Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL SKRIPSI

Kompetensi Profesional Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa Di MAN 4 Jakarta Selatan
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)
Dosen Pengampu:
Dr. Zahruddin LC. M.Pd
Zahratul Munawarroh, M.Pd

Di Susun Oleh:
Nisrina Hilmi
11200182000078

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya
sehingga makalah dapat selesai tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga
akhir zaman. Penulisan proposal yang berjudul “Kompetensi professional guru
dalam meningkatkan hasil belajar”. Banyak pihak yang telah turut berkontribusi
didalam makalah ini, oleh karena itu pada kesempatan ini kelompok kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Zahruddin Lc, M.Pd dan Ibu Zahrotul Munawwaroh, M.Pd. sebagai
Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat berguna dalam
penyelesaian proposal ini.

2. Siti Nurul Azkiyah, M.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Muarif, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama perkuliahan.

5. Wido Prayoga, S.Pd Kepala Madrasah MAN 4 Jakarta yang telah


memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitan.

6. Guru dan siswa di MAN 4 Jakarta yang telah bersedia meluangkan


waktunya untuk menjadi narasumber dan memberikan data dalam proses
penelitian.

7. Kedua orang tua tercinta terima kasih atas support dan memberikan
semangat.

ii
8. Teman-Teman angkatan 2020, khususnya kelas C Manajemen Pendidikan
yang selalu mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.

9.

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR GAMBAR

v
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kompetensi professional guru merupakan kemampuan dalam
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam
yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran
di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum serta
1
menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Di era modern, guru
diharuskan mengajar secara professional, dan guru harus mempunyai
kemampuan mengembangkan bakat sehingga membawa siswa meraih
prestasi dalam meningkatkan hasil belajar. Oleh karena itu memerlukan
sosok seorang guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi
tinggi dalam menjalankan tugasnya.

Seorang guru dikatakan mempunyai kemampuan profesional jika


pada diri seorang guru itu ada sikap dedikatif yang tinggi terhadap tugasnya,
sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous
improvement, yaitu selalu berusaha memperbaiki dan memperbaharui
model-model atau cara kerjanya sesuai dengan zaman yang dilandasi oleh
kesadaran yang tinggi bahwa tugas seorang pendidik adalah tugas
menyiapkan generasi penerus bangsa yang akan hidup pada zamannya
dimasa yang akan datang. Dalam konteks proses pembelajaran di kelas,
guru yang mempunyai kemampuan profesional berarti yang bersangkutan
dapat melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efisien2

Guru dapat dikatakan profesional tidak hanya bisa menguasai


sebuah bidang ilmu misalnya guru mengajar pelajaran matematika dan
kebanyakan dari sejumlah guru menguasai bidang matematika saja dan
sehingga pada mata pelajaran lain tidak menguasai serta guru bisa

1
Sumardi, “Pengembangan Profesionalisme Guru Berbasis MGMP”
(Yogyakarta:Deepublish, 2016), Hal 17
2
Dian Iskandar, "Implementasi Kompetensi Profesional Guru Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik", Volume 2 Number 3, 2018, Hal. 263.
mengetahui bahan ajar kepada muridnya, dengan menggunakan metode
pembelajaran yang kreatif, dalam pembelajaran mempunyai keterampilan
serta wawasan yang luas, Maka guru tersebut bisa meningkatkan
kemampuan profesional guru, perlu dilakukan sertifikasi dan uji kompetensi
secara berkala agar kinerja guru semakin meningkat dan tetap memenuhi
syarat profesional.

Upaya peningkatan kompetensi guru sangatlah penting untuk


meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah serta hasil belajar. Oleh
sebab itu sangat diperlukan upaya yang terus menerus dalam meningkatkan
kualitas seorang guru, sebab peningkatan kualitas guru merupakan kunci
yang paling utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Seorang guru
menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran guru harus bisa memfasilitasi
siswa. 3

Agar siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya dan banyak


faktor dalam proses pembelajaran seperti kurangnya penyampaian materi
yang dilakukan oleh seorang guru, dan kurang menguasai dan terampil
dalam menggunakan metode. Seorang guru yang baik harus mempunyai
perencanaan dalam kegiatan pembelajaran, mengorganisasikan sistem mutu
pendidikan untuk mencapai suatu pendidikan yang lebih baik untuk masa
depan anak bangsa, memimpin lembaga pendidikan agar dapat menyusun
perencanaan pengembangan secara berkesinambungan. yang didalamnya
harus mampu melangsungkan seluruh tahap-tahap aktivitas dan proses
pembelajaran dengan manajerial yang baik sehingga tujuan pembelajaran
yang diharapkan dapat diraih dengan hasil yang memuaskan4

Jadi guru yang profesional adalah guru yang mempunyai


kemampuan atau keahlian khusus dalam melaksanakan kegiatan belajar

3
Ibid
4
Abdul Hamid,”guru professional” Jurnal Al Falah, (Vol XV11,No 32, 2017) 275.

2
mengajar sehingga tercapailah tujuan-tujuan yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang disampaikan dan mempunyai kemampuan yang maksimal.

Hasil belajar merupakan sebuah proses kegiatan belajar mengajar


yang didapatkan peserta didik melalui nilai yang diberikan seorang guru
pada banyaknya bidang studi yang dipelajari oleh peserta didik. Pada proses
pembelajaran kegiatan belajar siswa mengharapkan untuk menghasilkan
proses pembelajaran yang baik dan maksimal. Dalam proses kegitan
pembelajaran, keberhasilan peserta didik dalam proses belajar bergantung
5
pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar
merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut
intelektual, penuh perasaan, maupun sudut pandang psikomotorik karena
latihan pembelajaran.6

Dan yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dibutuhkan


kompetensi professional guru dan kinerja guru untuk mencapai tujuan
Pendidikan. Semakin tinggi kualitas seorang guru dalam memberikan
motivasi kepada siswanya maka semakin meningkat siswa dalam proses
pembelajaran, dan begitu pula sebaliknya semakin rendah guru dalam
memberikan motivasi kepada siswanya maka semakin rendah siswa dalam
kegiatan belajar.7

Faktor utama yang berpengaruh dalam keberhasilan proses


pembelajaran adalah seorang guru. Keberadaan sosok seorang guru dalam
proses kegiatan belajar mengajar sangat berperan penting, kualitas seorang
guru harus lebih diperhatikan, yang telah di kemukakan di atas, bahwa
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, dari aspek utama yang
ditentukan adalah kualitas seorang guru, untuk itu upaya penting yang
dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar adalah kualitas guru.

5
Desmita, “Psikologi perkembangan peserta didik” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), Hal 185.
6
Ahmad Susanto, “Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar Edisi Kedua”
(Jakarta: Prenada Media, 2019), Hal. 7.
7
Ibid

3
Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan
sebagai guru yang professional. Realita yang kita lihat saat ini adalah proses
pembelajaran yang ada dikelas masih didominasi oleh guru dan cenderung
mengejar target pencapaian kurikulum yang ada tanpa memperhatikan
materi yang diajarkan sudah tersampaikan secara optimal kepada peserta
didik.

Karena itulah, yang menjadikan suasana belajar menjadi tidak


kondusif dan tidak menyenangkan. Upaya peningkatan hasil belajar tidak
lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya salah satunya ialah
diperlukannya guru yang kreatif. Guru yang kreatif sangat dibutuhkan
dalam peningkatan hasil belajar siswa, karena guru yang kreatif akan
membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga
materi pelajaran dapat tersampaikan secara optimal.

Fenomena yang terjadi di MAN 4 Jakarta adalah banyak guru yang


masih lemah dalam membaca literasi baik guru maupun siswa, sekolah
memberikan fasilitas siswa dalam menempuh perguruan tinggi dan yang
dilakukan sekolah yaitu menguatkan proses kegiatan pembelajaran,
melakukan inovasi pembelajaran, serta melakukan serangkaian persiapan
menghadapi masuk ke perguruan tingi negri, guru juga melakukan assesmen
kompetensi guru dan pelaksanaan asesmen kompetensi ini diharapkan
mampu membenahi kualitas leadership, sekaligus mengembangkan jiwa
entrepreneur guru, kepala, dan pengawas madrasah.

Di MAN 4 jakarta banyak murid berprestasi, baik tingkat akademis


maupun tingkat non akademis karena kemampuan guru dalam proses
mengajar professional sehingga pelajaran yang disampaikan oleh guru
mampu di pelajari dengan baik, hal-hal seperti inilah yang menjadi
tanggung jawab seorang guru, karena tugas seorang guru bukanlah sekedar
memberikan pengetahuan saja. Tetapi juga memberikan dorongan belajar
kepada siswa dalam usaha mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

4
Adapun alasan penulis memilih penelitian di MAN 4 Jakarta Selatan
karena sekolah tersebut menyandang sebagai sekolah yang unggulan serta
mempunyai banyak prestasi. Dan untuk mengukur kompetensi professional
guru melakukan kegiatan asesmen karena pada dasarnya sekolah unggulan
adalah sekolah yang memiliki guru yang professional apakah pada
kenyataannya itu benar atau tidak.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik


untuk mengetahui lebih jauh tentang implementasi kompetensi professional
guru dalam meningkatkan hasil belajar, yang memfokuskan pada
kompetensi guru, hasil belajar. Dalam hal ini penulis tertarik untuk
mengambil judul tentang: “Kompetensi professional guru dalam
meningkatkan hasil belajar di MAN 4 Jakarta Selatan.

B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
diketahui berbagai masalah yang muncul terkait kompetensi professional
guru dalam meningkatkan hasil belajar yang dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Kurangnya pemahaman guru dalam menguasai semua bidang, guru
lebih fokus satu pelajaran sehingga kurang luas pemahaman yang
dimilikinya.
2. Guru kurang memahami metode pembelajaran pada proses belajar
mengajar.
3. Guru cendrung memikirkan target kurikulum ketimbang menyampaikan
materi.
4. Banyak guru yang masih lemah dalam membaca literasi baik guru
maupun siswa.
5. Guru sudah melakukan asessmen kompetensi guru dalam meningkatkan
professional guru.
6. Guru harus kreatif dalam proses pembelajaran agar membuat proses
pembelajaran yang menyenangkan.

5
Dalam proses pembelajaran penyampaian guru memberikan materi
akan dipandang oleh siswa, maka guru harus mempunyai keterampilan
dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang akan dibahas, sehingga
pembahasan tidak terlalu luas, lebih memudahkan peneliti dan pembaca
serta lebih terarah dalam penyusunan proposal skripsi ini maka penulis
melakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini berfokus tentang
kompetensi profesional guru dalam meningkatkan hasil belajar di MAN 4
Jakarta selatan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan indentifikasi dan pembatasan masalah tersebut, maka
masalah yang dikaji dalam penelitian ini penulis mengajukan perumusan
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apakah terdapat kompetensi professional guru di MAN 4 Jakarta?
2. Apakah guru sudah melakukan pelatihan assesmen kompetensi guru di
Man 4 jakarta?
3. Apakah ada peningkatan guru dalam proses belajar mengajar di MAN
4 Jakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian berdasarkan hasil riset penelitian yang diteliti dan
dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
perkembangan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar dan
kompetensi professional guru di MAN 4 Jakarta dalam meningkatkan hasil
belajar. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengungkapkan
mendeskrifsiskan dan menganalisis
1. Mendeskripsikan kompetensi profesional guru di MAN 4 Jakarta.
2. Mendeskripsikan pelatihan assesmen kompetensi professional guru di
Man 4 jakarta.
3. Mendeskripsikan peningkatan guru dalam proses belajar mengajar di
Man 4 Jakarta.

6
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi
tentang implementasi kompetensi professional guru dalam meningkatkan
hasil belajar. Adapun secara detail kegunaan tersebut diantaranya untuk:
a. Peneliti
Memberikan tambahan pemikiran baru yang berkaitkan dengan
kompetensi profesional guru dalam meningkatkan hasil belajar pada
lembaga pendidikan tersebut untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita
Pendidikan.
b. Sekolah
Dapat memberikan kontribusi pemikiran tentang implementasi
kompetensi professional guru dalam meningkatkan hasil belajar agar
menjadi lebih baik
c. Guru
Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan untuk mengetahui
professional guru dalam meningkatkan hasil belajar sehingga lebih
lanjut secara bersama-sama dapat diperbaiki dan dicari solusinya.
d. Lembaga
Dapat memberikan informasi tentang kompetensi professional guru
dalam meningkatkan hasil belajar sehingga dapat dijadikan sebagai
acuan bagi peneliti selanjutnya.

7
BAB 11

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kompetensi Profesional Guru


a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi berasal dari kata Competency (Bahasa Inggris)
yang memiliki arti ability (kemampuan), capability
(kesanggupan), proficiency (keahlian), Qualification
(kecakapan), eligibility (memenuhi persyaratan), readiness
(kesiapan), skill (kemahiran), dan adequency (kepadanan) 8
Kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif pada
perilaku guru atau tenaga kependidikan yang merupakan sikap
rasional dalam mencapai tujuan dan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan.9
Dalam konteks kompetensi merupakan pengetahuan, sikap,
perilaku dan keterampilan yang tercermin dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir yang dilakukan secara
konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi
kompeten dalam bidang tertentu. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa seseorang dianggap kompeten jika ia memiliki
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang tercermin
dalam kebiasaan berfikir dan bertindaknya.
Dengan demikian kompetensi guru adalah hasil
penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak
jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam menjalankan tugas keprofesionalannya. Selain
itu kompetensi telah terbukti merupakan dasar yang kuat dan

8
Rina Febriana, “Kompetensi Guru” (Bumi Aksara:Jakarta, 2019) Hal 1
9
Muhammad Syaikhul Alim, “Mendongkrak kompetensi guru analisis faktor-faktor
determinan yang berpengaruh terhadap kompetensi guru” (Pascal Books:Tangsel, 2022) Hal 40.

8
valid bagi pengembangan sumber daya manusia. 10 Sedangkan
Tight menyatakan kompetensi sebagai concerned with what
people can do rather than with what they know, artinya menekan
apa yang dilakukan orang daripada apa yang mereka ketahui.
Sementara itu kompetensi menurut Hager adalah bentuk
perspektif dari penampilan dan tingkah laku. Jadi dalam
kompetensi tercakup perpaduan antara pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan nilai-nilai yang ditunjukan seorang dalam
menjalankan pekerjaanya.11
Berdasarkan pengertian diatas kompetensi merupakan
gambaran hakikat kualitatif pada perilaku guru atau tenaga
kependidikan yang merupakan sikap rasional dalam mencapai
tujuan dan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kebiasaan
berfikir yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus
memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam bidang
tertentu. Dengan demikian kompetensi guru adalah hasil
penggabungan dari kemampuan-kemampuan yang banyak
jenisnya, dapat berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan
dan perilaku yang dimiliki.
b. Pengertian Professional
Professional berasal dari kata profesi artinya satu bidang
pekerjaan yang ingin ditekuni oleh seseorang. Pengertian
professional adalah sebuah keahlian dalam kompetensi yang
dikalukan oleh mereka secara khursus dan mendapat pelatihan
untuk mengerjakan pekerjaan. 12Professional adalah orang yang
telah menempuh program pendidikan guru dan telah mendapat
ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada

10
Jamil Suprihatiningrum “Guru Professional” (Yogyakarta:Ar-ruzz Media, 2013) Hal 98
11
Ibid, Hal 99
12
Sukron, “Manajemen Profesional Guru Madrasah Di Abad 21” (Indonesia Emas
Group:Bandung, 2021) Hal 76.

9
kelas-kelas besar.13 Professional diartikan sebagai usaha untuk
menjalankan salah satu profesi berdasarkan keahlian dan
keterampilan yang dimiliki seorang berdasarkan profesi untuk
mendapatkan suatu imbalan berdasarkan standar profesinya.
Jadi professional adalah orang yang melaksanakan tugas profesi
keguruan dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi dengan
sarana penunjang berupa pengetahuan sesuai standar yang telah
diterapkan.14 Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa, professional adalah orang yang melaksanakan tugas
profesi keguruan dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi
dengan sarana penunjang berupa pengetahuan sesuai standar
yang telah diterapkan.
c. Pengertian Guru
Guru dikenal dengan sebutan al-mu’alim dalam bahasa arab.
guru adalah seorang yang memberikan ilmu disebut pendidik
professional karena guru itu telah menerima dan memikul beban
dari orang tua untuk mendidik anak. Guru adalah tenaga
kependidikan yang mempunyai pengaruh penting pada proses
perkembangan generasi penerus bangsa. Guru merupakan
seorang pendidik professional mempunyai peran dalam
mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, dan
mengevaluasi peserta didik.
Guru juga dikatakan sebagai seorang memperoleh surat
keputusan (SK), baik dari pemerintah atau swasta untuk
melakukan tugasnya, dan memiliki hak dan kewajiban untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran di Lembaga Pendidikan
sekolah.15

13
Oemar Hamalik,Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,(Jakarta:Bumi
Aksara:2004),Hal.27.
14
Jamil Suprihatiningrum, “Guru Professional “(Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2013) Hal
51.
15
Ibid Hal 22.

10
d. Pengertian kompetensi professional guru
Kompetensi professional guru merupakan kemampuan
berkenan dengan penguasaan materi pembelajaran pada bidang
studi secara luas yang mencakup penguasaan substansi isi materi
kurikulum dan substansi isi materi kurikulum menambah
wawasan keilmuan pada guru.16 Kompetensi professional adalah
kompetensi dasar mengenai disiplin sebuah ilmu yang
dipelajarinya atau yang menjadi bidang spesialisasinya baik
penguasaan teoretis maupun praktis, kemampuan didaktis,
metodik, psikologis, keterampilan perencanaan dan pengelolaan,
serta kemampuan mengevaluasi hasil belajar mengajar.17
Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 dinyatakan
bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal,
pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah”
Guru harus bisa memberikan motivasi kepada siswanya
tentang pentingnya belajar dengan adanya kompetensi sosial,
pedagogik, kepribadian serta professional yang dimiliki seorang
guru peserta didik lebih termotivasi dengan adanya kompetensi
yang dimiliki seorang guru. Dalam (Peraturan Pemerintah No.
16 Tahun 2007) tentang standar kualifikasi akademik dan
kompetensi Guru) ada 4 macam kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang Guru antara lain kompetensi paedogogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan
kompetensi sosial18

16
Sumardi, “Pengembangan Profesionalisme Guru Berbasis MGMP”
(Yogyakarta:Deepublish, 2016) Hal 17.
17
Supardi, “Sekolah Efektif”, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), Hal. 105
18
Fachruddin Saudagar, Ali Idrus, “Pengembangan Profesionalitas Guru” (Jakarta:
Gaung Persadana Press, 2009), Hal. 31.

11
Sementara itu, menurut mulyasa kompetensi guru merupakan
kemampuan pribadi, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual secara
kafah membentuk kompetensi standar profesi guru terhadap
penguasaan materi, pemahaman peserta didik, pengembangan
peserta didik dan pengembangan pribadi dan professionalitas”
kompetensi dengan adanya kemampuan terhadap lingkungan kerja
seorang yang menjalankan tugas atas kemampuan yang
dimilikinya.19
2.Macam-Macam Kompetensi Guru
Berdasarkan kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru
menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta
Permenag No. 16 Tahun 2010:
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik dimaksudkan adalah
kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara
mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidik. 20Karena itu kompetensi pedagogik seorang guru
ditandai dengan kemapuannya dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tidakan
yang dapat dijadikan teladan. Menurut Mappanganro
kompetensi pedagogik terdiri dari beberapa hal, yaitu:
1. Penguasaan prinsip-prinsip pembelajaran.
2. Pemantapan pemahaman terhadap fungsi dan tujuan
pendidikan.
3. Pemantapan pemahaman terhadap struktur dan muatan
kurikulum.
4. Pengusaan penyusunan rencana pembelajaran

19
Jejen Musfah, “Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber belajar
Teori dan Praktik”, (Jakarta: Kencana, 2011) cet ke-1, Hal 27.
20
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan (Cet. II; Jakarta: Kalam Mulia, 2013), Hal 90

12
Karena itu kompetensi pedagogik seorang guru
ditandai dengan kemapuannya dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tidakan
yang dapat dijadikan teladan. Menurut Mappanganro
kompetensi pedagogik terdiri dari beberapa hal, yaitu:

1. Penguasaan prinsip-prinsip pembelajaran.


2. Pemantapan pemahaman terhadap fungsi dan tujuan
pendidikan.
3. Pemantapan pemahaman terhadap struktur dan muatan
kurikulum.
4. Pengusaan penyusunan rencana pembelajaran21
Kompetensi pedagogik merupakan aspek yang terkait
dengan pelaksanaan tugas seorang guru. Menurut Abd.
Rahman Getteng bahwa kompetensi pedagogik guru
meliputi:
a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum/silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
f. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya
2. Kompetensi Kepribadian
Chaerul Rahman mengatakan kemampuan kepribadian
adalah mencerminkan kemampuan pribadi yang stabil, stabil,
matang, bijaksana dan berwibawa, memberi contoh bagi siswa,
akhlak yang tinggi. Kemampuan pribadi guru, meliputi:

