Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar | 65 – 73 -- 65
fluent. The teacher also accustoms students to read wherever, for example in the canteen on
snack packs, in public places, in parking lots, on school grounds. Students who have
difficulty writing will be guided by copying the writing on the board, copying the writing in
the book. Students who have difficulty listening or pay less attention will immediately be
called by the teacher to come forward. Students who have difficulty speaking Indonesian
properly and correctly will be accustomed to communicating in Indonesian.
Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar| 65 – 73 -- 67
diperhatikan, sesuai dengan hasil peserta didik juga di suruh membaca
observasi yang sudah dilaksanakan dan guru harus mengeja terlebih
ditemukan problematika yang dahulu agar peserta didik juga bisa
beragam, mulai dari tingkat mengikuti. Begitu juga setelah guru
konsentrasi peserta didik yang rendah, menulis di papan tulis, guru akan
lalu kesulitan peserta didik dalam membacanya terlebih dahulu setelah
berbicara menggunakan bahasa itu peserta didik mengikuti, jadi
Indonesia, kesulitan peserta didik apabila peserta didik disuruh untuk
dalam membaca, dan kemudian membaca sendiri itu akan dieja satu
peserta didik kesulitan dalam menulis. persatu, tapi apabila guru membaca
Guru perlu memiliki strategi untuk terlebih dahulu lalu diikuti oleh peserta
mengatasi problematika di atas, yaitu didik maka membacanya bisa lancar.
dengan cara melakukan pendekatan Peserta didik kelas II dan kelas III juga
kepada peserta didik yang mengalami mengalami hal yang sama yaitu pada
kesulitan. Cara atau pendekatan guru saat membaca masih harus dieja. Guru
berbda-beda disesuaikan dengan lebih memilih menggunakan metode
karakteristik peserta didik. Guru eja kepada peserta didik di kelas II dan
membimbing langsung terhadap III. Peserta didik yang kesulitan akan
peserta didik baik yang membacanya dibimbing langsung oleh guru.
masih belum lancar, yang masih dan Menurut Soedjadi dalam Efendi (2015:
yang masih kesulitan dalam menulis. 53) menjelaskan bahwa pembelajaran
Problematika menurut hasil membaca permulaan pada kelas
penelitian dari Puspidalia (2012: 125) rendah sering ditemukan berbagai
problematika guru adalah kurangnya masalah, diantaranya masalah peserta
waktu untuk kegiatan profesional. didik, guru, materi pelajaran dan
Dalam keseharian, guru senantiasa metode yang digunakan. Kesulitan
melaksanakan rutinitasnya. Datang ke belajar anak bersumber dalam diri
sekolah, menyampaikan materi, dan peserta didik itu sendiri juga dari luar
pulang. Peserta didik yang belum diri peserta didik tersebut. dapat
dapat membaca seharusnya pada saat disimpulkan bahwa membaca itu
di kelas perlu diperhatikan, karena sangat penting bagi peserta didik
peserta didik kelas rendah sendiri untuk mendapatkan sebuah informasi.
masih belum lancar membaca, dan Peserta didik pada kelas rendah masih
harus selalu dibimbing oleh guru. perlu bimbingan pada saat membaca
Berdasarkan dari wawancara dengan agar lebih cepat lancar. Peserta didik
guru kelas I dapat dijelaskan bahwa akan lebih lancar dalam membaca
peserta didik pada kelas I dalam apabila guru memberikan suasana
membaca masih mengeja satu persatu. yang menyenangkan, misalnya
Sebagian besar belum dapat membaca membaca sambil bernyanyi.
dengan lancar. Hasil observasi juga Berdasarkan penelitian juga
menunjukkan pada saat pembelajaran terdapat pada konsentrasi belajar
di dalam kelas ketika guru peserta didik yang rendah.
membacakan sebuah cerita kemudian Berdasarkan hasil wawancara dengan
Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar | 65 – 73 -- 69
jawab. Permasalahan tersebut nantinya akan dibaca kembali dan
dikarenakan karakter dari peserta dipelajari. Apabila tulisan kurang rapi
didik kelas rendah yang masih suka maka akan sulit dibaca sehingga tidak
bermain. menurut Iskandarwassid bisa dipahami. Seperti yang
disampaikan oleh Susanto (2014)
(2009: 227) keterampilan menyimak
menjelaskan bahwa menulis
adalah satu bentuk keterampilan
merupakan kegiatan untuk
berbahasa yang bersifat reseptif. mendapatkan sebuah informasi yang
Pada waktu proses pembelajaran, ditulis di buku supaya nantinya bisa
keterampilan ini jelas mendominasi dibaca kembali. dapat disimpulkan
aktivitas peserta didik dibanding bahwa keterampilan berbahasa
dengan keterampilan lainya, (menyimak, berbicara, membaca, dan
termasuk keterampilan berbicara. menulis masih kurang. Faktor tersebut
Berdasarkan penelitian peserta menjadi permasalahan tersendiri bagi
didik kelas rendah masih ada yang guru. Setiap tahun selalu mengalami
belum bisa menulis dan mengenal permasalahan yang sama karena
huruf. Menulis merupakan kegiatan karakterisitik dari peserta didik kelas
rutin yang dilakukan oleh peserta didik rendah yang memang seperti itu masih
pada saat pembelajaran. Peserta didik tergolong dalam dunia anak-anak.
khususnya kelas rendah belum dapat Peserta didik pada kelas rendah masih
menulis dengan baik, belum dapat perlu didampingi langsung, baik pada
menggunakan tanda baca yang tepat. saat membaca, menulis, maupun
peserta didik kelas I saat menulis berbicara, sehingga guru harus
sangat buru-buru, lalu ada saja huruf memiliki strategi tersendiri dalam
yang ketinggalan tidak ditulis. Peserta mengatasi permasalahan tersebut.
didik kelas I juga belum bisa Strategi dari guru sangatlah penting
membedakan huruf, yaitu huruf b dan guna meningkatkan keterampilan
d yang bentuknya hampir sama. Hasil berbahasa peserta didik.
observasi di kelas I pada saat guru 2. Strategi guru dalam pembelajaran
meminta peserta didik untuk menulis, Bahasa Indonesia di kelas rendah SD
guru harus selalu mengecek peserta Negeri Kaliurip.
didik satu persatu apabila ada yang Strategi dalam pembelajaran
bingug, guru akan mengajari. Peserta bahasa Indonesia menjadi tujuan yang
didik kelas I saat menulis di buku sangat penting, karena setiap
memang terlihat masih belum rapi. permasalahan harus memiliki strategi
Terkait dengan tulisan peserta untuk memecahkanya, baik strategi
didik yang kurang rapi. Problematika secara khusus dari guru maupun
ini juga dialami oleh guru kelas II dan secara umum dari yang sudah ada
guru kelas III sama dengan yang sebelumnya. Menurut Kemp dalam
dialami oleh kelas I. Problematika Hamruni (2012: 2) menjelaskan bahwa
terkait kesulitan peserta didik dalam strategi pembelajaran adalah suatu
menulis memang perlu diperhatikan. kegiatan pembelajaran yang harus
Sesuatu yang ditulis oleh peserta didik dikerjakan guru dan peserta didik agar
Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar| 65 – 73 -- 71
baru yang dilakukan oleh guru. Guru strategi membiasakan peserta didik
kelas I, II, dan III memiliki strategi menyalin tulisan di papan tulis. hasil
yang berbdeda. Kelas I dan II wawancara dengan guru kelas I dapat
menggunakan strategi bermain sambil dijelaskan bahwa guru mengajarkan
belajar. Guru kelas III menggunakan kepada peserta didik untuk menulis
strategi melatih peserta didik untuk pelan-pelan agar tidak ada huruf yang
selalu mendengar. ketinggalan. Guru juga meminta
Strategi yang digunakan untuk peserta didik untuk menyalin tulisan di
mengatasi kurangnya penguasaan kosa papan tulis agar peserta didik bisa
kata pada peserta didik yaitu dengan membedakan huruf. Peserta diminta
membiasakan peserta didik berbicara untuk berkonsentrasi saat menulis agar
dengan menggunakan bahasa tidak ada huruf yang ketinggalan,
Indonesia yang baik dan benar. Peserta strategi yang dilakukan oleh guru kelas
didik kelas rendah terkadang dalam I, II, dan III adalah menekankan pada
berkomunikasi masih menggunakan program literasi di sekolah. Guru selalu
bahasa campuran yaitu bahasa Jawa membiasakan peserta didik untuk
dan bahasa Indonesia. Dari penjelasan selalu membaca dimanapun. Guru juga
guru kelas I dan kelas II dapat harus memperhatikan peserta didik,
dijelaskan bahwa guru selalu usia kelas rendah adalah usia anak
membiasakan peserta didik untuk yang masih suka bermain, jadi guru
berbicara di depan kelas untuk harus mengerti setiap karakteristik
mengenalkan anggota keluarga. peserta didik. Dari beberapa strategi di
Menurut Hamruni (2012: 8) strategi atas diharapkan kemampuan
pembelajaran langsung merupakan berbahasa peserta didik menjadi
pembelajaran yang banyak diarahkan meningkat.
oleh guru. Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau SIMPULAN
membangun keterampilan tahap demi Berdasarkan hasil dan pembahasan
tahap. Pembelajaran langsung biasanya dapat disimpulkan bahwa problematika
bersifat deduktif. Dari pernyataan di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
atas maka dapat disimpulkan bahwa SD N Kaliurip di kelas rendah antara lain:
guru kelas I, II, dan III memiliki Konsentrasi belajar peserta didik masih
strategi tersendiri. Strategi pada rendah, Kurangnya penguasaan kosakata,
penguasaan kosa kata dilakukan untuk Peserta didik belum dapat membaca,
meningkatkan kemampuan berbicara Peserta didik belum dapat menulis dan
peserta didik dengan menggunakan mengenal huruf. Adapun strategi yang
bahasa Indonesia yang baik dan benar, dilakukan dalam pembelajaran bahasa
sehingga peserta didik tidak Indonesia di SD N Kaliurip di kelas
menggunakan bahasa campuran antara rendah antara lain: Strategi kurangnya
bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. konsentrasi belajar peserta didik, dalam
Strategi dalam mengatasi peserta strategi ini dapat guru lakukan dengan
didik yang belum dapat menulis sangat cara guru menerapkan metode bermain
dibutuhkan. Guru kelas I memiliki seperti tepuk-tepuk dan bernyanyi.
Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar| 65 – 74 -- 73