Anda di halaman 1dari 48

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS V PADA PELAJARAN FIQIH TENTANG UMRAH
DI MIS DARUSSALAM CIKULUR
TAHUN AJARAN 2022-2023

Oleh :

IDA ROYANI
NPK. 8712800191055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMUIN


SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami ucapkan kepada Allah SWT yamng telah melimpahkan rahmad

dan petunjuknya, sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PELAJARAN FIQIH

TENTANG UMRAH DI MIS DARUSSALAM CIKULUR TAHUN AJARAN 2022-2023”

ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Rahmat ta’dzim dan salam keselamatan

semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang

telah menuntun kita dari zaman kegeglapan menuju zaman yang penuh dengan

petunjuk.

Penelitian Tindakan Kelas ini disusun untuk memperbaiki proses

pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam. Penulis menyadari bahwa tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, PTK ini tidak akan berjalan dengan

lancar. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang

terhormat:

1. Ibu Ida Royani, S.Pd.I selaku kepala Madrasah MI Darussalam yang telah memberikan

ijin untuk melakukan penelitian.

2. Teman-teman Guru kami di MI Darussalam yang telah membantu pelaksananaan

penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar

3. Murid-murid kami siswa kela V yang telah membantu kelancaran saat pengambilan

data.

4. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan penulis selama ini.

5. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan penulis selama

ini.
Kami menyadari adanya kekurangan dalam penulisan PTK ini, namun demikian

harapan kami semoga PTK ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Lebak, Juli 2022

Ida Royani, S.Pd.I


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi, sesuai


dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan yang sekaligus merupakan tuntutan
kemajuan peradaban dan teknologi suatu bangsa. Peradaban suatu bangsa ditentukan
oleh tingkat pendidikan warga negaranya, sehingga pendidikan adalah tolok ukur
kemajuan suatu bangsa. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas. Rendahnya kualitas sumber daya manusia antara
lain disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan, yang berarti juga kurang
berhasilnya proses pembelajaran di kelas.

Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah
mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar
tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan
mengembangkan model pembelajaran.

Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat


menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan
sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model
pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai
dapat terwujud.

Sering terjadi, dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar, antara guru dan
siswa tidak berhubungan. Guru asyik menjelaskan materi pelajaran di depan kelas.
Sementara itu, di bangku siswa juga asyik dengan kegiatannya sendiri, melamun,
mengobrol, bahkan mengantuk. Dalam peristiwa semacam ini tidak terjadi proses
pembelajaran, karena dua komponen penting dalam sistem pembelajaran tidak terjadi
kerja sama. Dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar dikatakan terjadi pembelajaran,
manakala guru dan siswa secara bersama-sama mengarah pada tujuan yang sama. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa dalam suatu proses pembelajaran selamanya
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk keberhasilan belajar.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan, dikelas V MIS Darussalam


Cikulur, terdapat beberapa kendala yang dihadapi, diantaranya yaitu: (1) Siswa kurang
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru karena merasa bosan dengan model
pembelajaran yang monoton yaitu pembelajaran didominasi oleh guru biasanya guru
hanya menerapkan pembelajaran konvensional sehingga siswa kurang aktif dan hasil
belajar mereka dibawah KKM yang telah ditentukan. (2) Siswa kurang tertarik pada
pelajaran karena cara mengajar guru yang membosankan. (3) Dalam proses belajar
mengajar selama ini hanya sebatas pada upaya menjadikan siswa mampu mengerjakan
soal-soal yang ada sehingga pembelajaran yang berlangsung kurang bermakna dan terasa
membosankan bagi siswa. Hal ini kalau dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan
tidak tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.

B. Identifikasi Masalah

Kondisi pembelajaran yang dilaksanakan selama ini tentu akan memberikan


kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran di dalam kelas berikut ini kelemahan
yang dialami dari pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut :1). Siswa banyak yang
bermain sendiri dikelas karena tidak suka dengan materi yang diajar, 2) Guru hanya
berceramah dan siswa hanya mendengar, 3) Keingintahuan siswa masih rendah, 4) Siswa
kurang bergairah dalam belajar (pasif), 5) Guru jarang sekali menggunakan alat peraga,
6) Guru jarang bertanya kepada siswa untuk memancing gairah belajar siswa, 7) Guru
tidak terbiasa melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian tindakan


kelas ini adalah:
a. Bagaimana keterlaksanaan pelajaran fiqih tentang umrah melalui model Problem
Based Learning (PBL) pada setiap siklus di kelas V MIS Darussalam Cikulur ?
b. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Fiqih tentang umrah
melalui model Problem Based Learning (PBL) di kelas V MIS Darussalam Cikulur?
c. Bagaimana hambatan dan upaya dalam penerapan pembelajaran berbasis masalah
pada materi fiqih tentang umrah di kelas V MIS Darussalam Cikulur ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:

a. Mendeskripsikan keterlaksanaan pelajaran fiqih tentang umrah melalui model


Problem Based Learning (PBL) pada setiap siklus di kelas V MIS Darussalam
Cikulur ?
b. Keterlaksanaan peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Fiqih tentang umrah
melalui model Problem Based Learning (PBL) di kelas V MIS Darussalam
Cikulur?

c. Mendeskripsikan hambatan dan upaya dalam penerapan pembelajaran berbasis


masalah pada materi fiqih tentang umrah di kelas V MIS Darussalam Cikulur ?

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini
adalah:
a. Bagi Siswa
 Dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan
lebih variatif

 Dapat meningkatkan minat dan motifasi siswa untuk mempelajari materi


pelajaran Fiqih

 Melatih siswa agar terbiasa aktif dalam proses pembelajaran

 Meningkatkan aktVitas dan hasil belajar siswa


b. Bagi Guru
 Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional

 Mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang lebih menarik dan


menyenangkan siswa

 Dapat meningkatkan variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat


meningkatkan kualitas pembelajaran
c. Bagi Sekolah
 Dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam melakukan perencanaan dan
pengembangan sekolah

 Dapat meningkatkan kompetensi siswa

 Meningkatkan kualitas lulusan

 Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas tenaga


pendidik dan kependidikan

 Dapat meningkatkan prestasi dan kualitas sekolah


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya.Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik
secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan
perilaku yang bersangkutan.” Sedangkan menurut Djamroh “hasil belajar adalah apa
yang diperoleh oleh siswa setelah dilakukan aktvitas belajar.”Sementara itu, Nana
Sudjana mengatakan “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar.”

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan


lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya
pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pretest, proses, dan posttest. Ketiga hal
tersebut dijelaskan berikut ini.
a. Pretest (tes awal)
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pretest. Pretest ini memiliki
banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh
karena itu pretest memegangperanan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.
b. Proses
Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan proses pembelajaran, yakni
bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui modul. Kualitas pembelajaran dapat
dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses pembelajaran dikatakan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar 75% peserta didik
terlihat secara aktif, baik fisik, mental maupun, sosial dalam proses pembelajaran.
Sedangkan dari segi hasil proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
perilaku yang positif pada diri peserta didik seluruhnya atau setidaktidaknya sebagian besar
75%. Lebih lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila masukan
merata menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan
kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.
c. Posttest
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan posttest. Posttest memiliki
banyak pengetahuan terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu
pencapaian untuk mengukur seberapa jauh belajar yang siswa peroleh setelah melalui
serangkaian proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengukur suatu hasil pada
pencapaian tujuan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.

2. Jenis-jenis Hasil Belajar


Howard Kingsley membagi “tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan
kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita- cita.”

Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika


tersebut mengelompokan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu
kategori. Kelima hal tersebut adalah sebagai berikut.
a. Keterampilan intelektual, kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan
lingkungannya dengan menggunakan simbol huruf, angka, kata atau gambar.
b. Informasi verbal, seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau
suatu peristiwa secara lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
c. Strategi kognitif, kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri,
mengingat dan berfikir.
d. Keterampilan motorik, seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan
tertentu.
e. Sikap, keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan
dalam bertindak.

B. Pembelajaran Fiqih
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Pada tingkatan Madrasah Ibtidaiyah (MI) mata pelajaran fiqih merupakan salah satu
bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik agar mereka bisa mengenal, memahami dan mengamalkan syariat
Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya dalam bermasyarakat. Secara
etimologi, “fiqih berarti paham yang mendalam.” Dengan definisi lain dalam buku Zakiah
Daradjat, “fiqih artinya faham atau tahu.

Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha), fiqih itu ialah ilmu
yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang diambil dari dalil-dalilnya yang
terperinci. Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama
Islam, fiqih itu ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan, membahas, memuat hukum-
hukum Islam yang bersumber pada al-Qur’an, sunah dan dalil-dalil syar’iyang lain.

Adapun pengertian mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah
• Mata pelajaran fiqih adalah bimbingan untuk mengetahui ketentuan- ketentuan
syari’at Islam. Materi yang sifatnya memahami, menghayati dan mengamalkan
pelaksanaan syariat tersebut yang kemudian menjadi dasar pandangan dalam
kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
• Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberian pengetahuan, tetapi lebih
jauh seorang guru dapat menjadi contoh dan tauladan bagi siswa dan masyarakat
lingkungannya. Dengan keteladanan guru diharapkan para orang tua dan masyarakat
membantu secara aktif pelaksanaan fiqih di dalam rumah tangga dan masyarakat
lingkungannya.

Dari penjelasan diatas, dapat penulis pahami tentang pengertian mata pelajaran fiqih
dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah yaitu mata pelajaran yang diarahkan untuk
memberikan pegetahuan, pemahaman dan bimbingan kepada siswa mengenai ketentuan-
ketentuan syariat Islamuntuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Fiqih


Tujuan pembelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah untuk membekali peserta didik agar
dapat:
• mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan
tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah
dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah.
• Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut
diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung
jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih


Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi ketentuan
pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara
hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
• Aspek fiqih ibadah meliputi: umrah, mari meningkatkan taqwa, kaedah shalat jum’at
dan umrah.
• Aspek fiqih muamalah meliputi: zakat fitrah, infak dan sedekah, manfaat zakat, ifak dan
sedekah.

C. Model Pembelajaran PBL


Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu model pembelajaran yang
dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan pada pada era
globalisasi saat ini. Problem Based Learning (PBL) dikembangkan untuk pertama kali
oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di
McMaster University Canada (Amir, 2009 ,h. 124). Model pembelajaran ini menyajikan
suatu masalah yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan
melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah.

Beberapa definisi tentang Problem Based Learning (PBL) :

a. Menurut Duch (1995,h. 201), Problem Based Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja
secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah
ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang
dimaksud.

b. Menurut Arends (Trianto, 2007,h. 68), Problem Based Learning (PBL) merupakan
suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik
(nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan
siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.

c. Menurut Glazer (2001,h.89 ), mengemukakan Problem Based Learning merupakan


suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah
kompleks dalam situasi yang nyata.

Dalam Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (2020), problem based


learning diartikan sebagai metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk
mendapatkan ilmu baru dari analisis berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang
dimiliki, serta menghubungkannya dengan permasalahan belajar yang diberikan guru.
Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk memberikan siswa pengalaman
belajar yang mengutamakan kemampuan analisis materi secara mandiri. Dengan adanya
permasalahan yang nyata, mereka bisa belajar berpikir kritis, mengembangkan
keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuannya sendiri.

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini sebagai berikut: Melalui model PBL dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran fiqih siswa kelas V MIS Darussalam Cikulur.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V MIS Darussalam Kec. Cikulur Kab. Lebak
Prov. Banten.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat : MIS Darussalam Kec. Cikulur Kab. Lebak, penulis mengambil lokasi atau
tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada Madrasah tersebut, sehingga
memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian
yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.

2. Waktu Penelitian : Juli 2022

C. Langkah/Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris PTK diartikan dengan Classroom ActVe
Research (CAR), PTK sangat cocok untuk penelitian ini, karena penelitian diadakan
dalam kelas dan lebih difokuskan pada masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas atau
pada proses belajar mengajar. Model penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah model sistem spiral refleksi dari Kemmis dan Taggrat yaitu
model siklus yang dilakukan secara berulang, berekelanjutan. Yang artinya semakin lama
diharapkan semakin meningkat pencapaian hasilnya. Model siklus ini dimulai dengan
rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali merupakan dasar
untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan.

Rancangan penelitian adalah semua rencana yang akan dilaksanakan oleh seorang
peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau Classroom Action Research dan memberikan pelayanan konseling.

Menurut Elliot (1982) penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkan.
Menurut Isaac (1971) penelitian tindakan kelas ini didesain untuk memecahkan masalah-
masalah yang diaplikasikan secara langsung di dalam kelas atau dunia kerja.
Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar fiqih dan
permasalahan khusus yang dihadapi siswa kelas V di MIS Darussalam Cikulur. Alternatif
pemecahannya dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Peneliti meneliti model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran fiqih untuk
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah. Penggunaan model pembelajaran ini dimaksudkan
untuk meningkatkan pemahaman hasil belajar peserta didik dan permasalahan yang
dihadapi siswa.

1. Desain dan Prosedur Tindakan


a. Desain Tindakan

Desain penelitian ini terlihat pada model siklus seperti tampak pada bagan di
bawah ini:

Gambar : Siklus PTK Model Kemmis dan Taggart


b. Prosedur Tindakan
1) Perencanaan Tindakan I
PTK dalam siklus penelitian ini direncanakan terdiri dari
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasi),
dan refleksi (reflecting).

a) Perencanaan

 Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui


kompetensi dasar yang akan menggunakan pembelajaran Problem
Based Learning (PBL).

 Membuat rencana pembelajaran model Problem Based Learning


(PBL) dengan indikator Memahami ketentuan salat Umrah

 Membuat lembar kerja siswa

 Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK

 Menyusun alat evaluasi pembelajaran

b) Pelaksanaan

 mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.

 merencanakan tugas-tugas belajar secara bersama-sama


dengan siswa dalam kelompoknya masing-masing.

 melaksanakan investigasi. guru mengarahkan siswa mencari


informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

 menyiapkan laporan akhir. siswa menyiapkan rencana laporan


sebagai bahan untuk dipresentasikan.

 mempresentasikan laporan akhir.

 evaluasi. siswa berbagi informasi, ide, dan gagasannya. kemudian


guru memberi penguatan dengan mengevaluasi hasil kerja
kelompok masing-masing dan menyimpulkan pelajaran.

c) Pengamatan (Observasi)

 situasi belajar mengajar

 keaktifan siswa
 kemampuan siswa dalam berdiskusi

d) Refleksi (reflecting)

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila 75% siswa


mampu menjawab soal tes dengan jawaban yang benar.

2) Perencanaan Tindakan II
Sebagaimana pada perencanaan tindakan pertama maka siklus
keduapun terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan danrefleksi.
a) Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama dengan indikator Memahami ketentuan salat Umrah
b) Pelaksanaan (acting)
Guru melaksanakan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berdasarkan hasil refleksi dari pembelajaran sikluspertama.
c) Pengamatan (Observasi)
Guru melakukan pengamatan berdasarkan refleksi dari hasil
pembelajaran pada siklus pertama
d) Refleksi (reflecting)
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menyusun rencana untuk siklus ketiga.

3) Kriteria Keberhasilan Tindakan


Kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini ditentukan dari dua macam
indikator yaitu indikator keberhasilan proses dan indikator hasil belajar.
1) Indikator Keberhasilan Proses Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi
proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran diketahui berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak- tidaknya 75% siswa terlibat secara
aktif baik secara fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Selain
itu menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat yang besar dan
percaya diri.
Untuk menentukan prosentase keberhasilan, peneliti menggunakan rumus sebagai
berikut :

2) Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar dari penelitian ini adalah jika 75%
dari siswa telah mencapai nilai ≥ 75 dan apabila melebihi dari nilai minimum hasil
belajar dikatakan tuntas. Hal ini didasarkan pada kelas yang dikatakan berhasil
(mencapai ketuntasan) jika paling sedikit 75% dari jumlah siswa mendapat 75.
Penempatan nilai 75 berdasarkan atas hasil diskusi dengan guru kelas V dan kepala
sekolah serta berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yang digunakan pada Madrasah tersebut.

D. Jenis dan Sumber Data


Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian
ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu informan (orang) yang
dapat memberikan informasi tentang data penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V MIS Darussalam Cikulur, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak yang terdiri
dari 8 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki. Hal ini menjadi pertimbangan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam pembelajaran yang diberikan dengan
diterapkannya penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran Fiqih.

Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sumber data tersebut adalah data hasil belajar yang dikumpulkan oleh orang
lain, data pendukung dalam penelitian ini adalah data dari Kepala Madrasah dan
administrasi MIS Darussalam Kec. Cikulur, Kab Lebak. Jenis data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah aktvitas, lokasi dan dokumentasi.

1. Alat Pengumpul Data (Instrumen Penelitian)


a. Definisi Konseptual
Instrumen pengumpulan data adalah alat ukur atau pedoman yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai
key instrument sehingga keterlibatan peneliti secara aktif dilapangan untuk
memperoleh data. Maka, peneliti harus menghayati dan memahami kondisi sosial
dilapangan. Instrumen pengumpulan data terdiri dari beberapa bentuk yaitu,
instrumen tes, instrumen interview, instrumen observasi/pengamatan, dan instrumen
dokumentasi.

b. Definisi Operasional
a) Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Observasi Kegiatan Siswa dalam proses


Pembelajaran Fiqih Menggunakan Metode PBL
Sumber Indikator No.
Data Item

Guru 1. Membuka pelajaran 1

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 2

3. Penyajian materi dengan menggunakan 3


Metode PBL 4
4. Melakukan evaluasi
5
5. Menyimpulkan
6
6. Manutup pelajaran

Siswa 1. Suasana pembelajaran di dalam kelas 1


kodusif
2. Siswa tertarik dengan Metode Belajar 2
PBL
3. Siswa memahami pelajaran selama 3
menggunakan Metode Belajar PBL
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Observasi Partisipasi Belajar

Sumber Indikator No.


