Disusun oleh:
Sanny Urip
818098473
sannyurip@yahoo.com
S1-PGSD, Kota Bandung, 2013.2
ABSTRAK
I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan oleh penulis karena penulis
melihat adanya masalah yang dialami oleh peserta didik dalam pembelajaran
Matematika. Matematika itu suatu mata pelajaran yang penting. Akan tetapi
kendalanya sampai saat ini masih banyak peserta didik yang merasa pelajaran
matematika itu sulit, tidak menyenangkan, bahkan menjadi hal yang menakutkan.
Hal ini dikarenakan banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
soal matematika.
Ini terlihat seperti contoh kondisi belajar saat ulangan mata pelajaran
Matematika dengan materi satuan volume di kelas VI SDK Gamaliel masih
terdapat peserta didik yang nilainya di bawah standar ketuntasan. Dikarenakan
saat proses pembelajaran prasiklus guru memberikan penjelasan dengan metode
ceramah tanpa menggunakan alat peraga, sehingga kurang memotivasi siswa
untuk belajar dengan bersemangat dan terbukti berdampak pada hasil evaluasi
siswa yang di bawah standar ketuntasan.
Maka guru perlu mengadakan PTK pada mata pelajaran Matematika pokok
bahasan satuan volume yang terbagi dalam dua siklus. Berdasarkan masalah di
prasiklus penulis merasa perlu mengubah cara-cara pengajaran yang awalnya
berpusat pada guru berubah menjadi guru sebagai fasilitator dengan penerapan
pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,dan Menyenangkan)
untuk memotivasi belajar Matematika. Diharapkan peserta didik tidak lagi melihat
pelajaran Matematika sebagai hal yang sulit tidak menyenangkan dan
menakutkan. Penulis mengharapkan peserta didik dapat termotivasi dalam
pembelajaran Matematika dan memiliki paradigma baru dalam pikiran mereka
bahwa belajar matematika adalah proses pembelajaran yang menyenangkan.
1. Identifikasi Masalah
Dari data yang diperoleh, kegiatan pembelajaran yang dilakukan penulis
dalam mata pelajaran matematika pokok bahasan satuan volume di kelas VI SDK
Gamaliel Kota Bandung, menemukan masalah dalam proses pembelajaran yang
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut :
Bagaimana model pendekatan PAKEM yang tepat untuk dapat meningkatkan
motivasi belajar Matematika peserta didik di kelas VI SDK Gamaliel dengan
pokok bahasan satuan volume?
II . KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian PAKEM
PAKEM adalah pendekatan pembelajaran, bukan metode atau strategi
pembelajaran. Lahirnya PAKEM didasarkan pada realitas, di mana guru di
Indonesia umumnya masih menggunakan pendekatan tradisional atau
konvensional dalam kegiatan pembelajarannya.
Menurut Asmani (2013:63) PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Istilah Pakem semula dikembangkan
dari istilah AJEL (Active Joyful and Effective Learning). Pada hakikatnya,
landasan-landasan teori yang digunakan PAKEM adalah mengambil teori-teori
tentang active learning atau pembelajaran aktif.
Adapun maksud dari masing-masing kata PAKEM Menurut Asmani (2013:60-61)
yaitu sebagai berikut. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru
harus menciptakan suasana sehingga peserta didik aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Kreatif dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan peserta didik. Efektif berarti proses pembelajaran tersebut bermakna
bagi peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai peserta
didik tercapai. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga waktu curah perhatian peserta didik terhadap proses
pembelajaran tinggi.
Ciri-ciri PAKEM menurut Pelatihan MBS dalam Asmani (2013:83–84)
adalah sebagai berikut.
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman
dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat
(learning to do).
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
6
Bagan 2.1
Garis Besar PAKEM
Guru menggunakan alat bantu dan sumber Sesuai mata pelajaran, guru menggunakan
belajar yang beragam. • Alat yang tersedia atau yang dibuat
sendiri
• Gambar
• Studi kasus
• Nara sumber
• Lingkungan
Guru memberi kesempatan kepada siswa Siswa:
untuk mengembangkan keterampilan. • Melakukan percobaan,
pengamatan, atau wawancara
• Mengumpulkan data/jawaban dan
mengolahnya sendiri
• Menarik kesimpulan
• Memecahkan masalah, mencari rumus
sendiri
• Menulis laporan/hasil karya lain dengan
kata-kata sendiri
Guru memberi kesempatan kepada siswa Melalui:
untuk mengungkapkan gagasannya sendiri • Diskusi
secara lisan atau tulisan. • Pertanyaan terbuka
• Hasil karya yang merupakan pemikiran
anak sendiri
Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan • Siswa dikelompokkan sesuai dengan
belajar dengan kemampuan siswa. kemampuan (untuk kegiatan tertentu)
• Bahan pelajaran disesuaikan dengan
kemampuan kelompok tersebut.
• Pemberian tugas perbaikan atau
pengayaan
Guru mengaitkan pembelajaran dengan • Siswa menceritakan atau memanfaatkan
pengalaman siswa sehari-hari. pengalamannya sendiri.
• Siswa menerapkan hal yang dipelajari
dalam kegiatan sehari-hari
Guru menilai pembelajaran dan kemajuan • Guru memantau kerja siswa
belajar siswa secara terus menerus. • Guru memberikan umpan balik
8
D. Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien. Langkah untuk memiliki strategi adalah
menguasai teknik penyajian yang biasa disebut metode mengajar.
Terdapat beberapa metode pembelajaran PAKEM yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran aktif (active learning) (Asmani,2013:32-52). Penulis akan
menjabarkan beberapa metode pembelajaran yang penulis gunakan pada saat
Penelitian Tindakan Kelas di kelas VI SDK Gamaliel.
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional.
Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
2. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak
didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau
percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta,
9
3. Metode Diskusi
Diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu
memecahkan berbagai problem kehidupan. Dengan catatan persoalan yang akan
didiskusikan harus dikuasai secara mendalam.
5. Metode Lagu
Berdasarkan http://rumahinspirasi.com/belajar-melalui-lagu-2/ tanggal 7
September 2011, lagu bisa menjadi salah satu cara yang efektif dalam
mengajarkan anak. Kita tidak perlu bisa bernyanyi untuk dapat mengajar melalui
lagu. Cara paling mudah adalah mengambil nada yang sering didengar dan sudah
dikenal anak, kemudian mengganti kata-katanya dengan kata-kata kita sendiri,
atau gunakan kata-kata sederhana yang berulang dan biarkan anak mengarang
nadanya sendiri. Lakukan pembelajaran melalui metode lagu ini dalam suasana
10
yang gembira, diselingi gerak tubuh dan tepuk tangan untuk membuat anak
bersemangat.
2) Pelaksanaan PTK
a) Mengondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif;
b) Menyampaikan materi yang akan dipelajari;
c) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai;
d) Menyampaikan langkah kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan;
e) Memusatkan perhatian peserta didik untuk memulai pembelajaran
dengan meminta peserta didik menyusun satuan volume mulai dari
km3-mm3, dari kl-ml dengan bantuan alat peraga secara bergilir ke
papan tulis, sebagai bentuk apersepsi;
f) Peserta didik menyebutkan kembali bersama-sama urutan satuan
volume;
g) Peserta didik dapat menemukan hubungan antar satuan volume
h) Guru memberi contoh lagu Satuan Volume untuk mengingat
hubungan satuan volume kubik dan satuan volume liter;
i) Peserta didik menyanyikan lagu tersebut bersama-sama;
j) Peserta didik mengerjakan LKPD dalam diskusi kelompok;
k) Membahas hasil diskusi kelompok;
l) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
m) Peserta didik diberikan latihan soal sebagai evaluasi;
n) Peserta didik diberikan PR sebagai tindak lanjut pembelajaran.
Secara garis besar kegiatan siklus 1 meliputi :
13
2) Pelaksanaan PTK
a) Mengondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif;
b) Menyampaikan materi yang akan dipelajari;
c) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai;
d) Menyampaikan langkah kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan;
e) Memusatkan perhatian peserta didik untuk memulai pembelajaran
dengan melakukan apersepsi, meminta peserta didik menyebutkan
urutan satuan volume dari km3-mm3, dari kl-ml dan menuliskannya di
papan tulis dengan bantuan tangga satuan volume. Menyanyikan lagu
Satuan Volume secara bervariasi, untuk membantu mengingat materi
yang telah lalu tentang hubungan antar satuan volume kubik dengan
14
a. Perencanaan
Melihat kondisi awal pembelajaran (Prasiklus), penulis dengan bantuan
supervisor 2 (penilai 1) membuat rencana perbaikan pembelajaran siklus 1, dan
menentukan faktor-faktor penghambat yang dialami peserta didik selama proses
pembelajaran prasiklus berlangsung. Faktor penghambat yang teranalisis antara
lain :
1) Bagi sebagian anak sudah memiliki image bahwa Matematika adalah sesuatu
yang sulit dan harus berpikir abstrak.
2) Metode pembelajaran Matematika yang dilakukan condong monoton, kurang
variasi sehingga peserta didik kurang tertarik dan termotivasi untuk belajar
Matematika.
3) Sebagian siswa masih sering tertukar dalam mengubah satuan volume dengan
satuan panjang atau satuan luas.
4) Sebagian siswa masih suka lupa kesetaraan satuan volume liter dengan satuan
volume kubik.
Menganalisis hasil pengamatan tersebut, penulis dapat merumuskan
alternatif tindakan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada siklus 1,
yaitu:
1) Melakukan pendekatan pribadi kepada peserta didik yang nilainya kurang;
2) Merencanakan metode dan media pembelajaran yang tepat;
3) Merumuskan rencana perbaikan pembelajaran;
4) Merancang soal-soal untuk evaluasi pada akhir siklus 1
b. Pelaksanaan
Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 lebih menekankan pada
penggunaan alat peraga satuan volume agar peserta didik ingat susunan satuan
volume kubik dan satuan volume liter . sedangkan untuk mengingat kesetaraan
satuan volume liter dan satuan volume kubik penulis menggunakan metode lagu
dengan menyanyikan lagu Satuan Volume.
Pada tahap ini penulis melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
rencana/skenario pembelajaran yang telah disusun, yaitu:
1) Kegiatan membuka pembelajaran
20
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan jurnal dengan bantuan supervisor 2
dalam pelaksanaan tindakan kelas (siklus 1), maka diperoleh data sebagai berikut :
1) Secara umum peserta didik sudah mulai ada peningkatan dalam pemahaman
materi, dilihat dari peningkatan nilai rerata dibandingkan dengan rerata
prasiklus, tetapi masih ada 9 orang peserta didik yang nilainya di bawah
KKM;
2) Interaksi antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan
peserta didik sudah baik;
3) Semangat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sudah mulai nampak,
namun masih kurang berani untuk bertanya;
4) Sudah ada peningkatan dalam pemahaman materi dengan penggunaan media
alat peraga satuan volume dan metode lagu tetapi belum maksimal;
5) Dalam mengerjakan soal evaluasi, beberapa peserta didik masih salah dalam
mengubah satuan volume kubik ke liter atau sebaliknya, operasi hitung satuan
volume dan soal cerita satuan volume.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, maka penulis dan supervisor 2
(penilai 1) memutuskan untuk melakukan siklus 2 karena pembelajaran pada
siklus 1 belum optimal.
3. Deskripsi Sikus 2
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas 2 (Siklus 2) dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 18 Oktober 2013, dengan bantuan Supervisor 2 (Penilai 1) selaku
pengamat dan yang memberikan penilaian dengan Penilai 2 pada Dokumen
Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan menggunakan APKG 1 Plus dan Praktik
Perbaikan Pembelajaran di kelas pada APKG 2 Plus.
22
2) Kegiatan Inti
Melangkah pada kegiatan inti, peserta didik melakukan percobaan untuk
membuktikan kesetaraan satuan volume cm3 dengan ml. Peserta didik melakukan
pengukuran dus untuk menentukan volume dus dalam cm 3 . Setelah itu peserta
didik mengamati ukuran dari botol ( dalam satuan volume ml) yang berisi beras.
Peserta didik memindahkan beras yang berada di dalam botol ke kotak dus
tersebut. Peserta didik membuktikan bahwa satuan volume ml dengan cm 3
ternyata setara.
Kegiatan dilanjutkan dengan permainan make a match (mencari pasangan) .
Beberapa siswa dipilih untuk melakukan permainan ini. Ada siswa yang
memegang kartu soal dan yang lain memegang kartu jawaban. Setelah mereka
menemukan pasangan jawaban yang tepat, mereka menjelaskannya dasar jawaban
mereka kepada teman-teman di kelasnya. Setelah itu peserta didik membuat soal
satuan volume dari kartu jawaban yang tersisa yang tidak ada pasangannya.
Pada bagian elaborasi peserta didik dibagi dalam 8 kelompok untuk
mengerjakan LKPD. LKPD dalam bentuk percobaan untuk menemukan hubungan
antara satuan volume liter dengan mililiter. Setelah itu peserta didik mencatat
hasil temuan mereka pada tabel yang telah disediakan dan berdiskusi untuk
menarik kesimpulan. LKPD dikumpulkan untuk dievaluasi.
c. Pengamatan
Dari pelaksanaan siklus 2, penulis dengan bantuan supervisor 2 mengadakan
analisis terhadap hasil belajar siklus 2.
Beberapa hal yang perlu dicermati dari hasil pengamatan adalah sebagai
berikut:
1) Peserta didik terlihat antusias dalam mengikuti pelajaran.
2) Jumlah peserta didik yang masuk kategori sangat baik sekali meningkat, serta
nilai evaluasi yang mencapai KKM pun meningkat;
3) Peserta didik mulai termotivasi sehingga semangat belajar mulai terasa.
4) Peserta didik terlihat banyak yang bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini
membukitkan bahwa pemahaman mereka terhadap materi semakin
24
meningkat, walaupun masih ada 3 orang atau sekitar 9,09% yang nilai
evaluasinya masih di bawah KKM.
Hal ini mencerminkan bahwa penelitian tindakan kelas siklus 2 yang
dilakukan penulis sudah mampu meningkatkan pemahaman peserta didik pada
masalah yang dihadapi tetapi belum maksimal karena masih ada 3 orang yang di
bawah KKM.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dalam proses pelaksanaan siklus 2 diperoleh
nilai rerata sebesar 89,09, nilai yang sudah mencapai KKM sekitar 90,91%.
Secara keseluruhan ada peningkatan hasil dibandingkan dengan siklus 1 , tetapi
belum terlalu memuaskan karena masih ada 3 orang anak yang hasilnya masih di
bawah KKM. Tindak lanjut yang akan penulis lakukan terhadap peserta didik
yang belum mencapai KKM adalah dengan memberikan pelajaran tambahan dan
pemberian tugas.
Tabel 4.1
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VI SDK Gamaliel Per
Siklus
No Nama L/P Prasiklus Siklus-1 Siklus-2
1 Alvin Hazael Beata L 100 100 100
2 Anasthasya Deandra Darmansya P 75 100 75
26
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Evaluasi
Kelas VI SDK Gamaliel
60.00 57.58
50.00
39.39
40.00
30.30
30.00
24.24 24.24 24.24
21.21 21.21
20.00
15.15 15.15
9.09
10.00 6.06 6.06
3.03 3.03
0.000.00 0.00
0.00
SKS KS K C B BS
28 - 39 40 - 51 52 - 63 64 -75 76 - 87 88 - 100
Grafik 4.1
Persentase Perolehan Nilai Peserta Didik dari Tiap Siklus
28
120.00
100 100 100
100.00 89.09
83 83 82.42 83
80.00 74.91
60.00
40.00
20.00
0.00
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Grafik 4.2
Perbandingan Mean, Median, dan Modus
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Anggoro, M.Toha. (2011). Metode Penelitian . Jakarta: Universitas Terbuka.
Asmani, Jamal Ma’mur (2013). 7Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press.
Internet :
Depdikbud.( 1996 ). Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar dapat diakses
pada: http://lenterakecil.com/pembelajaran-matematika-di-sekolah-dasar/ (27
September 2011)
31
http://herrywidayat.wordpress.com/penelitian-tindakan-kelas-pakem-one-minute-
song/ diakses tanggal 10 Oktober 2009