Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya hubungan sosial terdiri daripada masyarakat, maka kita dan
masyarakat lain di lihat mempunyai perilaku yang saling memengaruhi dalam
hubungan tersebut,yang terdapat unsur ganjaran, pengorbanan dan keuntungan .
Ganjaran merupakan segala hal yang diperolehi melalui adanya pengorbanan,
manakala pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan
adalah ganjaran dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas
pertukaran paling sedikit antara dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi.
Misalnya, pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan,dan
persahabatan. Didalam Ilmu Sosiologi terdapat suatu teori yang dinamakan Teori
Pertukaran Sosial.

Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan
bahwa dalam sebuah hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan
keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia
memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri
manusia tersebut terhadap Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam
hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu, Jenis hubungan yang
dilakukan, Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

Teori Pertukaran Sosial ini tidak lepas dari pemikiran para teoritikus
Pertukaran Sosial (Social Exchange) yaitu John Thibaut dan Harold Kelley yang
akan memprediksi bahwa hubungan itu akan mengalami masalah karena
hubungan itu saat ini tampaknya membutuhkan lebih banyak pengorbanan
daripada memberikan penghargaan. Teori Pertukaran Sosial didasarkan pada ide
bahwa orang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan mereka
menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan yang
didapatkan dengan meneruskan hubungan itu. Pengorbanan (cost) adalah elemen
dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negative bagi seseorang. Penghargaan
(rewards) adalah elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai
positif.

Para Teoritikus Pertukaran Sosial berpendapat bahwa semua orang menilai


hubungan mereka dengan melihat pengorbanan dan penghargaan. Semua
hubungan membutuhkan waktu dan partisipasinya. Sudut Pandang Pertukaran
Sosial berpendapat bahwa orang menghitung nilai keseluruhan dari sebuah
hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya dari penghargaan yang diterima
(Monge & Contractor, 2003).

B. Rumusan Masalah.
Adapun Rumusan Masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah munculnya Teori Pertukaran Sosial
2. Bagaimana konsep Teori Pertukaran Sosial.
3. Apa saja asumsi-asumsi dasar Teori Pertukaran Sosial.

C. Tujuan Makalah
Adapun Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui sejarah munculnya Teori Pertukaran Sosial.
2. Untuk mengetahui berbagai konsep Teori Pertukaran Sosial.
3. Untuk mengetahui asumsi-asumsi dasar mengenai Teori Pertukaran Sosial.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Teori Perubahan Sosial

Pada umumnya, hubungan sosial terdiri daripada masyarakat, maka kita dan
masyarakat lain di lihat mempunyai perilaku yang saling memengaruhi dalam
hubungan tersebut,yang terdapat unsur ganjaran, pengorbanan dan keuntungan .
Ganjaran merupakan segala hal yang diperolehi melalui adanya pengorbanan,
manakala pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan
adalah ganjaran dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas
pertukaran paling sedikit antara dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi.
Misalnya, pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan,dan
persahabatan. Analogi dari hal tersebut, pada suatu ketika anda merasa bahwa
setiap teman anda yang di satu kelas selalu berusaha memperoleh sesuatu dari
anda.

Pada saat tersebut anda selalu memberikan apa yang teman anda butuhkan dari
anda, akan tetapi hal sebaliknya justru terjadi ketika anda membutuhkan sesuatu
dari teman anda. Setiap individu menjalin pertemanan tentunya mempunyai tujuan
untuk saling memperhatikan satu sama lain. Individu tersebut pasti diharapkan
untuk berbuat sesuatu bagi sesamanya, saling membantu jikalau dibutuhkan, dan
saling memberikan dukungan dikala sedih. Akan tetapi mempertahankan
hubungan persahabatan itu juga membutuhkan biaya (cost) tertentu, seperti hilang
waktu dan energi serta kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak jadi dilaksanakan.
Meskipun biaya-biaya ini tidak dilihat sebagai sesuatu hal yang mahal atau
membebani ketika dipandang dari sudut penghargaan (reward) yang didapatkan
dari persahabatan tersebut. namun, biaya tersebut harus dipertimbangkan apabila
kita menganalisis secara obyektif hubungan-hubungan transaksi yang ada dalam
persahabatan. Apabila biaya yang dikeluarkan terlihat tidak sesuai dengan
imbalannya, yang terjadi justru perasaan tidak enak di pihak yang merasa bahwa
imbalan yang diterima itu terlalu rendah dibandingkan dengan biaya atau
pengorbanan yang sudah diberikan. Analisis mengenai hubungan sosial yang
terjadi menurut cost and reward ini merupakan salah satu ciri khas teori
pertukaran. Teori pertukaran ini memusatkan perhatiannya pada tingkat analisis
mikro, khususnya pada tingkat kenyataan sosial antarpribadi (interpersonal).

Pada pembahasan ini akan ditekankan pada pemikiran teori pertukaran oleh
Homans dan Blau. Homans dalam analisisnya berpegang pada keharusan
menggunakan prinsip-prinsip psikologi individu untuk menjelaskan perilaku
sosial daripada hanya sekadar menggambarkannya. Akan tetapi Blau di lain pihak
berusaha beranjak dari tingkat pertukaran antarpribadi di tingkat mikro, ke tingkat
yang lebih makro yaitu struktur sosial. Ia berusaha untuk menunjukkan bagaimana
struktur sosial yang lebih besar itu muncul dari proses-proses pertukaran dasar.
Berbeda dengan analisis yang diungkapkan oleh teori interaksi simbolik, teori
pertukaran ini terutama melihat perilaku nyata, bukan proses-proses yang bersifat
subyektif semata. Hal ini juga dianut oleh Homans dan Blau yang tidak
memusatkan perhatiannya pada tingkat kesadaran subyektif atau hubungan-
hubungan timbal balik yang bersifat dinamis antara tingkat subyektif dan interaksi
nyata seperti yang diterjadi pada interaksionisme simbolik. Homans lebih jauh
berpendapat bahwa penjelasan ilmiah harus dipusatkan pada perilaku nyata yang
dapat diamati dan diukur secara empirik.

Proses pertukaran sosial ini juga telah diungkapkan oleh para ahli sosial
klasik. Seperti yang diungkapkan dalam teori ekonomi klasik abad ke-18 dan 19,
para ahli ekonomi seperti Adam Smith sudah menganalisis pasar ekonomi sebagai
hasil dari kumpulan yang menyeluruh dari sejumlah transaksi ekonomi individual
yang tidak dapat dilihat besarnya. Ia mengasumsikan bahwa transaksi-transaksi
pertukuran akan terjadi hanya apabila kedua pihak dapat memperoleh keuntungan
dari pertukaran tersebut, dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dapat
dengan baik sekali dijamin apabila individu-individu dibiarkan untuk mengejar
kepentingan pribadinya melalui pertukaran-pertukaran yang dinegosiasikan secara
pribadi.

B. Konsep Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan
bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan
keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia
memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri
manusia tersebut terhadap:

1. Keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa


yang dikeluarkan dari hubungan itu.
2. Jenis hubungan yang dilakukan.
3. Kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.

Teori Pertukaran Sosial dikembangkan oleh Thibault dan Kelley (1952) ini
menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu
transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain karena
mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Teori ini didasarkan pada
pertukaran reward (hadiah) dan biaya dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-
nilai hasil dari proses komunikasi yang terjadi secara perorangan dalam proses
komunikasi antar personal. Orang akan berusaha mengurangi biaya dan pada saat
yang sama akan memaksimalkan hadiah (keuntungan yang terjadi akibat
terjadinya proses komunikasi antarpersona) yang didasarkan atas usaha untuk
mengembangkan hasil yang mungkin diterima oleh masing-masing pihak. Ketika
hasil-hasil dari komunikasi ini dirasa membesar atau meningkat, kita berusaha
membuka dan mengembangkan pola hubungan komunikasi secara lebih sempit
dengan orang tersebut (Yusup, 2009). Teori ini bersifat positivistic (meskipun
dalam situasi tertentu ada sifat-sifat humanistif sebab ia memiliki kredibilitas
intuitif), masuk akal, dan relative aplikatif terhadap praktek komunikasi sehari-
hari.

Teori ini juga memiliki pendekatan yang sitematis dan sesuai dengan waktu
yang ada. Ia juga bisa mengambarkan pola kebenaran yang multiple. Dan yang
terakhir, teori ini juga mempunyai nilai heuristic sebab ia mudah sekali
diaplikasikan dalam suatu situasi tertentu. Teori ini juga mampu menurunkan
hipotesis-hipotesis baru dikarnakan ia juga memperluas rentang pengetahuan
potensial dan juga mengoperasikan pengetahuan yang sudah ada (Yusup, 2009).
Teori pertukaran sosial ini juga digunakan untuk menjelaskan berbagai penelitian
mengenai sikap dan perilaku dalam ekonomi (Theory of Economic Behavior).
Selain itu, teori ini juga digunakan dalam penelitian komunikasi, misalnya dalam
konteks komunikasi interpersonal, kelompok dan organisasi. Oleh karena itu, teori
pertukaran sosial ini, selain menjelaskan mengenai sikap dalam ekonomi, juga
menjelaskan mengenai hubungan dalam komunikasi.

Pada perkembangan selanjutnya, berbagai pendekatan dalam teori pertukaran


sosial semakin fokus pada bagaimana kekuatan hubungan antar pribadi mampu
membentuk suatu hubungan interaksi dan menghasilkan suatu usaha, untuk
mencapai keseimbangan dalam hubungan tersebut. Blau (1964) menjelaskan
bahwa dalam pertukaran sosial seorang individu secara sukarela memberikan
kemanfaatan (benefits) kepada orang lain. Hal itu menyebabkan timbulnya
kewajiban pihak lain untuk membalas dengan cara memberikan beberapa
kemanfaatan kepada pihak pemberi. Dengan demikian ketika untuk pertama kali
seseorang membangun pertukaran sosial persoalan yang cukup berarti adalah
membuktikan bahwa orang tersebut dapat dipercaya. Menurut Blau (1964)
kepercayaan tersebut dibangun melalui dua cara yaitu:

1. Menunaikan kewajiban secara teratur (misalnya membalas manfaat yang


diterima dari pihak lain), dan;
2. Pengembangan pertukaran secara bertahap sesuai dengan perjalanan
waktu.

Berbeda dengan analisis yang diungkapkan oleh teori interaksi simbolik, teori
pertukaran ini terutama melihat perilaku nyata, bukan proses-proses yang bersifat
subyektif semata. Hal ini juga dianut oleh Homans dan Blau yang tidak
memusatkan perhatiannya pada tingkat kesadaran subyektif atau hubungan-
hubungan timbal balik yang bersifat dinamis antara tingkat subyektif dan interaksi
nyata seperti yang diterjadi pada interaksionisme simbolik. Homans lebih jauh
berpendapat bahwa penjelasan ilmiah harus dipusatkan pada perilaku nyata yang
dapat diamati dan diukur secara empirik. Atlman dan Taylor pada tahun 1973
(Communication Capstone, 2001) mengemukakan teori pertukaran sosial
menegaskan bahwa ketika hubungan tertentu antar orang menjadi berkembang,
komunikasi bergeser dari asalnya dangkal (shollow) dan tidak intim, berubah
meningkat menjadi lebih personal. Namun, kadang ada juga sebaliknya atau
setidaknya tidak seperti itu. Misalnya, semakin lama semakin renggang akibat
tidak ada kesamaan karakter tertentu. (Yusup, 2009).

C. Asumsi-Asumsi Dasar Teori Pertukaran Sosial

Thibault dan Kelley menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut,


“asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”. Ganjaran,
biaya, laba dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori
ini (Rahmat, 2002: 121). Empat konsep tersebut antara lain:

1. Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang
dalam suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau
dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda
beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang
satu dengan waktu yang lain.
2. Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu
hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan dan
keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan
sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak
menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan
waktu dan orang yang terlibat didalamnya.
3. Hasil dan laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila dalam suatu
hubungan seorang individu merasa bahwa ia tidak memperoleh laba sama
sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.
4. Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai
sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada masa lalu atau
alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu
seorang individu mengalami hubungan yang memuaskan, tingkat
perbandingannya menurun.

Asumsi-asumsi dasar yang ada dalam teori ini adalah:

1. Individu yang terlibat dalan interkasi akan memaksimalkan reward.


2. Individu memiliki akses untuk informasi mengenai sosial, ekonomi, dan
aspek-aspek psikologi dari interkasi yang mengizinkan mereka untuk
mempertimbangkan berbagai alternatif.
3. Individu bersifat rasional dan memperhitungkan kemungkinan terbaik
untuk bersaing dalam situasi menguntungkan.
4. Individu berorientasi pada tujuan dalam system kompetisi bebas.
5. Pertukaran norma budaya.

 Struktur Pertukaran

Pertukaran terjadi dalam beberapa bentuk dalam matriks, anatara lain,


pertukaran langsung, pertukaran tergeneralisasi dan pertukaran produktif. Dalam
pertukaran langsung (Direct Exchange), timbal balik dibatasi pada kedua aktor
yang terlibat. Pertukaran tergeneralisasi (Generalized Exchange) melibatkan
timbal balik yang bersifat tidak langsung. Seseorang memberikan kepada orang
lain, dan penerima merespon tetapi tidak kepada orang pertama.akhirnya,
pertukaran dapat bersifat produktif, yaitu kedua aktor harus saling berkontribusi
agar keduanya memperoleh keuntungan. Dalam pertukaran langsung dan
tergeneralisasi, satu orang diuntungkan oleh nilai yang dimiliki oleh orang yang
lainnya. Satu orang menerima penghargaan, sementara yang satunya mengalami
pengorbanan. Dalam pertukaran produktif (Productive Exchange), kedua orang
mengalami pengorbanan dan mendapatkan penghargaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pertukaran sosial ini juga telah diungkapkan oleh para ahli sosial
klasik. Seperti yang diungkapkan dalam teori ekonomi klasik abad ke-18 dan 19,
para ahli ekonomi seperti Adam Smith sudah menganalisis pasar ekonomi sebagai
hasil dari kumpulan yang menyeluruh dari sejumlah transaksi ekonomi individual
yang tidak dapat dilihat besarnya. Ia mengasumsikan bahwa transaksi-transaksi
pertukuran akan terjadi hanya apabila kedua pihak dapat memperoleh keuntungan
dari pertukaran tersebut, dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dapat
dengan baik sekali dijamin apabila individu-individu dibiarkan untuk mengejar
kepentingan pribadinya melalui pertukaran-pertukaran yang dinegosiasikan secara
pribadi.

Teori Pertukaran Sosial dari Thibault dan Kelley ini menganggap bahwa
bentuk dasar dari hubungan sosial adalah sebagai suatu transaksi dagang, dimana
orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhannya.

Pertukaran terjadi dalam beberapa bentuk dalam matriks, anatara lain,


pertukaran langsung, pertukaran tergeneralisasi dan pertukaran produktif. Dalam
pertukaran langsung (Direct Exchange), timbal balik dibatasi pada kedua aktor
yang terlibat. Pertukaran tergeneralisasi (Generalized Exchange) melibatkan
timbale balik yang bersifat tidak langsung. Seseorang memberikan kepada orang
lain, dan penerima merespon tetapi tidak kepada orang pertama.akhirnya,
pertukaran dapat bersifat produktif, yaitu kedua aktor harus saling berkontribusi
agar keduanya memperoleh keuntungan.

B. Saran

Makalah ini masih sangat banyak kesalahan di dalamnya baik teknis maupun
non-teknis, maka dari itu kami mengharapkan ketersediaan pembaca untuk
mengkoreksi dan memberi masukan, sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi.
Selebihnya kami ucapkan semoga makalah ini dapat membuka sedikit wawasan
kita Teori Sosiologi Modern khususnya Teori Pertukaran Sosial.
DAFTAR PUSTAKA

 Yusup, Pawit M. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan.


Jakarta:Bumi Aksara, 2009.
 BIau P M. Exchange and power in sociai life. New York: Wiley, 1964.
 George C. Homans, The Human Group (New York: Harcourt, Brace and
Company, 1950)
 http://teddykw1.wordpress.com/2008/03/01/teori-pertukaran-sosial/
 http://abudi39.wordpress.com/2013/03/07/teori-pertukaran-sosial-social-
exchange-theory/
 http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_pertukaran_sosial

Anda mungkin juga menyukai