Anda di halaman 1dari 7

Faktor Psikologis Yang Dapat Mempengaruhi Siswa Dalam Proses Belajar Bahasa Indonesia

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Seminar Pembelajaran Bahasa Indonesia Dosen Pengampu : Dra. Nas Haryati S., M.Pd

Disusun oleh : Wulandima Khoirunisa 2101410044 Rombel : 2

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

Faktor Psikologis Yang Dapat Mempengaruhi Siswa Dalam Proses Belajar Bahasa Indonesia
1. Pendahuluan Terdapat berbagai keunggulan dan kelemahan pada siswa dalam memperoleh layanan pembelajaran. Setiap siswa , memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda beda, begitu pula dengan kekurangan atau ketidakmampuannya. Dari berbagai kekurangan atau ketidakmampuan yang menjadi masalah bagi siswa salah satunya adalah kesulitan untuk belajar, jangankan anak berbakat atau berpotensi, anak yang kurangpun membutuhkan atau seseorang yang dapat memahami serta menghargai kekurangan atau ketidakmampuannya, atau orang yang mampu memecahkan masalahnya itu. Hal ini dikarenakan karena sifat dasar anak berbeda beda, baik tempramennya, sikap, maupun emosinya. Begitu juga dengan siswa yang kesulitan belajar, akan berbeda dengan anak yang normal lainnya dan begitu jelas. Menurut Hilgard dalam Asrori ( 2007 : 69 ) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses bukan produk. Proses dimana sifat dan tingkah laku ditimbulkan dan diubah melalui praktik dan latihan. Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung

menyenangkan dan mencerdaskan siswa.

Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kemajuan proses belajar pada setiap peserta didik, faktor tersebut adalah faktor eksternal dan internal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam keberhasilan individu sehingga dapat menentukan kualitas hasil belajar.

2. Pembahasan Dalam pelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat aspek yang termuat didalamnya yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Keempat aspek tersebut wajib hukumnya untuk dikuasai oleh siswa. Untuk menguasai keempat aspek tersebut terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah faktor psikologis siswa,

faktor ini sangat mempengaruhi siswa dalam proses belajar Bahasa Indonesia di kelas. Lalu apa sajakah yang terdapat dalam faktor tersebut? Mari kita bahasa satu per satu.

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar seorang siswa adalah adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat. 1. Kecerdasan / intelegensi siswa Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Kecerdasan selain dari otak, faktor dari anggota tubuh yang lain juga diperlukan. Seperti gerak, bahas atubuh dan lain sebagainya, sapabila sosoerang dapat menguasai semua olah tubuh dan dapat menggunakannya dengan sempurna dan kemampuan kecerdasan yang optimal maka orang itu bisa dikatakan cerdas. Kecerdasan inilah yang akan menghantarkan siswa untuk mencapai sebuah kesuksesan, entah dalam kehidupan ataupun dalam proses belajar di sekolah. Dalam belajar khususnya belajar Bahasa Indonesia seseorang yang dikatakan cerdas maka dia akan mudah menggabungkan atau memanfaatkan keempat aspek yang ada dalam pelajaran bahasa indonesia ( menyimak, berbicara, membaca dan menulis ) keempat aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain. Contoh : Ali adalah siswa yang cerdas ketika seorang guru sedang membelajarkan bagaimana cara menulis yang baik, dia sedang ayik tidur. Setelah penjelasan dari guru selesai, siswa mendapatkan tugas yang dikerjakan secara individual mengulas apa yang tadi sudah disampaikan oleh guru. Ketika Ali disuruh maju untuk membacakan hasilnya, ternyata dia bisa menjawabnya dengan benar. Contoh diatas adalah menggambarkan tentang siswa yang memiliki tingkat kecerdasana yang tinggi, walaupun dia tertidur namun fungsi tubuh lainnya berfungsi dengan baik yaitu telinga. Dengan cara ini ia telah mengadaptasi kegiatan menyimak yang dilakukannya dalam tidur. Itulah mengapa kecerdasan tidak hanya di otak saja melainkan fungsi organ lainnya berpengauh terhadap kecerdasan seseorang.

2. Motivasi Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994 dalam Syafitri). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang. Motivasi memberikan dampak yang berbeda dalam proses belajar bahasa indonesai, seseorang dengan motivasi yang tinggi ingin memperdalam dan menguasai pelajaran tersebut hasilnya akan berbeda dengan seseorang yang rendah motivasinya dalam belajar. Hal itu terbukti dengan masih banyak siswa yang sulit untuk membaca, padahal dengan membaca kita akan mempermudah dalam menguasai aspek aspek lain seperti berbicara, menyimak dan menulis. Minimal dengan membaca seseorang akan tahu banyak hal. Bagaimana kita bisa belajar bahasa indonesia sementara kegiatan membaca sangat sulit kita lakukan? Kesadaran inilah yang harus kita perbaiki. Dalam belajar bahasa indonesia, motivasi seorang siswa yang sudah terbangun tidak akan mudah putus asa dalam belajar. Contoh : ketika seorang siswa ingin menjadi penulis kelak, maka ketika guru memberikan tugas menulis puisi dan ia tidak bisa maka ia akan terus berusaha tanpa pamrih. Hal itu ia lakukan karena ia termotivasi oleh keinginannya untuk menjadi penulis terkenal. Berbeda dengan seorang siswa yang tidak mempunyai motivasi, hasilnya pasti akan jauh berbeda.

