Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

(TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN


AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN TATA GRAHA
Ni Luh Sutiari

SMK Negeri 2 Singaraja


E-mail : sutiari.niluh@yahoo.com

ABSTRAK
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran tata graha melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) di kelas XI Akomodasi
Perhotelan 1 SMK Negeri 2 Singaraja. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
dengan subjek siswa kelas XI Akomodasi Perhotelan 1 SMK Negeri 2 Singaraja.
Sedangkan objeknya adalah aktivitas dan prestasi belajar siswa. Data aktivitas belajar
siswa dikumpulkan dengan observasi, sedangkan data prestasi belajar siswa
dikumpulkan dengan tes. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan analisis data deskriptif. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan hasil bahwa: 1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran tata graha pada siklus I diperoleh
hasil rata-rata 40% meningkat menjadi 72% pada siklus II, dan 2) penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran tata graha sesuai dengan hasil tes pada siklus I diperoleh rata-rata 75,80%
meningkat menjadi 88% pada siklus II.

Kata kunci: aktivitas belajar siswa, prestasi belajar, TAI (Team Assisted
Individualization).

ABSTRACT
The purpose of this research was to increase the activity and student learning
achievement on the subject of housekeeping through the cooperative learning model
type TAI (Team Assisted Individualization) in class XI Hospitality Accommodation 1
of SMK Negeri 2 Singaraja. This research is a class action research with the subject
of class XI Hospitality Accommodation 1 of Singaraja State Vocational High School
2. While the object is the activity and student achievement. Data on student learning
activities are collected by observation, while data on student learning achievements
are collected by tests. Data analysis used in this study used descriptive data analysis.
Based on the research that has been done, the results show that: 1) the application of
the TAI type of cooperative learning model can increase student activity in the
subjects of the first cycle obtained an average yield of 40% increased to 72% in the
second cycle, and 2) the application of the model TAI type cooperative learning
improves student learning achievement in household subjects in accordance with the
test results in the first cycle obtained an average of 75.80% increasing to 88% in cycle
II.

Keywords: student learning activities, learning achievement, TAI (Team Assisted


Individualization).

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 32


PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha untuk dari isi bahan pembelajaran untuk proses
mengembangkan dan membina sumber daya pembelajran peserta didik. Kurikulum juga
manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengandung hubungan individu di dalam kelas,
mengajar yang diselenggarakan pada semua metode mengajar, prosedur penilaian, strategi
jenjang pendidikan di tingkat dasar, menengah dan proses pembelajaran. Sejalan dengan
dan perguruan tinggi. Pendidikan penerapan kurikulum, dengan perkembangannya
diselenggarakan sekolah formal dimana dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
bertujuan untuk mengubah siswa agar dapat kemudian disempurnakan dengan Kurikulum
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai
belajar sebagai bentuk perubahan tingkah laku diterapkan tahun 2006 oleh BSN. KTSP
dan prestasi belajar. Mengingat begitu mengacu pada standar Nasional Pendidikan
pentingnya pendidikan bagi peningkatan kualitas terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
sumber daya manusia, berbagai usaha telah lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan prasarana, pengolahan, pembiayaan, dan
nasional antara lain melalui pelatihan dan penilaian pendidikan. Standar Isi (SI) dan
peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan
kurikulum, perbaikan sarana dan prasarana acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
pendidikan dan peningkatan mutu manajemen mengembangkan kurikulum (BSNP, 2006).
sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sudah
Galloway (dalam Soekamto, 1992:27) mulai mengembangkan kurikulum KTSP sejak
mengatakan belajar merupakan suatu proses tahun 2008. Penerapan KTSP untuk memenuhi
internal yang mencakup ingatan, retensi, konteks pendidikan yaitu standar kompetensi
pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor sebagai acuan minimal di dalam penilaian, dan
lain berdasarkan pengalaman-pengalaman diharapkan semua komponen ikut terlibat dalam
sebelumnya. Berdasarkan pemaparan di atas proses pendidikan, termasuk peserta didik itu
belajar merupakan suatu proses perubahan sendiri akan mengarahkan upayanya pada
perilaku yang dapat diamati maupun yang tidak pencapaian standar kompetensi sesuai dengan
dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam kurikulum KTSP yang berlaku. Proses
diri seseorang yang berasal dari proses internal pembelajaran yang berlangsung di SMK
dan eksternal. Mutu pendidikan khususnya pada diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk
jenjang sekolah menengah kejuruan tidak mencapai kompetensi yang ditargetkan oleh
terlepas dari mutu pembelajaran yang dialami kurikulum. Standar proses pendidikan memiliki
oleh siswa. Pembelajaran merupakan suatu peran yang sangat penting dalam upaya
proses yang dilakukan secara sadar dan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Guru juga
tujuan pembelajaran tertentu. Siswa harus aktif merupakan komponen yang sangat penting
dalam interaksi pembelajaran, karena bila hanya dalam meningkatkan mutu pendidikan, agar
guru yang aktif maka proses pembelajaran tidak dalam penyampaian materi sesuai dengan
berjalan secara optimal. Pembelajaran akan panduan silabus dan rancangan program
berjalan dengan baik dan bermakna jika siswa pengajaran, diperlukan inovasi-inovasi baru
mampu untuk belajar dengan aktif, kreatif dan yang disesuaikan dengan karakteristik siswa.
kritis menemukan apa yang seharusnya diketahui Dalam setiap mata pelajaran telah
dan dipelajari dengan difasilitasi oleh guru, memiliki standar kompetensi dan kompetensi
dengan demikian prestasi belajar dapat dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
meningkat. Begitu juga pembelajaran di SMK khususnya di
Pendidikan yang berlangsung saat ini bidang akomodasi perhotelan yang menuntut
mengacu pada suatu pedoman yaitu kurikulum. penguasaan mengenai beberapa konsep dasar
Kurikulum bukan saja berupa hal-hal yang ada yang harus dikuasai peserta didik. Salah satunya
dalam buku teks, dalam mata pelajaran atau adalah pada standar kompetensi tata graha
dalam rencana pembelajaran guru, tetapi lebih dimana peserta didik harus menguasai

