Anda di halaman 1dari 9

Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)

Volume 3 Nomor 4 Juli 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI :. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509 .v3i2.6845

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR


MELALUI LESSON STUDY

Samsuar
Samsuar1965@gmail.com
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga

ABSTRACT
This research is motivated by a conventional learning orientation where teacher-centered learning must be transformed into student-centered
learning. The purpose of this study was to improve the professional competence of elementary school teachers through lesson study. This study uses a
class action research design that has stages of planning, implementation, observation, and reflection. This research was conducted at the target
schools in the city of Dumai. The research subjects were 10 V-grade teachers taken from each of the target schools. The research instrument used
observation sheets and interview sheets. The results of this study indicate an increase in the professional competence of elementary school teachers
through lesson study with the percentage of the first cycle of 64% with enough categories to 82% with good categories. The conclusion drawn is that
the professional competence of teachers through Lesson Study has increased.

Keywords: teacher professional competence, lesson study

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh orientasi pembelajaran yang konvensional di mana pembelajaran berpusat pada guru harus diubah menjadi
pembelajaran berpusat pada siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sekolah dasar melalui lesson study.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang memiliki tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian
ini dilakukan di sekolah binaan di Kota Dumai. Subjek penelitian berjumlah 10 orang guru kelas V yang diambil dari masing-masing sekolah binaan.
Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan lembar wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan kompetensi
profesional guru sekolah dasar melalui lesson study dengan persentase siklus I sebesar 64% dengan kategori cukup menjadi 82% dengan kategori
baik. Kesimpulan yang ditarik adalah bahwa kompetensi profesional guru melalui lesson study mengalami peningkatan.

Kata Kunci: kompetensi profesional guru, lesson study

Submitted Accepted Published


20 Juni 2019 8 Juli 2019 16 Juli 2019

Citation : Samsuar. (2019). Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Sekolah Dasar melalui Lesson Study. Jurnal
PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran), 3(4), 888-896. DOI: http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509.

*Copyright © 2019 Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)


Publish by PGSD FKIP Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia

PENDAHULUAN
Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 sikap dan perilaku siswa yang memiliki berbagai
pasal 1 tentang Guru dan Dosen dinyatakan macam karakteristik.
bahwa guru merupakan pendidik profesional yang Profesionalisme guru dalam
memiliki tugas utama dalam mendidik, mengajar, merencanakan, melaksanakan, dan melakukan
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan evaluasi pembelajaran di sekolah memiliki peran
mengevaluasi siswa pada jalur pendidikan formal, penting untuk menghasilkan siswa yang memiliki
pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan kualitas baik dan prestasi yang membanggakan.
menengah. Oleh sebab itu peran guru tercermin Seperti yang diungkapkan Sato (2012) bahwa
dalam melaksanakan tugas dan tanggung guru yang baik harus memiliki kemampuan
jawabnya sehari-hari baik di sekolah/madarasah merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi
dengan menampilkan sosok guru yang menguasai serta refleksi pembelajaran untuk mewujudkan
berbagai metode, strategi dalam pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas.
tugasnya sehari-hari dalam menghadapi berbagai

Samsuar | Kompetensi Profesional Guru, Lesson Study


Halaman | 888
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 4 Juli 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI :. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509 .v3i2.6845

Untuk mewujudkan pembelajaran yang pembelajaran di kelas, guru kurang mampu


berkualitas, orientasi pembelajaran harus beralih mengelola aktivitas siswa serta manajemen waktu
dari pembelajaran yang berpusat pada guru yang kurang efektif sehingga siswa kurang
(teacher centered) ke pembelajaran yang berpusat memahami secara utuh tentang materi yang
pada siswa (student centered). Guru harus dipelajari; 3) disiplin guru yang kurang, terlihat
mampu merancang model pembelajaran sesuai dari beberapa guru yang datang terlambat dan
permasalahan yang dihadapi siswa serta keluar lebih awal; 4) banyak siswa yang tidak
kemampuan siswa agar tercapai hasil yang memerhatikan guru dengan asyik melakukan
maksimal. Peran guru harus berubah dari seorang aktivitas sendiri ataupun berbicara dengan teman
informan menjadi fasilitator, mediator, instruktur semeja, ditemukan pula banyaknya siswa yang
yang mengarahkan siswa untuk mengalami keluar masuk kelas tanpa alasan yang jelas.
sendiri proses belajar menemukan jawaban dari Menindaklanjuti permasalahan yang
permasalahan yang dipelajari di kelas. terjadi di lapangan, peneliti berupaya mencari
Untuk lebih memperluas pengetahuan solusi agar profesionalisme guru dalam mengajar
dan tidak terjebak dalam pembelajaran yang mampu dikembangkan sehingga tercipta suasana
selama ini bersifat konvensional, maka guru belajar yang bermakna dan menyenangkan bagi
dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang siswa yang pada akhirnya siswa mampu
bermakna dan menyenangkan agar menghasilkan memeroleh hasil yang baik sebagai cerminan dari
siswa yang aktif dan kreatif. Menurut Arifin proses pembelajaran yang berkualitas. Guru
(2013) guru harus: 1) memiliki kualifikasi dan memiliki pengaruh terhadap prestasi siswa (Tatar,
kompetensi sekurang-kurangnya sebagai calon dkk. 2016). Beberapa penelitian menunjukkan
guru; 2) memahami level perkembangan siswa; 3) bahwa salah satu solusinya adalah dengan lesson
mengikuti pelatihan tentang implementasi study. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
kurikulum dan pembelajaran sesuai jenjang dan Rozak dan Fauziah (2013) yang menyatakan
bidang masing-masing; 4) tiap semester guru bahwa implementasi berdampak positif terhadap
diwajibkan menerapkan model pembelajaran pembinaan dan peningkatan kompetensi
yang bersifat student centered. professional guru Bahasa Indonesia dalam
Melihat pentingnya profesionalisme guru merancang perencanaan pelaksanaan
dalam proses pembelajaran, maka peneliti pembelajaran. Dalam penelitian lain dijelaskan
melakukan studi pendahuluan untuk melihat bahwa lesson study dapat meningkatkan kesiapan
bagaimana profesionalisme guru dalam guru dalam melakukan proses pembelajaran serta
melaksanakan tugasnya. Berdasarkan studi yang membantu guru mengetahui kelemahan-
dilakukan peneliti menemukan fakta bahwa 1) kelemahan dalam kemampuan pedagogik yang
beberapa guru kurang menyiapkan pembelajaran dimilikinya (Supranoto, 2015). Berdasarkan latar
dengan baik, hal ini terbukti dengan tidak adanya belakang dan penjelasan tersebut maka peneliti
perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS melakukan penelitian sebagai upaya
yang mengacu pada pembelajaran yang bersifat meningkatkan kompetensi profesional guru
student centered; 2) saat melakukan proses sekolah dasar melalui lesson study.

KAJIAN TEORETIS
Kompetensi Profesional Guru prestasi siswa karena guru profesional mampu
Pengembangan profesionalisme guru menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif
berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang antara guru dan siswa (Akiba dan Liang, 2016).
pada akhirnya berdampak terhadap kualitas Untuk menjadi guru yang profesioanl, guru harus
pendidikan secara khusus prestasi siswa dan memiliki kompetensi yang mendukung
umumnya mutu pendidikan secara luas. Penting profesionalitasnya dalam proses pembelajaran,
bagi sekolah untuk mengembangkan ada 4 kompetensi berdasarkan PP No 32 tahun
profesionalitas guru jika ingin meningkatkan 2013 tentang standar nasional pendidikan yaitu: 1)

Samsuar | Kompetensi Profesional Guru, Lesson Study


Halaman | 889
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 4 Juli 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI :. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509 .v3i2.6845