21
Mappanganro, Pemilikan Kompetensi Guru (Makassar: Alauddin Press, 2010), Hal 23.

13
1. Sikap positif Tanggung jawab penuhnya sebagai guru,
dan keadaan pendidikan secara keseluruhan dan unsur-
unsurnya,
2. Pemahaman, penghayatan, dan ekspresi nilai Harus
diterima oleh guru,
3. Kepribadian, nilai, sikap hidup Berusaha untuk
menjadikan diri Anda sebagai contoh dan panutan. 22
Selanjutnya, dari sudut pandang psikologis,
kemampuan untuk Kepribadian meliputi kemampuan
kepribadian, identitas pegawai Pendidik adalah panutan
bagi peserta didik. kemampuan ini selamanya Jelaskan
prinsip bahwa guru adalah orang yang harus dihormati
meniru.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta
didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sebagai bagian dari masyarakat. Oleh
karena itu, guru perlu memiliki kompetensi sosial yang
memadai, khususnya dalam bidang pendidikan, yang tidak
terbatas pada pembelajaran di sekolah dan sekolah agama, tetapi
juga mencakup pendidikan dan pengajaran terjadi di masyarakat
Menurut Abdul. Rahman Getteng, Guru harus memiliki
setidaknya empat keterampilan sosial untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif di sekolah dan masyarakat. Empat
kemampuan itu bisa Diidentifikasi dalam bentuk berikut:
1. Kompetensi sosial guru meliputi: Satu. Lisan, tertulis dan
ditandatangani

22
Chaerul Rochman dan Heri Gunawan, “Pengembangan Kompetensi Kepribadian Guru;
Menjadi Guru Yang Dicintai dan Diteladani Oleh Siswa “(Cet. I; Bandung: Nuansa Cendekia,
2011), Hal 29.

14
2. Bekerja secara fungsional di bidang komunikasi dan
teknologi informasi
3. Berkomunikasi secara efektif dengan siswa, pendidik, staf
Pendidikan, Orang Tua/Wali, Siswa dan
4. Berbalas santun dengan masyarakat sekitar kompetensi
sosial menuntut guru untuk menjaga komunikasi yang baik
setiap saat.
Komunikasi itu sangat penting, harus ditunjukkan
dalam bentuk penampilan berpenampilan menarik, empati,
kooperatif, suka menolong dan kompeten baik dalam
komunikasi. Metode komunikasi ini harus bertujun untuk
mencapai tujuan belajar itu sendiri.23
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah orang yang menguasai
proses pembelajaran secara umum dan mendalam, dari
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran pada bidang
keilmuan mengenai materinya, kompetensi profesional yang
ditunjukan kepada seorang guru dengan mengikuti gaya
pembelajaran dan mengunakan media presentasi yang kreatif,
media-media elektronik dengan standar pembelajaran.24
3. Faktor-faktor kompetensi professional guru
Peran manajemen kepala sekolah/madrasah dalam membina
kompetensi professional guru melalui kinerja berbasis budaya religius
dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor internal maupun faktor
25
eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi rendahnya
kompetensi professional guru antara lain:

23
Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam (Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Hal.
117.
24
Paramita Susanti Runtu, Rieneke Ryke Kalalo, “Kompetensi Guru Dalam Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa pada Masa Pandemi Covid 19” (Solo:PT. NEM:2021) Hal.3.
25
Askuri, “Membina Kompetensi Professional Guru dengan Manajemen Kepala Sekolah
melalui kinerja berbasis budaya religius” (Jawa Tengah:Penerbit Nem, 2022) Hal 63.

15
1. Guru belum memahami teknik pengembangan materi
pembelajaran;
2. Guru tidak melakukan analisis materi pembelajaran sebelum
mengembangkan bahan ajar atau materi pembelajaran;
3. Kurangnya motivasi diri guru dalam melakukan kinerja
professionalnya dengan baik.
Faktor eksternal yang mengakibatkan rendahnya kompetensi
professional guru adalah pelaksanaan supervise oleh kepala
sekolah yang bersifat menilai. 26 Menurut Mustofa mengatakan
setiap guru dituntut untuk selalu meningkatkan professionalnya,
tetapi masih ada faktor yang menyebabkan rendahnya
profesionalisme guru, faktor-faktor tersebut diantaranya:
1. Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara
utuh;
2. Penyebabnya kebanyakan guru bekerja di luar jam kerjanya
untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga tidak ada waktu
membaca dan menulis untuk meningkatkan diri;
3. Adanya perguruan tinggi swasta yang hanya meluluskan calon
guru dengan tidak memperhitungkan output di lapangan,
sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap
etika profesi keguruan;
4. Tidak memiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas diri, hal
ini disebabkan karena guru tidak dituntut membuat penelitian
dibandingkan dengan dosen.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, guru bukan satu-
satunya faktor penentu keberhasilan Pendidikan. Oleh karena
itu profesionalisme guru selalu tetap dikembangkan. Tuntutan
menjadi seorang guru professional didengunkan oleh berbagai
kalangan masyarakat, baik kalangan guru maupun kalangan

26
Sudarmin, “Peningkatan Kompetensi Professional Guru melalui pendekatan Supervisi
Kolaboratif” (Jawa Tengah:Penerbit Lakeisha, 2022) Hal 33.

16
organisasi guru, diharapkan dengan peningkatan mutu dan
kualitas Pendidikan dapat mencerdaskan siswa dan siswinya
di sekolah.27
4. Indikator kompetensi professional guru
Seorang guru professional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian dalam suatu bidang keguruan atau dengan
sebutan telah terdidik dan terlatih dengan baik. Terdidik dan terlatih
tidak selalu memperoleh Pendidikan formal akan tetapi menguasai
berbagai strategi atau teknik kegiatan belajar mengajar dan menguasai
28
landasan-landasan kependidikan pada kompetensi guru. Tugas
utama seorang guru adalah mengajar dan mendidik siswa dikelas atau
diluar kelas. Guru yang selalu menghadapi berbagai siswa yang
berbeda dan siswa membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap untuk menjalani kehidupan di masa depan.
Guru mempunyai tanggung jawab besar dalam menjalankan
perananya sebagai tenaga pendidik disekolah untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang dicapai. Apabila guru memiliki kompetensi dan
profesionalitas yang selalu ditingkatkan. 29 Ada beberapa indikator
kompetensi professional guru yang dijadikan sebagai patokan dalam
menentukan bahwa seorang guru dapat dikatakan professional, di
antaranya:
1. Memahami jenis-jenis pembelajaran
2. Mengurutkan materi pembelajaran
3. Mendayagunakan sumber pembelajaran.30
4. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan.
5. Mampu Menyusun program pembelajaran.

27
Said Hasan, “Profesi Dan Profesionalisme Guru” (Surabaya:Uwais Inspirasi Indonesia,
2021) Hal 70.
28
Laila Komariyah, “Manajemen Pendidik & Tenaga Kependidikan Abad 21”
(Aceh:Yayasan penerbit Muhammad Zaini, 2021) Hal.196.
29
Anita Afrianingsih, “Modul Profesionalisasi Guru” (Jepara:Unisnu Press, 2023) Hal 51.
30
Samsul Nizar, “Pendidik Ideal Bangunan Character Building” (Jakarta
Timur:Kencana, 2021) Hal 213.

17
6. Menerapkan metode pembelajaran bervariasi, mampu
mengembangkan dan menggunakan alat, media, dan sumber
belajar yang baik.
7. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pembelajaran
8. Mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran31

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi


seorang guru yang professional harus dirintis melalui ranah
keilmuan, Pendidikan atau pelatihan.

5. Ciri-ciri kompetensi professional guru

Guru harus memenuhi kompetensi serta keahlian inti sebagai


pendidik serta perubahan zaman mendorong guru untuk
menghadirkan pembelajaran seperti guru menyiapkan peserta didik
untuk memiliki keterampilan berpikir kritis, kreatif, inovatif, dan
komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Hal tersebut tentu tidak dapat
diwujudkan jika para guru berhenti belajar untuk mengembangkan
diri. Guru hendaknya mampu membangun dan mengembangkan diri
serta meningkatkan kecakapan untuk mengikuti perubahan zaman.32

Untuk meningkatkan kualitas Pendidikan ada beberapa strategi


yang dirumuskan diantaranya anggaran Pendidikan, perbaikan sarana-
prasarana belajar, peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru, serta
standar-standar yang dikeluarkan kebijakan secara nasional dengan
tujuan ada tuntutan antar Lembaga Pendidikan kearah yang
professional.33 Ciri-ciri guru professional adalah:

31
Askuri, “Membina Kompetensi Profesional Guru dengan Manajemen Kepala Sekolah
melalui Kinerja Berbasis Budaya Religius” (jawa tengah:Penerbit NEM, 2022) Hal.24.
32
Shilphy A.Octavia, “Profesionalisme Guru Dalam Memahami Perkembangan Peserta
Didik” (Yogyakarta:Deepublish, 2021) Hal 9.
33
Riswadi, “Kompetensi Professional Guru” (Jawa Timur:Uwais inspirasi Indonesia,
2021) Hal 53.

18
1. Kompeten pada kompetensi pedagogik, professional, kepribadian
dan sosial,
2. Kompeten menggunakan media belajar berteknologi tinggi,
3. Kompeten memanfaatkan teknologi informasi,
4. Kompeten berbahasa inggris dan asing lainnya.
5. Mendapatkan imbalan yang layak/tinggi,
6. Belajar dan mengembangkan diri secara terus menerus,
7. Mandiri, tetap berdisiplin dan konsekwen tanpa diawasi,
8. Komitmen pada profesinya, menjaga kode etik profesi
pelaksanaan tugas guru secara professional sesuai ciri professional
seperti yang dipaparkan diatas untuk bisa mencapai program
Pendidikan.34
6. Karakteristik Kompetensi Profesional Guru
Karakteristik adalah karakter yang dimiliki individu, tingkah laku.
Ada beberapa karakteristik mengenai kompetensi professional guru
yaitu:
1. Menguasai materi pembelajaran yang diajarkan, konsep pola
pikir pada riset keilmuan mata pelajaran yang diajarkan.
2. Menguasai standar kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu.
3. Mengembangkan modul pembelajaran secara kreatif.
4. Mengembangkan profesionalitas dengan melakukan tindakan
reflektif
5. Memanfaatkan teknologi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri35

Karakteristik guru adalah akhlak baik yang harus dimiliki oleh


seorang guru agar dapat menjadi pedoman bagi anak didiknya, juga

34
Henriqueta cota, “Optimalisasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Dan
Profesionalisme Guru” (Bandung:Fianosa Publishing, 2021) Hal 41.
35
Dede Rosyada,” Madrasah dan profesionalisme guru dalam arus dinamika pendidikan
Islam di era otonomi daerah” (Jakarta: Kencana:2017) Hal 207.

19
memiliki rasa kasih sayang dan tulus ikhlas dalam proses kegiatan
belajar mengajar agar peserta didik mempunyai semangat dan
motivasi yang tinggi kemudian akan timbul sikap aktif, kreatif, dan
inovatif. Guru ada semenjak manusia itu sendiri ada, karena begitu
manusia terlahir ke dunia sesungguhnya proses pendidikan telah
terjadi. Proses pendidian dalam arti proses internalisasi suatu nilai
dari orang dewasa kepada orang yang dianggap perlu menerima
suatau nilai.

Dengan keahliannya dan juga kelebihanya, sosok profesional


guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan
seluruh pengabdiannya profesional hendaknya mampu
melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik,
orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agarnanya. Menurut
Uzer usman sebagai ilustrasi profesionalitas guru berikut tampak
perbandingan antara sikap profesional dan sikap amatir (tidak
profesional) yaitu:36

Karakteristik seorang guru profesional sendiri diliat segala


sikap dan perbuatan guru baik di sekolah, di luar sekolah maupun di
lingkungan masyarakat, di dalam memberikan pelayanan,
meningkatkan pengetahuan, memberi bimbingan dan arahan serta
motivasi kepada peserta didik dalam berbagai hal, misalnya: cara
menghormati orang tua, adab siswa kepada murid, cara bersikap
yang muda dengan yang lebih tua, cara berpakaian yang baik secara
tradisi atau secara agama, cara berbicara dan berhubungan baik
dengan peserta didik atau sikap terhadap teman sebaya, serta
anggota masyarakat lainnya.37

36
Desi Nova Natalia Gultom, “Standard Kompetensi Mengajar Guru” (Jakarta:
Pustaka:2022), Hal 83.
37
Amilya Nurul Erindha, Della Puspita Sari, Munawi,” Memahami Karakteristik Guru
Profesional” Journal Elmentary Education, Vol. 1. No.2, (November,2021) 84.

20
7. Peran Kompetensi Profesional Guru
Guru mempunyai peran penting dalam proses Pendidikan dan
guru mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengajar,
mendidik, melatih peserta didik, membimbing serta mengarahkan.
Maka kita akan mengerti peran seorang guru kepada muridnya.
Adapun peran seorang guru adalah sebagai berikut;
1. Sebagai pengajar, orang yang mentransfer serta mengajarkan
bidang keilmuan kepada peserta didik.
2. Sebagai pendidik, orang yang mendidik siswa agar mempunyai
attitude serta tingkah laku yang baik sesuai norma-norma di
lingkungan masyarakat.
3. Sebagai pembimbing, orang mengarahkan peserta didik agar
tetap berada jalur yang tepat dengan tujuan Pendidikan.
4. Sebagai motivator, orang memberikan motivasi kepada
muridnya agar semangat belajar.
5. Sebagai evaluator, orang melakukan evaluasi dalam proses
pembelajaran.
6. Sebagai inspirator, orang yang memberikan inspirasi muridnya
agar mempunyai sebuah tujuan di masa yang akan dating atau
masa depan.38
Guru mempunyai peran penting sebagai seorang pemimpin
pembelajaran agar bisa mendidik peserta didik sesuai
kemampuan yang dimiliki seorang guru dengan pengembangan
sikap, pengetahuan serta keterampilan

38
Dewi Safitri, “Menjadi Guru Profesional” (Riau, PT. IndraGiri DOT COM, 2019) Hal
21.

21
2. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa selama
kegiatan pembelajaran disekolah. Belajar adalah cara agar
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, pengalaman serta sikap
yang dilakukan pada potensi fisiologis dan psikologis, yang berasal
kepada bahan informasi baik dari manusia, bahan bacaan, bahan
informasi alam, tulisan dan sebagainya. 39 Hasil belajar banyak
digunakan dalam arti luas untuk bermacam-macam aturan yang
telah dicapai siswa seperti ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan
rumah, tes lisan selama pelajaran berlangsung40
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku dengan hasil pengalamanya di
lingkunganya.41 Proses belajar terjadi dengan adanya suatu tujuan
yang ingin dicapai. Tujuan yang dimaksud adalah berupa hasil
belajar. Sebagaimana yang maksud oleh Djamarah dan Zain dalam
bukunya bahwa setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan
hasil belajar. Hal demikian menggambarkan bahwa yang menjadi
fokus bagi pendidik adalah cara mengelola pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar yang baik.42
Pengertian lain dikemukakan Sudijono dalam sebuah jurnal.
Menurut Sudijono hasil belajar adalah sebuah tindakan evaluasi
pada aspek proses berpikir (cognitive domain) juga dapat pada
aspek kejiwaan lainnya, yaitu aspek nilai atau sikap (affective
domain) dan aspek keterampilan (psychomotor domain) yang
melekat pada diri setiap individu peserta didik. Untuk mengetahui

39
Remiswal dan Rezki Amalia “Format Pengembangan Strategi PAIKEM dalam
Pembelajaran Agama Islam” (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Hal 15.
40
Toto Sugiarto, “E-Learning Berbasis Schoology Tingkatan Hasil Belajar Fisika”
(Yogyakarta:Cv Mine, 2020) Hal. 5.
41
Slameto, “Belajar Dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya” (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), Hal 2.
42
S.B Djamarah & Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Hal 17.

22
hasil belajar sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui
43
melalui evaluasi. Hasil belajar siswa dapat dilihat melalui
kegiatan evaluasi untuk mendapatkan tingkat kemampuan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa
dipengaruhi kemampuan siswa dan kualitas pengajar. Kualitas
pengajaran yang dimaksud seperti profesionalitas dan keahlian
dimiliki seorang guru. Artinya kemampuan seorang guru baik di
bidang sikap, perilaku, yang sangat mempengaruh dalam
menentukan hasil belajar siswa.44
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah suatu proses yang telah dicapai setelah
mengikuti belajar mengajar, hasil belajar ini berupa pengetahuan,
sikap pemahaman, serta keterampilan yang diperoleh melalui
kegiatan dan program belajar dalam bidang tertentu yang
ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai. Sedangkan suatu
perubahan perilaku yang tetap dan berkelanjutan, dilihat
berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang
diperoleh dari proses pembelajaran dan berupa nilai atau perubahan
perilaku.

43
Valiant Lukad, “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Praktik Kelistrikan Otomotif Smk Di Kota Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan Vokasi,
Vol 6, No 1 (2016), 114.
44
Hernata Fatirani, “Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Sistem Ekskresi Siswa”
(Jakarta:Penerbit P4l, 2022) Hal. 35

23
2. Faktor-Faktor Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar adalah indikator dalam sebuah pencapaian pada proses
pembelajaran didalam kelas tidak terlepas dengan faktor mempengaruhi
hasil belajar. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda dalam proses
pembelajaran. Menurut Slameto menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran terdapat 2 faktor yaitu: faktor intern
(psikologis, jasmani, dan kelelahan) sedangkan faktor ekstren yaitu
(keluarga, sekolah, dan masyarakat). 45
Pada sebuah perbedaan ada beberapa faktor dalam menghambat
proses belajar seseorang. Adapun fakor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar. Menurut Sardiman menjelaskan bahwa faktor psikologis dalam
proses pembelajaran yaitu kurangnya motivasi dari orangtua, keluarga
maupun guru.
Maka dari itu tugas seorang guru dan orangtua harus memberikan
motivasi supaya mereka lebih giat lagi dalam proses pembelajaran. Selain
motivasi ada beberapa faktor psikologis yaitu konsentrasi siswa pada
pembelajaran diluar kelas maupun didalam kelas, reaksi pemahaman pada
proses pembelajaran, ulangan, minat siswa baik akademik maupun non
46
akademik, serta kreatifitas. Berdasarkan pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi peserta didik terdiri dari
faktor interen dan ekstern. Dan faktor dalam mempengaruhi hasil belajar
dari pihak orang tua, guru, dan keluarga dalam memberikan motivasi serta
dukungan proses belajar.
3. Penilaian hasil belajar
Penilaian diartikan sebagai hasil belajar adalah kompetensi atau
kemampuan peserta didik baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang

45
Slameto, “Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi” (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), Hal 54.
46
Arsyi Mirdanda, “Motivasi berprestasi & disiplin peserta didik serta hubungannya
dengan hasil belajar” (Pontianak: Yudha English Gallery,2018), Hal 37.

24
dikuasai setelah proses pembelajaran. 47 Penilaian merupakan komponen
yang sangat penting dalam penyelenggaraan Pendidikan. Penelitian
termasuk bagian yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kualitas
Pendidikan melalui upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas
sistem penilaiannya. Penilaian hasil belajar yaitu pengambilan keputusan
atas pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran.48
Penilaian adalah upaya sistematik dan yang dilakukan melalui
pengumpulan data atau informasi kemudian diolah sebagai upaya
melakukan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan suatu program
Pendidikan. 49 Penilaian hasil belajar dapat dijadikan pedoman bagi guru
dalam mengoreksi media pembelajaran atau materi pembelajaran
disampaikan kepada peserta didik agar dapat berhasil dikuasai oleh peserta
didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan.50

4. Manfaat penilaian hasil belajar


Penilaian merupakan bagian proses pembelajaran, dalam proses
pembelajaran ada guru perlu mengetahui proses pembelajaran telah
mencapai hasil dengan proses pembelajaran untuk mencapai hasil dengan
sasaran yang dicapai berdasarkan tujuan yang diterapkan. Manfaat
dilaksanakan evaluasi proses pembelajaran mencapai hasil pembelajaran
yaitu:

1. Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang


dilaksanakan guru.
2. Membuat keputusan berkenan pelaksanaan dan hasil pembelajaran

47
Kunandar,”Penilaian Autentik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013” (Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, 2013). Hal. 62.
48
Tri Riya Anggraini, “Penilaian Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”
(Yogyakarta:Penerbit K-Media, 2021) Hal. 6.
49
Ridwan Abdullah Sani, “Penilaian Autentik” (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2016) Hal 15
50
Mardiah, “Evaluasi Pendidikan” (Deepublish:Yogyakarta, 2022) Hal 125.

25
3. Meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dalam rangka
meningkatkan kualitas keluaran51

Berdasarkan hasil belajar peserta didik, diketahui kemampuan dan


perkembangan tingkat keberhasilan Pendidikan dalam sekolah. Menurut
yang dikemukan oleh Susanto Ahmad bahwa hasil belajar harus
menunjukan perubahan keadaan menjadi lebih baik, sehingga dapat
bermanfaat untuk:
a. Menambah pengetahuan,
b. Memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya,
c. Mengembangkan keterampilannya,
d. Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal,
e. Menghargai sesuatu dari pada sebelumnya.52

B. Penelitian Relevan
Sebelumnya peneliti menemukan beberapa penelitian dengan judul
yang hampir sama. Peneliti telah menelusuri beberapa skripsi terdahulu
yang membahas mengenai impelementasi kompetensi professional guru,
adapun yang berkaitan dengan judul tersebut antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Elvina Seli Rusiani, tahun 2014, dengan
judul “Peran Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam
dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta”. Fokus
dan hasil penelitiannya yaitu peran kompetensi profesional guru
pendidikan agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
dengan kemampuan penguasaan materi pelajaran, kemampuan
mengelola kegiatan pembelajaran, kemampuan dalam mengelola kelas,
kemampuan menggunakan media/sumber, kemampuan mengelola
interaksi belajar, kemampuan menggunakan metode pembelajaran,
kemampuan menilai prestasi siswa, pemberian pujian, pemberian hadiah,

51
Mardiah Astuti, “Evaluasi Pendidikan” (Yogyakarta:Deepublish, 2022) Hal. 161.
52
Ahmad Sauqy, “Inovasi belajar & pembelajaran PAI: teori dan aplikatif”
(Surabaya:UM Surabaya Publishing, 2022) Hal. 15.

26
53
pemberian hasil ulangan, dan kemampuan melakukan penilaian.
Persamaan penelitian ini dengan peneliti lakukan adalah meneliti
kompetensi profesional guru dan perbedaanya adalah kompetensi guru
yang membahas elemen tentang cara memberikan motivasi kepada
siswanya agar giat belajar, dan memberikan reward atau hadiah kepada
siswanya yang berprestasi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Wita Apriana NIM 1611010368 UIN
Raden Intan Lampung Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan tahun
2020, dengan skripsi yang berjudul “Kompetensi Profesional Guru
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 5 Bandar
Lampung”. Dalam penelitianya menjelaskan kompetensi professional
guru mengenai aspek dalam pembelajaran agama islam dan ada beberapa
indicator mengenai kompetensi professional guru dalam pembelajaran
Pendidikan agama islam.54
Persamaan penelitian ini dengan yang peneliti lakukan adalah sama-
sama membahas mengenai Kompetensi Profesional guru, dan
perbedaannya adalah penelitian ini membahas menjelaskan tentang
kompetensi profesional guru mencakup berbagai aspek dalam pengajaran
dan beberapa indikator mengenai profesionalitas guru untuk mengetahui
pengaruh kompetensi profesional yang dimiliki guru terhadap
pembelajaran tematik pada kurikulum 2013.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wihartanti, tahun 2017, dengan judul
“Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam dan
Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Prestasi Belajar Siswa di

53
Elvina Seli Rusniani, Skripsi: “Peran Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MAN 4 Jakarta” (Jakarta,Uin Syarif
Hidayatullah, 2014) Tidak dipublisikan
54
Wita Apriana, Skripsi: “Kompetensi Profesional Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMAN 5 Bandar Lampung” (Bandar Lampung,Uin Raden Intan Lampung, 2020)
Tidak dipublisikan.

27
SMP Ma’arif 8 Sendang Agung”. 55
Fokus dan hasil penelitian
kompetensi professional guru PAI dan pendidikan agama dalam keluarga
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kompetensi professional
guru PAI dan pendidikan agama Islam dalam keluarga merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan, keduanya mempunyai nilai dan saling
mempengaruhi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Persamaan
penelitian dengan peneliti sama-sama membahas kompetensi
professional guru dan prestasi belajar siswa dengan hasil belajar peneliti
dan perbedaanya bahwa kompetensi professional guru PAI dengan PAI
keluarga tidak bisa dipisahkan mempunuai nilai dalam meningkatkan
nilai siswa. Berdasarkan penjelasan dari beberapa penelitian di atas,
dapat diketahui perbedaan dengan penelitian yang dilakukan sendiri oleh
peneliti yaitu pada fokus penelitian. Penelitian ini peneliti lakukan untuk
mengembangkan penelitian yang terdahulu.

Dari ketiga penelitian di atas meneliti bagaimana professional guru


di masing-masing sekolah dan penelitian ini membahas kompetensi
professional guru dalam meningkatkan mutu Pendidikan yang dibahas
secara kualitatif dengan menekankan kepada penguasaan materi,
menyusun program pengajaran, dan melaksanakan program pengajaran.

55
Sri wiranti, Skripsi” Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam
dan Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP Ma’arif 8
Sendang Agung” (Lampung, Uin Raden Intan) tidak dipublisikan.

28
C. Kerangka Berpikir
Keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari hasil belajar peserta
didik. Hasil belajar merupakan suatu penilaian dari suatu kegiatan
pembelajaran peserta didik. Penilaian hasil belajar ini disimbolkan
dengan huruf angka maupun kalimat yang menggambarkan
keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar yang diperoleh peserta didik yang sangat baik di
pengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki oleh guru, guru yang
mempunyai kemampuan dalam mengelola kelas secara efektif, dan
keterampilan dalam menyampaikan materi pembelajaran adalah salah
satu faktor utama keberhasilan peserta didik untuk mencapai hasil
belajar yang baik
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, guru diharuskan
mempunyai kemampuan dasar untuk menyajikan pembelajaran.
Kemampuan sama halnya dengan kompetensi yang merupakan segala
jenis pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang wajib dimiliki serta
dikuasai oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Selain itu
untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal juga memerlukan
kemampuan professional yang dimiliki oleh seorang guru.
Hasil observasi yang telah peneliti lakukan masih ada beberapa
peserta didik di kelas X1 MAN 4 Jakarta masih kurang memperhatikan
penjelasan yang diberikan oleh guru, beberapa mereka banyak yang
mengobrol dengan teman sampingnya dan ada juga yang tidur selama
pelajaran berlangsung.
Beberapa studi penelitian berkaitan dengan hasil belajar
mengungkapkan bahwa tingkat inteligensi seorang peserta didik
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kompetensi guru.

29
Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi Nyata
1. Kurangnya pemahaman guru dalam menguasai semua bidang, guru
lebih fokus satu pelajaran sehingga kurang luas pemahaman yang
dimilikinya.
2. Guru kurang memahami metode pembelajaran pada proses belajar
mengajar.
3. Guru cendrung memikirkan target kurikulum ketimbang menyampaikan
materi.
4. Banyak guru yang masih lemah dalam membaca literasi baik guru
maupun siswa.
5. Guru sudah melakukan asessmen kompetensi guru dalam meningkatkan
professional guru.
6. Guru harus kreatif dalam proses pembelajaran agar membuat proses
pembelajaran yang menyenangkan.

FEEDBACK
Proses
Masalah
Masih banyak guru yang memikirkan kurikulum yang dipelajari daripada
materi yang disampaikan.

Strategi
Meningkatkan kompetensi guru agar hasil belajar siswa lebih baik melalui
pelatihan MGMP, Asesmen kompetensi oleh kepala sekolah.

OUTPUT
Terjadi peningkatan kompetensi professional guru dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.

30
BAB 111

METODOLOGI PENILITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN 4 Jakarta Kota Jakarta Selatan
(Jl. Ciputat Raya No.5, RT.5/RW.8, Pondok Pinang, Kecamatan.
Kebayoran Lama Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12310). Peneliti memilih
MAN 4 Jakarta Kota Jakarta Selatan karema sekolah tersebut merupakan
Madrasah Aliyah Negri favorite di Jakarta Selatan dan merupakan
Madrasah Aliyah Negri terbaik di Indonesia menerapkan kurikulum
cambridge. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret-Agustus
2023 dengan rincian sebagai berikut.
BULAN
Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
A Persiapan penelitian
1. Observasi Pendahuluan
2. Perbaikan BAB 1, 11,
dan 111
B Penelitian
1. Pengumpulan Data
2. Pengelolahan Data
3. Analisis Data
4. Penyusunan Pelaporan

B. Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, karena penelitiannya berawal dari suatu gejala yang telah
diobservasi. Menurut Strauss dan Corbin, penelitian kualitatif adalah suatu
jenis penelitian yang prosedur penemuan dilakukan tidak menggunakan
prosedur statistik atau kuantifikasi. Dalam hal ini penelitian kualitatif adalah

31
penelitian tentang kehidupan seseorang, cerita, perilaku, dan juga tentang
fungsi organisasi, gerakan sosial atau hubungan timbal balik56

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian


kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang fokus pada fenomena pada
penelitian melalui kondisi objektif di lapangan dan hasil yang diperoleh
tidak melalui metode statistik ataupun hitungan. Sedangkan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, bertujuan untuk
menarasikan hasil penelitian dalam bentuk kata dan bahasa dengan
menggunakan berbagai metode ilmiah. Menurut Suharsimi Arikunto,
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menjadi langkah paling strategis yang
dilakukan dalam sebuah penelitian. Teknik yang digunakan dalam proses
pengumpulan data untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Wawancara
Wawancara terhadap imforman sebagai sumber data dan informasi
dilakukan dengan tujuan penggalian informasi tentang fokus penelitian.
Menurut Bogdan dan Biklen, wawancara ialah percakapan yang
bertujuan, biasanya antara dua orang (tetapi kadang-kadang lebih) yang
diarahkan salah seorang dengan maksud memperoleh keterangan.57
Narasumber yang diterapkan berdasarkan pusposive sampling
adalah sebagai berikut.
A. Pihak Madrasah
1. Kepala Madrasah
2. Guru
Sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi

56
Salim, Syahrum, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Citapustaka Media, 2015), Hal
41.
57
Sugiyono, Metode Penelitin Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi(Mixed Methods)
(Bandung: Alfabeta, 2015), Hal. 309-326

32
besar.58 Teknik ini dilakukan apabila Teknik sebelumnya belum mampu
memberikan data yang lengkap, maka harus mencari orang lain yang
dapat digunakan sebagai sumber data. Sehingga, data yang diperoleh
melalui narasumber purposive sampling akan diperkuat dan dilengkapi
dengan data yang diperoleh dari narasumber snowball sampling.
2. Observasi
Setelah wawancara, penelitian ini juga menggunakan metode
observasi atau dikenal dengan metode pengamatan. Pengamatan atau
observasi dalam kamus, berarti melihat dengan penuh perhatian.59
Dalam penelitian observasi dibutuhkan dalam proses terjadinya
wawancara dan hasil wawancara di lapangan. Observasi akan dilakukan
pada sebuah subjek dengan adanya peneliti yang dianggap relevan
memberikan data tambahan pada hasil wawancara.
No Aspek yang Diobservasi Keterangan
1 Peran guru dalam meningkatkan hasil
belajar
2 Strategi sekolah mengembangkan
professional guru
4 Metode dalam kegiatan belajar
5 Penyusunan rpp dalam satuan
pengajaran
6 Penilaian dan evaluasi pembelajaran
9 Tujuan diadakan hasil belajar

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
menggunakan dokumen sebagai penelitian. Menurut Gub dan Lincoln
mendefinisikan dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, yang
dipersiapkan karena adanya perminntaan seorang penyidik.60 Analisis

58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), hal. 219.
59
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metodologi Penelitian Sosial berbagai Alternatif
Pendekatan, (Jakarta: Prenadamedia, 2015), hal. 81
60
Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam (Medan: IAIN PRESS, 2011),
Hal. 197

33
dokumentasi yaitu mengadakan pengujian terhadap dokumen yang
dianggap mendukung hasil penelitian.
No Dokumen Keterangan
Ada Tidak
1 Data Prestasi Siswa
2 Data Guru
4 Struktur Organisasi Guru
5 RPP Guru
6 Piala siswa
7 Data Guru
8 Struktur organisasi Guru
D. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.61
1. Reduksi Data
Data penelitian yang telah terkumpul baik melalui tes, observasi,
dokumentasi, dan wawancara kemudian ditelaah oleh peneliti. Reduksi
data dilakukan setelah data terkumpul. Kegiatan reduksi meliputi
pengkategorian dan pengklasifikasian data. Setelah diklarifikasi, data
dikelompokkan dan kemudian dilanjutkan dengan penyimpulan.
2. Penyajian Data
Data yang telah diklarifikasikan tersebut kemudian disajikan
menurut jenis masalah peneletian. Penyajian data dilakukan dengan
menampilkan satuan-satuan informasi secara sistematis.

61
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), Hal. 244.

34
Dengan adanya penyajian informasi itu, peneliti akan dapat menarik
kesimpulan dengan mudah.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data
yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengaju pada rumusan
masalah secara tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah disusun
dibandingkan antara satu dengan yang lain untuk ditarik kesimpulan
sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.62

E. Teknik Pengujian Keabsahan Data


Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan salah satu
bagian yang sangat penting untuk mengetahui derajat kepercayaan dari hasil
penelitian yang telah dilakukan. Terdapat beberapa cara yang biasanya
dipilih untuk menguji keabsahan (kesahihan/validitas) data penelitian.
Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik triangulasi.

Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan


sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji
keabsahan data yang dapat dilaksanakan.

a) Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/
kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti
kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan
sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru.
Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan
sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling
timbul kepercayaan, sehingga informasi yang diperoleh semakin
banyak dan lengkap.
b) Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

62
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, (Bandung: Alfabeta,
2017), Hal. 247.

35
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan
maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau
direkam dengan baik, sistematis.
c) Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai


pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu.
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu.

1. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
Data yang diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data.
2. Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara,
observasi, dokumentasi.
3. Triangulasi Waktu
Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi
hari pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data
lebih valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan
dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda
d) Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data


yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah
ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-data yang

36
bertentangan dengan data yang ditemukan, maka peneliti mungkin
akan mengubah temuannya.

e) Menggunakan Bahan Referensi


Yang dimaksud referensi adalah pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian,
sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-
foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.

F. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, atau
pengamatan, atau daftar prtanyaan, yang dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi. Instrumen itu disebut pedoman pengamatan atau pedoman
wawancara atau kuesioner atau pedoman dokumenter, sesuai dengan
metode yang dipergunakan.63

Variabel Dimensi Indikator


Kompetensi Strategi kepala 1. Menyusun program tahunan
Profesional sekolah 2. Membuat rencana
guru mengembangkan pembelajaran
professional guru 3. Pelatihan sertifikasi guru

Metode kegiatan 1. Menetapkan tujuan


pembelajaran pembelajaran
2. Peranan penggunaan metode
pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran
3. Manfaat menggunakan metode
kegiatan pembelajaran

63
Muri Yusuf, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan”.
(Jakarta: Kencana,2014), Hal 56.

37
Mengembangkan 1. Tahapan dalam pelaksanaan
media pengembangan media
pembelajaran pembelajaran
2. Pengembangan media
pembelajaran
Hasil belajar Penilaian hasil 1. Langkah-langkah hasil belajar
siswa belajar 2. Manfaat hasil belajar
3. Tujuan hasil belajar
Peran guru dalam 1. Peran guru di sekolah
meningkatkan hasil 2. Kinerja guru dalam
belajar meningkatkan hasil belajar

38

Anda mungkin juga menyukai