Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pembuatan Ecoprint

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PEMBUATAN ECOPRINT


TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN, BENTUK DAN FUNGSI DAUN SISWA
KELAS 4 SDN 1 NGETAL

Danti Alifa Nawangsari


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (danti.18023@mhs.unesa.ac.id)

Prof. Dr. Suryanti, M.Pd.


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Penelitian ini berdasar pada latar belakang problematika yang ditemukan saat melakukan tinjauan
pengamatan di SDN 1 Ngetal. Problematika yang ditemukan oleh peneliti salah satunya ialah hasil belajar
IPA siswa kelas 4 yang masuk dalam kategori rendah. Penyebab hal tersebut dikarenakan model belajar
yang digunakan masih bersifat konvensional, monoton sehingga berdampak pada menurunnya motivasi
juga atensi siswa terhadap pembelajaran di kelas. Di samping itu, pembelajaran daring yang sudah terlalu
lama dilakukan di rumah dengan gawai membuat guru perlu membangun atmosfer belajar yang bisa
meningkatkan motivasi serta atensi belajar siswa saat dilakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas.
Hal ini dilakukan dengan harapan nantinya terdapat perbaikan pada hasil belajar IPA. Melalui pembeajaran
berbasis proyek pembuatan ecoprint, peneliti ingin melaksanaan serta mencari tahu apakah ada atau tidak
pengaruh pembelajaran berbasis proyek pembuatan ecoprint terhadap hasil belajar IPA pada materi bagian,
bentuk, dan fungsi daun siswa kelas 4 SDN 1 Ngetal. Penelitian ini menggunakan metode kuasi
eksperimental. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas IV SDN 1 Ngetal. Dalam penelitian ini, rata-rata
keseluruhan di kelas ekspermen mulai dari aktivitas guru, aspek kognitif, dan psikomotor secara berurutan
adalah 85%, 87%, dan 87% dimana ketiganya termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan dari
perhitungan gain capaian hasil belajar untuk kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil sebesar 0,80
yang termasuk tinggi. Berdasarkan pada uji t dengan sampel independen diketahui nilai kolom signifikansi
dua fihak dengan taraf 5 % adalah 0,000 < 0,05. Keputusan tersebut juga dilihat dari nilai thitung > ttabel, yakni
4,312 > 2,045 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan penelitian yakni model pembelajaran
berbasis proyek pembuatan ecoprint berpengaruh baik terhadap peningkatan hasil belajar IPA materi
bagian, bentuk, dan fungsi daun siswa kelas 4 SDN 1 Ngetal.
Kata Kunci: pengaruh, pembelajaran berbasis proyek, ecoprint, hasil belajar.

Abstract
This research has a background from the problems found when conducting a review of observations at SDN
1 Ngetal. One of the problems found by the researchers was the science learning outcomes of grade 4
students who were in the low category. The reason for this is because the learning model used is still
conventional, monotonous so that it has an impact on decreasing students' motivation and attention to
learning in class. In addition, online learning that has been carried out for too long at home with gadgets
makes teachers need to build a learning atmosphere that can increase students' motivation and attention to
learning when limited Face-to-face Meetings (PTM) are held. This is done with the hope that later there
will be improvements in science learning outcomes. Through project-based learning for making ecoprints,
researchers want to implement and find out whether or not there is an effect of the project-based learning
model for making ecoprints on science learning outcomes on the part, shape, and function of the leaf for
grade 4 students of SDN 1 Ngetal. This study uses a quasi experiment method (quasi-experimental). The
samples were fourth grade students of SDN 1 Ngetal. Overall average in class of experiment ranging from
teacher activity, cognitive, and psychomotor aspects, respectively, was 85%, 87%, and 87% where all three
in best category. Based on the calculation of the gain, the learning outcomes for the experimental class have
increased by 0.80, which is high. Based on the t-test with independent samples, it is known that the column
value of the significance of the two parties with a level of 5% is 0.000 <0.05. The decision is also seen from
the value of tcount > ttable, which is 4,312 > 2,045 so that Ha is accepted and Ho is rejected. From this
research, it can be concluded that the project-based learning model for making ecoprints has a good effect
on increasing science learning outcomes in terms of the parts, shapes, and functions of the 4th grade
students of SDN 1 Ngetal.
Keywords: influence, project based learning, learning outcome.

3529
JPGSD. Volume 09 Nomor 10 Tahun 2021, 3529-3541

pembelajaran IPA. Ketiga aspek tersebut diantarnya


PENDAHULUAN
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga aspek
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menjelaskan tersebut sejalan dengan pengembangan proses belajar
tentang pencapaian tujuan pendidikan yang dapat IPA yang memiliki karakteristik serta menekankan
direalisasikan melalui proses pembelajaran yang baik dan perilaku ilmiah dan logis melalui proses kegiatan ilmiah
optimal. Supaya tujuan tersebut dapat tercapai, yang ada di dalamnya (Kumala, 2016). Dalam proses
diperlukan perencanaan pembelajaran bermakna yang di belajar IPA, perlu adanya pengalaman bermakna agar
dalamnya ada berbagai macam strategi, tata cara, metode, siswa mampu mengeksplorasi serta paham kondisi
serta kegiatan untuk meningkatkan daya guna, serta lingkungan alam secara alamiah. Proses belajar IPA turut
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan pada setiap melibatkan pengetahuan, mental, keterampilan siswa
bidang bahasan setiap mata pelajaran. Belajar merupakan secara seimbang. Ini sejalan dengan tujuan manusia
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dengan penuh bahwa belajar agar bisa memiliki kecakapan dalam
kesadaran oleh seseorang sehingga timbul perubahan hidup. Tujuan belajar tersebut diantaranya belajar agar
dalam dirinya berdasarkan alat indra serta pengalaman bisa tahu, belajar agar bisa berbuat sesuatu, belajar
yang dilaluinya. Ditandainya seseorang telah belajar menjadi diri sendiri juga, dan pada akhirnya bisa belajar
apabila dalam dirinya terjadi adanya perubahan. (Sudjana hidup bersama dalam masyarakat (Oktavian, 2016: 18-
dalam Kumala, 2016). Perubahan yang dihasilkan dalam 19).
proses belajar dapat berupa perubahan pengetahuan, Berdasarkan teori belajar konstruktivisme Lev
sikap dan perilaku, keterampilan, keterampilan, reaksi, Vygotsky, belajar merupakan proses membangun
dan penerimaan aspek individu lainnya. Sehingga orang pengetahauan secara sosial, dimana peserta yang ada di
dapat dinyatakan telah belajar apabila seseorang tersebut dalamnya terlibat dalam suatu interaksi soaial yang akan
mengalami perubahan pada aspek-aspek yang sudah memberikan kontribusi dan membangun bersama makna
ditentukan. Oleh karena itu, jika tidak ada perubahan sebuah pengetahuan. Dalam teori konstruktivisme ini,
perilaku positif dalam keterampilan atau pengetahuan siswa didorong untuk membangun suatu realitas
setelah belajar, maka belajar seseorang tidak sempurna berdasarkan pengalaman dan interaksi dengan
(Maswan dan Khoirul Muslimin, 2011: 218). Belajar juga lingkungan, melalui pemecahan asalah yang nyata
mengubah atau memperkuat perilaku dan sikap dari disertai dengan mekanisme kolaboratif. Perihal tersebut
pengalaman. Maka dari itu, belajar adalah sarana sejalan dengan adanya prinsip-prinsip pembelajaran pada
berproses dan berkegiatan, bukan hasil akhir maupun pendidikan untuk sekolah dasar serta menengah
tujuan saja (Oemar Hamalik, 2001: 27). Berangkat dari Permendikbud No. 103 Tahun 2014, antara lain
belajarlah maka akan terbentuk sebuah pembelajaran. disebutkan bahwa siswa belajar melalui bermacam-
Pembelajaran yang dilakukan oelh sekolah di macam sumber termasuk lingkungan sekitarnya, siswa
Indonesia memuat beberapa mata pelajaran untuk mencari tahu bukan diberi tahu, mengasah keterampilan
meningkatkan pengetahuan serta pengalaman siswa. dengan praktek nyata, menyeimbangkan keterampilan
Dalam kurikulum 2013 ragam mata pelajaran siswa motorik kasar maupun motorik halus, membangun
Sekolah Dasar tersebut terintegrasi ke dalam mata kreativitas siswa, serta atmosfer belajar yang asyik dan
pelajaran tematik, yang di dalamnya terdapat sub bahasan menantang.
salah satunya adalah IPA. IPA berasal dari bahasa Latin Berdasarkan kegiatan observasi secara luring di
“Scientia” yang berarti pengetahuan “knowledge” SDN 1 Ngetal dari tanggal 31 Agustus sampai dengan
(Fsicher, B. Robert: 1975). Sehingga, IPA diartikan tanggal 1 September 2021 peneliti ditemukan hasil
sebagai ilmu yang mempelajari berbagai peristiwa juga belajar IPA masih dapat dikatakan rendah, kemudian
fenomena alam. Bahasan didalamnya tersusun sistematis diperkuat dengan nilai IPA yang ditunjukkan oleh guru
dan ilmiah didasarkan hasil pengamatan dan percobaan kelas IV belum mencapai kriteria ketuntatasan yang telah
yang telah dilakukan manusia (Muakhirin, 2014). ditetapkan sekolah. Aktivitas dalam proses pembelajaran
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, didapat kesimpulan IPA di sekoah dasar tersebut belum sepenuhnya
bahwa IPA ialah temuan ilmu yang teruji kebenanrannya menerapkan prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 dan
secara ilmiah sehingga dapat diterima. Perolehan tujuan pembelajaran IPA di sekolah. Strategi dan model
pengetahuan dalam IPA didapatkan melalui percobaan guru saat mengajar berpengaruh dalam jalannya proses
yang didukung fakta dengan menggunakan metode pembelajaran yang membangun (Suryanti dan Gita R.
berpikir sistematis. Paramitha, 2018). Faktor lain rendahnya tingkat hasil
Berdasarkan tujuan pembelajaran IPA yang belajar IPA yakni metode pengajaran yang dilakukan
disebutkan oleh Badan Satuan Nasional Pendidikan, oleh guru masih belum terpusat kepada siswa, didominasi
dijelaskan bahwasannya terdapat tiga aspek tujuan oleh penjelasan guru, serta tugas dari Lembar Kerja

3530
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pembuatan Ecoprint

Siswa (LKS). Proses pembelajaran yang dilaksanakan Diperlukan model juga metode pengajaran yang
secara luring maupun Pertemuan Tatap Muka (PTM) mampu memberikan peningkatan motivasi serta aktivitas
terbatas, siswa juga cenderung pasif karena tidak banyak belajar siswa pada IPA sehingga dapat meningkatkan
kegiatan praktik dan eksplorasi yang dilakukan oleh guru. hasil belajarnya, salah satunya adalah pembelajaran
Hal tersebut menimbulkan situasi pembelajaran yang berbasis proyek (Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar,
monoton dan kurang bervariasi. 2016). Pembelajaran berbasis proyek diharapkan mampu
Observasi ini didukung dengan kesimpulan memberikan keberdayaan bagi siswa untuk bekerja
wawancara terhadap wali kelass dan 26 dari 31 siswa secara mandiri maupun berkelompok (Direktorat
kelas 4 SDN 1 Ngetal yang mengungkapkan beberapa Pembinaan Sekolah Dasar, 2016). Pemilihan model
problematika yang dialami saat melakukan kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini sesuai dengan ciri IPA
pembelajaran, di antaranya: 1) Selama pembelajaran, bahwa pembelajaran saintfik mencakup empat unsur,
sikap siswa masih jarang memeperhatikan guru. 2) Guru meliputi produk, proses, aplikasi, dan perilaku atau sikap.
jarang melakukan percobaan atau membangun strategi Penerapan pembelajaran berbasis proyek dijadikan
pembelajaran yang bermakna sehingga dapat sebagai alternatif solusi problematika kelas 4 SDN 1
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa. Di Ngetal dimana guru masih jarang melakukan
samping itu terdapat problematika lain, pembelajaran pembelajaran dengan percobaan maupun proyek.
daring yang sudah dilaksanakan sejak bulan Maret 2020 Pembelajaran berbasis proyek dengan model
membuat siswa jenuh dengan pembelajaran dan konstruktivisme dapat membuat aktivitas peserta didik
pengerjaan tugas melalui layar gawai maupun laptop. meningkat, meningkatkan antusiasme siswa sehingga
Saat dilaksanakan observasi Pertemuan Tatap Muka siswa lebih berkonsentrasi dalam pembelajaran
(PTM) terbatas, antusiasme dan semangat belajar siswa (Sujarwanto, 2016).
kurang. Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek,
Perincian hasil belajar siswa berdasarkan aspek terdapat langkah-langkah yang sistematis agar pelaksaan
penilaian kompetensi Kurikulum 2013 diuraikan menjadi pembelajarannya menjadi lebih efektif. Berdasarkan
tiga aspek. Aspek pertama adalah sikap, sikap Permendikbud Nomor 57 tahun 2014 tentang
mencerminkan hasil dari proses pembelajaran yang Kurikulumm 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
berbentuk tindakan dan perilaku yang berdasar pada dalam Panduan Teknis Pembelajaran di Sekolah Dasar
emosi dan psikologi. Sikap dan perilaku tersebut juga langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek
dapat mengarah pada nilai spiritual dan sosial yang digambarkan pada gambar bagan berikut ini:
berlaku di masyarakat. dengan begitu, hasil belajar yang
diharapkan pada aspek sikap juga bisa berkaitan dengan
penerapan nlai agama serta nilai sosial dalam kehidupan.
Aspek sikap yang akan dimunculkan dalam penelitian ini
adalah sikap beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kerja sama, komunikasi yang santun, sikap ilmiah serta
semangat siswa dalam proses pembelajaran berbasis
proyek. Aspek yang kedua adalah aspek pengetahuan
dalam hal ini berhubungan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran pada konsep dan materi yang diajarkan. Gambar 1. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis
Dalam aspek pengetahuan, kemampuan beripikir dan Proyek
bernalar siswa menjadi faktor penentu keberhasilannya.
Secara garis besar, penilaian pengetahuan dikelompokkan Dalam model pembelajaran berbasis proyek ada
menjadi tiga teknik yakni teknik tes tertulis, tes lisan, proses aktif dimana siswa harus melakukan sesuatu, agar
maupun penugasan (Direktorat Pembinaan Sekolah mereka dapat membentuk dan menemukan sendiri sesuai
Dasar, 2016). Aspek yang ketiga adalah keterampilan. pemahamannya. Lev Vygotsky, salah satu tokoh
Aspek keterampilan berkaitan dengan kratifitas siswa pembelajaran konstruktivisme mengungkapkan
terhadap materi pembelajaran. Kreatifitas biasanya dinilai pentingnya membangun pengetahuan melalui proses
dalam bentuk praktek melakukan sebuah keterampilan sosial dan kebersamaan. Menurut pandangan
aksi nyata atau membuat produk. Berdasarkan Panduan konstruktivisme, kelas dipandang sebagai sarana untuk
Penilaian Pada Sekolah Dasar yang diterbitkan oleh mengkonstruksi pengetahuan melalui aktivitas siswa
Direktoran Pembinan Sekolah Dasar Tahun 2016, dalam belajar. Diharapkan dalam proses pembelajaran
penilaian keterampilan bisa dilakukan melalui penilaian konstruktivisme, siswa mampu mengembangkan ide dan
kinerja, penilaian proyek, dan juga portofolio. konsep baru terhadap pengetahuan berdasar pada analisis

3531
JPGSD. Volume 09 Nomor 10 Tahun 2021, 3529-3541

dan pemikiran ulang yang didapat di masa lampau dan b. Melakukan riset sederhana.
sekarang (Udin S. Wiranataputra: 2007: 65-67). Mengacu c. Mempelajari ide, gagasan, dan konsep baru.
pada teori belajar konstruktivisme Lev Vygotsky d. Belajar manajemen waktu dengan baik.
tersebut, maka proses ilmiah dalam pembelajaran IPA e. Belajar manajemen diri sendiri dan kelompok.
dapat ikut terbentuk dengan sendirinya. Hasil belajar dari f. Melakukan interaksi sosial dengan masyarakat
aspek afektif, kognitif dan psikomotor juga berpotensi dan lingkungan sekitar.
tercapai. g. Mengaplikasikan hasil belajar melalui sebuah
Penelitian terdahulu berjudul “Pengaruh Model produk atau tindakan.
Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) Terhadap h. Belajar mengembangkan keterampilan
Hasil Belajar IPA” yang dilakukan oleh Komang Ratna komunikasi dengan baik.
Mayuni pada tahun 2017 dalam (Hutapea & Simanjuntak, Substansi materi pembelajaran IPA yang dipilih
2017) menunjukkan bahwa ada pengaruh positif terhadap peneliti adalah materi tumbuhan beserta fungsinya
hasil belajar IPA kelas IV SD Gugus I Kecamatan Seririt khususnya bagian, bentuk, dan fungsi daun. Pemilihan
Kabupaten Bulelen Tahun Pelajaran 2017/2018. Ni materi didasarkan pada pembelajaran berbasis proyek
Komang Ayu Sri Andini, I Nyoman Jampel dan I yang akan dikerjakan. Kegiatan proyek yang diterapkan
Komang Sudarma menjelaskan pada tahun 2016 (Andini, yakni pembuatan ecoprints. Ecoprint adalah teknik
2016) bahwa pembelajaran yang dilakukan sendiri oelh mewarnai kain melalui aplikasi langsung bahan alam
siswa lebih mudah dipahami daripada menggunakan seperti daun kepada kain agar menghasilkan motif-motif
metode ceramah atau membayangkan contoh secara yang indah (Saraswati dan Restuti, 2020). Melalui
abstrak. Melalui pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis proyek, siswa belajar dan
pembelajaran bermakna memengaruhi peningkatan hasil mengenal berbagai jenis bagian dan fungsi tulang daun
belajar, juga daya ingat siswa terhadap materi belajar dengan mengeksplorasi berbagai jenis tumbuhan di
(Andini et al., 2016). Interaksi saat mengerjakan tugas lingkungan sekitar dan melakukan proyek ecoprint itu
proyek menjadi meningkat antara elemen yang berperan sendiri. Salah satu teknik pembuatan ecoprint adalah
di dalam kelas (Andini et al., 2016). Dari seluruh teknik pounding, teknik ini dilakukan dengan cara
penelitian yang sudah dilakukan di atas, pembelajaran memukulkan daun daunan akan digunakan sebagai motif
berbasis proyek yang digunakan juga berbeda-beda di atas kain hingga getah dan warna daun keluar
Proyek yang dikerjakan juga harus relevan dan sesuai memebentuk pola. Teknik pounding merupakan salah
dengan materi yang dipelajari, memperhatikan satu teknik pembuatan ecoprint yang mudah dan
keefektifan alat dan bahannya, mampu menumbuhkan sederhana. Langkah-langkah pembuatan ecoprint
kreativitas siswa, serta mampu membangun pengetahuan diantaranya adalah menyiapkan alat dan bahan seperti
siswa. kain putih, alas berupa kertas koran, palu, dan daun-
Dalam Panduan Teknis Pembelajaran di Sekolah daunan yang akan dicetak. Mengatur posisi daun agar
Dasar Tahun 2016 yang diterbitkan oleh Direktorat menempel pada kain, kemudian memukul daun hingga
Pembinaan Sekolah Dasar, terdapat beberapa peran guru bentuknya tercetak pada kain (Saraswati & Restuti,
dan siswa dalam pembelejaran berbasis proyek, 2020).
dianataranya sebagai berikut: Di dalam Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar
1. Peran Guru: dibahas mengenai hasil penelitian pengembangan model
a. Mendesain dan merancang pembelajaran. pembelajaran ecoprint untuk meningkatkan keterampilan
b. Menyusun strategi pembelajaran. abad 21 di sekolah dasar, yang mana keterampilan abad
c. Memprediksi interaksi yang akan terjadi antara 21 mengarah pada keterampilan 4C (komunikasi,
guru dengan siswa. kolaborasi, berpikir kritis, dan kreativitas) yang
d. Mencari ciri khas atau keunikan siswa. dilakukan pada siswa kelas 4 di SDN Petinggen
e. Memberikan evaluasi dan penilaian kepaa siswa Yogyakarta (Widiantoro, 2020). Penelitian ini didasarkan
secara transparan dan objektif. pada analisis kebutuhan di SDN Petinggen yang
f. Memberikan pengarahan dan pendampingan dilakukan peneliti melalui observasi saat mengajar.
kepada siswa dalam proses penyelesaian Berdasarkan observasi tersebut, diketahui bahwa
proyeknya. keberanian siswa untuk menyampaikan pendapat masih
g. Merancang portofolio kerja untuk siswa. rendah yakni 18%, tingkat berpikir kritis masih rendah
yakni 28%, kreativitas siswa juga masih kurang.
2. Peran Siswa: Evaluasi yang dilakukan oleh Widiantoro dalam
a. Mengembangkan kemampuan bertanya dan mengukur pencapaian siswa menggunakan evaluasi
berpikir dengan baik. keterampilan 4C, diantaranya keterampilan menciptakan

3532
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pembuatan Ecoprint

kreativitas nya ecoprint dalam desain produk, kerjasama Penelitian ini memiliki dua rumusan masalah
selama pembuatan proses, berpikir kritis dalam yang diajukan, pertama bagaimana penerapan
pembuatan laporan dan presentasi, kemudian pembelajaran berbasis proyek pembuatan ecoprint, kedua
mengkomunikasikan hasil produk dengan cara presentasi. untuk mencari tahu ada ataulah tidak pengaruh dari
Dari pengembangan pembelajan berbasis proyek model pembelajaran berbasis proyek untuk hasil belajar
berbantu media ecoprint yang dilakukan Widiantoro ini IPA pada materi bagian, bentuk, dan fungsi daun siswa
diperoleh hasil bahwa strategi tersebut dapat kelas 4 SDN 1 Ngetal.
meningkatkan keterampilan 4C siswa. Penelitian dilakukan dengan tujuan dapat
Penelitian di atas menjadi acuan yang dapat diketahuinya penerapan pembelajaran berbasis proyek
memperkuat diadakannya penelitian ini. Apabila pembuatan ecoprint terhadap hasil belajar IPA materi
pengembangan pembelajaran berbasis proyek dengan bagian, bentuk, dan fungsi daun siswa kelas 4 SDN 1
media ecoprint dapat meningkatkan ketrampilan 4C Ngetal, yang kedua untuk mengetahui apakah
siswa, maka pembelajaran berbasis proyek melalui pembelajaran berbasis proyek memiliki pengaruh
pembuatan ecoprint juga berpotensi dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPA pada materi bagian, bentuk,
dalam meningkatkan hasil belajar siswa, yang mana hasil dan fungsi daun siswa kelas 4 SDN 1 Ngetal.
belajar memuat aspek keterampilan juga di dalamnya. Dari sudut pandang peneliti, penelitian ini dapat
Penelitian sebelumnya dengan penelitian ini berbeda dimanfaatkan sebagai wadah untuk mengembangkan
pada pilihan materi bahasan serta jenis proyek yang akan pengetahuan, keterampilan, juga variasi yang digunakan
dilakukan siswa. Jika pada penelitian sebelum- dalam pembelajaran berbasis proyek, sehingga ke
sebelumnya kegiatan pembelajaran berbasis proyek depannya diharapkan dapat bermanfaat menambah kajian
dilakukan pada materi IPA yang berupa pemahaman serta bahan referensi pendukung untuk penelitian
konsep terjadinya sebuah peristiwa atau mekanisme kerja selanjutnya. Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dalam keseharian, sedangkan kegiatan berbasis proyek dapat menambah pengalaman guru untuk
yang dilakukan penelitian ini siswa melakukan mengembangkan susasana kegiatan belajar yang aktif,
pengamatan terhadap objek, mengajukan pertanyaan, kreatif, menyenangkan, berpusat pada siswa, bermakna
mendapat pengetahuan baru, menyusun penejelasan dengan mengeksplorasi apa yang ada di sekitarnya.
mengenai apa yang merka amati, melakukan pembuatan Dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis
karya dari objek yang diamati untuk memperjelas proyek pembuatan ecoprint diharapkan siswa mengalami
pemahaman materi, serta mengomunikasikan gagasannya situasi belajar yang bermakna, eksploratif serta dapat
kepada orang lain. yakni memahami bagian, bentuk, meningkatkan kreativitas dan hasil belajarnya.
fungsi daun, jenis tulang daun melalui pengamatan yang Pembelajaran berbasis proyek dapat menjadikan siswa
kemudian dibuat sebuah karya ecoprint. lebih akrab dengan alam sekitarnya. Bagi sekolah,
Dengan membuat karya ecoprint motif yang diterapkannya pembelajaran berbasis proyek dapat
dihasilkan dapat memperjelas khususnya pada bentuk berguna sebagai evaluasi pengembangan belajar
dari tulang daun. Dalam prosesnya, siswa terlebih dahulu bermakna di sekolah dengan membuat ecoprint.
melakukan instruksi yang terdapat dalam LKPD, METODE
menganalisis perbedaan dari setiap bagian-bagian, bentuk Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif
tulang daun dari berbagai macam tanaman yang mereka memnggunakan metode eksperimen sesuai judul yang
gunakan. Alat juga bahan yang digunakan dalam proyek diajukan. Penelitian kuantitatif merupakan jenis
ini sederhana, relatif murah, dan biasanya terdapat di penelitian ilmiah konkrit, empiris, obyektif, bisa diukur,
lingkungan sekitar tempat tinggal siswa. Dalam rasional, dan sistematis dimana hasilnya ialah angka yang
penelitian yang dilakukan oleh Suryanti dan Githa R. dianalisis secara statistik (Sugiyono, 2012: 13). Penelitian
Paramitha disebutkan bahwa pembelajaran berbasis eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari
proyek dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam sebuah pemberian tindakan khusus terhadap perlakuan
memanfaatkan barang bekas. Dengan pembuatan biasa dalam kondisi terkontrol. Sementara itu, desain
ecoprint, diharapkan siswa mampu memanfaatkan bahan eksperimen yang dipilih yakni kuasi eksperimen semu.
alam dan perlengkapan proyek yang sudah tersedia di Sementara itu, desain eksperimen semu yang dipilih tidak
sekitarnya tanpa harus membeli baru. Oleh karenanya setara dengan desain kelas kontrol.
pembuatan ecoprint dapat menjadi alternatif guru Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV
mengembangkan sebuah pembelajaran aktif, kreatif, SDN 1 Ngetal. Sampeling sistematis dipilih sebagai
kolaboratif mudah dilakukan dan dekat dengan alam yang teknik dalam pengambilan sampel, di sini sampling
diharapkan juga turut meningkatkan hasil belajar, sistematis merupakan sebuah metode diambilnya sampel
khususnya siswa di SDN 1 Ngetal . dilihat berdasarkan nomor urut siswa (absen) di sekolah.

