Sesuai dengan Pergub DKI Jakarta no.38 tahun 2012 tentang bangunan hijau,
berikut ini merupakan beberapa bangunan hijau yang ada di Jakarta yang sudah
masuk kategori Sertifikat Greenship Bangunan Baru (New Building-NB) dan
Sertifikat Greenship Bangunan Terbangun (Existing Building-EB) dari Green Building
Council Indonesia (GBCI).
1. BANGUNAN BARU (NEW BUILDING)
a. GEDUNG KEMENTERIAN PU, JAKARTA
Gedung ini merupakan satu diantara sedikit kantor pemerintahan dan
masuk kategori platinum dengan nomor sertifikat : 002/PP/NB/III-2013.
Sertifikat platinum yang disandang berlaku sejak 2013 hingga Agustus 2016.
Tujuan utama dari konstruksi bangunan berkinerja tinggi di Kementerian
Pekerjaan Umum adalah untuk gedung ramah lingkungan kebanggaan
nasional dan sebagai bangunan contoh di Republik Indonesia. Bangunan PU
merupakan proyek pilot bangunan GREENSHIP NB 1.0 yang didirikan seiring
persiapan Alat Rating GREENSHIP.
Bangunan ini memiliki 18 lantai dan sebuah plaza parkir. Tim desain
gedung ini memiliki ambisi awal untuk mencapai level Platinum dari rating
Greenship dengan Indeks Efisiensi Energi sebesar 200 kWh/m 2 dan
menghemat 30% dari baseline. Untuk mencapai prinsip-prinsip yang
ditetapkan digunakan OTTV rendah, desain pasif, pencahayaan alami dengan
pemasangan rak cahaya, dan penggunaan sistem AC dengan pendingin
berefisiensi tinggi. Pada sistem HVAC, digunakan 3 chiller berpendingin air 3 (2
berjalan dan 1 standby) dan 2 menara pendingin dengan beban pendinginan
sebesar 0,540 kW/TR.
Beberapa hal telah dilakukan guna mewujudkan predikat Greed Building,
dimulai dari tahap perancangan bangunan oleh tim perencana hingga dalam
proses pelaksanaan konstruksi oleh PT. PP (Persero) Tbk. Penerapan aspek
Green building pada bangunan antara lain:
Gambar 02.
Orientasi
bangunan sebelum dan sesudah
Sumber: Buku Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan Gedung Indonesia
Oleh karena itu, peningkatan panas dari sinar matahari dapat dikurangi
secara signifikan. Bentuk dari bangunan yang sudah ada juga
menyebabkan banyak ruang kerja akan mendapatkan sinar matahari dan
pemandangan dua sisi dinding yang menghadap utara dan selatan.
Bangunan PU memiliki bentuk massa bangunan yang tipis, baik secara
horizontal maupun vertikal. Sisi yang tipis di atas bangunan didesain
untuk dapat menjadi peneduh sisi bangunan sehingga yang berada di
bawah dapat menjadi lebih sejuk. Dalam desain, bangunan ini memiliki
area terbuka lebih banyak di sisi timur. Hal ini dikarenakan cahaya di siang
hari (matahari berada di sisi barat) lebih panas dan terik.
ii.
penggunaan air hingga 81% pada musim hujan dan pada musim kemarau
hingga 63%.
2. BANGUNAN TERBANGUN (EXISTING BUILDING)
a. MENARA BCA, GRAND INDONESIA JAKARTA
Menara BCA (Grand Indonesia) yang mulai beroperasi sejak tahun 2009,
merupakan bagian kantor prestisius dari Mega Projects Grand Indonesia yang
menggabungkan Perkantoran, Mall Perbelanjaan, Apartemen, dan Hotel
berbintang lima. Bangunan ini memiliki 54 lantai dan luas sebesar sekitar
250.000 m2 dan penghunian sekitar 85%, memiliki Indeks Konsumsi Energi
(IKE) awal sebesar 250 kWh/ m2 tahun (2010). Angka ini merupakan IKE ratarata bangunan perkantoran di Jakarta. Fasad bangunan menggunakan kaca
low-e double glazing dan berbagai fitur listrik dan mekanis yang mendukung
Sistem Manajemen (BMS - Building Management System), lift/eskalator
menggunakan sistem kontrol canggih sesuai dengan poin yang tinggi di GBCI
untuk perolehan di kategori EEC (Energy Efficiency and Conservation).
Manajemen bangunan memiliki kepercayaan untuk secara langsung
mengikuti sistem asesmen rating GREENSHIP EB 1.0 dengan target
Platinum. Pada bulan Oktober 2010 akhirnya Management Menara BCA
bersama GBCI bersepakat untuk menghijaukan bangunan mereka.
GFA
(Luas Lantai
Bruto)
Tata Guna Lahan
Memenuhi persyaratan 1&2 untuk kebijakan tata guna lahan dan kebijakan pengurangan
kendaraan bermotor; aksesibilitas komunitas; pengurangan kendaraan bermotor; parkir sepeda
dan kamar mandi (shower); hanya memenuhi satu dari tiga poin lansekap; hanya memenuhi
satu dari dua poin
hanya memenuhi satu dari dua poin manajemen lahan; dan memenuhi persyaratan
Efisiensi Energi dan
manajemen kawasan
Memenuhi kedua syarat kebijakan dan rencana manajemen energi serta kinerja energi
Konservasi
bangunan minimal; seluruh poin efisiensi kinerja energi bangunan dapat dipenuhi secara
dioptimalkan; hanya memenuhi satu dari dua syarat testing, recommissioning, atau
retrocomissioning; memenuhi seluruh kinerja energi sistem; seluruh pengawasan & kontrol
energi; serta operasi dan pemeliharaan. Tapi tidak memenuhi persyaratan menggunakan energi
Konservasi Air
baru
terbarukan
di lahankebijakan
bangunanmanajemen air; kontrol pengawasan air; memenuhi enam
Memenuhi
persyaratan
dari delapan poin efisiensi air bersih; kualitas air; memenuhi satu dari lima poin air daur
ulang; mendapat poin seluruh pengurangan air bawah tanah. Tidak memenuhi syarat air daur
ulang yang dapat diminum
Memenuhi seluruh tiga persyaratan refrigeran dasar, kebijakan pembelian material, dan
kebijakan manajemen limbah; seluruh poin penggunaan non-ODS; seluruh poin praktik
pembelian material; tiga dari empat poin praktik manajemen limbah; dan seluruh
manajemen limbah berbahaya. Tidak memenuhi syarat manajemen limbah berbahaya
Memenuhi persyaratan kampanya larangan merokok; seluruh poin untuk kontrol asap
Kesehatan dan
Kenyamanan Dalam
Ruangan
tembakau dan dampaknya pada lingkungan; seluruh pengawasan CO 2 dan CO; hanya dua
dari enam poin polusi fisik dan kimia; hanya satu dari tiga polusi biologis; seluruh poin untuk
kenyamanan visual; level akustik; dan survei pengguna bangunan
Manajemen
Memenuhi persyaratan kebijakan operasi dan pemeliharaan; tiga dari lima poin inovasi;
Lingkungan
hanya satu dari dua poin tujuan desain & persyaratan proyek; seluruh poin untuk tim operasi
Bangunan
dan pemeliharaan hijau; seluruh poin untuk penghunian/ penyewaan hijau; seluruh poin
untuk pelatihan operasi dan pemeliharaan
i.
Aksesibilitas
Terdapat 5 tipe fasilitas umum dengan pencapaian pada jalan utama
dengan radius sebesar 1.500 m dari lokasi gedung. Menyediakan fasilitas
pejalan kaki yang aman, nyaman dan bebas dari akses kendaraan
bermotor; persimpangan untuk menghubungkan setidaknya 3 fasilitas
umum di atas dan/atau stasiun kendaraan umum.
ii.
iv.
selama 6 bulan
terakhir dibandingkan dengan standar perkantoran (kWh/m 2 /tahun)
Sumber: Buku Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan Gedung Indonesia
Pedoman Efisiensi Energi untuk Desain Bangunan Gedung di Indonesia 3 - Studi Kasus dan Informasi Tambahan
21
Sumber: Buku Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan Gedung Indonesia
v.
melalui donasi atau pasar barang bekas dalam 6 bulan terakhir untuk
sertifikasi awal.
Sumber:
http://reselected.blogspot.com/2011/09/konsep-green-building-pada-proyek.html
https://www.scribd.com/doc/150284063/Data-Penting-unlBuku-Pedoman-EnergiEfisiensi-untuk-Desain-Bangunan-Gedung-di-Indonesia-Unlocked