Anda di halaman 1dari 20

TEKNOLOGI BAHAN

“Air dan Semen dalam Campuran Beton”

Oleh:
PUTU DENI YOGA PRATAMA 1605511088

NELEKE PASKAHLINA SIBI 1605511090

DIAH INDIRA PUTRI ATMAJA 1605511096

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Air dan
Semen dalam Campura Beton” tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada selaku dosen pembimbing dalam penulisan karya tulis ini. Serta kepada
seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini.
Karya tulis ini memaparkan tentang fungsi, jenis, sifat dan syarat-syarat air dan
semen dalam campuran beton sehingga dapat menghasilkan beton mutu tinggi.
Dengan adanya karya tulis ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada masyarakat khususnya pembaca terkait dengan hal tersebut.
Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk dapat penulis
jadikan acuan dalam pembuatan karya tulis yang lebih baik lagi kedepannya.

Denpasar, Februari 2017

Penulis

Daftar Isi

2
KATA PENGATAR..................................................................................................................i
Daftar Isi.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II ISI.............................................................................................................................3
2.1 Air.......................................................................................................................3
2.1.1 Sifat-Sifat Air...............................................................................................3
2.1.2 Jenis-Jenis Air Untuk Campuran Beton.......................................................4
2.1.3 Syarat-Syarat Air Untuk Adukan Beton menurut menurut BS.3148-80.......4
2.1.4 Syarat-Syarat Air Untuk Adukan Beton Menurut ACI 318-83......................6
2.1.5 Syarat-Syarat Air Untuk Adukan Beton Menurut SK SNI 03-2847-2002.....6
2.2 Semen................................................................................................................7
2.2.1 Sifat Semen.................................................................................................7
2.2.2 Jenis- Jenis Semen....................................................................................10
2.2.3 Syarat-Syarat Semen.................................................................................14
2.3 Faktor Air dan Semen.......................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................................17
3.1 Simpulan...........................................................................................................17
Daftar Pustaka..................................................................................................................18

3
BAB I PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam
pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya
membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan
yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang
rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang
dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat
meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.
Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh
keseragaman bahan dasar dan metode pelaksanaan. Pada prakteknya dilapangan,
umumnya beton yang disuplai oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah
terjamin keseragaman bahan dasarnya. Untuk mendapatkan kualitas dan keseragaman
beton sesuai seperti yang disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan beton harus
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur. Yang dimaksud dengan kualitas beton
seperti yang disyaratkan disini adalah kuat tekan beton pada umur ke-28 hari. Oleh
karena sebab-sebab diatas maka diperlukan adanya kontrol kualitas yang dapat
mengetahui kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai dengan yang disyaratkan
sedini mungkin.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pekerjaan konstruksi di lapangan akan
menjadi lebih optimal. Hal ini disebabkan karena pelaksana dapat memeriksa kuat tekan
beton terhadap persyaratan yang ada tanpa perlu menunggu waktu 28 hari dan
memutuskan melakukan kegiatan selanjutnya berdasar hasil tersebut. Hal ini dapat
meningkatkan efisiensi kerja dari suatu kontraktor dengan signifikan yang tentu saja
berimbas terhadap peningkatan keuntungan yang didapatkan. Selain itu, karena output
yang dihasilkan lebih akurat maka quality control dan quality assurance terhadap
pekerjaan beton menjadi semakin meningkat.

2 Rumusan masalah
Berdasaakan paparan diatas dapat disusun rumusan masalah, yaitu :
1. Apa fungsi air dalam campuran beton?
2. Bagaimana sifat, jenis, dan syarat air dalam campuran beton?
3. Apa fungsi semen dalam campuran beton?
4. Bagaimana sifat, jenis, dan syarat semen dalam campuran beton?
5. Bagaimana pengaruh FAS dalam campuran beton?

3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui fungsi, sifat, jenis, dan syarat-syarat air
dan semen dalam pembuatan beton

4 Manfaat
Dengan mengetahui fungsi, sifat, jenis, dan syarat-syarat air dan semen diharapkan kita
dapat menentukan campuran air dan semen dalam pembuatan beton dengan tepat.
BAB II ISI

5 Air
. Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi
semen,membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton
Kualitas air yang digunakan untuk mencampur beton sangat berpengaruh terhadap
kualitas beton itu sendiri. Air yang mengandung zat-zat kimia berbahaya,
mengandung garam, minyak, dll akan menyebabkan kekuatan beton turun. Pada
umumnya air yang dapat diminum dapat digunakan sebagai campuran beton.
Semen dapat berfungsi sebagai perekat apabila ada reaksi dengan air. Oleh karena
itu jumlah air yang dibutuhkan untuk proses hidrasi semen harus cukup. Apabila
terlalu banyak air yang ditambahkan pada beton maka akibat adanya pengeringan
maka air bebas yang terdapat di dalam gel akan cepat menguap sehingga gel
menjadi porous, gel menyusut banyak dan terjadi retakan. Selain itu kekuatan gel
juga rapuh yang mengakibatkan daya rekat semen rendah. Sebaliknya apabila
jumlah air pencampur pada beton kurang maka proses hidrasi semen tidak dapat
terjadi seluruhnya yang mengakibatkan kekuatan beton akan turun.

5.1 Sifat-Sifat Air


a. Air cenderung bergerak kepermukaan (bersama-sama/membawa butiran
semen) adukan beton segar (bleeding) yang kemudian menjadi buih dan
membentuk suatu lapisan tipis/selaput tipis yang disebut laitance.Lapisan
ini akan mengurangi lekatan antara lapis-lapis beton dan merupakan
bidang sambung yang lemah
b. Air cenderung mengalir keluar (bersama-sama/membawa butiran semen)
bila cetakan kurang rapat, yang menyebabkan terjadinya sarang-sarang
kerikil
c. Kandungan kimia dan atau organik dalam air mempengaruhi kualitas
beton :
 Air laut mengandung 3,50% larutan garam (sodium klorida dan
magnesium sulfat) yang dapat mengurangi kekuatan beton sampai
20%. Adanya garam ini dan menyebabkan baja-tulangan atau baja-
prategang terkorosi, maka air laut tidak boleh dipergunakan untuk
campuran beton yang menggunakan baja-tulangan/baja prategang.
 Air yang mengandung gula > 0,05%, memperlambat ikatan awal dan
menurunkan kekuatan beton
 Air yang mengandung seng klorida akan memperlambat ikatan awal
beton, bahkan dalam jumlah yang cukup banyak akan menyebabkan
beton yang berumur 2 –3 hari belum memiliki kekuatan awal

5.2 Jenis-Jenis Air Untuk Campuran Beton


Pada umunya air yang dapat diminum dapat digunakan sebagai air
pengaduk pada beton. Adapun jenis-jenis air yang dapat digunakan untuk air
pengaduk beton adalah :

a. Air hujan, air hujan menyerap gas dan udara pada saat jatuh ke bumi.
Biasanya air hujan mengandung untur oksigen, nitrogen dan
karbondioksida.
b. Air Tanah. Biasanya mengandung unsur kation dan anion. Selain itu juga
kadang-kadang terdapat unsur CO2, H2S dan NH3.
c. Air permukaan, terdiri dari air sungai, air danau, air genangan dan air
reservoir. Air sungai atau danau dapat digunakan sebagai air pencampur
beton asal tidak tercemar limbah industri. Sedangkan air rawa atau air
genangan yang mengandung zat-zat alkali tidak dapat digunakan.
d. Air laut. Air laut mengandung 30.000 – 36.000 mg/liter garam (3 % - 3,6
%) dapat digunakan sebagai air pencampur beton tidak bertulang. Air laut
yang mengandung garam di atas 3 % tidak boleh digunakan untuk
campuran beton. Untuk beton pra tekan, air laut tidak diperbolehkan karena
akan mempercepat korosi pada tulangannya.

5.3 Syarat-Syarat Air Untuk Adukan Beton menurut menurut BS.3148-80


Air yang digunakan untuk mencampur beton harus mempunyai syarat-
syarat tertentu. Adapun syarat mutu air untuk adukan beton menurut British
Standard (BS.3148-80) adalah sebagai berikut (Mulyono T, 2003) :

a. Garam-garam anorganik. Ion-ion yang terdapat dalam air adalah kalsium,


magnesium, natrium, kalium, bikarbonat, sulfat, klorida dan nitrat.
Gabungan ion-ion tersebut yang terdapat dalam air maksimum
2000mg/liter. Garam-garam ini akan menghambat waktu pengikatan pada
beton sehingga kuat tekannya turun. Selain itu garam-garam ini membuat
beton bersifat higroskopis, sehingga beton selalu basah, beton menjadi
bercak putih, ditumbuhi lumut dan tulangan menjadi elektrolit dan
berkarat. Konsentrasi garam-garam ini pada air pencampur beton
maksimum 500 ppm.
b. NaCl dan Sulfat. Konsentrasi NaCl dalam air diijinkan maksimum 20000
ppm. Garam ini membuat beton bersifat higroskopis dan bila bereaksi
dengan agregat yang mengandung alkali akan membuat beton
mengembang. Pengaruh garam sulfat terhadap beton adalah membuat
beton tidak awet.
c. Air asam. Air yang mempunyai nilai asam tinggi (PH > 3,0) akan
menyulitkan pekerjaan beton.
d. Air Basa. Air dengan kandungan Natrium Hidroksida kurang dari 0,5 %
dari berat semen tidak mempengaruhi kekuatan beton. Sebaliknya NaOH
lebih dari 0,5 % dari berat semen akan menurunkan kekuatan beton.
e. Air gula. Penambahan gula sebasar 0,25 % ke atas akan menyebabkan
bertambahnya waktu ikat semen dan juga menurunkan kekuatan beton.
f. Minyak. Air yang mengandung minyak tanah lebih dari 2 %
menyebabkan kekuatan beton turun sebesar 20 %. Oleh karena itu air yang
tercemar oleh minyak sebaiknya tidak digunakan untuk campuran beton.
g. Rumput laut. Air yang tercampur dengan rumput laut mengakibatkan daya
lekat semen berkurang dapat menimbulkan gelembung-gelembung udara
pada beton. Akibatnya beton menjadi keropos dan akhirnya kekuatannya
akan turun.
h. Zat-zat organik, lanau dan bahan-bahan terapung. Air yang banyak
mengandung zat organik biasanya keruh, berbau dan mengandung butir-
butir lumut. Air ini dapat mengganggu proses hidrasi semen, apalagi bila
agregat yang digunakan banyak mengandung alkali. Ini akan
menyebabkan beton mengembang yang akhirnya retak. Air yang
mengandung lumpur halus kurang dari 2000 ppm bila akan digunakan
untuk beton harus diendapkan terlebih dahulu agar lumpur tidak
mengganggu proses hidrasi semen.
i. Air limbah. Air limbah biasanya mengandung senyawa organik sebanyak
400 ppm. Air ini dapat digunakan untuk campuran beton bila senyawa
organik diencerkan/dinetralisir sampai air hanya mengandung senyawa
organik sebesar maksimum 20 ppm.

5.4 Syarat-Syarat Air Untuk Adukan Beton Menurut ACI 318-83


a. Air untuk beton harus bebas dari minyak, alkali, garam dan bahn-bahan
organik.
b. Air untuk beton pratekan atau yang dilekati alumunium, termasuk agregat tidak
boleh mengandung ion clorida. Untuk mencegah korosi, kadar klorida setelah
beton berumur 28 hari dibatasi sebagai berikut :

Bentuk konstruksi Maksimum Clorida Ion thd


berat semen
a. Beton pratekan 0,06 %
b. Beton bertulang yg berhub. Dg Cl dalam 0,15 %
pemakaiannya
c. Beton bertulang di tempat yg selalu 1,0 %
kering
d. Beton bertulang secara umum 0,3 %

5.5 Syarat-Syarat Air Untuk Adukan Beton Menurut SK SNI 03-2847-


2002
Air yang dapat digunakan dalam proses pencampuran beton adalah sebagai
berikut :
a. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari
bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam,
bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap
beton atau tulangan.
b. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton
yang didalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang
terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam
jumlah yang membahayakan.
c. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
kecuali Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada
campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama dan
hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang
dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus
mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari
kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum.
Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan
serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai
dengan “Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis
(Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)” (ASTM C
109 ).

6 Semen
Semen adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan tambahan. Bahan
baku pembuatan semen adalah bahan-bahan yang mengandung kapur, silika,
alumina, oksida besi, dan oksida-oksida lainnya.
Fungsi utama semen adalah sebagai perekat.Bahan-bahan semen terdiri dari
batu kapur (gamping) yang mengandung senyawa: Calsium Oksida (CaO),
lempung atau tanah liat (clay) adalah bahan alam yang mengandung senyawa:
Silika Oksida (SiO2), Aluminium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3) dan
Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut
dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk klinker. Klinker kemudian
dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum).

6.1 Sifat Semen


a. Kehalusan
Kehalusan semen dapat dinyatakan sebagai:
1. Luas permukaan spesifik partikel semen., Nilai ini diperoleh dengan
metode permeabilitas udara (Blaine). Semen semakin tinggi Blaine,
semakin tinggi kehalusan
2. Residu pada saringan mesh 200 dan 325 mesh . Partikel> 45 memiliki
reaktivitas rendah dan tidak memberikan kontribusi yang signifikan bagi
perkembangan kekuatan semen. Partikel> 75 mungkin tidak bereaksi
sama sekali
b. Panas Hidrasi
Panas hidrasi dari komponen semen bersifat eksotermis, sehingga pada saat
proses hidrasi berlangsung, akan melepaskan sejumlah panas.

No Komponen Panas Hidrasi, Joule/g

1 C3S 503

2 C2S 260

3 C3A 867

4 C4AF 419
Berlangsungnya proses hidrasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Anhidrat (padatan) + Air Hidrate (padatan) + panas
dengan urutan proses :
1. Pemadatan/solidifikasi (pengikatan air)
2. Pembentukan fase baru (hidrat)
3. Penambahan volume pada fase padatan
4. Pengeluaran panas
c. Kuat Tekan
Kuat tekan semen salah satunya ditentukan oleh komponen penyusun semen,
terutama oleh kalsium silikat. Pada pengembangan kuat tekan awal (misalnya
sampai umur 28 hari), didominasi oleh hidrasi C3S yang didukung oleh C3A.
Untuk C2S dan C4AF akan memberikan kontribusi terhadap kuat tekan untuk
umur yang lebih lama. Selain itu yang mempengaruhi pengembangan kuat
tekan adalah kehalusan semen (fineness) dan kandungan gypsum dalam
semen.
d. Setting Time
Campuran semen dengan air akan membentuk adonan yang bersifat kenyal
dan dapat dibentuk (workable). Beberapa saat, pasta tidak berubah. Periode
ini dikenal dengan periode tidak aktif (dormant periode). Pada tahap
selanjutnya, pasta yang terbentuk menjadi semakin kaku hingga mencapai
tingkat dimana pasta tetap lunak , tetapi sudah tidak dapat dibentuk lagi.
Periode ini disebut initial set, Sedang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkatan ini disebutinitial setting time (waktu pengikatan awal). Selanjutnya
pasta menjadi semakin kaku menjadi padatan yang keras dan getas (rigid).
Tahap ini disebut final set dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkatan ini disebut final setting time (waktu pengikatan akhir). Proses ini
berlanjut terus hingga pasta semen menjadi semakin keras dan kuat yang
disebut dengan pengerasan atau hardening.
e. Soundsness
Soundness didefinisikan sebagai kemampuan pasta semen yang mengeras
untuk mempertahankan volumenya setelah proses pengikatan
berakhir.Kestabilan volume ini dapat terganggu karena adanya CaO bebas
(free lime) dan MgO bebas (periclase) yang berlebihan(mengakibatkan
ekspansi).
f. Konsistensi
Konsistensi di definisikan sebagai kemampuan pasta semen untuk mengalir.
Pada pengujian, konsistensi normal ditunjukan dengan penetrasi jarum vicat
sebesar 10±1 mm. Sifat ini digunakan untuk mengatur perbandingan antara
jumlah air dengan semen pada pembuatan pasta semen
g. Ketahanan terhadap sulfat (Durability)
Salah satu hal penting dalam peggunaan semen dalam struktur beton adalah
ketahanan terhadap sulfat. Komponen penyusun semen yang mempengaruhi
terhadap ketahanan terhadap sulfat adalah C3A. Pada saat terjadi proses
hidrasi semen, C3A akan bereaksi dengan sulfat dan air
membentuk ettringite. Ettringite ini mempunyai volume yang lebih besar
dibandingkan volume komponen penyusunya sehingga bila berlebihan
mengakibatkan terjadinya ekspansi yang dapat menyebabkan kerusakan pada
struktur beton.

6.2 Jenis- Jenis Semen


Semen dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu semen hidraulik dan
semen nonhidraulik. Semen hidraulik mempunyai kemampuan untuk mengikat
dan mengeras di dalam air. Contoh semen hidraulik antara lain kapur hidraulik,
semen pozollan, semen terak, semen alam, semen portland,semen alumina dan
semen expansif. Contoh lainnya adalah semen portland putih, semen warna, dan
semen-semen untuk keperluan khusus. Sedangkan semen non-hidraulik adalah
semen yang tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan tetapi dapat
mengeras di udara. Contoh utama dari semen nonhidraulik adalah kapur.
6.2.1 Jenis Semen biasa
Semen jenis ini memiliki nama lain Portland yang merupakan semen
bubuk yang berwarna abu kebiruan. Kegunaannya antara lain untuk penggunaan
umum seperti rumah dan bangunan tinggi. Berbahan dasar batu kapur atau
gamping yang diolah dengan dalam suhu tinggi. Namun, terdapat 5 tipe yang
berbeda diantaranya:

1. Jenis Semen Portland Type I

Jenis semen portland type I mungkin yang paling familiar disekitar Anda
karena paling banyak digunakan oleh masyarakat luas dan beredar di pasaran.
Jenis ini biasa digunakan untuk konstruksi bangunan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus untuk hidrasi panas dan kekuatan tekan awal.
Kegunaan Semen Portland Type I diantaranya konstruksi bangunan untuk rumah
permukiman, gedung bertingkat, dan jalan raya. Karakteristik Semen Portland
Type I ini cocok digunakan di lokasi pembangunan di kawasan yang jauh dari
pantai dan memiliki kadar sulfat rendah.

2. Jenis Semen Portland Type II

Kondisi letak geografis ternyata menyebabakan perbedaan kadar asam


sulfat dalam air dan tanah dan juga tingkat hidrasi. Oleh karena itu, keadaan
tersebut mempengaruhi kebutuhan semen yang berbeda. Kegunaan Semen
Portland Type II pada umumnya sebagai material bangunan yang letaknya
dipinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, dan bendungan. Karakteristik
Semen Portland Type II yaitu tahan terhadap asam sulfat antara 0,10 hingga 0,20
persen dan hidrasi panas yang bersifat sedang.

3. Jenis Semen Portland Type III

Lain halnya dengan tipe I yang digunakan untuk konstruksi tanpa


persyaratan khusus, kegunaan semen portland type III memenuhi syarat
konstruksi bangunan dengan persyaratan khusus. Karakteristik Semen Portland
Type III diantaranya adalah memiliki daya tekan awal yang tinggi pada permulaan
setelah proses pengikatan terjadi, lalu kemudian segera dilakukan penyelesaian
secepatnya. Jenis semen Portland type III digunakan untuk pembuatan bangunan
tingkat tinggi, jalan beton atau jalan raya bebas hambatan, hingga bandar udara
dan bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan asam sulfat.
Ketahananya Portland Type III menyamai kekuatan umur 28 hari beton yang
menggunakan Portland type I.

4. Jenis Semen Portland Type IV

Karakteristik Semen Portland IV adalah jenis semen yang dalam


penggunaannya membutuhkan panas hidrasi rendah. Jenis semen portland type
IV diminimalkan pada fase pengerasan sehingga tidak terjadi keretakkan.
Kegunaan Portland Type IV digunakan untuk dam hingga lapangan udara.

5. Jenis Semen Portland Type V

Karakteristik Semen Portland Type V untuk konstruksi bangunan yang


membutuhkan daya tahan tinggi terhadap kadar asam sulfat tingkat tinggi lebih
dari 0,20 persen. Kegunaan Semen Potrtland Type V dirancang untuk memenuhi
kebutuhan di wilayah dengan kadar asam sulfat tinggi seperti misalnya rawa-rawa,
air laut atau pantai, serta kawasan tambang. Jenis bangunan yang membutuhkan
jenis ini diantaranya bendungan, pelabuhan, konstruksi dalam air, hingga
pembangkit tenaga nuklir.

6.2.2 Jenis Semen Campur


Beberapa jenis semen campur diantaranya:

1. Portland Composite Cement (PCC)

Kegunaan Portland Composite (PCC) ini secara luas adalah bahan


pengikat untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, beton pra cetak,
beton pra tekan, paving block, plesteran dan acian, dan sebagainya. Karakteristik
Portland Composite Cement (PCC) lebih mudah dikerjakan, kedap air, tahan
sulfat, dan tidak mudah retak. Material ini terdiri dari beberapa unsur diantaranya
terak, gypsum, dan bahan anoraganik.

2. Super Portland Pozzolan Composite Cement (PPC)


Kegunaan super portland pozzolan composite cement diantaranya adalah
sebagai konstruksi beton massa, konstruksi di tepi pantai dan tanah rawa yang
harus memiliki ketahanan terhadap sulfat, tahan hidrasi panas sedang, pekerjaan
pasangan dan plesteran. Beberapa jenis bangunan yang menggunakan produk ini
diantaranya perumahan, jalan raya, dermaga, irigasi, dan sebagainya. Semen ini
merupakan pengikat hidrolis seperti halnya PCC namun terdiri dari campuran
terak, gypsum, dan pozzolan.

3. Special Blended Cemeny (SBC)

Ada yang istimewa dari jenis special belended cement (SBC) atau semen
campur karena khusus dirancang dalam pembangunan jembatan terbesar yang
menghubungkan Surabaya dengan Madura yang dikenal dengan Jembatan
Suramadu. Karakteristik special blended cement tentu memenuhi kebutuhan
konstruksi bangunan pada air laut seperti halnya jembatan Suramadu yang berdiri
diatas laut.

4. Super Masonry Cement (SMC)

Kegunaan Super Masonry Cement (SMC) diantaranya sebagai bahan baku


genteng beton, tegel, hollow brick, dan paving block. Selain itu, digunakan hanya
pada kisaran konstruksi bangunan rumah atau irigasi dengan struktur beton paling
besar K225. Tipe ini pertama kali diperkenalkan di USA.

5. Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR (High Sulfate Resistance)

Lain rumah, lain pula material yang digunakan untuk sumur bumi.
Karakteristik Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR yang tahan terhadap sulfat
tinggi ini merupakan jenis yang dibuat untuk kegunaan khusus di kedalaman dan
temperatur tertentu yang bisa disesuaikan dan kecepatan pengerasan dikurangi.
Diantara proyek yang menggunakan material ini yaitu sumur minyak bumi di
bawah permukaan bumi dan laut.

6. Semen Thang Long PCB40


Karakteristik semen thang long PCB40 yang memiliki daya tahan tinggi
terhadap sulfat sesuai untuk konstruksi bangunan bawah tanah dan air. Tak hanya
itu, semen ini juga memeiliki daya tahan terhadap penyerapan air, erosi
lingkungan, dan tahan lama. Jenis ini juga hemat digunakan karena kekuatannya.
Iklim Vietnam sangat pas untuk penggunaan jenis semen ini.

7. Semen Thang Long PC50

Kegunaan semen thang long PC50 yang banyak digunakan untuk proyek-
proyek besar dan rumit sehingga membutuhkan jenis semen dengan spesifikasi
tinggi. Standarisasi yang setara Asia, Eropa, bahkan Amerika ini diaplikasikan
untuk jembataan hingga pembangkir listrik. Karakteristik semen thang long PC50
diantaranya memiliki ketahanan tinggi terhadap sulfat sehingga bisa pula
digunakan di bawah tanah dan air.

8. Semen Putih ( white portland cement)

Kegunaan semen putih diaplikasikan untung lapisan keramik hingga


dekorasi interior dan eksterior bangunan. Merek yang beredar dipasaran adalah
Semen Tiga Roda, Plamur Kingkong, Semen Putuh Cap Gajah dan Semen Putih
Panda.

9. Semen Acian Putih/Mortar TR30

`Katarekteristik semen acian putih atau mortar TR30 ialah memiliki


daya rekat yang tinggi dan dapat menghasilkan permukaan acian yang lebih
halus. Oleh karena itu, tidak mudah retak, dan terkelupas. Waktu
pengerjaannya juga cenderung lebih cepat. Kegunaan semen acian putih
adalah untuk untuk finishing seperti diantaranya plesteran, acian, pasangan
keramik.

6.3 Syarat-Syarat Semen


Semen merupakan bahan pengikat yang berfungsi untuk mengikat agregat
halus dan agregat kasar dengan air dalam suatu adukan, sepeti adukan beton atau
plesteran. Pada ‘tempat penulis kerja praktek’, kontraktor membuat berita acara
untuk persetujuan pemakaian tipe atau merk semen yang digunakna dan tidak
boleh merubah tipe atau merk tanpa alasan yang kuat dan khusus serta persetujuan
dari pihak konsultan Manajemen Konstruksi (MK). Semen yang digunakan adalah
semen Holcim. Jenis semen Portland ini telah memenuhi mutu yang ditetapkan
dalam RKS meliputi:

1. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8 - 1972)


2. Peraturan Beton Indonesia (NI.2 – 1971)
3. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Gedung SNI-03-2847-2003
4. Mempunyai sertifikat Uji (test sertificate)
5. Mendapat Persetujuan Perencana/Konsultan MK.

Untuk keperluan pembuatan campuran beton, semen harus memnuhi syarat-syarat


sesuai dengan stadar Normalisasi Indonesia (NI)-8 sebagai berikut

1. Waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang dari
1 jam (60 menit).
2. Pengikata awal semen normal 60-120 menit.
3. Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bersih dari zat
organis yang dapat mempengaruhi proses pengikatan awal.
4. Suhu ruangan 23˚C.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan dan penyimpanan semen


antara lain:

1. Semua semen yang akan dipakai harus dalam satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk
suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim
dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah.
2. Semen harus terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang
merusak.
3. Setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud
agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
4. Semen diletakkan di atas papan kayu dengan ketinggian 30 cm dari lantai
gudang untuk menhindari kelembaban.
5. Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap rusak, sudah mulai membatu, dapat ditolak
penggunaannya tanpa melalui test lagi.
6. Tiap tumpukan tidak boleh lebih dari 10 kantong/melampaui 2m untuk
menghindari mengerasnya semen di bagian bawah karena tekanan.
7. Gudang harus terlindung dari cuaca, memiliki ventilasi dan cukup lapang
untuk memuat semen dalam jumlah cukup besar.

Perlu diingat karena penimpunan semen dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan dalam
penyimpanan (diberi alas kayu) serta peru adanya pengatran penggunaan semen
secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan terlebih
dahulu.

7 Faktor Air dan Semen


Faktor air semen (fas) adalah perbandingan berat antara air dan semen
Portland di dalam campuran adukan beton. Dalam praktek pembuatan beton nilai
fas berkisar antara 0,4 sampai dengan 0,6. Menetapkan standar w/c ratio yang
dapat digunakan dengan mudah dalam grafik berikut ini. Besaran tersebut hanya
gambaran kasar untuk mempermudah campuran secara manual di lapangan.
Dalam menentukan w/c ratio secara akurat dan efisien, sangat diperlukan trial mix
skala laboratorium dengan varian campuran tertentu.

Berdasarkan grafik tersebut, kita dapat menentukan kuat tekan beton,


misalnya untuk menentukan beton dengan kuat tekan 350 kg/cm2 (dalam benda
uji silinder 15 x 30 cm) kita dapat menggunakan w/c ratio 0,44 atau apabila
jumlah air dibagi jumlah semen nilainya adalah 0,44.
Apabila kita tetapkan jumlah air adalah 190 liter per m3 beton, maka
jumlah semen yang digunakan agar tercapai kuat tekan silinder 350 kg/cm2 dapat
dihitung dengan menggunakan w/c ratio 0,44.
Sehingga jumlah semen yang direkomendasikan adalah 431 kg per m3 campuran
beton.
Faktor air semen merupakan hal terpenting didalam pembentukan beton.
Kekuatan beton tergantung pada perbandingan air semen. Semakin tinggi nilai Fas
(faktor air semen) pada campuran beton maka nilai kuat tekan dan modulus
elastisitas akan semakin rendah

BAB III PENUTUP

8 Simpulan
jumlah air yang dibutuhkan untuk proses hidrasi semen harus cukup.
Apabila terlalu banyak air yang ditambahkan pada beton maka akibat adanya
pengeringan maka air bebas yang terdapat di dalam gel akan cepat menguap
sehingga gel menjadi porous, gel menyusut banyak dan terjadi retakan. Selain itu
kekuatan gel juga rapuh yang mengakibatkan daya rekat semen rendah.
Sebaliknya apabila jumlah air pencampur pada beton kurang maka proses hidrasi
semen tidak dapat terjadi seluruhnya yang mengakibatkan kekuatan beton akan
turun.
Faktor air semen merupakan hal terpenting didalam pembentukan beton.
Kekuatan beton tergantung pada perbandingan air semen. Semakin tinggi nilai Fas
(faktor air semen) pada campuran beton maka nilai kuat tekan dan modulus
elastisitas akan semakin rendah
Daftar Pustaka

Alizar, M.T.(2009,3 Agustus). Air Campuran Beton. Diperoleh 22 Februari 2018,


dari http://teorikuliah.blogspot.co.uk/2009/08/air-campuran-beton.html

Surga Dunia.(2013,17 Juni). Teknologi Bahan .Diperoleh 22 Februari 2017, dari


http://syurgaduniaku4.blogspot.co.uk/2013/07/makalah-semen.html

Yhouga Ariesta Moppratama.(2017,9 Januari). Pembuatan Mix Desain Beton


Normal .Diperoleh 22 Februari 2017, dari https://kipmi.or.id/pembuatan-mix-design-
beton-normal.html

Anda mungkin juga menyukai