BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut guru mengidentifikasi
masalah dari pembelajaran yang dilaksanakan .Dari hasil pengamatan
terungkap ada beberapa masalah yang muncul pada kegiatan pembelajaran
yaitu :
Aktivitas Peserta Didik
1. Peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran Tematik
dibuktikan hanya 10 % siswa yang semangat mengikuti pelajaran.
2. Peserta didik malas tidak tertarik pada penjelasan materi guru sehingga
prestasi belajar rendah dibuktikan rata-rata prestasi pembelajaran
tematik hanya mencapai 50.
3. Banyaknya peserta didik yang ramai di dalam kelas pada waktu proses
pembelajaran.
4. Rendahnya partisipasi peserta didik dalam belajar.
Guru
1. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah.
2. Penggunaan media pembelajaran masih kurang optimal.
3. Guru kurang melibatkan keaktifan peserta didik.
4. Upaya untuk membangkitkan / memotivasi semangat siswa untuk
belajar kurang.
C. Analisis Masalah
Berdasarkan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
peserta didik yang telah diuraikan, penulis memilih suatu pilihan pemecahan
masalah yang dianggap dapat mengatasi permasalahan dengan hasil yang
baik sehingga penulis perlu adanya pembatasan masalah yaitu Upaya
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik dalam
pembelajaran Tematik melalui metode Discovery Learning dengan
berbantukan Media Magic Box pada peserta didik kelas III SD Negeri
Bantarpanjang 04 Kecamatan Cimanggu semester 2 Tahun Pelajaran
2021/2022”.
4
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode Discovery Learning dengan bantuan
media MAGIC Box dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran Tematik pada peserta didik kelas III SD Negeri
Bantarpanjang 04 tahun Pelajaran 2021/2022?
2. Bagaimana penerapan metode Discovery Learning dengan bantuan
media MAGIC Box dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik
dalam pembelajaran Tematik pada peserta didik kelas III SD Negeri
Bantarpanjang 04 tahun Pelajaran 2021/2022?
3. Apakah melalui penggunaan metode Discovery Learning dengan
bantuan media Magic Box dapatkan meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dalam pembelajaran Tematik pada peserta didik kelas III
SD Negeri Bantarpanjang 04 tahun Pelajaran 2021/2022?
4. Apakah melalui penggunaan metode Discovery Learning dengan
bantuan media Magic Box dapatkan meningkatkan prestasi belajar
peserta didik dalam pembelajaran Tematik pada peserta didik kelas III
SD Negeri Bantarpanjang 04 tahun Pelajaran 2021/2022?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran
Tematik pada peserta didik kelas III SD Negeri Bantarpanjang 04 tahun
Pelajaran 2021/2022.
2. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran
Tematik pada peserta didik kelas III SD Negeri Bantarpanjang 04 tahun
Pelajaran 2021/2022.
F. Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran ini diharapkan dapat dicapai
hal - hal sebagai berikut :
5
a) Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat memberi informasi ilmiah mengenai
penerapan metode Discovery Learning dengan bantuan magic box
dalam pembelajaran Tematik peserta didik kelas III Sekolah Dasar.
b) Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar peserta didik kelas III Sekolah Dasar dalam
pembelajaran Tematik
c) Bagi Sekolah
Penerapan metode Discovery Learning dengan bantuan media Magic
Box memungkinkan dapat membantu sekolah untuk berkembang
karena adanya peningkatan dan kemampuan pada guru. Sebagai
pendidik di sekolah dalam menyampaikan pembelajaran Tematik
materi Membuat Kalimat.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
7
B. Landasan Teori
1. Motivasi Belajar
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek
dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang
berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang tetapi
dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak
berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian,
bisa dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan
oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh
tidak adanya dorongan atau motivasi.
Hilgard dalam Wina Sanjaya (2008: 29) mengatakan bahwa
motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu. Jadi dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri
seseorang. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa
mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Motivasi adalah daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi ada yang berasal dari dalam atau intrinsik dan ada yang timbul
akibat rangsangan dari luar atau ekstrinsik. Motivasi intrinsik akan
mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, mandiri dan ingin maju.
Oleh karena itu motivasi anak didik perlu ditumbuhkan. Dengan kata lain
guru harus dapat berperan sebagai motivator (Maslichah Asy’ari, 2006:
44).
Guru dan staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa
meningkatkan motivasinya dalam belajar. Sunaryo Kartadinata (2002:62-
63) menjelaskan prosedur yang dapat dilakukan adalah dengan:
a. memperjelas tujuan-tujuan belajar,
9
c. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan
(Poerwadarminta dalam Majid, 2014: 80). Pembelajaran tematik
merupakan salah satu model pembelajaran terpadu (integrated
instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
holistik, bermakna, dan otentik. Menurut Trianto (2011: 147)
Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman
implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak
pada peserta didik untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan.
Kurikulum 2013 SD/ MI menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik
integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema. Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenal berbagai konsep
kepada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan
dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang
utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat
pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak
mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep
belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu,
guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan
mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Pengalaman belajar
yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang
dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.
15
D. Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai barikut:
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, maka dalam
penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut. Melalui metode Discovery
Learning dengan bantuan Magic Box dalam pembelajaran Tematik dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada pada peserta didik kelas III
SD Negeri Bantarpanjang 04 Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
Semester 2 tahun Pelajaran 2021/2022.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas III SDN
Bantarpanjang 04 Kecamatan Cimanggu yang berjumlah 10 siswa yang
terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan.
21
22
D. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan partisipasi
peserta didik berupa nilai skor dianalisa dengan menggunakan rumus
persentase sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 (%) = j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛i𝑙𝑎i 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100 %
𝑠i𝑠𝑤𝑎
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠i𝑠𝑤𝑎
Hasil perhitungan persentase tersebut dibuat kriteria dengan
pedoman sebagai berikut:
E. Indikator Kinerja
Tindakan di dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila
perolehan skor partisipasi belajar peserta didik masuk dalam kategori baik
(70% - 100%) dan prestasi belajar siswa 80 persen memenuhi KKM.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas model
Kemmis dan Mc.Taggart. Penelitian ini direncanakan dua siklus. Jika
belum memenuhi indikator akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya.
Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Adapun prosedurnya adalah
sebagai berikut:
23
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menetapkan model
pembelajaran Discovery Learning untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran Tematik,
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
mempersiapkan lembar observasi aktifitas guru dan partisipasi
peserta didik, dan mempersiapkan alat evaluasi prestasi belajar
berupa tes.
2. Pelaksanaan Tindakan
Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran model Discovery Learning
3. Observasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dalam
proses belajar mengajar dan mengamati tingkat partisipasi belajar
peserta didik. Observasi dilakukan oleh teman sejawat.
4. Refleksi
Pada tahap ini guru dan teman sejawat menelaah proses dan
hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari kegiatan ini dapat
diketahui keberhasilan serta kelemahan dalam tindakan, sehingga
guru bersama teman sejawat merencanakan perbaikan pada siklus
berikutnya.
G. Jadwal Kegiatan
BULAN
NO KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
penelitian
2 Pelaksanaan
penelitian
3 Penyusunan
laporan dan
penjilidan
4 Seminar hasil
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2 Derren Febian 4 4 4 3 3 18 90
4 Julian 1 1 2 1 2 7 35
Prakoso
5 Khoerul Anam Saputra 1 1 2 2 2 8 40
6 Niara Putri 1 1 2 1 2 7 35
7 Rafi Ahsan 1 1 2 1 2 7 35
8 Rahes Muhammad 1 1 2 2 2 8 40
Alghifary
24
25
9 Shelena Fadya 1 1 2 1 2 7 35
Novelita
10 Wildan Putra Pratama 1 2 2 1 2 8 40
Jumlah 84 455
Rata- 8,4 45,5
rata %
Keterangan:
Hal yang diamati dalam observasi motivasi belajar peserta didik :
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
4. Dapat mempertahankan pendapatnya
5. Lebih senang bekerja mandiri
Data awal hasil observasi motivasi belajar peserta didik pada tabel 3, jika
dikategorikan menjadi:
Gambar 1 Grafik Hasil Observasi Motivasi Belajar Peserta Didik Pra Siklus
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persentase
2 Derren Febian 80 T
4 Julian Prakoso 30 BT
27
6 Niara Putri 40 BT
7 Rafi Ahsan 45 BT
8 Rahes Muhammad 40 BT
Alghifary
9 Shelena Fadya Novelita 35 BT
Jumlah 500
Rata-Rata 50
Ket : T = Tuntas
BT = Belum tuntas
Untuk lebih memudahkan pengamatan tingkat ketuntasan belajar Tematik
peserta didik , dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan data hasil tes awal (pra siklus) dapat disimpulkan pada tabel
berikut.
Tabel 7. Data Prestasi Pra Siklus
Pencapaian Nilai Tes Awal Tematik
Nilai Terendah 30
Nilai Tertinggi 80
Rata-rata Nilai 50
Siswa Belajar Tuntas 1
28
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai
Prestasi belajar siswa kelas III mapel Tematik dari tes pra siklus,
diperoleh nilai rata-rata kemampuan awal peserta didik kelas III adalah 50.
Dari hasil rata-rata nilai peserta didik tersebut ternyata masih di bawah nilai
KKM yang sudah ditetapkan yaitu 75. Besarnya prosentase peserta didik
tuntas belajar 10%, sedangkan ketuntasan siswa yang diharapkan mencapai
lebih dari 80 %. Dari hasil analisis tes pra siklus dan pengamatan motivasi
belajar peserta didik, maka penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa mapel Tematik.
B. Deskripsi Siklus I
1. Persiapan / Perencanaan
Sebelum melaksanakan peningkatan motivasi dan prestasi belajar
Tematik melalui model Discovery Learning dengan berbantukan media
magic box peneliti melakukan pengamatan kelas untuk persiapan dan dialog
dengan kolaborator berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran.
a. Persiapan penciptaan situasi kelas.
b. Menjelaskan alat pemantau dan cara penggunaan alat tersebut.
c. Mempersiapkan materi tindakan dan alat peraga pembelajaran.
d. Persiapan untuk mendiskusikan hasil pengamatan.
29
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan siklus I ini, dilaksanakan pada Senin, 14 Februari
2022. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode Discovery Learning dengan
berbantukan media magic box. Adapun langkah – langkahnya sebagai
berikut :
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 14 Febaruari 2022.
Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
30
2 Derren Febian 4 4 4 4 3 19 95
3 Jaka Aldi Pratama 2 2 2 2 2 10 50
4 Julian Prakoso 2 2 2 2 2 10 50
5 Khoerul Anam Saputra 3 3 2 3 3 14 70
6 Niara Putri 2 2 2 2 2 10 50
7 Rafi Ahsan 2 2 2 2 2 10 50
8 Rahes Muhammad 2 3 3 3 2 13 65
Alghifary
9 Shelena Fadya 2 2 2 2 2 10 50
Novelita
10 Wildan Putra Pratama 2 3 3 2 2 12 60
2 Derren Febian 90 T
34
4 Julian Prakoso 60 BT
6 Niara Putri 50 BT
7 Rafi Ahsan 70 BT
Jumlah 690
Rata2 69
Ket :
T = Tuntas
BT = Belum tuntas
C. Deskripsi Siklus II
1. Persiapan / Perencanaan
Pelaksanaan pada siklus 2 difokuskan pada perbaikan pelaksanaan
siklus 1. Hal ini berdasarkan hasil dari menganalisis pelaksanaan siklus I.
Dimana masih ditemukan beberapa hal antara lain: (1) masih ada beberapa
peserta didik yang kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, (2)
beberapa peserta didik yang aktif mendominasi kegiatan belajar, (3)
beberapa siswa terlihat pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Tematik, (4) guru belum mampu menguasai media pembelajaran, (5) guru
belum mampu mengendalikan kelasnya. Agar penggunaan media
pembelajaran secara efektif ada banyak hal yang harus dipersiapkan.
Peningkatan motivasi dan hasil belajar Tematik melalui model
Discovery Learning dengan berbantukan media Magic box yaitu dengan
menyusun meja dalam diskusi kelompok secara benar. Hal ini dimaksudkan
agar peserta didik dapat memiliki peran dalam kelompoknya, sehingga tidak
ada lagi peserta didik yang pasif dalam kegiatan pembelajaran. Meja yang
tadinya disusun berjajar sekarang disusun menjadi satu. Guru menyiapkan
isi Magic box berupa gambar. Materi yang disampaikan adalah membuat
kalimat saran sesuai dengan gambar yang diambil dari magic box, misalnya
37
jika ada kelompok yang mengambil gambar anak yang sedang hujan-
hujanan, maka kelompok itu menulis kalimat saran yang sesuai dengan
gambar. Rancangan tindakan penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan Senin, Senin, 21 Februari 2022.
Pelaksanaan pada siklus II tetap masih menggunakan model Discovery
learning denganbantuan magic box.
Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut :
Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Perencanaan yang dilakukan yaitu guru menyiapkan media Magic
Box dan gambar masalah yang sering dijumpai siswa, seperti: gambar
anak yang sedang hujan-hujanan, gamabar anak yang pulang sekolah
kehujanan.
38
Magic box. Peneliti dibantu oleh pengamat lain (teman sejawat) untuk
mendokumentasikan kegiatan yang terjadi. Pada kegiatan observasi ini
pengamat mencatat hal-hal apa saja yang terjadi menggunakan lembar
pengamatan (lihat lampiran). Hasil pengamatan dan catatan dari peneliti
dan guru kelas dijadikan masukan sebagai bahan refleksi.
4. Analisis dan Refleksi Siklus 2
Hasil observasi dan monitoring pelaksanaan tindakan pada siklus II
peningkatan motivasi dan hasil belajar Tematik tema Sehat itu Penting
melalui metode Discovery Learning dengan bantuan Magic box secara
umum cukup baik. Guru telah menyusun menja menjadi lebih tertata baik,
sehingga dapat terlihat tidak ada lagi peserta didik yang terlihat pasif atau
menganggur karena tidak mendapat bagian untuk bekerja dalam
kelompoknya. Setiap peserta didik nampak antusias dan termotivasi dalam
proses pembelajaran. Kegiatan diskusi antar kelompok tidak lagi didominasi
peserta didik tertentu saja, karena pada siklus II ini setiap peserta didik
mendapat kesempatan untuk saling bekerjasama antar teman dalam
kelompoknya dan saling berkomunikasi menyampaikan pembuatan kalimat
saran.
Motivasi belajar peserta didik tampak lebih tinggi dan aktifitas
peserta didik dalam kegiatan belajar juga meningkat. Hal ini dapat dilihat
dari diskusi yang dilakukan oleh peserta didik. Setiap peserta didik terlihat
sungguh-sungguh dalam bekerja menyelesaikan tugas dan setiap peserta
didik tampak terlibat aktif. Dalam evaluasi secara lisan yang dilakukan guru
pada setiap akhir pembelajaran juga menunjukkan bahwa pemahaman
peserta didik tentang materi pelajaran lebih baik atau mengalami
peningkatan dalam hal prestasi belajar.
Hasil dari siklus 2 ini terjadi peningkatan hasil dari pembuatan
kalimat. Sebagian besar peserta didik sudah bisa menulis kalimat dengan
benar sesuai dengan konsep. Dampak dari pembelajaran tersebut dapat
dilihat kreativitas dan ketrampilan peserta didik dalam menulis kalimat,
secara tidak langsung peserta didik akan merasa berkesan pada saat
melakukan pembelajaran sehingga akan memberikan pengalaman belajar
yang tertanam pada otak peserta didik dan lebih bermakna dengan
pembelajaran tersebut.
40
2 Derren Febian 3 4 4 4 4 19 95
4 Julian Prakoso 3 3 3 3 3 15 75
6 Niara Putri 3 3 3 3 3 15 75
7 Rafi Ahsan 3 3 3 3 3 15 75
8 Rahes Muhammad 3 3 4 3 3 16 80
Alghifary
9 Shelena Fadya 2 2 3 3 3 13 65
Novelita
10 Wildan Putra Pratama 3 3 4 3 3 16 80
Keterangan:
Hal yang diamati dalam observasi motivasi belajar siswa :
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
4. Dapat mempertahankan pendapatnya
5. Lebih senang bekerja mandiri
Data motivasi siswa yang diperoleh melalui observasi, jika dikategorikan
akan didapat tabel:
41
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Derren Febian 95 T
4 Julian Prakoso 75 T
6 Niara Putri 70 BT
7 Rafi Ahsan 76 T
Jumlah 802
Rata- 80,2
rata
Ket :
T = Tuntas
BT = Belum tuntas
Dengan melihat data tabel 17 terlihat peningkatan jumlah
ketuntasan belajar peserta didik secara signifikan (dari 3 menjadi 8 peserta
didik pada siklus II). Nilai rerata prestasi belajar peserta didik juga
mengalami peningkatan (dari 69 menjadi 80,2). Untuk lebih memudahkan
mengamati tingkat ketuntasan belajar Tematik peserta didik, dapat dilihat
pada tabel berikut.
2. Pelaksanaan Tindakan
Siklus III dilaksanakan Jum’at, Jum’at, 4 Maret 2022. Pelaksanaan
pada siklus III tetap masih menggunakan model Discovery learning dengan
bantuan magic box.
45
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 Julian Prakoso 80 T
6 Niara Putri 80 T
7 Rafi Ahsan 80 T
Jumlah 860
Rata- 86
rata
Ket :
T = Tuntas
BT = Belum tuntas
Dengan melihat data tabel 22 terlihat peningkatan jumlah
ketuntasan belajar siswa secara signifikan (dari 8 menjadi 10 peserta didik
pada siklus III). Nilai rerata prestasi belajar peserta didik juga mengalami
peningkatan (dari 80,2 menjadi 86). Untuk lebih memudahkan mengamati
tingkat ketuntasan belajar Bahasa Indonesia siswa, dapat dilihat pada tabel
berikut
.
Tabel 23. Ketuntasan Belajar Siklus III
Muatan Mata TUNTAS TIDAK TUNTAS
Pelajaran Jumlah % Jumlah %
Bahasa Indonesia 10 100 0 0
50
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 24. Motivasi Belajar Bahasa Indonesia Prasiklus, Siklus I, II, dan III
Pra Prose Siklus 1 Prose Siklus 2 Prose Siklus 3 Prose
Siklu ntase ntase ntase ntase
No Nama
s
1 Clara Sabrina 15 70 18 90 18 90 19 95
Wulan
2 Derren Febian 18 90 19 95 19 95 20 100
3 Jaka Aldi Pratama 7 35 10 50 15 75 15 75
4 Julian Prakoso 7 35 10 50 15 75 16 80
5 Khoerul Anam 8 40 14 70 18 90 19 90
Saputra
6 Niara Putri 7 35 10 50 15 75 15 75
7 Rafi Ahsan 7 35 10 50 15 75 18 90
8 Rahes Muhammad 8 40 13 65 16 80 18 90
Alghifary
9 Shelena Fadya 7 35 10 50 13 65 15 75
Novelita
10 Wildan Putra 8 40 12 60 16 80 17 85
Pratama
Jumlah 84 455 126 630 160 800 172 855
Rata-rata 8,4 45,5% 12,6 63% 16 80 17,2 85,5%
%
Berdasarkan tabel maka dapat digambarkan perbandingan antara
motivasi belajar pra siklus, siklus I, II, dan III pada grafik di bawah ini :
100
80
60
40
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tabel 25 . Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Prasiklus, Siklus I, II, dan Siklus III
Awal Ket Siklus Ket Siklus Ket Siklus Ket
No Nama
1 2 3
100
80
60
40
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dalam pelaksanaan tidakan
tentang upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Tematik melalui
metode Discovery Learning dengan berbantukan media Magic Box pada siswa
kelas III SD Negeri Bantarpanjang 04 semester 2 tahun pelajaran 2021/2022
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan model Discovery Learning dengan berbantukan media Magic
box yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Tematik pada
peserta didik kelas III SDN Bantarpanjang 04 yaitu dengan berbantukan
media Magic Box sehingga untuk memicu kreativitas dan ketrampilan
peserta didik dalam menyusun kalimat acak dan kalimat membuat saran.
2. Peningkatan prestasi rata-rata melalui penerapan metode Discovery
Learning dengan berbantukan Magic box dalam pembelajaran Tematik
ditemukan bahwa prestasi belajar peserta didik mengalami peningkatan
dari rata-rata kelas 50 saat pra siklus menjadi 86 pada siklus III.
3. Motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia tinggi,
terlihat bahwa kategori sangat tinggi dicapai 5 siswa (50%), kategori tinggi
5 siswa (50%) dan kategori sedang hanya 0 siswa (0%). Rerata motivasi
siswa dalam pembelajaran mencapai 85,5%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka dapat diajukan
saran sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian pembelajaran Tematik melalui model Discovery
Learning dengan berbantukan media Magic Box hendaknya diperhatikan
sebaik mungkin sehingga dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar peserta didik kelas III.
57
58
DAFTAR PUSTAKA
dalam- penelitian.html
Prima
Tulangan,Kec,Tulangan,Kab. Sidoarjo.
Refandi dkk. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan
Workshop KKG Guru Kelas UPT P&K kecamatan Kemiri kab. Purworejo.
Jakarta: Kencana.
https://www.academia.edu/19025362/Discover_learning
http://ruangbelajarmanper.blogspot.com/2017/11/media-
pembelajaran.html