ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah kurang tercapai hasil belajar siswa kelas IV khususnya mata
pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya. Peneltian ini merupakan penelitian tindakan
kelas.Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua
tindakan.Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 7
siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Teknik yang digunkan dalam pengumpulan data adalah tes
dan observasi serta diperkuat dengan dokumentasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukan
bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team
Achievement Division) dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa. Ini ditunjukan dengan adanya
peningkatan hasil tes dari setiap siklus mengalami peningkatan. Siklus I tindakan 1 rata-rata nilai
siswa sebesar 72,5 dengan persentase keberhasilan siswa mencapai 50% dan tindakan 2 mencapai
66,66% dengan rata-rata 76,071. Sedangkan pada siklus II tindakan 1 nilai rata-rata siswa sebesar
80,185 dengan persentase keberhasilan siswa mencapai 80% dan tindakan 2 nilai rata-rata siswa
mencapai 84,64 dengan persentase mencapai 86,66%. Penelitian dikatakan berhasil karena persentase
keberhasilan siswa mencapai Š80%.Kesimpulan penelitian bahwa Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
Berdasarkan tabel diatas, hasil observasi kegiatan siswa dalam kelompok mengalami
peningkatan di setiap siklus dan tindakannya. Pada siklus I tindakan 1 hasil observasi siswa dalam
kelompok sebesar 6,428 dengan kategori cukup, naik pada tindakan 2 menjadi 6,85 namun masih pada
kategori cukup. Sedangkan Pada siklus II tindakan 1 semula 7,25 naik pada tindakan 2 sehingga
menjadi 7,85 dengan kategori baik. Selisih dari siklus I tindakan 1 ke siklus I tindakan 2 sebesar 0,422
dengan persentase kenaikan sebesar 6,56%. Sedangkan selisih siklus II tindakan 1 ke siklus II tindakan
2 sebesar 0,6 dengan persentase kenaikan sebesar 8,27%. Selain kegiatan siswa dalam kelompok,
kegiatan siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan dari setiap tindakan persiklusnya. Berikut
ini adalah hasil observasi kegiatan siswa secara klasikal.
Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Secara Klasikal
Siklus I
Tindakan 1 Tindakan 2
46,42% 50%
Siklus II
Tindakan 1 Tindakan 2
58,92% 75%
Berdasarkan tabel diatas, hasil observasi kegiatan siswa secara klasikal mengalami
peningkatan di setiap siklus dan tindakannya. Pada siklus I tindakan 1 persentase hasil observasi siswa
secara klasikal sebesar 46,42% dengan kategori cukup, naik pada tindakan 2 menjadi 50% namun
masih pada kategori cukup. Sedangkan Pada siklus II tindakan 1 semula 58,92% naik pada tindakan 2
sehingga menjadi 75% dengan kategori baik. Selisih siklus I tindakan 1 ke siklus I tindakan 2 sebesar
1,36% dengan persentase kenaikan sebesar 2,79%. Sedangkan selisih siklus II tindakan 1 ke siklus II
tindakan 2 sebesar 16,08% dengan persentase kenaikan sebesar 27,29%. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan dalam penelitian ini terjadi peningkatan aktivitas guru maupun kegiatan siswa selama
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD)
b. Hasil Belajar Siswa
Salah satu indikator yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam pembelajaran adalah
penguasaan atau pemahaman terhadap suatu konsep materi ajar yang dipelajari. Berdasarkan hasil
penelitian, persentase hasil ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
gambaran lengkap hasil ketuntasan belajar siswa selama kegiatan pembelajaran. Berikut peningkatan
persentase selama penelitian siklus I dan siklus II.
Tabel 4. Hasil Ketuntasan Belajar Siswa
Siklus I
Tindakan 1 Tindakan 2
50% 66,66%
Siklus II
Tindakan 1 Tindakan 2
80% 86,66%
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, hasil tes pemahaman konsep siswa yang semula pada pra
siklus persentase keberhasilannya mencapai 33,33% dapat ditingkatkan pada siklus I tindakan 1
menjadi 50 %, hal ini belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar maka dari itu dilakukan tindakan
berikutnya dan pada tindakan 2. Pada siklus I tindakan 2 persentase keberhasilan siswa mencapai
66,66 % dengan persentase kenaikan sebesar 33,32 % dari tindakan sebelumnya. Hal ini masih belum
cukup memenuhi kriteria ketuntasan belajar karena belajar akan dinyatakan tuntas apabila 80 % siswa
medapat nilai Š72 atau lebih dari nilai KKM. Pada siklus ke II tindakan 1 diperoleh peresentase nilai
sebesar 80% dan pada tindakan 2 diperoleh peresentase nilai sebesar 86,66 % dengan persentase
kenaiakan sebesar 8,325% dan hal ini dapat dikatakan berhasil karena lebih dari 80% siswa
mendapatkan nilai diatas KKM.
Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD). Ketuntasan hasil belajar siswa sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah dengan pengunaan model
pembelajaran yang baik. Ketuntasan belajar merupakanpencapaian hasil belajar yang
ditetapkandengan ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi yang memadai dan dapat
dipertanggungjawabkan sebagai prasyarat penguasaan kompetensi. Dengan penggunaan model
pembelajaran koopeartif tipe mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat
dari hasil tes untuk melihat ketuntasan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan selama
pembelajaran setiap siklusnya.
Adapun perbandingan nilai hasil ketuntasan belajar siswa siswa pra siklus sebesar 64,66
dengan persentase keberhasilan siswa mencapai 33,33%. Kemudian pada siklus I rata-rata nilai tes
hasil ketuntasan belajar siswa sebesar 72,5 dengan persentase keberhasilan siswa mencapai 66,66%.
Sehingga selisih keberhasilan siswa antara pra siklus dengan siklus I sebesar 33,33% dengan
persentase kenaikan sebesar 100%. Sedangkan pada siklus II rata-rata nilai tes hasil kestuntasan
belajar siswa sebesar 80,875 dengan persentase keberhasilan mencapai 86,66%. Sehingga selisih
keberhasilan siswa antara siklus I dengan siklus II sebesar 20% dengan persentase kenaikan sebesar
30,003%. Oleh karena itu penelitian dikatakan berhasil karena target dari penelitian ini telah tercapai
dan penelitian ini dihentikan sampai pada siklus II.
Dari hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus II baik itu
hasil tes ketuntasan belajar siswa setiap tindakan, hasil observasi kegiatan guru pada saat
pembelajaran, dan hasil observasi kegiatan siswa dalam kelompok maupun klasikal. Untuk ketuntasan
hasil belajar siswa siswa pada siklus I, setelah melakukan rekapitulasi data diperoleh rata-rata nilai
siswa mencapai 72,5 dengan persentase keberhasilan mencapai 66,66% sementara untuk siklus II,
setelah melakukan rekapitulasi data diperoleh rata-rata nilai siswa mencapai 80,875 dengan persentase
keberhasilan siswa mencapai 86,66%. Sedangkan untuk kegiatan guru pada saat pembelajaran pada
siklus I, setelah melakukan rekapitulasi data mencapai persentase 52,08% dengan kategori baik, dan
untuk siklus II mencapai 74,3% dengan kategori baik. Sama halnya dengan hasil tes ketuntatasan
belajar dan hasil observasi kegiatan guru, untuk kegiatan siswa dalam proses pembelajaran juga
mengalami peningkatan. Untuk kegiatan siswa dalam kelompok pada siklus I mendapatkan rata-rata
nilai sebesar 6,639 dengan kategori cukup, dan untuk siklus II mencapai 7,55 dengan kategori baik.
Sedangkan untuk kegiatan siswa secara klasikal, pada siklus I mencapai 48,32% dengan kategori
cukup, dan pada siklus II mencapai 66,96% dengan kategori baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kesimpulan
Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) telah berhasil
digunakan sebagai strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kegiatan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran. Hasil belajar siswa selama proses pembelajaraan pada setiap siklusnya
mengalami peningkatan. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
materi Sudut dan Pengukurannya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil tes belajar
di setiap tindakan yang mengalami peningkatan.
Daftar Pustaka
Awwaliyah, R., & Baharun, H. (2019). Pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional (Telaah
epistemologi terhadap problematika pendidikan Islam). JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA:
Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 19(1), 34–49.
Ayuwanti, I. (2017). Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation di SMK Tuma’ninah Yasin Metro. SAP
(Susunan Artikel Pendidikan), 1(2).
Juliana, M. (2020). Perbedaan Motivasi Siswa SMK N. 1 Barumun Menggunakan Model Kooperatif
Tipe Jigsaw Dengan Tipe Think Pair Share Berbantuan Software Autograph. JURNAL
MathEdu (Mathematic Education Journal), 3(2), 11–14.
Maiza, Z., & Nurhafizah, N. (2019). Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 3(2), 356–465. https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i2.196
Menanti, H., & Rahman, A. A. (2018). Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams achievement
division (STAD) Dengan team game tournament (TGT) di SD Islam Khalifah Annizam. Bina
Gogik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(1).
Priatina, Y. (2018). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. JKPM (Jurnal Kajian
Pendidikan Matematika), 4(1), 67–78. https://doi.org/10.30998/jkpm.v4i1.3062
Rahmawati, N. K., & Amah, A. (2018). The differences of the student learning outcome using realistic
mathematics learning approaches (PMR) and contextual learning approaches (CTL) on the
Sets Material. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika, 9(1), 63–71.
https://doi.org/10.24042/ajpm.v9i1.2243
Roslina, S. (2018). Pengembangan Keterampilan Kominikatif Antar Siswa Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) dalam Pembelajaran IPS Materi
Perpajakan. Jurnal PETIK, 4, 8–22.
Siswanto, R. D., Dadan, D., Akbar, P., & Bernard, M. (2018). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Auditorial, Intelectually, Repetition (Air) Untuk Meningkatkan Pemecahan
Masalah Siswa Smk Kelas XI. Journal on Education, 1(1), 66–74.
Sudana, I. P. A., & Wesnawa, I. G. A. (2017). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 1(1), 1–8.
Zahro, F., Degeng, I. N. S., & Mudiono, A. (2018). Pengaruh model pembelajaran student team
achievement devision (STAD) dan mind mapping terhadap hasil belajar siswa kelas IV
sekolah dasar. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 8(2), 196.