Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Wood Plastic Composite merupakan bahan komposit hasil pencampuran limbah kayu
berupa serbuk kayu dengan limbah plastik yang berupa biji-biji plastik yang dibentuk melalui
proses ekstrusi. Hasil dari pencampuran kedua bahan ini menghasilkan bahan baru yang
mewariskan keunggulan dan kelemahan dari masing-masing bahan tersebut. Keunggulan utama
dari bahan ini adalah ramah lingkungan dan lebih tahan terhadap kondisi lingkungan daripada
kayu yang berasal dari pohon. Kelemahannya adalah harganya relatif tidak murah dan bersifat
getas.
Pemanfaatan WPC untuk saat ini masih berupa sebatas pemakaian untuk penggunaan
arsiterktural saja, misalnya digunakan untuk pagar, dinding, lantai dan langit-langit.
Perkembangan teknologi yang pesat tentang bahan komposit menginisiasi dimulainya
penelitian yang lebih lanjut mengenai karateristik dari WPC sendiri baik dari sifat fisiknya
maupun sifat mekaniknya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Mengenal wood plastic composite
2. Mengetahui sifat dan aplikasi wood plastic composite
3. Mengetahui cara pembuatan wood plastic composite
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan wood plastic composite

1|TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017


BAB 2

WOOD PLASTIC COMPOSITE (WPC)

2.1 PENGERTIAN WOOD PLASTIC COMPOSITE (WPC)

Wood Plastic Composite (WPC) yang merupakan komposit polimer yang terbuat dari
termoplastik sebagai matrik dan serbuk kayu sebagai pengisi (filler). Kayu telah lama digunakan
oleh industri plastik sebagai filler yang murah, dimana dapat meningkatkan kekuatan dan
kekakuan termoplastik. Pada akhir tahun 1980, para peneliti dan industri mulai mencari filler
yang berkualitas dan coupling agent untuk meningkatkan interaksi antara komponen kayu dan
termoplastik. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wolcott dan Englund (1999) akhirnya
mendapatkanWPC sebagai bahan alternatif sebagai pengganti penggunaan kayu solid
Sifat kekuatan dan kekakuan WPC secara umum dipengaruhi oleh komposisi
penggunaan filler dan metode pengadonan (pencampuran). Dengan adanya filler kayu dalam
matrik plastik pada WPC dapat memberikan keuntungan seperti, biaya material yang lebih
murah dibandingkan dengan hanya material plastik saja, juga dalam sifat-sifat kompresi untuk
sebagian besar WPC lebih baik dibandingkan dengan hanya kayu saja. Plastik yang ada dalam
WPC mengurangi absorpsi air dan serangan hama sehingga biaya maintenance WPC lebih
rendah dibandingkan kayu. WPC juga bersifat mudah didaur ulang karena materi yang ada di
dalamnya dapat dicairkan dan dibentuk kembali. WPC memberikan fleksibilitas yang besar
dalam bentuk dan warna yang dihasilkan.
Penggunaan produk WPC semakin berkembang disebabkan pemakaian chromated copper
arsenate (CCA) sebagai pengawet kayu yang menggunakan copper (Cu) untuk mencegah
pertumbuhan jamur sudah dilarang sejak tahun 2003 karena dapat merusak ekosistem.

WPC merupakan gabungan antara serat selulosa alam seperti serat atau serbuk kayu,
sekam padi, batang tebu dan polimer atau plastik (vinyl) baik yang masih orsinil ataupun daur

2|TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017


ulang. Dengan komposisi serat plastik 50% dan serbuk kayu 50%, WPC memberikan kekuatan
dan keindahan menyerupai kayu dengan daya tahan dan kelebihan serta keunggulan polimer
atau plastik.

WPC terbuat dari kayu-plastik dan dicampur dengan bahan-bahan seperti:

- Anti UV : membuat produk tahan terhadap panas matahari dan api.

- Anti jamur : membuat produk tahan jamur atau lumut jika terjadi lembab pada saat
terkena air dan hujan.

- Anti rayap : membuat produk tahan terhadap serangan serangga, sehingga tidak keropos.