Kompetensi pedagogik, yakni kemampuan guru untuk menunjang keberhasilan proses


dalam melaksanakan dan pengelolaan pembelajaran.
pembelajaran siswa; 2) Kompetensi kepribadian, Lesson Study
yakni guru memiliki pribadi yang jujur, berakhlak Lesson study berkembang di Jepang yang
mulia serta dapat menjadi teladan yang baik bagi dikenal dengan jugyō kenkyū yang merupakan
siswa; 3) Kompetensi sosial, yakni kemampuan proses peningkatan pengajaran dan
guru menjalin relasi sosial dengan siswa, tenaga pengembangan profesional guru. Guru
kependidikan, orangtua / wali, dan masyarakat; 4) berkolaborasi satu sama lain untuk mendiskusikan
Kompetensi profesional, merupakan kemampuan tujuan, perencanaan, pelaksanaan, dan
guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu melaporkan hasil sehingga guru dapat
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya memanfaatkannya sebagai perbaikan
yang diampunya yang berkaitan dengan tugas pembelajaran berikutnya (Takahashi dan Tomas
guru yakni mengajar, memberikan bimbingan, dalam Almujab, dkk. 2018). Lesson study
penguasaan terhadap materi serta melaksanakan merupakan serangkaian proses untuk
penilaian. mengembangkan profesionalisme guru-guru di
Salah satu yang memengaruhi Jepang dengan cara mengamati atau menguji
pembelajaran di kelas adalah kompetensi praktik mengajar mereka agar lebih baik dan
profesional guru. Baharuddin (2019) efisien (Hamdani, 2010).
mendefinisikan kompetensi sebagai penguasaan Supranoto (2015) menyatakan lesson
terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan study merupakan suatu model pembinaan profesi
sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara
dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai kolaboratif dan berkelanjutan, berdasarkan
guru. Kompetensi guru menurut Novauli (2015) prinsip-prinsip kolegialitas yang saling membantu
merupakan penguasaan terhadap suatu tugas dalam pembelajaran untuk membangun komunitas
(mengajar dan mendidik), keterampilan, sikap dan belajar. Menurut Rusman (2010) lesson study
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang merupakan kegiatan yang dapat mendorong
keberhasilan proses pendidikan yang terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning
dilakukannya. Ulfah (2018) mengemukakan society) yang secara konsisten dan sistematis
kompetensi profesional berkenaan dengan melakukan perbaikan diri, baik pada tataran
kemampuan seorang guru mengemas sebuah individual maupun manajerial. Berdasarkan
pembelajaran yang mencakup penguasaan materi definisi yang dikemukakan di atas, dapat ditarik
pembelajaran bidang studi dan substansi keilmuan kesimpulan bahwa lesson study merupakan proses
pada kurikulum mata pelajaran. Rahmawati pembinaan profesi guru melalui pengkajian
(2014) kompetensi profesional dapat dimaknai pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan
sebagai suatu penguasaan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
secara luas dan mendalam, yang mencakup Berkenaan dengan tahapan-tahapan dalam
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di lesson study ini, ditemukan beberapa pendapat.
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi Menurut Chassels C. dan Melville, W dalam
materinya, serta penguasaan terhadap struktur Mardiningsih dan Jukri (2015) bahwa lesson study
keilmuannya. Guru profesional adalah orang yang dilakukan melalui empat tahapan dengan
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act
bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan (PDCA). Sementara itu, Mulyana (2007)
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan mengemukakan tiga tahapan dalam lesson study,
kemampuan yang maksimal (Larasati dan Gafur, yaitu: (1) Perencanaan (Plan); (2) Pelaksanaan
2018). Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti (Do) dan (3) Refleksi (See), sedangkan Bill
menyimpulkan bahwa kompetensi profesional Cerbin dan Bryan Kopp dari University of
guru merupakan kemampuan yang dimiliki guru Wisconsin dalam Mardiningsih dan Jukri (2015)
yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan mengemukakan enam tahapan dalam Lesson
sikap yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas Study, yaitu: (1) Form a Team: membentuk tim

Samsuar | Kompetensi Profesional Guru, Lesson Study


Halaman | 890
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 4 Juli 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI :. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509 .v3i2.6845

sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang pembelajaran seperti rencana pelaksanaan
bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten pembelajaran dan lembar kerja siswa yang
serta memiliki kepentingan dengan lesson study, mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada
(2) Develop student learning goals: anggota tim siswa (student centered). Perencaan mengacu
mendiskusikan apa yang akan diajarkan kepada pada permasalahan dan kebutuhan siswa sehingga
siswa sebagai hasil dari lesson study, (3) Plan the diketahui fakta solusi yang akan digunakan untuk
research lesson: guru-guru mendesain pemecahan masalah pembelajaran.
pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan 2) Tahap pelaksanaan (do)
mengantisipasi bagaimana para siswa akan Tahapan ini meliputi: 1) kegiatan
merespons, (4) Gather evidence of student pembelajaran yang dilakukan oleh salah satu guru
learning: salah seorang guru tim melaksanakan berdasarkan kesepakatan atau pengajuan diri
pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan untuk mempraktikkan RPP yang telah disusun
pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari bersama, 2) kegiatan observasi yang dilakukan
pembelajaran siswa, 5) Analyze evidence of oleh guru lain terhadap pembelajaran yang
learning: tim mendiskusikan hasil dan menilai dilakukan oleh salahsatu guru. Hal ini bertujuan
kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa, untuk melihat kesiapan guru dalam mengajar
6) Repeat the process: kelompok merevisi sesuai perencanaan juga untuk memberikan
pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai masukan jika terdapat kekeliruan atau kekurangan
dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 dalam mempraktikan proses pembelajaran sesuai
sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim perencanaan.
melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada. 3) Tahap refleksi (see)
Peneliti merujuk tahapan menurut Mulyana Tahapan refleksi merupakan hal
karena meskipun sederhana namun sudah terpenting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
mencakup tahapan yang penting sesuai definisi dengan baik sesuai yang direncanakan. Guru
lesson study yang dikemukakan sebelumnya. melakukan diskusi mengenai praktik
Berdasarkan tahapan tersebut, penelitian ini pembelajaran, masing-masing guru memberikan
disesuaikan dengan subjek dan tujuan penelitian. tanggapan terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Adapun penjelasan dari setiap tahapannya adalah Hal ini dilakukan untuk memberikan perbaikan
sebagai berikut: dalam pembelajaran agar pada praktik di kelas
1) Tahap perencanaan (plan) dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam tahap perencanaan, para guru
berkolaborasi untuk menyusun rancangan

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
penelitian tindakan sekolah. Pemilihan desain (observating), dan refleksi (reflecting). Penelitian
penelitian ini karena erat kaitannya dengan ini berupaya meningkatkan kompetensi
tahapan yang ada di lesson study. Adapun tahapan profesional guru melalui lesson study. Siklus
penelitian tindakan sekolah adalah perencanaan lesson study dapat dilihat pada gambar berikut:

Samsuar | Kompetensi Profesional Guru, Lesson Study


Halaman | 891
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 4 Juli 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI :. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509 .v3i2.6845

Penelitian ini dilakukan pada 10 sekolah P = x 100% (Hendawati, 2018)


binaan di kota Dumai, yakni: SDN 020 Batu
Teritep, SDN 018 Batu Teritep, SDN 001 Lubuk P = nilai akhir
Gaung, SDN 012 Purnama, SDN 001 Teluk S = jumlah skor
Makmur, SDN 007 Bukit Pelintung, SDN 016 N = jumlah skor total maksimal
Buluh Kasap, SDS Salsabila Dumai Selatan, SDS Indikator kompetensi professional guru
Viktori Bukit Batrem, dan SDS Aqila Zahra yang diamati dalam penelitian ini meliputi: 1)
Pelintung. Pelaksanaan penelitian ini dimulai 11 Kemampuan membuka pembelajaran, 2)
Maret sampai 13 Mei 2019. Subjek penelitian ini Penguasaan materi pembelajaran, 3) Penguasaan
adalah 10 orang guru kelas V yang diambil dari penggunaan pendekatan / strategi pembelajaran,
masing-masing sekolah binaan peneliti. 4) Pemanfaatan sumber belajar / media, 5) Gaya
Teknik pengumpulan data yang dan penggunaan bahasa, 6) Penilaian proses dan
digunakan adalah observasi, wawancara, dan hasil belajar, 7) Kemampuan menutup
observasi. Instrumen yang digunakan adalah pembelajaran. Penilaian indikator dinilai dengan
lembar observasi, dan lembar wawancara. Teknik menggunakan skala 5, yaitu nilai 5: Sangat Baik,
analisis data yang digunakan untuk mengukur 4: Baik, 3: Cukup, 2: Kurang, 1: Sangat Kurang.
peningkatan kompetensi profesional guru Kategori pencapaian hasil penelitian dapat dilihat
menggunakan rumus: pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kategori Pencapaian Hasil Penelitian


Nilai Akhir Kategori
86 – 100 Sangat Baik
76 – 85 Baik
60 – 75 Cukup
41 – 59 Kurang
0 – 40 Sangat Kurang

Indikator keberhasilan penelitian ini 2. Kompetensi profesional guru secara klasikal


adalah: mencapai kategori baik atau mencapai nilai
1. Jika kompetensi profesional guru mengalami akhir ≥ 76.
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 baik
nilai rata-rata maupun persentase ketuntasan
klasikal.

Samsuar | Kompetensi Profesional Guru, Lesson Study


Halaman | 892
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 4 Juli 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI :. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509 .v3i2.6845

HASIL DAN PEMBAHASAN


Siklus I pembelajaran berlangsung. Berdasarkan
Pelaksanaan Kegiatan Lesson Study pengamatan maka dilakukan analisis jika
Pada siklus I, kegiatan yang dilakukan ditemukan kendala dalam pelaksanaan
adalah 1) guru melakukan kolaborasi dalam pembelajaran oleh guru, kemudian dilakukan
membuat perencanaan pembelajaran (plan) perbaikan sebagai bentuk refleksi (see).
berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh Pelaksanaan penelitian ini berjalan
guru pada masing-masing sekolah; 2) menyiapkan dengan baik karena beberapa faktor pendukung
alat dan bahan penelitian; 3) menyiapkan baik internal maupun eksternal seperti motivasi
instrumen penelitian. Setelah perencanaan dirasa guru dalam meningkatkan kompetensi berupa
sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan siswa kolaborasi antara guru serta menyiapkan
maka dilakukan pelaksanaan (do) pembelajaran pembelajaran dengan baik.
pada masing-masing sekolah. Pelaksanaan ini Adapun hasil pengamatan yang dilakukan
dipantau oleh kepala sekolah sebagai observer oleh masing-masing kepala sekolah dalam
yang membantu peneliti. Guru mengamati pelaksanaan lesson study dapat dilihat pada tabel
tindakan guru dan aktivitas siswa selama proses 2 berikut

Tabel 2. Kompetensi Profesional Guru Melalui Lesson Study Siklus I


Guru Rata-
Indikator
rata
Kompetensi SD SD SD SD SD SD SD SD SD Kategori
SD I Klasikal
Profesional A B C D E F G H J
%)
1 3 4 5 3 4 3 5 3 5 4 78% Baik
2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 60% Cukup
3 2 3 2 3 3 2 4 2 4 4 58% Kurang
4 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 56% Kurang
5 3 5 5 3 4 3 5 3 4 2 74% Cukup
6 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 60% Cukup
7 3 3 4 3 3 2 4 3 5 3 66% Cukup
Rata-rata
60% 65% 77% 57% 65% 51% 77% 51% 77% 62% 64% Cukup
Individu (%)

Hasil pengamatan kompetensi yang belum dipahami; 2) pendekatan dan strategi


profesional guru melalui lesson study pada siklus pembelajaran yang belum sepenuhnya diterapkan
I berdasarkan tabel 2 menujukkan persentase oleh guru, hal ini disebabkan oleh guru berupaya
64%, artinya kompetensi professional guru beralih dari teacher centered ke student centered
termasuk dalam kategori cukup. Secara individu, dan memahami strategi pembelajaran yang baru
hanya 3 orang guru memiliki profesionalitas seperti model pembelajaran contextual teaching
dengan kategori baik. Hal ini belum sesuai and learning, problem based learning,
indikator keberhasilan yang diharapkan peneliti. konstruktivisme, learning cycle, saintifik, dan
Untuk itu perlu dianalisis kendala yang dihadapi sebagainya; 3) guru kurang memanfaatkan
guru berdasarkan data pengamatan dan sumber dan media pembelajaran, guru
wawancara yang dilakukan dengan guru. berpatokan pada buku paket; 4) gaya bahasa
Beberapa catatan yang menjadi kendala masih sulit dipahami oleh pemahaman siswa
dalam pembelajaran adalah 1) penguasaan materi yang masih dalam tingkat sekolah dasar, hal in
yang dimiliki guru belum sepenuhnya baik terlihat dari beberapa istilah yang belum
karena terdapat keraguan dalam menyampaikan dipahami oleh siswa dan guru tidak mampu
materi, juga kurang memberikan kepuasan menyampaikan sesuai pemahaman siswa; 5)
terhadap siswa yang bertanya mengenai materi penilaian proses dan hasil belajar siswa lebih

Samsuar | Kompetensi Profesional Guru, Lesson Study


Halaman | 893
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 4 Juli 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI :. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509 .v3i2.6845

ditekankan pada kemampuan kognitif, sedangkan membandingkan dengan tekanan yang diberikan
kemampuan psikomotorik dan afektif belum oleh tutup pena terhadap tangan; 4) guru harus
terukur; 6) dalam menutup pelajaran guru tidak memilih bahasa yang mudah dipahami oleh siswa
melakukan refleksi dalam menyimpulkan misal kata edukasi diubah menjadi pendidikan; 5)
pelajaran serta tidak memberikan pengayaan penilaian merupakan faktor penting dalam
maupun remedial terhadap siswa mengenai mengukur keberhasilan pembelajaran karena
materi yang dipelajari. dengan penilaian akan diketahui apakah
Melihat banyaknya kendala yang pembelajaran dikatakan berhasil atau belum.
ditemukan maka perlu perbaikan yang lebih Sesuai dengan penilaian autentik maka penilaian
optimal melalui lesson study di mana guru secara harus mengukur kemampuan siswa pada
bersama membahas permasalahan dan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif;
mengajukan solusi yang tepat untuk memecahkan 6) guru harus melakukan refleksi terhadap materi
masalah tersebut. Adapun perbaikan sesuai yang yang dipelajari siswa, serta memberikan tugas
dihadapi adalah 1) guru harus memperkaya pemahaman lebih lanjut jika siswa sudah
pengetahuan dengan banyak belajar dan memahami pelajaran atau memberikan remedial
berdiskusi dengan guru lain mengenai materi jika siswa belum mencapai kriteria kelulusan
yang akan dipelajari oleh siswa sehingga siswa minimal yang ditetapkan.
yang bingung akan dapat memahami pelajaran
ketika guru bisa memperikan penjelasan dengan Siklus II
baik; 2) guru harus memahami model Kompetensi profesional guru melalui
pembelajaran yang dipilih agar proses lesson study pada siklus II mengalami
pembelajaran berjalan dengan baik; 3) ada peningkatan. Peneliti berupaya menganalisis dan
banyak alat dan bahan yang ada di sekitar untuk bersama guru menemukan solusi untuk
dijadikan sebagai media pembelajaran, misal meningkatkan kompetensi profesional guru.
dalam belajar tekanan. Guru dapat meminta Adapun peningkatan yang tejadi setelah
siswa memberikan tekanan pada ujung pena dilakukan perbaikan dapat dilihat pada tabel 3
terhadap telapak tangan siswa, kemudian berikut:

Tabel 3. Kompetensi Profesional Guru Melalui Lesson Study Siklus II


Guru Rata-
Indikator
rata
Kompetensi SD SD SD SD SD SD SD SD SD Kategori
SD I Klasikal
Profesional A B C D E F G H J
%)
1 Sangat
5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 94%
Baik
2 4 4 4 3 4 3 5 4 4 5 80% Baik
3 3 4 3 4 5 4 4 3 4 3 74% Cukup
4 3 3 5 5 3 3 4 5 4 3 76% Baik
5 Sangat
4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 88%
Baik
6 5 4 4 3 5 3 4 3 3 4 76% Baik
7 Sangat
4 5 5 4 4 4 5 3 5 4 86%
Baik
Rata-rata
80% 85% 88% 80% 85% 71% 91% 77% 82% 77% 82% Baik
Individu (%)

Siklus II menunjukkan peningkatan yang meningkat menjadi 82% dengan kategori baik.
signifikan. Persentase kompetensi profesional Secara klasikal 90% guru memiliki kompetensi
guru melalui lesson study pada siklus II profesional yang baik. Hal ini menunjukkan

Samsuar | Kompetensi Profesional Guru, Lesson Study


Halaman | 894
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 4 Juli 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI :. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509 .v3i2.6845

semua indikator yang harus dimiliki guru tercapai memperbanyak pengetahuan dengan membaca
dengan baik, di mana 1) kemampuan guru dalam dari buku paket, glossarium, atau media
membuka pelajaran sangat baik terbukti dengan noncetak; 6) penilaian proses dan hasil belajar
adanya apersepsi, motivasi, penyampaian tujuan yang dilakukan guru sudah mengukur
pembelajaran dengan baik; 2) guru menguasai kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.
materi pelajaran dengan baik sehingga dalam Hal ini menunjukkan bahwa siswa selain mampu
penyampaian terlihat sangat lugas dan memahami materi juga mampu melakukan
memberikan pemahaman yang baik bagi siswa; tindakan serta memiliki kecakapan dalam materi
3) penguasaan pendekatan dan strategi tersebut dalam kehidupan sehari-hari; 7) pada
pembelajaran yang baik sehingga guru dapat penutupan pembelajaran guru sudah melakukan
mengelola pembelajaran secara sistematis sesuai refleksi pembelajaran dengan bersama-sama
dengan tahapan yang ada pada masing-masing siswa menyimpulkan materi yang dipelajari serta
model pembelajaran; 4) pada awalnya guru memberikan penugasan pengayaan atau remedial
mengira bahwa pemanfaatan media pembelajaran bagi siswa yang belum mencapai kriteria
membutuhkan dana dan waktu yang banyak ketuntasan minimal yang ditetapkan.
namun sebenarnya pemanfaatan media terletak Penelitian ini sejalan dengan penelitian
pada kreatifitas guru dalam memanfaatkan alat yang dihasilkan oleh Mardiningsih (2015) bahwa
dan bahan yang ada di lingkungan sekitar. lesson study dapat meningkatan profesionalisme
Penelitian yang dilakukan Sugandi (2019) guru dan berdampak pada peningkatan motivasi
menyatakan bahwa memadukan supervisi dan belajar siswa. Penelitian lain mengemukakan
lesson study dalam waktu yang bersamaan selain bahwa Implementasi LS secara berkelanjutan
dapat merengkuh dua kegiatan juga sekaligus akan membantu guru mengembangkan
dapat meningkatkan kompetensi guru dalam kompetensi profesional dan mempercepat
membuat dan menggunakan media pembelajaran; peningkatan profesionalismenya (Prihantoro,
5) gaya bahasa perlu ditingkatkan karena bahasa 2011). Rokhmaniyah dan Surandari (2016)
yang baik dari penggunaan kosa kata, cara menyimpulkan lesson study pengembangan
penyampaian, intonasi, dan gerak tubuh memiliki bahan pembelajaran berbasis potensi lokal dapat
pemahaman yang bermacam-macam yang meningkatkan kompetensi profesional guru SD di
ditangkap oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus Kabupaten Kebumen tahun 2015.
melihat cara berkomunikasi orang lain dan juga

SIMPULAN DAN REKOMENDASI


Kesimpulan berdasarkan pembahasan Saran yang diajukan adalah bahwa
tersebut di atas adalah kompetensi profesional diharapkan penelitian selanjutnya memadukan
guru melalui lesson study mengalami peningkatan. antara lesson study dengan supervisi akademik
Peningkatan kompetensi profesional guru pada atau berbasis potensi lokal sehingga kompetensi
siklus I dengan persentase sebesar 64% dengan profesional guru dapat berdampak positif bagi
kategori cukup menjadi 82% dengan kategori lingkungan tempat tinggal masing-masing guru.
baik. Secara klasikal hampir semua guru memiliki Selain itu juga diharapkan kompetensi lain seperti
kompetensi profesional yang baik setelah kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial
dilakukan lesson study. juga dapat berdampak positif.

DAFTAR PUSTAKA
Akiba, M., dan Liang, G. (2016). Effects of Almujab, S., Yogaswara, S. M., Novendra, A. M.,
Teacher Professional Learning Activities on dan Maryani, L. (2018). Penerapan Lesson
Student Achievement Growth. The Journal Study melalui Metode Project Based
of Educational Research, 109 (1), 99–110. Learning untuk Meningkatkan Keaktifan

Samsuar | Kompetensi Profesional Guru, Lesson Study


Halaman | 895
Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran)
Volume 3 Nomor 4 Juli 2019 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 | ISSN Online : 2614 - 1337
DOI :. http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i4.7509 .v3i2.6845

Mahasiswa dalam Proses Pembelajaran di Guru SD di Kabupaten Kebumen. Premiere


FKIP UNPAS. Jurnal Refleksi Edukatika, 8 Educandum, 6 (2), 162-173.
(2), 139–148. Rozak, A. dan Fauziah, E. (2013). Implementasi
Arifin, Z. (2013). Menjadi Guru Profesional. Lesson Study sebagai Upaya Peningkatan
Edutech, 1 (3), 132–155. Kompetensi Pedagogik Guru Bahasa
Baharuddin. (2019). Meningkatkan Kompetensi Indonesia di SMP Kabupaten Cirebon.
Guru dalam Memilih Model Pembelajaran Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 13
melalui Kegiatan Suvervisi Akademik di (1):1-11.
SD Negeri 004 Dusun Tua Kecamatan Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran
Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal Mengembangkan Profesionalisme Guru,
PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) 3 (1). Jakarta: PT Raja Grafindo.
53-60. Sato, M. (2012). Mereformasi Sekolah, Konsep,
Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar. dan Praktik Komunitas Belajar. Jakarta:
Bandung: Pustaka Setia. Pelita.
Hendawati, Y. dkk. (2018). Penerapan Model Sugandi, E. (2019). Upaya Meningkatkan
Mind Mapping untuk Meningkatkan Kompetensi Guru melalui Supervisi
Penguasaan Konsep IPA di Sekolah Dasar. Akademik dan Lesson Study. Edutech, 18
Metodik Didaktik, 13 (2), 113-124. (1), 102-120.
Larasati, V dan Gafur, A. (2018). Hubungan Supranoto, H. (2015). Penerapan Lesson Study
Kompetensi Pedagogis dan Kompetensi dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogi
Profesional Guru PPKN dengan Prestasi Guru SMA Bina Mulya Gadingrejo Tahun
Belajar Siswa Sekolah Menengah. Jurnal Pelajaran 2015/2016. Jurnal Promosi
Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, Program Studi Pendidikan Ekonomi, 3 (2),
15 (1), 45-51. 21-28.
Mardinigsih, L. dan Djukri. (2015). Upaya Tatar, E., Tüysüz, C., Tosun, C., dan İlhan, N.
Meningkatkan Profesionalisme Guru IPA (2016). Investigation of Factors Affectings
SMP di Kecamatan Sleman melalui Students’ Science Achievement According
Optimalisasi Kegiatan Lesson Study. Jurnal to Student Science Teachers. International
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 3 Journal of Instruction, 9 (2), 153–166.
(2), 213-225. Ulfah, N. (2018). Pengembangan Kompetensi
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Berbasis Profesional Calon Guru PKn MI:
Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Pemahaman tentang Paradigma Baru PKn.
Karya. Jurnal Kependidikan Dasar Berbasis Sains,
Novauli, F.M. (2015). Kompetensi Guru dalam 3 (1), 49-64.
Peningkatan Prestasi Belajar pada SMP
Negeri dalam Kota Banda Aceh. Jurnal
Administrasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, 3 (1), 45- 67.
Prihantoro, C, R. (2011). Pengembangan
Profesionalisme Guru melalui Model
Lesson Study. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 17 (1), 100-108.
Rahmawati, D. (2014). Peningkatkan Kompetensi
Profesional Calon Guru melalui Lesson
Study. Jurnal Aksioma, 3 (1), 28-33.
Rokhmaniyah dan Surandari, K, C. (2016). Lesson
Study Pengembangan Bahan Pembelajaran
Berbasis Potensi Lokal untuk
Meningkatkan Kompetensi Profesional

Samsuar | Kompetensi Profesional Guru, Lesson Study


Halaman | 896

Anda mungkin juga menyukai