Anda di halaman 1dari 9

PROBLEMATIKA DAN STRATEGI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

INDONESIA DI KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR

Masda Satria Kurniawan 1, Okto Wijayanti 2, Santhy Hawanti3


1,2,3PGSD, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

1masdasatria25@gmail.com, 2oktowijayanti@ump.ac.id, 3santhyhawanti@ump.ac.id

Abstrak. Penelitian problematika dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah SD


N Kaliurip perlu dilakukan karena banyak problematika yang dihadapi guru pada saat ini.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui permasalahan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas rendah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Partisipan dalam
penelitian ini adalah 1 orang guru kelas I, 1 orang guru kelas II, dan 1 orang guru kelas III.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis
data pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa problematika yang dihadapi guru adalah peserta didik kelas rendah
masih kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Guru memiliki
beberapa strategi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada keterampilan berbahasa
(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis). Guru melakukan pendekatan langsung
kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis, dengan cara membimbing apabila ada peserta didik yang kesulitan dalam
membaca atau menulis sampai peserta didik tersebut lancar. Guru membiasakan peserta
didik untuk membaca di manapun dan kapanpun, misalnya di kantin membaca kemasan
jajan, di tempat umum, di tempat parkir, dan di halaman sekolah. Peserta didik yang
kesulitan menulis akan dibimbing dengan cara menyalin tulisan di papan tulis, dan yang
ada di buku pelajaran. Peserta didik yang kesulitan menyimak atau kurang memperhatikan
akan langsung dipanggil oleh guru untuk maju ke depan. Peserta didik yang kesulitan
berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar akan dibiasakan untuk berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kata Kunci: Problematika, Pembelajaran Bahasa Indonesia, Strategi

Abstract. Research problems in learning Indonesian in low grade SD N Kaliurip needs to be


done because there are many problems faced by teachers at this time. The research aims to
find out the problems in learning Indonesian in low class. This type of research is descriptive
qualitative. Participants in this study were 1 class I teacher, 1 class II teacher, and 1 class III
teacher. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Data
analysis in this study uses source triangulation and technique triangulation. The results of
the study showed that the problems faced by the teacher were that low grade students still
had difficulty listening, speaking, reading and writing. The teacher has a strategy in learning
Indonesian on language skills (listening, speaking, reading and writing). The teacher takes a
direct approach to students who have difficulty in listening, speaking, reading and writing, by
guiding if there are students who have difficulty reading or writing until the students are

Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar | 65 – 73 -- 65
fluent. The teacher also accustoms students to read wherever, for example in the canteen on
snack packs, in public places, in parking lots, on school grounds. Students who have
difficulty writing will be guided by copying the writing on the board, copying the writing in
the book. Students who have difficulty listening or pay less attention will immediately be
called by the teacher to come forward. Students who have difficulty speaking Indonesian
properly and correctly will be accustomed to communicating in Indonesian.