Data Item

Siswa 1. Siap mengikuti pelajaran 1

2. Mendengarkan pelajaran guru dengan 2


Metode Belajar PBL

3. Berdiskusi 3
4. Bertanya 4
5. Menjawab pertanyaan guru 5

6. Mengembangkan pendapat 6

7. Mengerjakan tugas dengan baik 7

8. Mengumpulkan tugas tepat waktu 8

Tabel 3. Kisi-kisi Kuisioner/ Angket

Sumber Indikator No.


Data Item

Siswa 1. Suasana Proses Belajar 1


2. Berkesan dan Bermakna 2
3. Fokus dan Sungguh-sungguh 3
4. Mudah Memahami Materi 4
5. Meningkatkan Partisipasi Belajar 5

6. Bertanya 6
7. TermotVasi Mengerjakan Tugas 7
8. Menyampaikan Argumen 8
9. Menjawab Pertanyaan Guru 9
10. TermotVasi Mengumpulkan Tugas 10

b) Jenis Instrumen

a) Lembar Observasi

Bentuk lembar observasi yakni pedoman yang berstruktur. Kisi-kisi

observasi digunakan sebagai pegangan bagi peneliti pada saat melaksanakan


observasi.

b) Lembar Kuisioner/ Angket

Bentuk kuisioner merupakan kuisioner terbuaka. Kisi-kisi kuisioner

digunakan sebagai pegangan bagi peneliti pada saatmelaksanakan observasi.

c) Catatan Lapangan

Sumber informasi yang juga sangat penting dalam penelitian tindakan

kelas adalah catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan adalah catatan

yang dibuat oleh peneliti baik itu yang didengar, dilihat, maupun yang

diamati pada saat melakukan pengamatan. Catatan lapangan digunakan

untuk mencatat hal-hal yang tidak terdapat dalam lembar observasi dan

pedoman wawancara.

d) Tes
Soal tes hasil belajar ini dibuat oleh peneliti dengan terlebih dahulu

dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran Fiqih, hal ini dilakukan untuk

mengukur tingkat kesukaran soal yang akan diujikan.

e) Dokumentasi

Dokumentasi adalah segala dokumen yang bisa dijadikan bukti bahwa

suatu kegiatan atau peristiwa telah terjadi. Dokumen bisa berwujud tertulis,

gambar, maupun audio visual. Dokumen tertulis bisa berbentuk daftar hadir,

hasil test, buku atau catatan, notulen, lembar observasi dll. Dokumen gambar

bisa berbentuk foto-foto selama proses terjadi.

2. Validasi Instrumen
Validitas instrumen menggambarkan tingkat instrumen yang mampu mengukur
apa yang akan diukur. Suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukuran yang valid
apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Uji
validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu
instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam
suatu penelitian.

Menentukan koefisien validitas butir soal menggunakan rumus korelasi Point


Biseral, sebagai berikut:

dimana;
r bis= koefisien korelasi point biseral

Mp = rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawabanbenar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi skor total
p = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkatkesukaran
)
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 - p)

a. Keabsahan Data
1) Telaah modul Tindakan

Pengecekan Keabsahan Data Untuk mengecek keabsahan data dalam


penelitian ini digunakan teknik pemeriksaan tiga cara dari 10 cara yang
digunakan Moelong yaitu:

 Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian di
MIS Darussalam Cikulur. Kegiatan ini dapat diikuti dengan pelaksanaan
wawancara secara intensif dan aktif dalam kegiatan belajar sehingga dapat
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya subjek berdusta,
menipu, atau berpura-pura.
 Triangulasi
Teknik ini merupakan kegiatan pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam
penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah (1) Membandingkan
data yang diperoleh dengan hasil konfirmasi kepada wali kelas sebagai
sumber lain tentang kemampuan akademik yang dimiliki oleh subjek
penelitian pada pokok bahasan lain; (2) Membandingkan hasil tes dengan
hasil observasi mengenai tingkah laku siswa dan guru pada saat
penyampaian materi; (3) Membandingkan hasil tes dengan hasil
wawancara.
 Pengecekan teman sejawat melalui diskusi
Pengecekan teman sejawat yang dimaksud disini adalah mendiskusikan
proses dan hasil penelitian dengan dosen pembimbing atau teman
mahasiswa yang sedang/telah mengadakan penelitian atau orang yang
berpengalaman dalam penelitian. Hal ini dilakukan dengan harapan
peneliti mendapatkan masukan-masukan baik dari segi metodologi
maupun konteks penelitian. Disamping itu, peneliti juga senantiasa
berdiskusi dengan teman pengamat yang ikut terlibat dalam
pengumpulan data untuk merumuskan kegiatan pemberian tindakan
selanjutnya.

2) Validitas data
Menurut Sugiyono (2013), validitas merupakan derajad ketepatan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Suatu data dikatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antar data yang dilaporkan peneliti dengan data yang
sesungguhnya. Ada dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal
dan eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain
penelitian dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai, sedangkan validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi
apakah hasil penelitian dapat digeneralisikan atau diterapkan pada
populasi dimana sampel tersebut diambil.

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility


(validitas interbal), transferbility (validitas eksternal),dependability
(reabilitas), dan confirmability (obyektVitas). Peneliti ini menggunakan uji
kredibilitas triangulasi. Menurut Sugiyono (2013), triangulasi merupakan
pengecekan data dari berbagaisumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu. Secara keseluruhan terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

Dari ketiga bentuk triangulasi tersebut, penelitian ini menerapkan


bentuk triangulasiteknik pengumpulan data. Triangulasi teknik pengumpulan
data ini untuk mengujikredibilitas data dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknikyang berbeda, yaitu melalui observasi dan
wawancara. Apabila dengan dua tekniktersebut menghasilkan data yang
berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebihlanjut kepada sumber
data bersangkutan guna memastikan kebenarannya ataumungkin semua
dianggap benar karena sudut pan-dangnya berbeda-beda.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data


Data dari hasil post tes dari perlakuan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dibuat data skor hasil belajar dan analisis secara deskriptif dengan
menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran.
a. Hasil belajar, dengan menganalisis rata-rata nilai ulangan harian,lalu diklasifikasikan
tinggi, sedang dan rendah.
b. Implementasi pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) lalu dikategorikan
klasifikasi berhasil, kurang berhasil dan tidak berhasil.

Analisis data dilakukan untuk menghitung hasil pengamatan selama proses


pembelajaran berlangsung.
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN


A. Paparan Data
Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah melakukan observasi sebelum
pengambilan data. Observasi dilakukan di kelas V MI Darussalam Cikulur. Melalui observasi
dapat terpantau tingkat motivasi belajar siswa. Dari hasil observasi tingkat motivasi belajar
siswa masih rendah. Hal ini dapat diketahui dengan bebrapa siswa masih kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran dengan baik, dimana pada waktu guru menjelaskan siswa masih ada
yang mengobrol dengan temannya. Pada saat proses pembelajaran siswa bersifat pasif, hal
tersebut sesuai dengan hasil observasi yang menunjukkan skor motivasi belajar siswa 52,98
yang termasuk dalam kategori rendah. Berikut adalah hasil motivasi siswa Kelas V MI
Darussalam Cikulur pada kondisi awal.
Tabel 4.1 Kuesioner motivasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan
penerapan model PBL
No Nama Rata-Rata Kategori
1 Ajis Saputra 64, 58 Sedang
2 Arya Wiguna 62,50 Sedang
3 Zaki 62,50 Sedang
4 Zanet 45,83 Rendah
5 Ipal 37,50 Rendah
6 Nizam 37,50 Rendah
7 Melda 60,42 Sedang
Jumlah 370,83
Rata-rata 52,98 Rendah

Tabel di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada kondisi awal sebagian
masih rendah. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah terdapat 3 orang siswa dan 4
siswa dalam kategori sedang. Dalam hasil kuesioner observasi motivasi belajar siswa
menunjukkan bahwa skor tertinggi 64,58 skor terendah 37,50 dan skor rata-rata 52,98.
Setelah dihitung rata-rata data menunjukkan bahwa siswa kelas V memiliki tingkatan
motivasi belajar yang termasuk dalam kategori rendah.
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, peneliti akan melaksanakan pembelajaran di
kelas V dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
pelajaran tematik. Peneliti menyampaikan kepada guru kelas bahwa Penelitian Tindakan kelas
ini akan dilaksanakan selama 3 kali siklus yang mana dalam setiap siklusnya peneliti akan
melaksanakan selama satu kali pertemuan durasi 2 x 35 menit dengan model pembelajaran
Problem Based Learning. Peneliti juga menjelaskan kepada pendidik bahwa yang bertindak
sebagai pelaksana tindakan adalah peneliti, dan yang bertindak sebagai pengamat adalah
pendidik pembelajaran tematik kelas V. Pengamat dalam hal ini bertugas untuk mengamati
semua aktifitas dari peneliti dan murid dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Untuk
mempermudah pengamatan tersebut peneliti akan memberikan lembar observasi terhadap
aktivitas guru dan respon siswa yang sebelumya telah dipersiapkan oleh peneliti.

Pada setiap siklus dilengkapi dengan dengan satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebagai perangkat dalam proses belajaran mengajar. Pelaksanaan pembelajaran siklus I
dilaksankan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru sedangkan siklus II dan III pada hari
selanjutnya.

Adapun uraian pelaksanaan tiap siklus adalah sebagai berikut.

1. Siklus I
Siklus I dilaksankan dalam satu kali pertemuan pada kelas V MI Darussalam
Cikulur. Satu kali pertemuan dilaksakan 2 x 35 menit. Dalam penelitian ini berkolaborasi
dengan guru yang turut membantu dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
meliputi tahap perencanaan, tahappelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Berikut
penjelasan pada masing masing tahapan.

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan yang telah dilakukan peneliti yaitu menyiapkan kebutuhan pada siklus I dengan
menyiapkan pernagkat pembelajaran seperti RPP, LKPD, soal evaluasi, dan media. Media
yang digunakan adalah materi pembelajaran untuk memperjelas materi umrah. Selain itu
peneliti menyiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi dan kuesioner sebagai
pengukur motivasi belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 25 menit yaitu Tema 2
subtema 1 pembelajaran 1
1) Kegitan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar, dan
meminta untuk berdoa bersama sebelum mulai pembelajaran. Guru menginformasikan
tujuan pembelajarantetang pelajaran tematik tema 2 subtema 1 pembelajaran 1.
2) Kegiatan Inti
Pada awal kegitan guru memberikan penjelasan tentang umrah kepada siswa.
Selanjutnya guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan penjelasan tersebut.
Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang kata tanya yang dapat digunkan untuk
mendapatkan suatu informasi dari suatu teks. Selanjutnya Guru menyuruh siswa untuk
mengerjakan tugas secara berkelompok pada LKPD aktivitas 1.
3) Kegiatan Penutup
Pada akhir kegiatan guru dan siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah
dipelajari. Kemudian guru memberikan soal evaluasi. Guru dan siswa berdoa dan
mengucapkan slam untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran hari ini.

c. Observasi

Observasi pada penelitian ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi
dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti. Peneliti dan rekan peneliti mengobservasi
motivasi belajar siswadengan mengisi lembar observasi yang telah disipakan oleh peneliti.
1) Berikut adalah hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus I.
Tabel 4.2 Kuesioner motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
tematik dengan penerapan model PBL Siklus I
No Nama Skor Kategori
Kuesioner
1 Ajis Saputra 84,37 Tinggi
2 Arya Wiguna 81,25 Tinggi
3 Zaki 81,25 Tinggi
4 Zanet 75 Tinggi
5 Ipal 71,87 Tinggi
6 Nizam 71,87 Tinggi
7 Melda 75 Tinggi
Jumlah 540,61
Rata-rata 77,23 Tinggi

Berdasarkan tabel diatas hasil motivasi belajar pada siklus I diperoleh rata-rata 77,23
dengan kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar pada siklus I
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan saat pra penelitian.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru (Peneliti) siklus I

Standart dalam penilain aktivitas guru ada 5 yaitu, skor 1 untuk indikator muncul
dengan sangat kurang baik, skor 2 untuk indikator muncul dengan kurang baik, skor 3
untuk indikator muncul dengan cukup baik, skor 4 untuk indikator muncul baik, dan
skor 5 untuk indikator muncul dengan sangat baik. Hasilnya pada pertemuan pertama
dari observer pertama peneliti mendapatkan nilai total 102 dan dari observer kedua
peneliti mendapatkan nilai total 98 dari jumlah skor maksimal 110. Dari nilai tersebut
didapatkan prosentase aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 90,85 % dengan
kategori sangat baik. Hasil yang diperoleh peneliti dari observer pertama dan kedua
dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelejaran
Tematik dengan Model PBL Siklus I
Problem Based
Indikator O1 O2
Learning
Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 5 5
Pendahuluan b. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa 5 5
c. Guru mengabsen siswa 5 5
d. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari 4 4
dengan bertanya jawab dengan siswa
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan 5 4
manfaat materi yang akan dipelajari
Kegiatan Inti a. Guru meminta siswa secara berkelompok untuk 4 4
Fase merangkum materi yang di ajarkan

1:Mengorganisasi b. Guru meminta siswa untuk menyampaikan hasil 5 4


Siswa dalam
yang diperoleh dari yang di rangkum.
Belajar
Fase 2: Penyajian a. Guru membagikan LKPD pada siswa 5 5
Informasi b. Guru bersama siswa membuat kalimat tanya yang 5 4
tepat berdasarkan materi yang di sampaikan

Fase 3: a. Guru meminta siswa untuk mecermati rangkuman 4 4


Membimbing tentang umrah
Kegiatan Belajar
Kelompok b. Guru bertanya kepada siswa terkait materi umrah 5 4
c. Guru meminta siswa secara bergantian 5 5
menyampaikan pendapatnya
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa 4 4
menyampaikan materi yang ada
e. Guru memberikan penguatan tentang materi yang 4 5
dipelajari
f. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada 4 4
siswa tentang materi yang belum dipahami
g. Guru memberikan hasil penilaian pada hasil karya 5 5
kelompok yang ada di LKPD
Kegitan Penutup a. Guru meminta siswa mengerjakan evaluasi 5 5
b. Guru meminta siswa mengumpulkan soal evaluasi 5 5

c. Guru melakukan refleksi pembelajaran 4 4


d. Guru menyampaikan kompetensi belajar 4 4
berikutnya
e. Guru meminta siswa yang aktif saat pelajaran 5 5
untuk memimpin doa
f. Guru mengucapkan salam 5 5
Jumlah 102 98
Prosentase 92,7 89%
%
Rata-rata prosentase 90,85%
Kategori Sangat baik

3) Hasil Observasi Aktivitas Siswa siklus I

Standart dalam penilain aktivitas siswa ada 5 yaitu, skor 1 untuk aktivitas siswa
sangat kurang, skor 2 untuk aktivitas siswa kurang baik, skor 3 untuk aktivitas
siswa dengan cukup baik, skor 4 untuk aktivitas siswa muncul baik, dan skor 5
untuk aktivitas siswa dengan sangat baik. Hasilnya pada pertemuan pertama dari
observer pertama, siswa mendapatkan nilai total 88 dan dari observer kedua
mendapatkan nilai total 74 dari jumlah skor maksimal adalah 110. Dari nilai
tersebut didapatkan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar
73,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Hasil aktivitas siswa dari observer
pertama dan kedua dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelejaran
Tematik dengan Model PBL Siklus I
Problem Based
Kegiatan O1 O2
Learning
Kegiatan a. Siswa menjawab salam 4 4
Pendahuluan b. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang gambaryang 4 4
disajikan
Kegiatan Inti a. Secara berkelompok siswa membaca teks berjudul 4 4
Fase 1: ”umrah” pada media pembelajaran yang disajikan
Mengorganisasi guru
Siswa dalamBelajar b. Guru meminta siswa untuk menyampaikan hasilyang 3 4
diperoleh dari membaca teks tersebut.
Fase 2: Penyajian a. Siswa menyimak penjelasan guru melalui media 3 4
Informasi pembelajaran tayangan materi tentang katatanya

b. Siswa mencatat hal-hal penting tentang kata tanya 4 4


c. Siswa membuat kalimat tanya yang tepat 4 4
berdasarkan teks pada media pembelajaran dengan
judul ” umrah”
d. Siswa menuliskan hasil pertanyaan yang telahdibuat 4 3
pada LKPD aktivitas 1
e. Siswa menuliskan informasi yang di dapat dari 3 3
teks bacaan dengan menggunakan pertanyaan apa,
dimana, kapan, siapa beserta jawabannya
f. Siswa mempresentasikan informasi yang 3 4
diperoleh di depan kelas dan kelompok yang lain
menanggapi
Fase 3: a. Siswa mencermati tekas teks bacaan ”Umrah”. Pada 4 3
Membimbing pargraf kedua tertulis bahwa mulut ikan-ikan itu
Kegiatan Belajar terbuka dan menutup, seolah
ikan-ikan itu selalu menelan air
Kelompok
b. Siswa megutrakan pendapatnya tentang teks bacaan 3 3
”Umrah”. Pada pargraf kedua tertulis bahwa mulut
ikan-ikan itu terbuka dan
menutup, seolah ikan-ikan itu selalu menelan air
c. Siswa menyimak materi pembelajaran tentang 4 4
umrah yang ditampilkan dilayar

d. Siswa berkelompok berdiskusi tentang 4 3


materi umrah yangberbeda yang sudah ada di LKPD
aktivitas 2
e. Siswa membuat bagan tentang tatacara umrah 4 4
yang ada diaktivitas 2 pada LKPD

f. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di 3 3


depan kelas dan kelompok lain ikut menanggapi
g. Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang 3 3
belum dipahami
Kegitan Penutup a. Siswa mengerjakan soal evaluasi 3 3
b. Siswa mengumpulkan soal evaluasi 3 3
c. Siswa melakukan refleksi pembelajaran 3 3
d. Siswa yang aktif saat pelajaran untuk memimpin 4 4
doa
e. Siswa menjawab salam 4 4
Jumlah 88 74
Prosentase 80% 67%
Rata-rata prosentase 73,5 %
Kategori Baik

d. Refleksi

Hasil kuesioner motivasi siswa menunjukkan hasil yang dicapai pada pertemuan
pertama dengan rata-rata 77, 23 dengan kategori tinggi. Sehingga motivasi belajar
siswa dapat dikatakan meningkat jika dibandingkan pada pra penelitian yang rata-
rata motivasi belajar siswa adalah 52, 98 yang berada di kategori rendah.

Hasil pengamatan aktivitas guru menunjukkan hasil yang dicapai pada pertemuan
pertama dengan prosentase 90,85 dengankemmapuan mengajar guru sangat baik. Hal
tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru kea rah yang lebih baik.

Hasil pengamatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yang dicapai pada
pertemuan pertama dengan prosentase 73,5% dengan kategori aktivitas siswa baik.

Berdasarkan uaraian diatas dapat dismpulkan bahwa hasil yang diperoleh


peneliti dalam melakukan telah tercapai dengan baik. Namun guru masih mengalami
kendala seperti siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, masih ada
siswa yang selalu berbicara sat proses pembelajaran. Olek karena itu, untuk
pertemuan selanjutnya perlu dilakukan perbaikan lagi. Guru sebagai peneliti bersama
dengan kedua pengamat sepakat melanjutkan penelitian tindakan kelas pada siklus II.

2. Siklus II
Siklus II dilaksankan dalam satu kali pertemuan pada kelas V MI Darussalam
Cikulur. Satu kali pertemuan dilaksakan 2 x 35 menit. Dalam penelitian ini berkolaborasi
dengan guru yang turut membantu dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.
Berikut penjelasan pada masing masing tahapan.
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang telah dilakukan peneliti yaitu menyiapkan kebutuhan pada
siklus II dengan menyiapkan pernagkat pembelajaran seperti RPP, LKPD, soal
evaluasi, dan media. Media yang digunakan adalah materi pembelajaran untuk
memperjelas materi umrah. Selain itu peneliti menyiapkan instrument penelitian yaitu
lembar observasi dan kuesioner sebagai pengukur motivasi belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan (Pertemuan I)
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 15 Agustus 2019
dengan alokasi waktu 2 x 25 menit yaitu Tema 2 subtema 2 pembelajaran 1 (Faktor
penyebab gangguan pernapasan dan kata tanya).
1) Kegitan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar,
dan meminta untuk berdoa bersama sebelum mulai pembelajaran. Guru
menginformasikan tujuan pembelajaran tetang pelajaran tematik tema 2 subtema
2 pembelajaran 1 (Faktor penyebab gangguan pernapasan pada manusia dan kata
tanya).
2) Kegiatan Inti
Langkah yang diambil dalam kegiatan inti, guru memulai dengan menyuruh
siswa membaca teks bacaan yang di sajikan pada materi yang ada di layar. Siswa
mengemukakan hal yang di dapat diari membaca teks pada layar. Siswa membaca
tek dan melihat materi pembelajaran tentang faktor penyebab gangguan
pernapasan pada manusia. Siswa mengemukakan hasi yang di dapat dari
membaca dan melihat materi tersebut. Guru meminta siswa untuk membuat
bagan tentang Faktor penyebab gangguan pernapasan pada manusia yang sudah
ada di LKPD aktivitas 1. Guru menjelaskan kepada siswa tentang kata tanya
yang dapat digunakan dalam memeproleh informasi pada teks. Guru meminta
siswa untuk mengerjakan LKPD aktitas 2, sebelumnya disuruh membaca teks
kemudian diminta untuk membuat pertanyaan dan jawaban yang sesuai dengan
teks bacaan. Pertanyaan dan jawaban disajikan dalam bentuk tabel. Setiap
kelompok mepresentasikan hasil diskusi. Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur pemhaman siswa tentang materi yangdipelajari.
3) Kegiatan Penutup
Pada akhir kegiatan guru dan siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah
dipelajari. Kemudian guru menyampaikan kompetensi pelajaran untuk hari
berikutnya. Guru dan siswa berdoa dan mengucapkan slam untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran hari ini.
c. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti. Peneliti dan rekan peneliti
mengobservasi motivasi belajar siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah
disipakan oleh peneliti.
1) Berikut adalah hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus II
Tabel 4.5 Kuesioner Motivasi Belajar Siswa dalam Penerapan
Pembelejaran Tematik dengan Model PBL Siklus II
No Nama Skor Kuesioner Kategori
1 Ajis Saputra 87,5 Tinggi
2 Arya Wiguna 84,37 Tinggi
3 Zaki 84,37 Tinggi
4 Zanet 81,25 Tinggi
5 Ipal 75 Tinggi
6 Nizam 75 Tinggi
7 Melda 75 Tinggi
Jumlah 562,49
Rata-rata 80,35 Tinggi

Dari hasil motivasi belajar pada siklus II diperoleh rata-rata dengan kategori
tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar pada siklus II
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan saatsiklus I.

2) Hasil Observasi Aktivitas Guru


Standart dalam penilain aktivitas guru ada 5 yaitu, skor 1 untuk indikator
muncul dengan sangat kurang baik, skor 2 untuk indikator muncul dengan
kurang baik, skor 3 untuk indikator muncul dengan cukup baik, skor 4 untuk
indikator muncul baik, dan skor 5 untuk indikator muncul dengan sangat baik.
Berikut tabel hasil observasi aktivitas guru.
Tabel 4.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Penerapan
Pembelejaran Tematik dengan Model PBL Siklus II
Problem Based Kegiatan O1 O2
Learning
Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 5 5
Pendahuluan b. Guru mengajak peserta didik untuk 5 5
berdoa
c. Guru mengabsen siswa 5 5
d. Guru mengaitkan materi yang akan 4 4
dipelajari dengan bertanya jawab
dengan siswa
e. Guru menyampaikan tujuan 5 5
pembelajaran dan manfaat materi yang
akan dipelajari
Kegiatan Inti c. Guru memberikan kesempatan kepada 4 4
Fase 1: siswa untuk menceritakan isi teks
Mengorganisasi bacaan
Siswa dalam d. Guru memberikan dua pertanyaan 5 5
Belajar kepada siswa tentang bacaan
Fase 2: c. Guru membagikan LKPD pada siswa 5 5
Mengorganisasian d. Guru memberikan tugas siswa untuk 5 5
Siswa Dalam membuat bagan tentang tatacara umrah
Belajar yang ada di LKPD aktivitas 1

Fase 3: h. Guru menampilkan contoh kegiatan umrah 5 5

i. Guru menyampaiakn materi tentang syarat 5 5


dan rukun umrah
Membimbing j. Guru memberikan penguatan tentang 4 4
Kegiatan Belajar tatacara umrah
Kelompok
k. Guru menyajikan materi melalui materi 5 5
tentang kalimat tanya apa, siapa,
dimana, bagaimana, dan
mengapa
l. Guru meminta siswa untuk 5 5
mengerjakan LKPD aktivitas 2
Fase 4 a. Guru meminta setiap kelompok untuk 4 4
Mengembangkan mempresentasikan hasil pekerjaannya
dan Menyajikan
Hasil Karya
Fase 5 a. Guru memberikan penguatan tentang 4 4
Menganalisis kalimat tanya apa, siapa, dimana,
dan bagaimana, dan mengapa
mengevaluasi b. Guru memberikan soal evaluasi 5 5
proses
pemecahan
masalah
Kegitan Penutup g. Guru melakukan refleksi pembelajaran 4 4
h. Guru menyampaikan kompetensi 4 4
belajar berikutnya
i. Guru menutup pembelajaran dengan 5 5
membaca doa
j. Guru mengucapkan salam 5 5
Jumlah 98 98
Prosentase 93% 93%
Rata-rata prosentase 93%
Kategori Sangat Baik

Berdasarkan tabel diatas hasilnya pada siklus II dari observer pertama peneliti
mendapatkan nilai total 98 dari skor maksimal 105 dengan prosentase 93% dan
dari observer kedua peneliti mendapatkan nilai total 98 dari skor maksimal 105
dengan prosentase 93%. Dari nilai tersebut didapatkan prosentase rata-rata
aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 93 % dengan kategori sangat
baik.

3) Hasil Observasi Aktivitas Siswa


Standart dalam penilain aktivitas siswa ada 5 yaitu, skor 1 untuk aktivitas
siswa sangat kurang, skor 2 untuk aktivitas siswa kurang baik, skor 3 untuk
aktivitas siswa dengan cukup baik, skor 4 untuk aktivitas siswa muncul baik,
dan skor 5 untuk aktivitas siswa dengan sangat baik. Berikut tabel penelitian
aktivitas siswa yang diperoleh peneliti.
Tabel
4.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Penerapan
Pembelejaran Tematik dengan Model PBL Siklus II
Problem Based Kegiatan O1 O2
Learning
Kegiatan a. Siswa Menjawab salam 4 4
Pendahuluan b. Siswa berdoa sebelum kegiatan 4 4
pembelajaran
c. Siswa menjawab presensi dari guru 4 4
Kegiatan Inti a. Siswa membaca dan mengamati gambar 3 4
Fase 1: melalui materi
Mengorganisasi b. Siswa menjawab pertanyaan yangdiberikan oleh 4 4
Siswa dalam guru
Belajar
Fase 2: a. Siswa secara berkelompok membaca teks 4 4
Mengorganisasian tentang rukun dan syarat umrah
Siswa Dalam Belajar
b. Siswa secara berkelompok membuat bagantentang 4 4
pelaksanaan umrah

Fase 3: a. Siswa melihat materi pembelajaran tentang 4 4


Membimbing sayarat dan rukun umrah
Kegiatan Belajar
Kelompok b. Perwakilan kelompok mempresentasikan 3 4
hasil diskusinya
c. Setiap kelompok membaca salah satu teks bacaan 4 4
yang berjudul ”tatacara umrah” yang ada di LKPD
pada aktivitas 2
Fase 4 a. Secara kelompok siswa melengkapi tabel 4 4
Mengembangkan pertanyaan beserta jawaban menggunakankata apa,
dan Menyajikan siapa, dimana, bagaimana, dan mengapa beserta
Hasil Karya jawaban dari teks bacaan
yang ada di LKPD
Fase 5 Menganalisis a. Siswa mengerjakan soal evaluasi yangdiberikan guru 4 4
dan mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
Kegitan Penutup a. Siswa melakukan refleksi pembelajaran 4 4
yang telah dipelajari
b. Siswa berdoa 4 4
c. Siswa menjawab salam dari guru 4 4
Jumlah Skor 58 60
Prosentase 77% 80
%
Rata-rata prosentase 78,5
%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel diatas hasilnya pada siklus II dari observer pertama peneliti
mendapatkan nilai total 58 dari skor maksimal 75 dengan prosentase 77% dan
dari observer kedua peneliti mendapatkan nilai total 60 dari skor maksimal 75
dengan prosentase 80%. Dari nilai tersebut didapatkan prosentase rata-rata
aktivitas guru pada siklus II adalah 78,5 % dengan kategori baik.
d. Refleksi
Hasil kuesioner motivasi siswa menunjukkan hasil yang dicapai pada
pertemuan pertama dengan rata-rata 80,35 dengan kategori tinggi. Sehingga
motivasi belajar siswa dapat dikatakan meningkat jika dibandingkan pada
penelitian siklus I yang rata-rata motivasi belajar siswa adalah 77,23 yang berada
di kategori tinggi.

Hasil pengamatan aktivitas guru menunjukkan hasil yang dicapai pada siklus
II dengan prosentase 93 % dengan kemamapuan mengajar guru sangat baik. Hal
tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru jika dibandingkan
dengan penelitian siklus I dengan prosentase 90,85% dengan kemampuan guru
sangat baik.

Hasil pengamatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yang dicapai


pada siklus II dengan prosentase 78,5% dengan aktivitas siswa dalam kategori
baik. Hal tersebu menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa jika
dibandingkan dengan penelitian siklus I dengan prosentase 73,5% dengan
kategori aktivitas siswa baik.

Berdasarkan uaraian diatas dapat dismpulkan bahwa hasil yang diperoleh


peneliti dalam melakukan telah tercapai dengan baik. Namun guru masih
mengalami kendala seperti siswa kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, masih ada siswa yang selalu berbicara sat proses pembelajaran.
Olek karena itu, untuk pertemuan selanjutnya perlu dilakukan perbaikan lagi.
Guru sebagai peneliti bersama dengan kedua pengamat sepakat melanjutkan
penelitian tindakan kelas pada siklus III.
3. Siklus III
Siklus III dilaksankan dalam satu kali pertemuan pada kelas V MI
Darussalam Cikulur. Siklus III dilakukan Satu kali pertemuan dilaksakan 2 x 35
menit. Dalam penelitian ini berkolaborasi dengan guru yang turut membantu dalam
proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan meliputi tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Berikut penjelasan pada masing
masing tahapan.
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang telah dilakukan peneliti yaitu menyiapkan kebutuhan pada
siklus III dengan menyiapkan pernagkat pembelajaran seperti RPP, LKPD, soal
evaluasi, dan media. Media yang digunakan adalah materi pembelajaran untuk
memperjelas materi umrah. Selain itu peneliti menyiapkan instrument penelitian
yaitu lembar observasi dan kuesioner sebagai pengukur motivasi belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama siklus III dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 25 menit
yaitu Tema 2 subtema 3 pembelajaran 1 Kegitan awal

Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar,


dan meminta untuk berdoa bersama sebelum mulai pembelajaran. Guru
menginformasikan tujuan pembelajaran tetang pelajaran tematik tema 2 subtema
2 pembelajaran 1
1) Kegiatan Inti
Langkah yang diambil dalam kegiatan inti, guru memulai dengan menyuruh
siswa membaca teks bacaan yang ada di buku siswa tentang “umrah” Siswa
mengemukakan hal yang di dapat dimati membaca teks. Kemudian siswa
diminta untuk melengkapi tabel yang ada di LKPD aktivitas

a) Guru mengingatkan siswa tentang kata tanya apa saja yang dapat
digunakan dalam menyebutkan informasi dalam teks bacaan. Salah satu
siswa mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru menjelaskan
materi tentang “Umrah” . Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKPD
aktitas 2, sebelumnya disuruh membaca teks kemudian diminta untuk
membuat bagan tentang Umrah. Setiap kelompok mepresentasikan hasil
diskusi. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemhaman siswa
tentang materi yang dipelajari.
2) Kegiatan Penutup
Pada akhir kegiatan guru dan siswa melakukan refleksi tentang materi yang
telah dipelajari. Kemudian guru menyampaikan kompetensi pelajaran untuk
hari berikutnya. Guru dan siswa berdoa dan mengucapkan slam untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran hari ini.
c. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti. Peneliti dan rekan peneliti
mengobservasi motivasi belajar siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah
disipakan oleh peneliti.
1) Berikut adalah hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus III
Tabel 4.8 Kuesioner Motivasi Belajar Siswa dalam Penerapan
Pembelejaran Tematik dengan Model PBL Siklus III
No Nama Skor Kuesioner Kategori
1 Ajis Saputra 87,5 Tinggi
2 Arya Wiguna 87,5 Tinggi
3 Zaki 87,5 Tinggi
4 Zanet 84,37 Tinggi
5 Ipal 75 Tinggi
6 Nizam 81, 25 Tinggi
7 Melda 81,25 Tinggi
Jumlah 584,37
Rata-rata 83,48 Tinggi

Berdasarkan tabel diatas hasil motivasi belajar pada siklus III diperoleh rata-
rata 84,48 dengan kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi
belajar pada siklus III mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan saat
siklus I diperoleh rata-rata 77, 23 dengan kategori tinggi dan pada siklus II
diperoleh rata-rata 80,35. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
siswa dengan menggunkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) mengalami peningkatan.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Standart dalam penilain aktivitas guru ada 5 yaitu, skor 1 untuk indikator
muncul dengan sangat kurang baik, skor 2 untuk indikator muncul dengan
kurang baik, skor 3 untuk indikator muncul dengan cukup baik, skor 4 untuk
indikator muncul baik, dan skor 5 untuk indikator muncul dengan sangat baik.
Berikut tabel hasil observasi aktivitas guru.

Tabel 4.9 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Penerapan


Pembelejaran Tematik dengan Model PBL Siklus III
Problem Based Kegiatan O1 O2
Learning
Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 5 5
Pendahuluan b. Guru mengajak peserta didik untuk 5 5
berdoa
c. Guru mengabsen siswa 5 5
d. Guru mengaitkan materi yang akan 4 4
dipelajari dengan bertanya jawab
dengan siswa
e. Guru menyampaikan tujuan 4 4
pembelajaran dan manfaat materi yang
akan dipelajari
Kegiatan Inti a. Guru memberikan kesempatan kepada 5 4
Fase 1: siswa untuk menceritakan isi teks
Mengorganisasi bacaan
Siswa dalam b. Guru memberikan dua pertanyaan 4 5
Belajar kepada siswa tentang bacaan
a. Guru membagikan LKPD pada siswa
Fase 2: b. Guru memberikan tugas secara 5 5
Mengorganisasian berkelompok untuk melengkapi tabel
Siswa Dalam pertanyaan menggunakan katra apa,
siapa, di mana, bagaimana, dan
Belajar
mengapa beserta jawabannya pada
LKPD aktivitas 1
Fase 3: a. Guru menjelaskan materi tentang 5 5
Membimbing umrah
Kegiatan Belajar
Kelompok b. Guru memberikan kesempatan kepada 5 4
siswa untuk menyampaikan materi
yang ada di materi
Fase 4 a. Guru meminta setiap kelompok untuk 4 5
Mengembangkan mempresentasikan hasil pekerjaannya
dan Menyajikan b. Guru memberi penguatan tentang cara 4 4
Hasil Karya umrah
Fase 5 a. Guru memberikan soal evaluasi 5 5
Menganalisis
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Kegitan Penutup a. Guru melakukan refleksi pembelajaran 5 5
b. Guru menyampaikan kompetensi 5 5
belajar berikutnya
c. Guru menutup pembelajaran dengan 5 5
membaca doa
d. Guru mengucapkan salam 5 5
Jumlah Skor 85
Prosentase 94 94
% %
Rata-rata prosentase 94%
Kategori Sangat
baik

Berdasarkan tabel diatas hasilnya pada siklus III dari observer pertama peneliti
mendapatkan nilai total 85 dari skor maksimal 90 dengan prosentase 94% dan
dari observer kedua peneliti mendapatkan nilai total 85 dari skor maksimal 90
dengan prosentase 94%. Dari nilai tersebut didapatkan prosentase rata-rata
aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 94 % dengan kategori sangat
baik.

3) Hasil Observasi Aktivitas Guru


Standart dalam penilain aktivitas siswa ada 5 yaitu, skor 1 untuk aktivitas
siswa sangat kurang, skor 2 untuk aktivitas siswa kurang baik, skor 3 untuk
aktivitas siswa dengan cukup baik, skor 4 untuk aktivitas siswa muncul baik,
dan skor 5 untuk aktivitas siswa dengan sangat baik. Berikut tabel penelitian
aktivitas siswa yang diperoleh peneliti.
Tabel 4.10 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Penerapan
Pembelejaran Tematik dengan Model PBL Siklus III
Problem Based Kegiatan O1 O2
Learning
Kegiatan d. Siswa menjawab salam 5 5
Pendahuluan e. Siswa berdoa sebelum kegiatan 5 5
pembelajaran
f. Siswa menjawab presensi dari guru 4 4
Kegiatan Inti c. Siswa membaca dan mengamati gambar 3 3
Fase 1: yang ada di buku siswa
Mengorganisasi d. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan 4 4
Siswa dalam oleh guru
Belajar
Fase 2: c. Siswa secara berkelompok membaca teks 3 4
Mengorganisasian tentang bahaya kabut asap dan cara
Siswa Dalam mengatasinya
Belajar d. Siswa secara berkelompok dapat melengkapi 4 4
tabel pada LKPD aktivitas 1

Fase 3: d. Siswa melihat materi pembelajaran tentang 4 4


Membimbing Umrah
Kegiatan Belajar e. Siswa menyampaikan materi yang ada di 3 4
Kelompok materi pembelajaran tentang Cara
umrah
Fase 4 b. Secara kelompok siswa mengerjakan LKPD 4 4
Mengembangkan aktivitas 2
dan Menyajikan c. Siswa mempresentasikan hasil diskusi 4 4
Hasil Karya kelompoknya
Fase 5 b. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang 4 4
Menganalisis diberikan guru
dan
mengevaluasi
proses
pemecahan
masalah
Kegitan Penutup d. Siswa melakukan refleksi pembelajaran 4 3
yang telah dipelajari
e. Siswa berdoa 5 5
f. Siswa menjawab salam dari guru 5 5
Jumlah Skor 61 62
Prosentase 81,3% 82,7%
Rata-rata Prosentase 82%
Kategori Sangat Baik
Berdasarkan tabel diatas hasilnya pada siklus III dari observer pertama peneliti
mendapatkan nilai total 61 dari skor maksimal 75 dengan prosentase 81,3%
dan dari observer kedua peneliti mendapatkan nilai total 62 dari skor maksimal
75 dengan prosentase 82,7%. Dari nilai tersebut didapatkan prosentase rata-
rata aktivitas guru pada siklus III adalah 82 % dengan kategoriaktivitas siswa
sangat baik.
d. Refleksi
Hasil kuesioner motivasi siswa menunjukkan hasil yang dicapai pada siklus
III dengan rata-rata 83,48 dengan kategori tinggi. Sehingga motivasi belajar siswa
dapat dikatakan meningkat jika dibandingkan pada penelitian siklus I yang rata-
rata motivasi belajar siswa adalah 77,23 yang berada di kategori tinggi dan siklus II
yang rata-rata motivasi belajar siswa adalah 80,35. Pada siklus III motivasi
belajar siswa memperoleh skro 83,48 menunjukkan tingkat tinggi.

Hasil pengamatan aktivitas guru menunjukkan hasil yang dicapai pada


siklus III dengan prosentase 94 % dengan kemamapuan mengajar guru sangat
baik. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru jika
dibandingkan dengan penelitian siklus I dengan prosentase 90,85% dengan
kemampuan guru sangat baik dan pada siklus II dengan porsentase 93% dengan
kemmapuan guru sangat baik

Hasil pengamatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yang dicapai


pada siklus III dengan prosentase 82% dengan aktivitas siswa dalam kategori
sangat baik. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
siswa jika dibandingkan dengan penelitian siklus I dengan prosentase 73,5%
dengan kategori aktivitas siswa baik. Dan pada siklus II dengan prosentase 78,5%
dengan kategori aktivitas siswa baik. Berdasarkan uaraian diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh peneliti dalam melakukan penelitian
telah tercapai dengan baik. Hal tersebut terlihat pada motivasi belajar siswa
mengalami peningkatan pada siklus I, II, dan III. Selain itu peningkatan
kemmapuan guru pada siklus I, II,dan III mengalami peningkatan sehingga berada
pada kategori sangat baik. Dan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan dengan
kategori sangat baik. Dengan memperhatikan hal tesebut maka peneliti sudah
berhasi dalam melakukan penelitian karena sudah seusai dengan kriteria
keberhasilan yuang diharapkan, sehingga tidak perlu melakukan siklus
selanjutnya.
B. Temuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian dengan jumlah satu pertemuan, peneliti dan observer
menemukan bebrapa hal saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
1. Perencanaan
Kondisi pembelajaran yang terjadi di MI Darussalam Cikulur kurang
kondusif dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru
dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah. Beberapa cenderung
melakukan aktivitas lain seperti bermain sendiri, berbicara dengan temannya saat
guru menjelaskan materi tematik. Dari kondisi inilah guru menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning agar siswa dapat lebih aktif dan berfikir kritis
dalam mengikuti pelajaran tematik. Sehingga motivasi siswa dapat meningkat saat
mengikutipembelajaran tematik.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti membuat perangkat pernagkat


pembelajaran seperti RPP, LKPD, soal evaluasi, dan media. Media yang digunakan
adalah materi pembelajaran. Selain itu peneliti menyiapkan instrument penelitian
yaitu lembar observasi dan kuesioner sebagai pengukur motivasi belajar siswa.

2. Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan pembelajaran anak-anak terlihat antusias dalam
mengikuti pelajaran. Siswa juga terlibat aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan guru. Saat mengerjakan tugas dengan kelompok semua anggota kelompok
terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas secara kelompok. Selain itu siswa juga
berani menyampiakan hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas.
3. Penilaian
Hasil penelitian dari observasi guru dan siswa yang diperoleh peneliti dalam
siklus I mendapatkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan aktivitas
guru pada siklus I didapatkan prosentase aktivitas guru pada pertemuan pertama
adalah 90,85 % dengan kategori sangat baik. Aktivitas guru pada siklus II didapatkan
prosentase aktivitas guru adalah 93 % dengan kategori sangat baik. Sedangkan
aktivitas guru pada siklus III didapatkan prosentase 94% dengan kategori sangat
baik.
Sedangkan pengamatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yangdicapai
pada siklus I didapatkan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar
73,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Sedangkan pada siklus II kemampuan
aktivitas siswa dengan prosentase 78,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Pada
siklus III kemampuan aktivitas siswa dengan prosentase 82% dengan kategori
aktivitas siswa sangat baik.

Peneliti dalam mengetahui peningkatan motivasi siswa dilihat dari kondisi


awal bahwa rata-rata motivasi siswa sebesar 52,98 menunjukkan tingkat motivasi
siswa rendah. Setelah dilakukan tindakan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada siklus I perolehan skor menjadi 77,23
menunjukkan tingkat tinggi. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar
24,25. Sedangkan pada siklus II motivasi belajar siswa memperoleh skro 80,35
menunjukkan tingkat tinggi. Pada siklus III motivasi belajar siswa memperoleh skro
83,48 menunjukkan tingkat tinggi.

C. Pembahasan
Penelitian untuk melihat motivasi belajar siswa dilaksanakan dengan tiga
siklus. Siklus I, Siklus ke II dan siklus III. Penelitian dilakukan di kelas V MI
Darussalam Cikulur. Motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Instrumen yang digunakan untuk
melihat peningkatan motivasi belajar siswa adalah lembar observasi dan kuesioner.
1. Aktivitas kemampuan guru dalam mengajar dengan menggunakan model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Hasil penelitian dari observasi kemampuan guru dalam mengajar yang
diperoleh peneliti dalam siklus I mendapatkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat
dari pengamatan aktivitas guru pada siklus I didapatkan prosentase aktivitas guru
pada pertemuan pertama adalah 90,85 % dengan kategori sangat baik. Hal tersebut
menunjukkan kemampuan mengajar guru sangat baik.
Sedangkan hasil peneliti dari observasi kemampuan guru dalam mengajar
yang diperoleh peneliti dalam siklus II mendapatkan hasil yang sangat baik. Hal ini
dapat dilihat dari pengamatan aktivitas guru pada siklus II didapatkan prosentase
aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 93 % dengan kategori sangat baik.
Hal tersebut menunjukkan kemampuan mengajar guru sangat baik.
Hasil peneliti dari observasi kemampuan guru dalam mengajar yang
diperoleh peneliti dalam siklus III mendapatkan hasil yang sangat baik. Hal ini
dapat dilihat dari pengamatan aktivitas guru pada siklus II didapatkan prosentase
aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 94% dengan kategori sangat baik.
Hal tersebut menunjukkan kemampuan mengajar guru sangat baik
Berdasarkan paparan diatas dapat dismpulkan bahwa kemampuan guru
dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) sudah dilakukan dengan sangat baik dan sudah sesuai dengan
kriteria keberhasilan.
2. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pengamatan peneliti pada aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yang
dicapai pada siklus I didapatkan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama
sebesar 73,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Hal tersebut menunjukkan
meningkatnya aktivitas siswa kearah yang lebihbaik.
Sedangkan pengamatan peneliti pada aktivitas siswa menunjukkan bahwa
hasil yang dicapai pada siklus II didapatkan prosentase aktivitas siswa pada
pertemuan pertama sebesar 78,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Hal
tersebut menunjukkan meningkatnya aktivitas siswa kearah yang lebih baik.
Sedangkan pengamatan peneliti pada aktivitas siswa menunjukkan bahwa
hasil yang dicapai pada siklus III didapatkan prosentase aktivitas siswa pada
pertemuan pertama sebesar 82% dengan kategori aktivitas siswa sangat baik. Hal
tersebut menunjukkan meningkatnya aktivitas siswa kearah yang lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aktivitas siswa dalazm
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) mengalami peningkatan. Sehingga peneliti tidak perlu melakukan penelitian
pada tahap berikutnya karena hasil yang diperoleh oleh peneliti sudah sesuai
dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan..
3. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Hasli peningkatan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan kuesioner yang disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.8 Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Tematik dengan Penerapan Model PBL
No Nama Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori

1 Ajis Saputra 64, 5 Sedang 84,3 Tinggi 87,5 Tinggi 87,5 Tinggi
2 Arya Wiguna 62,5 Sedang 81,2 Tinggi 84,3 Tinggi 87,5 Tinggi
3 Zaki 62,5 Sedang 81,2 Tinggi 84,3 Tinggi 87,5 Tinggi
4 Zanet 45,8 Rendah 75 Tinggi 81,2 Tinggi 84,37 Tinggi
5 Ipal 37,5 Rendah 71,8 Tinggi 75 Tinggi 75 Tinggi
6 Nizam 37,5 Rendah 71,8 Tinggi 75 Tinggi 81, 2 Tinggi
7 Melda 60,4 Sedang 75 Tinggi 75 Tinggi 81,2 Tinggi
Jumlah 370,8 540,6 569,4 584,3
Rata-rata 52,98 Rendah 77,2 Tinggi 80,35 Tinggi 83,48 Tinggi

Berdasarkan tabel diatas peningkatan motivasi siswa dilihat dari kondisi


awal bahwa rata-rata motivasi siswa sebesar 52,98 menunjukkan tingkat motivasi
siswa rendah. Setelah dilakukan tindakan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) pada siklus I perolehan skor menjadi 77,23
menunjukkan tingkat tinggi. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan
sebesar 24,25. Sedangkan pada siklus II memperoleh rata-rata motivasi belajar
siswa menjadi 80,35 yang menunjukkan tingkat motivasi siswa mengalami
peningkatan 3,12. Pada siklus III memperoleh rata-rata motivasi belajar siswa
83,48 yang menunjukkan tingkat motivasi siswa mengalami peningkatan 4,13.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di atas peneliti menyimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa terlihat
ketika siswa aktif untuk mencari informasi baru, mengemukakan pendapat,
bertanya kepada guru.
Menurut Nurhadi dalam Sitiatava (dalam Wulan, 2014:15) Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu model pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuaandan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
BAB V
PENUTUP

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab I sampai dengan bab IV sebagai
langkah akhir penelitian ini akan disampaikan kesimpulan, keterbatasan peneliti, dan saran.
Kesimpulan dituliskan utnuk memudahkan menangkap isi laporan. Sedangkan keterbatasan
peneliti disampaiakan untuk memberikan pengalaman pada pembaca agar hal-hal yang terjadi yang
dialami oleh penleiti tidak terulang kembali. Sedangkan saran ditulis dengan maksud agar dapat
dimanfaatkanoleh pihak lain dalam meningkatkan upaya penelitian.

A. Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada pelajaran tematik di kelas V MI Darussalam Cikulur dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Perencanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pelajaran tematik dengan langkah-langkah berikut. a)
Menyiapkan pernagkat pembelajaran seperti RPP dengan metode Problem Based Learning
(PBL). b) Menyiapkan LKPD, soal evaluasi, dan media. Media yang digunakan adalah
materi pembelajaran untuk memperjelas materi umrah. c) Selain itu peneliti menyiapkan
instrument penelitian yaitu lembar observasi dan kuesioner sebagai pengukur motivasi
belajar siswa
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran
tematik dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Orientasi siswa terhadap masalah b)
Mengorganisisasi siswa dalam belajar yaitu dengan meminta siswa untuk membaca teks
bacaan. c) Penyajian Informasi yiatu siswa dapat menyajikan informasi dan
mempersentasikan hasil diskusi secara berkelompok. d) Membimbing kegiatan Belajar
Kelompok yaitu guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok. e)
Mengevaluasi hasil belajar yaitu guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui
pemahaman siswa dalam materi pelajaran yang telah dipelajaripada hari tersebut.
3. Hasil Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V

Hasil yang diperoleh dari observasi guru dan siswa yang diperoleh peneliti dalam
siklus I mendapatkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan aktivitas guru
pada siklus I didapatkan prosentase aktivitasguru pada pertemuan pertama adalah 90,85 %
dengan kategori kemampuan guru dalam mengajar sangat baik. Sedangkan aktivitas guru
pada siklus II didapatkan prosentase aktivitas guru adalah 93 % dengan kategori
kemampuan guru dalam mengajar sangat baik. Sedangkan pada siklus III didapatkan
prosentase aktivitas guru adalah 94% dengan kategori kemmapuan guru dalam mengajar
sangat baik. Maka dari hasil pemaparan tersebut diperoleh hasil bahwa kemampuan
mengajar guru dari siklus I, II, dan III mengalami peningkatan.
Pengamatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yang dicapai pada siklus I
didapatkan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar 73,5% dengan
kategori aktivitas siswa baik. Pada siklus II kemampuan aktivitas siswa dengan
prosentase 78,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Sedangkan pada III kemampuan
aktivitas siswa dengan prosentase 82% dengan kategori aktivitas siswa sangat baik. Maka
dari hasil pemaparan tersebut diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) pada pelajaran tematik pada
siklus I, II, dan III mengalami peningkatan.
Peneliti dalam mengetahui peningkatan motivasi siswa dilihat dari kondisi awal
bahwa rata-rata motivasi siswa sebesar 52,98 menunjukkan tingkat motivasi siswa
rendah. Setelah dilakukan tindakan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada siklus I perolehan skor menjadi 77,23 menunjukkan tingkat tinggi.
Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 24,25. Sedangkan pada siklus II
motivasi belajar siswa memperoleh skor 80,35 menunjukkan tingkat tinggi. Pada siklus
ke III motivasi belajar siswa memperoleh skor 83,48 menunjukkan tingka tinggi. Dari
pememparan tersebut jika dilihat dari siklus I, II, dan III motivasi belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mengalami
peningkatan.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di atas peneliti menyimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa terlihat ketika siswa aktif
untuk mencari informasi baru, mengemukakan pendapat, bertanya kepada guru dan
mengerjakan soal yang telah diberikan guru sampai dengan selesai.
B. Keterbatasan Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari adanya keterbatasan peneliti sebagai


berikut.
1. Peneliti mengalami keterbatasan dalam mencari sumber model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
2. Peneliti membutuhkan waktu yang lebih pada pengejaan soal evaluasi karena ada
siswa sangat lamban dalam mengerjakan soal evaluasi, sehingga membutuhkan
pendampingan guru.

C. Saran

Melihat hasil yang diperoleh oleh siswa selama penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti sebaiknya mencari suber tentang Problem
Based Learning (PBL) secara mendalam
2. Sebelum melakukan penelitian, peneliti sebaiknya melakukan manjemen waktu
dengan baik, sehingga waktu proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancer seuai
dengan tujuan penelitian.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mengenal karakteristik siswa lebih menyeluruh
agar dalam proses penelitian dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prof. Suhardjono, dan Prof. Supardi. 2010. PenelitianTindakan


Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan pembelajaran.
Yogyakarta:Pustaka Belajar
Maulani, Wulan. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN CisarantenKidul
Bandung Pada Sub Tema Keberagaman Budaya Bangsaku. Bandung. (Online)
http://repository.unpas.ac.id/6265/
Raharjo, Dwi dkk. 2020. Peningkatan Motivasi dan Persentasi Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Problem Based Lerning (PBL) padaPembelajaran Tematik
Kelas II Sekolah dasar negeri Bokaharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Sleman. (Online)
http://eprints.uad.ac.id/21482/1/25.%20Dwi%20Raharjo%20%281361- 1373%29.pdf
Widyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Wiriaatmadja, Prof. Dr. Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan KelasUntuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai