Anggota Kelompok :
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah yang berjudul “AKUSTIK DALAM RUANG KELAS” ini
tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas pembangunan sipil di berbagai wilayah agar
tercipta kenyamanan dalam suatu bangunan agar menunjang kenyamanan dalam hidup
bertempat tinggal.
1.3 RUANG LINGKUP MATERI
Berorientasi pada tema makalah yang kami buat maka dalam makalah ini
terdapat beberapa submateri yang kami jadikan bahan referensi yang menunjang
kelengkapan materi yaitu diantaranya, pengertian umum akustik, , fenomena akustik,
akustik ruang kelas, masalah yang sering timbul, material..
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKUSTIK
Akustik adalah ilmu yang mempelajari tentang suara, bagaimana suara yang
diproduksi/dihasilkan, perambatnya, dan dampaknya, serta mempelajari tentang ruang /
medium yang merespon suara dan karakteristik dari suara itu sendiri.
Berhubungan dengan ruang kelas, kondisi akustik tentunya sangat berpengaruh dalam
menunjang kenyamanan siswa/mahasiswa dalam menerima materi.
a. Absorpsi
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara mengenai suatu material, maka material
itu akan menyerap sebagian atau seluruh energi gelombang suara yang membenturnya.
b. Refleksi
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara mengenai suatu material, maka material
itu akan memantulkan sebagian atau seluruh energi gelombang suara yang membenturnya.
c. Refraksi
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara berubah arah rambatnya saat gelombang
suara tersebut merambat melalui dua lapisan material yang berbeda.
d. Difraksi
Suatu fenomena akustik ketika arah rambat gelombang suara yang sebelumnya merambat
pada satu arah menjadi banyak arah. Saat fenomena ini terjadi, energi yang dibawa oleh
gelombang suara menjadi terpecah-pecah dan mengalir sesuai dengan arah variasi difraksi.
e. Difusi
4
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara dilepaskan dalam suatu ruang yang tingkat
tekanan suaranya tidak sama di setiap titik. Gelombang suara yang memiliki tingkat tekanan
suara tertentu akan mengalir menuju semua titik yang tingkat tekanan suaranya lebih
rendah.
f. Transmisi
Suatu fenomena akustik ketika gelombang suara mengenai suatu permukaan material dan
material tersebut meneruskan rambatan suara sebagian atau seluruh energi gelombang
suara yang membenturnya.
Panel langit-langit pemantul bunyi dalam ruang kuliah yang sama. Panel ini menyediakan
tambahan pemantulan bunyi dengan waktu tunda singkat untuk pendengar-pendengar.
Tujuan sebenarnya ruang kuliah ditetapkan dengan pasti sebelumnya karena ruangan
yang digunakan untuk peragaan atau untuk pendidikan pandang-dengar (audio visual).
Dinding belakang yang berhadapan dengan guru walaupun tidak diberi lapisan akustik tidak
menyebabkan cacat akustik yang bisa didengar (seperti gema atau pemantulan dengan
waktu tunda yang lama), karena
- ruang kelas kecil dan papan buletin,
- meja dinding dan rak buku yang ditanam
Sumber suara penyebab kebisingan berasal dari deru mesin kendaraan bermotor, suara
knalpot, suara klakson dan suara rem yang disebabkan gesekan ban dengan aspal jalan.
5
Kebisingan yang berasal dari dalam misalnya, suara dari lahan parkir, kegaduhan di kelas
sebelah, suara dari aktivitas olahraga di halaman sekolah, suara dari koridor, suara dari
mesin-mesin ME (Mechanical Electrical), bahkan kebisingan yang berasal dari dalam
ruangan sendiri seperti pembicaraan beberapa siswa yang berdiskusi saat guru
menerangkan materi. Sumber-sumber suara ini akan merambat melalui udara ataupun
struktur (Doelle, 1972). Perambatan melalui udara merupakan perambatan suara dari
sumber ke penerima yang sering terjadi pada fenomena keseharian. Sedangkan perambatan
secara struktur akan terjadi apabila gelombang suara melalui benda padat (struktur
bangunan) sebelum sampai ke penerima. Dengan mengetahui sumber bunyi dari masing-
masing jenis kebisingan, maka akan dapat disiasati dengan desain yang mampu meredam
baik perambatan melalui udara atau struktur. Kebisingan dalam kondisi akustik ruang ini
akan mempengaruhi kondisi background noise yang menjadi salah satu parameter akustik
ruang. Batasan yang dianjurkan oleh pemerintah menurut Peraturan Menkes no.
718/MenKes/Per/XI/87 adalah sebesar 45 dB dan masih diperbolehkan sebesar 55 dB. Akan
tetapi NC yang direkomendasikan oleh Lawrence untuk ruang kelas sebesar 30-35 dBA atau
NC 25-30 (Lawrence, 1970:99). Hal ini berarti batas toleransi bising orang Indonesia lebih
tinggi daripada orang yang berada di lingkungan budaya barat. Batas ini hanya untuk batas
toleransi yang mampu diterima rata-rata pengguna di saat melakukan aktivitas di dalam
ruang kelas seperti mendengarkan penjelasan materi dari guru, diskusi interaktif, menulis,
membaca atau mengamati obyek. Semakin rendah nilai NC semakin senyap suasana
ruangannya sehingga semakin memudahkan untuk berkonsentrasi penuh. Meskipun tidak
semua orang mempunyai tingkat pendengaran sebatas standar yang ditentukan, akan tetapi
nilai NC-30 merupakan nilai yang dapat ditoleransi kebanyakan orang. dasar sebagai obyek
penerima suara. Elemen yang dapat diolah di dalam ruang kelas adalah material dinding,
plafon, lantai dan furniturnya. Untuk penggunaan material penutup ruang dapat
mempengaruhi nilai dari waktu dengung dalam ruangan (reverberation time). Semakin
banyak penggunaan material yang dapat memantulkan suara, semakin tinggi nilai
reverberation timenya (RT). Akibatnya ruangan akan semakin terdengar gaduh akibat dari
pemantulan dan penumpukan suara secara berulang-ulang (suara yang tidak diinginkan).
Untuk distribusi Tingkat Tekanan Bunyi (TTB), ruang kelas dituntut mempunyai pola yang
merata. Karena diharapkan dengan distribusi TTB yang merata, informasi yang dijelaskan
oleh sumber suara (guru) akan sampai ke telinga setiap siswa dengan baik. Sifat fisis bunyi
yang diinginkan terjadi pada ruang kelas cenderung mempunyai pola arah yang menyebar
secara merata. Sumber suara tunggal yang dominan dari seorang guru akan menyebar ke
seluruh ruangan dan sampai ke telinga setiap siswa. Hal ini juga berlaku terhadap jenis suara
yang tidak diinginkan berupa background noise yang tinggi. Penggunaan material
berpenyerap suara yang kedap akan mengurangi tingkat tekanan bunyi (TTB) dan
reverberation time (RT) untuk membantu penguatan sumber suara. Di sisi lain pola
penyebaran bunyi oleh kebisingan jalan raya juga dipengaruhi bentuk lay out bangunan
penerimanya. Bunyi yang mengenai elemen bangunan penerima akan diperlakukan sesuai
dengan sifatnya yaitu dengan dipantulkan, ditransmisikan atau diserap intensitasnya. Bidang
yang mempunyai posisi sejajar dengan sumber bunyi dengan material berkoefisien serap
rendah akan dengan mudah memantul kembali ke arah sumber bunyi. Berbeda dengan
kondisi bangunan yang mempunyai bidang-bidang tertutup akan lebih banyak memantul-
mantulkan di sekitar area dalamnya. Pola penyebaran bunyi pada lay out bangunan juga
dipengaruhi material yang digunakan sebagai bidang penerimanya. Material dengan
koefisien tinggi akan mampu menyerap bunyi sebelum masuk ke dalam ruang kelas.
6
Material dengan koefisien serap rendah akan mampu memantulkan bunyi ke arah
datangnya bunyi. Sedangkan banyaknya bukaan dapat mentransmisikan bunyi ke dalam
ruang kelas dengan mudah. Sehingga lay out dan material bangunan menjadi faktor
penentu sebelum kebisingan jalan raya masuk ke dalam ruang
D. Material
Material yang digunakan dalam ruangan kelas biasanya bertujuan untuk mencegah
kebisingan dari luar maupun dalam ruangan(dengung) yang pastinya akan mengganggu
proses belajar mengajar. Bahan yang digunakan dibagi sebagai berikut
Bahan Penyerap Suara (Absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari material
yang menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang datang padanya.
Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud sebagai material yang
berdiri sendiri atau digabungkan menjadi sistem absorber (fabric covered
absorber, panel absorber, grid absorber, resonator absorber, perforated panel
absorber, acoustic tiles, dsb).
Gambar Glaswool
Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material
yang bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang kepadanya.
7
Papan gypsum
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kondisi akustik ruang kelas sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti
bunyi kendaraan , keramaian koridor dan lain-lain. Sehingga dalam pembangunan sebuah
ruang kelas perlu dilakukan perencanaan yang mendetail sehingga tidak terjadi kesalahan-
kesalahan yang menyebabkan ruang kelas menjadi tidak nyaman untuk digunakan. Adapun
masalah akustik yang sering timbul dalam ruang kelas adalah kebisingan dan gema. Untuk
mengatasi ini terdapat pula material-material bangunan yang dapat mengurangi kondisi
akustik yang tidak diinginkan yaitu berupa absorber, reflector dan diffuser.