Anda di halaman 1dari 10

Muhammad Ayyinna Y.E.: Problematik dalam Penerapan ...

PROBLEMATIK DALAM PENERAPAN BERAGAM STRATEGI


PEMBELAJARAN DI SMKN 11 KOTA MALANG

(PROBLEMS ON APPLYING DIVERSE LEARNING STRATEGIES IN


SMKN 11 OF MALANG CITY)
Muhammad Ayyinna Yusron El Farouq
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang Nomor 5, Malang
Ponsel: 083848061622
Pos-el: ayinfarouq@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan problematika dan hambatan penerapan
beragam strategi pembelajaran di SMKN 11 Malang dengan menggunakan
ancangan deskriptif kualitatif dan melibatkan siswa dan guru bahasa Indonesia
sebagai sumber data. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi,
catatan lapangan, rekaman, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan analisis
deskriptif, yaitu mengambil data percontoh yang dianggap mewakili. Hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat problematika dalam penerapan strategi pembelajaran
di kelas X TSM 2 akibat adanya hambatan dalam proses belajar-mengajar. Dalam hal
ini, guru kurang mampu menguasai, mengolah, mengatur waktu, dan menyesuaikan
strategi dengan materi pembelajaran, serta terkendala dalam merealisasikan dan
mengimplementasikan strategi pembelajaran yang diterapkan. Kurangnya motivasi
siswa untuk belajar bahasa Indonesia juga menyebabkan terhambatnya penerapan
strategi pembelajaran. Solusinya adalah penerapan beragam strategi, penguasaan
guru terhadap strategi, persiapan rancangan pelaksanaan pembelajaran, peningkatan
kompetensi guru, analisis kebutuhan siswa, pemilihan strategi pembelajaran yang
tepat, pengembangan model pembelajaran yang inovatif, progresif dan kontekstual,
dan penyediaan lingkungan belajar yang konstruktif. Semua alternatif itu diharapkan
dapat mengatasi problematika yang berlangsung saat penerapan strategi pembelajaran
sehingga kreativitas, inovasi, serta dinamika proses belajar- mengajar menjadi lebih
baik.
Kata kunci: problematika, strategi pembelajaran
Abstract
This writing aims at describing problems and obstacles in implementing various
learning strategies in SMKN 11 of Malang City using descriptive and qualitative
approach and involving teachers and students as data source. Data was collected
using in-depth interviews, observations, field notes, records, and documentations
and was analyzed using descriptive analysis. The result showed that there were
problems in implementing learning strategies in class X TSM 2 due to some
obstacles, namely the teacher was not mastering, preparing, managing the time,
adjusting, realizing, and implementing the learning materials and strategies. The
students lacked motivation to study Indonesian language. The solution suggested
for such situation was to vary the learning strategies; improving teacher’s ability to
master the strategies and materials; improving the teaching preparation; analyzing
the student’s needs; designing proper strategies; developing innovative, progressive,
and contextual learning models; and providing a constructive ambiance for learning.
Those alternatives is hoped to be able to overcome the obstacles and thus encourage
a creative, innovative, and dynamics learning process.
Keywords: problems, learning strategies

143
Metalingua, Vol. 18 No. 2, Desember 2019:143–152

1. Pendahuluan Teknik
Proses pengajaran merupakan suatu proses
untuk membelajarkan seseorang melalui berbagai Strategi
upaya dari berbagai strategi, pendekatan, dan
metode ke arah pencapaian tujuan yang telah
direncanakan oleh guru sebagai pendidik. Pen­
didikan sendiri adalah suatu upaya sadar untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara
optimal (Ibrahim dan Wahyuni, 2013:2). Pada Model
pembelajaran bahasa di dalam kelas, guru dituntut
mampu mengelola proses kegiatan mengajar Metode
dengan baik. Pembelajaran bahasa Indonesia Pendekatan
di sekolah diharapkan mampu membawa hal
positif yang terencana dan sesuai tujuan. Miarso Gambar 1 Keterhubungan Dimensi-Dimensi
(2007:528) mengartikan pembelajaran sebagai Pembelajaran
usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar
seseorang membentuk diri secara positif tertentu Berdasarkan gambar tersebut dapat dike­
dalam kondisi tertentu. Bahasa sendiri merupakan mukakan bahwa strategi pembelajaran berada
sistem komunikasi yang mempergunakan simbol- pada wilayah terluar dalam lingkaran proses
simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer pembelajaran karena strategi merupakan taktik
yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah atau strategi dalam merancang pembelajaran
yang nyata (Keraf, 2005:2). Bahasa ibarat oksigen termasuk juga dalam hal memilih model
yang setiap saat dibutuhkan oleh manusia. pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, dibangun atas pendekatan yang berfungsi sebagai
diperlukan strategi pembelajaran agar tujuan model, metode pembelajaran yang berfungsi
pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai. sebagai sinta, dan teknik yang berfungsi sebagai
Dalam dunia pendidikan, strategi dapat diartikan gambaran implementasi model. Pendekatan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian pembelajaran akan menghasilkan sejumlah
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan metode pembelajaran yang relevan. Demikian
pendidikan tertentu (Sanjaya, 2008:126). Degeng pula metode akan melahirkan sejumlah teknik
(1997) menyatakan bahwa strategi pembelajaran pembelajaran yang bersesuaian dengan metode
memiliki peran strategis dalam proses pembelajaran. dan loyal terhadap pendekatan pembelajaran.
Pemilihan strategi yang tepat dan bervariasi se­ Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
cara empiris terbukti dapat menghasilkan proses antara kelima dimensi pembelajaran tersebut
pembelajaran yang menyenangkan dan efektif. memiliki hubungan yang sistemis dan sistematis.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan Oleh sebab itu, agar dapat melaksanakan
tertentu menuju arah yang berasal dari perencanaan. pembelajaran yang baik guru harus mampu
Penyusunan langkah-langkah pembelajaran maupun memilih dan menerapkan strategi, model, pen­
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar dekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
semuanya diarahkan untuk meraih tujuan yang tepat. Dalam pembelajaran sastra, tentunya
telah ditetapkan. Menurut Chamor dalam Brown diharapkan guru dapat merancang desain model
(2007:141), strategi dapat diartikan prosedur- maupun strategi pembelajaran yang inovatif,
prosedur yang memudahkan tugas pembelajaran. kreatif, dan tepat guna.
Strategi seringkali bersifat sadar dan digerakkan Adapun ciri-ciri dari strategi pembelajaran
oleh tujuan. Untuk dapat memahami dimensi dari bahasa sendiri sebagai berikut:. (1) berkontribusi
strategi pembelajaran, akan disajikan hubungan terhadap tujuan utamanya, yaitu kompetensi
antara pendekatan, metode, teknik, model, dan komunikasi, (2) mengarahkan pembelajar untuk
strategi pembelajaran menurut Abidin (2016:121). menjadi lebih mandiri, (3) memperluas peran

