I Nyoman Jampel
Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali
Email: nyoman.jampel@gmail.com
Abstract: This study aimed to describe the student's learning style and students' motivation in class V SD
Cluster VI Abang District Karangasem regency. This research is a qualitative descriptive study. Namely
research samples fifth grade students of elementary schools in Cluster VI Abang District Karangasem
year 2015/2016 subject is SDN 1 Pidpid, SDN 1 Nawa Kerti, and SDN 1 Kesimpar which amounted to 51
people. Methods of data collection used the questionnaires, observation, interviews and documentation.
Data collected were analyzed using descriptive analysis. The results of the study on class V students in
Cluster VI Abang District Karangasem regency showed that (1) learning styles of students in Indonesian
dominant of the students is a visual learning style, (2) the students' motivation in learning Indonesian at
SDN 1 Pidipid in the category very high, SDN 1 Nawa Kerti at the high category, and SDN 1 Kesimpar
are in enough categories, (3) factors affecting the trend of student learning styles namely internal and
external factors, and (4) factors that influence the motivation to learn is internal factor in the form of
physical and psychological. While external factors such as social and non-social.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi dan gaya belajar siswa di Sekolah
Dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel penelitiannya yakni siswa kelas V SD di
Gugus VI Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem tahun pelajaran 2015/2016 yakni SDN 1 Pidpid,
SDN 1 Nawa Kerti, dan SDN 1 Kesimpar yang berjumlah 51 orang. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis
menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) gaya belajar siswa dalam
pembelajaran di Sekolah Dasar yang dominan dilakukan siswa adalah gaya belajar visual, (2) motivasi
siswa dalam pembelajaran di SDN 1 Pidipid berada pada kategori sangat tinggi, SDN 1 Nawa Kerti
berada pada kategori tinggi, dan SDN 1 Kesimpar berada pada kategori cukup, (3) faktor yang
mempengaruhi kecendrungan gaya belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal, dan (4) faktor yang
mempengaruhi motivasi dalam belajar yaitu faktor internal yang berupa fisik dan psikologis. Sedangkan
faktor eksternal yang berupa non-sosial dan sosial.
109
110 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 49, Nomor 3, Oktober 2016, hlm.109-119
Pendidikan (dalam Susanto, 2013:245), hal ini terlihat dari guru kurang mampu
yang menguraikan standar isi Bahasa menyusun sumber belajar bagi siswa,
Indonesia sebaga berikut: “pembelajaran memilih pendekatan dan metode yang sesuai
Bahasa Indonesia diarahkan untuk dengan karakter siswa, serta memilih media
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang tepat sebagai alat bantu dalam
dengan baik dan benar, baik secara lisan pembelajaran Bahasa Indonesia pada konsep
maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi tertentu dan di dalam pembelajaran guru
terhadap hasil karya kesusastraan manusia kurang memperhatikan karakteristik dari
Indonesia”. Hal ini didukung oleh Susanto siswanya di dalam belajar.
(2013:245) yang mengemukakan bahwa Hal ini dibuktikan dari hasil observasi
“Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di yang dilakukan pada siswa kelas V SD
SD antara lain bertujuan agar siswa mampu Gugus VI Kecamatan Abang Kabupaten
menikmati dan memanfaatkan karya sastra Karangasem pada hari Senin, 11 Januari
untuk mengembangkan kepribadian, 2016, di kelas saat pembelajaran Bahasa
memperluas wawasan kehidupan, serta Indonesia terlihat bahwa siswa kurang
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berminat terhadap pembelajaran Bahasa
berbahasa”. Indonesia ini ditunjukan oleh sikap mereka
Pembelajaran Bahasa Indonesia di saat mereka menerima pembelajaran, siswa
sekolah diharapkan dapat membantu siswa di kelas cenderung pasif (saat pelajaran
mengenal dirinya, budayanya dan budaya berlangsung) seolah-olah belum siap
orang lain, mengemukakan gagasan dan menerima pelajaran, siswa tidak mau
perasaan, berprestasi dalam masyarakat bertanya selama dalam proses pembelajaran,
yang menemukan serta menggunakan siswa belajar dengan cara yang monoton.
kemampuan analisis dan imajinatif yang ada Berdasarkan keadaan diatas akhirnya
dalam dirinya. Salah satu ketrampilan yang menyebabkan rendahnya motivas belajar
diharapkan dimiliki oleh siswa dari sekolah Bahasa Indonesia.
dasar ini adalah ketrampilan berbahasa yang Kenyataan di atas tentu saja sangat
baik karena bahasa merupakan modal bertentangan dengan bagaimana seharusnya
terpenting bagi manusia. Dalam siswa tersebut belajar. Kegiatan belajar
pembelajaran Bahasa Indonesia, ada empat dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan
ketrampilan yang harus dimiliki oleh siswa, itu akan ada perubahan prilakunya,
keterampilan ini antara lain: mendengarkan, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan
berbicara, membaca, dan menulis. Keempat oleh guru untuk memfasilitasi proses
aspek bahasa ini saling terkait antara satu belajar, kedua peranan itu tidak akan
dengan yang lainnya. Bagaimana seorang terlepas dari situasi saling memperbaiki
anak akan bisa menceritakan sesuatu setelah dalam pola hubungan antara dua subjek.
ia membaca ataupun setelah ia Sadirman (2014:20) mendefinisikan
mendengarkan. Begitupun dengan menulis. “belajar merupakan perubahan tingkah laku
Menulis tidak lepas dari kemampuan atau penampilan, dengan serangkaian
menyimak, membaca dan berbicara anak, kegiatan misalnya dengan membaca,
sehingga keempat aspek ini harus senantiasa mengamati, mendengarkan meniru dan lain
diperhatikan untuk kempuan siswa. sebagiannya. Belajar merupakan usaha yang
Saat ini, pembelajaran Bahasa dilakukan oleh seseorang melalui interaksi
Indonesia merupakan salah satu materi dengan lingkungannya untuk merubah
pembelajaran yang sangat penting di prilakunya. Dengan demikian, hasil dari
sekolah. Mata pelajaran ini bertujuan agar kegiatan belajar adalah perubahan prilaku
siswa mampu menguasai kemampuan yang relatif permanen pada diri seorang
berbahasa dan mampu mengaplikasikannya yang melakukan kegiatan belajar, tentunya
dalam kekidupan sehari-hari. Namun perubahan yang diharapkan adalah
demikian ternyata sebagian siswa SD perubahan yang positif. Kegiatan belajar
merasa Bahasa Indonesia lebih formal dan seringkali dikaitkan dengan kegiatan
belakangan ini pembelajaran Bahasa mengajar, begitu eratnya sehingga kegiatan
Indonesia sudah menjadi momok bagi siswa. belajar mengajar sulit dipisahkan.
Jampel, Analisis Motivasi dan Gaya Belajar Siswa...111
“Tujuan belajar yang utama ialah dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat
bahwa apa yang diajari itu berguna di perkembangaannya. Guru merupakan faktor
kemudian hari, yakni membantu kita untuk penting yang besar pengaruhnya terhadap
belajar terus dengan cara yang lebih proses dan hasil belajar bahkan sangat
mudah”, (Nasution, 2005:3). Tujuan menentukan berhasil tidaknya peserta didik
pembelajaran bukan hanya penguasaan dalam belajar.
prinsip-prinsip yang fundamental, Banyak faktor yang mempengaruhi
melainkan juga mengembangkan sikap yang proses belajar siswa. Salah satu faktor yang
positif terhadap belajar, penelitian, dan mempengaruhi adalah faktor dari dalam atau
penguatan serta pemecahan masalah atas faktor psikologis. Sardiman A.M (2007:55)
kemampuan sendiri. menyatakan bahwa salah satu faktor
Salah satu faktor belajar yang psikologis yang mempengaruhi belajar
berpengaruh besar dalam pencapaian adalah faktor motivasi. Motivasi merupakan
prestasi belajar adalah gaya belajar dan faktor psikologis dalam belajar yang sangat
motivasi Secara teori, ada dua kategori penting. Sardiman A.M (2007: 40) juga
tentang bagaimana individu belajar. mengemukakan bahwa “motivasi belajar
Pertama, adalah cara individu dapat adalah keinginan atau dorongan untuk
menyerap informasi dengan mudah, konsep belajar. Motivasi dalam hal ini meliputi dua
ini disebut modalitas belajar. Kedua adalah hal yaitu mengetahui apa yang akan
bagaimana cara individu mengatur dan dipelajari dan memahami mengapa hal
mengelola informasi tersebut, konsep ini tersebut patut dipelajari”. Dengan demikian
disebut dominasi otak. Sementara gaya tanpa adanya motivasi belajar pada diri
belajar merupakan suatu kombinasi dari siswa maka kegiatan belajar akan sulit
bagaimana individu menyerap, mengatur, berhasil. Berdasarkan latar belakang tersebut
dan mengelola informasi. Gaya belajar untuk mengetahui gaya belajar dan untuk
menjadi bagian penting yang tidak mengetahui motivasi belajar dalam
terpisahkan dalam pembelajaran Bahasa pembelajaran bahasa Indonesia.
Indonesia. Karena dalam proses Menurut Husdarta dan Yudha,
pembelajaran Bahasa Indonesia, seorang 2010:23), Bobbi DePorter dan Mike
membutuhkan suatu cara yang dianggapnya Hernacki (dalam Sagitasari, 2010), bahwa
cocok atau nyaman dengan apa yang gaya belajar adalah cara yang cenderung
dijalaninya selama proses belajar tersebut. dipilih siswa untuk bereaksi dan
Kenyamanan dalam belajar tersebut menggunakan dalam menangkap stimulus
merupakan gaya belajar yang dianggap atau informasi, cara mengingat, berpikir,
cocok oleh si pelajar. Gaya belajar adalah dan memecahkan soal dan kemudian
kunci untuk mengembangkan kinerja dalam mengatur serta mengolah informasi pada
pekerjaan, di sekolah, dan dalam studi-studi proses belajar.
antar pribadi. Menurut Sardiman (2014:73),
Dalam proses pembelajaran agar Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman,
materi yang disampaikan khususnya materi 2014:73-74), Uno (2015:3), Koeswara 1989
pembelajaran Bahasa Indonesia dapat (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2015:80),
dipahami sepenuhnya oleh siswa maka bahwa motivasi adalah keseluruhan daya
seorang guru harus memperhatikan gaya untuk menggerakkan diri siswa yang
belajar atau “learning style” siswa, yaitu mengakibatkan kegiatan belajar yang
cara ia bereaksi dan menggunakanm menjalani kelangsungan dari kegiatan
perangsang-perangsang yang diterimanya belajar dan memberikan arah pada kegiatan
dalam proses belajar. “Gaya belajar adalah belajar sehingga tujuan yang diinginkan oleh
cara yang konstan yang dilakukan oleh subjek belajar itu bisa tercapai. Dalam
seorang murid dalam menangkap stimulus belajar, prestasi siswa akan lebih baik jika
atau informasi, cara mengingat, berpikir, siswa mempunyai dorongan motivasi orang
dan memecahkan soal”, (Nasution, untuk berhasil jauh lebih besar dalam diri
2005:94). Gaya belajar ini sangat berkaitan siswa tersebut.
erat dengan pribadi seseorang, yang tentu
112 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 49, Nomor 3, Oktober 2016, hlm.109-119
hasil rata-rata persentase dari ketiga gaya dominani siswa untuk belajar Bahasa
belajar di gugus VI kecamatan Abang Indonesia. Disamping itu tidak terlepas
Kabupaten Karangasem yaitu visual dari faktor psikologis siswa juga sangat
(46%), auditori (18%) dan kinestetik mempengaruhi kecndrungan gaya belajar
(35,33%). kinestetik di SDN 1 Nawa Kerti, yaitu
Temuan yang diperoleh dari ketika faktor psikologis siswa baik maka
wawancara yang dilakukan dengan guru gairah belajar siswapun meningkat dan
kelas V di SDN 1 Pidpid. Dari gaya sebaliknya ketika faktor psikologis siswa
belajar kinestetik yang dominan digunakan rendah (perhatian) maka gairah belajar
di SDN 1 Pidpid, ada berbagai faktor yang cendrung akan menurun. Selanjutnya
mempengaruhi siswa tersebut cendrung faktor keluarga dan sekolah memiliki
menggunakan gaya belajarnya seperti peranan yang sangat besar untuk
faktor jasmaniah, psikologis, kelelahan, menunjang kemampuan siswa dalam
keluarga, dan sekolah. Terkait dengan proses pembelajaran serta mengasah gaya
faktor jasmaniah, ketika siswa mengalami belajar yang cenderung digunakan siswa.
sakit (jasmani atau rohani) otomatis Temuan yang diperoleh dari
kondisi siswa akan melemah dari keadaan wawancara yang dilakukan dengan guru
ini sudah pasti akan mempengaruhi minat kelas V di SDN 1 Kesimpar. Dari gaya
siswa untuk belajar Bahasa Indonesia. belajar visual yang dominan digunakan di
Disamping itu tidak terlepas dari faktor SDN 1 Kesimpar, ada berbagai faktor yang
psikologis siswa juga sangat mempengaruhi siswa tersebut cendrung
mempengaruhi kecndrungan gaya belajar menggunakan gaya belajarnya seperti
kinestetik di SDN 1 Pipid. Menurut faktor jasmaniah, psikologis, kelelahan,
narasumber yaitu Ni Komang Sumiantini, keluarga, dan sekolah. Terkait dengan
S.Pd. menyatakan bahwa ketika faktor faktor jasmaniah, menurut narasumber I
psikologis siswa baik maka gairah belajar Wayan Raka, S.Pd. menyatakan bahwa
siswapun meningkat dan sebaliknya ketika faktor sangat berpengaruh terhadap gaya
faktor psikologis siswa rendah (perhatian) belajar visual siswa. Jika kesehatan
maka gairah belajar cendrung akan jasmani dan rohani siswa terganggu maka
menurun. Selanjutnya faktor keluarga dan siswa akan sulit untuk menerima
sekolah memiliki peranan yang sangat pembelajaran. Dan keadaan ini sudah pasti
besar untuk menunjang kemampuan siswa akan mempengaruhi gaya belajar yang
dalam proses pembelajaran serta mengasah domin dipilih siswa untuk belajar Bahasa
gaya belajar yang cenderung digunakan Indonesia. Disamping itu tidak terlepas
siswa. dari faktor psikologis siswa juga sangat
Temuan yang diperoleh dari mempengaruhi kecndrungan gaya belajar
wawancara yang dilakukan dengan guru kinestetik di SDN 1 Pidpid, yaitu ketika
kelas V di SDN 1 Nawa Kerti. Dari gaya faktor psikologis siswa baik maka gairah
belajar visual yang dominan digunakan di belajar siswapun meningkat dan
SDN 1 Nawa Kerti, ada berbagai faktor sebaliknya ketika faktor psikologis siswa
yang mempengaruhi siswa tersebut rendah (perhatian) maka gairah belajar
cendrung menggunakan gaya belajarnya cendrung akan menurun. Selanjutnya
seperti faktor jasmaniah, psikologis, faktor keluarga dan sekolah memiliki
kelelahan, keluarga, dan sekolah. Terkait peranan yang sangat besar untuk
dengan faktor jasmaniah, menurut menunjang kemampuan siswa dalam
narasumber I Made Ari Artana , S.Pd. SD. proses pembelajaran serta mengasah gaya
M.Pd. menyatakan bahwa ketika siswa belajar yang cenderung digunakan siswa.
sedang sakit otomatis kondisi siswa akan 1) Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa
melemah dan konsentrasi siswa juga akan di SDN 1 Pidpid
ikut berkurang, otomatis siswa tidak akan Data hasil motivasi belajar diperoleh
fokus dalam belajar. dari kuesioner yang terdiri dari empat
Dari keadaan ini sudah pasti akan indikator dengan responden yang
mempengaruhi gaya belajar yang di berjumlah 16 siswa di SDN 1 Pidpid. Hasil
Jampel, Analisis Motivasi dan Gaya Belajar Siswa...115
Berdasarkan hasil pada tabel di atas, dengan sub indikator sifat kreatif. Data
diperoleh rata-rata skor ( X ) motivasi indikator psikologis dengan sub indikator
belajar di SDN 1 Kesimpar yakni 88,125 sifat kreatif rata-rata skor ( X ) indikator
dan berada pada interval rata-rata X ≥ 80. psikologis sub indikator sifat kreatif yakni
Jadi motivasi belajar siswa kelas V di SDN 2,73 berada pada interval rata-rata 2,25 ≤
1 Kesimpar termasuk pada kategori cukup. X < 2,75. Jadi termasuk dalam kategori
Adapun sebaran frekuensi dan persentase cukup. Analisis indikator Psikologis dengan
masing-masing siswa yakni 4 orang (50%) sub indikator keinginan untuk mendapatkan
dikategori cukup dan 4 orang (50%) di simpati. rata-rata skor ( X ) indikator
kategori rendah. psikologis sub indikator keinginan untuk
Kategori motivasi belajar yang mendapatkan simpati yakni 2,71 berada
diperoleh dari tiga SD di Gugus VI
pada interval rata-rata 2,25 ≤ X < 2,75. Jadi
Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem
termasuk dalam kategori cukup. Analisis
dan pada masing-masing SD yang diteliti
indikator Psikologis dengan sub indikator
selanjutnya dianalisis perindikator dari
keiningan untuk mendapatkan rasa aman.
mativasi belajar yang terdiri dari empat
Data indikator psikologis dengan sub
bagian yaitu, (1) tekun mengerjakan tugas,
indikator keinginan untuk mendapatkan rasa
(2) ulet menghadapi kesulitan, (3) cepat
bosan dengan tugas-tugas yang rutin dan (4) aman rata-rata skor ( X ) indikator
senang mencari dan memecahkan masalah psikologis sub indikator keinginan untuk
dan soal-soal. mendapatkan rasa aman yakni 2,7 berada
Hasil penelitian mengenai faktor- pada interval rata-rata 2,25 ≤ X < 2,75.
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Jadi termasuk dalam kategori cukup. (3)
pada siswa kelas V didapatkan dari hasil Analisis indikator non-sosial dengan sub
observasi yang dilakukan di tiga SD yakni indikator tempat. Data indikator non-sosial
SDN 1 Pidpid, SDN 1 Nawa Kerti dan SDN dengan sub indikator tempat rata-rata skor (
1 Kesimpar pada gugus VI kecamatan X ) indikator non-sosial sub indikator
Abang Kabupaten Karangasem. tempat yakni 3,3 berada pada interval rata-
Hasil observasi masing-masing sub
indikator. (1) Analisis indikator Fisik rata 2,75 ≤ X < 3,25. Jadi termasuk dalam
dengan sub indikator keadaan kesehatan. kategori tinggi. Analisis indikator non-sosial
Data indikator fisik dengan sub indikator dengan sub indikator sarana dan prasarana.
keadaan kesehatan dalam pembelajaran Data indikator non-sosial dengan sub
indikator sarana dan prasarana rata-rata skor
bahasa Indonesia dari rata-rata skor ( X )
indikator fisik sub indikator keadaan ( X ) indikator non-sosial sub indikator
kesehatan yakni 4,00 berada pada interval sarana dan prasarana yakni 2,8 berada pada
rata-rata X ≥ 3,25. Jadi termasuk dalam interval rata-rata 2,75 ≤ X < 3,25. Jadi
kategori sangat tinggi. Data indikator fisik termasuk dalam kategori tinggi. (4) Analisis
dengan sub indikator panca indera rata-rata indikator sosial dengan sub indikator
interaksi guru antar siswa. Data indikator
skor ( X ) indikator fisik sub indikator panca sosial dengan sub indikator interaksi guru
indera yakni 3,7 berada pada interval rata-
antar siswa rata-rata skor ( X ) indikator
rata X ≥ 3,25. Jadi termasuk dalam sosial sub indikator interaksi guru antar
kategori sangat tinggi. (2) Analisis indikator siswa yakni 2,9 berada pada interval rata-
Psikologis dengan sub indikator rasa ingin
tahu. Data indikator psikologis dengan sub rata 2,75 ≤ X < 3,25. Jadi termasuk dalam
kategori tinggi. Analisis indikator sosial
indikator rasa ingin tahu rata-rata skor ( X ) dengan sub indikator interaksi antar siswa.
indikator psikologis sub indikator rasa ingin Data indikator sosial dengan sub indikator
tahu yakni 2,8 berada pada interval rata-rata
interaksi antar siswa rata-rata skor ( X )
2,75 ≤ X < 3,25. Jadi termasuk dalam indikator sosial sub indikator interaksi antar
kategori tinggi. Analisis indikator Psikologis siswa yakni 2,7 berada pada interval rata-
Jampel, Analisis Motivasi dan Gaya Belajar Siswa...117
rata 2,75 ≤ X < 3,25. Jadi termasuk dalam kelas V pada tiga SD di gugus VI kecamatan
kategori tinggi. Abang Kabupaten Karangasem selalu
berusaha mengatasi permasalahan terkait
Pembahasan kcndrungan gaya belajar siswa dengan cara-
cara yang berpariasi pada masing-masing
Gaya belajar siswa dalam sekolah.
pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas Berdasarkan hasil analisis data
V pada tiga SD di gugus VI Kecamatan diketahui bahwa motivasi belajar siswa
Abang Kabupaten karangasem memiliki dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa
masing-masing gaya belajar yang berbeda- kelas V di Gugus VI Kecamatan Abang
beda, Ada siswa yang memiliki gaya Kabupaten Karangasem yakni di DSN 1
belajar visual, auditori, atau kinestetik. Pidpid, SDN 1 Nawa Kerti, dan SDN 1
Perlu diketahui bahwa tidak ada siswa yang Kesimpar diperoleh hasil yang berbeda pada
memiliki gaya belajar yang sama prcis, tiga SD tersebut. Hasil analisisnya yakni
pasti ada perbedaan dari bagaimana siswa SDN 1 Pidpid termasuk ke dalam kategori
tersebut belajar Bahasa Indonesia. Hal sangat tinggi. SDN 1 Nawa Kerti termasuk
tersebut sesuai dengan pernyataan menurut ke dalam kategori tinggi, SDN 1 Kesimpar
Nasution (2015) yakni tidak semua orang termasuk ke dalam kategori cukup. Hal
memiliki cara yang sama di dalam belajar, tersebut menunjukkan bahwa motivasi siswa
masing-masing menunjukan perbedaan, dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa
namun para peneliti dapat menggolong- kelas V pada tiga SD di Gugus VI
golongkannya. Secara umum terlihat dari Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem
penjabaran data gaya belajar siswa dalam yang terilihat dari penjabaran data motivasi
pembelajaran Bahasa Indonesia sebagian belajar sebagian besar berada pada kategori
besar berada pada kategori baik dan sangat tinggi dan sangat tinggi, hanya sebagain
baik, hanya sebahian kecil siswa yang kecil siswa termasuk pada kategori cukup.
termasuk pada kategori cukup. Secara Meskipun demikian, pada masing-masing
umum gaya belajar siswa dapat dilihat dari indikator motivasi belajar yang terdiri dari
seberapa besar siswa tersebut menggunakan tekun mengerjakan tugas, ulet menghadapi
gaya belajarnya di dalam belajar. Hal ini kesulitan, cepat bosan dengan tugas-tugas
sejalan dengan pendapat Nasution (2015) yang rutin, dan senang mencari dan
yakni gaya belajar siswa berkaitan erat memecahkan masalah diperoleh hasil
dengan pribadi seseorang, yang tentu analisis yang berbeda.
dipengaruhi dipengaruhi oleh pendidikan Hal tersebut tidak lepas dari peran
dan riwayat perkembangannya. Meskipun serta guru yang selalu berusaha
demikian, pada masing-masing aspek gaya membimbing dan mengarahkan siswanya
belajar siswa yang terdiri aspek gaya agar bisa mengikuti pembelajaran bahasa
belajar visual, gaya belajar auditori, dan Indonesia dengan baik sesuai perencanaan
kinestetik diperoleh hasil analisis yang yang telah dirancang oleh guru. Dapat
berbeda. Bila dicamkan perbedaan- dimaknai bahwa masing-masing guru kelas
perbedaan yang ada antar gaya belajar V pada tiga SD di Gugus VI Kecamatan
maka ada pegangan bagi guru untuk Abang Kabupaten Karangasem selalu
mengenal tipe-tipe siswa yang guru hadapi. berusaha memerankan diri sebagai penguat
Hal tersebut sejalan dengan pendapat motivasi belajar dalam pembelajaran bahasa
Nasution (2015) yakni guru-guru harus Indonesia.
mengetahui akan adanya tipe-tipe murid Hal itu sejalan dengan pendapat Uno
yang berbeda-beda tiap tipe murid berpikir (2015) yang menjelaskan bahwa peranan
dengan cara yang berlainan. motivasi penting dalam pembelajaran yaitu:
Berdasarkan hasil wawancara terkait (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan
faktor-faktor yang mempengaruhi penguat belajar apabila seseorang yang
kcndrungan gaya belajar siswa dalam dihadapkan pada suatu masalah yang
pembelajaran Bahasa Indonesia, guru-guru memerlukan pemecahan dan hanya dapat
dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang
118 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 49, Nomor 3, Oktober 2016, hlm.109-119
DAFTAR RUJUKAN