terpaku
untuk menyelesaikan materi tetapi lebih fokus pada pengembangan setiap
individu yang belajar. (baca: Konsep Diri Dalam Psikologi)
4. Teori humanistik cenderung mampu merekatkan hubungan sosial antara
peserta didik. Tidak ada persaingan dalam pembelajaran karena semua orang
berhak untuk mengoptimalkan kemampuan diirnya, sesuai pada tingkatan masing-
masing. (baca: Kecerdasan Emosional dalam Psikologi)
5. Teori belajar humanistik adalah pilihan kiblat yang cocok terutama untuk
pendidikan yang bersifat membentuk karakter, mengubah sikap, atau
menganalisis fenomena sosial.
6. Indikator dari keberhasilan penerapan teori humanistik adalah perasaan
senang dan tidak ada tekanan yang dialami peserta didik. Mereka bahkan
memiliki inisiatif tersendiri untuk belajar. Pola pikir, perilaku, dan sikap mengikuti
kemauan sendiri alias tidak terpaksa atau kaku. (baca: Kepribadian Ganda)
7. Melatih peserta didik sebagai pribadi yang bebas dan tidak terikat dengan
pendapat orang lain. Peserta didik diarahkan untuk bisa bertanggung jawab atas
dirinya sendiri. (baca: Psikologi Perkembangan)
Sebagai ringkasan, teori ini adalah pondasi dari pembelajaran yang bersifat
memanusiakan manusia yang belajar itu sendiri. Seorang fasilitator dikatakan
berhasil melakukan proses pembelajaran ala teori humanistik ketika fasilitator
tersebut mampu mendidik peserta didik atau murid yang memiliki kesadaran
untuk belajar. Kesadaran untuk belajar tersebut timbul karena adanya keterkaitan
atau relevansi antara apa yang ingin diketahui oleh murid dan informasi apa yang
ada di sekitarnya.
Baca juga:
Psikologi Agama
Psikologi Diagnostik
Psikologi Remaja
Teori belajar humanistik memang banyak digunakan oleh guru sebagai tenaga
pendidik yang profesinya paling dekat dengan murid atau peserta didik. Guru
bukan hanya bertugas untuk memberikan pengetahuan sebanyak mungkin tetapi
juga mempertimbangkan sisi perasaan dari peserta didiknya. Memang teori ini
akan berhasil ketika peserta didik juga memiliki niat untuk belajar namun ketika
peserta didik belum memiliki kesadaran untuk terlibat dalam proses
pembelajaran, penerapan teori ini bisa terganggu untuk keseluruhan kelompok
belajar.
Demikianlah informasi yang bisa kami berikan terkait dengan Teori Belajar
Humanistik. Semoga jabaran informasi mengenai Teori Belajar Humanistik bisa
membantu Anda untuk mengetahui teori humanistik secara keseluruhan.
Pertama, anjing diberi makan dia datang karena sudah terbiasa mencium
aroma makanan. Kedua anjing dibunyikan lonceng dia tidak datang
karena belum terbiasa dengan bunyi lonceng. Kemudian anjing diberi
makan dengan dibunyian lonceng dia datang. Awalnya kedatangannya
karena ada makanan. Apabila hal ini dilakukan terus menerus maka jika
hanya dibunyikan lonceng anjing itu akan datang. Pembiasaan ini adalah
untuk melatih perkembangan otak anjing dengan stimulus dan respon.
Itu adalah salah satu contoh cara kerja teori behavioristik yang ternyata
juga berlaku pada manusia.
1. Kekurangan
1. Kelebihan
Hal ini adalah proses memasukkan stimulus yang yang dianggap tepat.
Dengan banyaknya pengetahuan yang diberikan, diharapkan peserta didik
memahami dan mampu mengikuti setiap pembelajarannya.
Dalam teori ini adanya penguatan dan hukuman dirasa perlu. Penguatan
ini akan membantu mengaktifkan siswa untuk memperkuat munculnya
respon. Hukuman yang diberikan adalah yang sifatnya membangun
sehingga peserta didik mampu berkonsentrai dengan baik.
1. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi
hasil yang mendalam
Keterlibatan peserta didik dalam proses belajar adalah cara yang cukup
tepat guna melatih kemampuannya. Potensi-potensi akan muncul seiring
dengan berjalannya pembelajaran. Disinilah peserta didik mulai
mengenali dirinya dan lingkungan yang berpengaruh terhadapnya.
