ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa kelas IXE semester ganjil SMP
Negeri 2 Kubu setelah diterapkannya model pembelajaran quantum teaching. Subjek penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IXE SMP Negeri 2 Kubu yang terdiri dari 40 orang siswa, 20 siswa laki-
laki dan 20 orang siswa perempuan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap Siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yang di dalamnya terdiri
atas perencanaan, tindakan, pemantauan, serta refleksi. Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui
tes tulis pada setiap akhir siklus. Data yang telah dikumpulkan tersebut dianalisis dengan
menggunakan analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai
rata-rata hasil tes siklus I sebesar 67,88 dengan tingkat ketuntasan belajar 52,5% dan nilai rata-rata
siklus II sebesar 82,25 dengan tingkat ketuntasan belajar 90%
ABSTRACT
This study was aimed finding out the science learning achievement of the students
of class IXE in the odd smester at SMP Negeri 2 Kubu quantum teaching model was
applied. The subjects consisted of all of the 40 students of class IXE SMP Negeri 2
Kubu, 20 males and 20 females. This study was a class action research which was
conducted in 2 cycles. Every cycle consisted of three meetings, each of them
consisted of planning, action, observation, and reflection. The data on the students’
learning achievement were collected through a written test at the end of every cycle.
The data collected were analyzed using quantitative analysis. The result showed
that the implementation of quantum teaching model can increase the students’
learning achievement. This was shown by the mean scores in the first cycle (67.88
with 52.5% learning completeness level and the average score in the second cycle
(82.25 with 90% ) learning completeness level.
2
1. Pendahuluan
2. Metode
4
Tabel 1. Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Tingkatan Hasil Belajar Siswa
Persentase Kriteria
Hasil Belajar
90 – 100 Sangat tinggi
80 – 89 Tinggi
65 – 79 Sedang
55 – 64 Rendah
0 – 54 Sangat rendah
Sumber: A.A Gede Agung (2005:97)
Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan penelitian pada siklus
tertentu bergantung sepenuhnya pada hasil yang dicapai pada siklus terakhir. Bila hasil
yang dicapai telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah diterapkan, maka
penelitian dihentikan. Bila hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan,
maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya. Penelitian ini dikatakan berhasil jika
5
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap siswa kelas IXE Semester
ganjil SMP Negeri 2 Kubu tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 40 orang,
diperoleh data hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Rata-
Klasifikasi rata
Variabel Tindakan Kategori Ketuntasan belajar(%)
Skala Lima Nilai
Pra Siklus 55-64 64,0 Rendah 37,5
Hasil Siklus I 65-79 67,88 Sedang 52,5
Belajar Siklus II 80-89 82,25 Tinggi 90,0
Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal berada pada kategori
rendah, yaitu P = 67,88, dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 52,5%. Hal
ini disebabkan guru belum mampu memanfaatkan media konkret dengan maksimal
sehingga siswa kurang memperhatikan pelajaran dengan baik. Guru hendaknya mampu
memanfaatkan media konkret tersebut dengan maksimal sehingga siswa mau
memperhatikan pelajaran dengan baik. Media konkret yang digunakan selama proses
pembelajaran yaitu pada pertemuan pertama menggunakan gambar alat reproduksi
pada pria dan wanita,. Benda-benda tersebut digunakan sesuai dengan pokok bahasan
yaitu sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sitem reproduksi
manusia. Pada pertemuan kedua menggunakan gambar proses reproduksi pada
manusia. Gambar-gambar tersebut digunakan sesuai dengan pokok bahasan sistem
reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sitem reproduksi manusia.
Rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 67,88 berada
pada kategori rendah. Ketuntasan belajar siswa belum mencapai kriteria keberhasilan
penelitian yang sudah ditargetkan. Hal ini menunjukkan perlu adanya perbaikan dalam
proses pembelajaran. Pada siklus I terdapat 20 orang siswa yang berada di bawah KKM,
hal ini disebabkan guru belum mampu menyampaikan tujuan pembelajaran dengan
baik, sehingga keinginan siswa dalam belajar belum optimal. Guru harus mampu
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik agar siswa mengetahui tujuan
pelajaran yang dipelajarinya. Guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi sehingga
siswa yang lambat menerima pelajaran menjadi tertinggal. Hal ini diperbaiki dengan
cara memberikan materi secara lebih perlahan. Masalah lain yang timbul adalah siswa
belum bisa meninggalkan kebiasaan dalam pembelajaran yang menggunakan metode
ceramah, seperti bercanda di dalam kelas sehingga perhatiannya kurang terfokus pada
pelajaran.
Pada siklus II terjadi peningkatan terhadap hasil belajar IPA siswa. Rata-rata hasil
belajar siswa secara klasikal meningkat 14,37 poin, yaitu dari 67,88 menjadi 82,25
berada pada kategori tinggi. Ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 37.5%, yaitu
dari 52.5% menjadi 90.0%. Terjadi peningkatan hasil belajar IPA karena pembelajaran
dimulai dengan penyampaian tujuan pembelajaran, sehingga siswa dapat
berkonsentrasi pada tujuan tersebut dan mengabaikan hal lain diluar tujuan pelajaran.
6
penelitian lebih lanjut dan sejenis tentang penerapan model quantum teaching
hendaknya lebih memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam
pembelajaran serta mengupayakan solusi pemecahan yang tepat agar penelitian yang
dilaksanakan dapat mencapai hasil yang lebih maksimal sehingga dapat lebih
memperkaya strategi pembelajaran.
Daftar Rujukan
Rusyan, A. T. 1993. Proses Belajar Mengajar yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar.
Bandung : Bina Budhaya.
Sudjana, Nana & Admad, R. 1989. Teknologi pengajaran. Bandung: Sinar Baru.