TAHUN 2019
i
Daftar Isi
Daftar Pustaka ................................................................................................................................... iii
1.3. Permasalahan.................................................................................................................... 4
Bab V Kesimpulan............................................................................................................................ 22
ii
Daftar Pustaka
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2011). Pengertian Lapisan Ozon, Bahan
Perusak Ozon & Dampaknya Bagi Kesehatan. Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia
Berge, Bjorn. (2009). The Ecology of Building Materials (second edition), London:
Architectural
Press.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010 Tentang Kriteria Dan
Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan
Envisioning a Perfect Building Material, (2013). (http://insight.gbig.org/envisioning-a-
perfectbuilding-material/).
Ervianto, Wulfram I. (2013). Kajian Kerangka Legislatif Penerapan Green Construction Pada
Proyek Konstruksi Gedung di Indonesia. Institut Teknologi Bandung
Frick, H. & Suskiyatno, FX. B. (2007). Dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius
& Bandung: ITB.
Siagian, Indira Shita. (2005). Bahan Bangunan yang Ramah Lingkungan (Salah Satu Aspek
Penting Dalam Konsep Sustainable Development). Universitas Sumatera Utara.
(https://www.academia.edu/8142030/Bahan_Bangunan_yang_Ramah_Lingkungan_Salah_Sa
tu_Aspek_Penting_Dalam_Konsep_Sustainable_Development).
Kim, Jong-Jin. (1998). Sustainable Architecture Module: Qualities, Use, and Examples of
Sustainable Building Materials. National Pollution Prevention Center for Higher Education
Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen) Pekerjaan Umum Tentang Pedoman Teknis
Bangunan Hijau.
Green Building Council Indonesia. (2014). GREENSHIP untuk Bangunan Baru Versi 1.2.
Ringkasan Kriteria dan Tolak Ukur
iii
Bab I
Pendahuluan
lingkungan karena menggunakan berbagai jenis sumber daya alam. Eksploitasi sumber
daya alam secara besar-besaran dan terus menerus dalam rangka implementasi
perkembangan pembangunan di seluruh belahan dunia sejak beberapa dekade ini mulai
Kaitannya dengan masalah kualitas lingkungan ini adalah adanya isu efek Gas
Rumah Kaca yang menyebabkan timbulnya pemanasan global dan perubahan iklim di
perusakan sumber daya alam dan lingkungan baik langsung ataupun tidak langsung.
Salah satu solusi untuk antisipasi dan mengatasi tidak terjadinya efek Gas
Rumah Kaca hingga pemanasan global adalah secara umum dengan melaksanakan
1
Sebenarnya konsep pembangunan Bangunan Hijau (Green Building) sudah
cukup lama dibahas dalam berbagai fórum dunia ataupun fórum nacional di Indonesia
konstruksi, seperti antara lain bagaimana upaya agar tercapainya pemanfaatan lahan
secara tepat, penghematan energi, konservasi air dan sumber daya alam, kenyamanan
karena hampir merupakan aspek nyata dari sebuah bangunan – hal-hal yang dapat
dilihat dan disentuh. Tapi saat mempertimbangkan cara di mana suatu bangunan
biasanya kurang diperhatikan daripada energi operasional, penggunaan air, dan lokasi
tapak.
Pilihan bahan dan produk bertambah secara signifikan, dan pilihan itu dapat
memengaruhi dampak berkelanjutan dari pembangunan gedung pada energi, air, dan
sumber daya lainnya. Membuat bangunan yang hemat energi dan hemat sumber daya
merancang dan merakitnya untuk kinerja opsional dan mengoperasikan gedung secara
2
efektif setelah ditempati. Kontribusi yang dibuat oleh pilihan material yang cerdas
dalam hal ini tidak boleh diabaikan, dan dapat dianggap secara terpisah dari dampak
informasi ringkas mengenai definisi secara umum tentang bangunan hijau itu sendiri
dan berbagai permasalahan yang harus diperhatikan dan berkaitan dengan konsep
pemikiran, kaidah dan norma-norma perencanaan yang diperlukan dalam tahap awal
semua permasalahan yang ada dan upaya solusi yang diperlukan bagi terwujudnya
suatu pembangunan yang bermanfaat secara langsung bagi manusia, bangunan serta
alam lingkunganya dapat dipahami secara menyeluruh oleh semua pihak yang terlibat
3
1.3. Permasalahan
memahami dan menjaga ketahanan sumber daya alam dan lingkungan secara fisik dan
terutama dalam menyikapi upaya menurunkan efek gas rumah kaca dan pemanasan
global, penghematan energi dan konservasi sumber daya alam dan berbagai isu
lingkungan lainnya.
Di antara keenam kriteria green building, salah satunya adalah material yang
ramah lingkungan dan mudah didapat. Untuk mengetahui apakah sebuah material
termasuk green material, terdapat beberapa instrumen yang dapat digunakan untuk
menilai.
Penelitian ini akan mambahas bangunan hijau yang dibatasi dan berfokus
4
Bab II
Kajian Pustaka
Building diartikan sebagai bangunan dengan kategori penggunaan apa saja yang
menganut prinsip penanganan sungguh-sungguh atas berbagai sumber daya alam. Ini
yang ramah lingkungan yang bukan merupakan resiko bahaya kesehatan, solusi
penggunaan energi terbarukan, yang berkualitas tinggi dan berumur panjang sebagai
tiga kriteria penting untuk menciptakan bangunan ramah energi dengan kenyamanan
sumber daya energi baru untuk pembangkit panas, pendingin dan kelistrikan untuk
gedung-gedung.
5
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Bangunan hijau menggunakan lebih
sedikit energi dan air daripada bangunan konvensional, memiliki dampak lahan lebih
sedikit dan umumnya tingkat kualitas udara dalam ruangan yang lebih tinggi. Juga
mencatat beberapa ukuran dampak siklus hidup bahan bangunan, perabot dan
peralatan. Manfaat ini dihasilkan dari praktik pengembangan lahan yang lebih baik ;
desain dan konstruksi yang secara signifikan mengurangi atau menghilangkan dampak
penggunaan air dan energi, lingkungan kegiatan pembelian dan pengelolaan limbah
yang lebih baik, kualitas lingkungan ruangan dalam yang ditingkatkan dan pendekatan
Indonesia dalam anjuran yang disahkan dalam suatu peraturan menteri, yaitu Permen
No. 2 tahun 2015 tentang Bangunan Hijau dan selanjutnya diikuti oleh berbagai
berbagai aspek perencanaan dan pembangunan Bangunan Hijau yang tujuannya adalah
6
Konsep Bangunan Hijau sering kali disalahartikan sebagai bangunan yang
memiliki lahan hijau yang luas dan biasanya membutuhkan biaya perawatan yang
lebih. Padahal Bangunan Hijau (Green Building) tidak hanya sebatas itu, namun secara
b. Melindungi lingkungan
e. Menjaga kesehatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, material adalah bahan yang akan
dipakai untuk membuat barang lain; bahan mentah untuk bangunan (seperti pasir,
kayu, kapur). Sedangkan bahan bangunan adalah barang yang merupakan bakal untuk
7
menyangkut dari sisi produk material itu sendiri. Material ramah lingkungan adalah
material yang pada saat digunakan dan dibuang, tidak memiliki potensi merusak
pengertian lebih besar selain hanya dari sisi produk materialnya saja yang ramah
produksi, proses distribusi, dan proses pemasangan. Serta dapat mendukung peng-
hematan energi (energi listrik dan air), meningkatkan kesehatan dan kenyamanan, dan
lingkungan yaitu material yang bersumber dari alam dan tidak mengandung zat-zat
yang mengganggu kesehatan, misalnya batu alam, kayu, bambu, tanah liat.
bangunan yang ramah lingkungan sehingga dapat bersaing di pasar industri. Pemilihan
dalam produk material menjadi aspek yang sangat penting dalam mewujudkan konsep
Green Building. Menurut Siagian (2005) terdapat beberapa faktor dan strategi yang
8
c. Keaslian material.
e. Produksi material.
h. Efisiensi ventilasi.
building operation, dan waste management. Pengelompokan ini juga dapat digunakan
sebagai tolak ukur kualitas material dalam penggunaan pada bangunan sebagai green
packaging dan shipping) aspek green material yang dapat dilihat antara lain adalah
natural material.
operation, dan maintenance) aspek green material yang dapat dilihat adalah energy
9
longer life. Sedangkan pada tahap Post Building yaitu disposal/waste management
(recycling dan reuse) aspek green material yang dapat dilihat adalah biodegradable,
yang memuat kriteria dari sebuah bangunan agar dapat disebut banguan
Pekerjaan Umum.
diversifikasi energi
gedung
10
e. Terdapat fasilitas, sarana dan prasarana pengelolaan air limbah
berkelanjutan
bencana
11
a. Manajemen efisiensi energi
mengurangi sisa bahan tak terpakai (zero waste, zero defect, dan
sistem pracetak)
12
Melakukan penjadwalan pengadaan material secara akurat
13
2.5.2. Kriteria Berdasarkan Green Building Council Indonesia
yaitu:
Conservation/EEC)
Comfort/IHC)
Management)
kredit yang masing-masing memiliki muatan nilai tertentu dan akan diolah
14
menempati sebanyak 14 poin atau 14% dari nilai maksimum. Kategori ini
dibagi lagi menjadi satu kriteria prasarat dan enam kriteria penilaian, yaitu:
Reuse)
15
MRC.3. Penggunaan Refrigeran tanpa ODP (Non ODS Usage)
atau prafabrikasi.
16
MRC.6. Material Regional (Regional Material)
material pada bangunan hijau, dapat dilihat bahwa kriteria material sebagai
17
Bab III
Metodologi Penelitian
membandingkan kriteria green material yang berasal dari peran kebijakan pemerintah
serta peran Green Building Council Indonesia (GBCI) yang didasarkan pada siklus
pemerintah yang tertuang dalam peraturan serta kriteria GBCI yang tertuang dalam
dalam siklus pengadaan material bangunan (building material life cycle), sehingga
sekunder yang merupakan merupakan data yang sudah tercatat dalam buku atau
pun suatu laporan namun dapat juga merupakan hasil dari hasil labolatorium.
18
3.2.2. Cara Pengumpulan Data
atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan
19
Bab IV
Analisa dan Pembahasan
Dalam paparan ini telah disebutkan bahwa terdapat dua peran yang mewujudkan
kriteria green building, yaitu dari peran kebijakan pemerintah dan peran Green Building
Council Indonesia.
20
mengurangi pekerja konstruksi, dan
penyimpanan gudang
Mendorong penggunaan
kembali alat bantu
konstruksi seperti
bekisting, perancah, dan
alat bantu lainnya.
Peran lembaga Penggunaan Refrigeran
penilaian Gedung dan Fundamental
Green Material Bekas (Fundamental
Building (Building and Refrigerant)
Council Material Reuse) Penggunaan
Indonesia Material Ramah Refrigeran tanpa
Lingkungan ODP (Non ODS
(Environmentally Usage)
Friendly Material)
Kayu Bersertifikat
(Certified Wood)
Material
Prafabrikasi
(Prefab Material)
Material Regional
(Regional
Material)
Sumber: Analisa penulis
Pada tabel 1, dapat dilihat bahwa penerapan aspek material dari masing-masing
kriteria dapat mewakili dari ketiga tahapan Building Material Life Cycle. Hal ini
21
Bab V
Kesimpulan
Dari paparan di atas, dapat dilihat bahwa dalam mewujudkan bangunan ramah
yang akan digunakan dalam sebuah pembangunan menjadi salah satu aspek penting
dalam mewujudkan pembangunan ramah lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari peran
material yang terwujud dalam tiga tahap pembangunan yaitu Pre-building, Building
Operation, hingga Post Building. Hal terpenting dalam menentukan sebuah bangunan
kriteria dari bangunan ramah lingkungan atau green building itu sendiri.
green material sudah terwujudkan. Hal ini juga diperkuat dengan telah diwujudkannya
sistem penilaian bangunan oleh GBCI yang bergun untuk mengevaluasi kinerja dari
22