2. Nilai-Nilai Penting yang ditumbuhkembangkan dalam Pendidikan
Humanisme
1. Kekurangan
1) Pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran
Dalam hal ini guru tidak sepenuhnya mengawasi karena system belajar
yang seperti ini adalah siswa yang berperan aktif menggali potensi,
sehingga peserta didik akan memanfaatkan keadaan yang ada. Misal
dalam mencari referensi menggunakan internet peserta didik malah
bermain game atau mengaktifkan akun sosial media. Secara otomatis
pemusatan pikiran dalam belajar akan terganggu.
1. Kelebihan
Dengan belajar aktif dan mengenali diri maka kreatifitas ang sesuai
dengan karakternya akan muncul dengan sendirinya. Dengan begitu akan
muncul keragaman karya. Jika berlanjut kepada nilai jual misalnya maka
itu juga akan menambah pemasukan atau paling tidak ada perasaan
senang karena karyanya dihargai.
Dengan peserta didik yang melinbatkan dirinya dalam proses belajar itu
juga akan mengurangi tugas guru karena guru hanylah failisator peserta
didik. Guru tidak lagi memberikan ‘ceramah’ yang panjang, cukup dengan
memberikan pengarahan-pengarahan.
PENUTUP
Belajar adalah cara seseorang untuk tahu dan untuk bisa
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Hasil yang dicapai
tidak lepas dari proses, sumber belajar dan sarana prasarana yang
mendukungnya serta teori dan praktek sebagai acuan atau panduan
untuk membantu pencapaian tersebut. Teori belajar pun tidak ada yang
sempurna, pasti ada unsur kurang dan lebihnya. Oleh karenanya seorang
pendidik dan peserta didik harus mampu menerapkan berbagai macam
teori belajar agar pembelajaran yang dilakukan bisa optimal.
Pengertian Humanisme
Dalam teori humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini
melihat kejadian yaitu bagaimana dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan positif
ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme biasanya
menfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan yang positif. Kemampuan positif
tersebuterat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif.
Emosi merupakan karateristik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran
humanisme. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan
ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Dimana memanusiakan manusia di sini berarti
mempunyai tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang
belajar secara optimal.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.Tujuan utama para pendidik
adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu
untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa harusmampu untuk
mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang
dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut dapat memahaminya. Dan juga siswa dapat
mengetahui mana, kapan, dan bagaimana mereka akan belajar. Dengan demikian maka siswa
diharapkan mendapat manfaat dan kegunaan dari hasil belajar bagi dirinya sendiri. Aliran
humanisme memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang meliputi
bagian/domain yang ada yaitu dapat meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Tokoh Humanisme
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai teori belajar huamanisme yaitu diantaranya :
Arthur Combs bersama dengan Donald Syngg menyatakan bahwa belajar terjadi apabila
mempunyai arti bagi individu tersebut. Artinya bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru
tidak boleh memaksakan materi yang tidak disukai oleh siswa. Sehingga siswa belajar sesuai
dengan apa yang diinginkan tanpa adanya paksaan sedikit pun. Sebenarnya hal tersebut
terjadi tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesautu yang tidak
akan memberikan kepuasan bagi dirinya.
2.Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal : suatu usaha
yang positif untuk berkembang; kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
3.Carl Roger
Seorang psikolog humanism yang menekankan perlunya sikap salaing menghargai dan tanpa
prasangka dalam membantu individu mengatasi masalah-masalahkehidupannya. Menurut
Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan
prinsip pendidikan dan pembelajaran.
Ada beberapa Asumsi dasar teori Rogers adalah:Kecenderungan formatif; Segala hal di dunia baik
organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang lebih kecil;Kecenderungan
aktualisasi; Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau
pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk
menyelesaikan masalahnya.
1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau
pengalaman kelas
3.Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan tujuan-tujuan
yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang
bermakna tadi.
4. Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan
mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.
5. Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan
oleh kelompok.
6. Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang
bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang
sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok
7. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat berperanan
sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan
pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.
8. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya
dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang
boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah
menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai
makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan
mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya
secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.