Anda di halaman 1dari 5

Kelompok Pertukaran Sosial

1. Al-Hamda Nikmatu Shalihah (K8420003)


2. Fadilla Purnia Putri (K8420021)
3. Ibnu Muhammad Ma’tsur (K8417039)
4. Intan Dwi Agustina (K8420036)
5. Lutfiyah Jasmine (K8420045)
6. Meidina Farah Indramurti (K8420036)

Dalam sebuah kehidupan tentunya ditemui banyak fenomena yang terjadi, seperti sebuah persahabatan
yang saling memberikan bantuan, dukungan, perlakuan yang baik agar tercipta suatu hubungan yang
harmonis. Hubungan persahabatan tersebut tentunya diharapkan setiap masing-masing dari individu
memberikan pengorbanan atau cost dan imbalan atau reward yang sama. Hal tersebut berdasarkan sebuah
analisa yang obyektif dalam berbagai transaksi dalam persahabatan. Dilihat dari kenyataan yang ada saat
sesorang memberikan biaya tidak sesuai dengan imbalannya maka akan merasa tidak enak bahkan sebal
kepada pihak yang lain. Berdasarkan analisis tersebut menjadi sebuah ciri khas dalam sebuah teori
pertukaran yang paling mendasar dan hal tersebut menjadi kenyataan sosial bahwa teori pertukaran sosial
ini cocok untuk kenyataan sosial antarpribadi (intrapersonal).
Tokoh yang ada dalam teori pertukaran sosial ini ialah teori perukaran Homans dan Blau yang juga
bersinggungan dengan teori pertukaran sosial Thibaut dan Kelley. Menurut teori Homans bahwa pertukaran
sosial berawal dari tingkat individu karena berdasarkan prinsip psikologi individu yang menjelaskan
perilaku sosial dari pada sebuah penggambaran. Dilanjutkan oleh Blau ia beranjak pada tingakatan
antarpribadi dalam sebuah mikro menuju struktur sosial yang makro. Dengan kata lain bahwa dalam sebuah
struktur sosial yang besar berasal dari proses perukaran sosial. Sedangkan teori pertukaran Thibaut dan
Kelley mengfokuskan pada perbedaan yang kontras antara pola pertukaran sosial dalam kelompok duaan
dyad dengan kelompok besar.
Proses pertukuaran sosial ini sudah banyak dibicarakan oleh sejumlah ahli teori sosial klasik bahkan
teori ekonomi klasik seperti Adam Smith yang berasumsi bahwa transaksi pertukaran akan terjadi saat
kedua belah pihak medapatkan keuntungan serta kesejahteraan bisa tercapai apabila seorang individu ingin
mencapai tujuannya melalui pertukaran yang dibahas secara pribadi. Perintis klasik perkembangan teori
sosiologi seperti Herbert Spencer yang menekankan individu sebagai dasar struktur sosial serta Comte dan
Durkheim yang menekankan pada sebuah gagasan bahwa masyarakat ataupun struktur sosial mengatasi
individu. Prinsip dasar teori ini bahwa masyarakat tebentuk dari hasil persetujuan konstraktual yang
diperoleh dari setiap orang yang berusaha mengejar kepentingan dan kebutuahan secara rasional.
Dalam sumber lain menjelaskan bahwa akar dari teori pertukaran yaitu sosiologi behavioral yang
memperhatikan hubungan perilaku soerang aktor dengan lingkungannya serta dampak perilaku pelaku
tersebut. Para sosiolog behavioral tertarik dengan hubungan sejarah reaksi lingkungan dengan konsekuensi
serta hakikat yang tejadi pada masa saat ini, hal tersebut menjelaskan konsekuensi masa lampau
mempengaruhi masa sekarang. Hal yang paling ditekankan para behavioris ialah penghargaan(penguat)
untuk memepertahankan perilaku dan kerugian(hukuman) untuk mengurangi perilaku .
1. Teori Pertukaran Homans
Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang yang terlibat dalam perilaku untuk
memperoleh ganjaran atau menghindari suatu hukuman, dan suatu proses interaksi sosial dapat
menimbulkan dan memunculkan fenomena baru dari adanya proses interaksi sosial tersebut. Teori ini
dilandasi dengan prinsip transaksi ekonomis dimana menyediakan barang atau jasa dan sebagai imbalannya
memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Homans menjelaskan proses teori pertukaran dengan lima
proporsisi (Poloma, 2000 ;61-65).
Pertama Proporsi sukses, menyatakan bahwa bila seseorang berhasil memperoleh ganjaran maka
