Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

“Manfaat dan Pengorbanan dalam Hubungan”

Anggota

Aski Refsi Ihwana 410337341710131

Farah Adviani M 41033734171005

Iqbal Kesuma 41033734171004

Nabilah 410337321710

Syefira Nurul Fadillah 41033732171038

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Psikologi komunikasi merupakan sebuah ilmu yang menumbuhkan menumbuh
kembangkan kepribadian manusia. Berbicara mengenai komunikasi tidak akan pernah terlepas dari
perilaku serta pengalaman kesadaran manusia. Sejarah panjang penelitian fenomena komunikasi
memperlihatkan keterkaitan yang erat antara psikologi dan komunikasi. Tidak sedikit ahli
psikologi aliran behaviorisme yang menelaah komunikasi lebih dalam.

Dalam kacamata psikologi, komunikasi dipandang sebagai perilaku. Baik itu bersifat
manusiawi, menarik, serta melibatkan banyak orang di berbagai situasi. Psikologi secara tajam
mengupas “diri” kita sebagai pelaku komunikasi dan komponen komunikasi lainnya. Penyatuan
keduanya melahirkan psikologi komunikasi yang berusaha untuk memahami, menjelaskan, dan
memprediksi bagaimana pikiran, perasaan, dan tindakan manusia dipengaruhi oleh manusia lain.

Komunikasi berperan dalam membentuk kepribadian kita. Hubungan dengan orang lain
akan mempengaruhi kualitas hidup kita. Bila pesan yang kita sampaikan tidak dipahami dengan
baik oleh orang lain, maka dapat dikatakan komunikasi yang kita lakukan mengalami kegagalan
atau tidak efektif. Stewart L. Tubs dan Sylvia Moss (1974) dalam Rakhmat (2001 : 13).

Oleh sebab itu dalam psikologi membahas tentang Manfaat dan pengorbanan dalam
hubungan dimana di dalamnya terdapat tentang bagaiamana agar komunikasi yang terjalin dalam
suatu hubungan itu bisa dikatakan sukses tanpa adanya hambatan. Dalam paper kali ini kami akan
membahas analisa yang terdapat dalam buku morisan, yaitu tentang manfaat dan pengorbanan
dalam hubungan.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Tujuan penulisan papper ini untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Psikologi
Komunikasi. Selain itu, paper ini juga ditujukkan untuk menganalisis kritisi tentang bab Manfat
dan Pengorbanan Dalam Hubungan.
1.3 FOKUS MASALAH
Fokus masalah Paper kami yaitu ingin mengajak Anda untuk mengetahui benarkah bahwa
dalam sebuah manfaat dan pengorbanan.

Berikut adalah gagasan-gagasan untuk memahami fokus paper kami:


a. Apa itu manfaat dan pengorbanan dalam hubungan?
b. Bagaimana nilai hubungan?
c. Seperti apakah asumsi teorinya?
d. Bagaimana evaluasi dalam hubungan?
e. Adakah pola pertukara dalam hubungan?
f. Bagaimana struktur pertukarannya?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MANFAAT DAN PENGORBANAN DALAM HUBUNGAN


Manusia dalam menjalin hubungan dengan orang lain, apakah dengan teman
(hubungan pertemanan), dengan pacar (hubungan asmara), dengan rekan kantor (hubungan kerja),
dengan kerabat (hubungan keluarga) atau dengan siapapun. Selalu memperhitungkan hubungan
itu selalu berdasarkan prinsip, pengorbanan dan manfaat. Dengan kata lain, tidak ada hubungan
yang semata-mata berdasarkan atas penorbanan dari salah satu pihak, atau sebaliknya. Tidak ada
hubungan yang berdasarkan atas manfaat.

Para penggagas teori pertukaran social, memiliki pandangan bahwa manusia menilai
hubungannya dengan orang lain berdasarkan perhitungan untung dan rugi. Hubungan perindividu
butuh pengorbanan waktu dan upaya oleh masing-masing pihak yang terlibat, namnu demikian
hubungan yang kita jalin dengan orang lain juga dapat memberikan manfaat dan keuntungan.

