Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PKP PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTRUKTIVIS REALISTIK


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI
POKOK OPERASI HITUNGAN BILANGAN BULAT KELAS V
MINU SUMBERPASIR KECAMATAN PAKIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Pemantapan Kemampuan Pofesional (PKP)

Oleh:
Nama : Fifi Nur Hidayati
Nim : 858797368
Program Studi : S1- PGSD

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ-UT MALANG
POKJAR KEPANJEN KABUPATEN MALANG
2023

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada jenjang pendidikan formal, Sekolah Dasar artinya Lembaga
Pendidikan yang menanamkan pengetahuan dasar untuk pendidikan selanjutnya.
Sekolah Pendidikan pada SD dimaksudkan buat menyampaikan bekal kemajuan
dasar kepada siswa berupa pengetahuan, keterampilan serta sikap yang
bermanfaat bagi dirinya sinkron menggunakan tingkat perkembangan belajarnya.
Hal ini sejalan menggunakan hakikat belajar yang menyatakan bahwa belajar
merupakan proses yg kompleks dan unik. Kompleks karena mengikat semua
aspek kepribadian baik jasmani juga rohani. Unik adalah setiap orang memiliki
cara belajar yang tidak sama dengan orang lain sebab adanya perbedaan individu
mirip minat, bakat, kemampuan, kecerdasan, dan jenis belajar.

Hakikat berasal perbuatan belajar artinya usaha mengubah tingkah laku


atau kepribadian bagi orang yang belajar. Perubahan tadi baik asal segi
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap atau nilai. Pada dunia
pendidikan,matematika artinya keliru satu ilmu dasar yang memiliki peranan
penting. Sebab matematika artinya salah satu sarana dalam menghasilkan peserta
didik buat berpikir secara ilmiah.

Menyadari pentingnya pelajaran Matematika pada tingkat Sekolah Dasar,


maka pembelajaran wajib ditingkatkan agar hasil belajar siswa dapat tercapai
sesuai menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sekolah.
Peningkatan mutu pendidikan matematika ditandai dengan peningkatan
yang akan terjadi belajar matematika. Kualitas hasil belajar matematika
ditentukan sang kualitas proses pembelajaran pada kelas atau di sekolah.
peningkatan kualitas pendidikan hanya dapat dicapai melalui peningkatan kualitas
proses pembelajaran matematika yg bermuara pada peningkatan yang akan terjadi
belajar matematika. Sedangkan supaya proses pembelajaran berlangsung efektif,
maka seluruh faktor internal (dari dalam diri siswa) diantaranya meliputi bakat,
kecerdasan (intelektual, emosional, serta spiritual), minat, motivasi, perilaku, dan
faktor eksternal (dari luar lingkungan). Diri siswa) yang meliputi: tujuan
pembelajaran lainnya, materi pembelajaran, seni manajemen dan metode
pembelajaran, media/alat peraga pembelajaran, organisasi kelas, pemaksaan
(reinforcement), iklim sosial kelas, ketika, sistem, dan teknik evaluasi harus
diperhatikan.

2
Menggunakan banyaknya factor yang menghipnotis belajar siswa, maka
hubungan antara faktor-faktor tadi akan sangat menghipnotis kualitas proses serta
yang akan terjadi belajar peserta didik. Menggunakan memperhatikan faktor-
faktor yang bisa menghipnotis peserta didik tadi, dibutuhkan siswa bisa
berkembang serta mampu mempersiapkan diri buat melanjutkan pendidikan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya bagi peserta didik dan pada
umumnya dapat menaikkan mutu Pendidikan di seluruh jenjang dan jenis
pendidikan. Berawal dari proses dan peningkatan mutu pendidikan, akhir-akhir ini
sudah dikembangkan berbagai metode atau pendekatan pembelajaran yang tidak
hanya mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga berusaha membangun struktur
kognitif siswa.

Pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan peserta


didik pada proses pembelajaran menciptakan struktur kognitif siswa dan bisa
memotivasi siswa untuk berpikir kritis serta kreatif. Hal lain yang bisa
dipergunakan buat membantu pencapaian tujuan pembelajaran ialah penerapan
metode demonstrasi. Demonstrasi ialah metode yang digunakan pada
mengajarkan manipulative serta keterampilan, berbagi pemahaman, buat
membagikan bagaimana melakukan praktik baru serta mempertinggi cara
melakukan sesuatu.

Metode ini memberikan penerapan ilmu menggunakan model yang lebih


objektif dan konkret. Selama aktivitas pembelajaran, tidak seluruh peserta didik
mampu berkonsentrasi pada waktu yg cukup using atau menyerap seluruh
pelajaran yang diberikan oleh guru. mereka saling ditentukan sang hal-hal sepele
antara sesame peserta didik di kelas. Guru wajib bisa menarik perhatian siswa
terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, sehingga siswa bisa berperan aktif
pada proses pembelajaran guna mencapai hasil belajar yang optimal.

Identifikasi Masalah

Hasil observasi awal yang peneliti temukan pada kelas berkata


permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika yaitu: akibat belajar
serta kegiatan peserta didik pada proses pembelajaran matematika tergolong
rendah. hal ini ditunjukkan dengan homogen-rata nilai ulangan harian mata
pelajaran matematika khususnya pada mata pelajaran operasi hitung bilangan
bulat sebesar 62. Nilai tadi tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal 65 (KKM
dari sekolah).

3
Analisis Masalah

Dari hasi refleksi serta diskusi dengan teman sejawat bisa diketahui bahwa
keliru satu factor yang diduga menjadi penyebab rendahnya yang akan terjadi
belajar peserta didik pada atas adalah pembelajaran yang berlangsung pada kelas
V Minu Sumberpasir bersifat deklaratif dimana guru hanya menyampaikan
sebanyak mungkin materi kepada peserta didik, tanpa melibatkan peserta didik.
Dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik pasif pada proses
pembelajaran. akibatnya proses pembelajaran berlangsung terus-menerus dan
membosankan sebagai akibatnya berimplikasi di rendahnya akibat belajar siswa.
Dari uraian di atas dicermati perlu buat segera menaikkan pembelajaran
matematika dalam bentuk penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V Minu
Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah pada penelitian ini


dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran hasil belajar matematika peserta didik kelas V Minu


Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang yang dibelajarkan
menggunakan memakai metode pembelajaran konstruktivis realistic di materi
operasi hitung bilangan bulat?

2. Bagaimana menaikkan hasil belajar matematika siswa kelas V Minu


Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang yang dibelajarkan
menggunakan metode pembelajaran konstruktivisme realistic di materi operasi
hitung bilangan bulat?

Tujuan Penelitian Peningkatan Pembelajaran

Sesuai dengan latar belakang persoalan yang telah disebutkan di atas, maka tujuan
pembelajaran adalah:

1. Menggambarkan hasil belajar matematika peserta didik kelas V Minu


Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang yang dibelajarkan

4
menggunakan memakai model pembelajaran konstruktivis realistic pada materi
operasi hitung bilangan bulat

2. mempertinggi yang akan terjadi belajar matematika peserta didik kelas V Minu
Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang melalui model pembelajaran
konstruktivis realistic dimateri operasi hitung bilangan bulat.

Manfaat Penelitian Peningkatan Pembelajaran

Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi yg berarti sebgaai berikut.

1. Bagi peneliti, sebagai Latihan dalam melakukan penelitian ilmiah dalam


mengatasi konflik yang dialami guru pada kegiatan pembelajaran di kelas, serta
menambah wawasan serta pengalaman pada menerapkan model pembelajaran
konstruktivis realistik.

2. Supaya siswa berbagi wawasan peserta didik tentang pentingnya penerapan


model pembelajaran konstruktivis realistic Ketika belajar, mendorong siswa buat
menyenangi matematika dan berperan aktif dalam mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri menggunakan mengkomunikasikannya secara lisan serta
menuliskan inspirasi serta pendapatnya secara sistematis.

3.bagi pengajar dibutuhkan bisa memahami dan berinovasi menggunakan


menerapkan model pembelajaran konstruktivis realistic pada upaya menaikkan
akibat belajar siswa di bidang studi matematika khususnya di MINU Sumberpasir

4. Bagi sekolah, penelitian ini berguna untuk menyampaikan gambaran dan


masukan bagi sekolah tentang model pembelajaran sebagai akibatnya dapat
menjadi masukan dalam pengelolaan kurikulum ke depan.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.1 Pembelajaran Konstruktivisme

Konsep pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran yang


didasarkan di pemahaman bahwa proses pembelajaran yang dilakukan siswa
artinya proses konstruksi pengetahuan, pemahaman serta pengalaman yang
dilakukan oleh siswa. Dalam proses pembelajaran ini, guru dituntut untuk
menjadi fasilitator yang baik, yang mampu menggali potensi yang dimiliki
sang peserta didik.

1. Pengertian pembelajaran konstruktivisme


Bidell serta Fischer mengatakan bahwa konstruktivisme mempunyai
karakteristik adanya perolehan pengetahuan menjadi produk asal kegiatan
organisasi sendiri sang individu dalam lingkungan eksklusif. Sedangkan
konstruktivisme menurut bruning adalah perspektif psikologis dan filosofis
yang memandang bahwa masing-masing individu membuat atau membentuk
Sebagian besar berasal apa yang mereka pelajari serta pahami.(Schunk Dale,
hal 320)

menurut Brooks konstruktivisme adalah suatu pendekatan dalam proses


belajar yang mengarahkan di inovasi konsep yang lahir berasal pandangan,
dan ilustrasi dan inisiatif peserta didik.

Pandangan konstruktivisme dari Kukla artinya semua konsep yang didapat


sang setiap organisme ialah suatu akibat asal proses konstruksi. Sedangkan
Richarson menyatakan bahwa konstruktivisme artinya sebuah keadaan dimana
individu membangun pemahaman mereka sendiri berdasarkan di apa yang
mereka ketahui dan percayai, serta ilham serta kenyataan dimana mereka
berhubungan.

berasal pendapat berbagai tokoh diatas maka bisa disimpulkan bahwa


pembelajaran konstruktivisme artinya suatu pembelajaran dimana pada
memperoleh pengetahuan peserta didik akan membentuk pengetahuannya
sendiri sesuai pengalaman dan kenyataan-kenyataan yang mereka ketahui.
1.2 Tokoh konstruktivisme serta pandangannya

6
Vygotsky
ide dasar yang sebagai kajian krusial pemikiran Vygotsky artinya inspirasi
bawa potensi buat perkembangan kognitif dan pembelajaran berdasarkan transisi
di antara Zona of Proximal Development (ZDP).( Trianto, hal 13) ZDP artinya
area teoritis tentang pemahaman atau perkembangan kognitif yang dekat tapi
berada di luar level pemahaman pembelajaran waktu ini. Adalah bahwa Jika
pembelajar ingin menghasilkan kemajuan, mereka harus dibantu buat bisa
Berpindah asal zona ini dan kemudian masuk di level yang tinggi serta lebih baru.
Dalam perkembangan kognitifnya seseorang individu wajib keluar asal ZDP buat
menuju level berikutnya serta seterusnya.

Menurut Vygotsky terdapat empat tahapan pembentukan konsep


pengetahuan yaitu yang meliputi di tahap pertama anak-anak menghasilkan
konsep menggunakan cara trial and error, kemudian termin kedua menggunakan
taktik namun tidak memakai atribut pokok yang pasti. Tahapan ketiga
mengidentifikasi satu atribut waktu melakukan sesuatu. Tahapan keempat
merupakan tahapan dimana organisme memproses beberapa atribut yang tidak
sama dalam proses yang bersama-sama. Teori ini belum diuji secara luas seperti
halnya teori perkembangan kognitif Piaget.

a. Piaget

Prinsip-prinsip teori piaget terkait perkembangan kognitif mencakup


skema, asimilasi, akomodasi, ekuilibrasi. Piaget berpandangan bahwa
pembelajaran artinya penyesuaian dari pengaruh penyesuaian terhadap
lingkungan. Piaget mendeskripsikan tiga proses pada penyesuaian yaitu proses
asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi ialah pengumpulan dan
pengelompokan gossip baru. Seorang individu dalam proses belajar akan
menerima info baru yang kemudian akan dikumpulkan dan dikelompokkan
kepada skema yng terdapat. Skema artinya elemen pada struktur kognitif
organisme. Skema yang terdapat dalam organisme akan memilih perilaku yang
akan dilakukan dalam rangka merespon lingkungan fisik.
Akomodasi adalah modifikasi asal skema agar informasi yang baru serta
kontradiktif bisa diterjemahkan. Gossip yang sudah terkumpul pada skema-skema
yang sudah ada sebelumnya lalu dimodifikasi menjadi suatu skema (pengetahuan)
yang baru.

Adapun ekuilibrasi ialah dorongan secara terus menerus ke arah


ekuilibrium atau keseimbangan. Ekuilibrium yang dimaksud yaitu keadaan

7
dimana tidak ada pertentangan yang terjadi di representasi mental lingkungan
hayati.
Dari piaget proses perkembangan pengembangan intelektual manusia terdiri dari
empat tahap yaitu 1) sensorimotor (lahir hingga dua tahun), 2) praoperasional (dua
hingga tujuh tahun), 3) operasi konkret (tujuh hingga sebelas tahun) dan 4) operasi
formal (sebelas tahun ke atas).

1.1 ciri pembelajaran konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa ciri yang dapat ditinjau


asal proses pembelajarannya. Ciri pembelajaran konstruktivisme menurut
Hanafiah serta Suhana artinya menjadi berikut: :

Proses pembelajaran berpusat di siswa.

a. Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru


menggunakan pengetahuan using yang dimiliki siswa.
b. Pandangan yang tidak selaras asal peserta didik dihargai menjadi tradisi
pada proses pembelajaran.
c. pada proses pembelajaran siswa didorong buat menemukan berbagai
kemungkinan dan menyintesiskan secara terintegrasi.
d. Proses pembelajaran berbasis problem dalam rangka mendorong peserta
didik dalam proses pencarian yang alami.
e. Proses pembelajaran mendorong terjadinya kooperatif serta kompetitif di
kalangan peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif dan
menyenangkan.proses pembelajaran dilakukan secar konstektual, yaitu
peserta didik dihadapkan di dilemma nyata.

Pendapat lain terkait ciri pembelajaran konstruktivisme dinyatakan oleh


wanaputra yg mencakup: ( Mangun Wardoyo Sigit, hal 40)

a. menyebarkan taktik cara lain buat memperoleh dan menganalisis


informasi

b. Dimungkinkan perspektif jamak (multiple perspective) pada proses belajar.

c. kiprah utama siswa dalam proses belajar.

d. Penggunaan scaffolding dalam pembelajaran.

e. Pendidik lebih menjadi tutor, fasilitator dan mentor.

f. aktivitas serta penilaian belajar yang otentik.

8
1.2 Metode-metode pembelajara konstrutivisme

Metode-metode yang diterapkan dalam aplikasi pembelajaran


konstruktivisme tentunya ialah metode yg di dalamnya memuat atau
merepresentasikan karakteristik pembelajaran konstruktivis.( Mangun Wardoyo
Sigit, hal 44) Metode pembelajaran tadi antara lain:

a. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning)


b. Contextual Teaching And Learning (CTL)
c. Inquiry learning
d. Pembelajaran berbasis problem (dilema bassed learning)

Pengertian hasil pembelajaran


Hasil belajar ialah kemampuan peserta didik yang diperoleh sehabis
aktivitas belajar (Nugraha, 2020).
Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan eksklusif yang dicapai
sang siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dan mencakup keterampilan
kognitif, afektif, juga psikomotor (Wulandari, 2021). Pendapat dari Mustakim
(2020) akibat belajar ialah segala sesuatu yang dicapai oleh peserta didik dengan
penilaian eksklusif yang telah ditetapkan oleh kurikulum forum pendidikan
sebelumnya. Berasal beberapa pendapat diatas akibat belajar dapat diartikan
sebagai hasil asal proses belajar mengajar baik kognitif, afektif, juga psikomotor
menggunakan penilaian yang sinkron dengan kurikulum pembelajaran forum
pendidikan. Hasil belajar berkaitan menggunakan perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laris dalam diri seorang dampak pembelajaran
yang dilakukanya, perubahan yang ditimbulkan sang pertumbuhan bukan
termasuk kedalam hasil belajar.
Dari sudjana 2005 pada (Firmansyah, 2015) akibat belajar ialah perubahan
yang dimiliki oleh seorang setelah melalui proses belajarnya. Muin, 2012 berkata
bahwa yang akan terjadi belajar merupakan pencapaian yang didapat oleh seorang
berupa perubahan pada dirinya yang didapat sesudah proses belajar.

Konsep pembelajaran matematika


Instruksi matematika pada umumnya secara historis berfokus pada
mekanisme- mekanisme, fakta -informasi, serta prosedur pemecahan algoritma.
Sebab hal tersebut, instruksi matematika, dalam prinsipnya, sebagai langkah-
langkah pembelajaran pada hal aritmatika dan pada hal efisiensi. Info ini

9
menyebutkan bagaimana para pengajar bisa membarui cara dari membantu peserta
didik menghafal formula – formula cara memfasilitasi pemahaman yang
mendalam terhadap konsep-konsep matematika.
Hal ini sepenuhnya memungkinkan bagi siswa buat menghafal kabar –
warta matematika dan memanipulasi nomor – nomor tanpa memiliki suatu
pengetahuan mendalam ide konsep -konsep atau proses- proses yang dilibatkan.
Ingatan terhadap formula – formula serta penguasaan terhadap komputasi tidaklah
sama menggunakan pengetahuan yang sahih terhadap konsep -konsep dan
inspirasi – ide matematika. yang akan terjadi berasal praktik kedua hal tersebut
merupakan pencapaian yang rendah dalam matematika. Menurut National Center
for Education Statistics (2013), hanya 42% berasal peserta didik tingkat 4 dan
hanya 35% dari peserta didik tingkat 8 yang berada atau di atas level mahir
(proficient level) pada matematika buat nilai - nilai mereka.
Pedagogi Matematika secara konsep dari Molina (2014) usahakan
melakukan hal - hal berikut:
1.Pakai bahasa instruksional secara hati - hati.
2.Tekankan pengajaran di konsep dibandingkan algoritma serta jalan -
jalan singkat.
3. Hindari angka – angka yang gundul (naked number).
4. Bantu siswa menghasilkan koneksi antar konsep.
Guru matematika dan pembimbing instruksional usahakan memandang
serta mempertimbangkan Langkah – Langkah tersebut pada membangun
pemahaman yang mendalam terhadap konsep - konsep matematika, yang
seharusnya meningkatkan kualitas instruksi serta pula pembelajaran peserta didik.

10
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

3.1 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian serta Pihak yang Membantu

a. Subyek penelitian
Subyek penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas V MINU
Sumberpasir. Subyek penelitian berjumlah 20 siswa dengan rincian 11 siswa laki-
laki dan 9 siswa perempuan.
b. Tempat Penelitian

Tempat penelitian perbaikan pembelajaran adalah di MINU Sumberpasir, Jl.


PA. Hj. Khodijah 07 Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang Jawa
Timur.
c. Waktu Penelitian

Tanggal Pelaksanaan Pokok Bahasan


No Siklus
Perbaikan

1. Pertama 24 April 2023 Operasi Hitung Bilangan Bulat

2. Kedua 10 Mei 2023 Operasi Hitung Bilangan Bulat

3.2 Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Rancangan penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Berdasarkan Wardani dkk, Penelitian tindakan kelas ialah proses penelitian yang
sistematis serta bersiklus melalui Tindakan perbaikan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru pada kelasnya sendiri. Pada pelaksanaan PTK terhadap empat
termin yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi serta refleksi.

a. Perencanaan

Dalam termin perencanaan peneliti membentuk perencanaan menjadi berikut:

• Melalui mata pelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat.


• Menyusun RPP sesuai kompetensi dasar menggunakan Model Pembelajaran
Kontruktivis Realistik

• Menyiapkan sumber belajar indera

B. Pelaksanaan Tindakan

11
Tindakan dilakukan secara terkendali berdasarkan pada rencana yang telah
disusun sesuai menggunakan permasalahan. Perbaikan pembelajaran pada daur
dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:

Tindakan pengajar / peneliti

a) Melaksanakan pembelajaran sinkron dengan RPP dan melakukan Tindakan


menjadi berikut:

o Memperagakan media yang digunakan buat pembelajaran Matematika


o Peserta didik mengamati lalu mengerjakan tugas Matematika
o Mencatat, mengolah serta menginterprestasikan data buat mengukur
keberhasilan data.

b) refleksi, meneliti Tindakan yang sudah dilakukan, menerima saran dan kritik
asal sahabat sejawat buat menentukan Tindakan di siklus selanjutnya
c) kegiatan pada siklus II hampir sama mirip siklus 1, perbedaan terletak di materi
pelajaran dan pemaksimalan media pembelajaran menggunakan tujuan siswa
benar-benar tahu operasi hitung bilangan bulat.

Aktivitas Peserta Didik

a) Mengikuti aktivitas pembelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan


bulat memakai model pembelajaran Kontruktivis Realistik

b) Mendiskusikan tugas yang diberikan sang pengajar.

c) Memasangkan pertanyaan jawaban menggunakan kelompok masing-masing.

c. Observasi

Observasi bertujuan buat mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama


penelitian dan keterkaitan imbas tindakan. Observasi dilakukan menggunakan
cara menjadi berikut:

a) Mengamati pengajar pada Ketika proses pembelajaran Matematika materi


operasi hitung bilangan bulat.

b) Mencatat yang akan terjadi pengamatan

c) memberikan umpan balik buat Tindakan siklus selanjutnya

d. Refleksi

12
Refleksi ialah aktivitas merenungkan dan menghubung-hubungkan kinerja
mengajar pada pembelajaran. Dalam langkah refleksi, pengajar melakukan
analisis data terhadap seluruh data yang dikumpulkan selama pelaksanaan
perbaikan pembelajaran pada kaitannya menggunakan pencapaian tujuan
perbaikan pembelajaran.
Keterkaitan antara keempat komponen tadi menunjukan sebuah siklus.
Siklus dilakukan secara berulang hingga dilemma yang dihadapi terselesaikan
yaitu 85% siswa tuntas dalam pembelajaran Matematika materi operasi hitung
bilangan bulat .
1. Siklus Penelitian

Acara perbaikan pembelajaran direncanakan dua siklus menggunakan scenario


sebagai berikut:

1) PRA Siklus

Sebelum melakukan pembelajaran peneliti menyusun RPP pra siklis di


pembelajaran Matematika materi operasi hitung bilangan bulat. Pada aktivitas pra
siklus menggunakan metode ceramah, kemudian banyak siswa yang tidak
memperhatikan waktu guru memaparkan materi. Sehabis terselesaikan peneliti
mengadakan tes tertulis ide operasi hitung bilangan bulat buat siswa.

2) siklus 1

a. Tahap Penelitian Siklus 1

Langkah-langkah peneliti pada siklus 1 menjadi berikut:

a) Perencanaan

• memilih pokok bahasan yaitu operasi hitung bilangan bulat

• Menyusun planning pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan contoh


pembelajaran Kontruktivis Realistik.

• Menyiapkan sumber serta media pembelajaran berupa buku teks.

• Menyiapkan lembar observasi, catatan lapangan buat mengamati aktivitas


peserta didik serta keterampilan guru, dalam pembelajaran Matematika
menggunakan model Kontruktivis Realistik

• Menyiapkan indera evaluasi berupa kisi - kisi soal, tes tertulis serta lembar kerja
siswa beserta kunci jawabannya.

13
b) pelaksanaan Tindakan

• Menyiapkan media pembelajaran

• Membuka pelajaran

• memberikan utama bahan ajar yaitu operasi hitung bilangan bulat

• menyampaikan tujuan pembelajaran

• Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang operasi bilangan bulat


menggunakan sifat Komutatif, Asosiatif, dan Distributif.
• Guru memberi contoh cara menggunakan sifat Komutatif, Asosiatif, dan
Distributif.
• Setiap siswa menghafalkan rumus berdasarkan 3 sifat pada operasi hitung
bilangan bulat.
• Siswa bersama guru menghasilkan kesimpulan terhadap materi yang sudah
dipelajari.
• Piswa diberikan kesempatan buat bertanya tentang hal – hal yang belum
dimengerti.
• Peserta didik dan pengajar melakukan evaluasi.

c) Observasi Tindakan

Observasi dilaksanakan bersamaan menggunakan aplikasi tindakan. Dalam


hal ini aspek yang akan diamat aktivitas siswa selama berlangsungnya proses
pembelajaran melalui lembar pengamatan, dan mengamati akibat belajar siswa.

TABEL 3.1
DATA HASIL EVALUASI SISWA SIKLUS 1

No Nama Siswa Nilai T TT

1. Azzahra Ziyadatur Rizqi Lutfi

2. Aaliyatul Fikriyah

3. Ahmad Mustafidz

4. Ahmad Narulloh

5. Azizur Rahma Putri Anora

6. Davina Althaafia

7. Enggar Bagas Ardiansyah

14
8. Fabalia Difanka

9. Helva Rosyada

10. Isrotul Maf'ula

11. M. Aldieno Ardyansyah

12. Muhamad Khaidar Agil Alfarizi R.

13. Muhammad Fauzi

14. Muhammad Mirza Al R. F.

15. Muhammad Uwais Alqorni

16. Mukhammad Fatkhul Mubin

17. Nona Dyahayu Narissa

18. Rahmita Vidya Khairina

19. Rifqi Al Waisun

20. Salsabilla Amaliya

Keterangan :
T = Tuntas > 65
TT = Tidak Tuntas < 65
Jumlah siswa yang Tuntas =
Jumlah Siswa yang tidak tuntas =
Klasikal = Belum Tuntas
Seluruh hasil nilai siswa yang diperoleh pada waktu evaluasi yang
dilakukan pada siklus 1 dimasukkan pad table 3.1 sesuai table diatas. Pengisian
pada waktu melakukan tes tertulis. Ketentuan ketuntasan siswa sudah ditentukan
oleh Lembaga masing – masing. Jika dikatakan tuntas lebih dari 65 dan jika
dikatakan tidak tuntas kurang dari 75. Dan bagi yang tuntas bisa dimasukkan ke
dalam kolom tuntas dan jika s iswa tidak tuntas bisa dimasukan ke dalam kolom
tidak tuntas.
Setelah selesai evaluasi siswa siklus 1 selesai, makaditeruskan dengan
melakukan siklus 2. Hasil evaluasi di catat di table 3.2

d) Refleksi tindakan

15
Mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil kerja siswa serta
memperbaiki kekurangan yang dipergunakan menjadi acuan buat merencanakan
Tindakan siklus berikutnya.

3) Siklus 2
a) Perencanaan
Adapun perencanaan yang akan dilakukan peneliti meliputi:
• menentukan pokok bahasan yaitu operasi hitung bilangan bulat.
• Menyusun rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memakai model
pembelajaran Kontruktivis Realistik.
• Menyiapkan asal dan media pembelajaran berupa buku teks.
• Menyiapkan lembar pengamatan kegiatan siswa dan keterampilan
pengajar,
• Observasi, lembar evaluausi, serta catatan lapangan dalam pembelajaran
Matematika memakai model pembelajaran Kontruktivis Realistik.
• Menyiapkan alat evaluasi berupa kisi - kisi soal, tes tertulis serta lembar
kerja siswa bersama kunci jawabannya.
• Memutuskan indikator ketercapaian pada proses pembelajaran.

b) Aplikasi Tindakan
• Menyiapkan media pembelajaran
• Membuka pelajaran.
• Menyampaikan utama materi pelajaran yaitu operasi hitung bilangan bulat
dengan memakai sifat komutatif, asosiatif, distributif.
• Menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Peserta didik mendengarkan penjelasan pengajar wacana operasi hitung
bilangan bulat.
• Guru memberi contoh menghitung operasi hitung bilangan bulat baik
menggunakan sifat komutatif, asosiatif, distributif.
• Setiap peserta didik bisa menghitung dengan memakai sifat komutatif,
asosiatif, distributif.
• Peserta didik yang dapat mengerjakan sebelum batas waktu sehabis itu
diberi poin.
• Setiap siswa maju kedepan kelas buat mengerjakan soal menggunakan
menggunakan sifat komutatif, asosiatif, distributif.

16
• Siswa bersama – sama menggunakan guru membentuk konklusi terhadap
materi yang telah dipelajari.
• Siswa diberikan kesempatan buat bertanya tentang hal – hal yang belum
dimengerti.
• Peserta didik serta pengajar melakukan evaluasi.

c) Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan menggunakan pelaksanaan tindakan.
Dalam tahap ini aspek yang akan diamati ialah akibat diskusi dan kegiatan siswa
pada proses pembelajaran.

d) Refleksi
Menganalisis ulang buat menerima kesimpulan apakah hipotesis tindakan
tercapai atau tidak. Maka diperlukan di akhir siklus II akibat belajar peserta didik
dan kegiatan peserta didik kelas V di mata pelajaran Matematika materi operasi
hitung bilangan bulat dapa meningkat. Semua data yang diperoleh dapat
dipergunakan buat menghasilkan laporan penelitian.

TABEL 3.2
DATA HASIL EVALUASI SISWA SIKLUS 2

No Nama Siswa Nilai T TT

1. Azzahra Ziyadatur Rizqi Lutfi

2. Aaliyatul Fikriyah

3. Ahmad Mustafidz

4. Ahmad Narulloh

5. Azizur Rahma Putri Anora

6. Davina Althaafia

7. Enggar Bagas Ardiansyah

8. Fabalia Difanka

9. Helva Rosyada

10. Isrotul Maf'ula

11. M. Aldieno Ardyansyah

17
12. Muhamad Khaidar Agil Alfarizi R.

13. Muhammad Fauzi

14. Muhammad Mirza Al R. F.

15. Muhammad Uwais Alqorni

16. Mukhammad Fatkhul Mubin

17. Nona Dyahayu Narissa

18. Rahmita Vidya Khairina

19. Rifqi Al Waisun

20. Salsabilla Amaliya

Keterangan :
T = Tuntas > 65
TT = Tidak Tuntas < 65
Jumlah siswa yang Tuntas =
Jumlah Siswa yang tidak tuntas =
Klasikal = Belum Tuntas
Seluruh hasil nilai siswa yang diperoleh pada waktu evaluasi yang dilakukan
pada siklus 2 dimasukkan pad table 3.2 sesuai table diatas. Hasil Evaluasi di
catat sesuai dengan hasil siswa, Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditentukan oleh Lembaga masing – masing adalah 65. Jika siswa yang kurang dari
nilai 65 maka dikatakan tidak tuntas dalam memenuhi nilai KKM. Dan bisa
dimasukkan sesuai table diatas siswa tuntas dimasukkan kedalam kolom tuntas
dan yang yang tidak tuntas dimasukkan kedalam kolom yang tidak tuntas.
Hasil kinerja siswa dapat diperoleh melalui pengamatan yang dilakukan oleh
guru Pengamatan dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Hasil pengamatan di masukkan pada tabel 3.3
TABEL 3.3
DATA HASIL PENGAMATAN KINERJA SISWA

No Nama Siswa 1 2 3 4 Skor Ket

1. Azzahra Ziyadatur Rizqi Lutfi

2. Aaliyatul Fikriyah

3. Ahmad Mustafidz

18
4. Ahmad Narulloh

5. Azizur Rahma Putri Anora

6. Davina Althaafia

7. Enggar Bagas Ardiansyah

8. Fabalia Difanka

9. Helva Rosyada

10. Isrotul Maf'ula

11. M. Aldieno Ardyansyah

12. Muhamad Khaidar Agil Alfarizi R.

13. Muhammad Fauzi

14. Muhammad Mirza Al R. F.

15. Muhammad Uwais Alqorni

16. Mukhammad Fatkhul Mubin

17. Nona Dyahayu Narissa

18. Rahmita Vidya Khairina

19. Rifqi Al Waisun

20. Salsabilla Amaliya

Keterangan :
1. Keaktifan Siswa
2. Mengeluarkan Pendapat
3. Bertanya
4. Membuat Catatan
Pengisian kolom tersebut di isi dengan jumlah siswa yang berada dalam kelas
adalah 27 siswa. Aspek penilaian 1 diisi dengan membubuhkan ceklist apabila
dalam proses pembelajaran siswa aktif. Aspek 2 jika siswa dalam ,emya,paika
pendapatnya. Aspek 3 jika siswa berani ertanyajika masih belum jelas dan belum
mengerti. Aspek 4 siswa mampu membuat catatan yang dianggap penting.
Dalam tiap siklus, Kinerja guru dinilai oleh supervisor 2. Hasilpenga,atan
supervisor 2 dimasukkan dalam tabel 3.4 . Adapun bentuk tabel untuk kinerja

19
guru adalah :
TABEL 3.4
DATA HASIL PENGAMATAN KINERJA GURU
No Kinerja yang diamati ada tidak ket
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
b. Menyampaikantujuan pembelajaran
c. Menyampaikan prosedur
pembelajaran
2. Kegiatan Inti
a. Penggunaan media pembelajaran
b. Melibatkan siswa dalam penggunaan
media
c. Mengajukan pertanyaan
d. Membimbing secara kelompok
3. Kegiatan Akhir
a. Membuat kesimpulan
b. Memberi tugas pekerjaan rumah
4. Mengadakan Evaluasi

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Metode tes

Dalam penelitian ini tes dilakukan dalam proses dan setiap akhir siklus yang
berupa tes tertulis dan tes lisan. Pengumpul data berupa pemberian soal secara
tertulis, selama siklus penelitian berlangsung.

b) Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai: keaktifan siswa


dalam pembelajaran, pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan.

c) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan


menganalisis data dokumen, baik tertulis, gambar, maupun dalam bentuk

20
elektronik. Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahuai kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil pekerjaan, hasil
evaluasi, proses dan produk kegiatan belajar mengajar siswa dalam pembelajaran
Matematika melalui model pembelajaran kontruktivis Realistik.

3.3 TEKNIK ANALISIS DATA


a) Data kuantitatif

Data kuantitatif berupa peningkatan hasil belajar siswa selesainya


dilakukan penelitian tindakan menggunakan lembar evaluasi hasil belajar
peserta didik. Bentuk soal isian dianalisis menggunakan menggunakan teknik
penskoran sebagai berikut:

memilih nilai sesuai skor teroritis

N= 𝑩 x 100
𝑺𝒕

keterangan:

B = banyaknya buah yang dijawab dalam (pada bentuk pilihan ganda) atau
(jumlah skor jawaban benar pada tiap item soal pada tes bentuk penguraian)

St = skor teoritis (jumlah skor seluruhnya)

N = nilai

Hasil penghitungan dikonsultasikan menggunakan kriteria ketuntasan


belajar peserta didik yang dikelompokkan kepada 2 kriteria tuntas dan tidak tuntas
Tabel 3.1

Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa

Kriteria Ketuntasan Kualifikasi

≥ 65 Tuntas

< 65 Tidak Tuntas

(sumber : KKM mata pelajaran Matematika kelas V MINU Sumberpasir)

21
Dengan demikian, bisa dipengaruhi jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas.
Ketuntasan belajar klasikal dapat tercapai apabila ≥ 85% berasal keseluruhan
obyek penelitian.
Tabel 3.2

Kriteria Ketuntasan Klasikal Kriteria Ketuntasan Klasikal (%)

Kriteri Ketuntasan Klasikal (%)


Kualifikasi

≥ 85 Tuntas

< 85 Tidak Tuntas

b) Data Kualitatif

Dari Widoyoko buat mengolah data skor dilakukan dengan Langkah sebagai
berikut:

1) memilih skor terendah

2) memilih skor tertinggi

3) Membagi rentan menjadi kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup serta
kurang

4) memilih jeda interval (i) dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Berdasarkan uraian diatas buat mengukur instrumen ketrampilan guru serta


kegiatan siswa adalah menjadi berikut :

➢ Ketrampilan guru
Jika instrument ada 10 indikator menggunakan rentangan yang dipakai 1
sampai 4 maka:

Nilai terendah = 10 x 1 = 10

Nilai tertinggi = 10 x 4 = 40

R = 40 – 10 = 30

22
= 7,5
Jadi kriteria skor ketrampilan guru dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Kriteria Skor Ketrampilan Guru

Kriteria Skala

Sangat Baik 32,5 ≤ skor ≤ 40

Baik 25 ≤ skor < 32,5


17,5 ≤ skor < 25
Relative (Cukup)
10 ≤ skor < 17,5
Kurang

➢ Aktivitas siswa
Jika instrument ada 10 indikator menggunakan rentangan yang dipakai 1
sampai 4 maka:

Nilai terendah = 10 x 1 = 10

Nilai tertinggi = 10 x 4 = 40

R = 40 – 10 = 30

= 7,5

Jadi kriteria skor aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4

Kriteria Skor Aktivitas Siswa

Kriteria Skala

Sangat Baik 32,5 ≤ skor ≤ 40

Baik 25 ≤ skor < 32,5


Relative
17,5 ≤ skor < 25
(Cukup)
Kurang 10 10 ≤ skor < 17,5

23
c) Indikator Keberhasilan

Pembelajaran menggunakan contoh pembelajaran Kontruktivis Realistik


dapat menaikkan kualitas pembelajaran Matematika pada siswa kelas V
MINU Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang menggunakan
indikator sebagai berikut :

1) Ketrampilan pengajar pada pembelajaran Matematika melalui pembelajaran


contoh Kontruktivis realistic meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya
baik (25 ≤ skor < 32,5).

2) Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Matematika melalui


pembelajaran contoh Kontruktivis realistic meningkat dengan kriteria
sekurang-kurangnya baik (25 ≤ skor < 32,5).

3) hasil belajar siswa kelas V MINU Sumberpasir dalam pembelajaran


Matematika melalui contoh pembelajaran Kontruktivis Realistik mencapai
ketuntasan belajar klasikal ≥85% dan individu ≥ 66.

24
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian


Berikut disampaikan data hasil belajar matematika siswa kelas V MINU Sumberpasir
Kecamatan Pakis pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat dari siklus pertama
sampai siklus ketiga
Tabel 4.1

Hasil Tes Formatif Pembelajaran Siklus I

No Nama Siswa Nilai T TT

1. Azzahra Ziyadatur Rizqi Lutfi

2. Aaliyatul Fikriyah

3. Ahmad Mustafidz

4. Ahmad Narulloh

5. Azizur Rahma Putri Anora

6. Davina Althaafia

7. Enggar Bagas Ardiansyah

8. Fabalia Difanka

9. Helva Rosyada

10. Isrotul Maf'ula

11. M. Aldieno Ardyansyah


Muhamad Khaidar Agil Alfarizi
12.
R.
13. Muhammad Fauzi

14. Muhammad Mirza Al R. F.

15. Muhammad Uwais Alqorni

23
16. Mukhammad Fatkhul Mubin

17. Nona Dyahayu Narissa

18. Rahmita Vidya Khairina

19. Rifqi Al Waisun

20. Salsabilla Amaliya

Bila hasil pengamatan pada siklus I disajikan dalam grafik diagram batang
adalahsebagai berikut:

Grafik 4.1

Hasil Evaluasi Siklus I

24
Table 4.2

Hasil tes formatif pembelajaran siklus II

No Nama Siswa Nilai T TT

1. Azzahra Ziyadatur Rizqi Lutfi

2. Aaliyatul Fikriyah

3. Ahmad Mustafidz

4. Ahmad Narulloh

5. Azizur Rahma Putri Anora

6. Davina Althaafia

7. Enggar Bagas Ardiansyah

8. Fabalia Difanka

9. Helva Rosyada

10. Isrotul Maf'ula

11. M. Aldieno Ardyansyah


Muhamad Khaidar Agil Alfarizi
12.
R.
13. Muhammad Fauzi

14. Muhammad Mirza Al R. F.

15. Muhammad Uwais Alqorni

16. Mukhammad Fatkhul Mubin

17. Nona Dyahayu Narissa

18. Rahmita Vidya Khairina

19. Rifqi Al Waisun

25
20. Salsabilla Amaliya

Hasil pembelajaran tes tertulis pada siklus II disajikan dalam grafik sebagai berikut:
6
Grafik 4.2

Hasil Evaluasi Siklus II


5

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2 Nilai
siswa

Grafik 4.3
0
Prosentase Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tuntas Tidak Tuntas

26
Sesuai grafik di atas terlihat bahwa persentase ketuntasan belajar dari siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan asal 65% sebagai 85%. Hasil Siklus II sudah
mencapai indikator keberhasilan, sebagai akibatnya tidak perlu dilakukan perbaikan.
Berikut dipaparkan yang akan terjadi refleksi pemugaran pembelajaran pada siklus
II sebagai berikut:

1) Dengan menerapkan model pembelajaran Kontruktivis Realistik, peserta didik


bisa tahu materi yang sudah diajarkan sehingga anak tertarik buat belajar.

2) Dari analisis hasil penilaian pembelajaran siklus II membagikan bahwa


ketuntasan belajar mencapai 85%. yang akan terjadi ketuntasan belajar peserta didik
telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 85%. Oleh sebab itu, tidak perlu
memperbaiki pembelajaran.

3) Guru sudah menggunakan contoh pembelajaran Kontruktivis Realistik dengan


baik dan runtut sehingga akibat belajar anak pada pembelajaran Matematika
meningkat.

4.2 Pembahasan

Sesuai data yang akan terjadi penelitian dapat diketahui bahwa akibat belajar
peserta didik di mata pelajaran matematika mengalami peningkatan setelah
dilakukan pemugaran di siklus II dan ketiga. Pada Siklus I Masih terdapat 35% asal
jumlah siswa menerima nilai dibawah KKM. Hal ini dibuktikan bahwa adanya 20
peserta didik yg mengikuti tes tertulis, ada 7 peserta didik (35%) siswa belum tuntas
dan 13 peserta didik (65%) tuntas. Sasaran yang dibutuhkan adalah 85% dari jumlah
siswa harus mendapatkan nilai diatas KKM. Di Pembelajaran pada Siklus II telah
mencapai indikator keberhasilan yaitu 85% tuntas. Banyaknya siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM merupakan 17 serta yang nilainya dibawah KKM
adalah 3 siswa. Peningkatan yang akan terjadi belajar juga disertai dengan
peningkatan ketrampilan pengajar serta kegiatan siswa di waktu perbaikan
pembelajaran siklus II berlangsung.

27
Pada siklus 1 tidak tercapai ketuntasan belajar sesuai menggunakan indicator
yang ditetapkan. Hal ini ditimbulkan karena pengajar belum melaksanakan
pembelajaran dengan baik yang diakibatkan sang guru belum menguasai Langkah
Langkah pembelajaran moduel kontruktivis realistik. Hal ini dijadikan menjadi
bahan refleksi buat pemugaran pembelajaran pada siklus berikutnya. Pada siklus
berikutnya sudah terjadi peningkatan yang akan terjadi belajar secara signifikan.
Adanya peningkatan hasil belajar tersebut ialah dampak asal pemugaran metode
pembelajaran yang dilakukan, dimana guru menggunakan contoh pembelajaran
kontrutivis realistic sebagai akibatnya peserta didik dapat menyampaikan
menggunakan baik materi yang disampaikan.

28
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

1.1 kesimpulan

Sesuai data yang diperoleh selama melakukan pemugaran, maka dapa disimpulkan
menjadi berikut:

1. Hasil belajar matematika peserta didik kelas V MINU Sumberpasir Kecamatan Pakis
cenderung mengalami peningkatan pada setiap siklus perbaikan pembelajaran dengan
memakai modle pembelajaran konstruktivis realistik di materi pokok operasi hitung
bilangan bulat.

2. Penggunaan model pembelajaran konstruktiviss realistik bisa menaikkan hasil belajar


peserta didik kelas V MINU Sumberpasir Kecamatan Pakis di materi pokok operasi
hitung bilangan bulat.

1.2 Saran dan Tindak Lanjut

Sesuai konklusi penelitian ini, maka peneliti menyarankan hal hal sebagai berikut.

1. Bagi guru, khususnya guru Sekolah Dasar hendaknya menerapkan model


pembelajaran konstruktivis realistik dalam pembelajaran matematika pada kelas, agar
siswa dapat aktif , kritis dan memiliki kemandirian pada proses pembelajaran.

2. Kepada pihak sekolah, dalam hal ini MINU Sumberpasir semoga senantiasa kreatif
dalam menerapkan metode pembelajaran yang variatif sesuai materi yang akan
diajarkan, sebab tidak seluruh materi cocok diajarkan dengan satu metode pembelajaran
saja.

3. Bagi peneliti, selanjutnya punya relevansi menggunakan penelitian ini untuk


mempelajari lebih jauh dari apa yang belum tersentuh dari penelitian kali ini.

Sebagai tindak lanjut perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran


selanjutnya secara keseluruhan, maka kiranya Kelompok Kerja guru (KKG) yang telah
terbentuk pada gugus diaktifkan guna untuk bertukar pengalaman yang menyangkut
tugas kita sehari-hari

29
DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2013. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi dkk. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara

Firmansyah, D. 2015. “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar terhadap


Hasil Belajar Matematika”. Jurnal Pendidikan UNSIKA 3(1) : 24- 44.

Makmur Sugeng. 2004. Pengaruh Pembelajaran Realistik Terhadap Prestasi Belajar


Matemalika Unit Geometri Ditinjau dari Respon Siswa Terhadap Proses
Pembelajaran pada Siswa Kelas III IPA SMU Negeri Kota Surakarta. Tesis.
Surakarta: Pasca Sarjana UNS

Mangun Wardoyo Sigit, 2013. Pembelajaran konstruktivisme : teori dan aplikasi


pembelajaran dalam pembentukan karakter. Bandung : Alfabeta.

Molstad, C. E., & Karseth, B. (2016). National Curricula in Norway and Finland: The
Role of Learning Outcomes. European Educational Research Journal , 15 (3),
329-344.

Muhyidin ,Dwijanto, Masrukan,” Pembelajaran Dengan Model Konstruktivisme


Berbasis Matematika Realistik Berbantuan Cd Pembelajaran Kelas
IV”,Jurnal Pendidikan Pendidikan unnes:Vol 2 No 1 (2013)
Muin, 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Pembelajaran
Menggunakan Aplikasi Moodle. Jurnal Phytagoras. Vol. 7(1):73-82.

Mustakim. 2020. Jurnal Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online


Selama Pandemi Covid-19 pada Mata Pelajaran Matematika. 2 (1): 1-12.

Nugraha,. 2020. Pengantar Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Tasikmalaya : Edu Publisher.

30
Raudhah,2018. Progam Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN
Sumatera Utara http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah. Vol. 06
No. 01

Schunk Dale, 2012. Learning Theories an Educational Perspective. Terj. Eva


Hamida dan Rahmat Fajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Trianto, Sunarni, 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


Konstruktivistik : Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya.
Jakarta : Prestasi Pustaka.

Wardani, dkk. 2017. Pemantapan Kemantapan Profesional. Banten: Universitas


Terbuka

31

Anda mungkin juga menyukai