Anda di halaman 1dari 3

KLASIFIKASI SEMEN PORTLAND (OPC)

Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :

1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)


Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus seperti
yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain. Sifat dari semen portland tipe I yaitu MgO dan SO3
hilang pada saat pembakaran. Kehalusan dan kekuatannya secara berturut-turut juga ditentukan.
Secara umum mempunyai sifat-sifat umum dari semen. Digunakan secara luas sebagai semen
untuk teknik sipil dan konstruksi arsitektur misalnya pembangunan jalan, bangunan beton
bertulang, jembatan dan lain-lain.
Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran

2. Tipe II (Moderate sulfat resistance)


Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau
panas hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen
Portland Tipe I. Pada daerahdaerah tertentu dimana suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi
penggunaan air selama pengeringan agar tidak terjadiSrinkege (penyusutan) yang besar perlu
ditambahkan sifat moderatHeat of hydration. Semen Portland tipe II mempunyai C3S kurang
dari 50% dan C3A kurang dari 8%. Kalor hidrasi 70 kal atau kurang (7 hari) dan 80 kal atau
kurang (28 hari) pada kondisi sedang. Peningkatan dari kekuatan jangka panjang diinginkan.
Seca-ra umum dipakai untuk mencegah serangan sulfat dan lingkungan sistem drainase dengan
kadar konsentrat tinggi didalam tanah. Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada
bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom
dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama.

3. Tipe III (High Early Strength)


Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap
permulaan setelah pengikatan terjadi.Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi
blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr dengan nilai C3S nya juga tinggi. Semen portland tipe III
mengandung C3S maksimum. Kekuatan awal (1 hari dan 3 hari) diintensifkan, ditentukan untuk
mempunyai kekuatan di atas 40 kg/cm selama penekanan 1 hari dan di atas 90 kg/cm selama
penekanan 3 hari. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini dalam
waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang dicapai semen

Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya
menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari.. Kegunaannya
yaitu untuk menggantikan semen penggunaan umum untuk pekerjaan yang mendesak. Cocok
untuk pekerjaan dimusim dingin. Biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan, pekerjaan
pembuatan jalan, dan produk semen

4. Tipe IV (Low Heat Of Hydration)


Pada semen Portland tipe IV, kalor hidrasi lebih rendah l0 kal dari pada semen pengeras pada
panas sedang, ditentukan dibawah 60 kal (7hari) dan diba-wah 70 kal yaitu 28 hari (ASTM)..
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan
semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang massive dan dengan volume
yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas
yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak
terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking (retak). Pengembangan
kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I

5 Tipe V (Sulfat Resistance Cement)


Semen portland tipe V mempunyai C3S dibawah 50% dan C3A dibawah 50% (ASTM).
Diusahakan agar kadar C3A minimum untuk memperbesar ketaha-nan terhadap sulfat.. Semen
jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai
kandungan garam sulfat tinggi seperti : air laut, daerah tambang, air payau dsb

DAFTAR PUSTAKA

http://rdianto.wordpress.com/2010/01/03/jenis-jenis-semen/
http://www.semenpadang.co.id/?mod=produk&kat=&id=8

Anda mungkin juga menyukai