Anda di halaman 1dari 5

INOVASI BETON GEOPOLIMER DENGAN PENAMBAHAN AMPAS SERAT TEBU

SangMakarya
Muhammad Rif’at Hidayat, Verdi Arya Rahaditya, Dzikrie Fikriyan Syah
S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Abstrak kuat tarik yang rendah. Tarik beton dapat


ditingkatkan dengan menggunakan serat. Green
Beton merupakan suatu kebutuhan Force Concrete menggunakan serat alami, dalam
material yang sangat dibutuhkan masyarakat hal ini kami mengusulkan menggunakan serat
dalam pembangunan infrastruktur yang semakin tebu untuk meningkatkan kuat tarik beton.
meningkat seiring perkembangan zaman.
Pengembangan infrastruktur di Indonesia hingga I. Inovasi Material Beton Serat
saat ini mengarah pada penggunaan beton mutu
tinggi (High Strength Concrete). Namun dalam a) Ampas Serat Tebu
pembuatan beton mutu tinggi, membutuhkan Tebu (Saccharum officinarum) adalah
semen dalam jumlah yang banyak. Salah satu tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula.
bahan penyusun semen adalah CaO yang
Lahan perkebunan tebu di Indonesia saat ini
didapatkan dari penguraian CaCO3 menjadi CaO
mencapai kurang lebih 400.000 hektar, dimana
dan CO2. Hal ini berarti volume CO2 yang
dihasilkan sama dengan volume CaO yang sebagian besar (lebih dari 95%) diantaranya
dihasilkan. Belum lagi dalam proses produksi berada di Jawa, Sumatera, dan sisanya berada di
semen juga dilakukan pemanasan dengan suhu Sulawesi.
tinggi yang juga menghasilkan CO2 dari
pembakaran. Dengan begitu, produksi semen
mencemari atmosfer dan menyebabkan global
warming.
Green Force Concrete merupakan beton
geopolimer yang tidak menggunakan semen sama
sekali. Untuk menggantikan semen sebagai
perekat agregat maka digunakan binder yang
terdiri dari Fly Ash yang diaktifkan dengan suatu
larutan aktivator. Gambar 1. Ampas tebu sebelum diolah.

Proses polimerisasi yang terjadi di dalam Dengan total lahan perkebunan tebu
beton geopolimer meliputi reaksi kimia yang tersebut tentunya juga akan menghasilkan ampas
terjadi antara alkalin dengan mineral Si–Al tebu tersebut berupa serat tebu atau lazimnya
sehingga menghasilkan rantai polymeric tiga– disebut baggase, adalah hasil samping dari proses
dimensi dan ikatan struktur Si–O–Al–O yang ekstraksi (pemerahan) cairan tebu. Dari satu
konsisten (Davidovits,1999). Davidovits (1978) pabrik dihasilkan serat tebu sekitar 35%-40% dari
menyarankan penggunaan istilah ‘poly(sialate)’ berat tebu yang digiling (Indriani dan Sumarsih,
sebagai nama kimia dari beton geopolimer yang 1992). Di Indonesia saat ini kapasitas produksi
berbahan dasar siliko-aluminate. Sialate adalah ampas tebu sebesar 6,28 juta ton per tahun.
singkatan dari silicon-oxoaluminate. Dengan tingkat utilisasi 82% maka kemampuan
Dalam pembuatan beton mutu tinggi, produksi nyata adalah 5,7 juta ton per tahun
semua aspek yang menunjang performa dari (Dirjenbun, 2014). Panjang seratnya antara 1.7 –
beton tersebut harus diperhatikan. Salah satu dari 2 mm dengan diameter sekitar 20 mikro.
penunjang performa beton adalah kuat Tarik.
Pada umumnya beton konvensional mempunyai
Tabel 1. Sifat mekanis serat tebu
Sifat Mekanis Serat Tebu
Diameter (mm) 0.2-0.4
Specific Gravity 1.2-1.3
Modulus Elastisitas (Gpa) 15.19
Kuat Tarik Ultimit (MPa) 170-290
Penyerapan Air 70-75
Sumber : Balaguru dan Shah, 2002
b) Fly Ash
Gambar 3. NaOH
Fly ash adalah hasil pemisahan sisa
pembakaran yang halus dari pembakaran batu
bara yang dialirkan dari ruang pembakaran
melalui ketel berupa semburan asap, yang dikenal
di Inggris sebagai serbuk abu pembakaran.
Fly Ash mempunyai butiran yang cukup
halus, yaiut lolos ayakan no 325 (45 µm) 5- 27 %
dengan specific gravity antara 2,15 sampai 2,8
dan berwarna abu abu kehitaman. Sifat proses
pozzolanic dari flyash mirip dengan bahan
pozzolan lainnya (Aman, 2010)
Gambar 4. Na2SiO3

