Emi Sulasminingsih
SLB Negeri 1 Gunungkidul
emisulasminingsih7@gmail.com
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan mengetahui 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3)evaluasi;
4) factor pendukung; dan 5) factor penghambat pembelajaran Bahasa Indonesia
siswa di kelas VII SMPLB Negeri 2 Gunungkidul. Subyek penelitian terdiri dari
kepala sekolah, guru dan siswa kelas VII SMPLB Negeri 1 Gunungkidul. Teknik
pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.
Prosedur analisis data adalah reduksi data, sajian data penarikan simpulan dan
verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) perencanaan manajemen
pembelajaran dilakukan oleh guru dengan mempersiapkan rencana pelaksanaan
pembelajaran(RPP)yang lengkap;2) pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan
tatap muka antara guru dengan siswa dengan metode komunikasi total (komtal); 3)
Evaluasi hasil belajar tidak hanya menyangkut pencapaian materi hasil belajar
siswa, akan tetapi proses pembelajaran; 4) faktor pendukung mendapat respon
positif dari sekolah 5) factor penghambat waktu yang dibutuhkan lama untuk
memahami kosakata. Kurangnya sarana prasarana yang memadai yang dapat
menunjang pembelajaran Bahasa Indonesia.
Abstract:
This study aims to find out 1) planning; 2) implementation; 3) evaluation; 4)
supporting factors; and 5) inhibiting factors for Indonesian language learning for
students in class VII of SMPLB Negeri 2 Gunungkidul. The research subjects
consisted of school principals, teachers and VII grade students of SMPN 1
Gunungkidul. Data collection techniques are done through interviews, observation
and documentation. Data analysis procedures are data reduction, drawing data
conclusions and verification. The results showed that: 1) the learning management
planning was carried out by the teacher uses preparing a complete learning plan
(RPP), 2) the implementation of learning was carried out face-to-face between
teachers and students with total communication methods (komtal); 3) Evaluation of
learning outcomes does not only involve the achievement of student learning
outcomes, but the learning process; 4) supporting factors get a positive response
from the school 5) factors that inhibit the time required to understand vocabulary.
Lack of adequate infrastructure that can support learning Indonesian.
Pendahuluan
Anak tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan dan kehilangan
kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh tidak
berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia tidak dapat
menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari, yang berdampak
terhadap kehidupannya secara kompleks terutama pada kemampuan berbahasa sebagai
alat komunikasi yang sangat penting ( Murni Winarsih, 2007:23)
MANAJEMEN PEMBELAJARAN
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif. Data yang akan dianalisis berupa keterangan-keterangan maupun fenomena
hasil observasi yang muncul di lapangan dan untuk dianalisis menjadi argumen kalimat
yang logis dan sistematis. Tahap-tahap teknik analisis data yang digunakan meliputi
(Miles dan Huberman, 1984:21-23).
Selain program semesteran, perlu disusun pula program tahunan bagi guru di
sekolah. Program kerja guru di sekolah seharusnya dapat berjalan dengan baik karena
ada pemetaan program tahunan. Tugas lain dalam merencanakan pembelajaran adalah
melakukan penyusunan kriteria ketuntasan minimal. Jadi program ketuntasan minimal
harus direncanakan sebelum Tahun pelajaran dimulai.
Evaluasi hasil belajar dilakukan dengan perangkat yang telah disusun pada
RPP. Dalam RPP telah dikembangkan soal-soal dalam berbagai bentuk sehingga dapat
digunakan untuk evaluasi. Evaluasi juga dapat dilakukan dalam proses pembelajaran
dalam bentuk tanya jawab guru dengan siswa ataupun meminta siswa untuk
mengulangi ataupun menunjukkan suatu kompetensi yang telah dibahas.
Kemampuan penempatan tanda baca dalam kalimat juga sudah dinilai cukup
bagus. Mereka mulai belajar tanda baca sesuai dengan kaidah EYD yang diajarkan oleh
guru. Pencapaian hasil belajar siswa pada standar kompetensi: mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis untuk tema ke 5 Buku Ajar dan Pengayaan Bahasa
Indonesia untuk SMPLB/B semester 1 masih kurang sempurna. Kekurangan pencapaian
masih ditemukan pada semua standar kompetensi yang diajarkan. Hal ini merupakan
tugas dari para guru sehingga nantinya akan dapat disempurnakan lagi.
Kepala sekolah sebagai manajer juga dapat mendorong guru untuk lebih
menunjukkan unjuk kerja yang optimal. Kepala sekolah dapat meminta guru untuk
berkomitmen dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di sekolah.
Adanya perbedaan latar belakang bahasa ibu dengan bahasa yang diajarkan
juga mengalami kendala. Mengajarkan berbicara pada anak tunarungu merupakan tugas
yang sangat sulit, hal ini dapat dilihat dari pencapaian kompetensi: berbicara, membaca
dan menulis masih banyak kesalahan terjadi pada siswa. apalagi jika lingkungan tidak
mendukung. Peran serta orang tua untuk selalu mendampingi waktu belajar di rumah
sangat diperlukan. Untuk mengajarkan satu kosakata seringkali dibutuhkan waktu
sampai beberapa menit sehingga dalam hal ini perlu bantuan dari orang tua, sekolah,
dan juga teman-temannya untuk memberikan semangat dan motifasi kepada anak
supaya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menunujukkan hasil yang baik. Terdapat
tiga faktor penting yang menentukan keberhasilan pengajaran bahasa. Faktor pertama
adalah faktor yang berasal dari pembelajar sendiri, di mana pembelajar mempunyai
keinginan dan harapan terhadap bangsa yang dipelajari. Faktor selanjutnya adalah yang
berasal dari pengajar, yang menyangkut masalah kecakapan atau kemampuan pengajar
dan rasa menghargai pengajar terhadap pembelajar. Faktor pengajar dan tak kalah
pentingnya adalah faktor yang berasal dari sistem organisasi tempat proses belajar
mengajar bahasa berlangsung, yaitu yang berhubungan dengan tujuan yang jelas dan
sarana pengajaran yang baik, kurikulum, atau silabus yang tepat guna, serta kemampuan
pengajaran yang tinggi.
Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa
Indonesia sangat diperlukan. Perkembangan diri siswa tidak dapat dihentikan,
kebutuhan siswa akan keingintahuannya juga tak dapat dibatasi, dan ketertarikan siswa
akan minat belajarnya harus selalu dipertahankan bahkan ditingkatkan. Disinilah peran
guru dalam kelas untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Guru dituntut kreatif dan
inovatif dalam mendampingi siswa belajar di kelas. Guru yang baik akan selalu mencari
cara agar siswanya tertarik dan memiliki minat yang tinggi dalam pelajaran yang
diberikannya sehingga memperoleh nilai yang maksimal dari pelajaran tersebut.
Hal-hal yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran, diantaranya adalah metode
yang diberikan guru, media pembelajaran, cara guru bersikap dan penampilan guru
dalam kelas. Di sini akan ditekankan media pembelajaran yang diberikan kepada siswa
untuk menumbuhkan minat belajar siswa.
Media pembelajaran yang beragam dan disesuaikan dengan perkembangan
zaman serta kebutuhan siswa akan membuat minat siswa lebih tinggi. Meskipun guru
sebagai mediator utama dalam pembelajaran di kelas, alat bantu atau media lainnya juga
sangat diperlukan agar pembelajaran tersebut lebih dinamis dan mencapai sasaran yang
diinginkan. Media pembelajaran yang dikemas dengan baik dapat menjadikan proses
pembelajaran lebih menarik dan diminatsiswa.Peningkatan minat siswa dalam belajar
bahasa Indonesia itu sangat dipengarui oleh peran guru. Seorang guru bahasa Indonesia
harus pandai mensiasati atau mencari cara agar siswanya berminat dalam pembelajaran
bahasa Indonesia
Penggunaan TIK juga sangat mendukung siswa untuk dapat belajar secara
mandiri. Siswa dapat mengeksplorasi sendiri benda-benda atau kosakata yang ingin
mereka ketahui dari komputer (laptop ataupun personal computer). Pembelajaran akan
semakin mudah ketika komputer telah terhubung dengan internet, karena internet dapat
memfasilitasi siswa dengan proses belajar inkuiri. Siswa dapat menemukan sendiri
pengetahuan dengan cara mengeksplorasi dunia maya (internet). Jika sudah sampai pada
dunia maya, maka siswa hendaknya didampingi oleh guru agar mereka benar-benar
hanya menggunakannya untuk kepentingan pembelajaran semata, bukan untuk
kesenangan. Kekhawatiran ini tentu saja beralasan, karena semua hal ada di internet.
Saat ini pun, kecenderungan siswa di sekolah menghabiskan sebagian waktunya dalam
mengakses internet dengan: membuka halaman media sosial (facebook, twitter), game
online, konten-konten musik, maupun konten yang berbau pornografi. Oleh karena itu,
peran guru di sekolah ataupun orangtua di rumah sangat perlu untuk mengarahkan
kegiatan belajar siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai manajemen pembelajaran Bahasa
Indonesia Anak Tunarungu SLB Negeri 2 Gunungkidul, dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
2 Proses pembelajaran dilakukan dengan tatap muka antara guru dengan siswa dengan
metode komunikasi total (komtal). Pembelajaran dilakukan secara individual,
menggunakan alat peraga dan mengoptimalkan alam sekitar siswa untuk mendukung
pola komtal. Guru melakukan pengorganisasian isi, penyampaian materi dan
pengelolaan materi.
3 Evaluasi hasil belajar tidak hanya menyangkut pencapaian materi hasil belajar siswa,
akan tetapi proses pembelajaran. Pencapaian hasil belajar siswa untuk standar
kompetensi berbicara: artikulasi pada umumnya kurang sempurna dimana siswa
tidak dapat menirukan kosakata yang diberikan guru secara sempurna, banyak huruf
yang hilang/tidak sempurna, dan intonasi monoton.
4 Faktor pendukung mendapat respon positif dari sekolah yang di programkan oleh
sekolah. Motivasi serta dukungan yang tinggi dari kepala sekolah terhadap guru.
DAFTAR PUSTAKA
Edja Sadjaah. (2005). Pendidikan Bahasa bagi Anak Gangguan Pendengaran dalam
Keluarga. Jakarta: Depdiknas.
Miles and Huberman. (1984). Qualitative Data Analysis. Beverly Hills: Sage Pub-
lications.
Murni, Winarsih.2007.Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu Dalam Pemerolehan
Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi.
Syaifurahman dan Tri Ujiati (2013). Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta: Indeks
W, T. Solchan, dkk. 2009. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.