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 33


kompetensi dasar menata perlengkapan dan terlambat akademisnya. Model pembelajaran
trolley. Salah satu materi yang harus dikuasai kooperatif tipe TAI memiliki 8 komponen yaitu
yaitu peserta didik dapat secara mandiri menata (1) Placement Test; (2) Teams; (3) Teaching
perlengkapan pada trolley. Materi pelajaran yang Group; (4) Student Creative; (5) Team Study;
banyak dan sulit dipahami membuat peserta (6) Fact Test;(7) Team Score dan Team
didik cepat bosan dalam pembelajaran dan Recognition; dan (8) Whole-Class Unit.
metode mengajar guru yang masih konvensional Berdasarkan uraian di atas, diharapkan model
yaitu dengan ceramah sehingga menyebabkan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
tidak maksimalnya proses belajar mengajar dan Individualization) dalam meningkatkan aktivitas
rendahnya keaktifan peserta didik dalam dan prestasi belajar siswa mata pelajaran
mengikuti proses pembelajaran. menyiapkan kamar tamu di kelas XI Akomodasi
Dalam hal ini guru dituntut untuk Perhotelan 1 SMK Negeri 2 Singaraja.
mengadakan perubahan dalam proses
pembelajaran dengan mengganti model METODE PENELITIAN
pembelajaran konvensional dengan model
pembelajaran yang lebih inovatif agar interaksi Rancangan penelitian yang dilakukan
siswa dalam proses pembelajaran meningkat. adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
Salah stunya dengan menerapkan model bertujuan untuk meningkatkan proses
pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar pembelajaran di kelas tempat berlangsungnya
dalam kelompok-kelompok kecil secara penelitian. Penelitian ini menggunakan
kolaboratif yang terdiri dari 4-6 orang anggota pendekatan kualitatif karena sumber data
dengan struktur kelompok heterogen (Slavin langsung berasal dari permasalahan yang
dalam Isjoni, 2009). Para siswa dibagi menjadi dihadapi guru/peneliti dan data deskriptif
kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk yang berupa kalimat yang pemaparan yang
mempelajari materi pelajaran yang telah bertujuan memperoleh data yang akurat dan
ditentukan, dalam hal ini sebagian aktivitas akan mempermudah proses analisis.
pembelajaran berpusat pada siswa yakni Tindakan yang dilakukan dalam
mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi penelitian ini adalah penerapan pembelajaran
untuk memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
kooperatif memiliki beberapa tipe seperti jigsaw, Individualization) untuk meningkatkan
NHT, GI, STAD, TAI, dan lain-lain. aktivitas dan prestasi belajar siswa di kelas XI
TAI (Team Assisted Individualization) Akomodasi Perhotelan 1 SMK Negeri 2
adalah salah satu tipe model pembelajaran Singaraja pada mata pelajaran tata graha
kooperatif dimana para siswa dengan Tahun Pelajaran 2016/2017.
kemampuan individualnya masing-masing Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI
bekerja sama dalam kelompok kecil dengan AP 1 Akomodasi Perhotelan SMK Negeri 2
kemampuan yang berbeda. Model kooperatif Singaraja pada mata pelajaran tata graha.
TAI merupakan perpaduan antara pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan pada semester 3
kooperatif dan pengajajaran individual (Slavin, (ganjil) Tahun pelajaran 2016/2017. Waktu
2005:6). Dalam pembelajaran kooperatif TAI penelitian dilaksanakan pada semester 3
peserta didik ditempatkan dalam kelompok (ganji) yaitu dari bulan agustus sampai dengan
belajar yang siswanya memiliki kemampuan nopember 2016/2017.
heterogen yang nantinya akan muncul dengan Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
kemampuannya individu dan teman sekelompok XI Akomodasi Perhotelan 1 SMK Negeri 2
saling mengoreksi pekerjaan sesama anggota Singaraja tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak
kelompok dan saling membantu satu sama lain. 37 orang yang terdiri dari 25 laki-laki dan 12
Dengan penerapan model pembelajaran perempuan. Objek penelitian adalah aktivitas
kooperatif TAI diharapkan siswa mampu siswa dan prestasi belajar siswa terhadap
bersosialisasi dengan teman kelompok dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
menyelesaikan masalah dan pengaruh positif Team Assisted Individualization ( TAI ).
hubungan dan sikap terhadap siswa yang

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 34


Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 Perhotelan 1 dengan menggunakan model
siklus dengan masing-masing siklus terdiri pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
dari empat tahapan. Penelitian tindakan kelas Assisted Individualization). Pada
ini menggunakan model Lewis,Kemmis, dan kegiatan ini juga dibahas mengenai hal-
Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen hal yang harus dipersiapkan, kerjasama
yaitu: (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) yang akan dilakukan mulai dari tahap
observasi, dan (4) evaluasi/ refleksi. perencanaan, proses pembelajaran,
Penelitian ini dirancang selama empat (4) evaluasi observasi dan refleksi.
bulan yang akan dilaksanakan dalam dua (2) b. Standar kompetensi yang dibahas adalah
siklus. Rancangan penelitian Tindakan Kelas tata graha dengan kompetensi dasar
menurut John Elliot masing-masing siklus menata perlengkapan dan trolley dengan
mencakup beberapa tahapan yaitu : tahap materi yang akan disajikan pada siklus I
perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, yaitu mengidentifikasi room attendant
tahap observasi dan refleksi sesuai dengan dan komponennya. Peneliti berkolaborasi
bagan 1. dengan guru dalam menyiapkan
instrumen pembelajaran yang meliputi:
1. Menyiapkan materi ajar sesuai
SIKLUS I SIKLUS II
kompetensi dasar menata
perlengkapan dan trolley dengan
PERENCA PERENCA
materi yang akan disajikan yaitu
NAAN I NAAN II mengidentifikasi room equipment
dan room supplies pada pertemuan
1 dan pada pertemuan 2 mengenai
trolley dan komponennya
TINDAKAN TINDAKA 2. Menyusun RPP rencana pembelajaran
I N II sesuai dengan topik bahasan
mengidentifikasi peralatan dan
perlengkapan yang digunakan untuk
menata trolley pada pertemuan 1 dan
OBSERVAS OBSERVA pada pertemuan 2 dengan topik
I SI bahasan perlengkapan yang ditata
pada trolley dan prosedur penataan
trolley
3. Menyiapkan pretest (tes awal) dan
EVALUASI EVALUASI
Bagan 1. Desain Siklus post-test (tes akhir) pembelajaran
4. Menyiapkan instrumen
HASIL DAN PEMBAHASAN REFLEKSI
REFLEKSI evaluasi/observasi, aktivitas dan
I
Hasil Penelitian II prestasi belajar.
Tahapan-tahapan pelaksanaan 5. Membentuk kelompok yang masing-
pembelajaran siklus terdapat beberapa siklus masing kelompok terdiri dari 4-5 orang
kecil didalamnya, adapun tahapan siswa, dimana anggota kelompoknya
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dipilih secara heterogen baik jenis
adalah sebagai berikut. kelamin, ras, etnik maupun sesuai
1) Perencanaan kemampuan (tinggi, sedang, ataupun
Pada tahap perencanaan tindakan rendah) dari hasil pretest yang dilakukan
dilakukan hal-hal sebagai berikut. diawal pertemuan.
a. Mensosialisasikan pada guru mata 2) Tindakan I
pelajaran tata graha kelas XI Akomodasi Sebelum penyampaian materi dilakukan
Perhotelan 1 SMK Negeri 2 Singaraja test awal (pretest) untuk mengetahui
mengenai pelaksanaan penelitian yang kemampuan awal siswa. Materi yang dibahas
akan dilaksanakan dikelas XI Akomodasi pada siklus I meliputi mengidentifikasi room

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 35


attendant dan komponennya. Materi ini pelaksanaan tindakan serta hal-hal positif
disampaikan dalam 2 kali pertemuan dan yang terjadi pada proses pembelajaran.
dikemas dalam RPP dimana pada pertemuan
pertama menjelaskan secara teori peralatan 4) Evaluasi/Refleksi I
dan perlengkapan yang digunakan untuk Selama pelaksanaaan tindakan pada
menata trolley. Pada pertemuan kedua siklus I dilakukan evaluasi terhadap hasil
dilanjutkan dengan mengidentifikasi peralatan pembelajaran. Refleksi terhadap aktivitas dan
dan perlengkapan yang digunakan untuk prestasi belajar siklus I dilakukan pada akhir
menata trolley. Setiap pertemuan ditetapkan siklus I. Sebagai dasar refleksi adalah hasil
dengan alokasi waktu 3 x 45 menit. kinerja siswa dalam pembelajaran pada siklus
3) Observasi I I dan hasil observasi aktivitas belajar siswa.
Selama pelaksanaaan tindakan pada Refleksi juga dilakukan terhadap hasil
siklus I dilakukan observasi terhadap wawancara dengan siswa tentang kesulitan-
pelaksanaan tindakan pada siklus tersebut. kesulitan belajar yang dialami dalam proses
Tahap ini dilakukan di kelas oleh peneliti pembelajaran serta kendala-kendala yang
pada waktu proses pelaksanaan tindakan ditemukan selama pelaksanaan tindakan.
berlangsung. Langkah-langkah observasi yang Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar
dilakukan adalah sebagai berikut: perbaikan dan menyempurnakan perencanaan
1. Mengobservasi proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan pada siklus II.
dengan menggunakan pembelajaran Data-data yang dikumpulkan dalam
kooperatif tipe Team Assisted penelitian ini adalah (1) aktivitas belajar, (2)
Individualization (TAI). prestasi belajar terhadap model pembelajaran
2. Mencatat fenomena yang diamati baik kooperatif tipe Team Assisted
yang berupa kendala-kendala dari Individualization (TAI). Jenis instrumen dan
kesulitan yang ditemukan selama teknik pengumpulan data yang digunakan
disajikan dalam Tabel 1 berikut.
.
Tabel 1. Tabel Instrumen Penilaian dan Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen


1. Aktivitas belajar siswa Observasi Lembar observasi
aktivitas belajar
2. Prestasi belajar siswa Tes tulis dan tes unjuk kerja, Tes subjektif/tes esay dan
Observasi. tes unjuk kerja

Analisis data yang digunakan pada Penelitian tindakan kelas ini


penleitian ini adalah analisis data deskriptif. dilaksanakan di kelas XI Akomodasi
Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan Perhotelan 1 SMK Negeri 2 Singaraja, dengan
berhasil apabila seluruh siswa dalam mata subjek sebanyak 38 orang siswa yang terdiri
pelajaran Menangani Linen dan Uniform dari 24 orang siswa laki-laki dan 14 orang
mendapatkan nilai KKM 81 dengan siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan
prosentase 100 %. pada semester ganjil pada satu kompetensi
dasar (KD), yaitu menata perlengkapan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN trolley yang mencakup materi perlengkapan
Hasil Penelitian yang ditata pada trolley dan teknik penataan
Hasil penelitian ini meliputi aktivitas pada trolley. Siklus pertama mencakup materi
dan prestasi belajar dengan penerapan model room attendant dan komponennya dengan
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team mengidentifikasi room equipment dan room
Assisted Individualization) dalam mata supplies dalam dua kali pertemuan. Siklus
pelajaran tata graha di kelas XI Akomodasi kedua meliputi praktek (unjuk kerja) dengan
Perhotelan 1 SMK Negeri 2 Singaraja. materi mendemonstrasikan penataan trolley

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 36


sesuai teknik penataan peralatan pada trolley karena siswa khawatir pendapat yang
yang dibelajarkan dalam dua kali pertemuan. diajukan salah.
Dari pertemuan pada masing-masing siklus 3) Sebagian siswa masih kurang peduli
tersebut, satu kali pertemuan di akhir setiap terhadap keterbatasan waktu dalam
siklus digunakan untuk kegiatan evaluasi menyelesaikan tugas. Hal ini disebabkan
berupa tes akhir siklus yang merupakan test kurangnya kedisplinan siswa dalam
hasil belajar siswa. Test hasil belajar siswa mengerjakan tugas, sehingga siswa
terdiri dari 5 soal essay untuk masing-masing bekerja melebihi waktu yang ditetapkan
siklus. saat mengerjakan tugas diskusi dengan
Sebelum melaksanakan kegiatan klompok dan (posttest) tes akhir .
pembelajaran siklus I, peneliti selaku guru 4) Kurangnya kedisiplinan siswa dalam
terlebih dahulu melakukan kegiatan sosialisasi mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini
tentang penerapan model pembelajaran diamati ketika beberapa siswa yang
kooperatif tipe TAI (Team Assisted masih ke luar kelas, mengantuk, bercanda
Individualization) dalam mata pelajaran tata atau pun bermain-main ketika proses
graha. melalui pelaksanaan siklus I dan pembelajaran berlangsung.
dilanjutkan dengan siklus II. Berikut ini 5) Dalam pengelolaan kelas peran peneliti dan
dipaparkan deskripsi kegiatan sosialisasi dan guru sebagai fasilitator atau mediator
proses pembelajaran pada siklus I dan siklus belum optimal karena keterbatasan
II. peneliti dan guru dalam membimbing
Berdasarkan analisis data aktivitas dan siswa pada masing-masing kelompok
prestasi belajar tata graha pada materi room dalam kegiatan pembelajaran
equipment dan room supplies pada siklus I di berlangsung.
atas, selanjutnya dilakukan refleksi atas Untuk pencapaian nilai hasil belajar,
kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada masih ada beberapa siswa yang tidak
siklus I. Pengkajian atau refleksi yang memenuhi KKM. Hasil dari penilaian
dilakukan melalui analisis dari hasil observasi aktivitas siswa tergolong pada katagori aktif.
pada aktivitas belajar siswa dan prestasi Hal ini dikarenakan siswa sudah mulai
belajar. terbiasa belajar dengan penerapan model
1) Selama proses pembelajaran, aktivitas pembelajaran tipe TAI (Team Assisted
belajar siswa, seperti, interaksi siswa Individualization), tanggap dalam mengikuti
dengan guru, interaksi siswa dengan pelajaran dan aktif dalam mengerjakan tugas
siswa, kerjasama kelompok dan yang diberikan meskipun dalam
partisipasi siswa dalam pembelajaran mengemukakan pendapat siswa masih ragu.
siswa masih tampak aktif. Secara umum Untuk memperoleh hasil yang lebih
sudah mulai aktif dan siswa sudah mulai optimal, dalam pelaksanaan siklus II diadakan
terbiasa belajar dengan kelompok, upaya-upaya perbaikan sesuai dengan
mengerjakan tugas dengan menggunakan kekurangan-kekurangan yang dialami selama
modul dan mempersentasikan hasil dari pelaksanaan siklus I. Adapun upaya-upaya
kerja kelompok. perbaikan yang dilakukan antara lain sebagai
2) Hanya sedikit siswa yang mau berikut.
mengemukakan pendapat, hal ini 1) Meningkatkan sosialisasi tentang
dikarenakan mereka masih malu kelebihan-kelebihan penerapan model
menunjukkan keberaniannya dalam pembelajaran tipe TAI (Team Assisted
mengemukakan pendapat ataupun Individualization). Dengan hal tersebut
pertanyaan serta memberi tanggapan atas diharapkan siswa menjadi lebih tertarik
pertanyaan ataupun jawaban temannya. untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
Siswa masih belum terbiasa dan takut dengan kerja kelompok.
untuk mengajukan pendapat atau 2) Siswa lebih dimotivasi untuk
menanggapi pendapat, pertanyaan, mengemukakan pendapat, pertanyaan,
ataupun takut memberikan tanggapan, ataupun tanggapannya. Hal ini dilakukan

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 37


dengan meningkatkan pemberian 1. Secara umum, proses pembelajaran siswa
penguatan pada setiap aktivitas siswa sudah dapat berjalan sesuai dengan rencana
terutama saat siswa berani pembelajaran. Situasi dan kondisi kelas
mengemukakan pendapat, pertanyaan, pada siklus II tampak lebih kondusif.
ataupun tanggapan. Selain itu, dijelaskan Anggota kelompok sudah menunjukkan
pula pada siswa bahwa salah dalam tanggung jawab dalam mengerjakan tugas
mengemukakan pendapat, pertanyaan, kelompok. Hal ini terlihat dari adanya
ataupun tanggapan itu hal biasa, sehingga interaksi siswa dengan guru, interaksi
siswa tidak perlu merasa takut saat siswa dengan siswa, kerjasama kelompok
mengemukakan pendapat, pertanyaan, dan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
ataupun tanggapan. 2. Melalui penerapan model pembelajaran
3) Setiap kelompok siswa diarahkan untuk kooperatif tipe TAI (Team Assisted
mengadakan pembagian tugas dalam Individualization), aktivitas dan hasil
proses pembelajaran, sehingga tidak ada belajar siswa dapat meningkat hal ini
anggota kelompok yang diam ataupun disebabkan karena siswa membiasakan
bercanda dalam kegiatan proses untuk berinteraksi, bekerja dalam
pembelajaran. kelompok, mengembangkan potensi
4) Siswa diarahkan untuk membaca rubrik individu yang dimiliki, kreatif,
penilaiaan unjuk kerja yang akan bertanggung jawab dan mampu
digunakan untuk menilai selama proses mengoptimalkan dirinya terhadap
pembelajaran praktikum yang akan di perubahan yang terjadi.
laksanakan selanjutnya telah tertera pada 3. Aktivitas siswa menunjukkan peningkatan
modul. Dengan hal tersebut diharapkan sebesar 1.58 dari skor rata-rata 11.12 pada
siswa dapat memanfaatkan modul yang siklus I menjadi 12.8 siklus II. Peningkatan
diberikan lebih optimal sebagai bahan aktivitas belajar siswa disebabkan oleh
dalam pembelajaran. adanya kesadaran dari setiap anggota
5) Mengarahkan kelompok untuk saling kelompok akan tanggung jawabnya
bekerjasama, dengan membagi tugas memajukan kelompok masing-masing dan
setiap siswa agar semua anggota adanya penghargaan sehingga memotivasi
kelompok memiliki peran untuk bekerja siswa untuk semakin aktif.
di dalam kelompoknya dan pemberian 4. Skor hasil belajar siswa menunjukkan
penghargaan kepada klompok yang aktif. bahwa penerapan penerapan model
6) Mengoptimalkan peran guru dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
pelaksanaan tindakan dalam pengelolaan Assisted Individualization) dapat
kelompok. Jadi pada siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu
dilakukan tindakan yang lebih optimal. sebesar 3.64, dari skor rata-rata 75.8 siklus
Tahapan-tahapan pembelajaran pada I 79.44 pada siklus II.
siklus II mengikuti rencana pembelajaran 5. Dengan adanya penghargaan dan
yang sudah ditetapkan yaitu presentasi kelompok sangat membantu
mendemonstrasikan penataan trolley sesuai memotivasi siswa untuk saling bertukar
dengan teknik dan prosedur yang benar dan pikiran untuk melihat kelebihan dan
tepat. Pembelajaran pada siklus II lebih kekurangan dari masing-masing kelompok
menekankan pada kemampuan siswa pada dengan cara memberikan tanggapan
masing-masing kelompok. ataupun saran sehingga dapat memperbaiki
Adanya perbaikan proses pembelajaran kulitas tugas yang diberikan pada
dan pelaksanaan tindakan siklus I, maka pada pertemuan berikutnya.
pelaksaan tindakan siklus II sudah tampak Perbandingan rerata skor aktivitas
adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
siswa. Temuan-temuan yang diperoleh selama Tabel 2 sebagai berikut.
melaksanakan tindakan pelaksanaan siklus II
adalah:

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 38


Tabel 2. Perbandingan Rerata Skor Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Siklus
Keterangan
I II
Rerata Skor Siswa 11,12 12,7
Kualifikasi Aktif Aktif

Perbandingan rata-rata skor hasil belajar siswa


siklus I dan siklus II ditunjukkan pada Tabel 3
sebagai berikut.

Tabel 3. Perbandingan Rerata Skor Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Siklus
Keterangan
I II
Rerata Skor Siswa 75,8 79.44
Ketuntasan Klasikal 72 % 88%
Kualifikasi klasikal Belum memenuhi KKM Memenuhi KKM

PENUTUP mengembangkan prestasi belajar baik


Simpulan membantu memecahkan permasalahan
Berdasarkan hasil kegiatan Penelitian belajar teman maupun permasalahan
Tindakan Kelas yang telah dilakukan dengan belajar individu.
menggunakan penerapan model pembelajaran 2. Kepada para guru mata pelajaran tata
kooperatif tipe TAI (Team Assisted graha agar menerapkan penerapan model
Individualization) pada mata pelajaran tata pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
graha maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Assisted Individualization) sebagai
berikut: alternatif untuk meningkatkan aktivitas
1. Penerapan model pembelajaran dan prestasi belajar siswa.
kooperatif tipe TAI (Team Assisted 3. Kepada peneliti lain, agar menjadikan
Individualization) dapat meningkatkan hasil penelitian ini sebagai bahan
aktivitas siswa dalam mata pelajaran tata referensi untuk melakukan penelitian
graha pada siklus I diperoleh hasil rata- lebih lanjut mengenai penerapan model
rata 40% meningkat menjadi 72% pada pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
siklus II. Assisted Individualization) sehingga
2. Penerapan model pembelajaran diperoleh hasil penelitian yang lebih
kooperatif tipe TAI (Team Assisted maksimal lagi.
Individualization) dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam mata DAFTAR PUSTAKA
pelajaran tata graha sesuai dengan hasil
tes pada siklus I diperoleh rata-rata Agung, A. A. Gede. 2011. Metodologi
75,80% meningkat menjadi 88% pada Penelitian Pendidikan. Singaraja:
siklus II. Fakultas Ilmu Pendidikan
Saran Universitas Pendidikan Ganesha..
Dari penelitian yang telah dilakukan,
dapat disampaikan beberapa saran sebagai Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu
berikut. Pendekatan Praktik. Jakarta:
1. Kepada siswa, agar selalu aktif dalam Rineka Cipta.
kegiatan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team Assisted BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun
Individualization) untuk melatih dan 2006 tentang Standar Isi untuk.

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 39


Satuan Pendidikan Dasar dan Matematika Melalui Model Kooperatif
Menengah. Jakarta: Depdiknas. Tipe Team Assisted Individualization
(TAI) Pada Siswa Kelas VIIA SMP
Dasripin, Ipin. 2008. Penggunaan Model Negeri 27 Makassar. Jurnal Matematika
Kooperatif Skrip dalam Dan Pembelajaran (MAPAN), VOL. 1
Pembelajaran. Menulis Narasi di NO. 1.
Kelas VII SMPNegeri 1
Cigalontang Kab. Bandung. Tesis. Slavin, Robert E. 2005. Cooperative
Magister pada PPS UPI Bandung: Laerning. London: Allymand Bacon.
tidak diterbitkan.
Soekanto, Soerjono. 1992. Memperkenalkan
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Indonesia. Gramedia Pustaka.
Indonesia. Sharan, S. (2012). Cooperative Learning.
Yogyakarta: Familia.
E.Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan
Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Tarim, K., & Akdeniz, F. (2007). The effects
Remaja. Rosdakarya of cooperative learning on Turkish
elementary students’ Jurnal Ilmiah
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Sekolah Dasar, Vol. 2, No. 4, Tahun
Meningkatkan Kecerdasan 2018, pp. 412-419 419
Komunikasi. Antar Peserta Didik.
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rizky, Ratna Wijayanti.2015 “Penerapan
Model Pembelajaran Cooperative Tipe
M, R. (2013). Meningkatkan Self-Efficacy TAI (Team Assisted Individualization)
Pada Pembelajaran Matematika Melalui Untuk Meningkatkan Belajar Dan
Model Kooperatif Tipe Team Assisted Kemampuan Berpikir Kritis
Individualization (TAI) Pada Siswa Matematika (mathematics achievement
Kelas Viiasmp Negeri 27 Makassar. and attitude towards mathematics using
Jurnal Matematika Dan Pembelajaran TAI and STAD methods). Edu Stud
(Mapan) , 112. Math .

Nurzakiaty, Ida. 2015. Penerapan Model Tinungki, G. M. (2015). The Role of


Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Cooperative Learning Type Team
Assisted Individualization (TAI) Dalam Assisted Individualization to Improve
Pembelajaran Integral Di Kelas XII the Students’ Mathematics
IPA-2 SMA Negeri 8 Banda Aceh. Communication Ability in the Subject
Jurnal Peluang, Volume 3, Nomor 2. of Probability Theory. IISTE .

Puspitasari, Luki. 2015. Penerapan Model Ujiati, Cahyaningsih. 2018. Penerapan Model
Kooperatif Tipe Team Assisted Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
Individualization (TAI) DALAM (Team Assisted Individualization)
Peningkatan Pembelajaran IPA Di Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kelas V. Kalam Cendekia, Volume 4,
Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika.
Nomor 2.
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 No.1
Ramlan, M. 2013. Meningkatkan Self-
Efficacy Pada Pembelajaran

JIPP, Volume 3 Nomor 1 April 2019 ____________________________________________________________ 40

Anda mungkin juga menyukai