Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 6

• Endang Retno Widiarti (K8420016)


• Fina Aulia Astika (K8420027)
• Lola Noviana (K8420044)
ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK,
KEPRIBADIAN, SOSIAL, DAN
KEPRIBADIAN GURU
IDENTITAS INFORMAN

Nama : Ibu Tri Wahyuningsih S.Sos

Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 25


Agustus 1977

Alamat : Kaliabu Salaman, Magelang

Riwayat Pendidikan : Universitas Jendral


Soedirman (UNSOED) Prodi Sosiologi

Jabatan : Guru Sosiologi di SMA N 4


Magelang
LATAR BELAKANG

Di dalam dunia pendidikan, seorang guru merupakan salah


satu unsur yang sangat penting dan menjadi kunci utama
untuk menciptakan suatu keberhasilan pendidikan di
Indonesia ini. Tanpa adanya seorang guru, pendidikan di
Indonesia ini hanyalah menjadi slogan dan pencitraan saja
karena seseorang guru itu merupakan titik sentral untuk
pengarahan kemana kah pendidikan di Indonesia ini akan
berlabuh.
Kelompok kami melakukan penelitian terhadap salah satu guru
mata pelajaran sosiologi di SMA N 4 Magelang yaitu ibu Tri
Wahyuningsih atau kerap di sapa sebagai ibu Ning, beliau
mengatakan
bahwa permasalahan yang dihadapi nya di dalam dunia pendidikan
ialah pada masa pandemi yang tidak segera berlalu. Menurut beliau
masa pandemi ini menyebabkan timbulnya suatu ketidakefektifan
proses belajar mengajar karena dituntut untuk melaksanakan
pembelajaran jarak jauh, dimana hal tersebut sangat menyulitkan
guru untuk mengawasi peserta didik.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan proses pembelajaran dan hasil


belajar siswa yang baik sangat lah ditentukan oleh adanya peranan
dan kompetensi seorang guru. Kompetensi yang harus dimiliki
seorang guru tersebut idak hanya keprofesionalan saja tetapi guru
juga harus memiliki kompetensi pedagogik,sosial, kepribadian, dan
kultur sekolah.
KONDISI IDEAL
Dalam Undang – Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

mengamanatkan bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Dengan demikian, seorang guru harus memiliki kepribadian yang patut

untuk diteladani, memiliki pengetahuan yang luas, dan dapat mendalmi

dari bidang studi yang diajarkannya serta seorang guru harus memiliki

kemampuan untuk dapat berkomunikasi baik dengan siswa, sesama guru,


maupun kepada masyarakat.
Dalam profesi keguruan, terdapat kode etik untuk menjunjung tinggi martabat

profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota nya yang berguna untuk
meningkatkan mutu organisasi profesi.

Hal ini terdapat dalam Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang guru dan
dosen yang di dalam nya memuat kode etik yang harus dimiliki oleh guru sebagai
sebuah profesi.

Dengan memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikat pendidikan, sehat

jasmani maupun rohani dan memiliki tujuan untuk melaksanakan sistem

pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.


FAKTA DI LAPANGAN
Dalam kompetensi pedagogik berisikan bagaimana cara
seorang guru itu mengajar, memberikan metode pembelajaran
yang berbeda. Seorang guru juga harus mempunyai kepekaan
untuk mengajar. Dalam fakta lapangannya, menurut Bu Ning
potensi yang dikembangkan oleh peserta didik didalam
kompetensi pedagogik ini adlah dari segi kognitif, afektif, dan
Psikomotorik.

Seorang guru juga memiliki kompetensi kepribadian, dimana


guru harus selalu adaptif, dapat melihat situasi siswa dan
dekat dengan peserta didik, sehingga dapat menciptakan
kenyamanan dan pembelajarannya dapat diterima dengan
mudah.

Untuk kejujuran, persentase kejujuran siswa dalam masa


pandemi ini tidak dapat diketahui, bagi guru tidak dapat
membuktikan jika siswa tersebut mencontek ketika UH,
namun bagi siswa yang pintar dan jujur ini merupakan
kesempatan mereka untuk lebih berprestasi.
Seorang guru juga harus memiliki kompetensi sosial. Guru harus
ikut andil di kemasyarakatan, sehingga dia dapat mengajarkan
hal-hal yang bermanfaat untuk lingkungan di sekitarnya.
Dalam fakta lapangannya, pada bagian segi sosial cara agar
peserta didik menumbuhkan kepemimpinan misalnya dengan Bu
Ning sebagai guru sosiologi sekaligus sebagai wali kelas, suatu
ketika ada pengumpulan tugas, namun ternyata ketua kelasnya
mengalami kendala jaringan untuk mengumpulkan tugas, lalu Bu
Ning sebagai wali kelas mengakomodir siswa lainnya untuk saling
membantu sang ketua kelas dalam proses pengumpulan tugas
tersebut.
SOLUSI PERMASALAHAN

Adanya moral siswa yang kurang baik dapat menghambat


proses belajar mengajar dimana seorang anak akan berperilaku
semena-mena terhadap gurunya karena sang anak ini mere-
mehkan pelajaran yang dibawakan oleh gurunya.

Dalam suatu kasus ini, hadirnya orang tua dan guru sangat
berperan penting dalam menentukan moral serta sopan santun
kepada siswa agar lebih memiliki moral yang baik.
Sosok orang tua dari peserta didik dapat

melakukan sebuah pendekatan-pendekatan

terhadap anaknya, orang tua juga harus bisa

berperilaku friendly kepada anaknya sehun orang


tua tersebut bisa berperan sebagai sahabat untuk
anaknya. Dengan demikian anak akan merasa

diperhatikan dan lebih mudah menyampaikan

perasaan yang sedang dialaminya saat itu.


Sosok guru merupakan orang tua kedua bagi para peserta
didik, dimana seorang guru ini harus bisa berperan ganda
yakni menjadi seorang guru dan orang tua bagi peserta
didiknya.
Untuk mewujudkan suatu tindakan siswa yang berkarakter
baik, seorang guru harus bisa menjadi teladan dan menjadi
contoh yang baik untuk siswanya terlebih dahulu. Jadi di era
sekarang ini, tidak hanya siswa yang harus memiliki moral
yang baik tetapi seorang guru pun juga harus memiliki moral
yang baik pula. Jika suatu guru dan orang tua sudah
memiliki moral yang baik, maka mereka harus melakukan
pendekatan terhadap anak agar dapat menanamkan dan
mengajarkan moral yang baik. Jika anak memiliki moral yang
baik maka dia bisa mengembangkan kognitifnya untuk
menjadi lebih baik.
CUKUP SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai