Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN BIMBINGAN BERKELANJUTAN UNTUK MENINGKATKAN

KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN (RPP) BERKARAKTER DI SMP NEGERI 1 TAMBELANG,
KABUPATEN BEKASI TAHUN PELAJARAN 2019-2020

SITI FATONAH
SMP Negeri 1 Tambelang

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: (1) memperoleh gambaran penerapan
bimbingan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru menyusun RPP
berkarakter; (2) melihat partisipasi dan aktivitas guru dalam mengikuti kegiatan
bimbingan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru menyusun RPP
berkarakter; (3) mengetahui peningkatan kompetensi guru menyusun RPP berkarakter
melalui bimbingan berkelanjutan; (4) melihat respon yang muncul dari guru dalam
kegiatan bimbingan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru menyusun RPP
berkarakter. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS
dapat diartikan sebagai penelitian tindakan / action research yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperbaiki kwalitas proses dan prestasi belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini
adalah guru di SMP Negeri 1 Tambelang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tahun pelajaran
2019 – 2020, semester ganjil. Berjumlah 30 orang guru , dengan perincian jumlah guru
laki-laki 13 orang, guru perempuan berjumlah 17 orang. Instrumen penelitian yang
dipergunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) wawancara; (2) observasi ; (3) diskusi.
Hasil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : (1) Partisipasi dan aktivitas guru dalam
mengikuti kegiatan bimbingan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru
menyusun RPP berkarakter cukup tinggi dan bersemangat; (2) Melihat respon yang
muncul dari guru dalam kegiatan bimbingan berkelanjutan untuk meningkatkan
kompetensi guru menyusun RPP berkarakter; (3) Bimbingan berkelanjutan dapat
meningkatkan motivasi guru dalam menyusun RPP dengan lengkap. Guru menunjukkan
keseriusan dalam memahami dan menyusun RPP apalagi setelah mendapatkan bimbingan
pengembangan/penyusunan RPP dari peneliti. Informasi ini peneliti peroleh dari hasil
pengamatan pada saat mengadakan wawancara dan bimbingan pengembangan/penyusunan
RPP kepada para guru; (3) Bimbingan berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi guru
dalam menyusun RPP. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang
memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP dari
siklus ke siklus. Pada siklus 1 nilai rata-rata komponen RPP 79% dan pada siklus 2 = 93%.
Jadi, terjadi peningkatan 14% dari siklus 1

Kata Kunci : RPP Berkarakter, Kompetensi Guru, Bimbingan Berkelanjutan.

Sebagai pengajar, guru hendaknya dan mandiri. Namun demikian, untuk


mampu menuangkan sejumlah bahan mengetahui terlaksananya tugas guru
pelajaran ke dalam otak anak didik, tersebut diperlukan penilaian kinerja
sedangkan sebagai pendidik guru dengan kriteria-kriteria penilaian yang
diharapkan dapat membimbing dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
membina anak didik agar menjadi Penilaian terhadap kinerja guru
manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, merupakan suatu upaya untuk

Volume 8, No.84, Januari 2021 | 172


mengetahui kecakapan maksimal yang mengeluhkan kurikulum yang syarat
dimiliki guru berkenaan dengan proses dengan beban; 3) seringnya siswa
dan hasil pelaksanaan pembelajaran yang mengeluh dengan cara mengajar guru
dilaksanakannya atas dasar kriteria yang kurang menarik; 4) masih belum
tertentu. Penilaian kinerja sebagai suatu dapat dijaminnya kualitas pendidikan
bentuk penilaian prestasi kerja guru atas sebagai mana mestinya” (Imron, 2000:5).
dasar kecakapan-kecapakan atau Guru diwajibkan membuat RPP
kompetensi tertentu. Pada dasarnya yang lengkap dan sistematis agar
penilaian kinerja bertujuan untuk pembelajaran berlangsung secara
mengukur tingkat pelaksanaan tugas interaktif, inspiratif, menyenangkan,
pokok dan fungsi guru dalam menantang, memotivasi peserta didik
melaksanakan tugas-tugas keguruan dan untuk berpartisipasi aktif, serta
non keguruan. Tugas keguruan adalah memberikan peluang yang cukup bagi
pelaksanaan proses pembelajaran yang prakarsa, kreaifitas, dan kemandirian
diawali dengan proses perencanaan, sesuai dengan bakat, minat dan
proses pelaksanaan pembelajaran, dan perkembangan fisik serta psikologi
proses evaluasi, sedangkan tugas non peserta didik. RPP Berkarakter,
keguruan antara lain keorganisasian dan merupakan hal baru bagi guru. Guru
pendidikan serta latihan maupun diwajibkan untuk melaksanakan
kepemimpinan. pembelajaran yang meliputi proses
Selain kinerja, sikap eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi
profesionalisme guru juga patut untuk mengubah paradigma pendidikan
diperhatikan guna meningkatkan kinerja yaitu dari paradigma pengajaran ke
guru. Sikap yang baik tercermin dari paradigma pembelajaran. Sebuah kendala
pribadi yang baik pula, hal tersebut erat bagi guru, karena harus meninggalkan
kaitannya dengan kompetensi guru, yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada
kompetensi kepribadian. Empat guru (teacher centre oriented) ke strategi
kompetensi guru (kepribadian, pembelajaran yang berpusat pada siswa
pedagogik, sosial, dan profesional) (student centre oriented).
menjadi salah satu syarat seorang guru Walaupun banyak guru di
dapat dikatakan profesional. Indonesia telah mengenal metode-metode
Profesionalisme guru seyogyanya tersebut, namun belum cukup memahami
menjadi springboard bagi guru untuk pengimplementasian metode-metode
terus-menerus menata komitmen dalam tersebut di kelas. Untuk
melakukan perbaikan diri dalam rangka mengimplementasikannya, guru
meningkatkan kinerjanya. Peningkatan memerlukan model yang secara
kinerja atas dorongan iklim organisasi operasional dapat memberikan gambaran
yang baik diharapkan mampu utuh kegiatankegiatan pembelajaran apa
meningkatkan efektivitas dan efisiensi saja yang dilaksanakan pada tahap
kinerja guru di sekolah. pendahuluan, inti dan penutup. Model
Usaha-usaha untuk pembelajaran yang secara rinci
mempersiapkan guru menjadi profesional memberikan petunjuk operasional
telah banyak dilakukan. Namun, pada bagaimana metode-metode tersebut
kenyataannya tidak semua guru memiliki diimplementasikan pada kegiatanbelajar
kinerja yang baik dalam melaksanakan mengajar pada tahap pendahuluan, inti
tugasnya. “Hal itu ditunjukkan dengan dan penutup dengan contoh model dalam
kenyataan bahwa: 1) guru sering bentuk RPP.
mengeluhkan kurikulum yang sering Proses pengembangan kinerja guru
berubah-ubah; 2) guru sering terbentuk dan terjadi dalam kegiatan

173 | P e d a g o g i a n a
belajar mengajar di tempat mereka tujuan pembelajaran dan penilaian (soal,
bekerja. Selain itu, kinerja guru skor, dan kunci jawaban), serta langkah-
dipengaruhi oleh hasil pembinaan dan langkah kegiatan pembelajarannya masih
supervisi kepala sekolah (Pidarta, dangkal. Soal, skor, dan kunci jawaban
2002:3). merupakan satu kesatuan yang tidak
Perencanaan pembelajaran dapat dipisahkan. Pada komponen
merupakan langkah yang sangat penting penilaian (penskoran dan kunci jawaban)
sebelum pelaksanaan pembelajaran. sebagian besar guru tidak lengkap
Perencanaan yang matang diperlukan membuatnya dengan alasan sudah tahu
agar dalam pelaksanaan pembelajaran dan ada di kepala. Sedangkan pada
dapat berjalan dengan efektif. komponen tujuan pembelajaran, materi
Perencanaan pembelajaran dituangkan ke ajar, metode pembelajaran, dan sumber
dalam Rencana Pelaksanaan belajar sebagian besar guru sudah
Pembelajaran (RPP) atau beberapa istilah membuatnya. Masalah yang lain adalah
lain, seperti desain pembelajaran, sebagian besar guru, khususnya di
skenario pembelajaran. RPP memuat sekolah swasta belum mendapatkan
Kompetensi Dasar (KD), indikator yang pelatihan pengembangan RPP. Selama
akan dicapai, materi yang akan dipelajari, ini guru-guru yang mengajar di sekolah
metode pembelajaran, langkah swasta sedikit/jarang mendapatkan
pembelajaran, media pembelajaran, kesempatan untuk mengikuti berbagai
sumber belajar, serta penilaian. Diklat Peningkatan Profesionalisme Guru
Guru harus mampu berperan dibandingkan sekolah negeri. Hal ini
sebagai desainer (perencana), menyebabkan banyak guru yang belum
implementor (pelaksana), dan evaluator tahu dan memahami
(penilai) kegiatan pembelajaran. Guru penyusunan/pembuatan RPP secara
merupakan faktor yang paling dominan baik/lengkap. Beberapa guru mengadopsi
karena di tangan gurulah keberhasilan RPP orang lain. Hal ini peneliti ketahui
pembelajaran dapat dicapai. Kualitas pada saat mengadakan supervisi
mengajar guru secara langsung maupun akademik (supervisi kunjungan kelas) ke
tidak langsung dapat mempengaruhi sekolah binaan. Permasalahan tersebut
kualitas pembelajaran pada umumnya. berpengaruh besar terhadap pelaksanaan
Seorang guru dikatakan profesional proses pembelajaran.
apabila telah memenuhi beberapa kriteria Nurhadi (2004:15) menyatakan
berikut: 1) serius melaksanakan tugas bahwa “Kompetensi merupakan
profesinya; 2) bangga dengan tugas pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
profesinya; 3) selalu menjaga dan nilai dasar yang direfleksikan dalam
berupaya meningkatkan kompetensinya; kebiasaan berpikir dan bertindak”.
4) bekerja dengan sungguh-sungguh Selanjutnya menurut para ahli
tanpa harus diawasi; 5) menjaga nama pendidikan McAshan (dalam Nurhadi
baik profesinya; 6) bersyukur atas 2004:16) menyatakan, “Kompetensi
imbalan yang diperoleh dari profesinya. diartikan sebagai pengetahuan,
Masalah yang terjadi di lapangan keterampilan, dan kemampuan yang
masih ditemukan adanya guru (baik di dikuasai seseorang yang telah menjadi
sekolah negeri maupun swasta) yang bagian dari dirinya, sehingga dapat
tidak bisa memperlihatkan RPP yang melakukan perilaku-perilaku kognitif,
dibuat dengan alasan ketinggalan di afektif, dan psikomotor dengan sebaik-
rumah dan bagi guru yang sudah baiknya.”
membuat RPP masih ditemukan adanya Kompetensi diartikan sebagai
guru yang belum melengkapi komponen pengetahuan, keterampilan, dan nilai-

Volume 8, No.84, Januari 2021 | 174


nilai dasar yang direfleksikan dalam adalah sebagai acuan pelaksanaan uji
kebiasaan berfikir dan bertindak (Dalam kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan
Suparlan,2009:57). Selanjutnya menurut pembinaan, maupun acuan bagi pihak
Udin Syaefudin (2009:43) kompetensi yang berkepentingan terhadap
adalah spesifikasi dari pengetahuan, kompetensi guru untuk melakukan
keterampilan, dan sikap yang dimiliki evaluasi, pengembangan bahan ajar, dan
seseorang serta penerapannya di dalam sebagainya bagi tenaga kependidikan.
pekerjaan sesuai dengan standar kinerja Dalam rangka
yang dibutuhkan oleh lapangan. mengimplementasikan program
. Abdurrahman Mas’ud (dalam pembelajaran yang sudah dituangkan di
Suparlan 2005:99) menyebutkan tiga dalam silabus, guru harus menyusun
kompetensi dasar yang harus dimiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
guru, yakni menguasai materi atau bahan (RPP). RPP merupakan pegangan bagi
ajar, antusiasme, dan penuh kasih sayang guru dalam melaksanakan pembelajaran,
(loving) dalam mengajar dan mendidik. baik di kelas, laboratorium, dan/atau
Standar kompetensi guru dipilah ke lapangan untuk setiap kompetensi dasar.
dalam tiga komponen yang saling Oleh karena itu, apa yang sudah tertuang
berkaitan, yakni: 1) pengelolaan di dalam RPP memuat hal-hal yang
pembelajaran, 2) pengembangan profesi, langsung berkait dengan aktivitas
dan 3)penguasaan akademik. Komponen pembelajaran dalam upaya pencapaian
pertama terdiri atas empat kompetensi, penguasaan suatu kompetensi dasar
komponen kedua memiliki satu (Sunaryo, 2011:119).
kompetensi, dan komponen ketiga Permendiknas No. 41 Tahun 2007
memiliki dua kompetensi. Dengan menyatakan, “Rencana Pelaksanaan
demikian, ketiga komponen tersebut Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
secara keseluruhan meliputi tujuh menggambarkan prosedur dan
kompetensi dasar, yaitu: 1) penyusunan pengorganisasian pembelajaran untuk
rencana pembelajaran; 2)pelaksanaan mencapai satu kompetensi dasar yang
interaksi belajar mengajar; 3) penilaian ditetapkan dalam standar isi dan telah
prestasi belajar peserta didik; 4) dijabarkan dalam silabus.”
pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian Sedangkan Philip Combs (dalam
prestasi belajar peserta didik; Kurniawati,2009:66) menyatakan bahwa
5)pengembangan profesi; 6) perencanaan program pembelajaran
pemahaman wawasan kependidikan; merupakan suatu penetapan yang
dan 7)penguasaan bahan kajian akademik memuat komponen-komponen
(sesuai dengan mata pelajaran yang pembelajaran secara sistematis. Analisis
diajarkan). sistematis merupakan proses
Menurut Depdiknas (2004: 4) perkembangan pendidikan yang akan
tujuan adanya standar kompetensi guru mencapai tujuan pendidikan agar lebih
adalah sebagai jaminan dikuasainya efektif dan efisien disusun secara logis,
tingkat kompetensi minimal oleh guru, rasional, sesuai dengan kebutuhan siswa,
sehingga yang bersangkutan dapat sekolah, dan daerah (masyarakat).
melakukan tugasnya secara profesional, Perencanaan program pembelajaran
dapat dibina secara efektif dan efisien, adalah hasil pemikiran berupa keputusan
serta dapat melayani pihak yang yang akan dilaksanakan. Selanjutnya
berkepentingan terhadap proses Oemar Hakim (dalam Kurniawati
pembelajaran dengan sebaik-baiknya 2009:74) menyatakan bahwa
sesuai bidang tugasnya. Adapun manfaat perencanaan program pembelajaran pada
disusunnya standar kompetensi guru hakekatnya merupakan perencanaan

175 | P e d a g o g i a n a
program jangka pendek untuk budaya, norma, nilai, dan lingkungan
memperkirakan suatu proyeksi tentang peserta didik; 2) mendorong partisipasi
sesuatu yang akan dilakukan dalam aktif peserta didik. Proses pembelajaran
kegiatan pembelajaran. dirancang dengan berpusat pada peserta
RPP berkarakter merupakan didik untuk mendorong motivasi, minat
rencana pembelajaran untuk kreativitas, inisiatif, inspirasi,
memperkirakan atau memproyeksikan kemandirian, dan semangat belajar; 3)
karakter yang akan ditanamkan kepada mengembangkan budaya membaca dan
peserta didik dalam pembelajaran. (E. menulis. Prases pembelajaran dirancang
Mulyasa, 2011: 78). Pengembangan untuk mengembangkan kegemaran
RPP berkarakter harus memperhatikan membaca, pemahaman beragam bacaan
minat dan perhatian peserta didik dan berekspresi dalam berbagai
terhadap materi standar yang dijadikan bentuktulisan; 4) memberikan umpan
bahan kajian. balik dan tindak lanjut. RPP berkarakter
Beberapa prinsip yang harus memuat rancangan program pemberian
diperhatikan dalam mengembangkan umpan balik positif, penguatan,
RPP berkarakter, sebagai berikut (E. pengayaan dan remedi; 5) keterkaitan
Mulyasa, 2011: 83): 1) karakter yang dan keterpaduan. RPP berkarakter
dirumuskan dalam RPP harus jelas, disusun dengan memperhatikan
makin konkret karakter makin mudah keterkaitan, dan keterpaduan antara SK,
diamati, dan makin tepat kegiatan- KD, materi pelajaran, kegiatan
kegiatan yang harus dilakukan untuk pembelajaran, indikator pencapaian
membentuk karakter tersebut; 2) RPP kompetensi, penilaian dan sumber belajar
berkarakter harus sederhana dan dalam satu keutuhan pengalaman belajar,
fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam RPP berkarakter disusun dengan
kegiatan pembelajaran dan pembentukan mengakomodasikan pembelajaran
karakter peserta didik; 3) kegiatan- tematik, keterpaduan lintas mata
kegiatan yang disusun dan pelajaran, lintas aspek belajar dan
dikembangkan dalam RPP berkarakter keragaman budaya; 6) menerapkan
harus menunjang dan sesuai dengan teknologi informasi dan komunikasi.
kompetensi dasar yang telah ditetapkan; RPP berkarakter disusun dengan
4) RPP berkarakter yang dikembangkan mempertimbangkan penerapan teknologi
harus utuh dan menyeluruh, serta jelas informasi dan komunikasi secara
pencapaiannya; 5) harus ada koordinasi terintergrasi, sistematis, dan efektif
antar komponen pelaksana program di sesuai dengan situasi dan kondisi.
sekolah, terutama apabila pembelajaran Pengembangan RPP berkarakter itu
dilaksanakan secara tim (team teaching) menuntut pemikiran, pengambilan
atau moving class. keputusan, dan pertimbangan guru, serta
Sedangkan sesuai dengan standar memerlukan usaha intelektual,
proses, RPP berkarakter harius disusun pengetahuan teoritik, pengalaman yang
dengan memegang prinsip: (Barnawi, ditunjang oleh sejumlah aktivitas, seperti
2012: 84) 1) memperhatikan perbedaan meramalkan, mempertimbangkan,
individu peserta didik. RPP berkarakter menata dan memvisualisasikan, serta
disusun dengan memperhatikan memberikan contoh dan teladan dalam
perbedaan jenis kelamin, kemampuan pelaksanaannya. (E. Mulyasa, 2011: 84).
awal, tingkat intelektual, minat, motivasi Dalam kaitannya dengan RPP
belajar, bakat, potensi, kemampuan berkarakter, terdapat beberapa hal
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan penting yang harus diperhatikan yaitu: 1)
khusus, kecepatan belajar, latar belakang RPP berkarakter dipandang sebagai suatu

Volume 8, No.84, Januari 2021 | 176


proses yang secara kuat diarahkan pada dapat mengembangkan potensi dirinya
tindakan mendatang; 2) RPP berkarakter secara optimal dan mendapat kemajuan
diarahkan pad tindakan di masa datang, dalam bekerja. Fatihah (2011: 645)
yang dihadapkan pada berbagai masalah, menyatakan, “bimbingan berkelanjutan
tantangan, dan hambatan yang tidak sebagai bantuan yang diberikan kepada
jelas, dan tidak pasti; 3) RPP berkarakter individu untuk dapat memilih,
sebagai bentuk kegiatan perencanaan erat mempersiapkan diri dan memangku
hubungannya dengan bagaimana sesuatu suatu jabatan dan mendapat kemajuan
dapat dikerjakan. dalam jabatan yang dipilihnya.” Dari
Guru profesional harus mampu pengertian ini menujukkan bahwa
mengembangkan RPP berkarakter yang bimbingan memberi implikasi pada
baik, logis dan sistematis. . (E. Mulyasa, pemberian bantuan kepada individu
2011: 85). Dengan RPP berkarakter, secara berkelanjutan dan sistematis yang
guru dapat mengorganisasikan karakter dilakukan oleh seorang ahli yang telah
dengan kompetensi dasar yang akan mendapat latihan khusus untuk
dicapai dalam pembelajaran secara lebih itu,dimaksudkan agar individu dapat
terarah. Perencanaan yang baik sangat memahami dirinya, lingkungannya, serta
membantu pelaksanaan pembelajaran, dapat mengarahkan diri dan
karena baik guru maupun peserta didik menyesuaikan diri dengan lingkungan
mengetahui dengan pasti tujuan yang untuk dapat mengembangkan potensi
ingin dicapai dan cara mencapainya. dirinya secara optimal untuk
Dengan demikian , guru dapat kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan
mempertahankan situasi agar peserta masyarakat.
didik dapat memusatkan perhatiannya Bimbingan berkelanjutan
pada pembelajaran yang telah melibatkan peserta dan fasilitator dalam
diprogramkan. dialog satu lawan satu dan mengikuti
Menurut Gagne dan Briggs (dalam suatu proses yang tersusun, diarahkan
E. Mulyasa, 2011: 85) mengisyaratkan pada tanggung jawab memelihara
bahwa dalam mengembangkan RPP kemajuan dan kinerja yang baik serta
berkarakter asumsi untuk meningkatkan hubungan kerja positif antara fasilitator
kualitas pembelajaran perlu dan staf. Seperti disebutkan oleh Muniaji
memperhatikan empat asumsi sebagai (dalam I Gusti Nyoman, 2019: 83)
berikut: 1) RPP perlu dikembangkan kegiatan bimbingan berkelanjutan
dengan baik dan menggunakan bertujuan agar peserta dapat 1)
pendekatan sistem; 2) RPP berkarakter Menstimulan pengembangan
harus dikembangkan berdasarkan keterampilan peserta secara individual, 2)
pengetahuan tentang peserta didik; 3) Membantu peserta menggunakan
RPP berkarakter harus dikembangkan pekerjaan sebagai pengalaman
untuk memudahkan peserta didik belajar, pembelajaran dengan bimbingan dan
dan membentuk kompetensi dirinya; 4) mengembangkan professional peserta, 3)
RPP berkarakter hendaknya tidak dibuat Memberi kesempatan kepada peserta
asal-asalan, apalagi hanya untuk untuk melengkapi pekerjaan yang
memenuhi persyaratan administrasi. diberikan fasilitator dan pada saat yang
Menurut Sutomo (2017:81) sama mempersiapkan keterampilan
bimbingan berkelanjutan adalah peserta dalam mengambil tanggung
pemberian bantuan yang diberikan jawab dan pekerjaan mendatang, dan 4)
seorang ahli kepada seseorang atau Meningkatkan kemampuan kemandirian
individu secara berkelanjutan belajar dari peserta dan mengatasi
berlangsung secara terus menerus untuk permasalahan yang dihadapi mereka.

177 | P e d a g o g i a n a
Melalui kegiatan bimbingan belajar dari peserta dan mengatasi
berkelanjutan dapat mendorong permasalahan yang dihadapi mereka.
kemampuan masing-masing individu
sesuai dengan minatnya serta lebih METODE
termotivasi dan bertanggung jawab untuk Penelitian ini menggunakan
melakukan keterampilan yang baru metode Penelitian Tindakan Sekolah
dipelajari karena bimbingan berlangsung (PTS). PTS dapat diartikan sebagai
terus menerus dan personal. Bimbingan penelitian tindakan / action research
berkelanjutan dapat dilakukan secara yang dilakukan dengan tujuan untuk
individu maupun kelompok. Pada memperbaiki kwalitas proses dan prestasi
penelitian ini guru akan dibimbing secara belajar siswa. Data yang diperoleh dalam
berkenjutan mulai dari penanaman penelitian ini, melalui : (1) wawancara
konsep tentang asesmen autentik, dipergunakan untuk mendapatkan data
bagaimana merancang atau menyusun atau informasi tentang pemahaman guru
asesmen autentik, sampai dengan terhadap RPP; (2) observasi
bagaimana melaksanakan asesmen dipergunakan untuk mengumpulkan
autentik tersebut. Bimbingan data dan mengetahui kompetensi guru
berkelanjutan ini diharapkan dapat dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
meningkatkan kemampuan guru Pembelajaran dengan lengkap; (3)
(Suharningsih, 2016: 43) diskusi dilakukan antara peneliti dengan
Guru dibimbing mulai dari guru.
perencanaan, pelaksanaan, sampai
dengan pengolahan nilai. Baik pada HASIL
aspek penilaian sikap, pengetahuan, 1. Hasil Siklus 1
maupun keterampilan. Melalui Observasi dilakukan terhadap
bimbingan yang dilakukan secara terhadap dua puluh tujuh orang guru.
berkelanjutan, guru berani Semua guru menyusun RPP, tapi
mengemukakan permasalahan atau masih ada guru yang belum
kendala yang dihadapi, sehingga bisa melengkapi RPP-nya, baik dengan
didiskusikan pemecahannya bersama- komponen maupun sub-sub
sama. Sehingga kemampuan guru dalam komponen RPP tertentu. Beberapa
melaksanakan asesmen autentik dapat guru tidak melengkapi RPP-nya
meningkat. Seperti disebutkan oleh dengan komponen indikator
Ruslan (2014: 98) kegiatan bimbingan pencapaian kompetensi.
berkelanjutan bertujuan agar peserta
dapat menstimulan pengembangan
keterampilan peserta secara individual,
membantu peserta menggunakan
pekerjaan sebagai pengalaman
pembelajaran dengan bimbingan dan
mengembangkan professional peserta,
memberi kesempatan kepada peserta
untuk melengkapi pekerjaan yang Gambar 4.1 Hasil Penelitian RPP
diberikan fasilitator dan pada saat yang Siklus 1
sama mempersiapkan keterampilan
peserta dalam mengambil tanggung Hasil penelitian terhadap RPP
jawab dan pekerjaan mendatang, dan yang telah dibuat oleh guru terlihat
meningkatkan kemampuan kemandirian bahwa ada (1) 9 orang tidak terpenuhi
teknik dan bentuk instrumen; (2) 6

Volume 8, No.84, Januari 2021 | 178


orang tidak terpenuhi teknik, bentuk Observasi dilaksanakan
instumen, soal, pedoman penskoran, terhadap dua puluh tujuh orang guru.
dan kunci jawaban; (3) 5 orang tidak Semuanya menyusun RPP, tapi masih
terpenuhi teknik, pedoman penskoran, ada guru yang keliru dalam
dan kunci jawaban; (4) 6 orang tidak menentukan kegiatan siswa dalam
terpenuhi soal, pedoman penskoran, langkah-langkah kegiatan
dan kunci jawaban; (5) 2 orang tidak pembelajaran dan metode
terpenuhi pedoman penskoran dan pembelajaran, serta tidak
kunci jawaban; (6) 2 orang tidak memilah/menguraikan materi
terpenuhi: langkah-langkah kegiatan pembelajaran dalam sub-sub materi.
pembelajaran terutama kegiatan inti Hasil penelitian terhadap RPP
berupa eksplorasi, elaborasi, dan yang telah dibuat oleh guru terlihat
konfirmasi. bahwa ada: (1) 1 orang belum
Adapun penilaian RPP terpenuhi pada teknik dan bentuk
berkarakter yang telah dibuat oleh instrumennya; (2) 1 orang belum
guru SMP Negeri 1 Tambelang, terpenuhi bentuk instrumen
Kabupaten Bekasi, setelah kegiatan berdasarkan teknik penilaian yang
pembimbingan siklus 1 ada tujuh dipilih; (3) 1 orang belum terpenuhi
komponen RPP yang telah memenuhi pedoman penskoran; (4) 1 orang
kriteria ketuntasan (ketujuh komponen belum terpenuhi rumus perolehan nilai
terebut adalah: identitas mata siswa.
pelajaran, standar kompetensi, Adapun hasil penilaian terhadap
kompetensi dasar, indikator RPP yang dibuat pada siklus kedua,
pencapaian kompetensi, tujuan setelah melalui proses Pembimbingan
pembelajaran, alokasi waktu, langkah- berkelanjutan telah mengalami
langkah kegaiatan pembelajaran), peningkatan. Dimana seluruh
namun masih ada empat komponen komponen (komponen identitas mata
yang belum memenuhi kriteria pelajaran, standar kompetensi,
ketuntasan (keempat komponen kompetensi dasar, indikator
tersebut adalah: materi pembelajaran, pencapaian kompetensi, tujuan
metode pembelajaran, sumber belajar pembelajaran, materi pembelajaran,
dan penilaian). Jadi dari sebelas alokasi waktu, metode pembelajaran,
komponen yang ada, baru tujuh langkah-langkah kegiatan
komponen yang tuntas atau baru 64 pembelajaran, sumber belajar dan
%, sehingga perlu dikembangkan lagi penilaian) telah memenuhi kriteria
pada siklus kedua. ketuntasan yang ditetapkan yaitu di
atas 75 %. Jadi ketuntasan setelah
melalui siklus 2 mencapai 100%.

Gambar 4.2. Hasil Penilaian RPP


Siklus 1
Gambar 4.4. Hasil Penilaian Siklus 2
2. Hasil Siklus 2
PEMBAHASAN

179 | P e d a g o g i a n a
Dilihat dari kompetensi guru dalam mendapat skor 4 (sangat baik).
menyusun RPP, terjadi peningkatan dari Jika dipersentasekan, 94%, terjadi
siklus ke siklus. peningkatan 13% dari siklus 1.
1. Komponen Identitas Mata Peningkatan kemampuan
Pelajaran menyusun kompetensi komponen
Peningkatan kemampuan standar kompetensi pada RPP
menyusun kompetensi komponen berkarakter dalam kegiatan
identitas mata pelajaran pada RPP bimbingan berkelanjutan dapat
berkarakter dalam kegiatan dilihat pada tabel di bawah ini:
bimbingan berkelanjutan dapat Tabel 4.6:
dilihat pada tabel di bawah ini: Standar Kompetensi
Tabel 4.5:
Identitas Mata Pelajaran

3. Komponen Kompetensi Dasar


Pada siklus pertama tiga puluh Pada siklus pertama semua
guru mencantumkan identitas mata guru (tiga puluh orang)
pelajaran dalam RPP-nya mencantumkan kompetensi dasar
(melengkapi RPP-nya dengan dalam RPP-nya (melengkapi
identitas mata pelajaran). Jika RPP-nya dengan kompetensi
dipersentasekan 84%. Sembilan dasar). Jika dipersentasekan,
belas orang guru mendapat skor 3 81%. Dua puluh dua orang guru
(baik) dan sebelas orang guru masing-masing mendapat skor 3
mendapat skor 4 (sangat baik). Pada (baik). Delapan orang guru
siklus kedua, tiga orang guru mendapat skor 4 (sangat baik).
tersebut mencantumkan identitas Pada siklus kedua dua puluh tujuh
mata pelajaran dalam RPP-nya. orang guru tersebut
Semuanya mendapat skor 4 (sangat mencantumkan kompetensi dasar
baik). Jika dipersentasekan, 100%, dalam RPP-nya. Tujuh orang guru
terjadi peningkatan 16% dari siklus mendapat skor 3 (baik) dan dua
I. puluh tiga orang guru mendapat
2. Komponen Standar skor 4 (sangat baik). Jika
Kompetensi dipersentasekan, 94%, terjadi
Pada siklus pertama semua peningkatan 13% dari siklus 1
guru mencantumkan standar Peningkatan kemampuan
kompetensi dalam RPP-nya menyusun kompetensi komponen
(melengkapi RPP-nya dengan kompetensi dasar pada RPP
standar kompetensi). Jika berkarakter dalam kegiatan
dipersentasekan, 81%. Dua puluh bimbingan berkelanjutan dapat
dua orang guru mendapat skor 3 dilihat pada tabel di bawah ini:
(baik). delapan orang guru Tabel 4.7.
mendapat skor 4 (sangat baik). Kompetensi Dasar
Pada siklus kedua dua puluh tujuh
orang guru tersebut
mencantumkan standar
kompetensi dalam RPP-nya.
Tujuh orang mendapat skor 3 4. Komponen Indikator
(baik) dan dua puluh tiga orang Pencapaian Kompetensi

Volume 8, No.84, Januari 2021 | 180


Pada siklus pertama tiga pembelajaran dalam RPP-nya
puluh orang guru mencantumkan (melengkapi RPP-nya dengan
indikator pencapaian kompetensi tujuan pembelajaran). Jika
dalam RPP-nya (melengkapi dipersentasekan, 80%. Dua puluh
RPP-nya dengan indikator tiga orang mendapat skor 3
pencapaian kompetensi). Jika (baik), dan tujuh orang mendapat
dipersentasekan, 80%. Dua puluh skor 4 (sangat baik). Pada siklus
tiga orang guru mendapat skor 3 kedua tiga puluh orang guru
(baik), dan tujuh guru mendapat tersebut mencantumkan tujuan
skor 4 (sangat baik). Pada siklus pembelajaran dalam RPP-nya.
kedua, tiga puluh orang guru Sembilan orang mendapat skor 3
tersebut mencantumkan indikator (baik) dan dua puluh satu orang
pencapaian kompetensi dalam guru mendapat skor 4 (sangat
RPP-nya. Lima belas orang baik). Jika dipersentasekan, 93%,
mendapat skor 3 (baik) dan lima terjadi peningkatan 13% dari
belas belas orang guru mendapat siklus 1.
skor 4 (sangat baik). Jika
dipersentasekan, 87%, terjadi 6. Komponen Materi Ajar
peningkatan 7% dari siklus 1. Pada siklus pertama
Peningkatan kemampuan semua guru (tiga puluh orang )
menyusun kompetensi komponen mencantumkan materi ajar dalam
indikator pencapaian kompetensi RPP-nya (melengkapi RPP-nya
pada RPP berkarakter dalam dengan materi ajar). Jika
kegiatan bimbingan berkelanjutan dipersentasekan, 66%. sepuluh
dapat dilihat pada tabel di bawah orang mendapat skor 2 (cukup
ini baik), dan dua puluh orang guru
mendapat skor 3 (baik). Pada
Tabel 4.8: Indikator Pencapaian siklus kedua ke tiga puluh orang
Kompetensi guru tersebut mencantumkan
materi ajar dalam RPP-nya.
Sembilan orang mendapat skor 3
(baik) dan dua puluh satu orang
5. Komponen Tujuan guru mendapat skor 4 (sangat
Pembelajaran baik). Jika dipersentasekan, 93%,
Peningkatan kemampuan terjadi peningkatan 27% dari
menyusun kompetensi komponen siklus 1. Peningkatan kemampuan
tujuan pembelajaran pada RPP menyusun kompetensi komponen
berkarakter dalam kegiatan materi ajar pada RPP berkarakter
bimbingan berkelanjutan dapat dalam kegiatan bimbingan
dilihat pada tabel di bawah ini berkelanjutan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini
Tabel 4.9:
Tujuan Pembelajaran Tabel 4.10: Materi Ajar

Pada siklus pertama semua 7. Komponen Alokasi Waktu


guru (tiga puluh orang) Pada siklus pertama semua
mencantumkan tujuan guru (tiga puluh orang)

181 | P e d a g o g i a n a
mencantumkan alokasi waktu
dalam RPP-nya (melengkapi Tabel 4.12:
RPP-nya dengan alokasi waktu). Metode Pelajaran
Tiga puluh orang guru mendapat
skor 3 (baik). Jika
dipersentasekan, 75%. Pada siklus
kedua, tiga puluh orang guru
tersebut mencantumkan alokasi 9. Komponen Langkah-Langkah
waktu dalam RPP-nya. Sebelas Kegiatan Pembelajaran
orang mendapat skor 3 (baik) dan Peningkatan kemampuan
sembilan belas belas orang guru menyusun kompetensi komponen
mendapat skor 4 (sangat baik). langkah-langkah kegiatan
Jika dipersentasekan, 91%, terjadi pembelajaran pada RPP
peningkatan 16% dari siklus 1. berkarakter dalam kegiatan
Peningkatan kemampuan bimbingan berkelanjutan dapat
menyusun kompetensi komponen dilihat pada tabel di bawah ini
alokasi waktu pada RPP
berkarakter dalam kegiatan Tabel 4.13:
bimbingan berkelanjutan dapat Langkah-Langkah Kegiatan
dilihat pada tabel di bawah ini Pembelajaran
Tabel 4.11: Alokasi Waktu

Pada siklus pertama semua


8. Komponen Metode guru (tiga puluh orang)
Pembelajaran mencantumkan langkah-langkah
Pada siklus pertama semua kegiatan pembelajaran dalam
guru (tiga puluh orang) RPP-nya (melengkapi RPP-nya
mencantumkan metode dengan langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dalam RPP-nya pembelajaran). Jika
(melengkapi RPP-nya dengan dipersentasekan, 73%. Lima
metode pembelajaran). Jika orang guru mendapat skor 2
dipersentasekan, 72%. Empat (cukup baik), sedangkan dua
orang mendapat skor 2 (cukup puluh lima orang guru mendapat
baik), dan dua puluh enam orang skor 3 (baik). Pada siklus kedua,
mendapat skor 3 (baik). Pada tiga puluh orang guru tersebut
siklus kedua, tiga puluh guru mencantumkan langkah-langkah
tersebut mencantumkan metode kegiatan pembelajaran dalam
pembelajaran dalam RPP-nya. RPP-nya. Sembilan orang
Tiga puluh orang mendapat skor mendapat skor 3 (baik) dan dua
3 (baik). Jika dipersentasekan, puluh satu orang mendapat skor 4
75%, terjadi peningkatan 3% dari (sangat baik). Jika
siklus I. Peningkatan kemampuan dipersentasekan, 93%, terjadi
menyusun kompetensi komponen peningkatan 20% dari siklus 1.
metode pelajaran pada RPP
berkarakter dalam kegiatan 10. Komponen Sumber Belajar
bimbingan berkelanjutan dapat Pada siklus pertama
dilihat pada tabel di bawah ini semua guru (tiga puluh orang)
Volume 8, No.84, Januari 2021 | 182
mencantumkan sumber belajar penskoran, dan kunci jawabannya
dalam RPP-nya (melengkapi kurang lengkap. Jika
RPP-nya dengan sumber belajar). dipersentasekan, 56%. Dua puluh
Jika dipersentasekan, 76%. Dua satu orang mendapat skor 2
puluh delapan orang guru (cukup baik), dan sembilan orang
mendapat skor 3 (baik), mendapat skor 3 (baik). Pada
sedangkan dua orang guru siklus kedua, tiga puluh orang
mendapat skor 4 (sangat baik). guru tersebut mencantumkan
Pada siklus kedua, ke-tiga puluh penilaian hasil belajar dalam
orang guru tersebut RPP-nya meskipun ada guru yang
mencantumkan sumber belajar masih keliru dalam menentukan
dalam RPP-nya. Lima belas orang teknik dan bentuk penilaiannya.
mendapat skor 3 (baik) dan Lima Dua puluh lima orang guru
belas orang mendapat skor 4 mendapat skor 3 (baik) dan lima
(sangat baik). Jika orang guru mendapat skor 4
dipersentasekan, 87%, terjadi (sangat baik). Jika
peningkatan 11% dari siklus 1. dipersentasekan, 78%, terjadi
Peningkatan kemampuan peningkatan 23% dari siklus 1.
menyusun kompetensi komponen 12. Kompetensi Guru Menyusun
sumber belajar pada RPP RPP Karakter
berkarakter dalam kegiatan Berdasarkan pembahasan
bimbingan berkelanjutan dapat di atas terjadi peningkatan
dilihat pada tabel di bawah ini kompetensi guru dalam
menyusun RPP berkarakter.
Tabel 4.14: Tabel 4.16: Kompetensi Guru
Sumber Belajar Menyusun RPP Berkarakter

11. Komponen Penilaian Hasil


Belajar
Peningkatan kemampuan
menyusun kompetensi komponen
penilaian hasil belajar pada RPP
berkarakter dalam kegiatan
bimbingan berkelanjutan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini Pada siklus 1 nilai rata-
Tabel 4.15: rata komponen RPP 79% (rata-
Penilaian Hasil Belajar rata ini sudah berada di atas batas
kriteria ketuntasan yang telah
ditetapkan sebelumnya sebesar 75
%, namun tetap dilanjutkan pada
siklus berikutnya. Karena
Pada siklus pertama semua terdapat beberapa komponen RPP
guru (tiga puluh orang) berkarakter yang masih di bawah
mencantumkan penilaian hasil 75%), pada siklus 2 nilai rata-rata
belajar dalam RPP-nya meskipun komponen RPP 93% (pada siklus
sub-sub komponennya (teknik, ke dua rata-rata komponen RPP
bentuk instrumen, soal), pedoman sudah berada di atas kriteria 75%

183 | P e d a g o g i a n a
dan seluruh komponen juga telah siklus 1 nilai rata-rata komponen
berada di atas kriteria 75%) , RPP 79% dan pada siklus 2 = 93%.
terjadi peningkatan 14%. Untuk Jadi, terjadi peningkatan 14% dari
mengetahui lebih jelas siklus 1
peningkatan setiap komponen
RPP, dapat dilihat pada lampiran DAFTAR RUJUKAN
Rekapitulasi Hasil Penyusunan Barnawi & M. Arifin. 2012. Strategi &
RPP dari siklus ke siklus SMP Kebijakan Pembelajaran
Negeri 1 Tambelang Kabupaten Pendidikan Karakter. Yogyakarta:
Bekasi. Ar-Ruzz Media
Depdiknas. 2007. Permendiknas RI No.
SIMPULAN 41 Tahun 2007a tentang
Dari hasil pembahasan yang sudah Standar Proses. Jakarta:
diurakan dalam bab sebelumnya, maka Depdiknas.
peneliti dapat menarik kesimpulan . 2004. Standar Kompetensi
bahwa: Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
1. Partisipasi dan aktivitas guru dalam Dewi, Kurniawati Eni . 2009.
mengikuti kegiatan bimbingan Pengembangan Bahan Ajar
berkelanjutan untuk meningkatkan Bahasa Dan Sastra Indonesia
kompetensi guru menyusun RPP Dengan Pendekatan Tematis.
berkarakter cukup tinggi dan Tesis. Surakarta: Program
bersemangat. Pascasarjana Universitas
2. Melihat respon yang muncul dari Sebelas Maret.
guru dalam kegiatan bimbingan E. Mulyasa. 2011. Manajemen
berkelanjutan untuk meningkatkan Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi
kompetensi guru menyusun RPP Aksara.
berkarakter. Fatihah, RM . 2008. Pengertian
3. Bimbingan berkelanjutan dapat konseling
meningkatkan motivasi guru dalam (Http://eko13.wordpress.com,
menyusun RPP dengan lengkap. diakses 19 Maret 2009).
Guru menunjukkan keseriusan dalam Gusti Nyoman Reniasih. 2019.
memahami dan menyusun RPP Penerapan Bimbingan
apalagi setelah mendapatkan Berkelanjutan Untuk
bimbingan Meningkatkan Kemampuan
pengembangan/penyusunan RPP Melaksanakan Asessmen Autentik
dari peneliti. Informasi ini peneliti Pada Guru di SD. Jurnal Ilmiah
peroleh dari hasil pengamatan pada Sekolah Dasar Volume 4, Number
saat mengadakan wawancara dan 1, 2020 pp. 41-47 P-ISSN: 2579-
bimbingan 3276 E-ISSN : 2549-6174 Open
pengembangan/penyusunan RPP Access:
kepada para guru. ttps://ejournal.undiksha.ac.id/index.
4. Bimbingan berkelanjutan dapat php/JISD/index
meningkatkan kompetensi guru
dalam menyusun RPP. Hal itu dapat Imron, Ali. 2000. Pembinaan Guru Di
dibuktikan dari hasil observasi Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.
/pengamatan yang memperlihatkan Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta:
bahwa terjadi peningkatan PT Gramedia Widiasarana
kompetensi guru dalam menyusun Indonesia.
RPP dari siklus ke siklus. Pada

Volume 8, No.84, Januari 2021 | 184


Pidarta, Made . 2002. Pemikiran Tentang Syaefudin,Udin. 2009. Pengembangan
Supervisi Pendidikan. Jakarta: Profesi Guru.Bandung:Alfabeta
Bumi Aksara. Sutomo. 2017. Upaya Meningkatkan
Ruslan, Fauziah, T., & Alawiyah, T. Kompetensi Guru Dalam Menusun
(2016). Kendala Guru dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menerapkan Penilaian Autentik di Melalui Bimbingan Berkelanjutan
SD Kabupaten Pidie. Jurnal Ilmiah di UPT Petahunan 1 Kecamatan
Mahasiswa Pendidikan Guru Gadingrejo Kota Pasuruan Tahun
Sekolah Dasar, 1(1), 147–157. Pelajaran 2015/2016. Al-Murabbi:
https://media.neliti.com/media/publ Jurnal Pendidikan Agama Islam n
ications/188254-ID-kendala-guru- Agama Islam Universitas Yudharta
dalam-menerapkanpenilaian.pdf Pasuruan P-ISSN (Cetak) : 2477-
Sunaryo.2011.Pengembangan Profesi 8338
dan KinerjaTenaga Pendidik. http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/inde
Bandung:Alfabeta x.php/pai
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Suharningsih, S. 2016. Pelaksanaan
Yogyakarta: Hikayat Bimbingan Berkelanjutan Sebagai
Publishing.. Upaya Meningkatkan Kompetensi
Guru Dalam Menyusun Rencana

185 | P e d a g o g i a n a

Anda mungkin juga menyukai