II. Metode Pelaksanaan


Pengolahan Serat Ampas Tebu:
1. Ampas tebu yang digunakan adalah ampas
tebu yang memiliki panjang antara 25-40
cm.
2. Serat ampas tebu dari sisa limbah industri
gula direndam 1 hari dalam larutan NaOH
untuk menghilangkan zat organik dari
serat tebu.
3. Kemudian disisir dengan sikat kawat
Gambar 2. Fly ash. untuk menghilangkan gabus yang
menempel dengan serat. Setelah itu
Fly ash yang paling baik untuk dijadikan dikeringkan dengan diangin-anginkan
bahan dasar pembuatan beton geopolimer adalah selama kurang lebih 7 hari.
fly ash kelas F, yaitu fly ash yang banyak 4. Serat ampas tebu yang telah dikering
mengandung oksida silika dan alumina serta dilakukan penyisiran lagi untuk
sedikit mengandung CaO. (Gourley, 2003) menghilangkan gabus yang masih melekat
pada serat.
c) Alkali Aktivator 5. Serat dalam pelepah tebu diambil satu
Alkali aktivator yang digunakan yaitu persatu secara manual dengan
Sodium Silikat (Na2SiO3) dan Sodium menggunakan tangan untuk mendapatkan
Hidroksida (NaOH). Sodium Hidroksida dalam benang-benang serat tebu.
(Untuk poin 3, 4, 5 dalam skala besar bisa
bentuk serbuk terlebih dahulu harus dilarutkan
digunakan mesin ekstraksi serat Weijin
dengan air 10 M. (Januarti, 2007)
ZGM-4401)
6. Benang-benang serat yang telah
terkumpul bervariasi baik diameter
maupun kualitas keuletannya, oleh karena
itu benang-benang serat dipintal dengan
jumlah antara 8-12 benang yang memiliki III. Proporsi Campuran Beton Serat
diameter kurang lebih 2,5 mm dengan
tujuan agar diperoleh serat yang memiliki Beton geopolimer terdiri dari agregat dan
diameter dan tingkat keuletan yang binder. Agregat yang digunakan terdiri dari
homogen. agregat kasar dan halus, sedangkan bindernya
7. Untuk campuran beton serat, serat tebu terdiri dari fly ash dan aktivator. Lalu dalam
dipotong dengan panjang sekitar 2,5 cm campuran tersebut ditambahkan serat tebu dengan
(Hartono, 2008) proporsi 0,3% dari berat total beton.
Agregat dalam beton geopolimer terdiri
Pembuatan Adukan Beton Geopolimer
dari 75% dari total berat beton. Agregat kasar
1. Membuat permukaan dalam molen/ mesin yang kami usulkan di proposal ini terdiri dari batu
pengaduk menjadi lembab dengan cara pecah diameter 5-10 mm dan 10-20 mm. Agregat
mengisinya dengan air sampai penuh lalu halus yang kami gunakan adalah pasir alam zona
membuang airnya hingga habis atau 2.
dengan cara membasahinya dengan kain
basah Binder dalam beton geopolimer terdiri
2. Mencampur agregat kasar dengan fly ash dari 25% dari total berat beton. Binder yang kami
dengan cara memasukan keduanya ke gunakan terbuat dari fly ash tipe F yang diaktifkan
dalam molen yang berputar hingga dengan larutan aktivator. Larutan aktivator yang
tercampur rata kami gunakan adalah sodium hidroksida (NaOH)
3. Mencampur NaOH dengan Na2SiO3 dan sodium silikat (Na2SiO3).
dengan cara mengaduk keduanya di bak Setelah dilakukan perhitungan,
lain didapatkan proporsi campuran beton geopolimer
4. Mencampur campuran agregat kasar dengan serat tebu untuk 1 m3 adalah sebagai
dengan campuran NaOH dan Na2SiO3 berikut:
dengan cara menuangkan campuran no. 3
dengan campuran no. 2 di molen yang 1. Agregat kasar = 1275 kg
berputar 2. Agregat halus = 637,5 kg
5. Tambahkan pasir ke dalam campuran, dan 3. Fly ash = 446,25 kg
aduk hingga rata 4. Na2SiO3 = 114,75 kg
6. Penambahan hasil olahan serat tebu 5. NaOH 10M = 76,5 kg
kedalam campuran dengan cara 6. Serat tebu = 8,4 kg
menambahkan sedikit demi sedikit
kedalam molen yang sedang berputar Tabel 2. Proporsi campuran beton serat

