Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERMASALAHAN PANDANGAN TERKAIT INKLUSI

Tugas ini Disusun dan Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur untuk memenuhi Mata Kuliah
Pendidikan Inklusi

Dosen Pengampu : Dinar Westri Andini, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Kelas : 4D

Kinanti Mei Lisa (2019015124)

Diva Ayu Handayani (2019015160)

Destria (2019015152)

Genofefa Y Fernatyanan (2017015104)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (PGSD)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu sumber daya manusia indonesia. Anak berkebutuhan khusus diangap tidak
berdaya dan perlu dikasihani. Hal ini membuat anak inklusi menjadi anak
berkebutuhan khusus sering dikucilkan dari lingkungan sekitar. Beberapa sekolah
reguler tidak mau menerima mereka sebagai siswa. Dengan alasan guru disekolahan
tersebut tidak memiliki kualifikasi yang memadai untuk membimbing anak
berkebutuhan khusus. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu disediakan
berbagai layanan pendidikan atau sekolah bagi anak berkebutuhan khusus,baik sistem
pembelajaran,fasilitas yang endukung, maupun peran guru yang sangat penting dalam
kesuksesan belajar inklusif.sekolah yang dianggap tepat untuk anak berkebutuhan
khusus adalah sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang
disesuaikan dengan kebutuhan anak yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa pada satu kesatuan yang sitematik (illahi,2013:25).
Menyadari betapa pentingnya pendidikan inklusif ini untuk mendukung
keberhasilan program pemerintah dalam penuntasan wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun maka dalam penelitian ini akan mengkaji lebih dalam tentang
pendidikan inklusif dan dalam hal ini yang akan menjadi fokus adalah perkembangan
dan tingkat moralitas peserta didik dengan predikat ABK.
Menurut (Smith,2006:45) Pendidikan inklusif digunakan untuk
mendiskripsikan penyatuan anak-anak berkelainan (penyandang hambatan/cacat) ke
dalam program sekolah. Konsep inklusi diberikan pemahaman mengenai pentingnya
penerimaan anak-anak yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum,lingkungan, dan
interaksi sosial yang ada di sekolah.
Penyelenggaraan sekolah inklusi di Indonesia, dilatarbelakangi oleh hak anak untuk
memperoleh pendidikan. Setiap makhluk mempunyai kebutuhan. Sebagai makhluk
Tuhan yang dianggap mempunyai derajat tertinggi di antara makhluk lainnya,
manusia mempunyai kebutuhan yang paling banyak dan kompleks. Kebutuhan
manusia secara umum mencakup kebutuhan fisik atau kesehatan, kebutuhan sosial
emosional,dan (Wardani, 2011: 1.34). Tidak berbeda dengan orang-orang normal,
anak-anak berkebutuhan khusus juga mempunyai kebutuhan yang sama.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan pendidikan inkusif di sekolah
2. Untuk mengetahui permasalahan pendidikan inklusif di sekolah
3. Untuk mengetahui solusi dari pandangan pendidikan inklusif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis masalah dan kebutuhan


Inklusif merupakan suatu gerakan dalam kesamaan hak sehingga akan
mewujudkan masyarakat yang mampu menerima perbedaan dan hidup saling
berdampingan satu sama lainnya. Mewujudkan masyarakat inklusif maka diawali
pada ranah sekolah yang merupakan cermin dari miniatur masyakarat yang mewakili
keberagaman yang ada dalam lingkungan masyarakat sebenarnya, sehingga masing-
masing individu akan terbiasa dengan keberagaman dan memunculkan sikap
kepedulian, kerjasama serta saling menghargai. Pandangan dan pemahaman kepala
sekolah yang benar mengenai pendidikan inklusif dan penerimaan anak berkebutuhan.
Dalam mewujudkan masyarakat inklusif di sekolah dasar merupakan cermin dari
kerjasama masyakarat yang mewakili keberagaman yang ada dalam lingkungan
masyarakat sebenarnya, sehingga masing-masing individu akan terbiasa dengan
keberagaman dan memunculkan sikap kepedulian, kerjasama serta saling menghargai.
Hal ini menjadi sangat penting untuk terus dipromosikan sehingga tumbuh
penerimaan keberagaman dalam masyarakat yang luas (Bailey & Plessis, 2006).
pendidikan inklusi Khusus di sekolah umum menjadi faktor penting sebagai salah satu
kunci kesuksesan pendidikan inklusif. Hal tersebut dikarenakan kepala sekolah
sebagai aktor utama dalam mengembangkan pendidikan inklusif di sekolah yang ia
pimpin, melakukan inovasi dalam pengembangan sekolah, pengambil kebijakan yang
mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif serta orang yang akan menjadi model,
mengatur danmerencanakan langkah-langkah nyata di sekolah.
Satu faktor penting adalah sikap kepala sekolah dalam memahami makna
pendidikan inklusif dan pandangan anak berkebutuhan khusus yang bergabung di
sekolah reguler. Kepala sekolah merupakan “the agen of change” atau agen perubahan
yang akan menjadi penghubung pengembangan sekolah menuju inklusif, inisiator
perubahan, dan pengambil kebijakan serta manajerial yang akan mengatur
keberlangusngan pelaksanaan di lapangan. Kepala sekolah juga berperan penting
mengembangkan iklim positif dan membina sekolah dalam penerimaan anak
berkebutuhan khusus di ruang kelas reguler bahwa semua siswa berhak mendapat
pengajaran dengan tujuan agar memberi kesempatan bagi anak (khusus dan umum)
untuk saling bersosialisasi dan menghargai setiap kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Selain itu, meyakini bahwa semua anak bisa belajar dan masingmasing
memiliki potensi untuk berkembang,sehingga diperlukan berbagai strategi dan
kemudian menggunakan banyak model mengajar serta penataan instruksional untuk
memastikan bahwa semua siswa dapat meraih prestasinya.
Kebutuhan memahami mengenai pendidikan inklusi untuk kembali
meningkatkan dan memberikan arahan yang benar mengenai makna pendidikan
inklusif yang sebenarnya, bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah paradigma
sikap keterbukaan untuk menerima semua anak tanpa memandang latar belakang
mereka dan harus mewujudkan lingkungan yang ramah dengan memperhatikan
kebutuhan dan karakteristik dari masing-masing anak. Terlepas dari pemahaman
sempit kepala sekolah dasar, pandangan di SD mengenai anak berkebutuhan khusus
yang bergabung di sekolah umum sangat terbuka. Kepala sekolah dan guru setuju
bahwa anak-anak berkebutuhan khusus belajar bersama di sekolah umum, mereka
memiliki pendapat bahwa anak-anak juga harus belajar untuk menghargai ciptakan
Tuhan dan tidak membeda-bedakannya. Harapannya anak akan terhindar dari
stigmatis, labeling dan anak akan dilihat menjadi individu yang utuh, unik serta
memiliki karakteristik dan bahwa masing-masing anak adalah unik.

B. Solusi yang diajukan


Anak-anak yang masuk ke dalam kategori kebutuhan khusus ini memang
memiliki perilaku yang berbeda jika dibandingkan dengan anak normal pada
umumnya, mulai dari perilaku, mental, emosi, serta fisik. Karena berbeda dari
umumnya, maka anak-anak kebutuhan khusus tentunya membutuhkan kasih sayang
dan perhatian yang lebih spesifik. Nah berikut ini beberapa cara menangani anak-anak
berkebutuhan khusus.
1. Orang Tua Harus Lebih Terbuka Pemikirannya
Sebelum menangani anak, tentunya pihak orang tua sendiri haruslah lebih terbuka
pemikirannya mengenai anak-anak berkebutuhan khusus ini. Sikap keterbukaan
ini tentunya harus anda tunjukkan dari rasa menerima segala kondisi anak anda
saat ini. Dari sikap keterbukaan ini lah anda bisa mencari usaha dan cara yang
tepat untuk mendidik anak anda. Tanamkan ke dalam diri anda jika anak
berkebutuhan khusus bukanlah aib yang harus ditutupi. Jika hal ini anda lakukan
hanya akan memperparah kondisi anak anda ketika sudah dewasa.
2. Lakukan Pengawasan Sedari Dini
anak-anak kebutuhan khusus tentunya membutuhkan pengawasan yang lebih
dibandingkan anak-anak pada umumnya, Untuk itu pentingnya pengawasan sedari
dini terkait tumbuh kembang anak. Cara ini dilakukan agar orang tua dapat
mengetahui setiap tahap perkembangan anak. Sehingga nantinya bis asedikit
waspada bila terjadi pertumbuhan fisik dan mental yang tidak mengalami
perubahan dalam waktu yang lama.
3. Berikan Motivasi, Perhatian dan Bimbingan
Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya membutuhkan motivasi,
perhatian, serta bimbingan yang lebih dibandingkan dengan anak-anak lainnya.
Dengan perhatian dan motivasi yang besar dan intens tentunya membantu anak
bisa berkembang menjadi lebih baik lagi. Tentu butuh kesabaran yang ekstra bagi
orang tua yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus namun semua ini demi
perkembangan anak yang lebih maksimal.
4. Adaptasi Dengan Anak
Dibutuhkan adaptasi antara pengasuh, orang tua, serta anak-anak kebutuhan
khusus sendiri. Jika adaptasi tersebut tidak berjalan dengan lancar, tentu segala
cara yang dilakukan tidak akan membantu perkembangan anak. Ketika proses
adaptasi bisa berjalan dengan baik, tentu membuat segala proses selanjunya
berjalan dengan mudah. Adaptasi yang baik tentu akan membantu anda
memahami kondisi serta potensi anak.
5. Meningkatkan Kedekatan Emosional Dengan Anak
Kedekatan emosional menjadi salah satu bagian penting yang harus ada ketika
anda menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Kedekatan emosional ini
dibutuhkan agar anak anak bisa percaya serta menjadi dekat dengan anda. Ketika
sudah terjalin kedekatan emosional yang tinggi tentunya anak akan merasa aman
dan terbuka dengan anda.
6. Ajari Anak Untuk Mengeksplor Ketrampilannya
Orang tua dengan anak-anak berkebutuhan khusus tentunya membutuhkan energi
ekstraketika mendidik anak-anaknya. Meskipun anak-anak anda memiliki
kebutuhan khusus namun sudha emnjadi sebuah kewajiban bagi orang tua untuk
mendampingi dan mendidiknya. Anda bisa mengisi waktu luangnya untuk
rekreasi atau membuat ketrampilan yang dapat membantu fokus serta kosentrasi
anak. Dari hal-hal semacam ini, anda bisa mengetahui potensi yang dimiliki anak
sehingga membuat anak menjadi lebih produktif.
7. Tanamkan Kemandirian Sedari Dini
Pada dasarnnya anak-anak kebutuhan khusus sama saja seperti anak-anak umum
lainnya. Sehingga anda tak perlu memanjakan anak terlalu berlebihan. Tanamkan
kemandirian pada anak sedari dini sehingga anak bisa bertahan di lingkungannya.
Ajari anak-anak kebutuhan khusus ketrampilan-ketrampilan dasat seperti makan,
mandi, berangkat sekolah, dan lainnya. Jika hal-hal seperti ini terus anda ajarkan
kepada anak-anak anda tentunya bukan tidak mungkin jika anak kebutuhan khusus
dapat hidup selayaknya anak lainnya.
8. Lakukan Kerjasama Dengan Sekolah
Menjalin kerja sama dengan pihak sekolah menjadi hal penting yang harus anda
perhatikan. Sehingga sangat disarankan bagi pihak orang tua untuk bersikap
proaktif serta bisa menjalin kerja sama yang baik dengan pihak sekolah. Hal ini
dilakukan agar membantu anda untuk mengetahui perkembangan mental, sikap,
serta karakter anak. Sehingga nantinya anda bisa lebih mudah mengetahui cara
yang tepat menangani anak-anak dengan kebutuhan yang khusus.
9. Lakukan Pembiasaan Mengenai Sanksi dan Hukuman
Anak-anak kebutuhan khusus juga perlu diajarkan tentang aturan dan norma yang
berlaku serta kesalahan yang dilakukannya. Sehingga ketika anak melakukan
sebuah kesalahan tentu anda harus memberitahu anak jika hal tersebut merupakan
perbuatan yang salah. Namun sebisa mungkin hindari hal-hal yang bersifat
kekerasan dan usahakan untuk memberikan pengertian kepada anak anda. Jika hal
ini bisa anda lakukan dengan baik, maka tentunya memudahkan anak untuk
memahami hal mana yang salah dan benar.
10. Pelajari Kebiasaan dan Kebutuhan Anak
Tentunya karena kondisinya yang berbeda, anak-anak kebutuhan khusus memiliki
kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Sehingga sebagai orang tua penting untuk
mengetahui kedua hal tersebut. Dengan memahami kebutuhan dan kebiasaan anak
tentunya membuat anda semakin terbiasa menghadapi anak-anak dengan
kebutuhan khusus.
11. Ikuti Saran-Saran Pakar
Bagi anda yang tidak terlalu memahami dengan baik cara tepat untuk menangani
anak-anak kebutuhan khusus. Anda bisa mencoba untuk meminta saran dari pakar,
entah dari guru, ahli psikologi, ataupun ahli-ahli lainnya di bidang tersebut.
Sehingga nantinya anda bisa mendapatkan cara yang tepat untuk menangani anak-
anak anda.
12. Pilihlah Sekolah Yang Tepat
Anak-anak kebutuhan khusus tentunya bisa mengalami resiko bullying karena
kondisi nya yang berbeda dari anak-anak umumnya. Sehingga pemilihan sekolah
merupakan hal penting yang harus anda perhatikan. Hal ini karena sekolah
menjadi pendukung dari perkembangan anak agar dapat lebih berkembang.
13. Ikutkan Anak Pada Terapi-Terapi Yang Ada
Banyak sekali terapi-terapi penyembuhan yang memang ditujukan untuk anak-
anak kebutuhan khusus. Untuk itu sebisa mungkin bawalah anak-anak anda untuk
rutin mengikuti terapi-terapi yang ada. Bisa jadi terapi yang rutin tersebut dapat
membantu anak untuk hidup selayaknya anak-anak lainnya.
Nah itu tadi beberapa cara menangani anak-anak kebutuhan khusus yang bisa kita
lakukan. Yang terpenting adalah, sikap sabar yang ekstra sehingga anak-anak
kebutuhan khusus tersebut bisa berkembang dengan maksimal.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Inklusif merupakan suatu gerakan dalam kesamaan hak sehingga akan