3. Minat Faktor selanjutnya adalah minat. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003). Menurut Hilgard (1977 :19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.

Seorang siswa pasti memiliki minat masing masing, dalam belajar bahasa indonesia minat sangat dibutuhkan demi keberhasilan siswa dalam belajar. Contoh : seseorang mempunyai cita cita menjadi novelis, maka ia akan berusaha sekeras mungkin bagaimana ia bisa menulis novel dengan urutan, alur serta daya imajinasi yang bagus. Ketika seseorang sudah ada minat minimal pada salah satu aspek kebahasaan atau mungkin kesastraan makan siswa tersebut akan bersemangat dan dapat menyalurkan obsesinya seperti yang ia harapkan.

4. Sikap Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif (Syah, 2003 dalam Syafitri). Sikap yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar bahasa indonesia adalah sikap kritis, bahasa inndonesai bukanlah pelajaran yang dapat dihitung, bahasa indonesai adalah pelajaran mengamati, mengkritisi, memahami. Apabila sikap tersebut tidak ada dalam siswa maka siswa akan merasa kesulitan untuk belajar bhasa indonesia yang seharusnya itu adalah mudah. Kebanyakan siswa sudah malas belajar ketika mendengar pelajaran bahasa indonesia, inilah yang menyebabkan siswa menjadi semakin menjauh dari sikap kritis itu sendiri. Kritis tidak harus dilbatkan dalam sebuah pemikiran, kritis bisa juga sikap kita yang tanggap akan situasi dan kondisi. Contoh : ketika seorang siswa melihat televisi tentang perdebatan negara Malaysia dan Indonesia tentang hak paten batik. Maka ia tertarik untuk menuliskan tema tersebut ke dalam sebuah artikel, atau makalah, atau yang lainnya. Contoh lainnya, ketika kita membaca koran terdapat penggunaan kata / ejaan yang tidak tepat maka kita memberikan koreksi atau komentar terhadap wacana tersebut. Itu adalah salah satu sikap kritis yang harus ada ketika siswa belajar bahasa indonesia. Karena sebetulnya hal hal sepele semacam itulah yang membantu siswa dalam mencerna pembelajaran bahasa indonesia. Tidak bisa bahasa indonesia diberikan mentah mentah secara otodidak, harus ada kelanjutan dalam kehidupan sehari hari.

5. Bakat Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar bahasa indonesia adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Bakat yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda beda, ada siswa yang bakat dalam menulis maka ia akan pandai dalam menulis, ada siswa yang mempunyai bakat menyanyi maka ia akan lihai dalam menyanyikan sebuah lagu. Itu semua bergantung kepada faktor keturunan orang tua mereka. Sebagai siswa, hendaknya ketika memiliki bakat khusus dalam bidang bahasa dan sastra maka optimalkan bakat tersebut dengan meminta bantuan dari guru, jangan malu malu ketika seseorang memiliki bakat. Karena sekali lagi bakat setiap orang tu berbeda beda jadi ketika siswa berbakat dalam berbicara maka jarang siswa lain yang memiliki bakat yang sama. Lantas bagaiman sikap guru dalam hal ini? Sikap guru dalam menyikapi bakat siswa yang berbeda beda adalah dengan memilih bakat siswa yang muncul di bidang bahsa dan sastra, kemudia kelompokkan mereka. Contoh : dalam satu kelas ada 2 siswa yang berbaat dalam berbicara, 3 siswa yang berbakat dalam menulis, 2 siswa yang berbakat dalam membuat karangan sastra. Maka buatlah sebuah kelompok yang terdiri atas 7 kelompok, dimana setiap kelompok ada 1 siswa yang berbakat. Itu akan mempermudah proses pembelajaran jadi tidak lagi guru yang harus cermaha di depan, pengalaman dari siswa tersebut dirasa malah lebih menarik untuk dibagikan kepada teman temanny dan satu kelompok itu kana bekerja sama bagaimana cara menguasi materi yang disampaikan oleh guru. Begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam proses belajar bahasa indonesia di kelas. Dengan berbagai pengaruh tersebut maka akan melahirkan siswa dengan banyak kreatifitas, banyak ide dan pengalaman mereka yang bisa dibagikan kepada teman temannya. Tugas guru adalah membimbing mereka agar setidaknya mereka memiliki salah satu faktor diatas, hal tersebut dilakukan dengan

harapan ketika siswa sudah mencintai bahasa indonesia maka kemanapun ia pergi hal tersebut dapat dikaitkan dengan pelajaran bahasa indonesia, karena pelajaran ini adalah pelajaran memahami, menelaah, menghayati dsb. Tidak bisa bahasa indonesia dibelajarkan seketika itu juga, karena tidak ada rumus yang mendasarinya. Banyak pengalaman juga akan mebuat siswa akan lebih terbuka terhadap suatu hal dan itu akan menggiring siswa untuk dapat berlatih bersikap dan berfikir kritis.

Daftar Pustaka Asrori Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima Syafitri. 2011. Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran.

http://ningningocha.wordpress.com. Diunduh pada tanggal 16 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai