Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KETERAMPILAN BERBAHASA RESEPTIF SISWA KELAS VIII A SMP

NEGERI 1 MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK

Muhammad Lahir, M.Pd¹, Wiendi Wiranty, M.Pd², Yustina Ayu³

¹Dosen (Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan bahasa dan Seni),
IKIP PGRI Pontianak, Jln. Ampera
No. 88 Kota Baru Pontianak Kalimantan Barat
²Dosen , (Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan bahasa dan Seni),
IKIP PGRI Pontianak, Jln. Ampera
No. 88 Kota Baru Pontianak Kalimantan Barat
³Mahasiswa (Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan bahasa dan Seni),
IKIP PGRI Pontianak, Jln. Ampera
Jalan Ampera Nomor 88 Pontianak Telepon (0561) 748219 Fax. (0561) 6589855
Email: Yustinaayu04@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan berbahasa reseptif siswa kelas VIII A SMP
Negeri 1 Mempawah Hulu Kabupaten Landak. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan bentuk
kualitatif.teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara dan teknik studi
documenter dengan menelaah keterampilan berbahasa siswa. Menelaahan dilakukan dengan cara
mengklarifikasikan bagian-bagian yang menjadi objek penelitian, khususnya keterampilan
berbahasa peseptif siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman observasi,
wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian adalah analisis teori. Hasil
penelitian mendwi meunjukan bahwa keterampilan berbahasa reseptif siswa kelas VIII A SMP
Negeri 1 Mempawah Hulu Kabupaten Landak. Sudah baik dilihat dari siswa, dari 35 orang siswa
yang memiliki keterampilan menyimak yang baikhanya 7,171%. Selanjutnya, keterampilan
membacanya 7,42%. Hal tersebut disebabkan bahwa kurangnya rasa kepercayaan diri siswa
dalam berekspresi di depan kelas. Selain itu dalam keterampilan menyimak siswa masih
mengalami kesulitan dalam membaca dengan benar, masih banyak yang tidak menggunakan
huruf capital dengan tepat dan masih banyak siswa yang gugup atau grogi kata.
Kata Kunci: berbahasa reseptif, keterampilan menyimak dan membaca.

PENDAHULUAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia di arahkan agar siswa tampil berkomunikasi baik lisan maupun
tulisan. Dalam komunikas imemiliki dua cara yaitu berkomunikasi secara langsung dan tidak
langsung. Berkomulikasi secara langsung merupakan proses dari kegiatan berbicara dan menyimak,
sedangkan tidak langsung merupakan proses dari kegiatan membaca dan menulis. Bahasa merupakan
alat komunikasi yang sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, melalui perantara bahasa
kita dapat menyampaikan pikiran, ide, gagasan dan perasaan kepada orang lain. Tanpa berbaha sama
masyarakat tidak mungkain dapat berkembang karena bahasa sangat erat sekali terhadap pikiran
manusia jadi, dengan adanya bahasa kita dapat memperoleh informasi dan bahasa juga berfungsi
sebagai sarana pengajaran dalam pendidikan.

Berbahasa dalam kurikulum sekolah meliputi: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Dalam pelaksanaannya, keempat keterampilan berbahasa saling berkaitan dan tidak dapat di pisahkan.
Satu di antaranya berbahasa khususnya menulis sangat penting di ajarkan sejak dini agar dapat di
jadikan bekal pada jenjang yang lebih tinggi dan juga melatih siswa dalam menyampaikan atau
menggunakan ide-idenya baik dalam bentuk kalimat maupun dalam bentuk karangan memiliki
karakter dengan pendidikan bahasa Indonesia, dalam penerapan Kurikulum K13. Pada kompentesi
dasar kurikulum K13, 2.5 menjelaskan tentang menunjukan prilaku, peduli, santun, dan tanggung
jawab dalam penggunakan Bahasa Indonesia untuk memaparkan menganai konflik sosial, politik,
ekonomi, dan kebijakan publik. Oleh sebagai itu, guru dituntut menggunakan strategi belajar
mengajar.

Pada dasarnya suatu peneliti tidak beranjak dari awal akan tetapi, umumnya telah ada acuan
yang mendasarinya. Hal ini bertujuan sebagai titik tolak untuk mengadakan suatu penelitan. Oleh
karena itu, sangat perlu meninjau penelitian yang relevan kita juga dapat menggunakan lebih dari satu
strategi dalam penelitian yang telah di tentukan (misalnya, surve di dalam suatu studi atau studi kasus
dalam suatu survei). Dalam kaitan seperti ini, berbagai strategi tindaklah saling mengecualikan.
Namun demikian, kita juga bisa mengenali beberapa situasi di mana strategi tertentu mempunyai
kelebihannya sendiri, untuk studi kasus, kelebihan tampak bilamana.

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti menyimpulkan bahasa merupakan salah satu
pembelajaran yang aktif dalam kegiatan setiap studi-studi pembelajaran, seperti studi kasus
merupakan cuan di setiap siswa sehingga peristiwa dalam kejadian di setiap pembelajaran hingga
siswa bisa menguasai pembelajaran, termasuk dengan himbawan supaya siswa benar-benar mengerti
apa yang di pelajarinya.

Alasan peneliti memilih Judul tidak terlepas dari manfaat berbahasa, membaca, dan menyimak
siswa. Dalam keterampilan berbahasa siswa mudah untuk memahami dalam kegiatan belajar mengajar
yang sangat baik dalam dunia pendidikan karena, keterampilan berbahasa siswa yang baik dan sesuai
dengan konteks tentu akan memudahkan guru dan siswa dalam belajar mengajar. Misalnya, tentang
materi yang di ajarkan saat berbahasa yang baik dan sesuai maka akan mudah juga siswa dalam
memahami dari pembicaraan tersebut. Siswa dan guru memerlukan suatu berbahasa dan bicara yang
dapat memudahkan komunikasi dalam interaksi di kelas. Bila komunikasi yang terjalin menggunakan
berbahasa yang mudah dipahami tidak menutup kemungkinan hasil belajar juga akan meningkat.
Meningkatnya hasil belajar sudah tentu karena guru dapat memanfaatkan kemahirannya dalam
menggunakan bahasa yang dapat membuat siswa lebih paham. Selain itu juga dapat menambah
pengetahuan lebih mendalam tentang berbahasa yang baik.

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu, keterampilan menyimak


( lestenting skills), keterampilan berbicara (speaking skills) keterampilan membaca (reading skills),
dan keterampilan menulis (weriting skills). Kempat keterampilan ini tidak bisa terpisahkan antara satu
dengan yang lain. Memperoleh keterampilan berbahasa harus melalui suatu hubungan yang teratur
mulai dari belajar menyimak, belajar berbicara, belajar membaca, dan belajar menulis.

Alasan peneliti memilih keterampilan bahasa Reseptif karena Reseptif itu memproduksi
menyimak dan membaca dua di antara keempat keterampilan berbahasa yang harus di ajarkan dan
merupakan hubungan erat dalam hal mengekspresikan makna dari pembelajaran bahasa.
Mengingatkan pentingnya menyimak dan membaca bagi siswa sekolah menengah pertama (SMP),
maka guru tidak bisa menghindari pembelajaran menyimak dan membaca tersebut.keterampilan
menyimak dan membaca ini dapat di jadikan pedoman bagi siswa dalam penyapaian suatu pemikiran
dan keberanian siswa secara teratur,terarah dan tepat, yang berupa menafsirkan respon pendengar
terhadap suara sendiri. Keberhasilan siswa untuk memperoleh nilai dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah juga di tentukan oleh kemampuan siswa dalam menyimak dan membaca
tersebut.Menyimak dan membaca merupakan suatu keteranpilan berbahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung, tatap muka dan tidak tatap muka dengan
orang lain. Menyimak dan membaca merupakan suatu kegiatan yang apresiatif dan fungsional.

Alasan peneliti memilih SMP Negeri 1 Mempawah Hulu sebagai tempat penelitian di karenakan
alasan pertama, peneliti telah mengadakan penelitian ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Mempawah Hulu Kabupaten Landak dan menemukan gejala-gejala kurangnya minat belajar siswa
untuk memahami pembelajaran menyimak dan membaca. Kedua, siswa cenderung bosan ketika guru
menjelaskan cerita teks ulasan di karenakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami penjelasan
guru. Ketiga, kurangnya media atau metode pembelajaran yang di gunakan pada saat proses
pembelajaran perlangsung. Hal ini membuat peneliti tertarik melakukan penelitian di SMP Negeri 1
Mempawah Hulu.
Dalam berbahasa siswa saat belajar mengajar berlangsung, guru harus mampu menciptakan
suasana yang menarik dan menyenangkan. Penggunaan bahasa atau tuturan sangat mempengaruhi
interaksi belajar mengajar, maka dari itu, keterampilan siswa saat berbicara guru menggunakan
pengarahan dan memberikan pemahaman pada siswa di dalam kelas dan hendaknya siswa harus
menyesuaikan dengan konteks dan situasi yang terjadi. Agar komunikasi dapat berjalan dengan baik,
bila berbicara yang di gunakan siswa tidak sesuai situasi dan konteks tentu proses komunikasi tidak
berjalan dengan baik.

Alasan memilih kelas VIII A, berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti di kelas
VIII A SMP Negeri 1 Mempawah Hulu, pada tanggal 16 Mei 2019 pada saat guru Bahasa Indonesia
mengajar di kelas tersebut, kebanyakkan siswa tidak memperhatikan guru dan asik sibuk sendiri
sehingga guru tersebut memberikan penjelasan yang lebih memahami oleh siswa.

Pada kenyataan bahwa di kelas tersebut siswa masih belum mampu untuk memahami
pembelajaran yang saat berlangsung khuusnya pada siswa kelas VIII A tersebut. Menyimak di kelas
VIII A masih terhitung kurang dikarenakan siswa tersebut tidak terlalu mendengarkan guru
menjelaskan di depan kelas, dan siswa juga tidak memperhatikan guru menjelaskan di depan kelas dan
berdasarkan penilaian saya saat melihat siswa membaca di depan kelas ada sebagian siswa sudah
bagus, tetapi ada juga sebagian siswa yang masih kurang memahami pembelajaran yang di gunakan
tanda bacaan, oleh sebab itu guru harus bisa mengajarkan siswa yang masih kurang mambaca.

Harapan yang ingin di capai dalam peneliti adalah siswa dapat melakukan yang terbaik agar bisa
memahami pembelajaran dan berbahasa yang lebih tepat dalam keterampilan menyimak dan
membaca. Menyimak siswa masih perlu di perhatikan apalagi merupakan sustu peroses kegiatan
mendengarkan seorang membaca dengan penuh perhatian pemahaman, apreisasi, dan interprestasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta lebih tinggi dan juga berfungsi setelah
siswa menyampaikan atau mengungkapan ide-idenya baik dalam bentuk kalimat maupun dalam
bentuk karangan sedangkan membaca siswa perlu latihan dan persiapan diri supaya siswa tersebut
tidak menjadi gugup dan siswa tampil secara sempurna.

Jadi, seperti yang telah dipaparkan pemasalahaan dalam pembelajaran menyimak dan membaca
terhitung kurang sehingga penenulis tertarik untuk memilih keterampilan barbahasa Reseptif siswa
kelas VIII A SMP Negeri 1 Mempawah Hulu Kabupatn Landak.

Berdasarkan latar belakang urain dapat di simpulkan bahwa mempelajaran bahasa Indonesia
merupakan hal yang sangat penting untuk keberlangsungan penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri.
Dari pembelajaran Bahasa Indonesisa di harapkan siswa memahami dan mencintai bahasa Indonesia
itu sendiri. Bila siswa sudah memahami dan mencintai bahasa Indonesia, tentunya siswa dapat dengan
mudah menggunakan bahasa Indonesia. Dalam interaksi belajar mengajar menggunakan bahasa yang
baik pada kegiatan belajar mengajar memberikan pemahaman yang lebih luas bagi siswa dalam
penggunaan bahasa yang sesuai dengan konteks dan situasi yang sedang terjadi.

LANDASAN TEORI

Menurut Mulyati, dkk (2014:2.20) “Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan


kecekatan menggunakan bahasa yang dapat meliputi mendengarkan/ menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis”. Menurut (Tarigan, 2008)“Keterampilan Berbahasa ialah melalui
suatu hubungan urutan yang teratur mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak
bahasa,kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membacadanmenulis”. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal.
Bahasa dari sudut pandang keterampilan bahasanya dibedakan menjadi dua, yaitu
keterampilan berbahasa produktif dan keterampilan reseptif. Keterampilan reseptif tersebut
mencakup keterampilam menyimak dan membaca sedangkan keterampilan produktif tersebut
mencakup keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. (Tarigan, 2008: 4),Menyimak
merupakan cara atau model utama bagi pelajaran lisan (verbalized learning), selama tahun-
tahun permudahan di sekolah. Perlu dicatat misalnya bawa anak yang cacat dalam membaca
haruslah meneruskan pembelajarannya di kelas yang lebih tinggi dengan lebih banyak
menyimak dari pada membaca. Slamet (2009:7) bahwa hakekat menyimak adalah
mendengarkan dan memahami isi bahan simakan.Akan tetapi, bagi para siswa yang lebih
tinggi kelasnya ternyata membaca lebih unggul daripada menyimak sesuatu yang mendadak
danmemahami informasi yang terperinci.Selagi keterampilan-keterampilan menyimak dan
membacaberhubungan erat, peningkatan pada yang suatu turut pula menimbulkan
peningkatkan pada yang lain. (Tarigan, 2008: 60).Tujuannya ialah memberitahu, mengajak,
mengakui, menawarkan sesuatu produk indudtri atau barang kepada masyarakat luas. Menurut
Darmawan 2001:11-12 manfaat menyimak ada banyak Menambah ilmu pengetahuandan
pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusian sebab menyimak memiliki kemanusiaan
sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang
menjadi kita lebih berpengalaman. (Slamet, 2009: 12), proses menyimak sampai pada taraf
pembahasan yang bersangkutan harus melewati jalan yang panjang. Artinya, ia harus berusaha
sungguh-sungguh untuk dapat menyimak bahan simakannya bersifat aktif-reseptif, tidak
pasif-reseptif. Dari pengamamatan yang dilakukan Tarigan, (2008:31). terhadap kegiatan
menyimak pada para siswa sekolah dasar, Tarigan menyimpulkan adanya sembilan tahap
menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh,
untuk mendapatkan secara menemukan pikiran, pendapat, dan gaagsan sang pembicara
kemampuan mengingat merupakan kemampuan lain yang menunjuk proses menyimak. St. Y.
Slamet (2009:14-16), membedakan aktivitas menyimak berdasarkan cara penyimakan menjadi
(1) menyimak ekstensif san (2) menyimak intensif. Pada menyimak ekstensif, penyiamak
memahami isi simakan secara sepintas saja, misalnya menyimak sosial, menyimak sekunder,
menyimak estetik, dan menyimak pasaif.
Keterampilan membaca (Tarigan, 2015: 7). Beberapa proyek penelitian telah
memperhatikan adanya hubungan yang erat antara perkembanagan peckapan berbahasa lisan
dan kesiapan membaca. (Tarigan, 2015: 9-11). Tujuan utama dalam membaca adalah untuk
mencari serta memperoleh informasi, menakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti
(meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Berikut ini, kita kemukakan beberapa yang penting.
(Slamet, 2009:43) ). Jelaskan bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses yang
bersingkat paut dengan bahasa. Oleh karena itu, para pelajar haruslah dibantu untuk
menanggapi atau memberi respon terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan
tanda-tanda oditori yang sama yang telah mereka tetapi sebelum itu. Menyimak dan membaca
haruslah selalu mendahului kegiatan membaca. Ketika membaca, kita membuat bunyi dalam
kerongkongan kita. Kita membaca lebih cepat kalau kita tahu bagaimana cara mengatakan
secara mengelompokan bunyi-bunyi tersebut dan kalau kita tidak tertegun-tegun
melakukannya.
METODE PENELITIAN

Metode merupakan aspek yang berpengaruh besar serta sangat penting terhadap hasil
suatu penelitian. Metode dapat diartikan sebagai cara menghendaki, mengamati, menganalisis
dan menjelaskan suatu fenomena atau gejala yang terjadi pada suatu masalah. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode
yang dilakukan dengan cara mendeskrisikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan
analisis.
Nawawi (2012: 67) mengemukakan “metode deskriptif adalah prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan /melukiskan keadaan subyek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak, atau sebagaimana adanya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu
dengan memaparkan serta menggambarkan dalam bentuk kata-kata atau gambar dalam
penyajian data. Penelitian deskriptif dianggap sesuai dengan penelitian ini karena penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta memberikan gambaran secara objektif .
Moleong (2017:6) “penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilakan prosedur
analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
Berdasarkan bentuk penelitian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tidak menggunakan
prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi lainnya.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Bungin (2005:20) “Studi Kasus dalam khazanah
metodologi, dikenal sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci dan
mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena
yang bersifat kontenporer, kekinian”. Sedangkan menurut pendapat (Robert, 2009) “studi
kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan
dengan how dan why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peritiwa-
peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena
kontemporer (masa kini) di dalam konteks nyata”. Data dalam penelitian ini berupa dokumen
hasil belajar, wawancara terhadap guru dan siswa dan hasil observasi dalam keterampilan
berbahasa menyimak dan membaca siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mempawah Hulu
Kabupaten Landak.
Adapun data dan sumber data penelitian yaitu sebagai patokan dalam melakukan penelitian
agar lebih terarah. Data adalah bahan yang akan diolah atau diproses berupa angka, huruf,
symbol kata-kata. Sumber data dalam penelitian sangatlah penting, karena tanpa sumber data
penelitian ini tidak dapat terlaksanakan.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi dokumenter dibantu dengan alat
pencatat data. Teknik Studi dokumenter yakni Nawawi (2012:141) mengemukakan “teknik
studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tulisan, terutama
berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum dan lain-
lain yang berhubungan dengan masalah penyelidik. Penelitian ini menggunakan teknik studi
dokumenter yakni dengan cara menelaah berbahasa siswa khususnya di SMP Negeri 1
Mempawah Hulu Kabupaten Landak.
Alat pengumpul data adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudahkan olehnya.
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrument kunci
(human instrumen). Sugiyono (2017:102) “human instrument berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumulan data, menilai
kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya
Pengecekan terhadap keabsahan data perlu dilakukan agar data yang diperoleh benar-benar
objektif sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan guna menjamin validitas data
yang akan diperoleh dalam penelitian ini, peningkatan validitas akan dilakukan dengan cara
menggunkan teknik triangulasi. Zuldafrial (2011:95) “triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Teknik pemeriksaan keabsahan data
dalam penelitian menggunakan triangulasi teori untuk pengecekan data dengan berbagai teori
kerja yang ilmiah, Triangulasi teori merupakan pilihan yang paling tepat dalam penelitian.
Menggunakan triangulasi teori karena dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu
atau lebih teori. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memeriksa data dengan perbandingan
berbagai teori. Analisis yang telah menguraikan pola, hubungan, dan menyertakan penjelasan
yang muncul dari analisis, untuk mencari tema atau penjelasan pembandingan atau penyaing.
Teknik analisas data adalah penguraian data atas berbagai bagiannya dan penelaahannya.
teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan content analysis atau teknik analisis isi
penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Ismawati (2012:81) menjelaskan
“content analysis adalah sebuah teknik penelitian untuk membuat inferensi- inferensi dengan
mengidentifikasi secara sistematis dan objektif karakteristi-karakteristik khusus dalam sebuah
teks”. Berdasarkan uraian diatas, yang dimaksud analisis isi adalah teknik penelitian yang
digunakan untuk menganalisis isi pesan dalam sebuah teks dan mengelolah pesan tersebut.
Teknik analisis isi tepat digunakan untuk penelitian kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarakan permasalahan dan hasil penelitian di atas, maka seluruh data dikumpulkan
berdasarkan keterampilan menyimak melalu pembicaraan guru dan melalui tes keterampilan
membaca siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mempawah Hulu yang dijadikan objek penelitian
yang terdiri dari tiga (3) kategori kriteria keterampilan menyimak, kriteria baik, kriteria
sedang, dan kriteria kurang dengan Jumlah siswa tiga puluh melima (35) orang siswa.
1. Keterampilan menyimak
Berdasarkan permasalahan keterampilan menyimak maka siswa yang temasuk
dalam kategori keterampilan menyimak baik dengan rentang nilai 85-80 berjumlah enam
(6) orang siswa. Selanjutnya, siswa dengan kategori keterampilan menyimak siswa
sedangdengan rentang nilai 75-70 berjumlah enam belas (16) orang siswa. Selanjutnya,
siswa kategori keterampilan menyimak siswa kurang dengan rentang nilai 65-60
berjumlah tiga belas(13) orang siswa.
Berdasarakan permasalahan dan hasil penelitian di atas, maka keseluruh data
yang dikumpulkan berdasarkan keterampilan menyimak di kategorikan baik dan
mendapatkan nilai rata-rata (7,171%) dan mendapatkan nilai baik. Hasil ini didapati
peneliti pada saat melakukan penelitian melalui ketermpilan menyimak dengan materi
teks puisi. Menurut Slamet (2008:12) menyimak adalah suatu proses mendengarkan dan
memahami bahasa. Dan menurut Nurgiyantoro (2011:239) juga menyebutkan ada lima
tingkatan tes keterampilan menyimak meliputi, tingkatan ingatan, tingkatan pemahaman,
tingkat penerapan, tingkat analisis. tingkatan simakan. Berdasarkan lima aspek penilaian
tersebut didapatkan bahwa keterampilan menyimak siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Mempawah Hulu, masih kurang. Sebagian dari empat (4) kategori sangat Baik, Baik,
Sedang, dan Kurang tersebut memiliki kebaikan dalam menempatkan pencapaian nilai
maksimal atau rata-rata Baik. Ini di lihat dari keterampilan menyimak dan nilai rata-rata
yang di capai siswa.
2. keterampilan membaca
Berdasarkan permasalahan membaca siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Mempawah Hulu yang dijadikan objek penelitian yang terdiri dari empat (4) kategori
kriteria keterampilan membaca sangat baik ,kriteria membaca baik, sedang, dan kriteria
membaca kurang dengan jumlah siswa tiga puluh lima (35) orang siswa. Siswa yang
temasuk dalam kategori keterampilan membacabaik dengan rentang nilai 85-80
berjumlah (11) orang siswa. Sedangkan siswa yang mendapatkan kategori keterampilan
membaca siswa sedang dengan rentang nilai 75-70 berjumlah (7) orang
siswa.Selanjutnya, siswa kategori keterampilan membaca siswa kurang dengan rentang
nilai 65-60-55 berjumlah (16) orang siswa. Berdasarkan pemahaman dan hasil di atas,
maka keseluruhan data yang di kumpulakan berdasarkan keterampilan membaca teks
cerpen dan hasil nilai rata-rata yang di peroleh siswa adalah baik dan mencapai nilai
Baik (7,42%)
Hasil ini didapati peneliti pada saat melakukan penelitian melalui ketermpilan
membaca siswa dengan materi teks teks ulasan. Menurut Tarigan (2008:7), membaca
adalah suatu proses yang di lakukan serta di pergunakan oleh pembaca untuk memperolh
pesan yang hendak di sampaikan oleh penulis melalui media kata-kata bahasa tulis.
Selain itu tujuan dengan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan (Tarigan, 2008:9). Dan menurut Nurgiyantoro
(2011:239) juga menyebutkan ada lima peenilaian dalam keterampilan membaca yaitu,
yang pertama, pengucapan vokal, struktur penampilan, penggunaan kalimat, tata bahasa,
dan eksperesi.Berdasarkan lima aspek penilaian tersebut didapatkan bahwa keterampilan
membaca siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mempawah Hulu. Sebagian dari tiga (3)
kategori, Baik, Sedang, dan Kurang. Sedangkan yang yang di perolaeh siswa di SMP
kususnya kelas VIII A yaitu mendapatkan kategori baik dan mencapai nilai rata-rata
7,42%, dalam menempatkan pencapaian nilai maksimal atau rata-rata Baik.
Berdasarkan Keempat kategori tersebut dari keterampilan menyimak dan
keterampilan membaca memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda. Hanya saja
berdasarkan pengmatan dan penilaian tesnya hal tersebut masih terdapat berbandingan
walaupun tidak jauh berbeda.Ini di lihat dari keterampilan menyimak dan nilai rata-rata
yang di capai siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan keterampilan berbahasa Reseptif


siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mempawah Hulu Kabupaten Landak masih kurang.
Hal ini dapat dilihat dari penampilan saat siswa membaca teks cerita ulasan yang berjudul
“Betha”. Artinya dengan menganalisis maka dapat dilihat secara umum sebagian siswa
belum mampu menguasai kelas dan saat membaca pun belum bisa dihitung dengan baik
tapi ada juga sebagian siswa yang mampu menguasai kelas dan membacayang bagus
sesuai dengan keinginan. Secara khusus disimpulkan bahwa:
1. Keterampilan menyimak siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mampawah Hulu
Kabupaten Landak di kategorikan cukup, karena siswa tersebut masih kurang
memperhatikan saat guru menjelasankan materi di depan kelas, tetapi ada juga siswa
yang memperhatikan guru saat menjelaskan materi.
2. Keterampilan membaca siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Mempawah Hulu Kabupaten
Landak di kategorikan baik. Ha ini di lihat dari keterampilan siswa saat membaca
didepan kelas kebanyakan siswa tersebut masih kurang memahami tanda baca, dan
masih grogi saat tampil didepan. Membaca meliputi penggunaan ejaan, tanda baca.
a. penggunaan ejaan
penggunaan ejaan dalam membaca siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Mampawah Hulu Kabupaten Landak sebagian siswa ada yang belum bisa
membac, dan sebagian siswa sudah bagus saat membaca.

b. Penggunaan tanda baca


Penggunaan tanda baca dalam membaca siswa kelas VIII A SMP Negeri 1
Mempawah Hulu Kabupaten Landak ketepatan masih banya yang salah. Tanda
baca titi (.) dan tanda baca koma (,) tidak tepat. Hampir sebagian dari siswa salah
dalam membaca tanda baca dalam membaca teks cerita ulasan.

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin,dan Saebani (2009) metode Penelitian Kualitatif: CV Pustaka Setia.

Burhan Bungin; 2015. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi; YA3, Malang.

Yin (2014).The case study as a serious research strategy.Konwledge; Creation, Diffusion, Utilizaton.PT
Raja GrafindoPersada. Jakarta.

_________________________(2014).MetodologiPenelitianStudi Kasus.PT Raja GrafindoPersada.


Jakarta.

Sugiyono. (2017).metodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Alfabeta:Bandung.

Sugiyono, (2016) Memahami Penelitian Kualitatif Penerbit CV Alfabeta Bandung.

Suryabrata, Sumadi. (2014). MetodologiPenelitian.Jakarta: Raja GrafindoPersada.

St. Y. Slamet (2009) dasar-dasar keterampilan berbahasa indonesia. Surbaya: Penerbit Lembaga
Pengembanagan Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai