Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan terus berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(IPTEK), pendidikan saat ini hendaknya didasarkan pada tingkat kualitas dan

kemampuan para guru dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang

ada untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Guru

sebagai pendidik juga harus mempersiapkan pembelajaran yang dapat

menumbuhkan cara berfikir peserta didik agar menjadi lebih kritis dan kreatif.

Kimia adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempunyai

peranan sangat penting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Kimia menjadikan peserta didik menjadi manusia yang dapat berfikir secara logis,

kritis, rasional dan percaya diri. Kimia juga dianggap oleh peserta didik sebagai

mata pelajaran yang tidak mudah untuk dipahami penerapannya, baik teori maupun

konsep- konsepnya sehingga menyebabkan prestasi belajar kimia belum

menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari daftar nilai ulangan,

nilai tugas, nilai tes semester dan nilai ujian akhir nasional yang belum sesuai

dengan harapan.

Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran kimia seharusnya disajikan kepada

peserta didik dengan suasana menyenangkan dan mudah dipahami, salah satu faktor

kurangnya minat belajar kimia peserta didik dikarenakan kuranganya pemahaman

konsep yang dibangun sejak awal pembelajaran, dan telah diketahui konsep materi

1
kimia selalu berkesinambungan dari meteri sebelumnya dan materi selanjutnya

yang akan disajikan kepada peserta didik, hal ini lah terkadang peserta didik tidak

memhamai konsep materi awal sebagai dasar dan landasan utama yang harus

dipahami sehingga kesulitan memahami materi berikutnya, akibatnya peserta didik

tidak senang dan sering tidak konsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh

guru.

Perlunya pemahaman yang mendalam dalam menyampaikan meteri kimia

maka guru harus lebih kreatif dalam meyampaikan pelajaran tentunya dengan

pendekatan dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi serta gaya belajar

peserta didik. Metode pembelajaran KUMON menjadi salah satu pilihan yang

menurut peneliti cocok untuk diterapkan pada meteri kimia.

Menurut Kusyanto (2017). Metode Kumon adalah metode belajar

perseorangan, lembar kerja didesain sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat

mempelajari dan memahami sendiri bagaimana penyelesaian soalnya, level awal

setiap peserta didik dikerjakan sendiri dengan mudah tanpa kesalahan.jika peserta

didik terus belajar dengan kemampuan sendiri, ia akan mengerjakan bahan

pelajarannya setara dengan tingkatanya atau dapat melampauinya. Kumon

bertujuan untuk membentuk peserta didik yang handal dan cakap yang dapat

menentukan jalan hidupnya, dengan metode kumon peserta didik-siswi belajar dari

titik pangkal yang tepat. Keistimewaan yang membuat kumon bisa mencapainya ;

1) Bimbingan perseorangan, 2) belajar mandiri, 3) lembar kerja small – step, 4)

pembimbing kumon (guru).

2
Pembelajaran dengan model kumon sesungguhnya tidak jauh berbeda dari

pembelajaran konvensional yang sering dilakukan oleh guru-guru disekolah.

Perbedaan terletak pada pemberian konsep, latihan dan evaluasi. Konsep yang

diajarkan dalam hal ini ikatan kimia hanya inti dari materi, sedangkan untuk

pengembangannya peserta didik diarahkan dengan mengerjakan latihan-latihan

soal yang sudah disiapkan. Selain untuk mengembangkan materi, latihan juga

dimaksudkan untuk membiasakan anak didik dalam mengerjakan soal-soal. Untuk

menilai sejauh mana anak didik menguasai materi, guru mengadakan evaluasi

dengan menilai hasil latihan yang diberikan kepada peserta didik (Anggraeni Reny.

2010).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang diambil

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Apakah penggunaan model pembelajaran KUMON dapat meningkatkan

hasil belajar peserta didik kelas X b Agribisnis Tanaman Perkebunan

SMKN 1 Sungai Loban pada mata pelajaran kimia Materi Struktur Atom?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penenilitian ini lakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas X b Agribisnis Tanaman Perkebunan SMKN 1 Sungai Loban dengan

model pembelajaran KUMON pada mata pelajaran kimia Materi Struktur Atom.

3
1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Peserta didik

Pengunaan Model Pembelajaran KUMON dapat meningkatkan hasil belajar

peserta didik, karena peserta didik termotivasi dan turut aktif dalam kegiatan

belajar mengajar.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran kimia untuk memilih

metode dan strategi mengajar yang tepat dalam melaksanakan proses belajar

mengajar agar lebih efektif dan efisien dengan hasil yang maksimal.

3. Sekolah

Dengan dipilihnya strategi mengajar yang tepat, diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam belajar, sehingga

hasil belajar peserta didik SMKN 1 Sungai Loban dapat meningkat.

4
BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Konsep Strategi Belajar Mengajar

Saat ini guru dituntut untuk memainkan perannya yang luar biasa mereka

tidak hanya bertugas disekolah namun juga memainkan perannya di masyarakat,

dengan demikian guru yang baik mampu membangun hubungan yang baik dengan

peserta didik, dengan orang tua, serta pengelolaan sekolah. Guru yang berdedikasi

dan efektif mencurahkan energinya untuk menginspirasi para peserta didik supaya

mereka tertarik, dalam kegiatan pembelajaran. Untuk menghilangkan rasa jenuh

para peserta didik maka guru harus mampu merencanakan kegiatan belajar

mengajar melalui strategi belajar mengajar yang tepat.

Menurut Labosa (2011). ” Strategi belajar mengajar bisa diartikan sebagai

pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar

untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain, strategi belajar

mengajar merupakan sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk

mencapai tujuan pengajaran tertentu”

Strategi pembelajaran merupakan cara cara tertentu yang digunakan secara

produseral dan sisitematik dalam suatu aktifitas pembelajaran dalam rangka

meningkatkan kualias hasil dan proses belajar. Dengan demikian untuk pengajaran

bermakna, guru harus mampu mengatur dan mengelola kelas secara efektif (Faryadi

2017), guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-

5
kemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang

telah dirumuskan.

2.1.2 Tinjauan Tentang Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik Pembelajaran sudah

terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut

dengan model pembelajaran. Menurut Sudrajat (2008), model pembelajran

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran merupakan bungkus atau

bingkai dari penerapan suatu pendekatan , metode dan teknik pembelajaran.

2.1.3 Model Pembelajaran Kumon

Model pembelajaran kumon adalah model pembelajaran dengan

mengkaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana

nyaman-menyenangkan. Proses pembelajarannya adalah: pemberian konsep,

latihan, dan evaluasi (Anggraeni, 2010)

Model pembelajaran kumon lebih menekankan pada latihan soal untuk

membiasakan peserta didik mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara

mandiri. Walaupun pada pelaksanaannya peneliti mengelompokkan peserta didik,

tetapi pada prinsipnya penilaian dilakukan kepada setiap individu agar dapat

diketahui peserta didik yang sudah memahami materi dengan yang belum.

Adapun langkah-langkah pembelajarannya secara garis besar adalah

sebagai berikut:

6
1. Pemberian Konsep

Pemberian konsep oleh guru yang berupa rangkuman materi yang akan

diberikan kepada peserta didik, pemberian konsep itu dapat berupa peta konsep

atau hand out. Hal ini dilakukan agar peserta didik dapat dengan mudah

memahami apa yang dijelaskan oleh guru karena pada model pembelajaran

kumon guru hanya menjelaskan point penting dari materi yang disampaikan

sehingga menuntut kemandirian peserta didik dalam kegiatan belajar-

mengajar.

2. Latihan

Latihan diberikan guru setelah guru menjelaskan materi yang diajarkan.

Latihan bisa bersifat individu maupun kelompok dengan tetap memperhatikan

perkembangan pengetahuan setiap individu sehingga tujuan pembelajara

tercapai. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan media/alat bantu,

misalnya: penggunaan kartu soal, melalui power point dan sebagainya.

3. Evaluasi

Evaluasi dilakukan agar guru mengetahui peserta didik yang sudah paham

dengan yang belum. Evaluasi dilakukan dengan cara menilai setiap latihan

yang telah diberikan kemudian mengembalikan kepada peserta didik jika masih

terjadi kesalahan dalam mengerjakan soal.

2.1.4 Tinjauan Tentang Pokok Bahasan Struktur Atom

2.1.4.1. Notasi Atom

7
Penentuan jumlah proton dan neutron didalam inti atom (nukleon) dan

penentuan jumlah elektron yang mengelilingi inti ataom dapat digambarkan dengan

notasi atom.

Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain.

Dengan penemuan partikel penyusun atom dikenal istilah nomor atom (Z) dan

nomor massa (A).

Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah

elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur.

Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa

atom ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa

(A) menyatakan banyaknya proton dan neutron yang menyusun inti atom suatu

unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum lambang unsur.

Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah

elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur.

Massa elektron sangat kecil dan dianggap nol sehingga massa atom ditentukan oleh

inti atom yaitu proton dan neutron. Nomor massa (A) menyatakan banyaknya

proton dan neutron yang menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak

ke atas sebelum lambang unsur.

Susunan suatu inti dinyatakan dengan notasi sebagai berikut:

Dengan:
X = lambang unsur

8
Z = nomor atom
= jumlah proton (p) dalam inti
= jumlah elektron pada kulit atom untuk atom netral
A = nomor massa
= jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)

2.1.4.2. Konfigurasi electron berdasarkan kulit atom

Model atom yang dikemukakan oleh Bohr yaitu kulit atom dan susunan

(konfigurasi) elektron pada masing-masing kulit serta elektron yang berada pada

kulit paling luar. Susunan elektron pada masing-masing kulit dikenal sebagai

konfigurasi elektron dan elektron yang berada pada kulit luar disebut elektron

valensi.

Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom

tersebut. Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum 2n2 , dimana n adalah

kulit ke berapa. Jika n = 1 maka berisi 2 elektron Jika n = 2 maka berisi 8 elektron

Jika n = 3 maka berisi 18 elektron Jika n = 4 maka berisi 32 elekton Lambang kulit

dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari dekat dengan inti. Elektron

disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi maksimum sesuai daya

tampung kulit tersebut. Jika masih ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung

pada kulit tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya.

2.1.4.3. Konfigurasi electron berdasarkan orbital aturan Aufbau

Kata Aufbau berasal dari bahasa Jerman yaitu “Aufbauen” yang berarti

“membangun”. Pada saat menuliskan konfigurasi elektron, maka sama dengan

membangun elektron orbital yang tersusun dari atom-atom. Pada saat menulisnya,

maka orbital akan terisi dengan elektron untuk menambah nomor atom.

9
Prinsip Aufbau berasal dari asa larangan Pauli yang mengatakan bahwa tidak

ada dua elektron dalam sebuah atom dapat memiliki bilangan kuantum yang sama,

karena harus “menumpuk” atau “membangun” ke tingkat energi yang lebih tinggi.

Berikut adalah diagram tingkat energy orbital. Pengisian electron mengikuti arah

panah.

Diagram tingkat energi Aufbau

2.1.5 Kerangka Berfikir

Perubahan kurikulum secara terus menerus oleh pemerintah merupakan

harapan untuk dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum

KTSP yang kini sudah digantikan dengan Kurikulum 2013 merupakan bukti bahwa

tuntutan yang diberikan pada saat ini adalah peserta didik dan guru yang lebih aktif

dalam proses pembelajarannya. Dan menenuntut peserta didik lebih aktif dan

kreatif dalam prosesnya dan guru memfasilitasi kegiatan pembelajaran.

Penggunaan strategi dalam tindakan pembelajaran yang tepat akan

membuat proses pembelajaran berlangsung efektif, karena dengan penggunaan

metode atau model pembelajaran dengan bantuan media pembelajaran yang tepat

akan membantu peserta didik memahami materi pelajaran yang disajikan.

10
Pemilihan tindakan pembelajaran yang sesuai merupakan kemampuan yang harus

dimiliki oleh seorang guru. Pelajaran kimia untuk sebagian besar murid masih

dianggap sebagai momok sehingga sebagian besar murid kurang menyukai

pelajaran ini. Struktur atom dan system periodic unsur juga bukan materi yang

dianggap mudah karena jika tidak sering latihan maka peserta didik akan sangat

kesulitan dalam mempelajarinya. Namun, dengan penggunaan model KUMON

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan memudahkan

peserta didik dalam mempelajarinya.

Penggunaan model pembelajaran kumon yang dipadukan dengan beberapa

metode (ceramah, diskusi, tanya jawab, latihan, dan eksperimen). Model

pembelajaran KUMON melatih peserta didik untuk mengerjakan soal-soal latihan

yang diberikan juga diharapkan dapat menunmbuhkan kemandirian peserta didik

dalam mengerjakan soal-soal latihan tersebut.

Secara ringkas gambaran penelitian yang akan dilakukan terdapat pada gambar 2.1

Tuntutan kurikulum mengenai pembelajaran


yang menuntut keaktifan guru dan peserta didik

Kesulitan Memahami materi

Model pembelajaran Kumon

Hasil Belajar

Gambar 2.1 . Kerangka berfikir

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Latar Dan Karakteristik Penelitian


Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas ( PTK ) yang di
laksanakan di SMKN 1 Sungai Loban, pada semester ganjil pada bulan Agustus-
Nopember 2018 Tahun Ajaran 2018-2019
Kelas yang dikenai tindakan dalama Penelitian ini adalah Kelas X b
Agribisnis Tanaman Perkebunan dengan Jumlah Peserta didik 32 Orang yang
terdiri atas 26 peserta didik laki-laki dan 6 peserta didik perempuan dengan
kemampuan peserta didik yang heterogen.

3.2. Variabel Penelitian


1. Variabel input (seperti : peserta didik, guru, bahan ajar, sumber belajar,
prosedur evaluasi,dsb )
2. Variable proses ( seperti : Persiapan guru, penyampaian pembelajaran,
implementasi model, metode mengajar, karekteristik pribadi guru)
3. Variabel output (seperti: pengetahuan dialami dan ditemukan oleh peserta
didik, membangun pemahaman, komunikasi terhadap hasil pemikiran
peserta didik, dan peserta didik mampu berpikir reflektif).

3.3. Prosedur Penelitian


3.3.1 Tahap Persiapan
Dalam tahap ini hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Meminta izin kepada kepala sekolah
b. Menetapkan persiapan dan mengadakan wawancara dengan pihak yang
membantu pelaksanaan tindakan.
c. Membuat persiapan perangkat pembelajaran meliputi silabus, desain
pembelajaran dan buku penunjang.
d. Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan.

12
e. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar peserta didik,
tiap kelompok beranggotakan 5-6 orang, yang diacak berdasarkan nilai
tertinggi dan terendah
f. Menentukan kolaborasi dengan teman sejawat sebagai partner penelitian.
g. Merancang lembar kerja peserta didik dan kunci jawaban.
h. Menyusun alat evaluasi yang terdiri dari lembar observasi kegitan peserta
didik dan guru.
3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

Siklus I:

1. Pendahuluan (± 15 Menit)

a. Mempersiapkan peserta didik untuk menerima pelajaran.

b. Membuka kegiatan belajar mengajar dengan melakukan apersepsi yakni

menanyakan kembali materi sebelumnya.

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti ( ± 90 menit)

a. Menjelaskan secara singkat materi ikatan kimia

b. Menyuruh peserta didik duduk berdasarkan kelompoknya masing-masing

c. Membagikan LKS untuk dikerjakan secara berkelompok

d. Tiap-tiap kelompok mengerjakan lembar kerja yang dipimpin oleh ketua

kelompok.

e. Dengan bimbingan guru masing-masing wakil dan anggota kelompok

mengerjakan lembar kerja di papan tulis.

13
f. Setelah semua paham guru kembali membagikan draf kecil berisikan soal

soal untuk dikerjakan mandiri per individu, disinilah guru dapat

mengaetahui sejauh mana pemahaman peserta didik.

g. Setelah dikerjakan, jawaban akan dikoreksi oleh guru yang belum betul

semua akan dikembalikan lagi kepada peserta didik agar diselesaikan

hingga tuntas.

3. Kegiatan penutup ( ± 15 menit)

a. Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil belajar pada materi tersebut

b. Peserta didik mengerjakan tes formatif pada akhir pelajaran

Jika pada siklus 1 daya serap peserta didik belum mencapai ketuntasan

belajar, artinya 65 % dari jumlah peserta didik belum mencapai nilai 6,5 keatas

maka pelaksanaan tindakan kelas dilanjutkan pada siklus II.

Siklus II:

1. Memperbaiki dan merumuskan penyempurnaan pelaksanakan tindakan.

2. Melaksanakan penyempurnakan tindakan.

3. Memantau pelaksanakan tindakan, dan.

4. Melaksakan refleksi lanjutan.

3.3.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi

Untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran,dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan format pemantauan.

Proses pemantuan ini akan diperoleh sejumlah data yang diperoleh melalui

beberapa teknik pengumpulan data, yaitu beberapa instrumen sebagai berikut:

14
a. Lembar observasi yang disusun dan digunakan dalam mengevaluasi

persiapan pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar dikelas.

b. Lembar observasi peserta didik yang dikenai tindakan berupa test yang

disusun dan diberikan saat berakhirnya proses belajar mengajar untuk

mengukur kriteria keberhasilan dalam tindakan kelas.

3.3.4 Tahap Analisis dan Refleksi

Sebelum melakukan analisis data, baik data hasil pengamatan dan data hasil

tes terlebih dahulu perlu mengetahui data yang diperoleh dalam pelaksanaan

tindakan. Adapun data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Data aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran

b. Data hasil belajar peserta didik

Tahap analisis data dilakukan secara kualitatif berdasarkan hasil-hasil

pengukuran secara kuantitatif. Selanjutnya hasil analisis menjadi dasar untuk

mengadakan refleksi terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Hasil dari refleksi

tersebut sangat diperlukan untuk mengambil keputusan apakah perlu tidaknya

dilakukan siklus berikutnya dalam penelitian ini.

3.4 Kriteria Penilaian

Kriteria keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1. Jika hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang meliputi kegiatan

guru dan peserta didik telah mencapai minimal 75% dari seluruh aspek

15
kegiatan yang diamati mencapai target maka kegiatan pembelajaran dinyatakan

berhasil.

2. Minimal 80% peserta didik yang dikenai tindakan memperoleh nilai 70 keatas

dengan daya serap rata-rata 75 % maka tindakan dinyatakan berhasil

3.5 Anaisis data

Data yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran dianalisis dengan

menggunakan penafsiran acuan patokan (PAP) menurut (Purwanto 1991 dalam

Labaso 2011) dapat dilihat dalam tabel:

Tabel 1. Penafsiran Acuan Patokan (PAP)

Tingkat penguasaan Predikat


85-100% Sangat baik
70-84% Baik
50-69% Cukup
40-49% Kurang
0-39% Kurang sekali

Penafsiran di atas digunakan untuk menetapkan tingkat penguasaan

masing-masing peserta didik pada materi yang diajarkan. Adapun rumus yang

digunakan dalam menetapkan daya serap perorangan dan daya serap klasikal

menurut Budinuryanta (1997) Eka (2009) dalam Labosa 2011 adalah sebagai

berikut:

skor yang di capai peserta didik


a. Daya serap perorangan = x 100%
Skor Total

skor capaian total seluruh peserta didik


b. Daya serap klasikal = x
skor maksimum soal semua peserta didik

100%

16
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian


4.1.1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tidakkan kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus , siklus I dengan

dua pertemuan dan siklus II satu pertemuan. Penelitian siklus I dilakuakan sesuai

dengan perencanaan, penilakuan dilakukan tidak hanya hasil belajarpeserta didik

namun segala aktivitas kegiatan belajar mengajar yang disajikan serta aktivitas

kegiatan peserta didik selam pembelajaran berlansung menjadi penilaian, penilain

tersebut diwujudkan dalam lembar observasi guru dan peserta didik, dalam hal ini

peneliti sebagai objek bekerja sama dengan guru lain atau guru mitra yang akan

membantu melakukan penilain tersebut.

4.1.2. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I


a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru

Pelaksanaan pengamatan kegiatan guru dilakukan dengan menggunakan

lembar pengamatan yang telah dipersiapkan, kriteria penilaian menggunakan skor

0=tidak sesuai/ tidak tampak; 1=kurang baik; 2=cukup baik; 3=baik; 4=sangat baik.

Aspek penilaian meliputi persiapan, presentasi/ penyampain guru, metode

pembelajaran atau pelaksanaan pembelajaran, dan karakteristik guru. Semua spek

penilaian aktivitas guru dalam penbelajaran sebanyak 32 item, berikut hasil

rekapitulasi lembar observasi aktivitas guru pada siklus 1 disajikan dalam table

berikut:

17
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

Pertemuan I Pertemuan II
No Kriteria Aspek yang diamat Aspek yang diamati
A B C D JLH % A B C D JLH %

1 Kurang baik 0 0.0 0 0

2 Cukup 2 2 4 3.9 2 2 4 4
3 Baik 12 15 24 15 66 64.7 12 18 27 15 72 72
4 Sangat Baik 4 16 8 4 32 31.4 4 12 4 4 24 24
Kriteria 3 3.44 3.09 3.17 3 3.33 3 3.17
Jumlah 102 100 100 100

Keterangan:

A= Persiapan guru

B=Presentasi /penyampaian Pembelajaran

C=Metode pembelajaran / pelaksanaan pembelajaran

D=Karakteristik pribadi guru

Berdasarkan table hasil pengamatan guru dapat kita lihat bahwasanya


aktivitas proses pembelajaran yang disajikan oleh guru pada siklus I pertemuan 1
kriteria Sangat baik 31,4 %, Baik 67,7% dan predika cukup 4%, hal ini dapat
diprehatikan ada 32 item penilaian yang dibagi atas empat aspek ( lampiran Lembar
Observasi aktivitas Guru).

Aspek persiapan(A) guru mendapat skor 3 berarti mampu menyiapkan


kondisi pembelajaran dan peserta didik dengan baik, aspek penyampaian
pembelajaran (B) mendapat skor 3,44 guru mampu memberikan pemahaman yang
baik terhadap peserta didik sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami,
dan materi yang disajikan cukup jelas. Aspek metode pembelajaran (C). aspek ini
adalah aspek inti dalam penelitian ini karena pelaksanaa pembelajaran
menggunakan model KUMON dapat diukur dari aspek ini, berdasarkan table diatas
aspek metode pembelajarn mendapat skor 3 denga predikat baik, berarti model
KUMON merupakan salah satu model pembelajaran yang baik dan tepat untuk

18
pembelajaran kimia materi struktur atom. Dan aspek terakhir yakni krateristik
pribadi guru (D), aspek ini juga diperhatikan, perperma seorang guru akan dapat
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan, penilaian
pada pertemuan ini 3,17 skor ini lebih baik dibandingkan pada aspek metode
pembelajaran.

Pada hasil pengamatan guru disiklus I pertemuan 2 tidak jauh berbeda


dengan pertemuan 1, ada beberapa aspek penilain yang sedikit meningkat
dibandingakan pada pertemuan sebelumnya, rata rata penilaian dengan predikat
baik (72%) masih menjadi unsur utama yang harus diperhatikan karena predikat ini
menunjukkan bagaimana seoarang guru melakukan proses pembelajaran, dan pada
aspek penilaian A skor 3, aspek B skor 3,33, aspek C skor 3 menurun dari
pertemuan pertama skor 3,09 dan aspek D skor 3,17. Dapat disimpulkan guru
mmeberikan penyajian yang baik pada proses pembelajaran pada siklus I baik
pertemuan pertama maupun kedua.

b. Hasil Pengamatan Kegiatan Peserta didik

Pengamatan kegiatan peserta didik pada siklus pertemuan I dan II yang

berjumlah 32 orang dilakukan oleh observer dalam proses belajar mengajar, ada 11

item penialai yang dibagi menjadi 4 kategori, hasil pengamatan keaktifan peserta

didik dalambelajar dapat dilihat pada table berikut:

19
Tabel 3. Hasil Pengamatan Keaktifan Peserta didik Dalam Belajar
Pertemuan 1 Siklus I

Banyak
Peserta Kualitas
NO Aktivitas Belajar Peserta didik
didik yang Keaktifan
Aktif (%)
Pengetahuan dialami, dipelajari,
1 66.7 3.3
dan ditemukan oleh peserta didik
Peserta didik melakukan sesuatu
2 untuk memahami materi pelajaran 66.7 3.0
(membangun pemahaman)
Peserta didik mengkomunikasikan
3 74.2 3.8
sendiri hasil pemikirannya

4 Peserta didik berpikir reflektif 65.7 3.3

Keaktifan peserta didik selama belajar pada pertemuan pertama siklus I,

tidak 100% peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, namun pada aktifitas

mengomunikasikan pemikirannnya sendiri peserta didik yang terlibat sebanyak 74,

2%, kebanyakan peserta didik kurang konsentrasi untuk belajar karena minat untuk

menuntut ilmu sebahagian menganggap hanya mengikuti kebanyakan orang

sekolah. Ketika diminta untuk mengemukan pendapat mereka mampu melakukan

dengan baik, ini merupakan potensi besar peserta didik kita. Perlu tindak lanjut

untuk meningkatkan keinginan peserta didik agar mau untuk berpikir kritis agar

mampu membangun pemahamannya dan keinginan untuk menggali sendiri

informasi tanpa harus diperintah. Dibandingakan hasil keatifan peserta didik dalam

belajar pada pertemuan kedua siklus I dapat dilihat pada table berikut:

20
Tabel 4. Hasil Pengamatan Keaktifan Peserta didik Dalam Belajar
Pertemuan 2 Siklus I

Banyak Kualitas
NO Peserta Keaktifan
Aktivitas Belajar Peserta didik
didik yang
Aktif (%)
1 Pengetahuan dialami, dipelajari,
70.0 3.7
dan ditemukan oleh peserta didik
Peserta didik melakukan sesuatu
2 untuk memahami materi pelajaran 71.0 3.7
(membangun pemahaman)
Peserta didik mengkomunikasikan
3 75.0 3.8
sendiri hasil pemikirannya

4 Peserta didik berpikir reflektif 66.7 3.3

Dari table diatas dapat dilihat peserta didik mulai aktif dalam proses

pembelajaran, peserta didik mulai mau membuka diri dan pikirannya dilihat dari

aktifitas penegetahuan dialami, dipelajari dan ditemukan oleh peserta didik mulai

meningkat dari 66,7 % peserta didik menjadi 70% peserta didik, pada aktivitas

membangun pemahaman peserta didik juga mulai memahami penting paham suatu

ilmu karena proses bukan hanya saja hasil yag dipeoleh dari pemikiran temennya

sebangku atau kelompok hal ini dilihat dari 66,7 % menjadi 71% peserta didik.

Diharapkan dengan pendekatan model pembelajaran KUMON peserta didik tertarik

dan menganggap pelajaran kimia itu menyenangkan dan mudah dipahami.

c. Hasil Belajar Peserta didik Siklus 1

Keberhasilan tindakan yang dilaksanakan dalam hal ini adalah penguasaan

Peserta didik pada materi Strukur atom dapat diketahui dengan mengadakan

evaluasi atau penilaian tes essay. Tes tersebut dilaukan perindividu untu

mengetahui sejauh mana pemahan peserta didik, tes ber betuk essay untuk

21
menghindari kecurangan dan mementut peserta didik untu berpikir sendiri, tes

berbentuk table isian jenis soal analisis (C4) . Masing-masing soal mempunyai

bobot yang sama dengan skor keseluruhan total 100. Hasil belajar peserta didik

siklus I seperti ditunjukkan pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5. Hasil Belajar Peserta didik Siklus I Pertemuan 1

No Rentang Jumlah Persentase


Kriteria
Nilai Capaian (%)
1 85-100 14 43.75 Baik Sekali
2 70-84 10 31.25 Baik
3 50-69 4 12.50 Cukup
4 40-49 1 3.13 Kurang
5 0-39 3 9.38 Kurang Sekali
Jumlah 32 100

Hasil evaluasi belajar pertemuan 1 siklus 1 pokok bahasan struktur atom

dengan materi Notasi atom mencapai ketuntasan 75% dari 32 peserta didik, dengan

nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 18 ( lihat lampiran hasil evaluasi peserta didik),

dan peserta didik yang memiliki nilai rentan 85-100 sebanyak 14 orang (43, 75%),

70-84 sebanyak 10 peserta didik (31,25%) dan 8 orang peserta didik perlu

perlakuan khusus yakni memberikan pekerjaan rumah berupa soal soal untuk

latihan dan dikumpulkan kembali pada pertemuan berikutnya, karena model

pembelajaran kumon bertujuan agar semua peserta didik paham akan materi yang

disampiakan, dan pemberian evaluasi berulang bertujuan membangun

pemahamannya sendiri, tanpa bergantu dengan temennya. Sebagai pembanding

kemajuan hasil belajar peserta didik pada pertemuan kedua siklus I , berikut table 6

hasil pengamatan hasil belajar peserta didik.

22
Tabel 6. Hasil Belajar Peserta didik Siklus I Pertemuan 2

No Rentang Jumlah Persentase


Kriteria
Nilai Capaian (%)
1 85-100 14 43.75 Baik Sekali
2 70-84 13 40.63 Baik
3 50-69 4 12.50 Cukup
4 40-49 1 3.13 Kurang
5 0-39 0 0.00 Kurang Sekali
Jumlah 32 100

Jumlah peserta didik yang tuntas 84,4% dengan nilai rata rata 77,7 dan

peserta didik yang belum tuntas sekitar 15,6 % atau 5 orang, namun peningkatan

pada jumlah capaian pada rentan nilai 70-84 meningkat dari 31,35 % menjadi

40,63%, hal ini selaras dengan hasil lembar aktifitas belajar peserta didik pada

aspek membangun pemahaman dan aktif dalam pembelajaran menjadi tolak ukur

keberhasilan belajar peserta didik.

4.1.3. Refleksi Hasil belajar Siklus I


Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I, maka

dilanjutkan dengan melakukan refleksi terhadap hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tindakan yang

telah dilakukan pada siklus I terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Peneliti

tetap melanjutkan penelitian pada siklus II untuk mengetahuai keberhasilan peserta

didik pada materi selanjutnya yang lebih rumit dengan model pembelajaran

KUMON.

23
4.1.4. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Tindakan siklus II merupakan suatu tindakan perbaikan atau kelanjutan

terhadap pelaksanaan siklus I. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka untuk

membuat perencanaan perbaikan pada aspek-aspek kegiatan proses pembelajaran

yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I, baik menyangkut kegiatan guru

maupun kegiatan peserta didik serta hasil belajar peserta didik. Aspek-aspek

kegiatan yang direncanakan meliputi hal-hal berikut:

1. Mempertajam tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan memberikan

penekanan-penekanan konsep penting.

2. Melakukan bimbingan secara langsung kepada semua siswa.

3. Memotivasi peserta didik yang hasil belajarnya masih rendah.

4. Memberikan pengawasan dengan mengendalikan aktivitas peserta didik

selama kegiatan KBM berlangsung.

a. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru

Pengamatan yang dilakukakan observer sama dengan halnya pengamatan

siklus 1. Pengamatan ini merupakan refleksi guru atas pengamatan

sebelumnya pada siklus I, berikut table 7:

24
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

Pertemuan I
No Kriteria Aspek yang diamat
A B C D JLH %
1 Kurang baik 0 0.0
2 Cukup 2 2 1.9
3 Baik 15 21 27 15 78 72.2
4 Sangat Baik 4 12 8 4 28 25.9
Kriteria 3.17 3.67 3.36 3.17
Jumlah 108 100

Pada penilaian aktivitas guru menliputi Aspek persiapan(A) guru mendapat


skor 3,17 meningkat dari penilaian sebelumnya, berarti mampu menyiapkan
kondisi pembelajaran dan peserta didik dengan baik, aspek penyampaian
pembelajaran (B) mendapat skor 3,67 meningakta dari 3,17 guru mampu
memberikan pemahaman yang baik terhadap peserta didik sehingga materi yang
disampaikan mudah dipahami, dan materi yang disajikan cukup jelas. Aspek
metode pembelajaran (C) 3,36. Dan aspek terakhir yakni krateristik pribadi guru
(D), aspek ini juga diperhatikan, pernampilan seorang guru akan dapat menciptakan
suasana kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan, penilaian pada
pertemuan ini 3,17. Penilaian ktivitas guru semua memberikan nilai positif namun
guru masih harus banyak belajar, karena aka nada berbagai macam kerekter yng
dimiliki oleh peserta didik yang akan mempengaruhi gaya belajar dan pendekatan
serta model pembelajaran yang akan disajikan oleh guru.

25
b. Hasil Pengamatan Kegiatan Peserta didik

Tabel 8. Hasil Belajar Peserta didik Siklus II Pertemuan 1


Banyak Kualitas
NO Aktivitas Belajar Siswa Siswa yang Keaktifan
Aktif (%)
Pengetahuan dialami, dipelajari, dan
75.0 4.3
1 ditemukan oleh siswa
Siswa melakukan sesuatu untuk
2 memahami materi pelajaran 73.33 4.33
(membangun pemahaman)
Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
3 85.0 4.6
pemikirannya
4 Siswa berpikir reflektif 75.3 4.0

Dari data pada tabel di atas maka bisa di tarik kesimpulan bahwa pada siklus

II pertemuan ini telah mencapai kriteria yang diharapkan, karena rata-rata

persentase capaian untuk setiap aspek yakni untuk kriteria sangat baik dan siswa

terlibat aktif lebih dari 75% dapat dilihat semua aktifitas siswa, Hl ini

mennjukankan minat belajar siswa menjadi meningkat, siswa menjadi lebih kreatif

dan kritis terhadap pelajarannya yang dipelajari.

c. Hasil Belajar Siswa SiklusII

Setelah diberi tindakan pada siklus II, maka diadakan evaluasi dalam

bentuk tes yang berbentuk essay pada materi konfigurasi electron aturan

aufbau. Dngan menggunakan kolom isisan, evaluasi ini juga merupakakan

katagori (C4) yakni pemhaman analisis. Data hasil belajar siswa siklus II

seperti ditunjukkan pada Tabel 9 berikut:

26
Tabel 9. Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Rentang Jumlah Persentase


Kriteria
Nilai Capaian (%)
1 85-100 18 56.25 Baik Sekali
2 70-84 8 25.00 Baik
3 50-69 5 15.63 Cukup
4 40-49 1 3.13 Kurang
5 0-39 0 0.00 Kurang Sekali
Jumlah 32 100

Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan yang telah dipaparkan diatas,


diperoleh jumlaj ketuntasan 81,3% dengan jumlah nilai rata rata 79, dan 18,8 %
belum tuntas atau sekitar 6 orang. Dengan nilai kriteria baik sekali sebanyak
56,25% dan baik 25% dari 32 siswa. Semua penilaian dan hasil evaluasi belajar
peserta didik telah memenuhi kriteria ketuntasan yakni 75% menyatakan bahwa
penilitian ini berhasil dan layak model pembelajaran KUMON untuk digunakan
pada proses pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia.

27
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas Xb

jurusan Agribisnis Tanaman perkebunan SMK Negeri 1 Sungai Loban ini, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran KUMON dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran kimia Materi Struktur Atom. Hal ini ditunjukan

dengan hasil belajar siswa pada siklus I dari 32 orang siswa yang memperoleh nilai

70 keatas sebanyak 24 orang atau 75% yang tuntas dan 8 orang atau 25%

memperoleh nilai 70 kebawah atau belum tuntas, dengan nilai tertinggi mencapai

100, dan daya serap klasial ( nilai rata rata 74,2) sedangkan pada siklus II siswa

yang mengalami ketuntasan sebanyak 26 orang atau 81,3 % dengan nilai diatas 70

dan 5 orang belum tuntas sebanyak 18,76%. Dengan nialai daya serap klasial

mencapai 79,0

5.2 Saran

Adapun yang menjadi saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang penggunaan model pembelajaran

KUMON yang di kombinasikan dengan model atau pendekatan pembelajaran

lain dengan memperhatikan karekteristik materi yang disajikan.

2. Penggunaan model pembelajaran KUMON efektif untuk mempertajam

pemahaman siswa yang lebih mendalam, disarankan mengunakan model

pembelajaran kumon pada mata pelajaran eksakta atau pelajaran berhitung.

28
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni Reny.2010. Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Kumon


Dengan Dan Tanpa Menggunakan Media Pembelajaran question cards
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas x Semester I Pokok Bahasan
Ikatan Kimia. Universitas Negeri Semarang. Semarang
Arikunto Suharsimi dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Bumi
Aksara:Jakarta
Arikunto Suharsimi.2016. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Bumi
Aksara:Jakarta
Faryadi Qais. 2017. Pedoman Mengajar Efektik Teori dan Model Pembelajaran.
Remaja Rosdakarya;Bandung

Kusyanto Dede. 2017. Penerapan Metode Kumon Dalam Pelajaran Matematika.


http://dedekusyanto.blogspot.com/2017/03/penerapan-metode-kumon
dalampelajaran.htmlhttp://dedekusyanto.blogspot.com/2017/03/penerapa
n-metode-kumon-dalam-pelajaran.html. Diakses 06/11/2018

Labaso Asriaty. 2011. “Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Ikatan Kimia
dengan Menggunakan Pembelajaran Cooperative Tipe STAD di Kelas X
Jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Gorontalo” . Universitas Negeri
Gorontalo: Gorontalo

Sudrajat Akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan Strategi, Metode, Teknik, Taktik


Dan Model Pembelajaran.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-
metode-teknik-dan-model-pembelajaran/. Diakses 24/11/2018

29
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMK Negeri 1 Sungai Loban


Mata pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Nomor massa, Nomor Atom, Isotop, Isobar
dan Isoton
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KI3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prose-dural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

30
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian


Kompetensi

3.2 Memahami (C-2) model atom 3.2.1 Menentukan susunan


Dalton, Thomson, Rutherfod, Bohr, atom (jumlah proton,
dan mekanika gelombang elektron, dan neutron
dalam atom) berdasarkan
nomor atom dan nomor
massa.
3.2.2 Mengklasifikasikan atom
ke dalam isotop, isobar
dan isoton berdasarkan
nomor atom dan nomor
massa.

4.2 Menggunakan (P-4) model atom 4.2.1 Menganalisis jumlah


untuk menjelaskan fenomena alam proton, elektron, dan
atau hasil percobaan neutron suatu unsur untuk
menentukan isotop,
isobar dan isoton

C. Tujuan Pembelajaran
1. Berperilaku ilmiah (memiliki teliti, rasa ingin tahu) melalui diskusi
kelompok
2. Bekerjasama dan berperilaku santun pada diskusi kelompok

31
3. Setelah mengkaji literatur dan mendiskusikannya dalam kelompok, siswa
dapat menentukan susunan atom (jumlah proton, elektron, dan neutron
dalam atom) berdasarkan nomor atom dan nomor massa dengan teliti.
4. Setelah diskusi kelompok pada LKPD, siswa dapat mengklasifikasikan
atom ke dalam isotop, isobar dan isoton berdasarkan nomor atom dan nomor
massa dengan teliti.
5. Dengan menganalisis kartu unsur, siswa dapat menentukan isotop, isobar
dan isoton dengan benar.

D. Materi Pembelajaran
- Nomor atom dan nomor massa
Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton (muatan positif) atau jumlah
elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu
unsur.
Nomor massa (A) menyatakan banyaknya proton dan neutron yang
menyusun inti atom suatu unsur. Nomor massa ditulis agak ke atas sebelum
lambang unsur.
- Isotop, isobar, isoton
Isotop adalah atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi
memiliki nomor massa berbeda.
Isobar adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom berbeda tetapi nomor
massa sama.
Isoton adalah atom-atom yang berbeda tetapi mempunyai jumlah neutron
yang sama.

E. Pendekatan, Metode, dan Model pembelajaran

Pendekatan : saintifik
Metode : diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan
Model : KUMON
F. Media Pembelajaran

32
Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD, Power
Point, Sistem Periodik Unsur

G. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas X, Endang Susilowati-Tarti Harjani,2013
2. Internet.
3. Buku/ sumber lain yang relevan.
F. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan (15 menit)


1. Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai (religius);
2. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
3. Apersepsi dengan menarik perhatian dan motivasi:
Ditampilkan gambar, lalu peserta didik diberikan pertanyaan tentang
materi partikel penyusun atom yang telah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya “apakah kalian masih ingat partikel penyusun atom”.
4. Menyampaikan indikator pencapaian kompetensi yang dicapai berkaitan
nomor atom, nomor massa, isotop, isobar dan isoton
5. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan
digunakan saat membahas materi nomor nomor atom, nomor massa, isotop,
isobar dan isoton.

Kegiatan Inti (90 menit)


Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya sebagai berikut :
1. Fase 1: Stimulation (memberi stimulus)
a. Peserta didik diberikan stimulus untuk mengamati gambar yang
berkaitan dengan materi
b. Peserta didik menanyakan tentang gambar yang berkaitan materi
tersebut
2. Fase 2: Problem Statement (mengidentifikasi masalah)

33
a. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok (penentuan Kelompok
ditetapkan oleh guru). Tiap kelompok terdiri 5-6 orang.
b. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab LKPD yang
diberikan oleh guru mengenai penentuan elektron, proton, dan neutron,
berdasarkan nomor massa dan nomor atom dan mengklasifikasikan
isotop, isobar dan isoton berdasarkan nomor atom dan nomor massa
3. Fase 3: Data Collecting (mengumpulkan data);
Peserta didik mengumpulkan data/informasi tentang LKPD melalui
diskusi dan studi pustaka
4. Fase 4: Data Processing (mengolah data);
Peserta didik mengolah data/informasi melalui diskusi kelompok dan
analisis studi pustaka tentang nomor atom, nomor massa, isotop, isobar
dan isoton
5. Fase 5: Verification (memverifikasi)
Hasil kerja kelompok dalam kartun ditempelkan di papan tulis, kemudian
perwakilan kelompok menanggapi jawaban LKPD yang dikerjakan.
6. Fase 6: Generalization (menyimpulkan);
Guru membimbing peserta didik dalam menyimpulkan sekaligus
memberikan penguatan tentang penentuan jumlah proton, jumlah elektron
dan neutron dari nomor atom dan nomor massa serta klasifikasikan isotop,
isobar dan isoton.
Penutup(15 menit)
 Guru memberikan evaluasi dan penugasan
 Guru menginformasikan materi yang akan dipelajarai pada pertemuan
yang akan datang yaitu bilangan kuantum
G. Penilaian
1. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
c. Penilaian Keterampilan : Persentasi

34
2. Bentuk Penilaian :
a. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
b. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
c. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
d. Portofolio : penilaian laporan
3. Instrumen Penilaian (terlampir)
4. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD
nya belum tuntas
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial
teaching (klasikal), atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan
tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes
remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam
bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
5. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan
pembelajaran pengayaan sebagai berikut:
- Siwa yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum)
diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman
sebagai pengetahuan tambahan.
- Siwa yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi
melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
H. Teknik penilaian
1. Penilaian Sikap :
a. Observasi
2. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : tes tertulis
b. Bentuk soal : uraian
c. Instrumen penilaian : terlampir

35
3. Penilaian Keterampilan
a. Observasi : terlampir
b.
I. Lampiran
1. Bahan Ajar
2. Instrumen Penilaian Sikap
3. Instrumen Penilaian Pengetahuan
4. Instrumen Penilaian Keterampilan
5. Lembar Kerja Peserta Didik

Mengetahui : Sari Mulya, Juni 2018


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Deddy Suharyadi, S. Pd Zahratuts Tsaminah.A


NIP 19681221 199512 1 006 NIP 19840725 201001 2 028

36
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Sekolah : SMK Negeri 1 Sungai Loban
Mata pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X/ 1
Materi Pokok : Sistem Periodik Unsur
Alokasi Waktu : 3 x 40 Menit

A. Kompetensi Inti
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada pembelajaran
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KOMPETENSI DASAR DARI KI KOMPETENSI DASAR DARI KI
3 4.3
3.3. Menjelaskan 4.3. Mengidentifikasikan letak suatu
konfigurasielektrondan pola unsur dalam tabel periodik dan
konfigurasi elektron sifat-sifatnya berdasarkan
konfigurasi (P2)
terluaruntuk setiap
golongandalamtabel periodic
(C2)
IPK dari KD3 IPK dari KD4
3.3.7 Membandingkan elektron 4.3.4. Mengidentifikasikan letak
valensi yang dimiliki oleh golongan unsur dalam sistem
tiap-tiap unsure dalam tiap periodik berdasarkan electron
golongan dan periode (C2) valensi (P2)
3.3.8 Menentukan letak unsur 4.3.5 Mengidentifikasikan periode
dalam table periodic unsure dalam sistem periodik
berdasarkan konfigurasi (P2)
elektron (C3)

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran discovery learning dengan menggali informasi
dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan
dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab
pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta setelah pembelajaran diharapkan :

37
1) Siswa dapat menyimpulkan kesamaan elektron valensi pada tiap tiap
golongan berdasarkan penyajian data nomor atom unsure dengan
benar
2) Siswa mampu menyimpulkan kesamaan kulit yang dimiliki unsur
pada tiap-tiap periode yang sama.
3) Siswa dapat menentukan letak periode dan golongan suatu unsur
dalam tabel periode.
D. Materi Pembelajaran
Hubungan Konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


1) Pendekatan : Saintifik
2) Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, dan penugasan
3) Model : Kumon

H. Media Pembelajaran
Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, LCD, Charta

I. Sumber Belajar
1) Buku Kimia Kelas X, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2013.
2) Silabus Kimia kurikulum 2013 kelas x

J. Kegiatan Pembelajaran religius

6. Pendahuluan (15 menit)


a) Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai;
b) Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
c) Peserta didik menyimak manfaat materi pembelajaranyang akan
dipelajari
d) Guru menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya
mengenai
Aturan afbau
Aturan hund
Prinsip larangan pauli
Sistem Periodik Unsur
e) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
f) Guru menyampaikan garis besar kegiatan yang akan dilakukan
g) Guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan
digunakan

7. Kegiatan Inti (80 menit)


Stimulation (memberi stimulus)

38
a) Peserta didik ditampilakan gambar keteraturan penyusunan buku
dalam perpustakaan
b) Peserta didik memperhatikan tabel periodik

Problem Statement (mengidentifikasi masalah)

a) Perserta didik membentuk beberapa kelompok (penentuan


kelompok ditetapkan oleh guru). Tiap kelompok terdiri 5 orang.
b) Peserta didik dalam kelompok mengamati tayangan presentasi dari
guru.
c) Dibagikan bahan bacaan tambahan disamping buku-buku yang telah
dimiliki peserta didik untuk bahan diskusi perserta didik.
d) Peserta didik mendiskusikan bagaimana cara mngetahui letak
4C : unsure dalam golongan tanpa melihat tabel periodic unsure melalui
Critical
Thinking penyajian beberapa unsur yang terletak pada golongan yang sama collaborating
beserta nomor atomnya

Data Collecting (mengumpulkan data);


a) Peserta didik mencari dan mengumpulkan data dari diskusi maupun
dari tanyangan presentasi tentang hubungan antara konfigurasi
elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik
b) Peserta didik terlibat aktif dalam diskusi dan mengkaji peristiwa-
peristiwa yang disajikan kemudianmenyelesaikan masalah yang ada,
peserta didik termotivasi untuk berdiskusi dalam menggali informasi
dari berbagai sumber maupun hand-out yang telah dibagikan.
c) Peserta didik termotivasi untuk berdiskusi dan mengerjaakan lembar
kerja siswa,
d) Peserta didik menuliskan hasil pekerjaanya (untuk masing-masing
peserta didik) dan hasil diskusi kelompok pada buku latihan kertas
manila yang telah disediakan dengan kreativitas masing-masing.

4C : Data Processing (mengolah data);


Communicatio a) Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada lembar aktivitas siswa
n b) Guru memantau jalannya diskusi dan membimbing peserta didik
untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
c) Masing-masing kelompok untuk mempresentasikan dengan
menempelkan hasil-hasil kerja kelompok di sekitar dinding ruang
belajar.

Verification (memverifikasi);
4C : a) Hasil-hasil kerja kelompok yang telah dituliskan (ditempelkan di
Communicatio
n
dinding) untuk digunakan sebagai bahan pada langkah berikutnya.
b) Perwakilan kelompok memperhatikan sajian/paparan serta menilai
hasil karya dari kelompok lain yang telah ditempelkan pada dinding
sekitar ruang belajar, mencermatinya dan membandingkan dengan

39
hasil dari kelompoknya sendiri kemudian mendiskusikan kembali
pada kelompok masing-masing.
c) Perwakilan kelompok untuk memberikan tanggapan dengan
mengajukan pertanyaan,meminta konfirmasi ataupun memberikan
masukkan terhadap kelompok lainnya.
d) Guru menilai keaktifan peserta didik (individu dan kelompok) dalam
kelas saat berdiskusi, merancang/melakukan penyelidikan sederhana
maupun presentasi berlangsung.
Generalization (menyimpulkan);
a) Peserta didik mengkaji ulang dan menyimpulkan hasil diskusi dalam
kelompok tentang konfigurasi elektron unsur dan letak unsur pada
tabel periodik unsur.
b) Guru memberikan penguatan dengan memberikan penjelasan pada
materi baru dan berbeda pada tiap kelompok.

8. Penutup (25 menit)


a) Memfasilitasi dalam menemukan kesimpulan konfigurasi elektron
4C :
Critical
unsur dan letak unsur pada tabel periodik unsurmelalui review
Thinking indikator yang hendak dicapai pada hari itu.
b) Memberikan tugas kepada peserta didik yang belum menuntaskan
materi, dan mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
yang akan dibahas dipertemuan berikutnya maupun mempersiapkan
diri menghadapi tes/ evaluasi akhir di pertemuan berikutnya
c) Memberi salam.
I. Penilaian
6. Teknik Penilaian:
d. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan/Jurnal
e. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
f. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik

7. Bentuk Penilaian :
d. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
e. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
f. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi

Mengetahui : Sari Mulya, Juni 2018


Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Deddy Suharyadi, S. Pd Zahratuts Tsaminah.A


NIP 19681221 199512 1 006 NIP 19840725 201001 2 028

40
Lampiran 2. Lembar Observasi Aktivitas Guru

41
42
43
Lampiran 3. Lembar Observasi Keaktifan Siswa

44
Lampiran 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

45
46
\Lampiran 4. Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus I dan II
Nilai Terendah dan Tertinggi

47
48
49
Lampiran 5 . Berita Acara Seminar Hasil PTK

50
51
52
53
Lampiran 6. . Foto Kegiatan Siswa

54

Anda mungkin juga menyukai