Tugas ini Disusun dan Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur untuk memenuhi Mata Kuliah
Pendidikan Inklusi
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas : 4D
Destria (2019015152)
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
mutu sumber daya manusia indonesia. Anak berkebutuhan khusus diangap tidak
berdaya dan perlu dikasihani. Hal ini membuat anak inklusi menjadi anak
berkebutuhan khusus sering dikucilkan dari lingkungan sekitar. Beberapa sekolah
reguler tidak mau menerima mereka sebagai siswa. Dengan alasan guru disekolahan
tersebut tidak memiliki kualifikasi yang memadai untuk membimbing anak
berkebutuhan khusus. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu disediakan
berbagai layanan pendidikan atau sekolah bagi anak berkebutuhan khusus,baik sistem
pembelajaran,fasilitas yang endukung, maupun peran guru yang sangat penting dalam
kesuksesan belajar inklusif.sekolah yang dianggap tepat untuk anak berkebutuhan
khusus adalah sekolah inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang
disesuaikan dengan kebutuhan anak yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa pada satu kesatuan yang sitematik (illahi,2013:25).
Menyadari betapa pentingnya pendidikan inklusif ini untuk mendukung
keberhasilan program pemerintah dalam penuntasan wajib belajar pendidikan dasar
sembilan tahun maka dalam penelitian ini akan mengkaji lebih dalam tentang
pendidikan inklusif dan dalam hal ini yang akan menjadi fokus adalah perkembangan
dan tingkat moralitas peserta didik dengan predikat ABK.
Menurut (Smith,2006:45) Pendidikan inklusif digunakan untuk
mendiskripsikan penyatuan anak-anak berkelainan (penyandang hambatan/cacat) ke
dalam program sekolah. Konsep inklusi diberikan pemahaman mengenai pentingnya
penerimaan anak-anak yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum,lingkungan, dan
interaksi sosial yang ada di sekolah.
Penyelenggaraan sekolah inklusi di Indonesia, dilatarbelakangi oleh hak anak untuk
memperoleh pendidikan. Setiap makhluk mempunyai kebutuhan. Sebagai makhluk
Tuhan yang dianggap mempunyai derajat tertinggi di antara makhluk lainnya,
manusia mempunyai kebutuhan yang paling banyak dan kompleks. Kebutuhan
manusia secara umum mencakup kebutuhan fisik atau kesehatan, kebutuhan sosial
emosional,dan (Wardani, 2011: 1.34). Tidak berbeda dengan orang-orang normal,
anak-anak berkebutuhan khusus juga mempunyai kebutuhan yang sama.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan pendidikan inkusif di sekolah
2. Untuk mengetahui permasalahan pendidikan inklusif di sekolah
3. Untuk mengetahui solusi dari pandangan pendidikan inklusif
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Satu faktor penting adalah sikap kepala sekolah dalam memahami makna
pendidikan inklusif dan pandangan anak berkebutuhan khusus yang bergabung di
sekolah reguler. Kepala sekolah merupakan “the agen of change” atau agen perubahan
yang akan menjadi penghubung pengembangan sekolah menuju inklusif, inisiator
perubahan, dan pengambil kebijakan serta manajerial yang akan mengatur
keberlangusngan pelaksanaan di lapangan. Kepala sekolah juga berperan penting
mengembangkan iklim positif dan membina sekolah dalam penerimaan anak
berkebutuhan khusus di ruang kelas reguler bahwa semua siswa berhak mendapat
pengajaran dengan tujuan agar memberi kesempatan bagi anak (khusus dan umum)
untuk saling bersosialisasi dan menghargai setiap kelebihan dan kekurangan masing-
masing.
Kami pun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, kami menyarankan kepada para pembaca untuk tetap terus menggali
sumber-sumber yang menunjang terhadap pembahasan makalah ini untuk perbaikan
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ilahi, Mohammad Takdir.2013. Pendidikan Inklusi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar –Ruzz
Media
Smith, J. David.2006. Inklusi, Sekolah Ramah Untuk Semua. Bandung: Penerbit Nuansa.
IG. A.K. Wardani. 2009. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Bailey, J. & Plessis, D. 2006. Understanding principals’ attitudes towards inclusive schooling. Journal
of Educational Administration.
Sugiarmin, M. (Ed). 2012. Sekolah Inklusif: Konsep dan Penerapan Pembelajaran. Bandung: Nuansa.
https://www.slbpelitanusa.sch.id/cara-menangani-anak-berkebutuhan-khusus/