Keywords: Problems, Indonesian Language Learning, Strategy

PENDAHULUAN lancar dan jelas, dan berkomunikasi


Pembelajaran bahasa Indonesia di secara efektif dengan orang lain (belajar
Sekolah Dasar adalah dasar untuk menggunakan bahasa, belajar tentang
mendapatkan materi dan keterampilan bahasa, dan belajar melalui bahasa).
dalam berbahasa yang baik dan benar. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Pembelajaran bahasa Indonesia saat ini tidak selalu berjalan dengan baik, terdapat
adalah pembelajaran berbasis teks. kendala dalam pembelajarannya yang
Menurut Khair (2018: 89) pembelajaran dialami oleh guru dan peserta didik
bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 dengan latar belakang kondisi yang
disajikan dengan menggunakan berbeda-beda. Kendala dalam
pendekatan berbasis teks. Teks dapat pembelajaran ini dapat berdampak pada
berwujud teks tertulis maupun teks lisan. hasil belajar peserta didik yang belum
Dengan demikian belajar bahasa maksimal juga. Seperti yang terjadi di
Indonesia tidak sekedar memakai bahasa SDN Kaliurip, yang menunjukkan bahwa
Indonesia sebagai alat komunikasi, tetapi hasil nilai UTS peserta didik masih belum
perlu juga mengetahui makna atau mencapai KKM 100%. Hal ini
bagaimana memilih kata yang tepat yang disampaikan oleh Halijah (2017: 326)
sesuai tatanan budaya dan masyarakat pembelajaran bahasa di SD dimaksudkan
pemakainya. Pembelajaran bahasa untuk meningkatkan kemampuan
Indonesia yang diberikan kepada peserta berkomunikasi dan kemampuan
didik bertujuan untuk melatih peserta berbahasa yang baik dan benar. Jika
didik terampil berbahasa (menyimak, banyak siswa yang belum mencapai KKM
berbicara, membaca, dan menulis) dengan artinya terdapat permasalahan yang
menuangkan ide dan gagasanya secara terjadi dalam pembelajaran. Beberapa
kreatif dan kritis. Lebih lanjut menurut penelitian menunjukkan adanya
Atmazaki (2013: 16) tujuan pembelajaran permasalahan yang dialami baik oleh
bahasa adalah membimbing guru maupun siswa. Puspidalia (2012)
perkembangan bahasa peserta didik menjelaskan masih terdapat beberapa
secara berkelanjutan melalui proses guru yang kurang profesional dalam
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menyelenggarakan pembelajaran bahasa
menulis. Pada akhirnya, tujuan itu adalah Indonesia di kelas. Sebagai contoh dalam
untuk membimbing peserta didik agar mengajar, guru masih menunjukkan cara-
mampu menggunakan bahasa untuk cara lama dari hari ke hari, dari waktu ke
belajar, mengekspresikan ide dengan waktu, singkatnya belum ada perubahan.

66 -- JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 65 – 73


Bahkan, kemampuan guru dalam guru kelas III, Wawancara kepada guru
penguasaan pengetahuan terhadap materi kelas I, II , dan guru kelas III difokuskan
pelajaran yang diajarkan masih jauh dari kepada apa saja kendala yang dihadapi
yang diharapkan. Kemampuan guru yang oleh guru saat proses pembelajaran dan
rendah dapat menjadi faktor yang strategi yang dilakukan guru. Teknik
mempengaruhi proses dari hasil Pengumpulan data yang terakhir yaitu
pembelajaran yang kurang optimal. dengan menggunakan dokumen.
Namun, faktor dari siswa juga dapat Dokumen merupakan pelengkap dari
menimbulkan kendala tersendiri dalam metode wawancara dan observasi,
penyelenggaraan pembelajaran di kelas. dokumen yang didapat berupa foto dan
video pada saat melakukan penelitian.
METODE Instrumen utama dalam penelitian ini
Jenis penelitian kualitatif. Proses adalah peneliti sendiri dengan berbagai
penelitian kualitatif ini melibatkan upaya- kegiatan yang mendukung penelitian.
upaya penting. Seperti mengajukan Creswell (2013: 261) yang menjelaskan
pertanyaan-pertanyaan, megumpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti
data yang spesifik dari partisipan. sebagai instrumen kunci yaitu para
Pengambilan data penelitian ini peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri
dilaksanakan pada bulan November- data melalui dokumentasi, observasi
Desember tahun 2019. Adapun tempat perilaku, atau wawancara dengan para
penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri partisipan. Analisis data yang digunakan
Kaliurip, Kecamatan Purwojati, menggunakan tahapan-tahapan
Kabupaten Banyumas. Partisipan dalam pelaksanaan analisis menurut Miles and
penelitian ini adalah kepala sekolah, guru Huberman dalam Sugiono (2015:338)
kelas I, II, dan III sebagai sumber untuk di sebagai berikut: (a) Data Collection, (b)
wawancarai. Teknik pengumpulan data Data Reduction, (c) Data Display, (d)
dalam penelitian ini adalah observasi, Conclusions. Untuk keabsahan data dalam
wawancara, dan dokumentasi. Guru kelas penelitian ini menggunakan teknik
rendah akan diobservasi mengenai triangulasi yaitu triangulasi teknik dan
problematika yang dihadapi saat triangulasi sumber.
pembelajaran bahasa Indonesia. Setelah
diketahui problematika dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
pembelajaran bahasa Indonesia, 1. Problematika pada pembelajaran
kemudian mendiskripsikan strategi yang Bahasa Indonesia di kelas rendah SD
digunakan guru dalam mengatasi Negeri Kaliurip.
problematika tersebut. Hasil penelitian yang sudah
Teknik pengumpulan data dilaksanakan di SD N Kaliurip terkait
selanjutnya adalah dengan melakukan dengan problematika dan strategi
wawancara, Wawancara dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
kepada guru kelas rendah SD Negeri di kelas rendah adalah problematika
Kaliurip. Narasumber yang diwawancarai dalam pembelajaran bahasa Indoesia
oleh peneliti yaitu guru kelas I, II, dan khususnya kelas rendah itu perlu

Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar| 65 – 73 -- 67
diperhatikan, sesuai dengan hasil peserta didik juga di suruh membaca
observasi yang sudah dilaksanakan dan guru harus mengeja terlebih
ditemukan problematika yang dahulu agar peserta didik juga bisa
beragam, mulai dari tingkat mengikuti. Begitu juga setelah guru
konsentrasi peserta didik yang rendah, menulis di papan tulis, guru akan
lalu kesulitan peserta didik dalam membacanya terlebih dahulu setelah
berbicara menggunakan bahasa itu peserta didik mengikuti, jadi
Indonesia, kesulitan peserta didik apabila peserta didik disuruh untuk
dalam membaca, dan kemudian membaca sendiri itu akan dieja satu
peserta didik kesulitan dalam menulis. persatu, tapi apabila guru membaca
Guru perlu memiliki strategi untuk terlebih dahulu lalu diikuti oleh peserta
mengatasi problematika di atas, yaitu didik maka membacanya bisa lancar.
dengan cara melakukan pendekatan Peserta didik kelas II dan kelas III juga
kepada peserta didik yang mengalami mengalami hal yang sama yaitu pada
kesulitan. Cara atau pendekatan guru saat membaca masih harus dieja. Guru
berbda-beda disesuaikan dengan lebih memilih menggunakan metode
karakteristik peserta didik. Guru eja kepada peserta didik di kelas II dan
membimbing langsung terhadap III. Peserta didik yang kesulitan akan
peserta didik baik yang membacanya dibimbing langsung oleh guru.
masih belum lancar, yang masih dan Menurut Soedjadi dalam Efendi (2015:
yang masih kesulitan dalam menulis. 53) menjelaskan bahwa pembelajaran
Problematika menurut hasil membaca permulaan pada kelas
penelitian dari Puspidalia (2012: 125) rendah sering ditemukan berbagai
problematika guru adalah kurangnya masalah, diantaranya masalah peserta
waktu untuk kegiatan profesional. didik, guru, materi pelajaran dan
Dalam keseharian, guru senantiasa metode yang digunakan. Kesulitan
melaksanakan rutinitasnya. Datang ke belajar anak bersumber dalam diri
sekolah, menyampaikan materi, dan peserta didik itu sendiri juga dari luar
pulang. Peserta didik yang belum diri peserta didik tersebut. dapat
dapat membaca seharusnya pada saat disimpulkan bahwa membaca itu
di kelas perlu diperhatikan, karena sangat penting bagi peserta didik
peserta didik kelas rendah sendiri untuk mendapatkan sebuah informasi.
masih belum lancar membaca, dan Peserta didik pada kelas rendah masih
harus selalu dibimbing oleh guru. perlu bimbingan pada saat membaca
Berdasarkan dari wawancara dengan agar lebih cepat lancar. Peserta didik
guru kelas I dapat dijelaskan bahwa akan lebih lancar dalam membaca
peserta didik pada kelas I dalam apabila guru memberikan suasana
membaca masih mengeja satu persatu. yang menyenangkan, misalnya
Sebagian besar belum dapat membaca membaca sambil bernyanyi.
dengan lancar. Hasil observasi juga Berdasarkan penelitian juga
menunjukkan pada saat pembelajaran terdapat pada konsentrasi belajar
di dalam kelas ketika guru peserta didik yang rendah.
membacakan sebuah cerita kemudian Berdasarkan hasil wawancara dengan

68 -- JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 65 – 73


guru, ada beberapa kendala dalam proses pembelajaran. Namun
pembelajaran bahasa Indoensia di kelas demikian secara karakteristik,
yaitu kurangnya konsentrasi peserta peserta didik di SD memang secara
didik. Konsentrasi peserta didik sangat umum memiliki tingkat konsentrasi
pendek artinya mereka mudah pecah
yang rendah. Seperti yang
konsentrasi jika ada hal lain yang lebih
disampaikan oleh Wijayani (2014)
menarik atau justru pembelajaran yang
kurang menarik. Guru menjelaskan
yang menyatakan bahwa peserta
bahwa setelah 15 menit belajar, peserta didik pada usia 6-8 tahun masih
didik seringkali tidak memperhatikan pada tahap belajar dan rasa ingin
penejelasan guru dan mereka lebih tahu yang tinggi sehingga mereka
suka bermain dan melakukan kegiatan sulit fokus hanya pada satu hal saja.
yang tidak relevan dengan Kurangnya penguasaan kosakata
pembelajaran. Hasil obervasi juga peserta didik menjadi salah satu
menunjukkan ketika guru meminta problem dalam pembelajaran
peserta didik untuk memperhatikan, Bahasa Indonesia. Keterampilan
sebagian dari peserta didik malah
berbicara peserta didik di kelas
asyik bermain dan ‘ngobrol’ dengan
rendah khususnya kelas I dan II
temannya. Contoh lain adalah saat
guru membacakan sebuah teks bacaan,
masih kurang dikarenakan peserta
peserta didik masih tidak didik belum menguasai banyak
memperhatikan, sehingga kegiatan kosa kata. bahwa masih banyak
belajar menjadi kurang efektif. Apa peserta didik yang penguasaan
yang terjadi di kelas I juga dialami oleh kosakatanya masih rendah sehingga
guru di kelas II. Saat pembelajaran, sulit untuk berkomunikasi
konsentrasi peserta didik yang rendah menggunkan bahasa Indoensia
masih menjadi kendala bagi guru, dengan baik. Di samping itu,
peserta didik kelas II masih memiliki kosakata yang masih kurang
kebiasaan yang hampir sama dengan
menghambat peserta didik dalam
peserta didik kelas I. Tingkat
menyelesaikan tugas tugas yang
konsentrasi peserta didik tidak
bertahan lama.
diberikan oleh guru dalam
Terkait dengan konsentrasi pembelajaran di kelas.. Peserta
yang rendah, problematika ini juga didik juga belum memiliki rasa
dialami oleh guru di kelas III yang percaya diri yang tinggi. Rasa
menjelaskan bahwa peserta didik percaya diri pada peserta didik
dalam menerima informasi dari sangat penting untuk meningkatkan
guru masih kurang. Problematika kemampuan berbicara peserta
terkait rendahnya konsentrasi didik. Peserta didik di kelas rendah
belajar peserta didik menjadi hal masih malu-malu apabila berbicara
yang memang dapat menhambat di depan kelas maupun saat
diperintah oleh guru untuk tanya

Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar | 65 – 73 -- 69
jawab. Permasalahan tersebut nantinya akan dibaca kembali dan
dikarenakan karakter dari peserta dipelajari. Apabila tulisan kurang rapi
didik kelas rendah yang masih suka maka akan sulit dibaca sehingga tidak
bermain. menurut Iskandarwassid bisa dipahami. Seperti yang
disampaikan oleh Susanto (2014)
(2009: 227) keterampilan menyimak
menjelaskan bahwa menulis
adalah satu bentuk keterampilan
merupakan kegiatan untuk
berbahasa yang bersifat reseptif. mendapatkan sebuah informasi yang
Pada waktu proses pembelajaran, ditulis di buku supaya nantinya bisa
keterampilan ini jelas mendominasi dibaca kembali. dapat disimpulkan
aktivitas peserta didik dibanding bahwa keterampilan berbahasa
dengan keterampilan lainya, (menyimak, berbicara, membaca, dan
termasuk keterampilan berbicara. menulis masih kurang. Faktor tersebut
Berdasarkan penelitian peserta menjadi permasalahan tersendiri bagi
didik kelas rendah masih ada yang guru. Setiap tahun selalu mengalami
belum bisa menulis dan mengenal permasalahan yang sama karena
huruf. Menulis merupakan kegiatan karakterisitik dari peserta didik kelas
rutin yang dilakukan oleh peserta didik rendah yang memang seperti itu masih
pada saat pembelajaran. Peserta didik tergolong dalam dunia anak-anak.
khususnya kelas rendah belum dapat Peserta didik pada kelas rendah masih
menulis dengan baik, belum dapat perlu didampingi langsung, baik pada
menggunakan tanda baca yang tepat. saat membaca, menulis, maupun
peserta didik kelas I saat menulis berbicara, sehingga guru harus
sangat buru-buru, lalu ada saja huruf memiliki strategi tersendiri dalam
yang ketinggalan tidak ditulis. Peserta mengatasi permasalahan tersebut.
didik kelas I juga belum bisa Strategi dari guru sangatlah penting
membedakan huruf, yaitu huruf b dan guna meningkatkan keterampilan
d yang bentuknya hampir sama. Hasil berbahasa peserta didik.
observasi di kelas I pada saat guru 2. Strategi guru dalam pembelajaran
meminta peserta didik untuk menulis, Bahasa Indonesia di kelas rendah SD
guru harus selalu mengecek peserta Negeri Kaliurip.
didik satu persatu apabila ada yang Strategi dalam pembelajaran
bingug, guru akan mengajari. Peserta bahasa Indonesia menjadi tujuan yang
didik kelas I saat menulis di buku sangat penting, karena setiap
memang terlihat masih belum rapi. permasalahan harus memiliki strategi
Terkait dengan tulisan peserta untuk memecahkanya, baik strategi
didik yang kurang rapi. Problematika secara khusus dari guru maupun
ini juga dialami oleh guru kelas II dan secara umum dari yang sudah ada
guru kelas III sama dengan yang sebelumnya. Menurut Kemp dalam
dialami oleh kelas I. Problematika Hamruni (2012: 2) menjelaskan bahwa
terkait kesulitan peserta didik dalam strategi pembelajaran adalah suatu
menulis memang perlu diperhatikan. kegiatan pembelajaran yang harus
Sesuatu yang ditulis oleh peserta didik dikerjakan guru dan peserta didik agar

70 -- JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 65 – 73


tujuan pembelajaran dapat dicapai termasuk di dalamnya metode-metode
secara efektif dan efisien. Oleh sebab ceramah. Strategi untuk mengatasi
itu guru harus mampu bekerja sama peserta didik yang belum dapat
dengan peserta didik agar dapat membaca adalah dengan membiasakan
mencapai tujuan yang diharapkan. membaca setiap hari. Keterampilan
Strategi guru dalam mengatasi membaca sangat penting bagi peserta
peserta didik yang belum dapat didik untuk memperoleh materi
membaca sangat diperlukan. Guru di pelajaran atau informasi yang ada di
kelas rendah memiliki strategi dengan sekelilingnya. Program literasi atau
cara membimbing langsung kepada membaca harus selalu diterapkan oleh
peserta didik yang mengalami guru sehingga peserta didik dalam
kesulitan dalam membaca. Dari membaca bisa cepat lancar.
penjelasan guru kelas I dan II pada Problematika dalam
awal pembelajaran belum dimulai, pembelajaran Bahasa Indonesia salah
peserta didik diminta untuk berlatih satunya adalah kosentrasi belajar yang
membaca terlebih dahulu. Hal ini rendah. Mengingat pentingnya
dilakukan untuk membiasakan peserta konsentrasi dan dampak dari
didik dalam membaca. Peserta didik rendahnya konsentrasi terhadap
juga diminta oleh guru setelah menulis pembelajaran, guru harus memiliki
di buku selanjutnya dibaca di depan strategi yang tepat dalam
kelas. Selain peserta didik dapat mengatasinya. Setiap guru kelas
membaca dengan lancar, peserta didik rendah di SD N Kaliurip memiliki
juga melatih menulis dengan rapi. strategi yang berbeda-beda dalam
Guru kelas III juga memiliki strategi mengatasi problematika di dalam
pada peserta didik yang belum dapat kelas. Berdasarkan hasil wawancara
membaca yaitu Berdasarkan dengan guru kelas III dapat dijelaskan
wawancara dengan guru kelas III bahwa guru menggunakan strategi
bahwa peserta didik diminta untuk dengan suara nyaring, supaya peserta
maju satu persatu membaca di depan. didik di dalam kelas akan mendengar
Guru akan membimbing peserta didik apa yang disampaikan oleh guru. Guru
tersebut apabila dalam membaca ada juga menyarankan peserta didik untuk
yang salah, karena peserta didik kelas mendengar di rumah, yang artinya
III masih perlu bimbingan guru. Hal ini mendengar apabila dipanggil oleh
dilakukan untuk meningkatkan orang tua, lalu mendengarkan nasehat
keterampilan peserta didik dalam dari orang tua, hal tersebut akan
membaca. melatih peserta didik menjadi mudah
Strategi guru di kelas rendah SD untuk berkonsentrasi. Berdasarkan
N Kaliurip menggunakan strategi pernyataan di atas dapat disimpulkan
pembelajaran langsung. Menurut Majid bahwa Strategi guru sangat diperlukan
(2013: 11) strategi pembelajaran bagi tingkat konsentrasi peserta didik.
langsung merupakan strategi yang Peserta didik akan mudah
berpusat pada guru. Pada strategi ini berkonsentrasi apabila menerima hal

Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar| 65 – 73 -- 71
baru yang dilakukan oleh guru. Guru strategi membiasakan peserta didik
kelas I, II, dan III memiliki strategi menyalin tulisan di papan tulis. hasil
yang berbdeda. Kelas I dan II wawancara dengan guru kelas I dapat
menggunakan strategi bermain sambil dijelaskan bahwa guru mengajarkan
belajar. Guru kelas III menggunakan kepada peserta didik untuk menulis
strategi melatih peserta didik untuk pelan-pelan agar tidak ada huruf yang
selalu mendengar. ketinggalan. Guru juga meminta
Strategi yang digunakan untuk peserta didik untuk menyalin tulisan di
mengatasi kurangnya penguasaan kosa papan tulis agar peserta didik bisa
kata pada peserta didik yaitu dengan membedakan huruf. Peserta diminta
membiasakan peserta didik berbicara untuk berkonsentrasi saat menulis agar
dengan menggunakan bahasa tidak ada huruf yang ketinggalan,
Indonesia yang baik dan benar. Peserta strategi yang dilakukan oleh guru kelas
didik kelas rendah terkadang dalam I, II, dan III adalah menekankan pada
berkomunikasi masih menggunakan program literasi di sekolah. Guru selalu
bahasa campuran yaitu bahasa Jawa membiasakan peserta didik untuk
dan bahasa Indonesia. Dari penjelasan selalu membaca dimanapun. Guru juga
guru kelas I dan kelas II dapat harus memperhatikan peserta didik,
dijelaskan bahwa guru selalu usia kelas rendah adalah usia anak
membiasakan peserta didik untuk yang masih suka bermain, jadi guru
berbicara di depan kelas untuk harus mengerti setiap karakteristik
mengenalkan anggota keluarga. peserta didik. Dari beberapa strategi di
Menurut Hamruni (2012: 8) strategi atas diharapkan kemampuan
pembelajaran langsung merupakan berbahasa peserta didik menjadi
pembelajaran yang banyak diarahkan meningkat.
oleh guru. Strategi ini efektif untuk
menentukan informasi atau SIMPULAN
membangun keterampilan tahap demi Berdasarkan hasil dan pembahasan
tahap. Pembelajaran langsung biasanya dapat disimpulkan bahwa problematika
bersifat deduktif. Dari pernyataan di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di
atas maka dapat disimpulkan bahwa SD N Kaliurip di kelas rendah antara lain:
guru kelas I, II, dan III memiliki Konsentrasi belajar peserta didik masih
strategi tersendiri. Strategi pada rendah, Kurangnya penguasaan kosakata,
penguasaan kosa kata dilakukan untuk Peserta didik belum dapat membaca,
meningkatkan kemampuan berbicara Peserta didik belum dapat menulis dan
peserta didik dengan menggunakan mengenal huruf. Adapun strategi yang
bahasa Indonesia yang baik dan benar, dilakukan dalam pembelajaran bahasa
sehingga peserta didik tidak Indonesia di SD N Kaliurip di kelas
menggunakan bahasa campuran antara rendah antara lain: Strategi kurangnya
bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. konsentrasi belajar peserta didik, dalam
Strategi dalam mengatasi peserta strategi ini dapat guru lakukan dengan
didik yang belum dapat menulis sangat cara guru menerapkan metode bermain
dibutuhkan. Guru kelas I memiliki seperti tepuk-tepuk dan bernyanyi.

72 -- JRPD Volume 1 Nomor 1, Maret 2020 | 65 – 73


Strategi selanjutnya untuk mengatasi Efendi, Dkk. (2015). Peningkatan
permasalahan kurangnya penguasaan Kemampuan Siswa Membaca
kosakata yang dilakukan oleh guru adalah Permulaan Melalui Metode
dengan cara Guru selalu membiasakan Permainan Bahasa di Kelas I SD N
peserta didik berbicara di depan kelas, Mire. Jurnal Kreatif Tadulako Online.
guru melatih peserta didik untuk Vol (5). N0 (2). Hal 53.
berbicara menggunakan bahasa Indonesia Halijah. (2017). Meningkatkan
yang baik dan benar. Strategi yang Kemampuan Berbahasa Indonesia
terakhir yang dilakukan guru untuk dengan Menerapkan Model
meningkatkan peserta didik yang belum Pembelajaran Think Pair Share. Jurnal
bisa membaca dan menulis, peserta didik Global Edukasi. Vol (1). No (3). Hal
dibiasakan melakukan kegiatan membaca 326.
sebelum pembelajaran dimulai dan Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran.
peserta didik dibiasakan untuk menyalin Yogyakarta: Insan Madani.
tulisan yang ada di papan tulis untuk Iskandarwassid dan Suhendar, D. (2009).
melatih dan membiasakan peserta didik Strategi Pembelajaran Bahasa.
yang masih kesulitan dalam bembaca dan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
menulis. Khair, U. (2018). Pembelajaran Bahasa
Indonesia dan Sastra (BASASTRA)
SARAN di SD dan MI. Jurnal Pendidikan
Berikut beberapa saran yang dapat Dasar. Vol (2). No (1). Hal 90-91.
diambil dalam penelitian ini: Puspidalia, YS. (2012). Problematika
1. Guru harus memiliki strategi khusus Pembelajaran Bahasa Indonesia di
yang dapat mengatasi problematika SD/MI dan Alternatif Pemecahanya.
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Jurnal Cendekia. Vol (10). No (1). Hal
di kelas rendah. 124.
2. Guru dapat meningkatkan Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
keterampilan berbahasa peserta didik Pendidikan (Pendekatan kualitatif,
di kelas rendah dengan cara yang kuantitatif dan R & D). Bandung:
kreatif, inovatif dan menyenangkan. Alfabeta.
3. Sebaiknya sekolah sudah menerapkan Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
strategi sehingga dapat meningkatkan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
keterampilan berbahasa Indonesia bagi Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
seluruh peserta didik di SD. Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan
DAFTAR PUSTAKA
Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Atmazaki. (2013). Implementasi Jakarta: Kencana Prenadamedia
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Group.
Bahasa Indonesia: Pola Pikir, Wijayani, A. (2014). Membumikan
Pendekatan Ilmiah, Teks (Genre), Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta:
dan Penilaian Otentik. ISLA.Hal 16 Ar-Ruzz Media.

Masda Satria Kurniawan, dkk: Problematika dan Strategi Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas Rendah Sekolah
Dasar| 65 – 74 -- 73

Anda mungkin juga menyukai