2.2 BAHAN BAKU WPC

Bahan baku utama dalam pembuatan WPC adalah termoplastik dan kayu. Termoplastik akan
membentuk matriks yang akan membungkus biomassa (filler) untuk menghasilkan karakteristik
yang keras, tangguh, dan kokoh. Pembuatan WPC menjadi sulit karena;
a) lignin merupakan fraksi yang paling sensitif terhadap suhu, mudah terbakar dalam proses
pencampuran, melepas CO2 dan gas lainnya, membuat densitas menjadi lebih rendah dan
produk WPC yang dihasilkan akan menjadi mudah teroksidasi jika terkena paparan cahaya;
b) kayu dapat teraglomerasi karena perbedaan sifat dengan termoplastik;
c) meminimalkan kontak biomassa dengan panas pada proses pencampuran;
d) komponen ekstraktif (penine, tannin, terpene dan senyawa karbonil) dalam biomassa dapat
menghasilkan gas yang mudah menguap sehingga menurunkan densitas;
e) hemiselulosa dapat terurai pada titik leleh termoplastik dan perubahan tekanan membentuk
asam asetat.

3|TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017


Termoplastik (PP) mulai meleleh pada suhu 161 oC, sedangkan kayu mulai menyala pada
suhu 210 oC. Jika proses pengadukan dilakukan pada suhu dibawah 161 oC, sedikit kemungkinan
kayu akan menyala namun termoplastik (PP) tidak meleleh. Sebaliknya jika suhu pencampuran
dilakukan diatas 210 oC, termoplastik (PP) akan meleleh cukup baik namun sebagian besar kayu
akan terdegradasi oleh suhu. Oleh karena itu, proses pembuatan WPC dilakukan pada suhu
dibawah 200 oC untuk meminimalkan biomassa yang terdegradasi (Clemons, 2004).

 Termoplastik
Plastik merupakan campuran bahan yang dapat dibentuk dan dicetak dengan kekuatan beraneka
ragam. Bahan utama plastik adalah resin atau polimer sintetis dari proses polimerisasi senyawa
hidrokarbon. Plastik termasuk senyawa organik dan sering disebut polimer sintetis. Jika polimer
alam berasal dari tumbuh-tumbuhan, maka polimer sintetis dihasilkan dari proses petrokimia.
Plastik mengandung beberapa bahan tambahan untuk meningkatkan kualitas sesuai dengan
kebutuhan. Proses pencampuran dikenal sebagai compounding dilakukan agar bahan-bahan dapat
tercampur merata (Syafitrie, 2001).
Termoplastik dibagi kedalam dua kelompok, yaitu plastik komoditi dan plastik engineering.
Plastik komoditi mencakup berbagai jenis plastik yang dikenal seperti poliolefin yang mencakup
golongan polietilena (PE), polipropilena (PP), polivinil klorida (PVC), polistirena (PS) dan
polietilen tereftalat (PET) (Moavenzadeh,dkk.,1995). Untuk mengetahui penggunaan plastik secara
tepat, maka perlu diketahui bahan baku yang digunakan :

a. Polietilena (PE)
Polietilena adalah polimer semikristalin yang memiliki titik leleh pada rentang 106-130 oC.
Polietilena berbentuk kritstal dan amorf pada suhu kamar. Polietilena umumnya dibedakan dari
densitasnya terdiri atas tiga golongan, yaitu low density polyethylene (LDPE), medium density
polyethylene (MDPE) dan high density polyethylene (HDPE). Polietilena bersifat lunak sehingga
dalam proses pembuatan komposit PE mudah untuk dipotong. Komposit polietilena atau
polipropilena menghasilkan absorbsi mendekati nol setelah perendaman selama 24 jam dan tahan
terhadap bahan kimia termasuk asam kuat seperti sulfur, hidroklorik dan nitrat (Klyosov, 2007).

