Anda di halaman 1dari 12

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan ISSN 0854-2172

Kelas Pendidikan Dasar & Menengah


Vol. 10, No. 2, Mei-Agustus 2020

OPTIMALISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “PBL” PADA


MATERI AJAR TEKS EKSPLANASI BAHASA INDONESIA

Maria Ulfa Agustin


SMK Negeri 7 Jakarta, Provinsi DKI Jakarta
my_najwa03@yahoo.com

Abstrak
Rata-rata nilai siswa pada kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan materi teks eksplanasi
di SMK Negeri 7 Jakarta belum mencapai KKM yang ditetapkan sekolah, yakni 76. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami teks eksplanasi masih kurang sehingga
diperlukan upaya untuk memahamkan siswa terkait materi tersebut. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks eksplanasi yang
dicapai siswa kelas XI.TR.1/Semester Genap tahun pelajaran 2017/2018 melalui penerapan
model pembelajaran Problem Based Learning. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
analisis hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilakukan dengan satu prasiklus dan
dua siklus dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif, yakni hipotesis dan rumusan
perhitungan data berupa nilai siswa. Data tersebut diolah dan dihitung presentasenya. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam mempelajari
Bahasa Indonesia materi teks eksplanasi. Hal ini dibuktikan dengan data peningkatan ketuntasan
dari 45% pada tahap prasiklus menjadi 83% pada siklus I dengan nilai rata-rata 79. Keberhasilan
belajar meningkat lagi pada siklus II menjadi 100% dengan nilai rata-rata 83. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning terbukti dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
teks eksplanasi.

© 2020 Dinamika

Kata Kunci: Hasil Belajar; Siswa; Teks Eksplanasi; Problem Based Learning.

PENDAHULUAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan upaya membelajarkan siswa agar mampu
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pembelajaran ini mencakup banyak materi.
Masing-masing materi mempunyai kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Salah satu materi
yang perlu dibelajarkan kepada siswa adalah teks eksplanasi.
Menurut Priyatni (2017, hlm. 82) teks eksplanasi adalah teks yang berisi penjelasan tentang
proses yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan
lainnya. Misalnya, artikel tentang dampak global warming, peristiwa meletusnya Gunung Merapi,
dan lain sebagainya. Materi teks inilah yang dijadikan bahan pelajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia agar siswa mampu mengidentifikasi dan mengkonstruksi informasi (pengetahuan dan

OPTIMALISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “PBL” PADA MATERI AJAR


TEKS EKSPLANASI BAHASA INDONESIA 1
Maria Ulfa Agustin
urutan kejadian) yang tertuang dalam teks eksplanasi secara lisan dan tertulis. Namun tujuan
tersebut tidak akan tercapai apabila pemahaman siswa mengenai teks tersebut masih rendah.
Permasalahan mengenai kurangnya pemahaman materi teks eksplanasi, salah satunya terjadi
di kelas XI.TR. SMK Negeri 7 Jakarta. Berdasarkan observasi pelaksanaan pembelajaran, hasil
belajar siswa mengenai teks eksplanasi diketahui belum maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya nilai siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditetapkan sekolah. Sebagian siswa
belum dapat memahami teks ekplanasi, serta mengidentifikasi dan mengkonstruksi informasi
(pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi secara lisan dan tulis dengan baik.
Selain itu setelah melakukan observasi awal motivasi belajar siswa cukup rendah dibuktikan
dengan antusiasme yang kurang ketika proses pembelajaran berlangsung. Siswa enggan bertanya
dan juga jarang mengungkapkan pendapat.
Masalah tersebut sangat berkaitan dengan kemampuan pengajar dalam membelajarkan.
Setiap pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran untuk setiap jenis
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih strategi pembelajaran yang tepat dalam
setiap jenis kegiatan pembelajaran, diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi
(Surahman, 2018, hlm. 481). Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan pengajar adalah
model Problem Based Learning.
Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran ini tampak adanya karakteristik, yakni adanya
pengajuan pertanyaan atau masalah; berfokus pada keterkaitan antar disiplin; penyelidikan autentik;
dan menghasilkan suatu bentuk produk atau bentuk karya dan dapat dipresentasikan siswa. Ciri lain
adalah adanya kerja sama yang baik antar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Melalui penerapan metode tersebut, kemampuan siswa dapat dibentuk agar mampu berpikir
kreatif, analitis, sistematis, dan logis serta dapat menemukan alternatif pemecahan masalah melalui
eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Penelitian mengenai penerapan model Problem Based Learning dan kaitannya dengan
pembelajaran Bahasa Indonesia telah banyak dilakukan oleh peneliti. Salah satunya adalah
penelitian oleh Dewi, Sutama, & Sriasih (2015) yang berjudul Analisis Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Kelas X IIS.1 SMAN 1
Mendoyo. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa pembelajaran menggunakan model tersebut
mampu meningkatkan antusiasme siswa dalam belajar dan mencapai ketuntasan hasil belajar dan
mendorong munculnya respons positif siswa. Namun pembelajaran ini membutuhkan waktu yang
cukup lama dalam pelaksanaannya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model yang sama juga diteliti oleh
Permana, Taofik, dan Iskandar (2018) dalam artikelnya yang berjudul Pembelajaran Memproduksi
Teks Eksposisi dengan Menggunakan Metode Problem Based Learning. Dalam artikel tersebut dibuktikan
bahwa model Problem Based Learning terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas X Tk-1
(Teknik Kendraan Ringan) dalam memproduksi teks eksposisi. Skor rata-rata kelas naik 9,25 setelah
digunakan metode tersebut. Namun belum diteliti mengenai peningkatan motivasi belajar siswa.
Selain itu penelitian oleh Sholekah & Nuryatin (2016) dalam artikelnya yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Anekdot Bermuatan Kesantunan Berbahasa Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Siswa Kelas X MIA-4 SMA Negeri 1
Grobogan Tahun Ajaran 2013/2014, menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks anekdot
bermuatan kesantunan berbahasa menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) mengalami peningkatan. Selain hasil belajar berupa nilai, model tersebut berdampak
baik pada sikap religius dan sosial siswa.

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
2 Vol. 10. No. 2, Mei-Agustus (2020)
Berdasarkan hal di atas, peneliti menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning
untuk meningkatkan hasil belajar siswa terkait materi teks eksplanasi. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi teks eksplanasi yang
dicapai siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Penggunaan model
tersebut dimungkinkan efektif untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar dan motivasi
belajar siswa. Model tersebut mengutamakan keterlibatan siswa mendorong siswa untuk merasakan
langsung implementasi dari suatu pembelajaran. Hal ini membuat siswa dimungkinkan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari materi yang dipelajari, yakni teks eksplanasi.
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan terutama bagi guru dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa yang ditunjukkan dengan ketercapaian kompetensi siswa dan peningkatan motivasi
belajar siswa.

METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas, maka metode yang digunakan adalah metode
deskriptif analisis hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode deskriptif analisis hasil PTK yaitu
studi yang digunakan untuk mengumpulkan data, mendeskripsikan, mengolah, menganalisa,
menafsirkan, dan menyimpulkan data sehingga diperoleh gambaran yang sistematis.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas dua siklus, yang dilaksanakan dengan
urutan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi.
2. Tempat dan Subjek Penelitian
Tempat untuk melaksanakan penelitian ini adalah SMK Negeri 7 Jakarta. Subjek penelitian
melibatkan sebanyak 29 orang siswa kelas XI TR.1 Semester Genap tahun pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan sampai dengan penulisan laporan hasil
penelitian, yakni pada bulan Januari 2018 sampai dengan Juni 2018. Pelaksanaan tindakan
dilakukan mulai dari siklus I sampai dengan siklus II adalah selama tiga sampai empat minggu.
3. Instrumen dan Alat Ukur Penelitian
Pengumpulan data dalam PTK ini dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian
yang terdiri atas instrumen penilaian hasil belajar Bahasa Indonesia (dengan materi menganalisis
teks eksplanasi), instrumen wawancara, instrumen pengamatan, dan instrumen isian oleh objek atau
siswa. Alat ukur yang digunakan adalah lembar tes uji kompetensi, angket siswa, lembar observasi,
wawancara, dan lembar refleksi.
4. Variabel Penelitian
a. Tindakan pembelajaran dilakukan dengan model Problem Based Learning
b. Kompetensi siswa yang menjadi fokus penelitian adalah pengetahuan dan keterampilan untuk
menganalisis teks eksplanasi.
c. Aktivitas siswa berupa pretest, kegiatan individu, kegiatan kelompok, post-test, dan evaluasi.
5. Teknik Analisis
Teknik Analisis data dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif melalui tahapan
mengumpulkan data, menyeleksi data, mengklasifikasi data, menghitung persentase, dan
menganalisis hasil. Teknik analisis data digunakan dengan persentase.
6. Indikator Keberhasilan Belajar
Indikator keberhasilan belajar adalah peningkatan dan ketuntasan hasil belajar siswa
(melampaui KKM); dan peningkatan motivasi belajar siswa melalui sikap tanggung jawab, kerja
sama, serta proaktif. Dalam bentuk kuantatip dipatok jika 75% siswa memperoleh KKM di atas
yang di atas ketentuan yang diberlakukan.
OPTIMALISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “PBL” PADA MATERI AJAR
TEKS EKSPLANASI BAHASA INDONESIA 3
Maria Ulfa Agustin
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dalam satu
prasiklus dan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas studi pendahuluan, perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
1. Prasiklus
Paparan hasil penelitian ini diawali dengan menampilkan hasil tes prasiklus. Hasil tes
prasiklus tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Tes Prasiklus I, KKM: 76
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan
1 <50 0 0% Belum Tuntas
2 50-65 6 20,69% Belum Tuntas
3 66-75 10 34,48% Belum Tuntas
4 76-85 13 44,83% Tuntas
5 86-100 0 0 Tuntas
Rata-rata kelas 73
Presentase Ketuntasan 44,83%
Presentasi Belum Tuntas 55,17%

Dari hasil prasiklus yang dilaksanakan pada tahap awal penelitian ini melalui pretest dapat
disajikan data sebagai berikut:
Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Tahap Prasiklus

Pada tahap prasiklus terdapat sebanyak 13 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dengan
katagori tuntas dan 16 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM dengan katagori belum tuntas.
Jumlah nilai rata-rata di bawah KKM, yakni 73.
Tabel Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Siswa Prasiklus
No Indikator Presentase
1 Siswa aktif menyimak penjelasan guru 75,41%
2 Siswa mencatat materi pelajaran 71,86%
3 Secara mandiri siswa menjawab pertanyaan 30,67%
4 Keberanian siswa mengerjakan soal di papan tulis 23,57%
5 Keberanian siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami 35,51%
6 Keinginan siswa bekerja sama dengan teman sekelompok 58,3%
7 Siswa menyimak materi saat guru memberikan stimulus 68,94%
8 Pembagian tugas dalam kelompok yang berimbang 40,76%
9 Dengan diperintah guru kelompok mempresentasikan hasil temuan secara 55.83%
lengkap
10 Dengan ajakan guru siswa bertanya mengenai materi 20,43%

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
4 Vol. 10. No. 2, Mei-Agustus (2020)
Dalam pembelajaran berdasarkan pengamatan prasiklus siswa belum menunjukkan
kemampuan dalam memaknai konsep teks eksplanasi dengan baik. Siswa tampak belum
memahami dengan baik tentang cara memaknai teks eksplanasi baik dari segi struktur dan tata
bahasa. Siswa juga belum dapat mewujudkan contoh judul teks eksplanasi yang diminta guru
melalui latihan. Kesulitan siswa dalam mengidentifikasi dan mengkonstruksi informasi
(pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi secara lisan dan tulis. Siswa memerlukan
tuntunan yang intensif untuk meningkatkan pemahaman dalam memaknai isi teks eksplanasi
dengan baik.
2. Siklus I
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Hasil yang dicapai pada prasiklus dapat dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan
pada siklus I dan kegiatan pembelajaran mengacu pada hasil yang telah dicapai pada prasiklus.
Hasil yang diperoleh pada prasiklus kemudian dilakukan refleksi pada siklus I dan hasil
tersebut dijadikan dasar untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
materi teks eksplanasi.
Penelitian pada siklus I dilakukan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan
dengan tahapan pembukaan, apersepsi, motivasi, pemberian acuan, dan pelaksanaan kegiatan
berdasarkan acuan dengan model Problem Based Learning. Kegiatan tersebut, yakni melihat,
membaca, mendengarkan, menyimak, dan menulis berkaitan dengan teks eksplanasi. Pertemuan
kedua diawali dengan evaluasi kegiatan pertemuan pertama dan tes akhir (siklus I). Hasil yang
dicapai pada siklus I disajikan pada tabel.
Tabel Siklus I, KKM: 76
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Keterangan
1 <50 0 0% Belum Tuntas
2 50-65 0 0% Belum Tuntas
3 66-75 5 17,24 Belum Tuntas
4 76-85 24 82,76% Tuntas
5 86-100 0 0 Tuntas
Rata-rata kelas 79
Presentase Ketuntasan 17,24%
Presentasi Belum Tuntas 82,76%

Hasil tes siklus I dapat ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

OPTIMALISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “PBL” PADA MATERI AJAR


TEKS EKSPLANASI BAHASA INDONESIA 5
Maria Ulfa Agustin
Sebanyak 24 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dengan kategori tuntas. Sebanyak 5
orang siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM dengan katagori belum tuntas. Jumlah nilai
rata-rata di atas KKM yakni 79.
Tabel Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Siswa Siklus I
No Indikator Presentase
1 Siswa aktif menyimak penjelasan guru 80,23%
2 Siswa mencatat materi pelajaran 88,6%
3 Secara mandiri siswa menjawab pertanyaan 45,78%
4 Keberanian siswa mengerjakan soal di papan tulis 38,95%
5 Keberanian siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami 40,67%
6 Keinginan siswa bekerja sama dengan teman sekelompok 60,98%
7 Siswa menyimak materi saat guru memberikan stimulus 75,64%
8 Pembagian tugas dalam kelompok yang berimbang 43,5%
9 Dengan diperintah guru kelompok mempresentasikan hasil temuan secara 75,63%
lengkap
10 Dengan ajakan guru siswa bertanya mengenai materi 30,68%
Hasil yang dicapai pada siklus I menunjukkan bahwa dengan dilaksanakan model
pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus
I.
3. Siklus II
Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut dari pembelajaran pada siklus I. Pada
siklus II perlu dilakukan perbaikan, karena pada siklus I masih ada 5 orang siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar. Gambaran perolehan nilai hasil belajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi teks eksplanasi melalui penerapan model pembelajaran Problem Based
Learning dengan merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan penemuan. Rancangan tersebut
dituangkan dalam RPP. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan pada siklus II mengacu pada
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I.
Hasil yang dicapai pada siklus II dapat disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel Siklus II
KKM: 76
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase Keterangan
1 <50 0 0% Belum Tuntas
2 50-65 0 0% Belum Tuntas
3 66-75 0 0% Belum Tuntas
4 76-85 24 82,76% Tuntas
5 86-100 5 17,24% Tuntas
Rata-rata kelas 83
Persentase Ketuntasan 100%
Presentasi Belum Tuntas 0%

Hasil tes siklus II dapat ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
6 Vol. 10. No. 2, Mei-Agustus (2020)
Sebanyak 29 siswa memperoleh nilai di atas KKM dengan katagori tuntas. Siswa mampu
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan materi teks eksplanasi secara optimal dengan
jumlah nilai rata-rata 83.
Tabel Hasil Observasi Peningkatan Motivasi Siswa Siklus II
No Indikator Persentase
1 Siswa aktif menyimak penjelasan guru 89,62%
2 Siswa mencatat materi pelajaran 95,43%
3 Secara mandiri siswa menjawab pertanyaan 59,61%
4 Keberanian siswa mengerjakan soal di papan tulis 58,79%
5 Keberanian siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami 53,23%
6 Keinginan siswa bekerja sama dengan teman sekelompok 83,64%
7 Siswa menyimak materi saat guru memberikan stimulus 86,73%
8 Pembagian tugas dalam kelompok yang berimbang 78,31%
9 Dengan diperintah guru kelompok mempresentasikan hasil temuan secara 84,57%
lengkap
10 Dengan ajakan guru siswa bertanya mengenai materi 43,75%

Pembahasan
Pembahasan Siklus I
Hasil yang dicapai siswa pada siklus I kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia telah menunjukkan peningkatan dari tahap prasiklus. Pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan strategi sesuai yang telah direncanakan pada program
pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning telah menunjukkan
peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dibandingkan dengan prasiklus. Penelitian tindakan
kelas yang dilaksanakan di SMK Negeri 7 Jakarta telah menghasilkan data dan informasi tentang
keberhasilan siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Pada siklus I, melalui penerapannya,
siswa dituntun untuk lebih aktif dalam menggali informasi dan pengetahuan dengan
mengoptimalkan potensi dirinya sehingga terbukti mampu menuntun siswa untuk belajar lebih aktif
dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran yang diikutinya. Hal ini
dibuktikan bahwa sebanyak 24 siswa pada siklus I memperoleh nilai di atas KKM dengan katagori
tuntas, sedangkan sebanyak 5 orang siswa yang mendapat nilai di bawah KKM dengan kategori
belum tuntas. Adapun hasil yang dicapai siswa pada siklus I adalah:
OPTIMALISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “PBL” PADA MATERI AJAR
TEKS EKSPLANASI BAHASA INDONESIA 7
Maria Ulfa Agustin
a. Nilai rata-rata kelas adalah 79.
b. Ketuntasan belajar mencapai 83%.
c. Siswa yang belum tuntas adalah 17%.
Bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan pada siklus I dilakukan perbaikan dalam bentuk
tindakan refleksi pada siklus II. Hasil yang dicapai pada prasiklus dan siklus I dapat disajikan dalam
gambar grafik berikut ini.

90% 83%
80%
70%
60% 55%
50% 45%
40%
30%
17%
20%
10%
0%
Prasiklus Prasiklus Siklus I Tuntas Siklus I Belum
Tuntas (45%) Belum Tuntas (83%) Tuntas (17%)
(50%)

Grafik Perbandingan Hasil Belajar Antar Siklus


Keterangan :
1. Ketuntasan belajar yang dicapai pada prasiklus = 45%
2. Siswa yang belum tuntas di prasiklus = 55 %
3. Ketuntasan belajar yang dicapai pada siklus I = 83%
4. Siswa yang belum tuntas pada siklus I = 17 %
Dari hasil belajar, dapat diidentifikasi bahwa kemampuan siswa dalam memaknai teks
eksplanasi pada siklus I telah menunjukkan peningkatan dari prasiklus. Identifikasi terhadap materi
teks eksplanasi dapat dilakukan dengan lebih cermat dan siswa mampu menentukan isi teks
eksplanasi dalam bentuk rangkuman secara logis.
Sebagian siswa telah menunjukkan kemampuannya dalam melakukan identifikasi dan
pengamatan terhadap isi teks eksplanasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun masih ada
lima orang siswa pada siklus I yang memerlukan bimbingan secara intensif dari guru untuk
meningkatkan hasil belajar pada tingkat yang lebih baik
Motivasi belajar siswa diidentifikasi meningkat pada pelaksanaan siklus I. Beberapa siswa
mulai menunjukkan respons kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang kreatif tampak dari
aktivitas mereka dan mereka selalu bertanya menunjukkan sikap ingin tahu, suka mencoba, dan
senang membaca. Dengan adanya sikap kreatif yang baik, siswa akan mampu menghasilkan ide-ide
yang segar dalam proses belajarnya. Guru yang berfungsi sebagai fasilitator senantiasa memotivasi
siswa agar selalu semangat dan senang dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga
terciptanya suasana kelas yang dinamis serta siswa tampak lebih senang dalam mengikuti
pembelajaran.
Pembahasan Siklus II
Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus II mulai diefektifkan dengan
menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan melaksanakan tindakan bagi siswa
untuk memaksimalkan pencapaian hasil belajar.
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
8 Vol. 10. No. 2, Mei-Agustus (2020)
Peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan pencapaian nilai yang lebih baik pada
siklus II. Adapun hasil nilai yang diperoleh siswa pada siklus II adalah sebanyak 29 orang siswa
(100%) siswa telah memperoleh nilai di atas KKM dengan kategori tuntas. Keseluruhan siswa telah
meningkat hasil belajarnya pada siklus II dan telah menunjukkan kemampuan yang sangat baik
dalam mengolah dan menalar materi pelajaran teks eksplanasi. Jumlah nilai rata-rata pada siklus II
adalah 83 dengan keberhasilan 100%.
Dengan dilakukan refleksi secara maksimal maka pada siklus II telah terjadi peningkatan
hasil belajar Bahasa Indonesia bagi sesuai dengan harapan peneliti.
Setelah dilaksanakannya evaluasi terhadap pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, maka
Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil dengan baik.
Keunggulan dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dan
memecahkan masalah sehingga rasa ingin tahu siswa tumbuh sangat baik terhadap materi yang
dipelajari siswa.
Gambar grafik peningkatan hasil yang dicapai pada siklus I dan siklus II adalah sebagai
berikut :

Keterangan :
1. Keberhasilan yang dicapai di siklus I = 83%
2. Siswa yang belum tuntas di siklus I = 17%
3. Keberhasilan yang dicapai di siklus II = 100%
4. Siswa yang belum tuntas di siklus II = 0%

Dari data nilai hasil evaluasi siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, pada siklus II
yang telah menunjukkan hasil yang baik dan memuaskan. Dengan demikian menunjukkan adanya
pengaruh yang positif terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Siswa telah mampu melakukan identifikasi kemudian melakukan rekonstruksi teks cerita
eksplanasi dengan baik. Dari hasil belajar, dapat diidentifikasi bahwa kemampuan siswa dalam
memaknai teks eksplanasi pada siklus II telah menunjukkan peningkatan dari siklus I.
Keseluruhan hasil yang telah dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini dapat disajikan
dalam tabel di bawah ini.

OPTIMALISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “PBL” PADA MATERI AJAR


TEKS EKSPLANASI BAHASA INDONESIA 9
Maria Ulfa Agustin
Tabel Hasil Belajar Siswa
No. Kreteria Jenis Tindakan Ket.

Prasiklus S.I S.II


1. Jumlah Nilai 2119 2281 2298 Meningkat
2. Rata-rata Nilai 73 79 83 Meningkat
3. Ketuntasan 45% 24% 100 % Meningkat
Belajar
4 Siswa yang 55% 17% 0%
Belum Tuntas

Dari observasi terhadap motivasi belajar, pada siklus II diindentifikasi bahwa antusias siswa
dalam belajar bahasa Indonesia dengan model pembelajaran Problem Based Learning tinggi. Hal ini
karena guru lebih banyak memfasilitasi siswa dalam belajar. Keseluruhan siswa pada kelas tersebut
telah melaksanakan tugas dengan baik dan bertanggung jawab.

Tabel Peningkatan Motivasi Belajar Siswa


No Indikator Prasiklus Siklus I Siklus Keterangan
II
1 Siswa aktif menyimak penjelasan guru 75,41% 80,23% 89,62% Meningkat
2 Siswa mencatat materi pelajaran 71,86% 88,6% 95,43% Meningkat
3 Secara mandiri siswa menjawab pertanyaan 30,67% 45,78% 59,61% Meningkat
4 Keberanian siswa mengerjakan soal di 23,57% 38,95% 39,79% Meningkat
papan tulis
5 Keberanian siswa untuk bertanya mengenai 35,51% 40,67% 53,23% Meningkat
materi yang belum dipahami
6 Keinginan siswa bekerja sama dengan 58,3% 60,98% 83,64% Meningkat
teman sekelompok
7 Siswa menyimak materi saat guru 68,94% 75,64% 86,73% Meningkat
memberikan stimulus
8 Pembagian tugas dalam kelompok yang 40,76% 43,5% 78,31% Meningkat
berimbang
9 Dengan diperintah guru kelompok 55.83% 75,63% 84,57% Meningkat
mempresentasikan hasil temuan secara
lengkap
10 Dengan ajakan guru siswa bertanya 20,43% 30,68% 43,75% Meningkat
mengenai materi

Peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, Sholekah & Nuryatin (2016). Penggunaan model probem based
learning diketahui mampu meningkatkan hasil belajar siswa terutama terkait materi teks. Selain itu
meningkatkan motivasi siswa utamanya terkait antusias belajar secara individu dan kepekaan dalam
kelompok.
Langkah-langkah inovasi model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas dapat
digambarkan melalui diagram alur berikut.

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
10 Vol. 10. No. 2, Mei-Agustus (2020)
Diagram Alur Pembelajaran

Kegiatan Evaluasi
Pengantar Individu pemahaman

Mindmap Persiapan kegiatan


Kelompok kelompok

Konsultasi hasil Pemaparan Evaluasi Kegiatan


berfikir

Inovasi pembelajaran ditekankan pada pembelajaran kooperatif berbasis kelompok untuk


menemukan penyelesaian suatu masalah. Pembelajaran Kooperatif adalah bentuk pembelajaran
yang berdasarkan paham konstruktivis (Saleh, 2016 : 97). Hal yang merupakan kebaruan adalah
adanya konsultasi berkala dan intens kepada guru untuk mendiskusikan hal-hal yang belum
dipahami.
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan terutama bagi guru dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan ketercapaian kompetensi siswa dan peningkatan
motivasi belajar siswa. Selain itu penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai dasar
maupun referensi pengembangan penelitian pembelajaran terutama terkait penerapan model Problem
Based Learning dalam pembelajaran berbasis teks.

SIMPULAN
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan
materi teks eksplanasi yang dilaksanakan di kelas XI TR.1 Semester Genap SMK Negeri 7 Jakarta
tahun pelajaran 2017/2018 telah menghasilkan suatu kesimpulan. Hasil yang diperoleh adalah
bahwa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pelajaran Bahasa
Indonesia, mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan memotivasi siswa dalam meningkatkan
semangat belajarnya. Selain itu pembelajaran tersebut membuat siswa lebih aktif mengikuti
pembelajaran, demikian juga dalam memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Aristoteles. (2002). Manfaat dan Jenis-jenis Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto & Suharsimi. (1989). Penilaian Program Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK Depdikbud, Dirjen
Dikti.
Basuki, W. (2001). Hakikat Media dan Manfaatnya. Jakarta: Sinema Cipto Karso.
Bastomi, W. (2001). Media Pembelajaran di SD. Jakarta: Widya Guna.
Daryanto. (2010). Fungsi dan Kegunaan Media Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta.

OPTIMALISASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN “PBL” PADA MATERI AJAR


TEKS EKSPLANASI BAHASA INDONESIA 11
Maria Ulfa Agustin
Dewi, N.P.E.P., Sutama, I.M., & Sriasih, S.A.P. (2015). Analisis Penerapan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Kelas X IIS.1 SMAN 1
Mendoyo. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol 3(1), 1-12.
http://dx.doi.org/10.23887/jjpbs.v3i1.4768
Herawati I.S., & Iriaji. (1999). Pendidikan Kesenian II. Jakarta: DEPDIKBUD.
Ketut. (2004). Prinsif Pengembangan Media. Jakarta: Pustekonm.
Mulyono, A. (1999). Pendidikan Seni Rupa III. Jakarta: Rineka Cipta.
Mudhofir, M.S. (2010). Kegunaan Media Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Nasution. (1986). Didaktik Asas Mengajar. Bandung: Jemmars.
Hamalik, O. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara.
Permana, I., Taofik, M.I., & Iskandar, D. (2018). Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi dengan
Menggunakan Metode Problem Based Learning. Semantik, Vol 7(1), 90-98.
https://doi.org/10.22460/semantik.v7i2.p90-98.
Picasso, P. (1986). Menggambar dan Menggambar Bentuk. Bandung: Alfabeta.
Priyatni, E.T. (2017). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi aksara.
Saleh, M. (2016). Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Komplek Melalui Model Stad pada
Siswa SMA. BRILIANT Jurnal Riset dan Konseptual, Vol 1(1), 95-101.
http://dx.doi.org/10.28926/briliant.v1i1.14
Sapriya, dkk. (1999). Studi Tentang Media Pembelajaran Nilai dalam mata pelajaran PPKN di SLTP dan
SMU Bandung. (Laporan penelitian, tidak diterbitkan.)
Sholekah, L.A.N. (2016). Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Anekdot Bermuatan Kesantunan Berbahasa
Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Pada Siswa Kelas X
MIA-4 SMA Negeri 1 Grobogan Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Vol 5(1). https://doi.org/10.15294/jpbsi.v5i1.11301
Surakmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar Belajar: Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung:
Tarsito.
.

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah
12 Vol. 10. No. 2, Mei-Agustus (2020)

Anda mungkin juga menyukai