Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan dan perkembangan zaman seperti sekarang ini menjadi sebuah
dinamika yang terus terjadi dalam bidang pendidikan. Perkembangan tersebut
juga menuntut bidang pendidikan agar tetap bertahan dan mengikuti pola yang ada
agar tetap bertahan dan tidak tertinggal dengan kondisi terkini. Untuk memajukan
pendidikan suatu bangsa mengharuskan adanya sumber daya manusia yang
unggul di segala bidang kehidupan sehingga banyak kemudahan didalam dunia
pendidikan (Wende, 2020). Dalam hal ini guru memiliki peran penting dalam
memajukan pendidikan suatu bangsa dengan mewujudkan tujuan dan cita – cita
peserta didik.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pembelajaran di Sekolah Dasar
(SD) yang berhubungan langsung dengan kehidupan siswa mengenai alam sekitar.
Proses pembelajaran IPA menekankan pada kegiatan pembelajaran yang
melibatkan siswa secara langsung dalam mempelajari alam dan lingkungannya
melalui langkah – langkah yang tepat, dapat dibuktikan kebenarn informasinya
dan menghasilkan suatu kesimpulan yang valid. Fathoni dan Kodri (2021)
dibutuhkan komponen – komponen yang menjadi prosedur dan medium
pembelajaran yang dapat menjadikan kegiatan belajar berpusat pada siswa agar
siswa dapat mendalami konsep IPA di alam sekitar, mempunyai
keterampilanmetode ilmiah dan mampu memecahkan masalah mengenai alam
sekitar melalui sikap ilmiah.
Tujuan dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
mengembangkan pengetahuan siswa melalui penemuan dan pengalaman lansung
terhadap kehidupan manusia, fakta dan konsep yang terkait dengan fenomena
alam serta menanamkaan sikap ilmiah untuk di aplikasikan pada kehidupan sehari
hari Apsari (2023). Sebagai bagian dari pendidikan umum, IPA menjadi
pengetahuan yang dihasilkan sebuah proses belajar, sekaligus sebagai suatu
kebutuhan dalam kehidupan manusia agar memiliki kemampuan cara berpikir
mengenai struktr pengetahuan seutuhnya. Sehinga siswa ikut serta dalam
melakukan penilaian sendiri terhadap pencapaiannya dalam bidang pengetahuan
alam, termasuk bersikap berdasarkan pengalaman yang mereka temukan sendiri.
Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa komponen yang harus
dipenuhi termasuk kualitas kemampuan seorang guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Dalam proses pembelajaran IPA sebaiknya disediakan
serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang rasional atau dapat
dimengerti oleh siswa dan memungkinkan terjadinya interaksi sosial(). Sehingga
ketika proses pembelajaran siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan nyata. Untuk
itu sebagai guru harus mempersiapkan pembelajaran yang melibatkan aktivitas
siswa secara penuh dan siswa juga dituntut untuk menguasai materi dengan baik
setelah pembelajaran IPA berlangsung Wende (2020). Namun nyatanya masih
banyak guru yang belum dapat melaksanakannya dengan baik sehingga siswa
masih merasa bosan oleh karena itu pembelajaran IPA saat ini belum berorientasi
pada proses belajar.
Berdasarkan dari hasil observasi awal pembelajaran IPA tahun ajaran
2023/2024 di temukan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD
Negeri 121243 Pematang Siantar kurang meningkatkan kreativitas siswa, dimana
guru – guru masih banyak menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu
model pembelajaran yang dominan menerapkan metode ceramah dimana guru
lebih aktif sehingga siswa menjadi pasif sehingga kelas dan suasana pembelajaran
terkesan kaku yang mengakibatkan proses belajar mengajar tidak berjalan secara
optimal sehingga siswa kurang termotivasi dalam proses pembelajaran khususnya
mata pelajaran IPA.

Dampak dari hasil permasalahan diatas adalah tidak tercapainya hasil


belajar siswa sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
Dimana dari jumlah seluruh siswa 16, hanya 5 atau 31% yang memenuhi standar
ketuntasan minimal sedangkan 11 siswa atau 69% tidak memenuhi standar yang
telah ditentukan sekolah. Dari hasil belajar siswa tersebut dapat dikatakan bahwa
proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik sehingga dipelukan perbaikan.
Dari permasalahan di atas perlu adanya perbaikan pembelajaran, dengan
mengubah pola pembelajaran dengan tujuan memudahkan siswa dalam
memahami materi pembelajaran. Melalui penerapan metode demonstrasi pada
pembelajaran IPA, siswa akan terlibat aktif selama proses pembeajaran. Adapun
guru hanya memfasilitasi siswa dalam belajar, sehingga tujuan pembelajaran akan
tercapai dan menjadi lebih bermakna. Metode demonstrasi adalah metode
mengajar yang menggunakan objek untuk menunjukkan cara melakukan sesuatu
atau bagaimana sebuah proses terjadi Nurlaeli 2021. Adapun karakteristik metode
demonstrasi yaitu identik dengan penggunaan modeling karena selain guru yang
melakukan demonstrasi materi pelajaran, dapat didatangkan narasumber yang
menguasai materi pembelajaran untuk melakukan demonstrasi, selain itu di
utamakan melakukan demonstrasi adalah siswa dan biasa menggunakan objek
atau benda nyata Atinah 2022.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Haryati (2022) dalam penerapan


metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa yang
mana dapat dilihat kemapuan siswa dalam menjawab soal serta siswa dapat aktif
bersama dengan kelompok dalam memperagakan alat – alat yang telah di sediakan
guru dalam melakukan praktek atau kerja nyata. Temuan selanjutnya (Aisyah,
2021) menggunakan metode demontrasi pada pelajaran IPA dapat meningkatkan
hasil belajar siswa hal ini dapat dilihat dimana keinginan bertanya siswa besar
karena dorongan motivasi yang diberikan guru serta siswa lebih percaya diri
dengan hasil jawabannya sendiri sehingga proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik.

Melihat rendahnya hasil belajar siswa peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi dengan harapan dapat mengatasi permasalahan
yang ada sehingga siswa dapat mencapai hasil yang baik.

Melalui penelitian tindakan kelas adanya upaya perbaikan dalam hal


peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi.
Penelitian ini dapat berjalan dengan baik dengan dukungan dari semua pihak
dimana pelakasanan kegiatan penelitian ini berjudul” Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pelajaran IPA Materi Sifat – Sifat Bunyi Dan Perambatannya
dengan menggunakan Metode Demonstrasi Pada Siswa kelas IV SD Negeri
121243 Pematang Siantar.”

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat di identifikasi beberapa


masalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan


Minimum (KKM) yang di tentukan oleh sekolah
b. Metode yang digunakan oleh guru di SD 121243 Pematang Siantar
masih kurang bervariasi, dimana proses belajar mengajar masih
menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif di dalam proses
pembelajaran
c. Dalam proses pembelajaran siswa belum terlibat dan mengalami
kesulitan dalam memahami materi
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalalah di atas, berikut masalah yang sering
muncul dalam proses belajar mengajar:
a. Tidak tercapainya hasil belajar siswa sehingga tidak memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sesuai dengan ketentuan
sekolah
b. Penerapan metode yang bervariasi masih belum dilaksanakan dalam
proses pembelajaran
c. Kurangnya penggunaan media pembelajaran dikarenakan guru kurang
memahami materi pembelajaran
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah” Bagaimanakah dengan menggunakan metode demonstrasi
dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat –sifat bunyi dan perambatannya
pada siswa kelas IV di SD Negeri 121243 Pematang Siantar kecamatan tong
marimbun kota Pematang Siantar?”
3. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan penelitian ini
adalahuntuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPA materi jenis – jenis bunyi dan
perambatannya di SD Negeri 121243 Kecamatan Tong Marimbun Kota Pematang
Siantar.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak,
antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan peran aktif dan motivasi belajar siswa dalam
proses pembelajaran berlangsung.
b. Dapat memberikan pengalaman langsung dalam proses pembalajaran
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
2. Bagi Guru
a. Dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan potensi guru dalam
mengajar.
b. Meningkatkan kreativitas guru dalam menyampaikan ilmunya
sehingga suasana belajar menjadi bermakna dan menyenangkan.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan perumusan kebiajakan program dalam hal penerapan
metode mengajar pada mata pelajaran IPA guna meningkatkan hasil
belajar siswa.
4. Bagi Peneliti
a. Dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengembangkan metode
pembelajaran pada mata pelajaran lain yang hampir sama
b. Memperluas pemikiran bagi peneliti dalam dunia pendidikan guru
dalam melatih kemampuan memahami dan menganalisis masalah
masalah yang terjadi dalam pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Istilah Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains.
Kata sains berasal dari bahasa latin yaitu scientia yang berarti “saya tahu”
sedangkan dalam bahasa inggris sains berasal dari kata science yang berati
pengetahuan. IPA didefenisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek
dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan
menggunakan metode ilmiah. Menurut Kusumawati (2022) IPA merupakan ilmu
pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip
dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dan
metode ilmiah. Sedangkan menurut (Budiman, 2021) IPA merupakan
pengetahuan yang sistematis dan berlaku secara umum (universal) yang
membahas tentang sekumpulan data mengenai gejala alam yang dihasilkan
berdasarkan observasi, eksperimen, penyimpulan dan penyusunan teori.
2. Karakteristik IPA
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik masing – masing. Menurut Kusumati
(2022) berikut merupakan karakteristik ipa yaitu: (1). IPA mempunyai nilai ilmiah
artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan
menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oelh
penemunya; (2) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun
secara sistematisn dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala –
gejala alam; (3). IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, peyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan
demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain;
(4). IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagian
– bagian konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan
observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut; (5).
IPA meliputi empat unsur yaitu, produk, roses, aplikasi dan sikap.
3. Tujuan Pembelajaran IPA
Adapun tujuan pembelajaran IPA di SD menurut (Budiman, 2021)
bertujuan agar sisw: (1). Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif
terhadap sains, teknologi dan masyarakat; (2). Mengembangkan keterampilan
proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan; (3). Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep
sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari;
(4). Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehar – hari; (5). Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan
pemahaman ke bidang pengajaran lain; (6). Ikut serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai maca bentuk ciptaan
Tuhan di alam semesta ini untuk di pelajari.
Sehingga dari tujuan pembelajaran IPA diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan pembelajara IPA untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa dalam
pengembangan keterampilan dalam memecahkan masalah dalam bidang sains
sehingga dapat menjaga dan melestarikan alam dalam keidupan sehari hari.

B. Metode Pembelajaran Demosntrasi


1. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan
media nyata dimana dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran. Metode demonstrasi adalah suatu metode dimana dalam
penyajiannya dilakukan dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada
peserta didik suatu proses, situasi benda tertentu baik itu berupa benda nyata
maupun tiruan. (Chabibah, 2020) metode demontrasi adalah metode mengajar
yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban. Metode demonstrasi
merupakan suatu cara mengajar yang memperlihatkan atau mempertunjukkan
secara langsung bagaimana terjadinya sesuatu tentang proses gejala atau masalah
yang disertai dengan penjelasan secara lisan sehingga membantu siswa untuk
mencari jawaban dalam menemukan konsep – konsep mereka selama proses
belajar mengajar berlangsung Sartunut (2021). Metode Demonstrasi adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan
melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaa
media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan (Sugandi, 2021).
Dari defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode demonstrasi
merupakan metode pembelajaran yang sangat baik digunakan pada sebuah proses
pembelajaran, dimana pembelajarannya guru memperagakan suatu proses atau
memperlihatkan gambar tiruan ataupun benda yang sebenarnya yang sesuai materi
yang disampaikan untuk menunjang pembelajaran dengan tujuan agar siswa dapat
melihat dan mempelajari secara langsung sesuatu yang dipelajari sehingga
memudahkan siswa memahami materi.
2. Langkah – langkah Metode Demonstrasi
Adapun langkah – langkah metode demonstrasi menurut (Sartunut, 2021)
aalah sebagai berikut: (1). Merumuskan kecakapan atau keterampilan yang
hendak dicapai setelah demonstrasi; (2). Mempertimbangkan penggunaan metode
yang tepat dan efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan; (3). Memilih alat
yang mudah didapat, dan mencobanya sebelum didemonstrasikan supaya tidak
gagal saat diadakan demonstrasi; (4). Menetapkan langkah – langkah yang akan
dilaksanakan; (5). Memperhitungkan waktu yang tersedia; (6). Melaksanakan
demostrasi; (7). Membuat perencanaan penilaian terhadap kemajuan siswa
3. Kelebihan dan Kelemaan Metode Demonstrasi
Kelebihan metode demostrasi menurut Andriansyah (2020), adalah
sebagai berikut: (1). Dapat membuat instruksi lebih jelas dan konkret, sehingga
mencegah tejadinya verbalisme (pemahaman secara kata – kata atau kalimat); (2).
Pelajaran lebih mudah dipahami oleh siswa; (3). Proses pengajaran lebih menarik;
(4). Siswa terdorong untuk aktif mengamati, melakakukan penyesuaian antara
teori dengan kenyataan dan mencoba melakukan sedniri.
Sedangkan kelebihan metode demonstrasi menurut Kasino (2019) adalah:
(1). Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda; (2). Memudahkan berbagai jenis penjelasan; (3). Kesalahan –
kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat dperbaiki melalui pengamatan dan
contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya.
Kelemahan metode demonstrasi menurut Munandar dan Hardi (2023)
adalah: (1). Menuntut sejumlah peralatan yang bisa jadi harga jualnya mahal; (2).
Menuntut penyediaan alat dan bahan yang memungkinkan dilihat oleh peserta
didik di kelas; (3). Persiapan yang kurang teliti akan menimbulkan kesalah
prosedur; (4). Perlu keterampilan yang memadai untuk melaksanakan demonstrsi;
(5). Membutuhkan waktu yang lebh lama.
C. Pengertian Belajar
Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis memiliki
arti”berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Defenisi ini memiliki
pebgertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu. Banyak ahli yang mendefenisikan belajar dengan pendekatan yang berbeda
– beda . Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh manusia sebagai subjek
belajar secara aktif diberbagai tempat dan waktu dalam upaya memperoleh
kepandaian atau ilmu guna mencapai suatu perubahan ke arah yang lebih baik
dalam kehidupan dirinya Marsono (2021). Sedangkan Zubairi (2021) berpendapat
bahwa belajar merupakan sutau peroses pembentukan karakter diri, yang mana
siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep, dan memberi
makna tentang hal – hal yang sedang dipelajari, pengalaman serta latihan.
Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkahlaku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaski dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotorik (Panawi, 2019). Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian
yang dimanifestasikan sebagai suatu pola – pola respon yang berupa keterampilan,
sikap kebiasaan, kecakapam, atau pemahaman.
1. Jenis – Jenis Belajar
Dalam merancang pembelajaran, tahapan belajar anak merupakan konsep
yang sangat penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh guru. Oleh karena itu,
menurut Panawai (2019) jenis – jenis belajar yang diuraikan berikut merupakan
jenis belajar yang menyangkut masalah belajar yaitu sebagai berikut: (1). Belajar
arti kata – kata. Belajar arti kata – kata maksudnya adalah orang mulai menangkap
arti yang terkandung dalam kata – kata ang digunakan; (2). Belajar Kognitif.
Dalam belajar kognitif, objek – objek yang ditanggapi tidak hanya bersifat
materil, tetapi juga yang bersifat tidak materil; (3). Belajar Menghafal. Menghafal
adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal didalam ingatan, sehingga
nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembai secara harfiah sesuai dengan
materi yang asli; (4). Belajar Teoritis. Bentuk belajar ini bertujuan untuk
menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka
organisasi mental sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan
problemm, seperti terjadi dalam bidang – bidang studi ilmiah; (5). Belajar
Konsep. Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek
yang mempunyai ciri – ciri yang sama; (6). Belajar Kaidah. Kaidah adalah suatu
pegangan yang tidak dapat diubah – ubah; (7). Belajar Berpikir. Dalam konteks
ini ada istilah berpikir konvergen dan berpikir divergen. Berfikir konvergen
adalah berfikir menuju satu arah yang benar atau satu yang paling tepat atau satu
pemecahan daru suatu masalah. Berfikir divergen adalah berpikir dalam arah yang
berbeda – beda, akan diperoleh jawaban – jawaban unit yang berbeda – beda,
tetapi benar; (8). Belajar keterampilan motorik (motir skil). Ciri khas dari
keterampilan motorik adalah “otomatisme”, yaitu rangkaian gerak – gerik
berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan supel, tanpa dibutuhkan
banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa diikuti urutan
gerak – gerik tertentu; (9). Belajar Estetis. Belajar ini bertujuan membentuk
kemmapuann menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang
kesenian.
2. Ciri - Ciri Belajar
Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi
berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Hakikat belajar
adalah perubahan tingkah laku, maka ada perubahan tertnetu yag dimaksudkan
dalam ciri – ciri belajar. Menurut Budiman (2021) ada bebeberapa ciri – ciri dari
belajar yaitu: (1). Perubahan secara sadar, berarti individu yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang – kurangnya individu tersebut
merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya; (2). Perubahan dalam
belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai hasil belajar perubahanyang
terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan dan tidak
statis; (3). Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dalam perubahan
belajar perubahan – perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk
memperoleh yang lebih baik dari sebelumnya; (4). Perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara, yaitu perubahan yang bersifat menetap atau permannen berarti
tingkah laku yang terkadang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap; (5).
Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah, ini berarti bahwa perubahan yang
terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai; (6). Perubahan mencakup seluruh
aspek tingkah laku, yanitu perubahan yang diperoleh individu setelah melalui
suatu proses belajar meliputi keseluruhan tingkah laku.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ciri – ciri belajar adalah adanya
perubahan yang terjadi secara sadar, dimana tingkah laku seseorang menjadi lebih
baik, dan sifatnya menetap sebagai dari hasil dan pengalaman.
D. Pengertian Hasil belajar
Hasil secara etimologi adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan)
oleh usaha. Sehingga hasil belajar adalah sesuatu yang dihasilkan oleh siswa dari
proses belajar. Hasil belajar dalam hal ini berkaitan dengan pencapaian dalam
memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang ingin direncanakan.
(Kartika, 2021) hasil belajar adalah hasi yang diperoleh siswa seperti nilai setelah
adanya proses kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Adapun cara
mengukur hasil belajar dari aspek proses adalah: 1. Ada tidaknya yang telah
direncanakan oleh guru dan dipersiapkan dengan melibatkan siswa secara
sisematik. 2. Ada tidaknya proses belajar yang dimotivasi oleh guru sehingga
siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan penuhkesadaran, kesungguhan,
dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan pengetahuan. 3. Adanya
siswa yang mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai sendiri hasil
belajar yang telah dicapai, sehingga mendorong siswa untuk belajar secara
mandiri (Pramusinta dan Faizah, 2022).
E. Materi Pelajaran IPA Kelas IV “Jenis - Jenis Bunyi dan
Perambatannya”
Bunyi merupakan sesuatu getaran yang berasal dari suatu benda. Sumber
bunyi ada beberapa macam bunyi. Contohnya bunyi tong dipukul, orang berteriak,
germercik air dan burung berkicau. Benda atau alat yang dapat menimbulkan
bunyi disebut sumber bunyi. Contoh benda – benda tersebut antara lain, gong
yang dipukul, biola yang digesek, gitar yang dipetik, angklung yang digoyangkan
dan ketipung yang dipukul. Bila kita mainkan, maka alat – alat musik tersebut
dapt menghasilkan bunyi yang indah.
Ada beberapa sifat – sifat bunyi yaitu : (1). Bunyi memerlukan media atau
medium untuk merambat. Hal ini dikarenakan bunyi membutuhkan medium untuk
merambat, bunyi tidak bisa merambat di ruang hampa; (2). Bunyi dapat diserap
dan dipantulkan. Pantulan bunyi terjadi jika bunyi mengenai suatu penghalang,
sehingga menimbulkan gema maupun gaung; (3). Bunyi dapat dibiaskan.
Misalnya, suara petir terdengar lebih keras dibandingkan siang hari karena suhu
udara siang hari lebih panas dan kerapatan udara di siang hari lebih panas dan
kerapatan udara disiang hari lebih renggang sehingga suara petir dimalam hari
lebih keras. Bunyi dapat merambat melalui tiga media yaitu:
1. Bunyi merambat melaui benda padat.
Kecepatan perambatan bunyi melalui berbagai jenis benda tidak sama.
Perambatan bunyi melalui benda padat lebih cepat terdengar dari pada
melalui benda cair atau gas. Contoh nya suara yang terdengar saat kita
memainkan telepon kaleng dan benang membuktikan bahwa bunyi dapat
merambat dari zat padat. Hal ini menunjukkan bahwa bunyi merambat
melalui udara. Jadi bunyi merambat lebih baik melalui benda padat.

Gambar 2.1 Bunyi Merambat Melalui Benda Padat


2. Bunyi merambat melalui benda cair.
Perambatan bunyi dapat melalui air. Ketika kita membenturkan dua buah
batu di dalam air, bunyinya bisa terdengar dari luar air. Hal ini menunjukkan
bahwa bunyi merambat melalui air. Bunyi benturan tersebut lebih lemah
dibandingkan bunyi benturan batu di luar air. Hal ini menunjukkan bahwa
rambatan bunyi melalui air kurang baik deibangding melalui udara.

Gamabar 2.2 Bunyi Merambat Melalui Benda Cair


3. Bunyi merambat melalui udara.
Bunyi dapat melalui udara, seperti bunyi guntur yang sering di dengar
pada saat turun hujan. Ketika terjadi guntur, tekanan udara berubah, yakni
naik turun. Perubahan tekanan ini terus berpindah melalui tumbukan bagian –
bagian kecil molekul udara. Dengan demikian, gelombang bunyi merambat
kesegala penjuru dan terdengar dari berbagai arah. Contoh lain, pada saat
lonceng dipukul, bunyinya akan didengar oleh telinga. Hal ini menunjukkan
bahwa bunyi merambat melalui udara.

Gambar 2.3 Bunyi Merambat Melalui Udara


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 16
orang yang terdiri dari 8 laki – laki dan 8 perempuan, SDN 121243
Pematang Siantar Kec. Siantar Marimbun Kota Pematang Siantar
Provinsi Sumatera Utara.
2. Waktu Penelitian
Adapun Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 3.1
Hari/Tanggal Siklus
Sabtu, 28 Oktober 2023 Siklus I
Senin, 6 November 2023 Siklus II
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
3. Pihak yang Membantu
Yang membantu penelitian ini adalah:
1. Tutor PKP, Nama: Halim Simatupang, S.Pd, M.Pd yang banyak
membantu dalam hal membimbing peneliti dengan memberikan
masukan terhadap setiap proses penyusunan laporan PKP sehingga
dapat berjalan dengan baik
2. Teman Sejawat, Nama: Priyanti Simanjuntak, S.Pd sudah
berkontribusi dalam hal sebagai pengamat terhadap proses belajar
mengajar dan telah memberikan umpan balik berupa saran yang
membangun sehingga peneliti dapat melihat kekukarangan pada saaat
proses belajar mengajar berlangsung dan menjadikan acuan untuk
lebih baik lagi.
3. Kepala Sekolah, Nama: Riama Baruara, S.Pd.K yang telah
memberikan dukungan moril sehingga memotivasi peneliti untuk
memberi yang terbaik kepada siswa dalam hal meningkatkan hasil
belajar siswa.
4. Siswa kelas IV yang telah menunjukkan partisipasi nya dengan baik
dimana peneliti dan siswa dapat bekerja sama yang dapat dilihat dari
keaktifan siswa ketika proses belajar mengajar berjalan sehingga
terjalin kerjasama yang baik
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimulai dengan rencana,
tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan
dasar ancang – ancang pemecahan masalah. Adapun alur PTK menurut
Kemmis dan McTagarat (Arikunto, 2021) dimana siklus PTK dapat dilihat
pada Gambar 3.1

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

OBSERVASI

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

OBSERVASI

HASIL

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Model Kemmis dan Mc Tagart
(Arikunto, 2021)

1. Siklus I
1) Perencanaan (Planning)
a. Peneliti melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran dalam
hal pencapaian hasil belajar siswa agar dapat menentukan solusi
perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa
b. Memilih materi untuk menerapkan perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan metode demonstrasi
c. Menyusun Rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk
siklus I
d. Mengirimkan RPP kepada tutor untuk melakukan bimbingan
dalam hal perbaikan RPP untuk dilakukan revisi
e. Memperbaiki RPP sesuai dengan masukan yang diberikan oleh
tutor pembimbing
f. Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan pembelajaran Siklus I dengan merekam video selama
pembelajaran berlangsung.
2) Pelaksanaan
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a yang
dipimpin oleh seorang murid menurut agama dan keyakinan
masing – masing
2. Menyanyikan lagu “Tik – Tik Bunyi Hujan”
3. Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
4. Guru memberikan apersepsi kepada siswa, seperti: “ketika kamu
menuju ke sekolah dijalan kamu mendengar bunyi apa aja, contoh
bunyi klakson, bunyi suara burung? Kamu bisa mendengarkan
bunyi dengan telinga.
5. Guru meyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari

Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan materi pembelajaran sifat – sifat bunyi dan


perambatannya
2. Guru mendemonstrasikan percobaan merambat bunyi dengan
selang kemudian guru berbicara sementara seorng siswa
mendengarkan di ujung.
3. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok
4. Siswa bersama kelompok mendemonstrasikan percobaan
perambatan bunyi melalui udara
5. Siswa berdiskusi tentang hasil lembar kerja
6. Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil kerja
7. Setiap kelompok diminta menyampaikan hasil pengamatan
8. Peserta didik beserta guru memberikan tanggapan kepada setiap
kelompok yang mempresentasikan hasil kerja
9. Siswa mengerjakan soal evaluasi tentang sifat – sifat bunyi dan
perambatannya.
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan penguatan hasil belajar hari ini sehingga peserta
didik harus lebih cermat dan teliti dalam setiap melakukan
percobaan dalam pembelajaran
2. Guru menyimpulkan hasil belajar
3. Menutup kegiatan belajar dengan doa dan salam
3) Pengamatan
a. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan oleh supervisor 2 dengan
melakukan pengamatan dimana sebagai tolak ukur keberhasilan
pembelajaran dilihat dari lembar observasi yang telah disediakan,
sehingga dapat dilihat pencapaian keberhasilan pembelajaran
selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuan dilaksanakannya
observasi untuk melihat kelebihan dan kekurangan selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga dapat dikatakan sebagai
perbaiakn pembelajaran di kelas IV SD Negeri 121243 Pematang
Siantar
4) Refleksi
Hasil refleksi yang ditemukan oleh supervisir 2 yaitu Dari hasil
pengamatan yang dilakukan supervisor 2 menemukan bahwa peneliti
masih kurang dalam menguasai kelas dan masih kurang menguasai
metode yang dipilih hal itu dapat dilihat dari keaktifan siswa selama
proses pembelajarn serta hasil evaluasi yang dilaksanakan belum
seluruh siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
sehinga hasil refleksi dapat dijadikan sebagai acuan menjadi bahan
perencanaan pada siklus II.
2. Siklus II
1) Perencanaan (Planning)
a. Melakukan diskusi dengan tutor pembimbing dalam membahas
kelebihan dan kekurangan perbaikan pembelajaran yang ditemukan
pada siklus I
b. Melakukan perbaikan dengan melihat kelebihan dan kekurangan
perbaikan pembelajaran siklus I sehingga pada siklus II agar lebih
baik lagi dalam penyampain pembelajaran serta dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II.
c. Menyusun perbaikan pembelajaran siklus II dengan melihat
kekurangan dari RPP siklus I
d. Mengirimkan RPP siklus II kepada tutor pembimbing untuk
dilakukan perbaikan
e. Melakukan perbaikan RPP sesuai dengan masukan dari tutor
pembimbing
f. Melaksanakan proses perbaikan pembelajaran pada siklus II
dengan memmbuat video pembelajaran
2) Pelaksanaan (Action)
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a yang
dipimpin oleh seorang murid menurut agama dan keyakinan
masing – masing
2. Menyanyikan lagu “Tik – Tik Bunyi Hujan”
3. Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
4. Guru memberikan apersepsi kepada siswa, seperti: “coba
dengarkan suara batu yang ibu ketuk ke papan tulis ini. Apa yang
dihasilkan dari ketukan anatara batu dan papan tulisnya nak? Kamu
dapat mendengarkan dengan menggunakan apa?
5. Guru meyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
Dengan kita mempelajari tentang bunyi maka kita akan tahu, jika
kita mendengarkan suara petir, suara benda padat yang
dibenturkan, ketika kita menjatuhkan batu kecil kedalam air maka
kita akan mengetahui jenis – jenis bunyi serta perambatannya dari
contoh – contoh diatas.
Kegiatan Inti
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran sifat – sifat bunyi dan
perambatannya serta meberikan contoh – contoh bunyi yang sering
didengarkn oleh siswa. Contohnya saat hujan turun, kita sering
mendengar gemuruh menggelegar itu menandakan bahwa bunyi
dapat merambat melalui udara
2. Guru mendemonstrasikan percobaan merambat bunyi dengan
selang kemudian guru berbicara sementara seorang siswa
mendengarkan di ujung yang dilakukan secara berulang – ulang
sehingga siswa memahaminya
3. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok
4. Siswa bersama kelompok mendemonstrasikan percobaan
perambatan bunyi melalui udara
5. Siswa berdiskusi tentang hasil lembar kerja
6. Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil kerja
7. Setiap kelompok diminta menyampaikan hasil pengamatan
8. Peserta didik beserta guru memberikan tanggapan kepada setiap
kelompok yang mempresentasikan hasil kerja
9. Siswa mengerjakan soal evaluasi tentang sifat – sifat bunyi dan
perambatannya.
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan penguatan hasil belajar hari ini sehingga peserta
didik harus lebih cermat dan teliti dalam setiap melakukan
percobaan dalam pembelajaran
2. Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan pembelajaran
3. Guru Menutup kegiatan belajar dengan doa dan salam
C. Tehnik Analisis Data
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I dan Siklus II peneliti
menggunakan lembar penilaian pembelajaran dimana penilaian digunakan dengan
lembar observasi yang telah disediakan. Data hasil observasi dianalisis dengan
mencari data kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran (terlampir). Untuk
data aktivitas siswa dalam mengukur kemampuan siswa peneliti menggunakan tes
individu dan tes kelompok berupa tes tertulis pada setiap siklus. Peneliti
menggunakan pengolahan data kognitif dan psikomotor sebagai acuan dalam
mencari persentase ketuntasan belajar siswa sesuai dengan Kriteria Ketuntasan
Mminimal (KKM). Dalam menganalisis perhitungan hasil belajar siswa peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut :
f
P= x 100
n
Dimana P = Hasil % kemampuan siswa
n = Jumlah Siswa yang mencapai KKM
f = Jumlah seluruh siswa
Kriteria yang menentukan peningkatan dari pemahaman siswa mengenai materi
jenis – jenis dan perambatannya sebagai berikut:
 Sangat baik = 80% - 100% dari setiap indikator
 Baik = 70% - 80% dari setiap indikator
 Cukup = 60% - 70% dari setiap indikator
 Kurang = 40% - 60% dari setiap indikator
 Sangat kurang = 0 – 30% dari setiap indikator

Anda mungkin juga menyukai