144
Muhammad Ayyinna Y.E.: Problematik dalam Penerapan ...

sebagai guru, (4) berorientasi pada masalah, sampel diperoleh, sampel tersebut dianalisis
(5) tindakan tertentu dapat dilakukan oleh dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.
pembelajar, (6) tidak hanya aspek kognitif, Sumber data utama adalah guru bahasa
namun juga melibatkan banyak aspek untuk Indonesia dan siswa kelas XI TSM 2 SMKN
pembelajar, (7) mendukung pembelajaran secara 11 Malang yang berjumlah 31 siswa. Selain itu,
langsung dan tidak langsung, (8) tidak selalu penelitian ini melibatkan beberapa dari siswa
dalam bentuk pengamatan, (9) dilakukan dalam kelas X, XI dan XII SMKN 11 yang dijadikan
keadaan sadar, (10) dapat diajarkan, (11) fleksibel, sumber data dalam wawancara mendalam.
dan (12) dapat dipengaruhi faktor-faktor yang Teknik pengumpulan data dalam penelitian
bervariasi. ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara
Di sekolah menengah kejuruan (SMK), mendalam (indepth interview), rekaman, doku­
terdapat porsi materi yang berbeda dibandingkan mentasi, dan catatan lapangan. Pertama, observasi
dengan yang diajarkan di SMA. Siswa di SMK lebih yang didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan
diajarkan skill untuk bekerja di lapangan, berbeda (pengambilan data) untuk memotret seberapa
dengan siswa SMA yang lebih banyak diajarkan jauh efek tindakan telah mencapai sasaran
ilmu teori. Sementara itu, lokasi penelitian ini (Arikunto et al, 2010:127). Tujuan observasi
dilakukan di SMKN 11 Kota Malang, yang berada adalah untuk mengetahui aktivitas guru dan
di Jalan Pelabuhan Bakauhuni Nomor 1, Malang. siswa dalam pembelajaran, sedangkan catatan
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan lapangan merupakan sumber informasi yang
problematika yang dialami guru bahasa Indonesia sangat penting dibuat oleh peneliti atau mitra
SMKN 11 Malang dalam menerapkan beragam peneliti pada saat melakukan pengamatan atau
strategi pembelajaran. Selain itu, kemampuan observasi (Wiriaatmadja, 2006:125). Catatan
guru diuji dalam hal mendemonstrasikan sejumlah lapangan yang dibuat merupakan catatan pe­
strategi maupun pendekatan pengajaran yang neliti selama pelaksanaan kegiatan mulai
menarik dan interaktif, disiplin, jujur, dan dari aspek suasana kelas, pengelolaan kelas,
konsisten. Pemahaman guru mengenai strategi
pembelajaran di kelas, hubungan interaksi antara
pembelajaran berpengaruh terhadap kegiatan
guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa.
atau proses pembelajaran. Guru dituntut dapat
Tidak lupa, wawancara mendalam (depth interview)
melakukan pembelajaran di kelas dengan baik
dilakukan kepada guru bahasa Indonesia dan
dan sesuai tujuan yang akan dicapai. Jika
beberapa siswa SMKN 11 Malang. Cresswell
guru sendiri tidak memahami model yang sering
(2007:74) mengatakan bahwa wawancara me­
sekali dipakai dalam pembelajaran di kelas,
megang peran utama untuk membantu peneliti
proses belajar-mengajar gagal. Guru perlu mem­
jika berhadapan dengan orang asing yang baru
berikan stimulus agar siswa merespons atas
dikenal untuk diwawancarai. Dalam memastikan
stimulus yang diberikannya (Abidin, 2016:5).
Penelitian ini menggunakan ancangan objek yang diteliti, peneliti mendokumentasikan
penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti menjadi proses pembelajaran guru bahasa Indonesia di
instrumen kunci dengan menganalisis data kelas XI TSM 2 berupa foto dan video. Untuk
deskriptif (Bogdan dan Taylor, 1975:5). memperkuat bukti konkret dalam wawancara,
Penelitian deskriptif kualitatif mengarah pada penelitian ini menggunakan rekaman di ponsel
pendeskripsian secara terperinci dan mendalam untuk merekam aktivitas pembicaraan.
tentang kondisi apa yang sebenarnya terjadi
menurut apa yang ada di lapangan studinya. 2. Kerangka Teori
Sugiyono (2008:15) menambahkan penelitian 2.1 Strategi Pembelajaran sebagai
kualitatif yang bersifat deskriptif menekankan
pada proses daripada produk (outcome). Aspek Vital dalam Pembelajaran
Peneltian ini menggunakan teknik probability Salah satu aspek vital yang dapat menentukan
sampling lebih khususnya adalah proportionate sebuah keberhasilan pembelajaran adalah bagaimana
stratified random sampling. Teknik ini dilakukan penerapan strategi pembelajaran. Oleh sebab
dengan mengambil secukupnya data-data yang itu, guru hendaknya dapat menentukan
dianggap dapat mewakili seluruh data. Setelah strategi yang sesuai dengan materi serta tujuan
145
Metalingua, Vol. 18 No. 2, Desember 2019:143–152

pembelajaran yang akan dicapai. Menurut Dick teori belajar. Tujuan utama teori belajar adalah
and Carey dalam Maswan dan Muslimin (2017:259), memberikan proses belajar, sedangkan tujuan
strategi pembelajaran menjelaskan komponen- utama teori pengajaran adalah menetapkan metode
komponen umum dari suatu set pembelajaran pengajaran yang optimal (Degeng, 1997:20).
dan prosedur-prosedur yang akan digunakan Strategi pembelajaran juga berpengaruh
bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilan terhadap pengukuran nilai dari hasil pembe­
hasil belajar tertentu kepada siswa. Terdapat lajaran. Hal ini menandakan bahwa hasil belajar
beberapa alternatif strategi pembelajaran yang sangat erat kaitannya dengan penerapan strategi
dapat dipilih dan digunakan oleh guru dalam pembelajaran oleh guru sebagai pendidik
proses pembelajaran bahasa untuk meningkatkan (Reigeluth, 1983). Sebagai seorang pendidik,
pencapaian hasil belajar siswa pada empat ke­ kurang bijak jika hanya menganggap pengalaman
terampilan berbahasa. Guru diharapkan dapat mengajar sebagai patokan, misalnya menganggap
menerapkan beragam strategi pembelajaran yang bahwa metode mengajar yang digunakan di
memberikan variasi dalam kegiatan belajar- kelas lebih unggul daripada metode-metode
mengajar. Hal ini dapat berpengaruh terhadap lainnya (Setyosari, 2013:58). Melihat semakin
hasil tujuan pembelajaran yang dicapai dalam banyaknya ragam strategi pembelajaran, peran
setiap tatap muka. Kebanyakan siswa kelas XI penting pendidik untuk lebih kritis, terutama
TSM SMKN 11 kurang fokus dalam mengikuti untuk menelusuri lebih dalam tentang konsep
situasi pembelajaran bahasa Indonesia. Siswa dan teori, prosedur, serta aplikasi strategi da­
seharusnya lebih aktif dalam menghadapi materi lam pembelajaran. Guru tidak hanya harus
yang disampaikan oleh guru melalui strategi menguasai berbagai kaidah mengajar, tetapi yang
pembelajaran yang tepat, sehingga guru dapat lebih penting adalah mengintegrasikan serta
mengeksekusi dengan baik. Hal itu akan ber­ menyusun kaidah-kaidah itu untuk membentuk
manfaat bagi siswa. strategi pengajaran yang paling berkesan dalam
Pada hakikatnya, tidak ada strategi pembelajaran pengajaran (Hamdani, 2011:14).
yang baik dan buruk, yang ada adalah guru yang baik Karakteristik dari strategi pembelajaran
dan guru yang buruk. Strategi pun memiliki kelebihan juga terkait dengan situasi belajar, sifat materi,
dan kekurangan. Sehebat apa pun sebuah strategi, dan jenis belajar yang diinginkan. Teori tentang
jika dibawakan oleh guru yang tidak dapat memaknai strategi pembelajaran meliputi situasi belajar,
strategi itu secara tepat dan sesuai dengan kondisi seperti belajar induktif, serta komponen dari
kelas dan karakteristik siswanya, strategi itu akan proses belajar mengajar, seperti pemberian motivasi
kehilangan daya tariknya. Oleh karena itu, diharapkan dan elaborasi (Darmawan, 2014:7). Komponen-
guru bahasa Indonesia dapat memilih strategi yang komponen tersebut melengkapi dan sulit
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan sesuai dengan dipisahkan. Strategi pembelajaran yang inovatif
hakikat belajar bahasa. Belajar merupakan perubahan dan beragam dapat memberikan pengaruh
dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai yang signifikan ke depannya. Suatu strategi
pola-pola respons yang baru dalam membentuk pembelajaran berpotensi berhasil jika guru
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan menerapkannya dengan baik, ditambah minat,
kecakapan. Dalam penelitian terbaru, dalam rangka motivasi siswa yang tinggi, situasi belajar, dan
membesarkan hati murid, guru perlu bersikap terbuka tujuan pembelajaran yang jelas. Sedemikian
terhadap latar belakang budaya murid (Brown, kompleks pengaruh strategi pembelajaran terhadap
2007:140). seluruh komponen kegiatan belajar-mengajar.
Menurut Gagne (1970) di dalam pembe­lajaran Oleh sebab itu, penelitian ini akan memaparkan
terdapat proses informasi untuk diolah sehingga sejumlah problematika dan hambatan yang
menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. terjadi dalam penerapan strategi pembelajaran.
Mahmudah (2005:112) mengemukakan bahwa
kegiatan mengajar perlu membantu seseorang
(peserta didik) agar dapat mengonstruksi sendiri 3. Hasil dan Pembahasan
pengetahuan lewat kegiatan terhadap fenomena Problematika utama yang terjadi di SMKN 11
dan objek yang ingin diketahui. Dalam kegiatan Malang adalah terjadi hambatan dalam penerapan
belajar- mengajar terdapat teori pengajaran dan strategi pembelajaran di kelas sehingga realisasi
146
Muhammad Ayyinna Y.E.: Problematik dalam Penerapan ...

