Anda di halaman 1dari 19

LANDASAN

BIMBINGAN & KONSELING


By: Muhaimi Mughni Prayogo, M.Pd.
PGSD – FKIP - UST
LANDASAN
BIMBINGAN & KONSELING

01 03
LANDASAN LANDASAN
FILOSOFIS & RELIGIUS ILMIAH & PAEDAGOGIES

untuk memahami hakikat untuk memahami tata cara


manusia sebagai objek BK. 02 penyelesaian masalah

LANDASAN
PSIKOLOGIS & SOSIAL
BUDAYA

untuk memahami
permasalahan yang muncul
Filosofi
Philos: cinta ; Shopos: kebijaksanaan (Bahasa Yunani)

tidak gegabah, bertujuan, terkendali, ter-


atur, dan dapat dipertanggungjawabkan,
penuh kehati-hatian.
FILOSOFIS

bertindak
Dasar
Hasil Pemikiran
menyeluruh

Dapat dipertanggung jawabkan secara Tindakan


logis dan etis serta mememuhi estetika. kebijaksanaan

Bagan: Filosofi sebagai dasar bertindak yang bijak


LANDASAN FILOSOFI
DALAM BIMBINGAN & KONSELING

• Serangkaian kegiatan BK diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana sehingga


perlu pemikiran filosofis untuk membantu konselor memahami situasi konseling dan
membuat keputusan yang tepat.

• Pemikiran & pemahaman filosofis membuat konselor menjadikan hidupnya sendiri


lebih mantap, lebih fasilitatif, lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian
bantuan (Belkin dalam Prayitno).

• Membahas hakikat manusia, tujuan, dan tugas kehidupan.


HAKIKAT MANUSIA
Menurut agama :
• Memiliki sifat material dan ruh
• Antara sifat hewan dan malaikat

Menurut Petterson, Alblaster, Lukes, Thompson, Rudolf :


• Rasional, dapat berpikir untuk mengembangkan diri
• Dapat belajar mengatasi masalah
• Mengembangkan & menjadikan dirinya sendiri
• Potensi untuk menjadi baik dan buruk

Menurut Viktor Frankl :


• Memiliki dimensi fisik, psikologis, dan spiritual
• Menjalani tugas kehidupannya untuk mewujudkan kebahagiaan.
• Unik: bebas merdeka untuk menentukan dirinya sendiri menjadi apa

Menurut Prayitno dan Erman Amti :


• Makhluk yang terikat pada khaliknya
• Makhluk yang tertinggi dan termulia derajatnya
• Memiliki 4 dimensi kemanusiaan
(keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan)
Hakikat manusia dalam agama
• Manusia  ciptaan Tuhan yang terdiri dari dimensi jiwa dan raga / fisik dan psikis /
material dan ruh
• Memiliki sifat hewan dan malaikat
• Manusia memiliki sisi positif dan negative  perilaku baik / buruk  membawa pada
derajat martabat seseorang
• Kehidupan manusia diatur dalam ajaran agama
• Sifat hakiki manusia adalah mahluk beragama ( homo religius)  mahluk yang mem
punyai fitrah untuk memahami dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber
dari agama itu bagi rujukan sikap dan prilakunya.
4 DIMENSI KEMANUSIAAN

• Semua orang memerlu


Antar individu memiliki Keindividualan Kesosialan kan orang lain.
perbedaan satu sama lain, • Semua orang menampi
bahkan sangat besar. DIMENSI lkan kebersamaannya
dengan orang lain.
KEMANUSIAAN
• Tanggng jawab kehidupan
Kehidupan manusia men Kesusilaan Keberagamaan dunia & akhirat
gikuti aturan-aturan terte • Terdapat kesadaran pada
ntu. Sang Pencipta dalam berba
gai aspek kehidupan
Harus berkembang dengan • Berpikir jangka panjang da
selaras, serasi, seimbang lam bertindak.

Menciptakan dan mencapai kebahagiaan yang


dirasakan diri sendiri &lingkungan:
MANUSIA SEUTUHNYA YANG BERKUALITAS
“TUJUAN & TUGAS
KEHIDUPAN MANUSIA”
Tugas Kehidupan Manusia

Tujuan Kehidupan Manusia 2. Pengaturan


1. Spiritualitas
diri
Akhir dari kehidupan psikis
adalah menjamin eksistensi kehidupan
kemanusiaan di dunia dan memungkinkan 3. Bekerja 4. Persahabatan
terselesaikannya dengan aman perkemba-
ngan manusia (Adler dalam Prayitno & Er
man, A.). 5. Cinta
LANDASAN RELIGIUS
DALAM BIMBINGAN & KONSELING

• Menetapkan individu yang menjadi focus sentral upaya bimbingan dan konseling,
sebagai makhluk Tuhan dengan segenap kemuliaan dan keterbatasannya
memerlukan suatu pengarahan yang jelas dalam penyelesaian masalahnya,

• Sikap mendorong perkembangan & perikehidupan manusia sesuai kaidah-kaidah


agama & ingat adanya kehidupan akhir.
• Meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan & pemecahan ma
salah individu.