4|TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017


Polietilena tahan terhadap air namun tidak baik sebagai penghalang oksigen dan karbondioksida
serta dapat bereaksi dengan beberapa hidrokarbon organik pada suhu diatas 60 oC. Tidak
terpengaruh oleh asam dan basa kuat kecuali asam nitrat pada suhu tinggi. LDPE paling banyak
digunakan sebagai kantung, harganya murah dan dapat dikelim (silling), MDPE bersifat lebih
kaku daripada LDPE dan tahan terhadap suhu yang lebih tinggi daripada LDPE. HDPE bersifat
lebih kaku dari MDPE serta lebih tahan terhadap suhu tinggi hingga 120 oC, HDPE dapat
digunakan sebagai kemasan produk yang harus mengalami sterilisasi

b. Polipropilena (PP)
Polipropilena lebih bersifat kaku, memiliki kekuatan tarik dan kejernihan yang lebih baik
daripada polietilena, permeabilitas uap air rendah. Polipropilena sukar direkatkan dengan panas,
lebih kaku dan lebih rapuh dibandingkan dengan polietilena. Struktur polipropilena dapat berupa
ataktik, isotaktik dan sindiotaktik. Struktur polipropilena yang bercabang menyebabkan
termoplastik ini lebih mudah teroksidasi jika terpapar cahaya dibandingkan polietilena. Titik
leleh polipropilena berada pada rentang suhu 161 - 165 oC, densitas 0,9 - 0,91 gr/cm3 dan MFI 2-
5 gr/10 min. Polipropilena banyak digunakan sebagai karung plastic.

c. Polistirena (PS)
Polistirena dibuat dari minyak bumi dengan jalan polimerisasi stirena. Polistirena banyak
digunakan sebagai pembungkus karena jernih dan mengkilap. Titik leleh polistirena ± 560 C,
sehingga tidak dapat digunakan untuk produk yang perlu pemanasan tinggi, disamping itu
polistirena sukar direkatkan dengan panas. Polistirena banyak digunakan untuk pengemasan
buah-buahan, sayur-sayuran, daging, susu, yoghurt dan lain-lain. Secara umum polistirena
digunakan dalam bentuk film. Film polistirena bersifat transparan, jernih, lentur dan berkilau .

d. Polivinil klorida (PVC)


Bersifat keras dan kaku, mudah terpengaruh oleh panas dan sinar ultra violet. Polivinil klorida
mempunyai sifat yang baik sebagai penghalang terhadap lemak, alkohol, dan pelarut lemak yang
lain. PVC juga tahan terhadap asam dan basa kuat kecuai sulfat dan nitrat.

5|TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017


 Kayu
Jenis kayu yang biasa digunakan dalam pembuatan WPC adalah jenis Pine, Spruce, Fir dan Oak.
Beberapa serat-serat alami pertanian seperti kenaf, rami, sisal, bambu dan batang sawit telah
mulai dicoba dalam beberapa penelitian dan menunjukkan kesesuaian sebagai bahan pengisi
material WPC. Kelebihan menggunakan serat alami adalah bersifat dapat diperbaharui, tersedia
melimpah, murah, ringan, bersifat biodegradasi, tidak abrasif terhadap peralatan, tidak
menyebabkan iritasi pada kulit dan penyerapan panas yang baik (Marutzky, 2004).

2.4 Perbandingan antara WPC dan Kayu Biasa


Property WPC Kayu Tropis umum

Penyerapan air 0-1.5% Up to 30%

Penarikan sekrup Bisa Bisa

Daya tahan terhadap jamur Sangat Baik Sedang

Daya tahan terhadap rayap Sangat Baik Tidak

Daya tahan terhadap bengkok Sangat Baik Sedang

Daya tahan terhadap bahan kimia Sangat Baik Sedang

PROSES PEMBUATAN

Pembuatan kayu komposit dilakukan dalam 2 tahap. Awalnya, bahan-bahan yang digunakan
dicampur melalui proses komponding atau dihancurkan seperti bubur. Setelah itu hasil kompon
diproses dan dibentuk menjadi satu produk. Tujuan dilakukannya komponding adalah untuk
mendispersikan filler dan bahan tambahan ke dalam polimer leleh. Beberapa pilihan tahap
pencampuran adalah secara berkelanjutan atau batch. Jadi hasil kompon dapat dibentuk langsung
sebagai produk akhir maupun hanya dalam bentuk pelet yang nantinya akan dijadikan produk
saat diperlukan

6|TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017


2.5 KEKURANGAN DAN KELEBIHAN WPC

Kelebihan WPC

1. Dari segi estetika

 Memiliki beragam motif / design untuk mendukung keindahan rumah.


 Mampu untuk di finishing, seperti Melamin / Ducco.

2. Dari segi kekuatan

 Daya tahan yang tinggi terhadap benturan dan abrasi


 Kestabilan dimensi yang baik - tidak akan mengembang bila berada di area lembab.
 Kemungkinan retak yang sangat kecil
 WPC mempergunakan kayu yang dicampur dengan plastik sehingga diperoleh material
yang lebih kaku dan lebih tahan tekan dibanding plastik.

3. Dari segi ketahanan

 Daya tahan yang baik terhadap air dan bahan kimia rumah tangga.
 Daya tahan yang baik terhadap rayap, jamur dan hama.

4. Dari segi biaya


 Pada umumnya lebih murah dibanding pintu kayu
 Daya tahan yang baik (awet/durability) sehingga menghemat untuk janka panjang.
 Komponen plastik dapat mencegah absorpsi air atau serangan mikroba sehingga
menurunkan biaya perawatan.

5. Ramah Lingkungan

 100% dapat di daur ulang.


 Menggunakan serat/serbuk kayu hingga 50%
 Penggunaan kayu dan bahan terbarukan akan menurunkan jejak karbon dari plastik
karena dibutuhkan sedikit bahan dan energi fosil untuk memperoleh produk akhir

Kekurangan WPC

 Hanya memiliki sedikit pilihan warna

7|TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017


Seperti yang terdapat pada poin di atas, WPC adalah bahan yang ramah lingkungan, karena
WPC tidak akan merosot, melengkung atau memudar seperti kayu. Inilah yang dapat
mengurangi siklus perbaikan dan penggantian yang boros. WPC juga dibuat dengan
memanfaatkan limbah kayu sebagai bahan dasar pembuatannya. Bahan kayu yang digunakan
bermacam-macam, mulai dari bambu, kayu jati, mahoni, atau bahkan serat ijuk.

Kegunaan Wood Plastic Composite

Wood Plastic Composite telah banyak digunakan saat ini. Berikut merupakan beberapa contoh
penggunaan Wood Plastic Composite dalam kehidupan sehari-hari.

a. Bahan bangunan dan konstruksi

WPC digunakan sebagai bahan bangunan dan kontruksi karena sebagai alternatif
pengganti kayu. WPC memberikan kekuatan dan keindahan menyerupai kayu dengan daya
tahan dan kelebihan serta keunggulan polimer atau plastik. Bangunan dan kontruksi yang
berbahan dasar WPC bukan hanya bangunan di darat saja, melainkan bangunan-bangunan yang
ada di laut juga menggunakan WPC.

b. Manufaktur WPC komponen struktural

WPC juga digunakan sebagai komponen struktural seperti tumpukan laut, dermaga rel,
hambatan sekat-perlindungan, bagian kereta api dan bekisting untuk pekerjaan konstruksi.

8|TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017


c. Bahan furniture dan interior

Selain digunakan sebagai bahan bangunan dan konstruksi, WPC juga sering digunakan
sebagai bahan furniture dan interior.

d. Dapat digunakan sebagai lantai, dinding, pagar, plafon di indoor maupun outdoor

9|TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MERCU BUANA 2017


e. Industri

f. Infrastruktur

10 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
2.6 CARA PEMASANGAN WPC

Cara Pemasangan lantai outdoor:

1. Pemasangan antara rangka atau joist diberi jarak 30-35cm


2. Bila pemasangan ingin dimatikan ke lantai, rangka (joist) langsung dibor atau disekrup
ke lantai
3. Bila rangka atau joist sudah terpasang, kemudian pasang decking di atas rangka
atau joist. Apabila rangka atau joist terpasang vertikal, maka decking harus terpasang
horizontal, begitu juga sebaliknya.
4. Jarak antara decking dengan decking (Nat) harus diberi jarak 5-7 mm untuk menghindari
kelembaban pada saat terkena air atau hujan.
5. Pemasangan plastic clip untuk decking diberi jarak 30 cm

Cara Pemasangan dinding indoor:

1. Pasang terlebih dahulu besi hollow atau kayu kaso pada permukaan dinding dan beri
jarak sekitar 40 cm
2. Pasang dinding panel ke besi hollow atau kayu kaso secara berlawanan. Jika
pemasangan besi hollow atau kayu kaso vertical, maka pemasangan dinding panel
horizontal. Begitu pula sebaliknya.
3. Pemasangan dinding panel ke besi hollow atau kayu kaso menggunakan paku atau baut,
dengan cara mengaitkan paku pada dinding panel pertama (agar paku atau baut tidak
terlihat)
4. Jika pemasangan dinding panel memakai lem kayu, maka lapisi dinding panel dengan
lem kayu dan rekatkan pada besi hollow atau kayu kaso

Catatan: Pemasangan dinding panel sama dengan pemasangan kayu biasa yang dapat
dipotong dengan gergaji dan dapat dipaku.

KESELAMATAN KERJA

1. Pakai pakaian dan atribut agar aman dalam melakukan pekerjaan.

2. Gunakan helm proyek (safety helm), Dan sepatu safety.

11 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
3. Hindari Bergurau dalam bekerja.

4. Hindari pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya.

2.7 BANGUNAN BERBAHAN BAKU WOOD PLASTIC COMPOSITE

Poin sebelumnya telah menguraikan tentang kegunaan WPC, salah satunya adalah
sebagai bahan bangunan dan konstruksi. Secara umum bangunan-bangunan tersebut dibagi
menjadi dua, yaitu bangunan darat dan bangunan pantai atau laut.
Beberapa contoh bangunan di darat yang berbahan baku WPC adalah Rumah, Kantor, hotel,
restoran, cafe, dan lain sebagainya. Sedangkan bangunan di laut yang menggunakan WPC adalah
deck dermaga, interior kapal laut, lantai kapal, jembatan, dan lain sebagainya.

2.8 TEKNOLOGI DAN PROSES PEMBUATAN WOOD PLASTIC COMPOSITE

Bahan inti untuk membuat produk WPC adalah plastik dan kayu. Bahan pertama adalah
plastik. Bahan utama plastic ada dua yaitu bijih pvc murni, produk sampingan dari pemurnian
minyak dan gas alam, dan polietilen yang didapat dari daur ulang plastik pada hampir semua
produk yaitu plastik pembungkus, tas belanja plastik, soda botol, bahkan film plastic yang ada
pada permukaan styrofoam dan digunakan untuk menanamkan iklan. Plastik daur ulang ini
dibersihkan dan diolah menjadi butiran bijih plastik. Selain itu, plastik didapat dari bahan plastik
yang ditolak perusahaan.
Kayu adalah komponen utama selain plastic dari WPC. Kayu tersebut sebelumnya diproses agar
berbentuk tepung atau bijih-bijih kayu kecil. Secara teknis, semua jenis kayu dapat digunakan
untuk membuat WPC, tetapi lebih baik digunakan kayu dari pohon yang berbatang keras dari
pada kayu dari pohon berbatang lunak. Biasanya perusahaan menyuplai serbuk kayu dari sisa
pemotongan kayu di pabrik pembuatan lantai kayu atau pembuat furniture kayu. Sangat jarang
ditemukan perusahaan mengambil langsung kayu dari hutan. Hal ini disebabkan karena
perusahaan menggunakan jenis kayu yang sesuai dengan karakteristik yang diinginkan dan kayu
dipanen pada waktu yang berbeda. Hal ini menyebabkan perusahaan harus melakukan uji
material yang tidak efisien yaitu setiap proses pembuatan dimulai.

12 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
Kemudian ditambahkan pula zat aditif .zat-zat aditif tersebut mencakup stabilizer (yang
membantu bahan tercampur merata), waxes and lubricants (menolong produk bergerak dengan
lancar melalui extruder) , stiffening agents ( menjaga hasil akhir tetap kaku sebelum benar-benar
keras) , impact modifiers (mengurangi kerapuhan), blowing agents (mengurangi panas yang
disebabkan oleh extruder) dan pewarna. Pembuatan WPC dapat tidak menggunakan zat aditif ,
tapi proses pembuatan akan sulit dan hasil akhir produk memiliki kualitas yang buruk.
Proses pembuatan WPC adalah sebagai berikut :

1. Persiapan dan Pencampuran Bahan

Tepung / bijih kayu yang digunakan dalam pembuatan WPC harus mengandung air dengan
jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan kayu di alam. Maka dari itu, sebelum
dimasukkan ke dalam mesin pencampur kayu akan dipanaskan dan dikeringkan sampai tidak
memiliki kandugan air. Pada saat yang sama, bijih plastik dipanaskan hingga mencair (yang
disebut resin).
Bahan-bahan tersebut dicampur bersama dengan zat aditif sampai plastik dianggap ditutupi
(encapsulated) seluruhnya oleh tepung kayu. Jika anda membuat produk pvc , tidak ada kayu
tepung digunakan , hanya plastik dan aditif dicampurkan. Bahan untuk lapisan WPC berbeda-
beda sesuai dengan perusahaan. Namun, secara umum bahan pelapis tersebut adalah plastik dan
zat aditif seperti pewarna.

2. Ekstrusi Campuran

Campuran yang telah dipanaskan didorong melalui saluran yang biasanya rangkaian yang
berisi empat sampai delapan pelat logam pemotong. Alat ini berfungsi untuk membentuk produk
menjadi bentuk yang diinginkan. Campuran pelapis diberikan pada saat saluran terakhir, dimana
WPC telah terbentuk. WPC lebih besar ketika mereka meninggalkan yang saluran. Ekspansi ini
dikenal sebagai freefoaming. Saat ini, beberapa produsen memindahkan produk yang baru
diekstrusi segera ke kamar vakum. Hal ini menyebabkan proses ekspansi freefoam masih tetap

13 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
terjadi, menghindari terbentuknya kerak di permukaan dan melembutkan material. Proses ini
digunakan untuk menghasilkan produk yang harus memenuhi standar yang tinggi.

3. Mendinginkan WPC

Produk yang sudah memiliki bentuk yang benar tetapi masih sangat panas sehingga produk
belum kaku. Kekakuan akan terjadi bila produk sudah dingin. Kebanyakan pabrik melakukan
pendinginan dengan penyemprotan air pada produk saat melewati jalur produksi, tapi itu hal
yang sulit karena satu kesalahan yang terjadi saat penyemprotan dapat menyebabkan bagian
tertentu menembang. Sebagian produsen mendingin produk dengan udara (secara alami),
pengiriman produk melalui beberapa jalur memutar yang berdekatan sehingga produk dapat
mendingin di perjalanan. Belakangan ini diterapkan pendinginan radial untuk setiap sisi produk
sehingga pendinginan merata. Namun, kegagalan tidak dapat dihindari. Produk yang gagal akan
disiapkan untuk kemudian dicampur ke dalam campuran yang akan dilelehkan.

4. Penyelesaian, Pemotongan, dan Penyimpanan

Sekarang, produk telah mendingin sampai titik di mana permukaan produk bisa
mendapatkan cetakan akhir pada permukaannya. Proses mencetak ini menggunakan roda besar
yang pada roda tersebut terdapat cetakan berbentuk serat kayu atau bentuk lain sesuai dengan
karakteristik produk. Pada proses ini produsen menambahkan zat aditif lain, salah satunya adalah
zat aditif yang digunakan untuk menjaga WPC agar tidak memudar jika terkena sinar matahari
langsung. Setelah itu, dilakukan pengecekan ulang kepada produk untuk memastikan apakah
produk sesuai dengan yang diinginkan, pemotongan produk sesuai dengan panjang yang
diinginkan, serta penumpukan produk untuk dikemas dan disimpan. Namun, sering terjadi
masalah yaitu produk tidak dibiarkan cukup lama untuk mendingin sehingga dibawa dan
diedarkan dalam keadaan masih hangat. Sehingga dapat merubah sifat-sifat mekanik dari WPC
itu sendiri.

14 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
2.9 SIFAT DAN KARAKTERISTIK WOOD PLASTIC COMPOSITE

Seperti yang telah dijelaskan pada poin-poin sebelumnya, WPC memiliki sifat perpaduan
dari kayu dan polimer. Adapun karakteristik dari WPC adalah sebagai berikut :

1. Lebih kaku dan lebih tahan tekan dibanding plastik


2. Komponen plastik dapat mencegah absorpsi air atau serangan mikroba sehingga
menurunkan biaya perawatan
3. Mempunyai fleksibilitas produk dalam bentuk dan warna
4. Untuk berbagai kondisi cuaca dan fluktuasi suhu (-50oC sampai 80oC)
5. Daya tahan WPC sekitar 40 tahun sedangkan kayu hanya sekitar 10-15 tahun
6. Tahan air dan tahan UV
7. Fleksibel dalam proses pembuatannya
8. Kerapatannya rendah
9. Lebih bersifat biodegradable (dibanding plastik)
10. Memiliki sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan bahan baku asalnya
11. Dapat diaplikasikan untuk berbagai keperluan
12. Daya tahan yang tinggi terhadap benturan dan abrasi

2.10 SIFAT MEKANIK WOOD PLASTIC COMPOSITE

Naiknya permintaan akan bahan komposit, termasuk wood-plastic (WPC), membuat


perkembangan pada teknologi komposit. Dari perkembangan tersebut salah satu hal yang harus
terpenuhi adalah kekuatan mekanik yang cukup dan ramah lingkungan.WPC memiliki komposisi
dari polimer dan partikel lignocellulose (yaitu serbuk kayu atau kayu dari pohon). Dibandingkan
dengan kayu WPC memiliki karakteristik yang lebih tinggi mengenai ketahanan terhadap
perubahan lingkungan. Hal ini membuat WPC lebih baik dari pada kayu pada umumnya. Pada
uji kekuatan, ukuran dari partikel kayu pada WPC mempengaruhi sifat mekaniknya. Hal ini
dipelajari oleh Stark 1999, Stark dan Rowlands 2003, migneault et al.2008, bouafif et al.2009,

15 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
pan et al.2009, gozdecki et al.2011. Mereka telah menunjukkan bahwa menggunakan partikel
kayu yang lebih besar akan memperkuat sifat mekanik dari WPC.

Faktor yang paling penting dalam menetukan kekuatan mekanik dari WPC adalah jenis
polimer yang digunakan untuk membuat WPC. Polimer yang sering digunakan di dunia untuk
membuat WPC adalah PP, PVC dan PE. Setiap polimer memberikan sifat yang berbeda pada
WPC. Selain kekuatan mekanik, pemilihan bahan juga biasanya dipengaruhi oleh faktor ekonomi
berupa harga bahan baku.

a. Material dan Metode

Partikel yang digunakan dalam percobaan uji sifat mekanik inia dalah partikel dengan
ukuran 0.25-4 mm. partikel yang ukurannya kurang dari 0.25 mm dan lebih dari 4 mm disaring
dan tidak digunakan. Sebagai bahan pelekat ada 4 macam bahan polimer yang digunakan
yaitu(1) - the polyethylene PE-LD (density 920 kg/m3), (2) – the polyethylene PE-HD
Poliolefins (density 956 kg/m3), (3) - the polypropylene hompopolymer, (density 900 kg/m3),
dan (4) - the PVC based. (bulk density 595 kg/m3). Partikel kayu dicampur dengan rasio 40-60%
(kayu/polimer) dengan setiap polimer masing-masing. Pengujian dilakukan pada ruangan dengan
temperature ruangan (21oC) dan pada keadaan kelembapan konstan (50%).

b. Hasil

Dari hasil percobaan diperoleh bahwa kekuatan mekanik dari WPC bergantung pada polimer
yang digunakan untuk membuat WPC tersebut. Saat menganalisis kuat tekan dan kuat tarik
didapat bahwa WPC dengan bahan PVC memiliki kekuatan yang paling tinggi. Pada pengujian
modulus elastisitas juga WPC dengan bahan polimer PVC memiliki modulus elastisitas tertinggi.

Kekuatan PVC sebagai bahan WPC juga merupakan yang paling unggul dengan rata rata
kekuatan 1.5 sampai 3.8 kali kekuatan WPC dengan bahan lain. Namun, pada lain hal seperti
pada pengujian gaya impact WPC dengan bahan dasar polimer PE-HD yang unggul
mengalahkan WPC dengan bahan dasar PVC.

16 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
2.11 PERMASALAHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN WOOD PLASTIC COMPOSITE

Jika dilihat dari sudut pandang pembuatan, pemakaian WPC sebagai pengganti kayu
dalam memenuhi kebutuhan bahan konstruksi memang sangat tepat. 90% proses pembuatan
WPC merupakan daur ulang dari serbuk kayu yang dicampur dengan polimer. Walaupun bahan
baku pembuatnya merupakan serbuk kayu, hal ini dapat menjadi masalah besar terhadap
lingkungan ketika permintaan pasar terhadap WPC meningkat. Dengan adanya peningkatan
tersebut dapat tidak menutup kemungkinan penggunaan kayu juga akan cenderung meningkat
sehingga dapat menambah kasus illegal logging
Data dari Konsorsium untuk Penelitian pada Bahan Industri Terbarukan, sebuah
kemitraan publik-swasta yang berbasis di University of Washington di Seattle, menunjukkan
bahwa emisi dari pembuatan kayu plastik 45-330% lebih tinggi daripada produksi redwood,
tergantung pada apakah plastik didaur ulang dan sejauh mana itu dilengkapi dengan bahan kayu .
Emisi yang ditimbulkan juga dapat berasal dari mesin pengolah WPC dan proses yang
digunakan.
Komposit yang berkualitas tinggi hanya dapat dicapai bila serbuk kayu terdistribusi
dengan baik di dalam matriks. Dalam kenyataannya, afinitas antara serbuk kayu dengan plastik
sangat rendah karena kayu bersifat hidrofilik sedangkan plastik bersifat hidrofobik. Akibatnya
komposit yang terbentuk memiliki sifat-sifat pengaliran dan moldability yang rendah dan pada
gilirannya dapat menurunkan kekuatan bahan.

17 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
2.12 JENIS-JENIS WOOD PLASTIC COMPOSITE

1. Outdoor Floor

Empat tipe WPC diatas diaplikasikan untuk lantai outdoor, namun pengaplikasian WPC
ini juga bisa digunakan untuk lantai indoor sesuai kebutuhan konsumen. WPC Tipe outdoor
memiliki 2 varian warna, wood dan coffee. Tipe ini sangat cocok digunakan untuk pinggiran
kolam, karena tahan terhadap air, tidak rusak jika terkena panas, mudah dalam perawatan
sehingga dapat menghemat biaya dalam jangka waktu yang lama.

2. Outdoor Wall & Fencing

18 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
Tipe WPC ini dominan digunakan untuk pagar, karena lebih tahan terhadap panas dan
tidak cepat rusak walaupun terkena air. 2 Tipe ini memiliki 2 warna, wood dan coffee. Bentuk
dan desain WPC ini membuat pagar terlihat lebih modern. Sama seperti produk WPC untuk
lantai, untuk perawatan tidak terlalu sulit.
3. Wall & Ceiling

Tipe ini digunakan untuk dinding dan plafon, sangat cocok diaplikasikan untuk Villa,
Hotel, ataupun tempat tinggal pribadi. Plafon ini memiliki 4 variasi bentuk dan desain sehingga
memudahkan konsumen dalam memilih tipe yang sesuai untuk digunakan. Salah satu
keunggulan Plafon ini adalah kedap suara.
4. Accesories

Accecories untuk WPC ini terdiri dari JOIST (DUC J300X & DUC JI300S), plastik clip
(DUC SC304), Staring clip & screw (DUC SC300L), dll. seperti gambar di atas. Ini digunakan
untuk bantalan, dan sambungan WPC dalam pengaplikasiannya.

19 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7
BAB 3
PENUTUP
 KESIMPULAN
1. Wood Plastic Composite (WPC) merupakan salah satu produk alternatif pengganti kayu
solid. Keunggulan utama dari bahan ini adalah ramah lingkungan dan lebih tahan
terhadap kondisi lingkungan daripada kayu yang berasal dari pohon
2. Wood Plastic Composite (WPC) yang merupakan komposit polimer yang terbuat dari
termoplastik sebagai matrik dan serbuk kayu sebagai pengisi (filler).
3. Jenis kayu yang biasa digunakan dalam pembuatan WPC adalah jenis Pine, Spruce, Fir
dan Oak

20 | T E K N I K S I P I L U N I V E R S I T A S M E R C U B U A N A 2 0 1 7

Anda mungkin juga menyukai