Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG


PENJUMLAHAN PECAHAN YANG PENYEBUTNYA
BERBEDA MELALUI METODE PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL INKUIRI TERBIMBING PADA
SISWA KELAS IV SDN BATUCEPER I
KOTA TANGERANG

DISUSUN OLEH
NYI MS RAHAYUNINGSIH
NO PESERTA : 12286102711549
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan oleh Badan Standar
Nasional Pensisikan (BSNP) melalui Permendiknas No. 22 tahun 2002 tentang
standar isi untuk pendidikan dasar dan menengah menuntut kompetensi yang
tinggi, standar proses yang menuntut proses pembelajaran yang berkualitas
menuju lulusan yang cerdas, komperhensif sesuai dengan motto kementrian
pendidikan dan kebudayaan.
Sedangkan kita ketahui pelajaran matematika adalah pelajaran yang
kurang disenangi para siswa dan ini terjadi pada siswa SDN Batuceper I Kota
Tangerang pada siswa kelas IV yang berjumlah 44 orang yang terdiri dari 26
siswa perempuan dan 44 siswa laki-laki. Pembelajaran matematika di kelas IV
SDN Batuceper I mengacu pada kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun
2006. Alokasi pada pembelajaran tiap minggu adalah 6 jam pelajaran, tiap 1
jam pelajaran 35 menit, dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran.
Pembelajaran matematika dengan materi tentang penjumlahan
pecahan yang penyebutnya berbeda diperoleh adalah nilai rata-rata ketuntasan
belajar 50%, sedangkan tuntutan ketuntasan belajar siswa sebesar 70%. Materi
ini penting untuk dikuasai siswa agar dapat mengikuti materi pembelajaran
selanjutnya. Untuk itu diperlukan melakukan perbaikan melalui penelitian
tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran dan
pencapaian ketuntasan belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan.
Beberapa penyebab yang menjadikan sulitnya pemahaman materi
tentang penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda dikarenakan
beberapa faktor antara lain :
a. Metode yang digunakan guru kurang tepat untuk materi penjumlahan
pecahan yang penyebutnya berbeda
b. Keterlibatan siswa untuk menemukan konsep sendiri sedikit
c. Guru kurang inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran
d. Stategi pembelajaran yang digunakan guru tidak menumbuhkan antusias
belajar siswa
Solusi yang dianggap tepat dalam mengatasi masalah diatas adalah
melalui penerapan model pembelajaran konstektual inkuiri. Model
pembelajaran ini akan mengajak siswa untuk mencari dan menelusuri melalui
proses berpikir secara sistematis. Model pembelajaran ini akan melibatkan
siswa untuk menemukan, menganalisa, dan membahas permasalahan secara
jelas. Dengan aktivitas siswa sendiri, siswa menjadi lebih mengerti dan dapat
memecahkan masalah sendiri. Dengan keterlibatan siswa secara langsung,
maka ia akan lebih paham dan lebih menguasai materi tersebut sehingga
kesulitan belajar akan dapat diatasi siswa dengan sendirinya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah-
masalah sebagai berikut :
1. Apa faktor yang menyebabkan jumlah ketuntasan belajar siswa rendah?
2. Bagaimana cara mengajar guru agar dapat menumbuhkan semangat belajar
siswa khususnya materi penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda
3. Apakah penggunaan model pembelajaran konstektual inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya untuk materi prnjumlahan
pecahan dengan penyebut berbeda.
Untuk mengatasi hal tersebut diatas guru mrminta teman sejawat agar
mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan.

C. PEMBATASAN MASALAH
Karena keterbatasan waktu untuk melaksanakan atau menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi maka model pembelajaran yang digunakan
guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah menggunakan model
pembelajaran konstektual inkuiri terbimbing untuk materi penjumlahan
pecahan dengan penyebut yang berbeda.
Fokus Penelitian
Menemukan, mengetahui, penyebab kegagalan dalam kegiatan belajar
mengajar supaya siswa lebih mudah mempelajari materi pembelajaran yang
akan diajarkan.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan
diatas, rumusan masalah penelitian tindakan kelas yaitu “Apakah penggunaan
model pembelajaran kontekstual inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Batuceper I dengan materi penjumlahan pecahan
yang penyebutnya berbeda.

E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian yang akan dilaksanakan di kelas IV SDN Batuceper I
bertujuan untuk :
1. Membantu meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi penjumlahan
pecahan yang penyebutnya berbeda
2. Membantu mendapatkan model pembelajaran yang sesuai dalam kegiatan
belajar mengajar, khususnya materi pecahan dengan penyebut yang
berbeda.

F. MANFAAT PENELITIAN
Hasil Penelitan Tindakan Kelas diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Siswa
a. Mengatasi kesulitan siswa dalam pemahaman materi penjumlahan
pecahan melalui model pembelajaran kontekstual
b. Adanya perbaikan bagi siswa dalam pembelajaran matematika.
c. Dengan menggunakan model pembelajaran konstekstual siswa lebih
terlibat aktif karena dalam proses pembelajaran dapat meneruskan
konsep materi sendiri
d. Motivasi dan daya tarik siswa terhadap pelajaran matematika
meningkat
2. Guru
a. Sebagai pengetahuan dalam membantu meningkatkan hasil belajar
siswa secara lebih efektif
b. Dapat menemukan metode yang lebih tepat dalam mengajarkan materi
pelajaran matematika tentang penjumlahan dengan penyebut berbeda
c. Semakin mantap dalam mempersiapkan program dan melaksanakan
tindakan pembelajaran
d. Untuk memperbaiki model pembelajaran sehingga memberikan
layanan yang terbaik bagi siswa
3. Sekolah
Dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berarti dalam rangka
memperbaiki proses pembelajaran sehingga hasil dan prestasi belajar
siswa semakin meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI
Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai
hasil pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi dengan
lingkungannya. Jadi, belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang
dicapai individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Belajar menurut
Asep Priyatna (1987 : 87) adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru. Secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
E Kusuma Fachrudin(1987:17) mengatakan mengajar adalah segala
upaya yang ditempuh pengajar untuk membina, membantu, menolong ,
memotivasi dan memberi berbagai kemudahan kepada subjek ajar untuk
mencapai tujuan belajarnya dengan efektif dan efisien.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukann
oleh guru dalam kelas sendiri. Guru berusaha untuk memperbaiki kinerja
sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wardhani dkk,
2006). Guru berperan sebagai motivator untuk menumbuhkan motivasi siswa
agar siswa tersebut belajar dengan baik.
Hal ini terkait dengan pendapat Urnstein (1993) dalam Suciati (UT
2005) yang menegaskan bahwa dalam pembelajaran PTK merupakan kunci
memperbaiki pembelajaran dari guru agar mengembangkan motivasi siswa
secara total. Guru harus dapat merumuskan pertanyaan yang mudah dipahami,
siswa menjawab pertanyaan guru sehingga terdapat interaksi antara guru
dengan siswa. Cara mengajar dengan motivasi siswa berpengaruh pada
pembelajaran yang sedang berlangsung yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
Pendidikan pembelajaran temattik adalah bagian materi dari integrated
learning (pembelajaran terpadu). Pembelajaran adalah untuk menciptakan
iklim dan pelajaran dimana terdapat kemampuan,potensi, minat, bakat, dan
kebutuhan peserta didik yang beragam. Agar terjadi interaksi optimal antara
guru dan siswa (Suyitno, 2004 :1) pembelajaran matematika adalah belajar
tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam
materi yang dipelajari serta menjalankan hubungan antara konsep dan struktur
tersebut. Selain itu peserta didik lebih mudah mengingat materi pelajaran
matematika jika yang dipelajarinya tersebut merupakan pola yang terstruktur.
 Model Pembelajaran Konstekstual
Model pembelajaran konstekstual atau CTL adalah suatu model
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk menemukan materi yang dipelajari (Supriyadi, dkk 2001).
 Kerangka Berfikir
Permasalahan pembelajaran matematika dapat diukur pada tahap,
proses dan hasil belajar. Permasalahan ini sering terjadi dalam setiap
pembelajaran. Penyebab rendahnya pencapaian ketuntasan belajar tersebut
antara lain :
1. Metode yang digunakan kurang inovatif
2. Strategi pembelajaran tidak menumbuhkan antusias siswa untuk
belajar
3. Keterlibatan siswa dalam menemukan konsep belajar kurang
4. Model pembelajaran yang digunakan untuk materi penjumlahan
pecahan yang penyebutnya berbeda kurang tepat.

Salah satu alternatif pemecahan masalah diatas adalah dengan


menggunakan model pembelajaran konstekstual inkuiri terbimbing.
Melalui model pembelajaran konstekstual ini siswa terlibat aktif untuk
mencari, menemukan, menelusuri konsep materi yang dipelajari sesuai
kehidupan yaitu dengan proses berfikir sistematis. Model ini efektif
digunakan dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan pecahan
yang penyebutnya berbeda. Dengan demikian antusias siswa yang tinggi
dapat menentukan keberhasilan pembelajaran, khususnya pembelajaran
matematika tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda.

 Indikator Keberhasilan
Pembelajaran tentang materi penjumlahan pecahan yang
penyebutnya berbeda dianggap berhasil jika :
1. Siswa mampu menguasai materi penjumlahan pecahan yang
penyebutnya berbeda
2. Siswa terlibat aktif untuk menemukan dan memecahkan konsep
pembelajaran
3. Kemauan belajar siswa meningkat

 Hipotesis Tindakan
Penggunaan model pembelajaran konstekstual inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan pecahan yang
penyebutnya berbeda. Jika proses pembelajaran matematika tentang
penjumlahan pecahan yang berbeda penyebutnya berhasil, maka hasil
belajar siswa akan meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas IV SD Negeri
Batuceper I Kecamatan Batuceper Kota Tangerang. Penelitian ini
dilaksanakan selama kurang lebih (±) 1 bulan mulai tanggal 8 sampai 24
Oktober 2013. Dalam penelitian ini akan dilaksanakan 3 siklus / tahapan.

B. PROSEDUR PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


Tahapan dalam penelitian tindakan kelas :
1. Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan skenario pembelajaran
yang akan dilakukan guru. Dalam rencana ini, peneliti akan menerapkan
model pembelajaran konstekstual inkuiri terbimbing untuk menyampaikan
materi penjumlahan pecahan yang berpenyebut berbeda.
Rencana Tindakan dan Siklusnya
 Siklus 1 ( Dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2009 jam
ke 1 dan ke 2)
a. Rencana Perbaikan Pembelajaran akan dilaksanakan di kelas IV
dengan dibantu teman sejawat sebagai obsevator untuk mengamati
semua kegiatan yang ada dikelas.
Merencanakan :
Menngidentifikasi, Menganalisis dan Merumuskan Masalah,
Perbaikan.
b. Pengamatan / Pengumpulan Data Instrumen
Peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dibantu teman sejawat
sebagai observer, mengamati tindakan yang dilakukan guru dan
siswa serta mendata hasil dari kemajuan yang dicapai oleh siswa
melalui lembar observasi.
2. Tindakan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Dalam tahap ini peneliti menerapkan model
pembelajaran konstekstual dengan melibatkan siswa secara aktif untuk
menemukan, menelusuri konsep materi pembelajaran secara sitematis
untuk materi pembelajaran penjumlahan pecahan.

3. Observasi Teman Sejawat


Proses pembelajaran diikuti oleh pengamat dari teman sejawat
dengan menggunakan lembar observasi yang bertujuan untuk meneliti
aktivitas yang dilaksanakan guru dalam mengajar.

 Siklus II ( Dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Maret 2009)


Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) akan Nampak
kelebihan dan kelemahan guru dalam mengajar. Kelemahan guru dalam
mengajar materi penjumlahan pecahan berbeda penyebut akan
diperbaiki dalam siklus ini.
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
a. Tempat Pelaksanaan
Tempat perbaikan pembelajaran dilaksanakan dikelas IV SD
Negeri Batuceper 1 yang berada di wilayah Cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan Batuceper Kota Tangerang.

b. Waktu Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan
adalah :
 Siklus pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12
Maret 2009
 Siklus kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14
Maret 2009
Observasi perbaikan pembelajaran matematika (Siklus 1)
Fokus Observasi : Penjelasan guru, pemberian contoh,
pemberian latihan, penggunaan alat peraga,
penggunaan metode, hasil belajar dan
aktivitas siswa.

Prosedur pembelajaran sudah dilaksanakan seluruhnya namun


penyampaian tujuan kurang, yaitu pada penggunaan model
pembelajaran konstekstual inkuiri kurang sempurna, sehingga
tujuan yang ingin dicapai belum maksimal. Tentu hal-hal yang
menjadi fokus perbaikan, perlu diperhatikan dan diperbaiki
pada siklus 2

Observasi Perbaikan Pembelajaran Matematika (Siklus II)


Fokus Observasi : Penjelasan guru, pemberian contoh,
pemberian latihan, model pembelajaran,
hasil belajar, alat peraga, aktivitas siswa.

Prosedur pembelajaran sudah terpenuhi dan sudah berjalan


dengan sempurna sehingga hasil belajar meningkat dan nilai-
nilaipun memenuhi Standar Ketuntasan Belajar Minimal
(SKBM).

4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh guru dan teman sejawat yang bertujuan
untuk mengkaji hasil tindakan sehingga ditemukan kelebihan dan
kelemahan tindakan tersebut. Hal-hal yang belum tercapai ditindak lanjuti
pada siklus selanjutnya.
Secara umum penelitian tindakan kelas ini digambarkan

Merencanakan

Melakukan Refleksi Melakukan Tindakan

Mengamati

Bagan Siklus Perbaikan Pembelajaran

Analisis Masalah

Perencanaan 1

Refleksi 1 Siklus 1 Tindakan 1

Observasi 1

Perencanaan 2

Refleksi 2 Siklus 2
Tindakan 2

Observasi 2

Siklus 3
JADWAL PENELITIAN

Waktu (Minggu ke)


No Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

DAFTAR PUSTAKA
Ary, Astuty, Mustakim Burhan (2008) Matematika
Andani, dkk (2008) Pemantapan Kemampuan Profesional , Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional(2006), Standar Isi Depdiknas : Jakarta
E. Kusmana, Fachrudin, (1989) Proses Belajar Mengajar Azaz Strategi Metode.
Bandung : IKIP
Hudoyo, H (1988), Belajar Mengajar Matematika, Jakarta : Depdikbud
Suciati, dkk (2005) , Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : UT
Supriyadi, dkk (2011), Modul Penelitian dan Latihan Profesi Guru SD, Jakarta :
UNJ
Samsudin Abidin dan Budiman, Nanang (2005), Profesi Guru SD, Jakarta : UNJ
Suyitno, Amin (2004) Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1,
Tim Bakti Guru (2004), Matematika Tangkas Berhitung Kelas IV, Bandung :
Remaja Rosda Karya
Wardani, Iga K (2005) Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Universitas Tebuka

Anda mungkin juga menyukai