• Pengintegrasian nilai-nilai agama dalam upaya bimbingan dan konseling dengan


penuh kehati-hatian, tidak dipaksakan, dan tetap menempatkan klien sebagai indivi
du yang berhak mengambil keputusan sendiri.
1. Para klien pada umumnya memiliki latar belakang agama yang membentuk
sikap. keyakinan, perasaan dan tingkah laku.

2. Terdapat tumpang tindih dalam nilai dan tujuan antara konseling dengan a
gama, untuk itu sudah selayaknya profesi konseling mengakui nilai-nilai aga
ma klien dan konselor, sebagai upaya membantu individu agar dapat meng
elola kesulitan atau masalah dalam hidupnya.
PERAN AGAMA
DALAM PRAKTIK
3. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa keyakinan beragama telah berkont
ribusi secara positif terhadap kesehatan mental, sehingga dimensi agama d
BIMBINGAN alam kehidupan klien dapat menjadi alat bantu dalam upaya terapeutik.

& KONSELING
4. Agama sudah sepatutnya diintegrasikan ke dalam konseling dalam upaya
mengubah pola pikir yang berkembang di akhir abad 2 yaitu mengintegrasi
an pendekatan psikoterapi(konseling) yang holistik/komprehensif.

5. Bagi klien keyakinan dan praktek beragama merupakan aspek fundamental


dalam budayanya, bila konselor memperhatikan hal itu akan meningkatkan
efektifitas kinerja konselor.

Marsha Wiggins Frame dalam Syamsu Yusuf


Tingkah laku:
Gerak-gerik individu yang dapat dirumuskan
dalam kata kerja

Bidang garapan BK

Tingkah laku individu yang


perlu diubah / dikembangkan untuk men
gatasi masalah-masalah  menggapai
tujuan hidup yang dikehendaki

Memberikan pemahaman
tentang tingkah laku individu
yang menjadi sasaran layanan Perilaku memiliki latar belakang
dan dipengaruhi:
• Waktu
Perwujudan hasil interaksi kea • Tempat
Jenis & perilaku manusia ber
daan internal individu dan ke • Kondisi lainnya
kembang sesuai dengan perke
adaan eskternal (lingkungan)
mbangan budaya mereka.
BIDANG KAJIAN PSIKOLOGIS
Terdapat beberapa bidang psikologis yang perlu dikuasai untuk keperluan Bimbingan dan Konseling

Motif & Motivasi Pembawaan Dasar Perkembangan Belajar, Balikan


Kepribadian
& Lingkungan Individu & Penguatan

• Motif: dorongan • Setiap individu • Terdapat tugas- • Belajar: upaya menguasai sesuatu • Faktor fisik
berperilaku memliki tugas hal baru dengan memanfaatkan apa dan genetika
• Motif yang sedang aktif- pembawaan (sifat- perkembangan dari yang ada pada diri seseorang. • Berpikir &
 motivasi. sifat dari lahir lahir hingga • Manusia terus belajar sepanjang pengamatan
• Motif primer dan baik fisik maupun dewasa hidupnya untuk menguasai tugas • Dinamika
sekunder sikap) • Tugas perkembangan motivasi &
• Primer: harus dipenuhi. • Lingkungan turut perkembangan • Ada perubahan sebagai hasil perasaan.
Ex: makan, minum, mempengaruhi menurut pola belajar, hasil dari sesuatu yang • Konselor
bernapas perkembangan tertentu dan saling diupayakan. Hasil terukur. mengarahkan
• Sekunder: timbul akibat seseorang. terkait • Ada prasyarat dalam belajar. Ada kepribadian ke
perkembangan • Unsur biologis, kemampuan dasar yg perlu arah yang
peradaban. Banyak psikologis, dan dikuasai. positif.
sekali dan terus kultural • Ada sarana: peralatan, suasana hati,
bertambah. • Jika tercapai hub sosio-emosional.
• Dari segi tujuan perilaku: membuat individu • Penguatan: agar terus belajar
Motif intrinsik dan merasa bahagia
ekstrinsik
Individu sebagai produk lingkungan sosial budaya:
Selain tuntutan biologis, ada tuntutan budaya sejak
individu lahir  perilaku sesuai dengan pola-pola yang
dapat diterima di budaya setempat.
Jika gagal memenuhinya, individu akan tersingkir dari k
ehidupan sosialnya.

Setiap individu berdasarkan lingkungan sosialnya,


memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
Perbedaan: tidak dibesar-besarkan! Misal: beda suku, bahasa, cara pandang, hingga
Melainkan diberi hikmah akan keragamannya. beda cara menyikapi persoalan.
Sehingga menjadi daya tarik untuk saling mel
ekat & mendorong kerja sama.
PERBEDAAN BUDAYA
dapat menimbulkan masalah dan hambatan dalam
interaksi sosial. Jika tidak dijembatani akan menim
Pengaruh beda budaya dalam BK bulkan pertentangan & perpecahan
 Beda budaya antar konseli & konselor (antar budaya
) dapat menimbulkan masalah-masalah dalam komun
ikasi & menghambat proses konseling. Hambatan karena beda budaya:
 Perbedaan budaya dipertimbangkan dalam pelayanan  Beda cara penyesuain diri secara sosial
bimbingan dan konseling  penanganan masalah  Beda cara komunikasi
disesuaikan dengan latar belakang budaya individu.  Beda pandangan nilai
ILMU BK adalah berbagai pengetahuan tentan
g bimbingan & konseling yg tersusun secara lo
gis & sistematik.

Terdapat objek kajian, metode pengg


alian pengetahuan, dan sistematika
pemaparannya.

Objek kajian BK:


Segala hal berkaitan dengan upaya bantuan
yang diberikan pada individu yang mengacu
pada 4 fungsi pelayanan (pemahaman, penc
egahan, pengentasan, pemeliharaan/pengemb
angan)
 Penerapan BK dengan Metode penggalian pengetahuan:
Metode ilmiah Keilmuan BK dilengk Pengamatan, wawancara, analisis dokume
 Pengembangan ilmunya api dengan seni hub n, prosedur tes, dan inventori, analisis
melalui penelitian dan ungan antarpribadi. hasil laboratorium  diperoleh pengetah
penggunaan teknologi. Ada kreativitas kons uan yang banyak tentang BK
elor/guru di dalamn
ya. / Pemaparan melalui laporan hasil peneliti
an, buku teks, dan tulisan ilmiah lainny
a mengenai objek kajian BK
•BK punya tujuan jangka pendek
• Pendidikan: wahana utama • Ciri upaya pendidikan: proses
(khusus) dan tujuan jangka panjang
mengembangkan potensi anak belajar dan kegiatan normatif
(umum).
• Pendidikan: upaya sadar untuk • BK berorientasi pada belajar.
•Jangka pendek: mampu membantu
menyiapkan peserta didik agar • Belajar memahami diri sendiri, memecahkan masalah individu.
siap menghadapi masa depan. mengembangkan & menerapkan
•Jangka panjang: “BIMBINGAN DIRI
• Tujuan BK tidak menyimpang berbagai pengetahuan
SENDIRI”
dari tujuan pendidikan nasional. • Siswa belajar mengambil •Bimbingan yang terdahulu membentuk
• Secara umum BK sebagai bentuk keputusan, memecahkan kemampuan individu untuk mengatasi
upaya pendidikan masalah, beradaptasi, bertindak, masalahnya sendiri & mengembangkan
• Secara khusus: BK meliputi dan keterampilan-keterampilan
potensinya dengan mandiri.  tidak
berbagai teknik, termasuk di sikap baru.
perlu BK lagi ketika ada masalah, dsb.
dalamnya konseling  • Pelayanan BK didasarkan pada •Hasil bimbingan terdahulu adalah modal
memungkinkan individu menolong norma-norma yang berlaku baik yang memungkinkan individu sukses
dirinya sendiri itu pada isi, proses, teknik, dan dalam pendidikan lanjut.
• Integrasi BK dalam pendidikan instrument yang digunakan.
•Hasil penelitian: BK memberikan
 ada BK di sekolah. dampak positif pada prestasi belajar dan
pendidikan lebih tinggi.
Thanks !
Discalimer:
Materi dikembangkan dari Buku Dasar-Dasar Bimbingan & Konseling Karya Prayitno & Erman Amti
Diterbitkan Tahun 2015 atas kerjasama Kemendikbud RI dan Penerbit Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai