Anda di halaman 1dari 20

1

BAB 2

TEST KONSISTENSI TANAH

2.1 Test Batas Cair (Liquid Limit)


Test ini dimaksudkan untuk memperoleh besaran batas cair tanah, dangan cara
cassagrande. Yang dimaksud dengan batas cair adalah kadar air dimana sifat suatu
jenis tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis. Tanah yang dikatakan
dalam keadaan cair, apabila tanah tersebut masih bisa mengalir akibat berat sendiri.
Jadi batas cair bisa juga diartikan kadar air minimum dimana tanah masih bisa
mengalir akibat berat sendiri.
 Peralatan yang dibutuhkan
1. Satu set alat yang digunakan untuk test liquid limit
2. Alat pembuat alur (groving tool)
3. Kapi (sendok pengaduk)
4. Pelat kaca 45 x 45 x 1 cm
5. Cawan
6. Spatula
7. Botol plastik tempat air suling
8. Air suling
9. Desikator berisi silika gel.
10. Timbangan dengan ketelitaan 0,1 gram
11. Oven
 Urutan kerja

1
2

1. Ambil tanah yang lolos ayakan no 40 sebanyak

100 gram dan letakkan diatas plat kaca pengaduk. Tambahkan sedikit air
kedalam tanah tersebut dan campur hingga merata dengan menggunakan
kapi, apabila campuran tanah + air sedah mempunyai warna merata dan
kelihatan lembek, campuran tersebut sudah bisa ditest.
2. Lepaskan mangkok kuningan dari alat test
liquid limit, letakkan sebagian tanah yang telah
disiapkan pada langkah no.1 didalam mangkok
kuningan tersebut dengan menggunakan
spatula. Ratakan permukaan tanah tersebut
sedemikian rupa hingga ketebalan maksimum
dari tanah dalam mangkok kuningan kira-kira
8 mm.
3. Dengan menggunakan alat pembuat alur, buat
alur pada tanah yang telah disiapkan pada
langkah no.2 sepanjang garis tengah mangkok
(gambar 2.3).
4. Pasang kembali mangkok kuningan beserta
isinya pada alat test liquid limit; putar crank dengan kecepatan 2 putaran per
detik. Dengan memutar crank, mangkok kuningan beserta isinya akan

2
3

terangkat dan jatuh pada ketinggian 1cm, sekali setiap satu putaran, dan alur
yang dibuat akan menutup secara perlahan-lahan. Apabila bagian tanah yang
dipisahkan oleh alur mendekat satu sama lain sepanjang 12,7 mm ( seperti
diperlihatkan pada gambar 2.3), putaran dari alat crank bisa dihentikan;
tentukan jumlah putaran yang dibutuh untuk menutup alur tersebut.
5. Ambil sebagian contoh tanah yang sudah ditest pada langkah no.4 kira-kira
10 gram dan masukkan kedalam cawan yang telah diketahui beratnya (W1).
Kemudian timbang cawan tanah tersebut beratnya (W2). Lalu masukkan
kedalam oven selama 24 jam untuk diketahui beratnya (W3), selanjutnya
tentukan kadar airnya dari tanah tersebut.
6. Tambahkan sedikit air pada sisa tanah yang sudah disiapkan pada langkah
no.1 dan campur lagi hingga merata.
7. Ulangi langkah no.2 s/d no.6 untuk mendapatkan harga kadar air tanah pada
jumlah pukulan dibawah 25 sebanyak dua kali dan diatas 25 kali pukulan
sebanyak dua kali.

 Rumus
Tentukan kadar air dari tiap-tiap test yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :

W(%) = x 100%

Dimana:
W1 = berat cawan
W2 = berat tanah basah+cawan
W3 = berat tanah kering+cawan
 Data Hasil Percobaan
Diketahui dari data yang diperoleh:
 Berat cawan kosong :
Cawan no.71 = 49,50 gr
Cawan no.79 = 49,10gr
Cawan no.A = 49,40gr
Cawan no.15 = 49,10 gr
 Berat cawan + tanah basah :
Cawan no.71 = 66,40gr

3
4

Cawan no.79 = 61,60 gr


Cawan no.A = 65,90gr
Cawan no.15 = 61,90gr
 Berat cawan + tanah kering :
Cawan no.71 = 59,40 gr
Cawan no.79 = 56,80gr
Cawan no.A = 59,60 gr
Cawan no.15 = 57,40 gr
 Jumlah pukulan
Cawan no.71 = 7 pukulan
Cawan no.79 = 18 pukulan
Cawan no.A = 26 pukulan
Cawan no.15 = 54 pukulan

 Berat tanah basah


Cawan no.71 = (berat cawan no.71 + tanah basah) – berat cawan kosong
= 66,40 gr – 49,50 gr = 16,40 gr
Cawan no.79 = (berat cawan no.79+ tanah basah) – berat cawan kosong
= 61,6 gr – 49,1gr = 12,5 gr
Cawan no.A = (berat cawan no.A + tanah basah) – berat cawan kosong
=65,9 gr – 49,4 gr = 16,5gr
Cawan no.15 = (berat cawan no.15 + tanah basah) – berat cawan kosong
= 61,1 gr – 49,1 gr = 12,8 gr
 Berat tanah kering
Cawan no.71 = (berat cawan no.71+ tanah kering) – berat cawan kosong
= 59,40gr – 49,50 gr = 9,90 gr
Cawan no.79 = (berat cawan no.79 + tanah kering) – berat cawan kosong
= 56,8gr – 49,1 gr = 7,7 gr
Cawan no.A = (berat cawan no.A + tanah kering) – berat cawan kosong
= 59,6 gr – 49,4 gr = 16.5,9 gr
Cawan no.15 = (berat cawan no.15 + tanah kering) – berat cawan kosong
= 57,4gr – 49,1 gr = 8,3 gr
 Berat air
Cawan no.71 = (berat cawan no.71+tanah basah) – (berat cawan no.71+tanah
kering)
= 66,40 gr – 59,40 gr = 7,00gr

4
5

Cawan no.79 = (berat cawan no.79+tanah basah) – (berat cawan no.79 tanah
kering)
= 61,6gr – 56,8 gr = 4,8gr

Cawan no.A = (berat cawan A + tanah basah) – (berat cawan A + tanah kering)
= 65,9gr – 59,6 gr = 6,3gr

Cawan no.15 = (berat cawan 15 + tanah basah) –(berat cawan 15 + tanah kering)
= 61,9gr – 57,4 gr = 4,5gr

Kadar air

Cawan no.71 = W(%) = x 100%

= x 100%

=70,70%

Cawan no.79 = W(%) = x 100%

= x 100%

=62,34%

Cawan no.A = W(%) = x 100%

= x 100%

=61,76%

Cawan no.15 = W(%) = x 100%

5
6

= x 100%

=54,22%

2.2 Test Batas Plastis (Plastic Limit)


Test ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas
plastis. Yang dimaksudkan dengan batas plastis adalah kadar air minimum dimana
suatu tanah masih dalam keadaan plastis atau kadar air dimana tanah berubah dari
keadaan plastis menjadi keadaan semi padat.
Pada percobaan dilaboratorium batas plastis biasanya didefinisikan
sebagai kadar air dari tanah dimana tanah tersebut akan retak-retak apabila digulung
sampai dengan dengan 3 mm. Test ini sepintas lalu kelihatannya tidak dapat benar-
benar diandalkan karena hasilnya barangkali masih tergantung dengan siapa yang
melaksanakannya, tetapi dalam kenyataannya test ini memberikan hasil yang
konsisten.
 Peralatan yang diperlukan
1. Pelat kaca 45 x 45x 1 cm

6
7

2. Kapi
3. Batang perbandingan dengan ketelitian 0,1 gram
4. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
5. Cawan
6. Air suling
7. Botol plastik temat air suling
8. Oven
 Urutan kerja :
1. Ambil contoh tanah yang lolos ayakan no 40, sebanyak 20 gr dan taruh diatas
pelat kaca.