dari strategi dan capaian tujuan pembelajaran suatu tugas; (3) valensi, yaitu respon terhadap
menjadi kurang maksimal. Hambatan yang outcome, seperti perasaan positif, netral, atau
terjadi akibat berbagai faktor. Dalam hal ini, negatif.
model, pendekatan, metode, dan teknik termasuk Ketika dalam proses pembelajaran menulis
ke dalam lingkaran besar strategi pembelajaran teks biografi, misalnya siswa masih cenderung
yang menjadi pokok permasalahan yang disorot kesulitan. Sebagian besar dari mereka tidak
dalam penelitian ini. Guru yang hebat tidak fokus, seakan-akan pikiran mereka berkeliaran
hanya mengajar tetapi mampu membangkitkan entah ke mana. Kegiatan menulis dinilai
kecintaan siswa terhadap bahasa Indonesia. sebagai kegiatan yang lebih sulit dibandingkan
Bahasa Indonesia dapat menjemukan karena dengan kegiatan berbahasa lainnya. Hedge
strategi yang diajarkan guru tidak dapat terlaksana (1992:3) menyatakan bahwa dalam kegiatan
dengan baik. Meskipun siswa di kelas XI SMK menulis dituntut kemampuan kognitif yang
sendiri banyak yang kurang termotivasi dalam tinggi, pengetahuan yang luas, dan kepekaan
pembelajaran. Namun, ini adalah tantangan menulis. Oleh sebab itu, walaupun seseorang
bagi guru untuk menciptakan solusi berupa telah terampil berbahasa, misalnya berbicara
penerapan beragam strategi pembelajaran yang belum tentu ia dapat menulis. Peristiwa ini
baik sesuai dengan materi, kebutuhan siswa, dan mengakibatkan terjadinya situasi problematik
tujuan pembelajaran yang sudah jelas. dalam penerapan strategi pembelajaran yang
akan diterapkan oleh guru. Strategi yang sudah
3.1 Probelematika dalam Penerapan disiapkan sedari awal menjadi kurang bermakna.
Penelitian ini berasumsi jika kemampuan
Strategi Pembelajaran
guru sebagai desainer, instruktur pembelajaran
Inti dari problematika penerapan beragam untuk menerapkan strategi pembelajaran di kelas
strategi pembelajaran di SMKN 11 adalah mengalami kendala disebabkan beberapa hal
ketidaktercapaian proses implementasi dari utama. Pertama, pengetahuan, kemampuan, dan
langkah-langkah strategi pembelajaran yang telah keterampilan guru dalam menciptakan strategi
diuraikan. Misalnya, guru telah mempersiapkan pembelajaran yang tepat masih kurang mumpuni.
strategi pembelajaran berbasis projek (project Kedua, rendahnya motivasi sebagian besar
based learning) kepada siswa, tetapi melihat siswa dalam proses pembelajaran. Siswa kurang
kondisi peserta didik yang masih tidak sta­ fokus dalam menerima materi pembelajaran
bil, malas-malasan, motivasinya kurang, meng­ dan tidak dapat memahami porsi materi yang
akibatkan terjadinya hambatan dalam strategi sulit dengan baik. Ada sebagian siswa yang
tersebut. Permasalahan utamanya, di SMKN lambat dalam menangkap substansi dari tujuan
11 ini rata-rata peserta didik disiapkan untuk pembelajaran sehingga siswa ketinggalan dalam
bekerja setelah sekolah dan siswa merasa pelajaran. Ketiga, sarana dan prasarana yang
keterampilan (hardskill dan softskill) sangat kurang mendukung. Keempat, lingkungan di
layak diperhitungkan untuk masuk di dunia SMKN 11 yang berada di daerah pinggiran yang
kerja. Contoh siswa A ingin menjadi montir, ada sebagian besar siswanya berasal dari pedesaaan
yang ingin bekerja di bengkel, ada yang ingin yang kering akan ilmu pengetahuan, berbeda
bekerja di permesinan. Orientasi siswa yang dengan siswa yang berasal dari perkotaan.
demikian ini akan mengalihkan perhatiannya Faktor lingkungan yang dalam istilah lain kurang
pada saat pelajaran umum. Hal ini berdampak bersahabat sehingga siswa cenderung mudah
pada kurangnya motivasi siswa meskipun menerima dan kurang kritis terhadap tuntutan
terkadang guru sudah mempersiapkan metode persaingan yang semakin sulit ke depan. Siswa
pengajaran seperti demonstrasi dan pemodelan. nerimo pada apa pun yang diajarkan oleh guru
Vroom (dalam Majid, 2014) mengemukakan sehingga guru lebih sering menerapkan metode
bahwa tinggi rendahnya motivasi seseorang konvensional, yaitu ceramah.
ditentukan oleh tiga komponen, yaitu (1) Dapat diambil simpulan, guru masih belum
ekspektasi (harapan) keberhasilan pada satu mampu menciptakan strategi pembelajaran yang
tugas; (2) instrumentalis, penilaian tentang apa inovatif untuk meningkatkan mutu kualitas guru
yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan itu sendiri. Kurikulum 2013 sebenarnya sudah
147
Metalingua, Vol. 18 No. 2, Desember 2019:143–152

diterapkan di SMKN 11, tetapi masih belum Ibu Yuyut mengutarkan jika para guru mengikuti
dapat diterapkan secara maksimal. Hal ini pula materi-materi dalam KD yang sangat banyak,
disampaikan oleh Ibu Yuyut, bahwa secara de waktu yang diajarkan tidak akan terpenuhi
jure SMKN 11 sudah menggunakan kurikulum sebab porsi kegiatan di SMK sangatlah banyak
2013, tetapi secara de facto sekolah masih belum ditambah keterampilan-keterampilan lain yang
mengimplementasikan isi dari kurikulum 2013 menjadi bidang peminatan di SMKN 11 Malang.
tersebut. Akhirnya, faktor-faktor tersebut sangat Satu tatap muka dalam pelajaran bahasa Indonesia
berpengaruh pada kinerja guru dalam menerapkan adalah 160 menit.
beragam strategi pembelajaran yang elegan. Berdasarkan hasil wawancara mendalam
Guru diharapkan memiliki kompetensi kognitif, dengan guru bahasa Indonesia, yaitu Ibu Yuyut,
yaitu meliputi ilmu pengetahuan pendidikan umum beliau mengatakan jika selama mengajar di kelas
dan khusus. Ilmu pengetahuan pendidikan khusus ini X dan kelas XI, jarang menggunakan strategi
termasuk di dalamnya metode mengajar, metode pembelajaran yang inovatif untuk membuat suasana
khusus untuk mengajar materi tertentu, teknik pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.
evaluasi, praktik keguruan, dan sebagainya, Setidaknya, hal ini didasari oleh sarana prasarana
kepada peserta didik. Hal ini juga ditegaskan di sekolah, karakteristik siswa, dan lingkungan
dalam UU Guru dan Dosen yang menyebutkan sekolah. Berdasarkan pengamatan, sebagian
“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kelas masih belum dilengkapi LCD. Berdasarkan
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani wawancara dengan 8 siswa, yaitu 4 siswa
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk kelas X-MM3, 2 siswa kelas XI RPL, 2 siswa
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. kelas XII TKD dan 2 siswa lagi dari kelas XI
THR disimpulkan bahwa guru masih sering
menggunakan strategi pembelajaran yang kon­
3.2 Hambatan Penerapan Strategi
vensional. Strategi yang diterapkan masih hanya
Pembelajaran sebatas kondisional saja.
Berdasarkan wawancara mendalam dengan Di samping itu, kebanyakan siswa masih
guru bahasa Indonesia di SMKN 11 Kota Malang, mendapati bahwa guru bahasa Indonesia ha­nya
ketika menerangkan di kelas, situasi di kelas beberapa kali saja menerapkan strategi pembelajaran
terlihat tidak kondusif sehingga implementasi dari sehingga proses input pembelajaran terasa
strategi yang diajarkan oleh guru tidak tercapai hambar. Fenomena ini ditambah ketika ada guru
dengan baik. Siswa mengalami kesulitan untuk yang merasa santai dalam mengeksekusi pem­
menangkap materi yang disampaikan oleh guru belajaran, dibuktikan dengan persiapan berupa
karena ada guru yang kurang menguasai strategi RPP yang jarang dibuat. Guru berdalih, banyak
yang diajarkan. Selain kurang mampu, banyak sekali siswa yang merasa jenuh ketika pelajaran
fasilitas, sarana prasarana, dan sumber belajar bahasa Indonesia, terutama siswa kelas XI
yang kurang mendukung. Menurut Darmawan, dan X TSM yang menjadi objek penelitian.
(2014:43), tersedianya sumber belajar yang Jumlah siswa dalam penelitian ini adalah 22
memadai akan membantu mengatasi hambatan siswa. Guru berspekulasi bahwa siswa masih
ruang dan waktu dalam proses pembelajaran. mudah menerima ketika guru mengajar berbagai
Guru juga mengeluhkan sulitnya mengatur materi pembelajaran sebagaimana adanya. Hal
kondisi pembelajaran agar sesuai dengan harapan. ini berakibat dari kurangnya inovasi dalam
Seringkali strategi yang sudah direncanakan penerapan strategi. Guru turut mengeluh ketika
matang sebelum pembelajaran berlangsung, akan menerapkan sebuah strategi maupun model
terhambat, bahkan terhenti di tengah jalan, serta pembelajaran pada siswa karena kondisi siswa
tidak tercapai sebagaimana mestinya. Meskipun yang masih tidak dapat diatur. Ada siswa yang
guru berkilah bahwa siswa di kelas XI SMKN 11 berbicara dengan teman sebayanya.
Malang sulit diatur, tetapi dari hasil pengamatan Di kelas X TSM 2 , hanya ada laki-laki
di lapangan, kemampuan guru dalam memahami saja. Siswa tidak dapat fokus dalam mengikuti
konsep, model, strategi pembelajaran, baik dalam proses pembelajaran menulis teks biografi. Guru
teori maupun praktik masih kurang sehingga menerapkan strategi inkuiri untuk menjembatani
berdampak pada keberhasilan kegiatan mengajar. siswa dalam menulis biografi. Strategi ini meng­
148
Muhammad Ayyinna Y.E.: Problematik dalam Penerapan ...

khususkan untuk membangkitkan ide siswa masih mengalami kendala ketika akan menerapkan
dalam menemukan idenya sendiri. Namun, model pembelajaran yang sudah disusun sedemikian
tetap saja beberapa siswa, yaitu sekitar 7 siswa rupa di RPP. Siswa diberikan instruksi untuk
tidak dapat mengikuti dengan baik. Strategi menganalisis struktur teks anekdot yang meliputi
inkuiri yang dijalankan oleh guru membutuhkan abstraksi-orientasi-krisis-reaksi-koda pada buku teks
potensi dan kreativitas dari siswa itu sendiri. bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil observasi dan
Jika siswa yang dihadapi kurang mampu untuk pengamatan yang terstruktur, strategi pembelajaran
berpikir secara aktif, implementasi strategi yang disampaikan oleh guru masih belum tampak.
ini akan mengalami kendala di tengah jalan. Hambatan yang terjadi adalah beberapa siswa masih
Setiap strategi pembelajaran tentunya memiliki belum mampu mengikuti pembelajaran menganalisis
kelebihan dan kekurangan, bergantung cara struktur dari teks anekdot. Beberapa siswa terlihat
guru menyampaikannya. Dalam estimasi waktu kurang bergairah dan kehilangan semangat serta
yang diberikan, terlihat adanya pemborosan motivasi. Selain itu, ketidakmampuan guru dalam
waktu. Guru yang seharusnya memberikan mengelola situasi pembelajaran agar kondusif,
apersepsi di awal pembelajaran berlangsung, kurangnya variasi strategi pembelajaran, serta belum
tidak menyampaikannya. Di samping hal itu, adanya media maupun fasilitas ruang pembelajaran
guru tidak menyampaikan secara jelas tujuan yang memadai.
pembelajaran, padahal tujuan pembelajaran sa­
ngat penting.
3.3 Alternatif Solusi
Sarumpaet dalam Abidin (2012:214) me­
ngatakan bahwa terjadi permasalahan terkait Pendidik dapat mempertimbangkan pemilihan
kurang profesionalnya guru, yaitu sekitar 41% strategi pembelajaran, di antaranya adalah (1) tujuan,
guru kurang mengetahui cara mengajarkan sastra. (2) isi ajaran, (3) pembelajar, (4) tenaga kependidikan,
Meskipun demikian, bengkel sastra tetap cocok (5) waktu, (6) sarana yang dimanfaatkan, dan (7)
untuk pengajaran sastra di sekolah karena biaya. Menurut pendapat Miarso (2007:532), dalam
prinsip-prinsipnya sangat menguntungkan. bukunya Menyemai Benih Teknologi Pendidikan
TANDUR sebagai salah satu pembelajaran terdapat unsur-unsur yang lazim terdapat dalam
kuantum dapat diaplikasikan dalam strategi jitu rumusan strategi pembelajaran, di antaranya adalah
untuk menulis cerpen. TANDUR merupakan sebagai berikut.
akronim dari tumbuhkan, alami, namai, demon­ 1) tujuan umum pembelajaran;
strasikan, ulangi, dan rayakan. Tumbuhkan, 2) teknik;
guru dapat memulai dengan memberikan 3) pengorganisasian kegiatan belajar
motivasi kepada siswa alasan menulis cerpen. mengajar;
Alami, diwujudkan dalam bentuk ajakan agar 4) peristiwa pembelajaran,
siswa menulis cerpen. Namai adalah proses 5) urutan belajar;
memberikan judul cerpen. Demonstrasikan, adalah 6) penilaian,
tahap cara tiap siswa menuliskan cerpen. 7) pengelolaan kegiatan belajar/kelas;
Ulangi, dapat membatasi topik cerpen setelah 8) tempat atau latar;
menulis secara bebas sehingga siswa memiliki 9) waktu.
pengalaman ganda. Terakhir, rayakan. Siswa sementara itu, sedangkan alternatif solusi
dapat membacakan hasil cerpennya di depan yang dapat diberikan untuk penerapan strategi
kelas, lalu diberi aplaus dan hadiah bagi cerpen pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut.
terbaik (Ismawati, 2013:60). Dengan demikian, 1) Guru seharusnya lebih menguasai prinsip-
pembelajaran menulis cerpen menjadi lebih prinsip dari strategi yang akan digunakan,
bergairah, bersemangat, dan menyenangkan. baik itu secara teoritis maupun aplikatif.
Pada pembelajaran teks anekdot, siswa kelas 2) Guru perlu menyiapkan rancangan pelak­
XI TSM 2 masih sulit untuk dikendalikan meskipun saaan pembelajaran yang sistematis, akurat,
guru sudah merancang rencana pelaksanaan pem­ dan terukur sesuai dengan indikator, materi
belajaran. Guru mencoba menerapakan model pelajaran, tujuan, dan kebutuhan siswa yang
pembelajaran discovery learning disertai pendekatan akan dihadapinya. Setiap kelas memiliki
saintifik. Namun dalam kenyataannya di kelas, guru kecederungan siswa yang beraneka ragam
149
Metalingua, Vol. 18 No. 2, Desember 2019:143–152

dalam hal pemahaman terhadap materi bahasa untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa
sehingga perlu dicanangkan sebuah strategi pada empat keterampilan berbahasa.
yang beraneka ragam. Guru disarankan untuk menggunakan berba­
3) Peningkatan kompetensi guru dalam rangka gai strategi pembelajaran yang memberikan
mengupayakan berbagai variasi penerapan beragam pengalaman belajar bagi siswa. Guru
dalam strategi pembelajaran. yang kreatif tentunya akan melihat tujuan yang
4) Analisis kebutuhan siswa, yakni tahap me­ akan dicapai dan kemampuan yang dimiliki
mahami siswa, yaitu siapa mereka, apa siswa, kemudian memilih strategi lain yang
tujuan belajarnya, latar belakangnya, harapan- efektif dan efisien. Menurut Soemosasmito
harapannya, pemahaman mereka terhadap (dalam Al-Tabany (2014:22)), guru yang efektif
hakikat belajar berbahasa, cita-cita (pekerjaan adalah guru yang selalu menemukan cara agar
atau profesinya nanti), serta kemampuannya siswanya terlibat secara tepat dalam pelajaran,
sekarang. menciptakan lingkungan kelas yang mengasuh,
5) Penerapan strategi maupun model pem­ memiliki rasa cinta belajar, menguasai
belajaran terbaru dalam menyesuaikan ku­ sepenuhnya bidang studi, penuh perhatian,
rikulum 2013, yaitu pembelajaran integratif simpatik, dan dapat memotivasi siswa untuk
berdiferensiasi, pembelajaran multisensori, bekerja tidak sekadar mencapai suatu prestasi,
pembelajaran berbasis pendekatan saintifik tetapi menjadi anggota masyarakat yang
proses, pembelajaran multiliterasi, dan pem­ pengasih.
belajaran kooperatif.
Masih berkaitan dengan guru, perlu adanya
6) Menyiapkan unsur-unsur strategi pembelajaran
dorongan dalam rangka keajekan hubungan
dengan sebaik-baiknya.
dengan pencapaian tujuan pembelajaran. In­
7) Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat.
dikator dari hal tersebut di antaranya adalah
8) Pengembangan model pembelajaran yang
(a) kejelasan dalam penyajian, (b) kegairahan
inovatif, progresif, dan kontekstual. Model
mengajar, (c) ragam kegiatan, (d) perilaku siswa
pembelajaran ini dalam rangka mendukung
akan melaksanakan tugas dan kecekatannya, dan
kelancaran dalam penerapan strategi pembelajaran.
(e) kandungan bahan pelajaran yang diliput oleh
Model ini merupakan konsep belajar yang
siswa (Al-Tabany, 2014:22).
membantu guru mengaitkan antara materi
Titik tolak untuk penentuan strategi belajar-
yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa, mengajar adalah perumusan tujuan yang jelas.
mendorong siswa membuat hubungan antara Guru harus berpikir untuk menentukan strategi
pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya mana yang paling efektif dan efisien untuk
dalam kehidupan (Al-Tabany, 2014:15). membantu siswa dalam pencapaian tujuan yang
9) Penyediaan lingkungan belajar yang konstruktif telah dirumuskan (Maswan dan Muslimin,
yang meliputi penyediaan berbagai alternatif 2014:279). Ada tiga kriteria dari pemilihan
pengalaman dari belajar peserta didik, peng­integrasian strategi belajar-mengajar, yaitu (1) efisiensi,
pembelajaran dengan situasi realistik dengan (2) efektivitas, dan (3) kriteria lain. Guru perlu
pengalaman konkret, interaksi, dan kerja memperdalam wawasan mengenai berbagai
sama siswa, pemanfaatan media pem­belajaran penelitian tentang strategi pembelajaran, sebab hal
agar lebih menarik, dan pelibatan siswa secara ini akan mendukung pembelajar menjadi sadar
emosional dan sosial (Al-Tabany, 2014:21) akan kecondongan, kekuatan, dan kelemahan
Sekali lagi, salah satu aspek yang sangat pembelajar. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
menentukan keberhasilan pembelajaran adalah penggunaan guru dapat memilih berbagai strategi yang
strategi pembelajaran. Bervariasinya strategi bermanfaat yang sesuai dengan kemampuannya
pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan dengan terus berupaya untuk menggandakan
keterampilan berbahasa siswa. Oleh sebab itu, guru kemampuan mengajar dan menutupi kekurangan
hendaknya dapat memilih dan menggunakan strategi yang dimiliki. Selain itu, dalam konteks pendekatan
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan komunikatif, guru diharapkan menciptakan
dicapai. Terdapat beberapa strategi yang dapat dipilih situasi yang tepat supaya dapat menumbuhkan
dan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran komunikasi yang sebenarnya (Warsiman, 2012:8).
150
Muhammad Ayyinna Y.E.: Problematik dalam Penerapan ...

Siswa sebaiknya tetap dalam kerja sama kooperatif. Slavin (2005:4) menyatakan bahwa model
dalam pembelajaran kelompok. Pendapat ter­ pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
sebut sejalan dengan Slavin (2005:11) yang yang mengharuskan para siswa bekerja sama
mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu
dapat menyumbangkan ide siswa bekerja sama satu sama lainnya dalam mempelajari materi
dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran. Kelebihan dari pembelajaran ko­
teman satu timnya sehingga mampu membuat operatif ini tidak hanya didukung oleh berbagai
diri mereka belajar sama baiknya. Siswa dapat penelitian yang meyakinkan, tetapi dapat diterapkan
mengembangkan ide kreativitasnya saat menulis untuk semua tingkatan kelas, materi pelajaran, dan
narasi sehingga dapat menimbulkan daya tarik level kemampuan siswa. Di samping itu, pembelajaran
dan menimbulkan antusiasme saat menulis kooperatf dapat dikombinasikan dengan ber­
narasi. Hal itu didukung oleh Heinich et al., bagai praktik pendidikan saat ini yang sedang
(2002:112) yang berpendapat bahwa media visual berkembang pesat. Huda (2011:62) menegaskan
mempermudah siswa belajar jenis-jenis konsep bahwa pembelajaran dalam laporan teks anekdot
tertentu dan dapat menyederhanakan informasi dapat diintegrasikan melalui praktik pembelajaran
yang sulit dimengerti. kooperatif.
Dalam pembelajaran sastra, contohnya pada
pembelajaran menulis cerpen, dapat di­terapkan
strategi TANDUR Selain itu, dapat menggunakan 4. Penutup
strategi kooperatif dengan menggunakan model 4.1 Simpulan
Jigssaw, STAD, GI, NHT, TPS, dan lain- Guru menjadi ujung tombak dalam me­
lain. Keuntungan pembelajaran ini adalah (1) lak­sanakan strategi pembelajaran. Strategi
meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan apapun yang akan diterapkan, ada baiknya untuk
sosial, (2) membangun persahabatan berkelanjutan, mempertimbangkan besarnya peluang dalam
(3) mempraktikkan berbagai keterampilan sosial, ketercapaian, ketepatan strategi, kesesuaian dalam
(4) memupuk rasa saling percaya kepada sesama, materi pembelajaran yang akan diajarkan. Setiap
(5) memupuk persahabatan tanpa memandang siswa memiliki motivasi sendiri yang tentunya
perbedaan. Selain itu, hakikat dari pembelajaran berpengaruh pada penerapan strategi pembelajaran
sastra adalah memperkenalkan kepada siswa yang akan diterapkan guru di SMKN 11 Malang.
nilai-nilai yang dikandung karya sastra dan Penting bagi guru untuk mampu menyesuaikan materi,
mengajak siswa menghayati pengalaman- porsi pembelajaran, tujuan, dan kebutuhan peserta
pengalaman yang disajikan (Abidin, 2012:213). didik dalam proses belajar- mengajar di kelas. Prinsip
Guru juga dapat melakukan inovasi dalam umum penggunaan strategi pembelajaran adalah
strategi pembelajaran inovatif kontemporer, se­ bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok
perti strategi pembelajaran kreatif produktif yang digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua
dapat diterapkan ketika pembelajaran menulis situasi. Setiap strategi memiliki karakterter sendiri.
puisi. Strategi ini diasumsikan dapat memotivasi Hal tersebut bergantung bagaimana kompetensi guru
siswa dalam melaksanakan berbagai kegiatan Bahasa Indonesia dalam mengimplementasikannya
sehingga merasa tertantang untuk menyelesaikan di setiap pembelajaran.
tugasnya secara kreatif. Dalam pembelajaran,
strategi kreatif-produktif harus dilakukan dengan
tahap-tahap tertentu. Terdapat 5 tahapan dari 4.2 Saran
implementasi strategi pembelajaran kreatif- Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
produktif, yaitu (a) orientasi, (b) eksplorasi, (c) untuk pengembangan pengajaran bahasa. Di samping
interpretasi, (d) rekreasi, dan (e) evaluasi (Wena, itu, penelitian ini diharapkan mampu mendorong,
2014:14). khususnya guru bahasa Indonesia, umumnya
Terkait dengan problematika dalam pene­ para guru dalam penyampaian materi kepada
rapan beragam strategi pembelajaran terhadap materi siswa. Akhifnya, penelitian ini diharapkan mampu
teks anekdot, penelitian ini dapat memberikan memberikan kontribusi dan manfaat yang berarti bagi
alternatif solusi berupa penerapan pembelajaran dunia pendidikan.

151
Metalingua, Vol. 18 No. 2, Desember 2019:143–152

Daftar Pustaka
Abidin, Y. 2016. Desain Sistem Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.
Abidin, Y. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Al-Tabany, T.I.B. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.
Jakarta: Kencana.
Arikunto, S. et al. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bogdan, R. C., & Taylor, S. 1975. Introduction to Qualitative Research Methods. New York: Wiley.
Brown, D. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Pearson Education.
Creswell, John W. 207 Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches.
Sage Publications. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data.
Darmawan, D. 2014. Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran
Online. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Degeng, I. N. S. 1997. Strategi Pembelajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang:
IKIP Malang bekerja sama dengan Biro Penerbitan Ikatan Teknologi Pendidikan.
Gagne. R.M. 1970. The Conditions of Learning. Illinois: The Dryden Press.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar- Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Heinich, R. et al. 2002. Instructional Media and the New Technologies of Instruction. United States
of America: Merin Prantice Hall.
Hedge, T. 1992. Writing: Resource Books for Teachers. Oxford: Oxford University Press.
Huda, M. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Ibrahim, A.S. dan Yuni, S. 2013. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Berkarakter. Bandung: Refika
Aditama.
Ismawati, E. 2013. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Ombak
Keraf, G. 2005. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Jakarta: Nusa Indah.
Majid. A. 2014. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Machmudah. 2005. “Program Mahasiswa Mengajar: Peran Learning Resources Musyrif Ma’had UIN
Maliki Malang”. Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Volume III. Malang: UIN Malang Press.
Maswan dan Muslimin. 2017. Teknologi Pembelajaran Penerapan Pembelajaran yang Sistematis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Miarso, Y. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional-Design Theories and Models: An Overview of Their Current
Status. New Jersey. Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media.
Setyosari, 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana.
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sugiyono. 2008. Meteode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Warsiman. 2012. Sosiolinguistik dan Kebijakan Pengajaran. Surabaya: UNESA Press.
Wena, M. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Wiriaatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan
Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

152

Anda mungkin juga menyukai