A. Nilai Hubungan
Menurut teori pertukaran social, orang memperhitungkan keseluruhan nilai
hubunganya dengan orang lain dengan cara mengurangi nilai pengorbanan yang diberikan
dari nilai manfaat yang diterimanya, sebagaimana rumusan berikut ini (Monge dan
Contractor, 2003) :

Nilai Hubungan = Manfaat – Pengorbanan

Hubungan akan menghasilkan nilai positif jika manfaat yang diterima lebih besar dari
pengorbanan. Sebaliknya, hubungan akan menghasilkan nilai negative jika pengorbanan
lebih besar dari manfaat.

B. Asumsi Teori
Teori pertukaran social dibangun diatas sejumlah asumsi mengenai sifat manusia
dan sifat hubungan antar individu. Karena terori ini mendasrkan gagasannya pada proses tukar
menukar yang bersifat ekonomi (economic exchange) maka sebagian besar asumsi yang menjadi
dasar teori berasal dari pandangan bahwa khidupan adalah pasar. Thibaut dan Kelley mendasarkan
teori mereka pada dua konsep; Pertama konsep yang memfokuskan perhatian pada sifat-sifat
individu; kedua, knsep yang menjelaskan hubungan antara dua individu.teori pertukaran social
memiliki sejumlah asumsi berdasarkan kedua konsep tersebut sebagai berikut:
 Manusia mencari manfaat dan menghindari pengorbanan
 Manusia adalah makluk rasional
 Standar yang digunakan manusia untuk melalukan evaluasi terhadap manfaat dan
pengorbanan selalu berubah sepanjang wu dan dari orang ketiga
 Hubungan bersifat tergantung satu sama lain
 Hubungan merupakan proses.
Asumsi ini, membantu para pendukung teori pertukaran social memahami mengapa,
misalnya dua orang sahabat dekat menikmati saat-saat kebersamaan mereka dua. Orang dapat
curhat kepada teman dekatnya, karena ia membutuhkan kebersamaan (Companionship) dengan
seorang yang mau memahaminya (understanding), dan kebutuhan ini (atau dorongan) dipenuhi
(atau berkurang) dengan menghabiskan waktu bersama.
Asumsi kedua, bahwa manusia adalah makhluk rasional sangat penting dalam teori
pertukaran social. Teori ini bersandar pada pandangan bahwa dalam batasan informasi yang
tersedia bagi mereka, orang akan memperhitungkan pengorbanan dan manfaat pada situasi tertentu
dan menyesuaikan perilaku mereka dengan sepatutnya.
James White dan David Klein 2002) menyatakan bahwa mengasumsi rasionalitas
tidaklah sama dengan mengatakan bahwa orang bertindak rasional. Dengan mengasumsikan
bahwa manusia adalah makhluk rasional.
Asumsi ketiga mengatakan bahwa standar atau patokan yang digunakan untuk
mengevaluasi pengorbanan dan manfaat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain tanpa
batas waktu.
Asumsi keempat menyatakan bahwa bersifat saling tergantung satu sama lain dalam
hal ini, Thibaut dan Kelley menekankan bahwa teori pertukaran social merupakan fungsi dari
Interdepensi yaitu saling ketergantungan saling individu.
Asumsi terakhir yang dibuat Thibaut dan Kelley menyatakan bahwa hubungan
adalah suatu proses. Keduanya mengakui pentingnya waktu dan perubahan dalam suatu hubungan.
Secara khusus, waktu akan mempengaruhi pertukaran karena pengalaman masa lalu akan
mengarahkan penilaian mengenai manfaat dan pengorbanan, dan penilaian yang dibuat akan
mempengaruhi pertukaran berikutnya.
C. Evaluasi Hubungan

Menurut Thibaut dan Kelley, evaluasi yang dilakukan individu untuk menilai
hubungannya dengan orang lain akan menggunakan dua tipe perbandingan yang disebut dengan
‘Tingkat Perbandingan’ atau Comparison Level (CL) dan tingkat perbandingan alternatif atau
comparison for alternatives (CLalt). Tingkat perbandingan atau CL adalah suatu standar yang
mewakili apa yang dirasakan seseorang mengenai apa yang harus diterimanya sebagai manfaat
atau pengorbanan dari hubungannya dnegan orang lain. Dari contoh sebelumnya, Meredith
memiliki perasaan subjektif mengenai apa yang harus diberikannya dan apa yang harus
diterimanya dari hubungannya dengan LaTasha.

Seorang individu memiliki CL yang brebeda karena sifatnya yang subjektif. Orang
mendasarkan CL yang dimilikinya sebagian besar berdasarkan pengalaman masa lalu. Thibaut dan
Kelley berargumentasi bahwa kepuasan seseorang teradap hubungannya dengan orang lain berasal
dari perbandingan antara manfaat dan pengorbanan dengan CL yang dimilkinya. Jika hubungan
anda saat ini dnegan individu lain memenuhi atau bahkan melebihi CL yang dimiliki, maka teori
pertukaran social memperkirakan anda akan merasa puas dengan hubungan yang ada. Nmaun,
terkadang kita melihat orang meningalkan hubungan yn=ang memuaskan dan mempertahakan
hubungan yang tidak memuaskan. Thibaut dan Kelley menjelaskan hal yang tampaknya tidak
konsisten ini dengan mengemukakan standar perbandingan kedua yang disebuat tingkat
perbandingan alternatif atau Comparison Level For Alternatives (CLalt).

CL alternative lebih menunjukkan pada ukuran stabilitashubungan dari pada


kepuasan hubungan. CL alternatif mrnunjukkan, misalnya, tingkat kemungkinan Meredith untuk
memustuskan Latasha.

Menurut teori pertukaran social, jika seseorang tidak melihat adanya alternatif lain
dnan ia juga merasa takut untuk hidup sendiri salam arti takut karena ia lain dan ia juga merasa
takut untuk hidup sendiri salam arti takut karena ia tidak memiliki teman dekat atau pasangan, dan
tasa takut untuk hidup sendiri itu ternyata lebih besar dari pada rasa takut untuk melanjutkan
hubungan. Hal ini memberikan penjelasan pada kita mengapa sering kali seorang wanita yang
menerima kekerasan fisik dari suaminnya namun tetap mempertahankan hubungannya.

D. Pola Pertukaran

Melalui teori pertukaran social, Thibaut dan Kelley juga menunjukkan ketertarikannya
pada prilaku individu ketika berinteraksi dengan individu lainnya. Thibuat dan Kelley menyatakan
bahwa seseorang ketika berintetraksi dengan orang lain maka memiliki orientasi pada tujuan.
Menurut mereka, manusia melakukan behavioran sequence atau urutan perilak, yaitu serangkaian
tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan.

Dalam suatu hubungan, orang yang lebih banyak memberi akakn memperoleh status dan
kekuasaan yang lebih tinggi dari pada orang yang lebih banyak menerima. Dalam hal ini, menurut
Thibaut dan Kelley, terdapat sua jenis kekuasaan untuk menentukan keadaan (fate control) dan
kekuasaan ntuk menentukan perilaku (behavior control). Kekuasaan untuk menentukan keadaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi hasil hubungan yaitu keputusan apakah yang akan
mekanjutkna hubungan ataukah mengakhirinya.

Kekuasaan untuk menentukan perilaku adalah kekuasaan untuk menimbulkan perubahan


perilaku pada orang lain. SEringkali kita melihat orang yang lebih mendengarkan ucapan atau
perilaku temannya dari pada saudaranya atau bahkan orang tuanya sendiri.

Menurut Thibaut dan Kelley, manusia mengembangkan pola-pola pertukaran untuk


mengatasi perbedaan kekuasaan dan juga untuk menangani pengorbanan yang muncul ketika
melaksanakan kekuasaan. Thibaut dan Kelley menjelaskan tiga matrix berbeda dalam pertukaran
social untuk menggambarkan pola-pola yang dikembangkang manusia, matrix hambatan, matrix
efektif, dan matrix disposisi.

Matrik hambatan atau given matrix menunjukkan pilihan perilaku dan hasil hubungan yang
ditentukan oleh kombinasi factor-faktor eksternal (lingkungan) dan factor-factor internal
(keterampilan yang dimiliki individu). Krtika ornag terlibat dalam pertukaran, maka lingkungan
dimana mereka berada memberikan pilihan yang ebih sulit dari pada yang lainya.
Hubungan antar idividu mungkin terhalang dengan adanya matrik hambatan sepeti yang
dijelaskan sebelumnya, namun bukan berarti orang tidak dapat berbuat apa-apa. Orang memiliki
kemampuan untuk mengubah matrik hambatan menjadi matrik efektif (effective matrix) matrik
efektif menggambarkan perluasan berbagai perilaku alternative dan atau hasil hubungan yang pada
akhirnya menentukan pilihan perilaku dalam pertukaran social. Dengan kata lain, matrik efektif
adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk melakukan transformasi atau peruahan terhadap
matrik hambatan melalui penguasaan keterampilan baru.

Matrik terakhir adalah matrik disposisi (dispositional matrix) yang menggambarkan cara
dua orang memercayainya bahwa manfaat harus saling dipertukarkan diantara mereka. Dengan
kata lain, matrik disposisi adalah kepercayaan yang dimilki seseorang terhadap suatu hubungan.

Thibaut dan Kelley menyatakan jika kita mengetahui tipe kecenderungan jenis atau
disposisi yang dimiliki seseorang (matrik disposisi) dan kita juga mengetahui situasi alami dimana
mereka berada (matrik hambatan) maka kita akan dapat mengetahui bagiamana memperkirakan
perubahan atau transformasi yang akan dilakukan (matri efektif) hingga pada akhirnya
memengaruhi pertukaran social.

E. Struktur Pertukaran

Proses pertukaran memiliki beberapa bentuk dalam berbagai matrik tersebut yang
mencangkup pertukaran secara langsung, pertukaran umum dan pertukaran produktif. Dalam suatu
pertukaran secra langusng (direct exchange), interaksi dibatasi oleh dua factor. Yaitu factor
pertukaran langsung, dimana seorang social actor memberikan nilai kepada social aktor lainnya
yang kemudian membalasnya.

Suatu pertukaran umum (generalized exchange) melibatkan balasan atau tanggapan secara
tidak langsung. Seseorang memberikan manfaat kepada orang lalin dan orang lain itu
membalasnya dengan memberikan manfaat kepada orang lain lagi, bukan kepada orang yang
pertama.

Pertukaran umum melibatkan jaringan masyarakat dan social yang bersifat lebih luas dari
pada sekedar hubungan antara kedua individu sebagaimana, misalnya, antara LaTasha dan
Meridith.
Pada akhirnya, pertukaran bersifat produktif yang artinya kedua belah pihak yang terlibat
dalam satu hubungan harus memberikan konstribusi kepada pihakk lain untuk memperoleh
manfaat dari hubungan itu. Dalam pertukaran langsung atau umum, seseorang menerima manfaat
dari pihak lainnya memberikan manfaat atau memberikan pengorbanan. Dalam suatu pertukaran
produktif (produktif exchange), kedua belah pihak sama-sama menerima manfaat dan sama-sama
memberikan pengorbanan. Dengan kata lain, manfaat dan pengorbanan dilakukan secara serentak.
BAB III
PENTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari analisa diatas, dapat kami simpulkan bahwa dalam sebuah hubungan maka perlu
diadaknnya manfaat dan pengorbanan. Karena seperti yang kita ketahui, hubungan antar individu
membutuhkan adanya pengorbanan waktu dan upaya oleh masing-masing pihak yang terlibat.
Baik itu dalam hubungan pertemanan, keluarga, pacar, ataupun orang-orang yang kita sayangi
pada umumnya.
Daftar Pustaka

1.

Anda mungkin juga menyukai