OLEH :
NURUL FITRIH
105361102917
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kondisi kreativitas dan hasil belajar matematika siswa
sebelum diterapkannya pendekatan Somatis, Auditori, Visual, dan
Intelektual (SAVI) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tombolo
Pao ?
2. Apakah penerapan pendekatan Somatis, Auditori, Visual, dan
Intelektual (SAVI) dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tombolo Pao?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengkaji atau membahas tentang :
1. Kondisi kreativitas dan hasil belajar matematika siswa sebelum
diterapkannya pendekatan Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual
(SAVI) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tombolo Pao
2. Bagaimana penerapan pendekatan Somatis, Auditori, Visual, dan
Intelektual (SAVI) dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tombolo Pao.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Dengan penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan
semangat belajar selama berlangsungnya proses pembelajaran
matematika yang berimplikasi terhadap peningkatan kreativitas dan
hasil belajar matematika siswa.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru bahwa
dengan pendekatan SAVI dalam belajar matematika kreativitas dan
hasil belajar siswa dapat ditingkatkan sehingga dapat digunakan untuk
menyelenggarakan pembelajaran yang kreatif.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti
bagi sekolah. Bahwa dengan penerapan pendekatan SAVI dapat
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Sehingga sekolah
dapat merubah strategi pembelajaran matematika berupa pergeseran
dari pembelajaran yang mementingkan antara proses dan hasil.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Pendukung
1. Kreativitas Siswa
a. Pengertian Kreativitas
Barron (dalam Ali dan Arori, 2006) mendefinisikan kreativitas
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Chaplin
(1989) mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan
menghasilkan bentuk baru menggunakan metode-metode baru.
Kreativitas siswa dapat diperoleh dalam proses pembelajaran
melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar serta beralas
dari potensi bawaan individu dan pengaruh lingkungan kepadanya.
Rahayu (2013:30) mengatakan bahwa kreativitas siswa
merupakan potensi yang mutlak dimiliki oleh setiap siswa untuk
mencapai prestasi yang optimal dalam menempuh studi.
Kreativitas belajar siswa adalah kemampuan siswa menciptakan
hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan
mengembangkan informasi yang diperoleh dari guru dalam proses
belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat
membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.
Seseorang yang memiliki kreativitas selalu berpikir luas
dengan mengembangkan gagasannya. Potensi kreativitas yang
dimiliki seseorang dapat membantu menciptakan hasil karya, baik
dalal bentuk ide atau gagasan yang bermakna dan berkualitas.
Menurut Hamzah dan Nurdin (2011:154), kreativitas sering
digambarkan dengan kemampuan berpikir kritis, mempunyai
banyak ide, mampu menggabungkan sesuatu gagasan yang belum
pernah tergabung sebelumnya dan kemampuan untuk menemukan
ide untuk memecahkan permasalahan.
Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun
karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude seperti kelancaran
(fluency), keluwesan (flexivility) dan keaslian (originality), maupun
dalam bentuk non aptitude seperti rasa ingin tahu, senang
mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman-
pengalaman baru, baik dalam bentuk karya baru maupun
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu
relative berbeda dengan yang telah ada sebelumnya.
b. Indikator kreativitas siswa
Mengutip konsep tentang kreativitas siswa oleh Raudsepp
dalam Engineering Education Development Project (Teaching
Improvement Workshop) yang dimodifikasi Binadja (Rahayu,
2013:30) indikator kreativitas siswa meliputi :
1) Mempunyai inisiatif
2) Mempunyai minat luas
3) Mandiri dalam berpikir
4) Berani tampil beda
5) Penuh energi dan percaya diri
6) Bersedia mengambil resiko
7) Berani dalam pendirian dan keyakinan
8) Selalu ingin tahu.
Kreativitas berhubungan dengan proses berpikir seseorang.
Seseorang yang memiliki kreativitas, kemampuan berpikirnya akan
menyebarsecara luas, dengan hal ini seseorang akan berimajinasi
untuk mendapatkan sesuatu yang kreatif. Menurut Munandar
(Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad, 2011 : 252),
berpendapat bahwa indikator kreativitas sebagai berikut :
1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2) Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
3) Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
4) Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-
malu
5) Mempunyai atau menghargai rasa keindahan
6) Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya,
tidak mudah terpengaruh oleh orang lain
7) Memiliki rasa humor yang tinggi
8) Mempunyai daya imajinasi yang kuat
9) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah
yang berbeda dari orang lain
10) Dapat bekerja sendiri
11) Senang mencoba hal-hal baru
12) Mampu mengembangkan atau merinci suatu gagasan.
Berdasarkan indikator-indikator yang telah disebutkan di atas,
maka peneliti akan mengukur indikator kreativitas siswa sebagai
berikut :
1) Memiliki rasa ingin tahu yang luas.
2) Mempunyai minat dan mampu berpikir mandiri.
3) Selalu mengajukan pertanyaan yang berbobot.
4) Mampu menyatakan pendapat dan tidak merasa malu atau
memiliki keraguan.
5) Mampu memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan
tanpa merasa ragu akan salah dan benar.
6) Senang mencoba hal-hal yang baru.
7) Berani mengambil resiko.
8) Mempunyai daya imajinasi yang kuat.
9) Mampu mengajukan pemikiran gagasan pemecahan masalah
yang berbeda dari orang lain.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas Siswa
Pada mulanya, kreativitas dipandang sebagai faktor bawaan
yang hanya dimiliki oleh individu tertentu (Asrori, 2009:74).
Dalam perkembangannya, ditemukan bahwa kreativitas tidak dapat
berkembang secara otomatis tetapi membutuhkan rangsangan dari
lingkungan.
Semiawan, dkk. (Rahayu, 2013:30) mengatakan bahwa
kesempatan untuk belajar kreatif ditentukan oleh banyak faktor
antara lain sikap dan minat siswa, guru, orang tua, lingkungan
rumah dan kelas atau sekolah, waktu, uang, dan bahan-bahan.
Amabile (Munandar dalam Rahayu, 2013: 30-31) , ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas belajar siswa yakni
1) Sikap orang tua terhadap kreativitas anak
Sikap orang tua terhadap kreativitas anak berarti orang tua
yang percaya, tidak otoriter, tidak selalu ingin mengawasi, dan
mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak.
2) Strategi mengajar guru
Strategi mengajar guru dalam kegiatan sehari-hari dapat
digunakan sejumlah strategi khusus yang dapat meningkatkan
kreativitas siswa yaitu penilaian, hadiah, dan pilihan.
d. Dimensi-Dimensi Kreativitas
Peneliti Psikologis melihat kreativitas dari tiga dimensi
atau dikenal dengan istilah “tiga P” yaitu Person, Process, dan
Product. Namun, Rhodes (Mayasari, kadarohman dan Dadi, 2013 :
222) menambahkan “P” yang keempat yaitu Press (Pressure yang
diberikan oleh lingkungan) sehingga kreativitas dapat dipandang
melalui empat dimensi atau dikenal dengan istilah “Empat P”
Kreativitas memiliki empat dimensi yang masing-masing
memiliki ciri khas tertentu. (Mayasari, Kadarohman dan Dadi,
2013 : 222) mengatakan kreativitas dimensi Person fokus pada
karakteristik individu sebagai creator yang melibatkan
kepribadian, motivasi, gaya berpikir, keceerdasan emosi atau
pengetahuan.
Dalalm penelitian ini, kriteria kreativitas ditentukan pada
dimensi person. (Amabile (dalam Supriadi Dedi 1997:13)
mengemukakan bahwa pengertian person sebagai kriteria
kreativitas identic dengan apa yang telah Guilford disebut
kepribadian kreatif yang pada intinya meliputi : dimensi kognitif
(yaitu bakat) dan dimensi non kognitif (yaitu minat, sikap, dan
kualitas temperamental).
2. Pengertian Belajar
Morris L. Bigge (dalam Darsono, 2000:3) menyebutkan bahwa
belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang
yang tidak diwariskan secara genetis. Sedangkan Marle J. Morkowitz
(dalam darsono, 2000:3) menyebutkan bahwa belajar adalah perilaku
sebagai hasil langsung dari pengalaman bukan akibat hubungan-
hubungan dalam system syaraf yang dibawa sejak lahir.
Menurut Slavin, pengertian belajar merupakan proses perolehan
kemampuan yang berasal dari pengalaman. Sedangkan menurut
Gagne, belajar merupakan sebuah system yang di dalamnya terdapat
berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan
perilaku (Catharina Tri Anni, 2004).
Pengertian belajar menurut W. Gulo (2002:23) adalah suatu proses
yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah
lakunya baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat. James
O. Whitaker (Djamarah, 1999) menyatakan bahwa belajar adalah
proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman.
Belajar merupakan perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan
lingkungan bukan dari penurunan gen.
Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan
misalnya membaca, mendengarkan, mengamati, meniru dan lain
sebagainya. Belajar adalah proses di mana seseorang dari tidak tahu
menjadi tahu.
Ada beberapa hal pokok dalam belajar antara lain :
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan
atau pengalaman.
c. Belajar merupakan perubahan yang relatif mantap.
d. Tingkah laku yang dialami karena belajar menyangkut berbagai
aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan,
kecakan, kebiasaan atau sikap.
3. Hasil Belajar Siswa
a. Pengertian hasil Belajar
Nurkancana (1990:11) mendefinisikan hasil belajar sebagai
suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai keberhasilan
seseorang untuk menentukan nilai keberhasilan belajar seseorang
setelah ia mengalami proses belajar selama satu periode tertentu.
Menurut Damayanti dan Mudjiono (1989), hasil belajar merupakan
hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan sisi
guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan
saat terselesaikannya bahan pelajaran.
Menurut Bloom (dalam Suprijono 2013:6) hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kemampuan kognitif terdiri dari knowledge (pengetahuan,
ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan) dan evaluating (menilai).
Kemampuan afektif terdiri dari receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization
(organisasi), characterization (karakterisasi). Kemampuan
Psikomotorik meliputi initiatory (inisiatif), pre-routine (pra-rutin),
dan rountinized.
Masing-masing ranah terdiri dari sejumlah aspek yang
saling berkaitan. Alat penilaian untuk setiap ranah mempunyai
karakteristik sendiri, sebab setiap ranah berbeda dalam cakupan
dan hakekat yang terkandung di dalamnya.
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek. Aspek pertama disebut kognitif
tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk
termasuk kognitif tingkat tinggi.
a) Pengetahuan
Pengetahuan atau yang dikatakan Bloom dengan
Knowledge ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta
responden untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep,
fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menilai atau dapat menggunakannya.
b) Pemahaman
Pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan
yang mengharapkan responden mampu memahami atau
konsep,situasi atau fakta yang diketahuinya.
c) Penerapan
Penerapan atau aplikasi adalah kemampuan untuk
menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui
dalam suatu situasi yang baru.
d) Analisis
Analisis yaitu tingkat kemampuan untuk menganalisis atau
menguraikan suatu integritas atau suatu situasi tertentu
kedalam komponen-komponen atau unsur-unsur
pembentukannya.
e) Sintesis
Sintesis adalah penyatuan-penyatuan unsur-unsur atau
bagian-bagian kedalam suatu bentuk yang menyeluruh.
f) Evaluasi
Evaluasi adalah membuat suatu penilaian tentang suatu
pernyataan, konsep, situasi dan sebagainya. Berdasarkan
suatu kriteria tertentu, kegiatan penilaian dapat dilihat dari
segi tujuannya, gagasannya, cara bekerjanya, cara
pemecahannya, metodenya, dan lain-lain.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa
ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang
mendapat perhatian dari pendidik. Pendidik lebih banyak
menilai ranah kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan
hubungan sosial.