2. Tambahkan air pada tanah yang telah


disiapkan pada langkah no 1 dan aduk
menggunakan kapi.

3. Tentukan berat cawan yang akan digunakan


(W1)
4. Dari tanah yang telah diolah pada langkah no 2,
bagi tanah menjadi 3 bagian dan masing-masing tanah dibentuk elipsoida
dengan cara dipencet-pencet dengan jari.
5. Ambil satu dari tanah yang telah disiapkan pada no 4 dan gulung diatas kaca
dengan menggunakan telapak tangan.
6. Apabila tanah yang diguung pada angkah no 5 sudah mencapai diameter
3mm tapi tanah belum retak, maka tanah tersebut diremas-remas dan boleh
ditambahkan tanah kering sedikit. Dan bentuk menjadi elipsoida lagi.
7. Ulangi langkahh no 5 dan no 6 hingga gulungan tanah menjadi retak ketika
mencapai diameter 3mm.
8. Kumpulkan tanah yang retak-retak pada cawan kemudian timbang beratnya.
(W2)
9. Ambil masa tanah elipsoida yang lain dan ulangi urutan langkah no 5 s/d no
8.
10. Masukkan tanah + cawan kedalam oven selama kira-kira 24 jam dengan suhu
1100C.
11. Tentukan berat cawan + tanah kering. (W3)

7
8

 Rumus

Batas plastis, PL = x 100%

Dimana :
W1= berat cawan
W2 = berat cawan + tanah basah
W3 = berat cawan + tanah kering
Kalau batas cair dan batas plastis dari suatu tanah diketahui, maka harga indek
plastis (IP) dari tanah yang bersangkutan dapat dihitung sebagai berikut :
Indek plastis, IP = LL – PL

 Data Hasil Percobaan


 Berat cawan kosong
Cawan 73 : 49,5 gr
Cawan 69 : 49,50 gr
Cawan 61 : 49,5 gr
 Berat cawan + tanah basah
Cawan 73 : 68,8 gr
Cawan 69 : 71,8 gr
Cawan 61 : 68,5 gr
 Berat cawan + tanah kering
Cawan 73 : 65,8 gr
Cawan69 : 68,2 gr
Cawan 61 : 65,7 gr
 Berat tanah basah (Wt)
Wt(73) = (berat cawan + tanah basah) – berat cawan kosong
= 68,80gr –49,50gr = 19,30gr
Wt(69) = (berat cawan + tanah basah) – berat cawan kosong
= 71,89gr –49,59gr = 22,30gr
Wt(61) = (berat cawan + tanah basah) – berat cawan kosong
= 68,50gr –49,50gr = 19,00gr

8
9

 Berat tanah kering (Ws)


Ws(73) = (berat cawan + tanah kering) – berat cawan kosong
= 65,80 gr – 49,50 gr = 16,30 gr
Ws(69) = (berat cawan + tanah kering) – berat cawan kosong
= 68,20 gr – 49,50 gr = 18,70 gr
Ws(61) = (berat cawan + tanah kering) – berat cawan kosong
= 65,37 gr – 49,50 gr = 16,20 gr

 Berat air (Ww)


Ww(73) = Wt –Ws = 68,80 gr – 65,80 gr= 3,0 gr
Ww(69) = Wt –Ws = 71,80 gr – 68,20 gr= 3,60 gr
Ww(61) = Wt –Ws = 68,50 gr – 65,79 gr = 2,80gr

Batas plastis, PL = x 100%

PL(73) = x 100%

= x 100%

=18,40%

PL(69)= x 100%

= x 100%

=19,25%

PL(61) = x 100%

= x 100%

9
10

=17,28%

Batas plastis rata-rata =

=18,31%

2.3 TEST BATAS KERUT ( SHRINKAGE LIMIT)


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas kerut. Yang dimaksud dengan batas kerut adalah kadar air dimana
tanah berubah dari keadaan semi padat menjadi keadaan padat.
Apabila tanah lempung yang jenuh air dikeringkan secara perlahan-lahan, tanah
tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya dan akan menjadi penyusutan
volume dari masa tanah tersebut. Dalam proses pengeringan selanjutnya, akan
tercapai suatu keadaan dimana pengeringan akan menghasilkan pengurangan kadar
air saja tanpa adanya penambahan penyusutan lebih lanjut dari volume tanah; hal ini
terjadi karena air hanya mengisi rongga-rongga antar partikel yang tersusun rapat,
sehingga pengurangan kadar air saat dimana tidak terjadi penambahan penyusutan
volume dari tanah yang bersangkutan dinamakan batas kerut (shrinkage limit).
 Peralatan yang digunakan
1. Mangkok shrinkage limit yang terbuat dari porselin dengan diameter 4,40 cm
dan tinggi 1,25 cm
2. Gelas kaca diameter kira-kira 6,00 cm dan ketinggian kira-kira 3,50 cm

10
11

3. Kaca datar
4. Mangkok porselin
5. Mangkok peluberan
6. Spatula
7. Botol plastik dengan air suling
8. Penggaris besi
9. Air raksa
10. Air suling
11. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gr
12. Oven.
 Urutan kerja :
1. Ambil kira-kira 80 gr contoh tanah yang lolos ayakan no.40 dan masukkan
kedalam mangkok porselin.
2. Tambahkan air pada tanah tersebut dan campur hingga merata, air
ditambahkan sedikit demi sedikit sampai campuran tanah + air tersebut
menjadi lunak seperti pasta tersebut harus lebih tinggi dari batas cair (LL)
dari tanah yang bersangkutan untuk memastikan bahwa campuran tanah + air
tersebut benar-benar jenuh air.
3. Lapisi mangkok shrinkage limit dengan vaselin yang
tipis sekali, hal ini untuk menghindari adanya gesekan
antara tanah dan permukaan mangkok, kemudian
tentukan beratnya (W1)
4. Isi mangkok yang telah disiapkan pada langkah no.3
dengan tanah yang telah disiapkan pada langkah no.2 kira-kira 1/3 dari
volume mangkok. Getarkan mangkok yang berisi tanah dengan cara
mengetuk-ngetuk mangkok tersebut pada suatu pemukaan kertas meja secara
perlahan-lahan agar tanah dapat mengisi secara merata sampai kepinggiran
mangkok dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang tertinggal atau
terjebak.
5. Ulangi langkah no.4 sampai mangkok tersebut penuh terisi tanah./
6. Ratakan permukaan tanah di dalam mangkok dengan penggaris kecil sesuai
dengan tinggi mangkok. Bersihkan sisa-sisa tanah yang menempel disisi-sisi
luar dari mangkok dengan kertas.
7. Tentukan berat dari mangkok beserta tanah didalamnya (W2)
8. Angin-anginkan mangkok yang berisi tanah tersebut kira-kira 6 jam sampai
warna dari tanah menjadi lebih mentah. Kemudian letakkan mangkok berisi
tanah tersebut kedalam oven selama kira-kira 24 jam.
9. Tentukan berat mangkok tanah kering yang sudah di oven (W3).

11
12

10. Keluarkan tanah kering yang telah dioven dan dalam mangkok.
11. Timbang beratnya mangkok peluberan (w4)
12. Tentukan volume tanah basah besarnya sama dengan volume dari mangkok
shrinkage limit, dengan cara mengisi mangkok tersebut dengan air raksa.
Ratakan permukaan air raksa didalam mangkok dengan menggunakan pelat
kaca; kelebihan air raksa akan tumpah kedalam mangkok peluberan;
kemudian bersihkan semua air raksa yang tumpah kedalam mangkok
peluberan. Timbang mangok peluberan + mangkok shrinkage limit + air
raksa, beratnya = W5. Volume tanah basah (V1)=(W5-W4-W1)/13.6.
13. Untuk menentukan volume tanah kering yang telah disiapkan pada langkah
no.10, isi gelas kaca dengan air raksa sampai penuh. Dengan menggunakan
kaca datar, ratakan permukaan air raksa didalam gelas kaca tersebut
kemudian bersihkan semua air raksa yang tumpah kedalam mangkok
peluberan. Taruh tanah kering yang telah disiapkan pada langkah no.10 diatas
gelas kaca yang berisi air raksa; tanah tersebut akan mengapung diatas air
raksa. Dengan menggunakan kaca datar ynag mempunyai tiga paku, tekan
tanah kering tersebut kedalam air raksa secara perlahan-lahan sampai tanah
benar-benar terendam didalam air raksa. Kelebihan air raksa didalam gelas
kaca yang mengalir keluar akan ditampung kedalam mangkok peluberan.
Timbang mangkok peluberan + air raksa, beratnya = W6. Volume tanah
kering (Vf) = (W6 – W4)/13,6.

 Rumus
Kadar air mula-mula, wi (%) dari tanah ditaruh didalam mangkok shrinkage limit

Wi (%) = x100%

Perubahan kadar air, Δw (%) dari tanah tersebut sampai tercapainya batas kerut

Δw(%) = x 100%

Sehingga : batas kerut, SL (%) = wi (%) – Δw (%)


Dimana:
Vi = (W5-W4-W1)/13,6 = volume tanah basah
Vf = (W6-W4)/13.6 = volume tanah kering setelah di oven

12
13

W1 = berat mangok shrinkage limit


W2 = W1 + tanah basah
W3 = W1 + tanah kering
W4 = berat mangkok peluberan
W5 = W4 + W1 + air raksa
W6 = W4 + air raksa
(W5-W4-W1) = berat air raksa = volume tanah basah
(W6-W4) = berat air raksa = volume tanah kering
13,6 = specific grafity dari air raksa

 Data Hasil Percobaan


 Berat tanah basah
1. Cawan (10) 64,9 gr – 35,2 gr =29,70 gr
2. Cawan (11)62,2 gr – 33,3 gr =28,90 gr
3. Cawan (14)64,4 gr –34,9 gr = 29,50 gr
 Berat tanah kering
1. Cawan (10) 51,50 gr –35,20 gr =16,30 gr
2. Cawan (11)48,90 gr – 33,30 gr =15,60 gr
3. Cawan (14)51,20 gr – 34,90 gr =16,30 gr
 Berat air
1. Cawan (10) 64,90 gr – 51,59 gr =13,40 gr
2. Cawan (11)62,20 gr – 48,90 gr =13,30 gr
3. Cawan (14)64,40 gr – 51,20 gr =13,20 gr
 Kadar air mula-mula (wi)

1. Cawan (10) Wi = x 100 %

= x 100 % = 82,21 %

2. Cawan (11)Wi = x 100 %

= x 100 % = 85,26%

13
14

3. Cawan (14)Wi = x 100 %

= x 100 % = 80,98%

 Volume tanah basah (Vi) =

1. Cawan (10) Vi = = 19,78 cm3

2. Cawan (11)Vi = = 19,63 cm3

3. Cawan (14)Vi = = 19,86 cm3

 Volume tanah kering (Vfi) =

1. Cawan (10) Vfi =

=9,08 cm3

2. Cawan (11)Vfi =

= 9,21 cm3

3. Cawan (14)Vfi =

=9,38 cm3

14
15

 Perubahan kadar air (Δwi)

1. Cawan (10) Δwi =

= 65,64 %

2. Cawan (11)Δwi =

= 66,79 %

3. Cawan (14)Δwi =

= 64,29%

15
16

 Pertanyaan Test Konsistensi Tanah


1. Dari data-data percobaan yang saudara lakukan di laboratorium, tentukan harga-
harga:
a. Batas cair ( LL )
b. Batas plastis ( PL )
c. Batas kerut ( SL )
d. Indeks plastis ( IP )
Jawab :
a. Kadar air / Batas cair ( LL )

Wc Cawan no.71 = = x 100 %

= 70,71%

Wc Cawan no.79 = = x 100 %

= 62,34%

Wc Cawan no.A = = x 100 %

= 75,51%

Wc Cawan no.15 = = x 100 %

= 75,90%

16
17

b. Batas plastis ( PL) = x 100%

PL(73) = x 100%

= x 100%

=18,40%

PL(69) = x 100%

= x 100%

=19,25%

PL(61) = x 100%

= x 100%

=17,28%

Batas plastis rata-rata =

=18,31%

c. Batas Kerut (SL)


1. SL(10) = wi – Δw = 82,21% – 65,64% = 16,57%
2. SL(11) = wi – Δw = 85,26% – 66,79% = 18,47%
3. SL(14) = wi – Δw = 80,98% – 64,29% = 16,69%

17
18

d. Indeks plastis (IP


IP = LL – PL = 60,90 % – 18,31 % = 42,59 %
2. Apakah pengaruh IP terhadap sifat tanah, bilamana disebut hight plasticity.
Jawab :
 Indeks Plastis (IP) berpengaruh pada daya dukung tanah.
 Tanah dikatakan High Plasticity apabila tanah tersebut mengandung air
yang cukup banyak, sehingga mudah berubah – ubah akibat kadar air. Hal
tersebut sangat berpengaruh pada kekuatan tanah (kepadatan tanah).

3. Apakah kegunaan dari hasil test tersebut diatas dalam praktek di lapangan.
Jawab :
Kegunaan dari hasil praktikum tersebut dilapangan adalah dapat mengetahui
kondisi tanah agar dapat mengetahui pondasi apa yang cocok akan
digunakan, yang sesuai dengan kondisi tanah.

18
19

 Tabel Konsistensi Tanah

LIQUID LIMITS TEST

Unit 1 2 3 4
No Cawan 71 79 A 15
Berat cawan kosong (W1) gr 49,50 49,10 49,40 49,10
Berat cawan + tanah basah (W2) gr 66,40 61,60 65,90 61,90
Berat cawan + tanah kering (W3) gr 59,40 56,80 59,60 57,40
Berat tanah basah (W2-W1) gr 16,40 12,50 16,50 12,80
Berat tanah kering (W3-W1) gr 9,90 7,70 10,20 8,30
Berat air (W2-W3) gr 7,00 4,80 6,30 4,50
Kadar air (W2-W3)/(W3-W1)x100% % 70,70 62,34 61,76 54,22
Jumlah pukulan 7 18 26 54

PLASTIC LIMITS TEST

Unit 1 2 3
No Cawan 73 69 61
Berat cawan kosong (W1) gr 49,50 49,50 49,50
Berat cawan + tanah basah (W2) gr 68,80 71,80 68,50
S Berat cawan + tanah kering (W3) gr 65,80 68,20 65,70
Berat tanah basah (W2-W1) gr 19,30 22,30 19,00
Berat tanah kering (W3-W1) gr 16,30 18,70 16,20
Berat air (W2-W3) gr 3,00 3,60 2,80
Batas Plastis, PL (W2-W3)/(W3-W1) x 100% % 18,40 19,25 17,28
Batas Plastis , PL Rata-Rata % 18,31

19
20

Perubahan kadar air , ΔW

% 65,64 66,79 64,29

Batas kerut, SL Wi-ΔW % 16,57 18,47 16,69


Batas kerut, SL Rata-rata % 17,24

Batas cair (liquid limits), LL 60,90 %


Bats plastic (plastic limits), PL 18,31 %
Indeks Plastis (plasticity index), IP 42,59 %

20

Anda mungkin juga menyukai