PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat dan negara.
Dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan tersebut, berbagai upaya telah
dan terus dilakukan oleh pemerintah. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah dengan
mengubah
kurikulum
2004
menjadi
kurikulum
tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan
maupun
tulis,
serta
menumbuhkan
apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia (Cahyani, 2012). Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, terdapat
empat keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai siswa, antara lain: menyimak,
berbicara, membaca dan menulis.
Menyimak merupakan aktivitas yang
penuh perhatian untuk memperoleh makna
dari sesuatu yang kita dengar. Dalam
kegiatan menyimak, seorang penyimak
harus mampu menangkap dan memahami
maksud pembicara (Underwood dalam
Sugiarsih, 2009). Haryadi dan Zamzami
(1996) mengungkapkan bahwa menyimak
merupakan kegiatan yang paling awal
dilakukan oleh anak manusia bila dilihat
dari proses pemerolehan bahasa. Sebelum
anak dapat berbicara, membaca, apalagi
menulis, kegiatan menyimaklah yang
pertama kali dilakukan. Secara berturutturut pemerolehan keterampilan berbahasa
itu pada umumnya dimulai dari menyimak,
berbicara, membaca, dan terakhir menulis.
Oleh karena itu, menyimak merupakan
keterampilan dasar yang harus dikuasai
seseorang
agar
mampu
menguasai
keterampilan berbahasa lainnya.
Secara teori, proporsi kegiatan
menyimak dalam kehidupan sehari-hari
sampling
yang
merupakan
teknik
pengambilan
sampel
secara
acak
berdasarkan kelas yang telah terbentuk
sebelumnya tanpa campur tangan peneliti.
Setelah dilakukan pengambilan sampel
secara acak, maka diperoleh dua kelompok
yang kemudian diacak kembali untuk
menentukan kelompok eksperimen dan
kontrol. Sehingga diperoleh siswa kelas V
SD No. 5 Banyuning sebagai kelompok
eksperimen dan siswa kelas V SD No. 6
Banyuning sebagai kelompok kontrol.
Data
yang
diperlukan
dalam
penelitian ini adalah data keterampilan
menyimak bahasa Indonesia siswa. Untuk
mengumpulkan data tersebut, digunakan
metode tes. Tes dilakukan pada akhir
pembelajaran untuk mengukur keterampilan
menyimak bahasa Indonesia siswa.
Instrumen yang digunakan untuk
memperoleh data keterampilan menyimak
bahasa Indonesia adalah tes menyimak
ekstensif berbentuk tes objektif pilihan
ganda. Sebelum tes dapat digunakan
sebagai post-test, validitas isi tes tersebut
dinilai oleh pakar dalam bidang bahasa
Indonesia (uji judges). Pakar yang
digunakan untuk menilai validitas isi tes
tersebut adalah dua orang dosen bahasa
Indonesia yang berkualifikasi magister.
Setelah dilakukan penilaian oleh kedua
pakar maka tes tersebut selanjutnya
diujicobakan di lapangan. Uji coba
instrumen dilakukan di SD No. 1 Kampung
Bugis dan SD No. 1 Kampung Kajanan
dengan jumlah responden 68 orang.
Setelah dilakukan analisis hasil uji coba
instrumen, diperoleh diperoleh 31 butir soal
yang valid, koefisien reliabilitas sebesar
0,79 dan termasuk dalam kriteria tinggi,
tingkat kesukaran perangkat tes sebesar
0,65 dan termasuk dalam kriteria sedang,
dan daya beda perangkat tes sebesar 0,45
yang termasuk dalam kriteria baik.
Berdasarkan
hasil
analisis
tersebut,
Eksperimen
21,10
23,625
24
4,71
Kontrol
17,28
17,21
16,5
4,37
Gambar 1. Poligon
Hasil
Post-Test
Kelompok Eksperimen
Berdasarkan Gambar 1, terlihat
bahwa Modus>Median>Mean. Dengan
demikian, grafik poligon di atas membentuk
kurva juling negatif yang berarti sebagian
besar skor cenderung tinggi. Selain itu,
setelah mean dikonversikan dengan ratarata ideal dan standar deviasi ideal,
diketahui bahwa skor rata-rata hasil posttest keterampilan menyimak kelompok
eksperimen termasuk dalam kategori tinggi.
Sedangkan pada kelompok kontrol,
diketahui bahwa skor hasil post-test
keterampilan menyimak kelompok kontrol
memiliki mean = 17,28, median = 17,21,
dan modus = 16,5. Kemudian, data hasil
post-test kelompok kontrol disajikan pada
Gambar 2.
Gambar 2. Poligon
Hasil
Kelompok Kontrol
Post-Test
Standar Deviasi
(s)
4,71
4,37
Varians
(s2)
22,18
19,10
thitung
ttabel
Status
26,71
2,00
Ho
ditolak
DAFTAR RUJUKAN
Budiningsih, C Asri. 2004. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Cahyani, Isah. 2012. Modul Pembelajaran
Bahasa Indonesia (Edisi Revisi).
Jakarta: Kementerian Agama RI.
Geriawan, Kadek Nova Miana. Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Paired
storytelling
Terintegrasi
Dengan Assesmen Portofolio untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Di Kelas IV SD Negeri 5
Penarukan Kecamatan Buleleng
pada Tahun Pelajaran 2010/2011.
Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas
Ilmu
Pendidikan,
Universitas Pendidikan Ganesha.
Haryadi dan Zamzami. 1996. Peningkatan
Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Jauhar, Muhammad. 2011. Implementasi
Paikem dari Behavioristik Sampai
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustakarya.
Lie, Anita. 2008. Mempraktikan Cooperative
Learning di Ruang-ruang Kelas.
Jakarta: Grasindo.
Rasana, I.D.P. Raka. 2009. Model-model
Pembelajaran. Singaraja: Undiksha.
Sugiarsih, Septia. 2009. Pembelajaran
Menyimak Cerita Anak melalui
Teknik Paired storytelling. Tersedia
pada
http://staff.uny.ac.id/sites/
default/files/Pembelajaran%20Menyi
mak%20Cerita%20Anak.pdf.
Diakses pada tanggal 20 Januari
2013.
Proses
Belajar
Suryosubroto.
2009.
Mengajar di Sekolah (Edisi Revisi).
Jakarta: Rineka Cipta.
Widiantari, Ni Komang. 2011. Penggunaan
Media
Audio
Visual
Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Menyimak pada Pelajaran