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil
belajar :
a) Reciving/attending (penerimaan), yaitu semacam kepekaan
dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada
siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
b) Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh
seseorang terhadap rangsangan yang datang dari luar. Hal
ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam
menjawab rangsangan dari luar yang datang pada dirinya.
c) Valuing (penilaian), berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap gejala atau rangsangan tadi. Dalam
evaluasi ini termasuk didalamnya kesedihan menerima
nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai
dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
d) Organisasi yaitu pengembangan dari nilai kedalam suatu
system organisasi, termasuk hubungan satu nilai denhan
nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu keterpaduan
semua system nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dengan tingkah lakunya,
termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
3) Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkat
keterampilan yaitu :
a) Gerakan refleks (kemampuan pada gerakan yang tidak
sadar)
b) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.
c) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya
membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-
lain.
d) Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan,
keharmonisan, dan ketetapan.
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana
sampai pada keterampilan kompleks.
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-
decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative.
Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak
berdiri sendiri tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan
ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat
kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula
sikap dan perilakunya.
Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar
merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung
menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses
belajar berakhir, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil
belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui
sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi
tersebut.
Menurut Hamalik (2004: 31) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap-sikap,
asperasi, abilitas, dan keterampilan. Hasil belajar merupakan
pengukuran dari penilaian kegiatan belajar atau prestasi belajar
yang dinyatakan dengan symbol, huruf, maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada
periode tertentu.
Pengertian hasil belajar dipertegas oleh Nawawi (dalam
Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
Dari pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan
bahwa hasil belajat adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah
siswa tersebut melakukan proses kegiatan belajar dan pembelajaran
serta bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seorang siswa
dengan melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotoris yang
dinyatakan dengan symbol, huruf maupun kalimat.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor
dari luar diri siswa. Menurut Caroll (dalam Sudjana, 2009: 40)
terdapat lima faktor yang mempengaruhi hasil belajr siswa antara
lain :
1) Bakat siswa
2) Waktu yang tersedia bagi siswa
3) Waktu yang diperlukan guru untuk menjelaskan materi
4) Kualitas pengajaran
5) Kemampuan siswa
Sedangkan menurut Munadi (dalam Rusman T., 2013 :124)
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
fisiologis dan psikologis. Sementara faktor eksternal meliputi
faktor lingkungan dan faktor instrumental.
Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara
lain ;
1) Faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa.
2) Faktor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa
misalnya lingkungan.
3) Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan
kegiatan mempelajari materi-materi pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
secara garis besar dipengaruhi oleh dua bagian yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
Faktor internal siswa meliputi :
1) Faktor fisiologis siswa, seperti kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik, serta kondisi panca inderanya terutama
penglihatan dan pendengaran.
2) Faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat, intelegensi,
motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti
kemampuan persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan dasar
pengetahuan yang dimiliki.
Faktor-faktor eksternal siswa meliputi :
1) Faktor lingkungan siswa, terbagi menjadi dua. Pertama faktor
lingkungan alam atau non social seperti keadaan suhu,
kelembaban udara, waktu (pagi, siang, sore, malam), letak
sekolah dan sebagainya. Kedua, faktor lingkungan social
seperti manusia dan budayanya.
2) Faktor instrumental antara lain gedung atau sarana fisik kelas,
sarana atau alat pembelajaran serta strategi pembelajaran.
e. Indikator Hasil Belajar Siswa
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
1. Perencanaan (Planning)
Tindakan untuk mengatasi masalah yang ada pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana kreativitas dan hasil belajar siswa
dapat meningkat dengan diterapkannya Pendekatan SAVI.
Adapun berbagai hal yang perlu dipersiapkan adalah
a. Membuat RPP yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
b. Menetapkan indikator pencapaian.
c. Menyusun perangkat pembelajaran (LKS, Bahan ajar, Media, dll).
d. Menyusun instrument penelitian yang meliputi : lembar analisis
RPP, format penilaian, lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran, soal-soal tes dan kisi-kisinya, dan lain-lain yang
berhubungan dengan penelitian.
2. Tindakan (Action)
Peneliti menyusun perencanaan tindakan dengan menggunakan
Pendekatan SAVI dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyusun RPP dalam pembelajaran.
b. Menyusun bahan ajar dan media pembelajaran.
c. Membuat LKS sesuai dengan indikator yang ditetapkan dengan
Pendekatan SAVI.
d. Membuat soal penilaian hasil belajar dan kisi-kisinya.
e. Membuat rubrik penilian RPP.
f. Membuat rubrik penilaian pelaksanaan pembelajaran.
g. Membuat rubrik penilaian kreativitas siswa.
h. Membuat angket respon siswa.
i. Membuat evaluasi utnuk mengetahui hasil belajar siswa.
3. Pengamatan (Observation)
Mengamati proses kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung
diantaranya :
a. Melakukan observasi terhadap proses belajar mengajar.
b. Mengamati secara langsung aktivitas siswa untuk mengetahui
keberhasilan siswa pada penerapan pendekatan SAVI.
c. Mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk
mengetahui kreativitas siswa dalam pembelajaran dengan
penerapan pendekatan SAVI.
d. Memberikan tes dan menganalisis hasil belajar.
4. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini, peneliti mengevaluasi dan mengolah data hasil
observasi dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti
juga berdiskusi dengan guru tentang hasil pengamatan dan hasil tes uji
kompetensi yang dilakukan pada siklus I. hasil evaluasi dan diskusi ini
akan dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah dilakukan dan
selanjutnya akan diperbaiki pada siklus II.
SIKLUS II
1. Perencanaan (Planning)
Tindakan untuk mengatasi masalah yang ada pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana kreativitas dan hasil belajar siswa
dapat meningkat dengan diterapkannya Pendekatan SAVI.
Adapun berbagai hal yang perlu dipersiapkan adalah
a. Membuat RPP yang akan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
b. Menetapkan indikator pencapaian.
c. Menyusun perangkat pembelajaran (LKS, Bahan ajar, Media, dll).
d. Menyusun instrument penelitian yang meliputi : lembar analisis
RPP, format penilaian, lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran, soal-soal tes dan kisi-kisinya, dan lain-lain yang
berhubungan dengan penelitian.
2. Tindakan (Action)
Peneliti menyusun perencanaan tindakan dengan menggunakan
Pendekatan SAVI dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyusun RPP dalam pembelajaran.
b. Menyusun bahan ajar dan media pembelajaran.
c. Membuat LKS sesuai dengan indikator yang ditetapkan dengan
Pendekatan SAVI.
d. Membuat soal penilaian hasil belajar dan kisi-kisinya.
e. Membuat rubrik penilian RPP.
f. Membuat rubrik penilaian pelaksanaan pembelajaran.
g. Membuat rubrik penilaian kreativitas siswa.
h. Membuat angket respon siswa.
i. Membuat evaluasi utnuk mengetahui hasil belajar siswa.
3. Pengamatan (Observation)
Mengamati proses kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung
diantaranya :
a. Melakukan observasi terhadap proses belajar mengajar.
b. Mengamati secara langsung aktivitas siswa untuk mengetahui
keberhasilan siswa pada penerapan pendekatan SAVI.
c. Mengamati aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk
mengetahui kreativitas siswa dalam pembelajaran dengan
penerapan pendekatan SAVI.
d. Memberikan tes dan menganalisis hasil belajar.
4. Refleksi (Reflection)
Pada tahap ini, peneliti mengevaluasi dan mengolah data hasil
observasi dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pada saat
pelaksanaan siklus II berlangsung.
D. Instrument Penelitian
Adapun instrument penelitian pada penelitian ini adalah :
1. Angket Kreativitas siswa, untuk mengukur kreativitas matematika
siswa.
2. Lembar Observasi, untuk mengamati proses hasil belajar mengajar
selama tindakan dilakukan.
3. Tes Hasil Belajar, untuk mengetahui hasil belajar siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa kreativitas siswa dan hasil belajar siswa.
Sedangkan data kualitatif berupa kreativitas siswa yang dilihat melalui
lembar observasi.
Pengumpulan data dilakukan pada setiap siklus dimulai dari awal
sampai akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
beberapa teknik yaitu :
1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian (Margono, 1997:158). Observasi
dilakukan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana aktivitas guru
dan siswa khusunya pada tingkat kreativitas siswa dan hasil belajar
siswa sebelum menerapkan pendekatan pembelajaran yang akan
dilakukan oleh peneliti. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui
hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
peneliti dalam penelitian dan yang berkaitan dengan penelitian.
3. Analisis/Telaah
Peneliti melakukan analisis telebih dahulu terhadap Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang kemudian
dijabarkan menjadi indikator-indikator yang harus dicapai oleh siswa
dalam proses pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil analisis adalah data tentang kualitas
RPP yang dibuat oleh peneliti. Sebelum RPP diimplementasikan dalam
kegiatan pembelajaran maka terlebih dahulu dikonfirmasikan kepada
guru kelas untuk klarifikasi cukup atau tidak cukupnya memenuhi
persyaratan suatu RPP yang baik.
4. Tes Hasil Belajar
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau ulangan yang
dilaksanakan pada akhir kegiatan pembelajaran. Tes hasil belajar dapat
berupa lembar evaluasi (pre-test dan post-test) atau Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD). Tes akan diperoleh diakhir siklus.
5. Dokumentasi
Hal ini dilakukan untuk menyajikan salah satu data dokumentasi
berupa gambar yang dapat dilihat oleh pembaca.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengolahan
data yang berhubungan erat dengan rumusan masalah yang telah diajukan
sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini
adalah Teknik Statistik Deskriptif. Teknik ini digunakan untuk
mendeskripsikan karakteristik responden. Untuk keperluan tersebut
digunakan table distribusi frekuensi, rata-rata, standar deviasi, dan
presentase.
1. Menganalisis Data Kreativitas Siswa
Perhitungan nilai observasi kreativitas siswa dianalisis berdasarkan
tingkat kreativitas secara klasikal.
Skor yang didapat
N= (Soegito, 2003: 27)
Banyak Item
Keterangan :
N : Nilai Akhir.
Nilai Akhir
Tingkat Kreativitas ( R )= (Soegito, 2003: 27)
Banyak Siswa
Kriteria Penliaian :
Nilai 1 : Sangat Kurang
Nilai 2 : Kurang
Nilai 3 : Baik
Nilai 4 : Sangat Baik
Keterangan :
0 - 1,5 = Sangat Kurang
1,6 - 2,5 = Kurang
2,6 - 3,5 = Baik
3,6 – 4,0 = Sangat Baik
Keterangan :
DN : Persentase penilaian akhir
B : Skor yang diperoleh siswa
N : Skor maksimal
X
D= × 100 % (Sudjana, 2006 :115)
N
Keterangan :
D : Persentase kelas yang tuntas belajar
X : Banyaknya siswa yang telah tuntas belajar
N : Banyaknya seluruh siswa
posrate−baserate
P=
baserate
Keterangan :
P : Persentase peningkatan
Posrate : Hasil belajar setelah diberi tindakan
Baserate : Hasil belajar sebelum diberi tindakan
Persentase kategori
70−84 % Tinggi
60−69 % Cukup
51−59 % Rendah
X=
∑X
N
Keterangan :
X = nilai rata-rata
∑ X = jumlah nilai seluruh kelas
N = banyaknya siswa yang mengikuti tes
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur keberhasilan dalam
sebuah penelitian tindakan kelas. Baindon dalam Mulyasa (2010:107)
menyatakan bahwa penelitian dikatakan berhasil apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Sekurang-kurangnya 65% siswa dari keseluruhan siswa yang ada di
kelas tersebut memperoleh nilai 65, atau mencapai ketuntasan belajar
kognitif sebesar 65%.
2. Sekurang-kurangnya 65% siswa dari keseluruhan siswa yang ada di
kelas tersebut memperoleh nilai 65, atau mencapai ketuntasan belajar
afektif dan psikomotrik sebesar 65%