3533
JPGSD. Volume 09 Nomor 10 Tahun 2021, 3529-3541

Teknik sampling yang dipilih juga didasarkan pada Isi 13


pembagian kelas yang sudah ditetapkan sekolah secara Bahasa 8
shift (bergantian) karena pemberlakuan protokol Format instrumen 9
kesehatan selama pertemuan tatap muka terbatas yang V2 Isi 14 89%
diadakan. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas 4 Bahasa 8
SDN 1 Ngetal, diambil 16 siswa dengan nomor urut Dalam tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa
pertama yang termasuk dalam kelas shift pagi sebagai instrumen untuk observasi guru memperoleh rata-rata
kelas eksperimen, dan 15 siswa dengan nomor urut 86% sehingga dapat dikategorikan memiliki validitas
terakhir sebagai kelas kontrol yang termasuk dalam kelas sangat tinggi serta layak dipergunakan.
shift siang.
Variabel independen penelitian ini ialah model Tabel 2. Hasil Validasi Instrumen Pretest dan Posttest
pembelajaran berbasis proyek pembuatan ecoprint, No Validator Jumlah Hasil Rata-
sedangkan variabel dependennya ialah hasil belajar siswa Butir Akhir rata
kelas 4 SDN 1 Ngetal materi bagian, bentuk, dan fungsi Kualifikasi 1 -
daun. Terdapat materi, siswa, guru, soal pretest dan Kualifikasi 2 -
posttest yang berperan sebagai variabel kontrol dalam V1 93%
Kualifikasi 3 7
penelitian ini. Teknik untuk mengumpukan data dalam
Kualifikasi 4 14
penelitian ini adalah teknik non tes dan tes. Observasi 93%
Kualifikasi 1 -
dipilih sebagai teknik nontes yang digunakan, serta hasil
Kualifikasi 2 -
belajar siswa dari segi afektif dan psikomotor. Teknik tes V2 90%
Kualifikasi 3 8
yang digunakan adalah pretes dan postes yang digunakan
mengukur hasil belajar kognitif siswa sebelum dan Kualifikasi 4 12
setelah mendapat model belajar yang berbeda. Dalam tabel 2 di atas, diambil kesimpulan
Pada instrumen lembar observasi terhadap guru, bahwa instrumen untuk soal pretest dan posttest
afektif dan psikomotor siswa serta soal pretest dan diperoleh rata-rata hitung 93% sehingga dapat
posttest dilakukan uji validitas isi yang dilakukan dikategorikan memiliki validitas sangat tinggi dan layak
terhadap ranah materi dan kesesuaiannya dalam tujuan untuk digunakan.
pembelajaran, konstruksi, serta ranah bahasa yang
digunakan. Validasi isi dilakukan oleh dosen ahli dan Tabel 3. Hasil Validitas Lembar Observasi Afektif dan
guru kelas 4 SDN 1 Ngetal. Validitas isi dilakukan oleh Psikomotor
verifikator dengan memberikan lembar validasi yang Hasil Rata-
memuat skor 5, 4, 3, 2, 1. Selain itu, validator diminta No Aspek Nilai Akhir rata
menuliskan catatan perbaikan secara langsung sesuai (%) (%)
kebutuhan yang diperlukan. Rumus perhitungan hasil Format instrumen 6
validasi adalah sebagai berikut: V1 Isi 12 80%
%Vs x = x 100% Bahasa 10
82%
Format instrumen 3
V2 Isi 16 83%
Keterangan:
Bahasa 10
Vs x = validitas isi
Dalam tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa
Kriteria validitas isi:
instrumen untuk observasi afektif dan psikomotor siswa
81% - 100% = sangat tinggi
diperoleh rata-rata hitung 82% sehingga dapat
61% - 80% = tinggi
dikategorikan memiliki validitas sangat tinggi dan layak
41% - 60% = cukup
untuk digunakan.
21% - 40% = rendah
Berkaitan dengan validitas butir soal untuk
0% - 20% = sangat rendah
pretes juga postes akan dilakukan uji validitas dengan
(Gabel dan Samuel, 1987:695-696, dalam Azwar,
menggunakan bantuan aplikasi olah data yakni IBM
2001:80)
SPSS 25 dengan menggunakan rumus product moment
Tabel 1. Hasil Validitas Lembar Observasi Guru
correlation. Valid atau tidaknya butir soal terlihat dari
Hasil Rata-
perolehan r hitung > r tabel menggunakan taraf signifikansi
No Aspek Nilai Akhir rata
5% dengan N sebanyak 15 orang. Uji validitas dilakukan
(%) (%)
pada 20 butir soal, hasil uji menunjukkan r hitung > 0,514,
V1 Format instrumen 8 83% 86%
sehingga dapat diartikan instrumen soal valid.

3534
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pembuatan Ecoprint

Setelah dilakukan validasi instrumen pretest dan SDN 1 Ngetal. Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji-
posttest maka dilakukan uji reliabiliti sebuah instrumen t untuk sampel independen berbantu IBM SPSS 25. Dasar
penelitian. Teknik yang digunakan untuk mengukur keputusannya apabila sig (2tailed) < 0,05 maka H0
reliabilitas soal pretest dan posttest adalah Guttmann diterima dan Ha ditolak, apabila sig (2tailed) > 0,05 maka
Split Half karena jumlah soal yang diuji adalah genap Ha diterima dan Ho ditolak.
dengan menggunakan aplikasi pengolah data IBM SPSS Setelah menguji hipotesis, langkah selanjutnya
25. Instrumen penelitian dapat disebut reliabel apabila nilai gain dihitung. Perhitungan nilai gain dilakukan
nilai minimal koefisian reliabilitasnya 0,6. untuk mengukur tingkat selisih hasil belajar sebelum dan
Tabel 4. Hasil Reliabilitas Soal Pretest dan Postest sesudah mendapat perlakuan. Nilai gain dihitung dengan
rumus berikut:

Kategori perolehan nilai gain adalah:


Gain rendah : nilai (<gain>) < 0,30
Gain sedang : nilai 0,70 > (<gain>) > 0,30
Gain tinggi : nilai (<gain>) 0,70

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam tabel.4 di atas koefisien hasil pengujian Hasil dari penelitian tentang pengaruh model
0,998 > 0,6. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek pembuatan ecoprint
instrumen pretest dan posttest reliabel dan bisa terhadap hasil belajar IPA materi bagian, bentuk, dan
dugunakan. fungsi daun siswa kelas 4 SDN 1 Ngetal dilakukan di
Penelitian ini menggunakan uji statistik mulai tanggal 19 November sampai dengan 22 November
parametrik dari data kemampuan awal siswa berdasar 2021 diulas serta dipaparkan dalam bab ini. Oleh karena
pada nilai pretest dan hasil belajar aspek kognitif siswa itu, dilakukan pengumpulan data, meliputi observasi guru
ditinjau berdasar pada nilai posttest sebagai analisis dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek
datanya. Sedangkan untuk hasil observasi guru, observasi pembuatan ecoprint, serta melakukan tinjauan terhadap
penilaian afektif dan observasi penilaian psikomotor tiga aspek hasil belajar siswa yaitu afektif, kognitif, dan
siswa menggunakan analisis deskriptif dari rata-rata yang psikomotor.
diperoleh. 1. Hasil Observasi Guru Saat Menerapkan Model
Dengan uji statistik parametrik, ada prasyarat Pembelajaran Berbasis Proyek Pembuatan Ecoprint
yang harus penuhi sebelum melakukan pengujian Kegiatan observasi dilakukan untuk meninjau
hipotesis, yaitu uji terhadap normalitas dan kehomogenan apakah aktivitas belajar mengajar yang dilakukan oleh
data. Untuk memastikan data penilitian berdistribusi guru telah sesuai dengan aspek dalam pembelajaran
normal maka digunakan uji terhadap normalitasnya. Pada berbasis proyek.
penelitian ini, digunakan uji Shappiro-Wilk untuk
mengetahui kenormalan data. Keputusan uji Shappiro-
Wilk berdasarkan pada: hasil signifikansi pengujian >
0,05. Data diartikan tidak terdistribusi dengan normal
apabila signifikansi uji < 0,05.
Untuk menguji kehomogenan data penelitian ini
dilakukan uji Levene. Pengambilan keputusan yang
digunakan yakni, apabila sig.uji > 0,05 data tersebut
diartikan homogen. Namun, apabila sig.uji < 0,05
diartikan bahwa data tidak homogen. Diagram 1. Prosentase Hasil Observasi Aktivitas
Jika kedua uji prasyarat analitik terpenuhi, Guru
langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis ada Terdapat enam aspek yang dilakukan observasi,
tidaknya pengaruh pembelajaran berbasis proyek dimana dalam setiap aspeknya memuat poin-poin
pembuatan ecoprint terhadap hasil belajar IPA pada penilaian yang sudah ditentukan terlebih dahulu oleh
materi bagian, bentuk, dan fungsi daun siswa kelas 4 peneliti. Keenam aspek tersebut sesuai dengan
Permendikbud No 57 Tahun 2014 yang membahas

3535
JPGSD. Volume 09 Nomor 10 Tahun 2021, 3529-3541

Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Diagram.2 Hasil Penilaian Afektif Siswa
dituangkan dalam Panduan Teknis Pembelajaran di Observasi untuk penilaian afektif siswa dalam
Sekolah Dasar, diantaranya sebagai berikut: penelitian ini mencakup delapan aspek diantaranya: 1)
a. Memulai pembelajaran dengan mengajukan Berdoa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, 2)
pertanyaan esensial. Aspek ini menjadi acuan Kehadiran siswa, 3) Memperhatikan dan
dalam pengembangan tugas proyek yang mendengarkan penjelasan guru, 4) Berani
nantinya dikerjakan oleh siswa. mengemukakan pendapat, 5) Saling membantu teman
b. Menyusun perencanaan proyek. Dalam aspek ini dalam belajar, 6) Cara bertanya pada guru, 7)
guru mendorong siswa dan memberikan mereka Menghargai pendapat teman, 8) Tanggung jawab.
saran tentang bagaimana menemukan solusi dari Berdasarkan diagram.2 rerata hitung penilaian afektif
masalah yang disajikan atau yang muncul dalam siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
materi pembelajaran. Solusi tersebut kemudian 87% untuk kelas eksperimen dan 81% untuk kelas
dituangkan dalam perencanaan proyek siswa. kontrol. Keduanya masuk kategori baik. Namun
c. Menyusun jadwal. Dalam pembelajaran berbasis terdapat perbedaan sebesar 6%, rerata di kelas
proyek, guru perlu menyusun jadwal agar kinerja eksperimen lebih tinggi dibandingkan di kelas
siswa dapat terpantau dengan baik, berjalan kontrol. Oleh sebab itu, siswa dengan perlakuan
secara sistematis dan tepat waktu. pembelajaran berbasis proyek memiliki prosentase
d. Melakukan monitoring dan progres tugas proyek. afektif lebih baik daripada kelas kontrol yang tidak
Berkaitan dengan hal tersebut, guru berperan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.
sebagai pengamat sekaligus memberikan bantuan 3. Hasil Belajar Kognitif Siswa
bagi siswa yang membutuhkan bantuan atau Untuk mengetahui hasil awal kognitif siswa,
menemui kendala dalam proses kerja. peneliti mengadakan prates. Pretest dilakukan untuk
e. Melakukan penilaian. Setelah siswa selesai mengukur sejauh mana kemampuan kognitif awal
melakukan pengerjaan tugas proyek, guru siswa baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
melakukan penilaian untuk mengukur Peneliti kemudian melakukan post-test pada kedua
tercapainya indikator dan tujuan pembelajaran kelas tersebut, setelah kelas eksperimen mendapat
sekaligus memberikan penilaian terhadap hasil pembelajaran berbasis proyek dan kelas kontrol
proyek sebagai bentuk apresiasi bagi siswa. mendapat perlakuan model pembelajaran
f. Melakukan evaluasi. Setelah menyelesaikan konvensional. Perbedaan hasil keduanya dapat
serangkaian kegiatan proyek, pada tahap ini guru diamati pada tabel yang disajikan berikut:
bersama siswa saling melakukan refleksi, Tabel 5. Deskripsi Hasil Pretes (Kemampuan Awal
memberikan kesan pesan, menyampaikan Siswa)
pengalaman serta umpan balik sebagai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Statistik
pembelajaran yang sudah didapatkan. Pretest Posttest Pretest Posttest
Berdasarkan prosentase yang ada pada diagram.1 N. 16 16 15 15
hasil rata-rata observasi menunjukkan aktivitas guru Nilai
termasuk dalam kategori sangat baik, apabila 15 70 15 60
min.
prosentase tersebut diurutkan diperoleh data sebagai Nilai
berikut: 62%; 89%; 83%; 89%; 100%; 89% dengan 60 100 40 85
maks.
rata-rata 85%. Hal tersebut berarti bahwa aspek aspek Rentang 45 30 25 25
dalam pembelajaran berbasis proyek sudah terpenuhi. Mean 37,50 87,78 30,65 74,54
2. Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Median 37,50 87,50 30,00 75,00
Observasi pada ranah emosonal (afektif) siswa Modus 35 85 30 75
dilakukan untuk mengkaji sikapnya dalam proses Std.
pembelajaran. 13,540 8,563 8,338 8,423
Deviasi

Dapat dilihat dari tabel.5 di atas bahwa nilai


pretest terendah kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah sama, yaitu 15. Nilai pretest tertinggi dari
kelas eksperimen yaitu 60, pada kelas kontrol nilai
tertinggi yaitu 40. Kemudian untuk posttest di kelas
eksperimen nilai terendahnya yakni 70, dan di kelas

3536
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pembuatan Ecoprint

kontrol adalah 60. Untuk nilai tertinggi posttest di Dapat dilihat pada tabel 7 di atas bahwa pada
kelas eksperimen adalah 100 dan di kelas kontrol kolom sig menunjukkan nilai 0,090, artinya nilai
adalah 85. Setelah dilakukan rata-rata didapatkan signifikansi melebihi 0,05. Dengan demikian dapat
hasil nilai pretest di kelas eksperimen 37,50 disimpulkan bahwa data pretes kelas eksperimen dan
sedangkan di kelas kontrol yaitu 30,65. kelas kontrol adalah sama (homogen).
Setelah mendapat kedua kelas tersebut Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Postest
memperoleh perlakuan yang tidak sama, rata-rata
hasil postes mengalami peningkatan. Dibandingkan
dengan kelas kontrol yang mendapat rata-rata 74,54,
rata-rata hasil postest di kelas eksperimen lebih tinggi
yaitu 87,78. Hasil belajar kognitif meningkat sebesar
50,28 pada kelas eksperimen dan 43,89 pada kelas
kontrol. Berdasarkan hasil tersebut, kelas eksperimen
yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek
meningkat lebih tinggi daripada yang tidak
Pada tabel 8 di atas terlihat bahwa nilai pada
menggunakan pembelajaran berbasis proyek.
kolom signifikansi adalah 0,965 > 0,05. Dengan
Data hasil pretes dan postes tersebut diuji
demikian dapat disimpulkan bahwa data post-test dari
normalitas, homogenitas, uji-t sampel independen,
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah
serta uji N Gain. Pengujian tersebut dilakukan
sama (homogen).
menggunakan aplikasi pengolah data IBM SPSS 25,
Setelah dilakukan pengujian normalitas dan
dan memperoleh hasil seperti pada tabel berikut:
homogenitas data, berikutnya dilakukan uji beda dengan
Tabel.6 Hasil Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
uji-t sampel independen. Uji ini dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada
siswa saat postes di kelas eksperimen dan kelas kontrol
setelah mendapat perlakuan. Hipotesis untuk pengujian
ini sebagai berikut:
Ho : Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pembuatan
Ecoprint Tidak Memiliki Pengaruh Terhadap Hasil
Belajar IPA Pada Materi Bagian, Bentuk, dan Fungsi
Daun Siswa Kelas 4 SDN 1 Ngetal.
Ha: Model Pembelajaran Berbais Proyek Pembuatan
Uji normalitas data dilakukan peneliti dengan uji
Ecoprint Memiliki Pengaruh Terhadap Hasil Belajar IPA
Shapiro Wilk. Dari Tabel 5 diatas dapat diketahui
Pada Materi Bagian, Bentuk, dan Fungsi Daun Siswa
bahwa pretest kelas eksperimen memiliki nilai
Kelas 4 SDN 1 Ngetal.
signifikansi 0,669 > 0,05, sedangkan kelas kontrol
Hasil uji hipotesis disajikan pada tabel berikut:
nilai signifikansi sebesar 0,077 > 0,05.
Tabel 9. Hasil Uji T Sampel Independen
Kesimpulannya, di kelas kontrol kelas eksperimen
penyebaran datanya sudah normal. Dapat juga dilihat
dari Tabel 5 bahwa hasil uji normalitas post-test
kedua kelas menunjukkan bahwa 0,593>0,05 untuk
kelas eksperimen dan 0,124>0,05 untuk kelas kontrol.
Artinya sebaran data post-test pada kedua kelas
adalah normal.
Setelah uji normalitas terhadap data, selanjutnya
uji Levene digunakan untuk menguji homogenitas
data. Hasil uji homogenitas pre-test dan post-test
ditunjukkan pada tabel berikut:
Dapat dilihat pada tabel 9 pada kolom sig. (2-
Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Hasil Pre-test
tailed) di atas, menunjukkan taraf signifikansi 5 %
dengan perolehan hasil 0,000 < 0,05. Nilai thitung >
ttabel, yakni 4,312 > 2,045 maka Ha diterima dan Ho
ditolak.

3537
JPGSD. Volume 09 Nomor 10 Tahun 2021, 3529-3541

Untuk membuktikan validitas dan signifikansi tergolong sangat baik, dan kelas yang tidak mendapat
tinggi perbedaan dan signifikansi tinggi diantara perlakuan pembelajaran berbasis proyek dalam
kedua kelas, maka dilakukan uji N Gain yang kategori baik. Terdapat perbedaan sebesar 11%,
hasilnya ditunjukkan pada tabel berikut: diantara keduanya. Ini menunjukkan bahwa
Tabel 10. Hasil Perhitungan Nilai Gain Siswa Kelas keterampilan dan psikomotorik siswa dengan
Eksperimen dan Kelas Kontrol pembelajaran berbasis proyek lebih baik daripada
Nilai N- psikomotorik yang tidak menggunakan model
Kelas pembelajaran berbasis proyek.
Pretest Posttest Gain
Pembahasan
Eksperimen 38 88 0,80 Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih
Kontrol 30 74 0,62 dahulu menguji validitas perangkat mengajar beserta
instrumen penelitian lainnya. Setelah diperoleh hasil
Berdasarkan perhitungan nilai gain di atas, nilai
uji validitas yang layak terhadap perangkat mengajar
gain dari kedua kelas tersebut berbeda. Kelas
dan instrumen lainnya, selanjutnya dilakukan uji
eksperimen memperoleh nilai gain sebesar 0,80 yang
validitas dan reabilitas butir soal dengan hasil 20
tergolong tinggi. Nilai gain kelas kontrol sebesar 0,62
dinyatakan valid dan reliabel. Validitas dan
yang tegolong sedang. Hal itu berarti hasil belajar di
reliabilitas butir soal dilakukan dengan diuji
kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar
menggunakan bantuan aplikasi olah data IBM SPSS
kelas kontrol. Model pembelajaran berbasis proyek
25.
pembuatan ecoprint dapat disimpulkan memiliki
Untuk meninjau hasil observasi aktivitas guru,
pengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar IPA
pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek serta peran
pada materi bagian, bentuk, dan fungsi daun siswa
yang dilakukan guru digunakan Panduan Teknis
kelas 4 SDN 1 Ngetal.
Pembelajaran di Sekolah Dasar Tahun 2016 yang
4. Hasil Observasi Psikomotor Siswa diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
Observasi terhadap psikomotor siswa bertujuan sebagai acuan yang memuat langkah-langkah serta
untuk meninjau keterampilan serta kemampuan peran guru dalam pembelajaran berbasis proyek.
motorik siswa selama kegiatan pembelajaran. Hasil Sesuai dengan tujuan penelitian yang pertama yakni
obsevasi psikomotor siswa dapat diamati pada mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran
diagram berikut berikut: berbasis proyek pembuatan ecoprint pada siswa kelas
4 SDN 1 Ngetal, diperoleh hasil observasi aktivitas
guru yang sudah memenuhi aspek-aspek dalam
pembelajaran berbasis proyek dengan rata-rata
penilaian 85% sehingga termasuk dalam kategori
baik. Terdapat enam aspek yang diterapkan oleh guru
dalam melaksanakan project based learning,
pembelajaran dimulai oleh guru dengan mengajukan
pertanyaan esensial. Aspek ini menjadi acuan dalam
pengembangan tugas proyek yang akan diberikan
kepada siswa. Pertanyaan esensial tersebut akan
memberikan stimulasi kepada siswa untuk
Diagram 3. Hasil Penilaian Psikomotor Siswa menemukan jawaban dan solusi yang diarahkan guru
dengan menyusun perencanaan proyek. Penyususnan
Observasi untuk penilaian psikomotor siswa pertanyaan esensial yang dilakukan oleh guru sesuai
dalam penelitian ini mencakup lima aspek dengan teori belajar konstruktivisme Lev Vygotsky
diantaranya: 1) Kemampuan menerapkan cara kerja dimana dalam proses membangun pengetahuan
dan keruntutan dalam pengerjaan tugas, 2) dengan cara berdialog mengenai cara pandang atau
Kecermatan penguasan tugas, 3) Kuantitas kerja, 4) pendapata terhadap sesuatu. Pertanyaan esensial yang
Kualitas karya proyek, 5) Tepat waktu diajukan oleh guru dalam pembelajaran ini dapat
mengumpulkan tugas. Berdasarkan diagram 3 juga mendorong antara siswa satu dengan siswa yang lain
diperoleh rata-rata hitung penilaian psikomotor siswa saling berinteraksi sehingga dapat berkontribusi
kelas eksperimen juga kelas kontrol secara berturut- membangun bersama makna pengetahuan dalam hal
turut yaitu 87% dan 76%. Rata-rata nilai kelas yang ini materi bagian, bentuk, dan fungsi daun.
mendapat perlakuan pembelajaran berbasis proyek

3538
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pembuatan Ecoprint

Aspek selanjutnya adalah menyusun senantiasa mengingat Tuhan, prosentase kehadiran


pelaksanaan proyek, guru membagi siswa menjadi siswa, perhatian siswa terhadap bimbingan dan
empat kelompok dan memberikan LKPD sebagai penelajasan guru di kelas eksperimen lebih tinggi
pedoman serta laporan pengerjaan proyek. Ketika dikarenakan siswa merasa antusias denga rencana
kegiatan proyek sudah tersusun, langkah selanjutnya pembelajaran berbasis proyek itu sendiri, Selain itu
adalah guru bersama siswa menyusun jadwal suasana pembelajaran berbasis proyek diciptakan oleh
(timeline) pengerjaan tugas proyek. Penyusunan guru mendorong siswa di kelas eksperimen lebih
jadwal dilakukan agar kinerja siswa dapat terpantau berani mengemukakan pendapat, saling membantu
dengan baik, berjalan secara sistematis dan tepat teman dalam belajar, memiliki cara bertanya pada
waktu. Interaksi yang tercipta antara guru dengan guru yang baik dan interaktif, saling menghargai
siswa ini sejalan dengan teori belajar konstruktivisme pendapat teman dalam pengerjaan proyek serta
dimana siswa yang biasa melakukan proses belajar mendorong siswa lebih bertaanggung jawab terhadap
secara individu menjadi berkolaborasi dengan teman yang telah dikerjakan oleh siswa. Aktivitas dan
lainnya dalam kelompok. Selama pengerjaan tugas respon siswa yang ditunjukkan selama pembelajaran
proyek, guru melakukan monitoring terhadap progres berbasis proyek ini sejalan dengan pendapat yang
dalam kelompok. Pada saat melakukan monitoring, dikemukanan oleh Joyce (dalam Sujarwanto, 2016)
guru bertindak sebagai pengawas sekaliagus bahwa keefektifan akan pengaruh dari model
fasilitator bagi siswa yang memerlukan bantuan atau pembelajaran yakni tercapainya tujuan instruksional
mengalami kendala selama proses pengerjaan. Pada dan dapat mengembangkan sikap maupun
saat inilah peran guru sebagai fasilitator dalam keterampilan yang baik dalam diri siswa.
pembelajaran dilakukan. Setelah tugas proyek selesai, Selanjutnya melihat hasil belajar dari aspek
siswa melakukan presentasi terhadap hasil proyek kognitif. Sebelum diberikan model pembelajaran,
ecoprint yang dibuat, disinilah guru memberikan peneliti perlu mengetahui kemampuan awal siswa
penilaian terhadap hasil karya siswa. Penilaian pada aspek kognitif melalui pre tes dan kemampuan
dilakukan untuk mengukur tercapainya indikator dan siswa setelah diberikan model pembelajaran melalui
tujuan pembelajaran sekaligus memberikan penilaian postes. Terdapat 20 butir soal pilihan ganda pretes
terhadap hasil proyek sebagai bentuk apresiasi bagi dan postes dengan bobot nilai 5 setiap butir soal yang
siswa. Setelah itu, guru bersama siswa melakukan setiap itemnya telah teruji validitas dan reliabilitasnya
evaluasi di akhir pembelajaran. Kegiatan evaluasi dengan hasil validitas menunjukkan r hitung > 0,514
yang dilakukan berupa refleksi, saling memberikan dan koefisien hasil uji reliablitas 0,998 > 0,6.
kesan pesan, menyampaikan pengalaman serta umpan Sebelum hipotesis diuji, terdapat prasyarat uji
balik apa yang sudah didapatkan selama yang harus terpenuhi, diantaranya menguji
pemebelajaran. kenormalan serta kehomogenan data terlebih dahulu.
Di samping itu, aktivitas siswa dalam proses Dengan menggunakan uji Sahapiro-Wilk untuk uji
pembelajaran juga diamati melalui observasi. normalitas, nilai signifikansi data pretest kelas
Observasi ini didasarkan pada hasil belajar siswa dari eksperimen adalah 0,669>0,05, dan kelas kontrol
secara afektif maupun psikomotorik. Sedangkan 0,077>0,05, sehingga dapat menjelaskan sebaran data
untuk aspek kognitif, menggunakan teknik tes pretes di kelas eksperimen dan kelas kontrol normal. Hasil
dan postes. uji normalitas post-test kedua kelas menunjukkan
Tujuan penelitian kedua adalah untuk bahwa kelas eksperimen 0,593 > 0,05, dan kelas
mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis kontrol 0,124 > 0,05. Artinya sebaran data post-test
proyek pembuatan ecoprint terhadap hasil belajar IPA pada kedua kelas juga normal.
pada materi bagian, bentuk, dan fungsi daun siswa Setelah dilakukan uji normalitas, selanjutnya
kelas 4 SDN 1 Ngetal. dilakukan uji homogenitas untuk memastikan
Hasil belajar pertama yang akan diuraikan kehomogenan data. Dari hasil pre-test, nilai yang
adalah dari sisi afektif. Hasil penilaian afektif siswa ditampilkan pada kolom signifikansi adalah 0,090 >
kelas 4 di kelas eksperimen memiliki rata-rata lebih 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
tinggi dibandingkan kelas kontrol. Dapat diketahui prediksi kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
bahwa rata-rata hitung penilaian afektif siswa di kelas homogen (sama). Berdasarkan hasil post-test, nilai
eksperimen dan kelas kontrol yaitu 87% untuk kelas pada kolom signifikansi adalah 0,965 > 0,05. Oleh
eksperimen dan 81% untuk kelas kontrol. Aspek yang karena itu, dapat disimpulkan data post-test kelas
dinilai dalam penelitian ini adalah pembiasan berdoa eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen
sebelum memulai kegiatan pembelajaran sebagai agar (sama).

3539
JPGSD. Volume 09 Nomor 10 Tahun 2021, 3529-3541

Setelah uji prasyarat hipotesis terpenuhi, dapat diketahui rata-rata hitung penilaian psikomotor
dilakukan uji-t sampel independen untuk mengetahui siswa di kedua kelas adalah 87% di eksperimen dan
apakah model pembelajaran berbasis proyek 76% di kelas kontrol. Oleh karena itu, dapat dikatakan
pembuatan ecoprint memiliki pengaruh terhadap hasil ketrampilan dan psikomotorik siswa di kelas yang
belajar IPA pada materi bagian, bentuk, dan fungsi menggunakan pembelajaran berbasis proyek lebih
daun siswa kelas 4 SDN 1 Ngetal. Pada tabel 9 uji-t baik dibandingkan ketrampilan dan psikomotor siswa
sampel independen dapat diketahui, hasil pada kolom di kelas kontrol yang tidak menggunakan
sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi 5 % yakni pembelajaran berbasis proyek. Keterampilan
0,000 < 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah psikomotorik siswa dalam kelas pembelajaran
nilai thitung > ttabel, yakni 4,312 > 2,045 maka Ha berbasis proyek terlihat siswa terlatih untuk
diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian, memanajemen waktu penegrjaan proyek dengan baik,
kesimpulannya adalah model pembelajaran berbasis anggota kelompok dapat mengaplikasikan hasil
proyek berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. belajar melalui sebuah produk atau tindakan, serta
Pada tabel 4 juga ditunjukkan perbedaan hasil belajar mengembangkan keterampilan komunikasi
belajar antara kelas yang menggunakan pembelajaran dengan baik.
berbasis proyek pembuatan ecoprint dengan kelas Dengan begitu siswa dapat menemukan sendiri
kontrol yang model pembelajarannya konvensional. konsep serta menarik kesimpulan dari pengamatan
Rata-rata postes kelas eksperimen adalah 87,78 yang dilakukan selama pengerjaan tugas proyek.
meningkat sebesar 50,28 dari rata-rata pada pre tes. Melalui pembelajaran berbasis proyek pembuata
Sedangkan Rata-rata post-test kelas kontrol adalah ecoprint ini dapat disimpulkan sudah mencapai tujuan
74,54, meningkat 43,89 dibandingkan rata-rata pre- pembelajaran IPA yang disebutkan oleh Badan Satuan
test. Berdasarkan hasil tersebut dapat dijelaskan Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwasannya
bahwa hasil belajar pada kelas eksperimen meningkat terdapat tiga aspek tujuan pembelajaran IPA
lebih baik setelah menggunakan model pembelajaran diantarnya pengetahuan, sikap, dan keterampilan
berbasis proyek daripada kelas kontrol. dimana dalam prosesnya juga menekankan pada
Perhitungan nilai gain dilakukan untuk melihat perilaku ilmiah dan logis melalui proses pembuatan
tingkat perbedaan dari nilai pre-tes dan postes di kelas proyek, pembuatan laporan hasil, dan
eksperimen maupun kelas kontrol. Hasil uji n gain ini mengkomunikasikan hasilnya melalui presentasi.
dapat dilihat pada tabel 10. Nilai gain kelas Dari uraian di atas jika ditarik kesimpulan yaitu
eksperimen sebesar 0,80 yang tergolong tinggi, dan ada pengaruh baik dari model pembelajaran berbasis
nilai gain kelas kontrol 0,62 yang tergolong sedang. proyek terhadap hasil belajar siswa baik dari segi
Berdasarkan uji n gain dapat diambil kesimpulan hasil afektif, kogitif, maupun psikomotor siswa kelas 4
belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas SDN 1 Ngetal materi IPA bagian, bentuk, dan fungsi
kontrol sehingga model pembelajaran berbasis proyek daun.
pembuatan ecoprint terbukti berpengaruh.
Dari hasil belajar kognitif siswa di kelas yang PENUTUP
diberikan pembelajaran berbasis proyek siswa Simpulan
memaknai belajar sebagaai proses mengkonstruksi Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data,
pengetahuan melalui interaksi dengan siswa lain dan diambil kesimpulan sebagai berikut:
lingkungan sekitar sehingga dapat membentuk 1. Aktifitas guru didasarkan pada hasil observasi
pengetahuan dan pemahamannya sendiri seperti yang terhadap enam aspek yang ada dalam
sudah dijelaskan dalam teori belajar konstruktivism pembelajaran berbasis proyek. Hasil rata-rata
Lev Vygotsky. Dengan membangun sebuah observasi menunjukkan aktivitas guru tergolong
pengetahuan dan pemahaman yang bermakna maka sangat baik, dengan urutan prosentase di setiap
hasil belajarnya turut berpengaruh menjadi meningkat aspeknya: 62%; 89%; 83%; 89%; 100%; 89%.
dan lebih baik. Rata-rata keseluruhan keenam aspek adalah 85%.
Hasil belajar yang ketiga adalah dari segi Jadi dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam
psikomotor. Peneliti menggunakan lima aspek acuan pembelajaran berbasis proyek sudah dipenuhi dan
penilaian. Kelima aspek tersebut meliputi kemampuan diterapkan dengan baik oleh guru.
siswa dalam menerapkan cara kerja dan keruntutan 2. Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa meliputi
dalam pengerjaan tugas, kecermatan penguasan tugas, aspek afektif, kognitif juga psikomotor. Untuk
kuantitas kerja, kualitas hasil karya, tepat waktu hasil belajar afektif, rata-rata hitung siswa kelas
mengumpulkan tugas. Dapat dilihat dari diagram 3 eksperimen adalah 87%, dan rata-rata hitung

3540
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Pembuatan Ecoprint

siswa kelas kontrol adalah 81%. Dari segi hasil Andini, N. K. A. S. dkk. (2016). Pengaruh Model
belajar kognitif, rata-rata skor post-test kelas Pembelajaran Pbl Terhadap Hasil Belajar Ipa
eksperimen adalah 87,78, lebih tinggi 50,28 dari Siswa Kelas IV SD Gugus 2 Kecamatan
rata-rata skor pre-test. Rata-rata post-test kelas
Rendang. E-Journal PGSD Universitas
kontrol adalah 74,54, meningkat 43,89
dibandingkan rata-rata pre-test. Ditinjau dari Pendidikan Ganesha, 4(1), 1– 10.
psikomotor, terlihat bahwa rata-rata prestasi Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. 2016.
belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 87%, Panduan Teknis Pembelajaran dan Penilaian
dan rata-rata prestasi belajar siswa pada kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Kementerian
kontrol sebesar 76%. Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
3. Pada hasil uji-t sampel independen menunjukkan Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
nilai pada kolom signifikansi dua pihak yakni Flint, I. (2008). Ecoprint. Interwave Press.
0,000 < 0,05 dengan taraf signifikansi 5 %. Fsicher, Robert B. (1975). Science, Man, and Society.
Keputusan tersebut didasarkan pada nilai thitung > Toronto: WB. Saunders Company.
ttabel, yakni 4,312 > 2,045 maka Ha diterima Ho Hutapea, J., & Simanjuntak, M. P. (2017).
ditolak. Untuk mengetahui peningkatan hasi Pengaruh Model Pembelajaran Project
belajar juga dianalisis menggunakan N-Gain Based Learning (Pjbl) Terhadap Hasil
dengan hasil perolehan kelas dengan model Belajar Siswa Sma. INPAFI (Inovasi
pembelajaran berbasis proyek sebesar 0,80, N- Pembelajaran Fisika), 5(1), 183–193.
Gain pada kelas dengan model konvensional Kumala, F. N. (2016). Pembelajaran IPA Sekolah
sebesar 0,62 yang dikategori sedang. Jadi Dasar. In Journal of Chemical Information and
kesimpulan dari analisis data tersebut model Modeling 8 (9).
pembelajaran berbasis proyek berpengaruh baik
Muakhirin, B. (2014). Peningkatan Hasil Belajar IPA
dalam peningkatan hasil belajar siswa.
Melalui Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Pada
Siswa SD Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No.
Saran
01/Tahun XVIII/Mei 2014. 01.
Dari penelitian ini, ada beberapa saran yang
Oktavian, C. N. (2016). Penerapan Model
dapat disampaikan peneliti, diantarnyasebagai berikut:
Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk
1. Variasi penggunaan model pembelajaran berbasis
Mengembangkan Kepedulian Peserta Didik
proyek hendaknya dapat dikembangkan lagi oleh
Terhadap Lingkungan. Jurnal Geografi Gea,
bapak/ibu guru yang berada di sekolah untuk
15(2), 15–30.
materi pokok bahasan yang berbeda dengan
Saraswati, dkk. (2020). Pemanfaatan Daun untuk
pertimbangan pengelolaan aktifitas di kelas
Ecoprint dalam Menunjang Pariwisata Depok:
secara lebih baik serta efisien agar hasil belajar
Departemen Geografi FMIPA Universitas
siswa mampu meningkat pada ketiga ranah yakni
Indonesia.
afektif, kognitif, juga psikomotor.
Sujarwanto. (2016). Penerapan Model Pembelajaran
2. Diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan
Konstruktivisme Pada Materi Ciri-Ciri Mahluk
cakupan model pembelajaran berbasis proyek Hidup Di Kelas Iii a Sd Negeri Keputran.
menjadi lebih luas lagi ke depannya dengan Mimbar Sekolah Dasar, 3 (1), 69–80.
memperhatikan ketersediaan, keefektifan sumber, Suryanti, dan Gita R. Paramitha. (2017). Project Based
serta peralatan juga bahan yang digunakan serta Learning by Utilizing Used Material to
kemudahan siswa untuk menapatkannya. Improve Students Creativity in Primary
SchooI. Social Science, Education and
DAFTAR PUSTAKA Humanities Research . 173, 323-324.
Widiantoro, S. (2020). Pengembangan Model
Agusdianita, N., Karjiyati, V., Hasnawati, H., & Pembelajaran Ecoprint untuk Meningkatakan
Dalifa, D. (2019). The Influence of Project Keterampilan Abad 21 di Sekolah Dasar. Jurnal
Based Learning Model in Thematic Learning by Didaktika Pendidikan Dasar, 4(3), 759–778.
Using Scientific Approach on the Elementary
School Students. 295 (ICETeP 2018), 100–102.
Almulla, M. A. (2020). The Effectiveness of the
Project-Based Learning (PBL) Approach as a
Way to Engage Students in Learning. SAGE Open,
10(3).

3541

Anda mungkin juga menyukai