orang tersebut akan cenderung mengulangi tindakan tersebut. Kedua Proporsi Stimulus, menyangkut
tentang frekuensi atas ganjaran yang diterima atas tanggapan atau tingkah laku tertentu dan kemungkinan
peristiwa tersebut dapat terulang diwaktu sekarang sehingga dapat menimbulkan kesadaran dan orang
tersebut akan melakukan tingkah lakunya secara berulang-ulang. Ketiga Proporsi Nilai, memiliki arti atau
nilai kepada tingkah laku yang diarahkan oleh orang lain terhadap aktornya atau dapat dikatakan bahwa
semakin penting dan bernilainya tingkah laku kita bagi orang lain maka kita akan semakin sering
menunjukan dan mengulangi tingkah lakunya. Keempat, Proporsi Deprivasi Satiasi, bahwa semakin sering
orang menerima ganjaran dari orang lain maka makin berkurangnya nilai setiap tindakan yang akan
dilakukan berikutnya. Kelima Proporsi Restu Agresi, bahwa makin dirugikan seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain, makin besar kemungkinan orang tersebut akan mengembangkan emosi.
Homans menyatakan bahwa teori pertukaran dapat dipakai atau digunakan untuk menjelaskan
perilaku manusia di tingkat institusional dan sub institusional, tetapi teori itu pada dasarnya bersifat sub
institusional dan lebih beruang lingkup mikro.
2. Teori Pater Blaw
Pengertian atas struktur sosial berdasarkan analisis atas proses-proses sosial yang mengatur di
antara individu dan kelompok merupakan tujuan dari Peter Blau. Bagaimana kehidupan sosial terorganisasi
ke dalam struktur asosiasi di kalangan manusia yang semakin kompleks. Blau juga menerima prinsip
pertukaran sosial dari Homans, yaitu untuk melampaui perhatian Homans pada bentuk-bentuk elementer
kehidupan sosial dan masuk ke dalam analisis mengenai struktur yang kompleks. Mempelajari proses
interaksi tatap muka untuk memahami struktur sosial yang berkembang dan adanya kekuatan sosial.
Pandangannya yaitu ada rangkaian tahap yang mendorong dari pertukaran antar pribadi menuju
struktur sosial ke perubahan sosial. Pertukaran terjadi jika hubungan itu memberikan keuntungan bagi para
anggota yang berkedudukan tinggi maupun rendah. Tetapi jika hubungan kekuasaan bersifat memaksa
maka akan menyebabkan timbulnya hubungan pertukaran yang tidak seimbang, kekuasaan yang berkonsep
seperti ini jika terus dipertahankan maka akan penuh dengan masalah karena dapat melahirkan perlawanan.
Oleh karena itu agar masyarakat dapat berfungsi dengan baik, maka masyrakat harus mematuhi peraturan
yang ada.
Mikro ke Makro
Menurut Blau, proses tatap muka merupakan tipe mikrostruktur. Relasi merupakan struktur dari
aturan, pemuas, dan kontrol legimitasi, dan pembagian tugas. Dalam hal ini, Blau dan Homans tertarik
dengan proses pada level individual, tetapi Blau lebih terbatas pada tindakan yang bergantung pada reaksi
dari orang lain yang telah memberikan penghargaan dan akan berhenti jika tidak mendapatkan timbal balik.
Mikro dalam interaksi seperti itu berada pada tahap orang ke orang, kemudian meluas dan jumlahnya
bertambah sehingga memberikan makna dan akhirnya kolektifitas itu membentuk makrostruktur. Blau lebih
memperluas teorinya kepada level fakta sosial, dimana lebih pada menganalisis dan menangani proses
interaksi sosial.
Nilai dan Norma
Nilai yaitu sesuatu yang dihargai sedangkan norma yaitu sekumpulan aturan, dimana niai dan
norma memberikan bantuan berupa media kehidupan sosial dan menengahi hubungan transaksi sosial.
Terdapat kemungkinan pertukaran sosial secara langsung serta proses pertukaran integrasi sosial dan
diferensiasi didalam struktur sosial yang kompleks dan juga perkembangan organisasi sosial serta
reorganisasi di dalamnya. Adanya nilai dapat membuat kebersamaan sebagai tanda solidaritas bagi
masyarakat secara bersama serta memberikan pengaruh untuk menuju integrasi dan kesepakatan bagi
kelompok.
3. John Thibaut

Beliau mengemukakan sebuah teori yakni Teori pertukaran sosial yang didasarkan pada ide bahwa
orang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi mereka menghitung pengorbanan dan
membandingkannya dengan penghargaan yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu. Pengorbanan
(cost) adalah elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang. Sedangkan
penghargaan (rewards) adalah elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif.
Hubungan yang positif adalah hubungan di mana nilainya merupakan angka positif; penghargaan lebih
besar daripada pengorbanan. Hubungan yang negatif adalah dimana angka negatif (pengorbanan melebihi
penghargaan) cenderung negatif untuk para partisipasinya
Asumsi pertukaran sosial mengenai sifat dasar manusia, yaitu:
1. Manusia mencari penghargaan dan menghindari hubungan. Pendekatan ini berasumsi bahwa perilaku
orang dimotivasi oleh suatu mekanisme dorongan internal.
2. Manusia adalah makhluk rasional. Teori ini didasrkan pada pemikiran bahwa didalam batasan-batasan
informasi yang tersedia untuknya, manusia akan menghitung pengorbanan dan penghargaan dari sebuah
situasi tertentu dan ini akan menentukan perilakunya.
3. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring
berjalannya waktu dari satu orang ke orang lainnya. Teori menunjukkan bahwa tidak ada satu standar yang
dapat diterapkan pada semua orang untuk menentukan apa pengorbanan dan apa penghargaan itu.
Asumsi pertukaran sosial mengenai sifat dasar suatu hubungan, yaitu:
1. Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan. Ketika seseorang patisipan dalam sebuah hubungan
mengambil tindakan, baik partisipan yang satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan akan terkena
akibat.
2. Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses. Secara khusus, waktu mempengaruhi pertukaran karena
pengalaman-pengalaman masa lalu menuntun penilaian mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan
penilaian ini memengaruhi pertukaran-pertukaran selanjutnya.

4. Teori Jaringan

Dalam pandangan para teoritisi jaringan, seperti dinyatakan Berry Wellman pendekatan
pendekatan motif berfokus pada kebudayaan dan proses sosialisasi yang merupakan sarana untuk
menginternalisasi norma -norma dan nilai-nilai kepada para aktor. Di dalam orientasi normatif, orang-orang
dipersatukan oleh sekumpulan ide yang dianut bersama. Sasaran perhatian utama dari teori jaringan ialah
pola objektif ikatan yang menghubungkan anggota masyarakat (indvidual dan kolektivitas). Satu ciri khas
teori jaringan adalah pemusatan perhatiannya pada struktur mikro hingga makro. Dalam arti, aktor mungkin
saja individu, tetapi mungkin pula kelompok, perusahaan dan masyarakat.
Satu aspek penting analisis jaringan yakni menjauhkan sosiolog dari studi tentang kelompok dan
kategori sosial, serta diarahkan untuk mempelajari ikatan di kalangan antar aktor yang “tak terikat secara
kuat dan tak sepenuhnya memenuhi persyaratan kelompok”. Contoh yang baik dari ikatan ini ialah
diungkap dalam karya Granoveter tentang “ikatan yang kuat dan lemah.” Ikatan kuat misalnya, kaitan
antara teman-teman dekat atau komunitas kita sendiri. Sedangkan ikatan lemah adalah kaitan antara orang
dengan kenalan yang baru ditemui. Granoveter menganggap bahwa orang jangan terjebak untuk hanya
mengamati ikatan yang kuat tetapi juga melihat ikatan yang lemah sebagai sarana untuk membuka
terisolasinya ikatan kuat dan kelompoknya sendiri-sendiri. Hal ini pun mendorong pada terintegrasinya
individu dan komunitas secara lebih baik ke dalam masyarakat yang lebih besar.
Beberapa prinsip teori-teori jaringan, yakni:
a. Ikatan antaraktor biasanya bersifat simetris, baik isi maupun intensitasnya (aktor saling memberi
hal berbeda, dan mereka melakukannya dengan kurang lebih intens)
b. Ikatan antarindividu harus dianalisis dalam konteks struktur dan jaringan yang lebih besar.
c. Perstrukturan ikatan sosial mengarah kepada berbagai jaringan yang tidak acak.
d. Keberadaan kelompok mengarah pada fakta bahwa mungkin saja terdapat kaitan silang antar
kelompok maupun antar individu.
e. Ada ikatan-ikatan asimetri dikalangan unsur-unsur di dalam suatu sistem dengan hasil bahwa
sumber sumber daya yang langka didistribusikan secara berbeda.

5. Teori Pertukaran Jaringan


Teori pertukaran jaringan (Markovsky, 2005) menggabungkan teori pertukaran sosial dan analisis
jaringan. Penggabungan diasumsikan untuk melestarikan keuntungan-keuntungan dari kedua teori sambil
menyembuhkan kekurangan-kekurangannya. Emerson (1972a, 1972b) memprakarsai riset mengenai
jaringan-jaringan pertukaran sosial lalu ia menyimpulkan bahwa teori pertukaran sosial dibatasi oleh
fokusnya pada hubungan-hubungan pertukaran dua orang (diadik). Hubungan-hubungan itu sebagai hal
yang saling terkait, Emerson lebih melihat pertukaran melekat di dalam struktur struktur jaringan yang
lebih besar. hasil risetnya memperlihatkan bahwa struktur sosial bukan hanya ditentukan oleh hubungan
hubungan, tapi hubungan-hubungan pertukaran ditentukan oleh struktur-struktur sosial. Cook dan
Whitmeyer (1992) mereka melihat kecocokan diantara kedua pandangan pendekatan itu mengenai para
aktor dan pandangan-pandangan mereka atas struktur. Mereka menyimpulkan bahwa pandangan kedua
teori mengenai para aktor pada dasarnya sama, warna sesungguhnya semua teori pertukaran secara
eksplisit dan sebagian besar analisis jaringan secara implisit mengasumsikan bahwa para aktor secara
rasional mengejar pemaksimalan kepentingan diri mereka dengan cara apapun mereka
mendefinisikannya. Perbedaan dalam definisi mereka mengenai hubungan itulah yang merupakan
perbedaan esensial di antara suatu jaringan pertukaran (Friedkin, 2005) dan bagi analisis jaringan. Para
teoritisi pertukaran jaringan hanya berminat pada hubungan-hubungan pertukaran.
-Kekuasaan struktural : teori kerentanan oleh cook dan koleganya (1983), Pendekatan yang dikembangkan
oleh Markovsky, Willer, dan Kolega yaitu Network Exchange Theory.
-Struktur kekuasaan yang kuat dan lemah yaitu didasarkan pada apakah para aktor dapat disisihkan dari
pertukaran.

6. Teori Pilihan Rasional


Teori pilihan rasional dikemukakan oleh James S. Coleman ia adalah seorang polimatik dan pakar
teoretis sosiologi. Dia memulai kariernya pada tahun 1973 sebagai asisten profesor di Universitas
Chicago hingga meninggal. Coleman dikenal sebagai pengarang muda pada bidang studi sosiologi
industri
-Fondasi-fondasi Teori Sosial
Ada dua unsur utama dalam teorinya, yaitu aktor dan sumber daya. Pusat perspektif Coleman ialah
ide bahwa Teori sosial bukan hanya suatu latihan akademis, tetapi harus mempengaruhi dunia sosial
melalui “intervensi-intervensi”, karena fokusnya pada individu Coleman mengakui bahwa ia adalah
seorang individualis metodis.
- Perilaku Kolektif
Yang disebut kolektif adalah pemindahan sederhana dan rasional kendali atas tindakan tindakan
seseorang terhadap faktor lain dilakukan secara sepihak, bukan sebagai bagian dari suatu pertukaran.
- Norma-norma
Coleman ingin tahu bagaimana di dalam suatu kelompok aktor-aktor rasional, norma-norma dapat
bermunculan dan dipelihara.
- Aktor Korporat
Dalam kolektivitas demikian, para aktor dapat bertindak dari segi kepentingan diri tetapi harus
bertindak dalam kepentingan kolektivitas. ada berbagai aturan dan mekanisme untuk pindah dari
pilihan individual ke pilihan kolektif (sosial).
Daftar Puataka

Poloma, Margareth M, 2000. Sosiologi Kotemporer. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.


Johnson, D. P. (1994). Teori Sosiologi. In M. Lawang, Teori Sosiologi Klasik dan Modern (pp. 54-76).
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama .
Ritzer, G. (2012 ). Sosiologi . In Teori Sosiologi Klasik Sampai Post Modern (pp. 707-772).

Anda mungkin juga menyukai