Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN KUALITAS SEMEN DAN PARAMETER KEKUATAN SEMEN Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan

cara menghaluskan klinker, yang terutama terdiri dari silikat silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan (SK SNIS 04 1989 - F).Semen portland merupakan bahan ikat untuk merekatkan butir-butir agregat agar tejadi suatu masa yang padat.Persentasi dari oksida oksida yang terkandung didalam semen portlandadalah sebagai berikut : 1)Kapur ( CaO) : 60 66 % 2) Silika (SiO2) : 16 25 % 3) Alumina (Al203) : 3 8 % 4) Besi : 1 - 5 % Beberapa jenis dari semen portland dibuat dengan mengadakan variasi b a i k dalam perbandingan unsur unsur utamanya maupun dalam d e r a j a t kehalusannya. Senyawa senyawa tersebut diatas saling bereaksi di dalam tungkudan membentuk senyawa senyawa kompleks dan biasanya masih terdapat kapur s i s a k a r e n a tidak cukup bereaksi sampai keseimbangan reaksi tercapai. Pada w a k t u pendinginan terjadi proses pengkristalan dan yang tidak

t e r k r i s t a l berbentuk amorf. Adapun komponen komponen tersebut berbentuk sebagai berikut : 1) Trikalsium Silikat CaOSiO2 (C3S) 2) Dikalsium Silikat CaOSiO2 (C2S) 3) Trikalsiun Aluminat CaOAi203 (C3A) 4) Tetra Kalsium Alumino Ferit CaOA203Fe203 (C4AF) 5) Air

A. Pengujian Pengikatan Awal Semen Pengujian dilakukan untuk mengetahui kapan pengikatan awal terjadi. Waktu ikat awal (innitial setting time) yaitu waktu dari pencampuran semen dengan air sampai menjadi pasta Alat yang digunakan adalah Alat VICAT. Pada PC innitial setting time berkisar antara 1 s/d 2 jam. Untuk kasus tertentu diperlukan initial setting time yang lebih panjang

untuk transportasi/hauling, penyelesaian akhir/finishing

penuangan/dumping/pouring,

pemadatan/vibrating

dan

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kapan pengikatan akhir terjadi. Waktu ikat akhir ( final setting time) yaitu waktu antara terbentuknya pasta semen hingga beton mengeras/bisa menerima tekanan Alat uang digunakan adalah Alat VICAT Final setting time beton tidak boleh lebih dari 8 jam

B. Pengujian Kehalusan Semen / Fineness Tujuan : Untuk mengetahui kehalusan semen. Makin halus suatu semen, maka makin cepat berekasi dengan air dan kekuatan pasta semen akan makin bertambah. Makin halus suatu semen makin banyak air yang dibutuhkan. Metode yang digunakan adalah dengan Ayakan no 170 ASTM (paling sederhana) atau dengan alat Air Permeability Blame

C. Pengujian Berat Jenis Berat jenis dari bubuk Semen Portland berkisar antara 3.1 sampai dengan 3.3. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis semen yang digunakan. Jika menyimpang dari angka diatas, kemungkinan semen tersebut bercampur dengan material lain, atau bahan bakunya tidak bagus. Alat yang digunakan adalah Botol Le Chatelier

Panas Hidrasi Panas hidrasi adalah panas yang terjadi pada saat semen bereaksi dengan air dinyatakan dalam kalori/gram. Panas hidrasi yang tinggi dapat menyebabkan retakan beton pada saat pendinginan. Untuk itu setelah dicor beton perlu dirawat/curing.

Untuki mass concrete perlu metode khusus untuk mencegah perbedaan panas yang terjadi, bisa dengan additive khusus atau bisa jug adengan cooling system

Jenis Semen Berdasarkan Kegunaan (Astm) Specification C-150

Jenis Semen Khusus a. Semen Putih untuk pekerjaan-pekerjaan Arsitektur b. Semen untuk sumur minyak (Oil Well Cement) c. Semen Kedap Air (Waterproff Portland Cement) d. Semen Plastik (Plastic Cement) e. Semen Ekspansif (Expansive Cement)

Persyaratan Kimia Semen

Persyaratan Fisika Semen

SPESIFIKASI TEKNIS SEMEN


DIVISI 7 STRUKTUR SEKSI 7.1 BETON

7.1.1 1)

UMUM Uraian a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering. Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Beton yang digunakan dalam Kontrak ini umumnya adalah mutu beton berikut ini : K600 : digunakan untuk tiang pancang beton pratekan bulat K500 : digunakan untuk beton pratekan pada gelagar jembatan dan tiang pancang beton pratekan persegi. K400 : digunakan untuk beton pratekan pada balok berongga (hollow beam) dan tiang pancang pracetak beton bertulang. K350 : digunakan untuk diafragma, lantai jembatan, gelagar beton bertulang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. K300 : digunakan untuk gorong-gorong pipa beton bertulang dan kerb beton pacetak. K250 : digunakan untuk struktur beton bertulang seperti gorong-gorong persegi, gorong-gorong pelat, struktur bangunan bawah. K175 : digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu. Beton Siklop K175 : sebagai pengisi pondasi sumuran. K125 : digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton. d) Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.

b)

c)

c)

Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Beton yang digunakan dalam Kontrak ini umumnya adalah mutu beton berikut ini : K600 : digunakan untuk tiang pancang beton pratekan bulat K500 : digunakan untuk beton pratekan pada gelagar jembatan dan tiang pancang beton pratekan persegi. K400 : digunakan untuk beton pratekan pada balok berongga (hollow beam) dan tiang pancang pracetak beton bertulang. K350 : digunakan untuk diafragma, lantai jembatan, gelagar beton bertulang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. K300 : digunakan untuk gorong-gorong pipa beton bertulang dan kerb beton pacetak. K250 : digunakan untuk struktur beton bertulang seperti gorong-gorong persegi, gorong-gorong pelat, struktur bangunan bawah. K175 : digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu. Beton Siklop K175 : sebagai pengisi pondasi sumuran. K125 : digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton.

d)

Syarat dari PBI NI-2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi ini yang harus dipakai.

9)

Kondisi Tempat Kerja Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh melakukan pengecoran bilamana : a) b) c) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg / m2 / jam. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %. Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

CONTOH SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN BETON

7.1.2 1)

BAHAN Semen a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton, dengan mutu K-250 atau lebih rendah haruslah jenis semen portland yang memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan V. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan / aditif yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam campuran tidak boleh digunakan. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk semen portland yang dapat digunakan di dalam proyek.

b)

c)

TUGAS MATA KULIAH PILIHAN SEMEN Teknik Pengujian Semen

Oleh : Kelompok 2

JURUSAN TEKNIK KIMIA POLTEKNIK NEGERI MALANG 2011

Anggota Kelompok 2 : 1. Aprilia Tri Ramadani 2. Azizah Ulfa 3. Arie Vika Pratiwi 4. Devi Nurul H 5. Dinda Puspita Sari 6. Ika Nur Hidayah 7. Indah Dwi Mahanani 8. Irma Nurcahya Rulianingtyas 9. Marlyana Shofia 10. Nurul Rahmasari 11. Rona Lutfiana D M 12. M. Rahmat 13. Vesti Herlina 14. Rizki Amalia F 15. Tafia Ayu A (3A) (3A) (3A) (3A) (3A) (3A) (3A) (3A) (3A) (3A) (3A) (3C) (3C) (3C) (3C)

Anda mungkin juga menyukai