Rasio terhadap Masa Fly Ash


Fly
Melembabkan molen Ash Agregat Agregat NaOH Na2SiO3 Serat
Kasar Halus 10M Tebu
1 2,86 1,43 0,17 0,26 0,018
Agregat Kasar + Fly Ash

NaOH + Na2Si03

Pasir

Serat

Cetak

Gambar 5. Diagram alir pembuatan adukan beton


geopolimer
IV. Komparasi Biaya Produksi Inovasi Beton ● Inovasi dari beton ACC (Anti Crack
Serat terhadap Beton Konvensional Concrete) dengan meningkatkan kuat
tarik dan kuat lentur
Tabel 3. Biaya beton konvensional
● Dengan komposisi tertentu dapat
dijadikan sebagai Light Weight Concrete
Material Beton Harga (Rp)
Konvensional Adapun untuk pembangunan infrastruktur di
(kg) Indonesia, beton geopolimer dengan serat tebu ini
dapat digunakan untuk pembangunan sarana
Semen 687,5 893.750 transportasi di Indonesia, seperti jalan dan
bantalan rel kereta api. Lebih jauh lagi, beton
Pasir 565 56.500 geopolimer dengan serat tebu ini dapat
dimanfaatkan dengan teknik pra-cetak.
Kerikil 941 78.385
Sedangkan berbagai keunggulan yang kita
Air 206,25 400 peroleh adalah :
Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa beton
TOTAL 1.029.035 geopolimer memiliki beberapa keunggulan yaitu
sebagai berikut (Li, Ding dan Zhan):
Tabel 4. Biaya beton geopolimer ● Penghematan energy dan melindungi
lingkungan
Material Beton Harga (Rp) ● Memiliki volume yang stabil karena
Geopolimer penyusutan yang terjadi 4/5 kali lebih
(kg) rendah jika dibandingkan dengan beton
konvensional
Fly ash 446,25 189.656,25 ● Kekuatannya dicapai dalam waktu yang
Pasir 637,5 63.750 singkat karena kekuatan tekan beton ini
mampu mencapai 70% dalam waktu 4 jam
Kerikil 1.275 106.207,5 pertama
● Memiliki ketahanan tinggi karena beton
NaOH 10 M 76,5 632.500 ini tahan terhadap serangan lingkungan
agresif tanpa mengurangi fungsi yang
Na2SiO3 114,75 688.500 dimilikinya
● Semen geopolimer tahan terhadap api
Serat Tebu 8,4 1.600
karena mampu bertahan dalam suhu 1000
TOTAL 1.682.213,75 derajat sampai 1200 derajat celcius

VI. Kesimpulan
Dari table tersebut dapat dilihat bahwa
harga beton geopolimer lebih mahal daripada Berdasarkan perhitungan dan pembahasan hasil
beton konvensional. Hal tersebut disebabkan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat
harga larutan aktivator (NaOH dan Na2SiO3) yang ditarik kesimpulan sebagai berikut.
mahal. Kedepannya, dengan dimanfaatkannya ● Inovasi Material Beton Serat yang
beton geopolimer, diharapkan harga aktifator digunakan adalah
dapat ditekan sehingga lebih murah.
a. Ampas Serat Tebu, dengan Modulus
V. Proyeksi Pengaplikasian Inovasi Beton Elastisitas 15.19 Gpa, dan Kuat Tarik
Serat di Bidang Konstruksi Ultimit 170 - 290 MPa
b. Fly Ash type F,
Adapun proyeksi pengaplikasian beton serat tebu c. Alkali activator yaitu Sodium Silikat
dalam dunia konstruksi adalah: (Na2SiO3) dan Sodium Hidroksida
● Membuat beton HPC (High Performance (NaOH).
Concrete)
● Proporsi Campuran Beton Serat yang Materials”, Paper presented at the
digunakan adalah Materials 2003 Conference: Adaptive
Materials for a Modern Society, Sydney.
a. Agregat kasar = 1275 kg
b. Agregat halus = 637.5 kg Hartono Y, Sukanto J,
c. Fly ash = 446.25 kg
d. Na2SiO3 = 114.75 kg 2008. Analisa Teknis Kekuatan Material
e. NaOH 10M = 76.5 kg Komposit Berpenguat Serat Ampas Tebu
f. Serat tebu = 8.4 kg (Baggase).Jurnal, Universitas
● Komparasi Biaya Produksi Inovasi Beton Diponegoro, Semarang.
Serat terhadap Beton Konvensional Indriani dan Sumiarsih.
a. Beton konvensional, total harga 1992. Pembudidayaan Tebu di Lahan
produksi : Rp 1.029.035 ,- Sawah dan Tegalan. Penebar Swadaya.
b. Inovasi beton serat, total harga Jakarta.
produksi : Rp 1.682.213,75 ,-
Didapatkan harga beton inovasi lebih mahal Januarti , Triwulan , & Oktavina .,
dari beton konvensional dikarenakan harga
2007. Sifat Mekanik Beton Geopolimer
aktivator yang mahal.
Berbahan Dasar Fly Ash Jawa Power
● Proyeksi Pengaplikasian Inovasi Beton Paiton Sebagai Material Alternatif
Serat di Bidang Konstruksi, untuk
Li, Z. , Ding,Z. , & Zhang, Y.,
pembangunan infrastruktur di Indonesia,
beton geopolimer dengan serat tebu ini N/A. Development Of Sustainable
dapat digunakan untuk pembangunan Cementitious Materials, Hongkong
sarana transportasi di Indonesia, seperti
jalan dan bantalan rel kereta api. Lebih
jauh lagi beton geopolimer dengan serat
tebu ini dapat dimanfaatkan dengan teknik
pra-cetak.
● Beton geopolimer tidak memerlukan
konsumsi energy yang besar seperti beton
konvensional biasa. Beton geopolimer
juga tidak memancarkan CO2 ke udara
sehingga dapat mengurangi efek
pemanasan global

VII. Refrensi
Aman S, Mudji I, Bambang P.
2010. Teknologi Beton dalam Praktek.
Davidovits, J
1991. Geopolymer : Inorganic Polymeric
New Materials, Geopolymer Institut,
France.
Dirjenbun
2014. Laporan Kinerja Tahunan
Direktorat Jenderal Perkebunan
Gourley, J. T.
2003, “Geopolymers; Opportunities for
Environmentally Friendly Construction

Anda mungkin juga menyukai