mewujudkan masyarakat yang mampu menerima perbedaan dan hidup saling
berdampingan satu sama lainnya. Mewujudkan masyarakat inklusif maka diawali
pada ranah sekolah yang merupakan cermin dari miniatur masyakarat yang mewakili
keberagaman yang ada dalam lingkungan masyarakat sebenarnya, sehingga masing-
masing individu akan terbiasa dengan keberagaman dan memunculkan sikap
kepedulian, kerjasama serta saling menghargai.

Satu faktor penting adalah sikap kepala sekolah dalam memahami makna
pendidikan inklusif dan pandangan anak berkebutuhan khusus yang bergabung di
sekolah reguler. Kepala sekolah merupakan “the agen of change” atau agen perubahan
yang akan menjadi penghubung pengembangan sekolah menuju inklusif, inisiator
perubahan, dan pengambil kebijakan serta manajerial yang akan mengatur
keberlangusngan pelaksanaan di lapangan. Kepala sekolah juga berperan penting
mengembangkan iklim positif dan membina sekolah dalam penerimaan anak
berkebutuhan khusus di ruang kelas reguler bahwa semua siswa berhak mendapat
pengajaran dengan tujuan agar memberi kesempatan bagi anak (khusus dan umum)
untuk saling bersosialisasi dan menghargai setiap kelebihan dan kekurangan masing-
masing.

Solusi yang diajukan yaitu anak-anak yang masuk ke dalam kategori


kebutuhan khusus ini memang memiliki perilaku yang berbeda jika dibandingkan
dengan anak normal pada umumnya, mulai dari perilaku, mental, emosi, serta fisik.
Karena berbeda dari umumnya, maka anak-anak kebutuhan khusus tentunya
membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih spesifik.
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan kepada para pembaca


khususnya kepada mahasiswa calon guru untuk dapat meningkatkan pemahamannya
tentang “Permasalahan Pandangan Terkait Inklusi” guna terwujudnya pelaksanaan
proses pembelajaran yang baik khususnya pembelajaran “Pendidikan Inklusi”.

Kami pun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, kami menyarankan kepada para pembaca untuk tetap terus menggali
sumber-sumber yang menunjang terhadap pembahasan makalah ini untuk perbaikan
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Ilahi, Mohammad Takdir.2013. Pendidikan Inklusi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar –Ruzz
Media

Smith, J. David.2006. Inklusi, Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung: Penerbit Nuansa.

IG. A.K. Wardani. 2009. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Bailey, J. & Plessis, D. 2006. Understanding principals’ attitudes towards inclusive schooling. Journal
of Educational Administration.

Sugiarmin, M. (Ed). 2012. Sekolah Inklusif: Konsep dan Penerapan Pembelajaran. Bandung: Nuansa.

https://www.slbpelitanusa.sch.id/cara-menangani-anak-berkebutuhan-khusus/

Anda mungkin juga menyukai