Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN METODE DEMONTRASI DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR IPAS SISWA KELAS IV SDN 62 PAYAKUMBUH
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Novita Puji Lestari S


Program Studi S1 PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas terbuka
Email: novitapujilestaris@gmail.com

ABSTRAK
ABSTRAK
Judul : “Penggunaan Metode Demontrasi Dengan Model Pembelajaran
Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPAS Siswa
Kelas IV SDN 62 Payakumbuh Semeester II Tahun Pelajaran
2022/2023”

Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 62
Payakumbuh pada pembelajaran IPAS Bab 6 tentang kearifan lokal . Sehingga
peneliti tergerak untuk melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar
materi kearifan lokal dengan menggunakan metode demonstrasi dengan model
pembelajaran Diskusi. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah dengan menggunakan model diskusi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran aneka benda di sekitarku di kelas IV SDN 62
Payakumbuh. Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Pada siklus I dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM ) ≥ 70 terdapat 70% sudah tuntas dalam proses pembelajaran,
maka dapat disimpulkan pada siklus I proses pembelajaran sudah berhasil.
Kemudian dilakukan tindakan lanjutan ke siklus II, dan didapatkan persentase
ketuntatasan pada siklus II sebesar 90%. dengan demikian penggunaan metode
demonstrasi dengan model pembelajaran diskusi pada materi kearifan lokal
mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 62 Payakumbuh semester
I TP. 2022/2023.
.
Kata kunci : Hasil belajar, Diskusi, Demonstrasi

PENDAHULUAN

Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia


yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
disiplin, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan
rohani. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tersebut yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Kualitas pendidikan nasional dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Bloom
(1956) dalam Rifa’i dan Anni (2009:86) menyampaikan tiga ranah belajar
siswa, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Indikator hasil belajar
kognitif dapat disebut sebagai prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena
itu, upaya peningkatan mutu pendidikan nasional salah satunya yaitu dengan
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran merupakan wujud dari pelaksanaan pendidikan. Gagne,
Briggs, dan Wager (1992) dalam Udin S. Winataputra (2007) berpendapat
bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara pada pasal 1
butir 20 UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dalam Udin S. Winataputra
(2007) menyebutkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Lingkungan belajar yang dimaksud adalah pendidikan formal yang
merupakan suatu tempat untuk membantu siswa dalam mengembangkan
dirinya, sehingga lahirlah putra-putra bangsa yang dalam jiwanya tertanam
perpaduan nilai antara intelektual, etika dan kepribadian bangsa. Hal tersebut
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidaklah lepas dari
peran seorang guru. Setiap media, metode dan model pembelajaran yang

Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia


yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,
disiplin, profesional, bertanggung jawab dan produktif serta sehat jasmani dan
rohani. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tersebut yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Kualitas pendidikan nasional dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Bloom
(1956) dalam Rifa’i dan Anni (2009:86) menyampaikan tiga ranah belajar
siswa, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Indikator hasil belajar
kognitif dapat disebut sebagai prestasi belajar siswa di sekolah. Oleh karena
itu, upaya peningkatan mutu pendidikan nasional salah satunya yaitu dengan
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran merupakan wujud dari pelaksanaan pendidikan. Gagne,
Briggs, dan Wager (1992) dalam Udin S. Winataputra (2007) berpendapat
bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sementara pada pasal 1
butir 20 UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dalam Udin S. Winataputra
(2007) menyebutkan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Lingkungan belajar yang dimaksud adalah pendidikan formal yang
merupakan suatu tempat untuk membantu siswa dalam mengembangkan
dirinya, sehingga lahirlah putra-putra bangsa yang dalam jiwanya tertanam
perpaduan nilai antara intelektual, etika dan kepribadian bangsa. Hal tersebut
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidaklah lepas dari
peran seorang guru. Setiap media, metode dan model pembelajaran yang
Namun pada kenyataannya, saat ini model pembelajaran tematik yang
digunakan oleh guru kurang inovatif, sehingga menyebabkan tidak
seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Model
pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru, sehingga minat dan
aktivitas belajar siswa menjadi berkurang. Berkurangnya minat dan aktivitas
belajar siswa akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya
hasil belajar siswa juga terjadi di kelas III pada pembelajaran tematik tema 2
menyayangi tumbuhan dan hewan. Berdasarkan data nilai sebagaimana
terdapat pada tabel 1.1 berikut ini.
Tabel. 1.1 Presentase Nilai Ulangan Harian Materi Menyayangi
Tumbuhan dan Hewan Tahun 2022

Nilai Frekuensi Siswa Presentase


BI (KD 3.8) PPKn (KD 3.1)
< 75 5 42 % 6,45 %
≥ 75 7 58 % 93,55 %
Jumlah 12 100 % 100 %

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa siswa belum memahami


materi pada pembelajaran Bahasa Indoseia secara baik. Dari 12 orang siswa
7 orang (58%) siswa yang memperoleh nilai diatas KKM yang ditentukan.
Suatu pembelajaran dikatakan berhasil apabila minimal 75% siswa sudah
tuntas belajar. Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran tematik tema 2 menyayangi tumbuhan dan
hewan di kelas IV SDN 62 Payakumbuh belum dikatakan berhasil.
Untuk memperbaiki pembelajaran yang kurang efektif selama ini dan
untuk mengatasi masalah pembelajaran, penulis mencoba menggunakan
strategi dan model pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan materi
pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut salah
satunya metode demonstrasi dengan model pembelajaran diskusi. Diskusi
adalah model pengembangan kemampuan belajar aktif pada siswa agar bisa
investigasi dan mendapatkan ilmu secara mandiri. Dengan belajar aktif ini
siswa juga bisa dilatif berpikir secara analisis dan pemecahan masalah
sehingga ilmu pengetahuan bisa bertahan lama dalam
diri siswa (Trung, 2014). Aktivitas pembelajaran discovery learning perlu
dipadukan dengan metode demonstrasi, dimana materi diberikan dan
dipraktikan langsung kepada siswa. Selanjutnya siswa dianjurkan untuk
mengelola materi tersebut secara mandiri. Dimana mereka harus bisa
menemukan konsep berdasarkan data atau informasi dengan cara penelitian
(Rahman, 2017). Hasil penelitian Prasasti (2019) menunjukkan bahwa model
discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar. Beberapa hasil
penelitian menyatakan bahwa model discovery learning efektif terhadap
motivasi belajar siswa sekolah dasar (Aisyah, dkk, 2017; Marliyah, 2019;
Susmiati, 2020). Sejalan dengan itu, hasil penelitian Istiqomah (2019)
menyatakan metode demonstrasi dapat membantu siswa untuk berpikir
kreatif dalam menyelesaikan masalah.Berdasarkan pemaparan latar belakang
diatas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan
Metode Demontrasi Dengan Model Pembelajaran Diskusi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPAS Siswa Kelas IV SDN 62 Payakumbuh
Semeester II Tahun Pelajaran 2022/2023”
METODE

Menurut Sanjaya (2006) dan Daryanto (2009) berpendapat mengenai


pengertian dari metode demonstrasi, yakni bahwa metode demonstrasi ialah
sebuah penyajian data yang berkenaan dengan suatu hal tertentu. Langkah-
langkah yang dapat dilakukan dalam metode demonstrasi ialah :
1. Merencanakan sumber kegiatan
2. Memberikan penjelasan singkat mengenai kegiatan yang akan dilakukan
3. Menghubungkan kegiatan yang dilakukan dengan keterampilan yang
akan diperoleh dari adanya kegiatan tersebut
4. Mempraktikkan kegiatan yang akan dilaksanakan
5. Memberikan informasi mengenai hal-hal penting yang perlu
ditandai dalam kegiatan

Berdasarkan teori Piaget, siswa Sekolah Dasar (SD/MI) termasuk


dalam tahap operasional konkrit, artinya untuk memahami suatu konsep,
siswa harus didekatkan dengan objek-objek nyata yang dapat diterima dalam
kemampuan kognitif mereka. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran yang
tepat adalah kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student
centered. Pada kegiatan pembelajaran ini, aktivitas dan peran siswa lebih
banyak dari pada guru. Kegiatan siswa untuk terlibat langsung seperti
melakukan pengamatan, ksperimen dan penemuan akan berdampak pada
meningkatnya hasil belajar siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
dan motivator. Kegiatan belajar yang berpusat pada siswa akan memberikan
manfaat diantaranya siswa akan tumbuh menjadi aktif, disiplin, cerdas,
konsep-konsep yang diperolehnya akan tersimpan lama dalam memori
otaknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil tindakan ini diuraikan data tentang hasil penelitian yang
telah dilakukan di kelas IV SDN 62 Payakumbuh pada pembelajaran IPAS
tentang kearifan lokal di sekitarku melalui metode demonstrasi dengan model
pembelajaran diskusi. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II Tahun
Pelajaran 2022/2023 yang terdiri dalam 3 siklus yaitu pra siklus, siklus I, dan
siklus II.
1. Pra Siklus
Pada pelaksanaan siklus I terjadi beberapa kendala atau kelemahan.
Kelemahan pada siklus ini seperti pembelajaran terkesan satu arah. Peserta
kurang aktif selama proses pembelajaran. Materi yang disampaikan guru
langsung diterima oleh peserta didik. Sehingga materi pembelajaran tidak
berkesan diingatan peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya
hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik.
Hasil belajar siswa pra siklus:

Tabel 4.1: Hasil belajar siswa pra siklus


Nama Peserta didik KKM Nilai keterangan
Abbiyuanda Hibrizi 73 80 Tuntas
Abiyyu Dzaki 73 100 Tuntas
Afika Dzahira 73 70 Tidak Tuntas
Ahmad Arkan Alfath 73 50 Tidak Tuntas
Aisha Aurelia Devta 73 60 Tidak Tuntas
Alfath Aprilio Anriqe 73 90 Tuntas
Muhammad Alif A 73 60 Tidak Tuntas
Aqila Qisty Mufidah 73 100 Tuntas
Arkhan Juan Fabiano 73 90 Tuntas
Asyifa Hulwa Salsabila 73 70 Tidak Tuntas
Athar Alfarrizqi 73 60 Tidak Tuntas
Azzahra Najwa K 73 90 Tuntas
Baihakki Khaizan P 73 100 Tuntas
1. Siklus I
Pada pelaksanaan siklus I terjadi beberapa peningkatan hasil belajar

siswa dibandingkan dengan hasil belajar pada pra siklus, hal ini terdapat
kenaikan nilai siswa sebanyak 26 orang dari 31 orang siswa mendapatkan
nilai di atas KKM. Materi yang disampaikan guru dapat dipahami dan
peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Setelah pembelajaran
siklus I dilakukan dapat dilihat hasil belajar siswa pada tabel berikut :

Tabel 4.2 : tabel hasil belajar pada siklus I

Nama Peserta didik KKM Nilai Keterangan


Abbiyuanda Hibrizi 73 90 Tuntas
Abiyyu Dzaki 73 100 Tuntas
Afika Dzahira 73 80 Tuntas
Ahmad Arkan Alfath 73 75 Tuntas
Aisha Aurelia Devta 73 80 Tuntas
Alfath Aprilio Anriqe 73 95 Tuntas
Muhammad Alif A 73 65 Tidak Tuntas
Aqila Qisty Mufidah 73 95 Tuntas
Arkhan Juan Fabiano 73 95 Tuntas
Asyifa Hulwa Salsabila 73 80 Tuntas
Athar Alfarrizqi 73 70 Tidak Tuntas
Azzahra Najwa K 73 100 Tuntas
1. Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II diamati oleh seorang observer.
Observer bertugas untuk mengamati setiap aktivitas guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Observer mengamati dan mencatat semua
kejadian sesuai langkah-langkah pembelajaran model discovery learning.
Hal ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
hasil observasi hasil belajar siswa siklus II dapat terlihat pada rincian
berikut :
Tabel 4.3: Hasil belajar pada siklus II

Nama Peserta didik KKM Nilai keterangan


Abbiyuanda Hibrizi 73 90 Tuntas
Abiyyu Dzaki 73 100 Tuntas
Afika Dzahira 73 80 Tuntas
Ahmad Arkan Alfath 73 80 Tuntas
Aisha Aurelia Devta 73 85 Tuntas
Alfath Aprilio Anriqe 73 90 Tuntas
Muhammad Alif A 73 60 Tidak Tuntas
Aqila Qisty Mufidah 73 80 Tuntas
Arkhan Juan Fabiano 73 80 Tuntas
Asyifa Hulwa Salsabila 73 95 Tuntas
Athar Alfarrizqi 73 90 Tuntas
Azzahra Najwa K 73 90 Tuntas

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peningkatan hasil


belajar peserta didik melalui metode demonstrasi dengan model pembelajaran
discovery learning pada pembelajaran IPAS tentang Kearifan lokal disekit di
kelas IV,SDN 62 Payakumbuh tahun pelajaran 2022/2023 dapat disimpulkan
bahwa dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini terbukti dari:
1. Hasil belajar tematik peserta didik pada pra siklus nilai rata-rata siswa
77,09 dengan KKM ≥ 73di dapatkan persentase ketuntasan 58%, hal ini
disebabkan beberapa faktor. Faktor-faktor itu disebabkan diantaranya
guru mendominasi proses pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan
berjalan satu arah, sehingga peserta didik kurang terlihat keaktifannya
dalam proses pembelajaran.
2. Pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik yang
memperoleh nilai di atas KKM dengan persentase 84% dengan jumlah
26 peserta didik dari 31 peserta didik, dengan nilai rata-rata 82,74.
3. Sedangkan pada siklus II juga terjadi peningkatan hasil belajar dari
siklus I, dimana rata-rata nilai di dapat 83,23, dengan persentase
ketuntasan 90% dengan jumlah 28 dari 31 peserta didik.
4. Dari data penelitian, ditemukan hasil belajar peserta didik melalui
metode demonstrasi dengan model pembelajaran diskusi pada
pembelajaran IPAS di kelas IV SDN 62 Payakumbuh tahun pelajaran
2022/2023 mengalami peningkatan pada siklus II sebanyak 90%
dibandingkan dengan hasil belajar pada Pra siklus dan siklus I.
5. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
demonstrasi dengan model pembelajaran diskusi pada pembelajaran
tematik tema 3 dengan sub tema aneka benda disekitarku telah mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Rifa’i dan Chatarina Tri Anni, 2009. Psikologi Pendidikan, Semarang:
Unnes Press

Agustin, Savira, 2022. Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan


Hasil Pembelajaran Menyublim Siswa Kelas III SD Muhamadiyah 9
Malang: UIN Malang

Anugraheni, I. 2017. Penggunaan portofolio dalam perkuliahan penilaian


pembelajaran, Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa, 3(1), 248

Arlindawati, Liling, 2020. Discovery Learning Berbantuan Demonstrasi Untuk


Meningkatkan Kreativitas:Action Research di Sekolah Dasar: Jurnal
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unipa Surabaya

Indriasih, A. 2015, Pemanfaatan alat permainan edukatif ular tangga dalam


penerapan pembelajaran tematik di kelas III SD. Jurnal Pendidikan, 16
(2), 128

Irma, Nichen, 2018. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk


Meningkatkan Kemampuan berpikir kreatif dan Hasil Belajar Siswa

Kunandar, 2013. Penilaian Autentik : (penilaian hasil belajar peserta didik


berdasarkan kurikulum 2013), Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kurniasih, Imas, 2016. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk


Meningkatkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena

Khaeroni, 2020. Metode Penelitian Pendidikan di SD/MI, Serang: Media Madani

Kristin, F., & Rahayu, D. 2016. Pengaruh penerapan model pembelajaran


discovery learning terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas 4 SD.
Scholaria: Jurnal Pendidikan & Kebudayaan.

Nana, Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:


Remaja Rosdakarya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun


2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Pujirahayu, Dwi, 2015. Kontribusi Pembelajaran Discovery Learning dan Demonstrasi


Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Ditinjau dari Motivasi Siswa

Setyowati, Endah. 2018. Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning


untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas 5 SD
Negeri Mangunsari 07.

Slamet. 2010. Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

Sugandi, Achmad dan Haryanto. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press

Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher

..........., 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Surabaya: Bumi Aksara

Warsono, iHaryanto, 2013. Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen. Bandung:


Remaja RosdaKarya

Winata, Udin, 2007. Teori belajar dan pembelajaran

13

Anda mungkin juga menyukai