Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING

Susanti1, Natalina Premastuti Brataningrum2, Maria Indarti Rustamti3


1
Program Studi Pendidikan Profesi Guru, Universitas Sanata Dharma
2
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
3
SD Kanisius Sorowajan
susanti.sst55@gmail.com1

Abstrak
Tujuan penelitian adalah meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar peserta didik
pada materi Bahasa Indonesia kelas IVA di SD Kanisius Sorowajan. Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Project Based
Learning. Teknik pengumpulan data kedisiplinan dengan pengisian angket kedisiplinan
sedangkan hasil belajar dengan nilai ulangan harian atau posttest. Teknik analisis adalah
analisis deskriptis kualitatif. Hasil penelitian menjukkan bahwa penerapan model Project
Based Learning meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar peserta didik. Peserta didik yang
lulus KKM atau lebih dari 70 (78,20% pada siklus I dan 86,90% pada siklus II) dan
kedisiplinan peserta didik yang memiliki kategori tinggi atau sangat tinggi (73,90% pada
siklus I dan 91,31% pada siklus II).

Abstract
The aim of the research was to improve the discipline and learning outcomes of
students in Indonesian language material for class IVA at Kanisius Sorowajan Elementary
School. The research conducted was classroom action research using the Project Based
Learning (PjBL) model. Discipline data collection techniques by filling out disciplinary
questionnaires while learning outcomes with daily test scores or posttest. The analysis
technique is a qualitative descriptive analysis. The results of the research show that the
application og the Project Based Learning model improves the discipline and learning
outcomes of students. Students who pass KKM or more than 70 (78,20% in cycle I and
86,90% in cycle II) and the discipline of students who have a high or very high category
(70,90% in cycle I and 91,31% in cycle II).

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hak yang harus dimiliki oleh setiap warga negara. Pemerintah
mewajibkan pendidikan kepada seluruh warga negara. Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan dan kebuthan manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
memberikan bimbingan atau pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani,
bimbingan tersebut diberikan orang dewasa kepada peserta didik untuk mencapai
kedewasaannya serta mencapai tujuan agar peserta didik mampu melaksanakan tugas hidup
secara mandiri (Hidayat & Abdilah, 2019: 24). Pendidikan hendaknya tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif peserta didik, tetapi juga mengembangkan karakter
peserta didik. Salah satu karakter yang dikembangkan yaitu kedisiplinan.
Kedisiplinan penting untuk ditingkatkan agar hasil belajar peserta didik juga
mengalami peningkatan. Seperti yang kita tahu, kedisiplinan sangat penting dalam segala
aspek kehidupan baik kegiatan belajar, bekerja, dan lain-lain. Namun pada kenyataannya
masih ditemukan permasalahan tentang sikap, yaitu rendahnya kedisiplinan pada peserta
didik. Hal tersebut dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan kepala sekolah dan wali
kelas IV A SD Kanisius Sorowajan.
Kedisiplinan peserta didik dapat ditingkatkan. Indikator kedisiplinan (Kemendikbud,
2016) yaitu mentaati tata tertib sekolah, mengerjakan tugas dengan baik, dan melaksanakan
piket kebersihan kelas. Selain hasil wawancara, berdasarkan hasil observasi pembelajaran di
kelas IV A, kedisiplinan peserta didik masih perlu ditingkatkan. Hal ini akan berdampak pada
proses pembelajaran. Dampak dari rendahnya kedisiplinan peserta didik selama proses
pembelajaran yang ditunjukkan dengan peserta didik keluar kelas tanpa izin, mengumpulkan
tugas tidak tepat waktu, mengganggu peserta didik ketika proses pembelajaran, dan lain-lain.
Kurangnya kedisiplinan peserta didik menyebabkan rendahnya pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran. Peserta didik kesulitan dalam menentukan fakta dan opini serta
menentukan jenis paragraf baik deduktif, induktif, maupun campuran.
Kedisiplinan peserta didik dapat mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar adalah
perubahan perilaku peserta didik secara keseluruhan bukan hanya pada salah satu aspek saja.
Hasil belajar dapat berupa pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2015). Kriteria yang dapat menentukan apakah
pembelajaran itu berhasil atau tidak dapat dilihat dari dua aspek yakni proses pembelajaran
itu sendiri dan hasil atau produk belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar peserta
didik dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi, karena kegiatan evaluasi bertujuan untuk
mengethaui materi pembelajaran yang telah dikuasai oleh peserta didik atau belum dikuasai
dan apakah pembelajaran sudah sesuai dengan rencana.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan adanya suatu model pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar peserta didik.
Salah satu model yang dianggap tepat oleh peneliti yaitu model pembelajarann Project Based
Learning (PJBL). Model pembelajaran project based learning menekankan pada produk yang
dihasilkan. Project based learning merupakan bentuk pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah dan menciptakan karya guna
menjawab permasalahan kontekstual yang diajukan (Makrufi, 2018). Pada pembelajaran
berbasis proyek (PjBL) peserta didik dapat langsung melakukan riset pada objek
permasalahan kontekstual dilingkungannya sehingga memberikan kesempatan berpikir yang
lebih komplek (Hindriyanto, 2019). Penerapan model project based learning ini diharapkan
dapat membantu mengatasi kedisiplinan dan hasil belajar peserta didik kelas IV A SD
Kanisius Sorowajan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Galih Prayoga (2017) dengan judul
“Penggunaan Model Project Based Learning untuk Menumbuhkan Sikap Teliti dan Disiplin
serta Meningkatkan Hasil Belajar pada Pembelajaran Tematik”. Penelitian tersebut dapat
meningkatkan kedisiplinan peserta didik siklus I dengan persentase sikap teliti dan sikap
disiplin ketuntasan peserta didik mencapai 72% dari keseluruhan peserta didik dengan
kategori terlihat. Pada siklus II pesentase sikap teliti dan sikap disiplin ketuntasan peserta
didik mencapau 96% dari jumlah keseluruhan peserta didik dengan kategori terlihat. Hasil
belajar siklus I terdapat 18 peserta didik mencapai KKM atau sebesar 72% dari jumlah
keseluruhan peserta didik yaitu 25 peserta didik. Pada siklus II peserta didik yang mencapai
nilai KKM sebanyak 24 peserta didik atau 96% dari keseluruhan peserta didik. Disimpulkan
bahwa penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dapat
menumbuhkan sikap teliti dan sikap disiplin peserta didik serta meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas IV SD Negeri Muararajeun pada Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup
Sub Tema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana upaya peningkatan
kedisiplinan dan hasil belajar peserta didik kelas IVA SD Kanisius Sorowajan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dengan penggunaan model pembelajaran Project Based Learning
(PJBL)? Apakah penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) dapat
meningkatkan kedisiplinan peserta didik kelas IVA SDK Sorowajan tahhun ajaran 2022/2023
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia? Apakah penggunaan model pembelajaran Project
Based Learning (PJBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IVA SDK
Sorowajan tahun ajaran 2022/2023 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?. Tujuan penelitian
ini adalah mendeskripsikan upaya peningkatan kedisiplinan dan hasil belajar peserta didik
kelas IVA SDK Sorowajan tahun ajaran 2022/2023 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah bentuk kajian yang sistematis reflektif, dilakukan oleh guru,
dan dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran (Subyantoro, 2019). Penelitian ini
dilakukan secara kolaboratif yaitu peneliti bekerjasama dengan rekan sejawat. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Penelitian ini terdiri
dari empat langkah yaitu pengembangan plan (perencanaan), act (tindakan), observe
(pengamatan), dan reflect (perenungan) (Sukardi, 2014). Keempat langkah tersebut dilakukan
dalam satu siklus. Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan tindakan untuk
memperbaiki masalah berdasarkan hasil observasi di dalam kelas. Perencanaan disusun agar
terjadi perbaikan dan peningatan dalam pembelajaran. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh
peneliti dengan bantuan teman sejawat sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus untuk
meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran
Project Based Learning (PJBL). Pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Peneliti melakukan pengamatan kedisiplinan peserta didik dan
keterlaksanaan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL). Refleksi siklus I
digunakan sebagai acuan untuk membuat rencana perbaikan pada siklus selanjutnya.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV A SDK Sorowajan dengan
jumlah peserta didik sebanyak 23 peserta didik yaang terdiri dari 15 peserta didik laki-laki
dan 8 peserta didik perempuan. Objek penelitian ini adalah peningkatan kedisiplinan dan
hasil belajar Bahasa Indonesia kelas IVA SDK Sorowajan. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket, dan tes. Wawancara digunakan untuk
mengetahui kondisi awal peserta didik. Observasi digunakan untuk mengetahui kondisi awal
peserta didik dan mengetahui kedisiplinan peserta didik selama pembelajaran. Angket
digunakan untuk mengukur kedisiplinan peserta didik. Tes digunakan untuk mengetahui hasil
belajar Bahasa Indonesia peserta didik.
Tabel 1. Kriteria Capaian Kedisiplinan Peserta Didik
Tingkat Keberhasilan (%) Arti
> 80 % Sangat tinggi
60 – 79 % Tinggi
40 – 59 % Sedang
20 – 39 % Rendah
< 20 % Sangat rendah
(Sumber: Aqib, dkk, 2014: 41)
Kriteria keberhasilan pada penelitian adalah jika lebih dari 75% dari total peserta
didik memiliki kategori tinggi atau sangat pada aspek kedisiplinan. Sedangkan, pada hasil
belajar peserta didik dikatakan meningkat jika lebih dari 75% peserta didik memiliki nilali di
atas KKM (70).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan setiap siklusnya terdiri dari dua
kali pertemuan. Siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 April 2023.
Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 April 2023. Siklus II
pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 April 2023. Siklus II pertemuan
dilaksanakan pada hari selasa tanggal 18 April 2023.
Kegiatan pembelajaran yang digunakan adalah penerapan model Project Based
Learning (PJBL). Langkah pembelajaran PJBL diawali dengan penentuan proyek,
perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek, penyusunan jadwal pelaksanaan proyek,
penyelesaian proyek dengan fasilitas dan mentoring guru, penyusunan laporan dengan
presentasi atau publikasi hasil proyek, dan evaluasi proses dari hasil proyek (Hosnan, 2014).
Pembelajaran di kelas IV A dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Pada
prasiklus peserta didik mengisi angket kedisiplinan, data yang diperoleh sebagai data awal
kedisiplinan peserta didik. Pada akhir siklus I dan siklus II peserta didik mengisi kembali
angket kedisiplinan. Berdasarkan data angket kedisiplinan peserta didik dari prasiklus ke
siklus I mengalami kenaikan dan dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan.
Tabel 2. Data Hasil Kedisiplinan Peserta Didik

Tingkat Keberhasilan (%) Arti Persentase


Pra Siklus Siklus I Siklus II
> 80 % Sangat tinggi 4,35% 8,69% 13,05%
60 – 79 % Tinggi 60,86% 65,21% 78,26%
40 – 59 % Sedang 34,79% 26,10% 8,69%
20 – 39 % Rendah - - -
< 20 % Sangat rendah - - -
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00% Pra Siklus
40,00% Siklus I
30,00% Siklus II
20,00%
10,00%
0,00%
Sangat tinggi Tinggi Sedang RendahSangat rendah

Grafik 1. Kedisiplinan Peserta Didik


Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa peserta didik dengan kedisiplinan
kategori tinggi atau sangat tinggi terjadi peningkatan untuk setiap siklusnya. Kategori peserta
didik pada siklus I yang memiliki kediplinan tinggi atau sangat tinggi sebanyak 17 peserta
didik atau sebesar 73,90%. Pada siklus II peserta didik pada kategori tinggi atau sangat tinggi
sebanyak 21 peserta didik atau sebesar 91, 31%.
Berdasarkan dari grafik di atas menunjukkan bahwa rata-rata kedisiplinan peserta
didik meningkat pada setiap siklusnya. Peningkatan cukup tinggi dari prasiklus ke siklus I.
Kedisiplinan peserta didik pada siklus I dan siklus II juga mengalami peningkatan signifikan.
Hal ini karena penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) cukup efektif
untuk kedisiplinan peserta didik. Melalui model pembelajaran ini, peserta belajar dengan
kelompoknya. Peserta didik akan saling tukar informasi dan saling memberikan timbal balik
positif antar anggota kelompok.
Data hasil belajar kognitif peserta didik diambil sebelum dan sesudah siklus. Peserta
didik mengerjakan soal pretest dan postest berupa soal pilihan ganda dan uraian. Berdasarkan
data penelitian, dapat diperoleh data hasil belajar kognitif peserta didik adalah sebagi berikut.
Tabel 3. Data Hasil Belajar Peserta Didik
Tingkat Keberhasilan (%) Persentase
Pra Siklus Siklus I Siklus II
> 70 (LULUS KKM) 65,20 % 78,20 % 86,90 %
0-70 (BELUM LULUS KKM) 34,80 % 21,80 % 13,10 %
Data Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Setiap Siklus

100,00%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00% > 70 (LULUS KKM)
50,00%
40,00% 0-70 (BELUM LULUS
30,00% KKM)
20,00%
10,00%
0,00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Grafik 2. Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan data tabel dan data grafik diatas menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan jumlah peserta didik yang memiliki nilai diatas KKM yakni 70. Pada pra siklus
terdapat 65,20% peserta didik yang memiliki nilai diatas KKM. Pada siklus I meningkat
menjadi 78,20% peserta didik yang mencapai nilai KKM dan meningkat signifikan pada
siklus II yaitu sebesar 86,90%. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan dalam
penelitian ini dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang mencapai KKM
> 70% telah tercapai. Penerapan pembelajaran dengan model Project Based Learning (PJBL)
berhasil meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik kelas IV A SD Kanisius
Sorowajan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model project based learning meningkatkan hasil belajar kognitif dan
kedisiplinan peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A SD Kanisius
Sorowajan tahun ajaran 2022/2023. Hasil belajar kognitif peserta didik yang lulus KKM atau
lebih dari 70 yaitu (78,20% pada siklus I dan 86,90% pada siklus II) dan kedisiplinan peserta
didik yang memiliki kategori tinggi atau sangat tinggi (73,90% pada siklus I dan 91,31%
pada siklus II).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka terdapat beberapa saran yaitu
pembelajaran dengan model project based learning hendaknya dapat diterapkan di kelas
karena dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan kedisiplinan peserta didik. Selain itu,
kegiatan pembelajaran dengan berdiskusi atau berkelompok dapat meningkatkan keaktifan
peserta didik dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Aqib, dkk. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya.

Galih Prayoga, 125060132 (2017) “PENGGUNAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING


UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP TELITI DAN DISIPLIN SERTA
MENINGKATKAN NILAI HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK”
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Tema Perduli Terhadap Makhluk Hidup Sub
Tema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku di Kelas IV SDN
Muararajeun Kecamatan Cibeunying Kaler Kota Bandung). Skripsi(S1) thesis,
FKIP Unpas. Melalui http://repository.unpas.ac.id/31351/

Hidayat, Rahmat & Abdillah. (2019). Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori, dan Aplikasinya”.
Medan: Penerbit LPPPI.

Hindriyanto, R. A., Utaya, S., & Utomo, D. H. (2019). Pengaruh Model Project Based
Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Geografi. Jurnal Pendidikan:
Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 4(8), 1092–1096.

Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran abad 21. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Kemendikbud. (2016). Panduan Penilaian. Http://Kemdikbud.Go.Id/, (021). Diakses melalui


http://kemdikbud.go.id/main/?lang=id

Makrufi, A., Hidayat, A., & Muhardjito, M. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Proyek terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pokok Bahasan Fluida
Dinamis. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 3(7), 878–881.
http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/11291/5386

Subyantoro. (2017). Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Farishma Indonesia.

Sukardi. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:


Bumi Aksara.

Suprijono, A. (2015). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai