Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

STRUKTUR BETON PRACETAK DAN PRATEGANG


“Plat Lantai, Dinding, dan Tangga”

DISUSUN OLEH
ANATASYA SUNDAH (16014018)
DESSY PANGUMPIA (16014008)
MEILIN SUMEBA (16014005)
NOVIALE TOMATALA (16014027)
YOGASWARA LANGOUW (16014021)

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I

PENDAHULUAN................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 3

BAB II

ISI ............................................................................................................................ 5

2.1 Sejarah Beton Pracetak .................................................................................. 5

2.2 Sistem Pracetak Beton ................................................................................... 6

2.3 Pengertian Beton Pracetak / Precase Concrete .............................................. 7

2.4 Pembuatan / Produksi Beton Pracetak........................................................... 8

2.5 Beton Prategang........................................................................................... 11

2.6 Konsep Beton Prategang ............................................................................. 11

2.7 Keuntungan dan Kekurangan Beton Prategang........................................... 13

2.8 Produk Beton Pracetak Plat Lantai ............................................................. 13

2.9 Plat Lantai Pracetak ..................................................................................... 15

2.10 Pelaksanaan Plat Lantai Pracetak Jembatan .............................................. 16

2.11 Tangga Precast .......................................................................................... 18

2.12 Pemasangan Dinding Precast ................................................................... 20

BAB III

PENUTUP ............................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton adalah material bahan yang terdiri dari semen, agregat (split dan
pasir), air, serta bahan tambahan (addmixture) baik kimia maupun mineral jika
diperlukan. Beton Pracetak adalah salah satu jenis beton yang proses pembuatannya
adalah dengan cara dicetak disebuah pabrik menjadi panel-panel yang nantinya
akan dirakit. Beton Prategang adalah beton yang diberikan tegangan-tegangan
internal agar dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan gaya tarik didalamnya.
Tegangan internal yangdiberikan dalam beton prategang itu sendiri terletak pada
bagian tulangan beton, yang terbuat dari material baja.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab
kebutuhan di era ini. Pada dasarnya sistem ini melakukan pengecoran komponen di
tempat khusus di permukaan tanah (pabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi)
untuk disusun menjadi suatu struktur utuh (ereksi).
Penggunanan beton pracetak pada konstruksi bangunan dari segi efisiensi
dalam aspek biaya, beton pracetak mampu mereduksi hingga 10% dibandingkan
dengan beton konvesional , sedangkan dari segi aspek waktu mampu mereduksi
waktu konstruksi sampai 50% dan kualitas mutu beton yang lebih baik
dibandingkan dengan beton konvesional. Sistem beton pracetak telah banyak
diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem dikembangkan di dalam negeri
maupun yang didatangkan dari luar negeri.
Sistem struktur beton pracetak juga digunakan untuk pembangunan gedung
asrama, rumah toko, ataupun gedung perkantoran. Pemilihan sistem beton pracetak
adalah karena sistem ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan
sistem struktur beton yang dicor ditempat, yaitu: Pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih mudah sehingga mengurangi masa
konstruksi; Pelaksanaan lebih cepat sehingga dapat mengurangi biaya konstruksi;
Pengontrolan mutu pekerjaan lebih baik karena pengerjaan komponen frame
dilakukan sebelum pemasangan (instalasi) sebagai struktur bangunan, sehingga
kualitas konstruksi lebih terjamin; Mengurangi bahan cetakan dari bahan kayu

3
mendukung pelestarian lingkungan; Mengurangi penggunaan perancah;
Mengurangi jumlah tenaga kerja di lapangan; Kondisi lapangan lebih bersih.
Beton prategang cukup banyak digunakan dalam konstruksi di Indonesia.
Penggunaan struktur beton prategang ini dinilai mempunyai banyak keuntungan
antara lain (Triwiyono,2003) : Struktur yang lebih ringan, langsing dan kaku, Gaya
prategang dapat mencegah atau mengurangi retak yang selanjutnya dapat mencegah
terjadinya korosi pada baja sehingga struktur lebih tahan terhadap lingkungan yang
korosif, Lintasan tendon dapat diatur agar berkontribusi dalam menahan gaya
lintang, Penghematan maksimum dapat dicapai pada struktur bentang panjang yang
akan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan struktur beton bertulang biasa dan
struktur baja, dan Dapat digunakan untuk struktur pracetak yang dapat memberikan
jaminan kualitas yang lebih baik, kemudahan dan kecepatan dalam pelaksanaan
konstruksi serta biaya awal yang rendah.
Struktur plat lantai beton full precast adalah sistem pembuatan plat dengan
metode seratus persen pracetak, beton di cetak terlebih dahulu kemudian dipasang
dilokasi proyek. proses produksi beton pracetak bisa dilakukan di area proyek atau
pada lokasi terpisah dengan mempertimbangkan segi pengiriman. ini bisa menjadi
salah satu cara untuk mempercepat waktu pelaksanaan pembangunan.

4
BAB II
ISI

2.1 Sejarah Beton Pracetak


Sistem pracetak berkembang mula-mula di negara Eropa. Struktur pracetak
pertama kali digunakan adalah sebagai balok beton pracetak untuk Casino di
Biarritiz, yang dibangun oleh kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi beton
bertulang diperkenalkan oleh sebuah perusahaan Jerman, Wayss & Freytag di
Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906. Tahun 1912 bangunan bertingkat
menggunakan sistem pracetak berbentuk komponen-komponen, seperti dinding
kolom dan lantai diperkenalkan oleh John E.Conzelmann.
Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman
oleh Philip Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG,
Prteussag, Loser dan lain-lain. Sistem pracetak tahan gempa dipelopori
pengembangannya di Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang dikenal sebagai
negara maju di dunia, ternyata baru melakukan penelitian intensif tentang sistem
pracetak tahan gempa pada tahun 1991. Dengan membuat program penelitian
bersama yang dinamakan PRESS (Precast Seismic Structure System).
Sejarah perkembangan cara membangun ini dapat dikelompokkan menjadi
beberapa terminologi. Dari waktu ke waktu selalu terjadi perkembangan bentuk,
jenis material dan metode. Mengutip tulisan Widodo (1991), menyatakan bahwa
sejarah perkembangan arsitektur adalah sebagai berikut: Industri Bangunan
Generasi 1 (1945-1960) dikenal dengan “Element Building”. Pada zaman ini
metode membangun ditujukan untuk meningkatkan produktivitas tenaga tidak
terampil, menurunkan harga bangunan, meningkatkan kualitas bangunan. Pada
zaman ini telah dilakukan pracetak untuk komponen dinding dalam, panel muka
dan plat lantai.
Industri Bangunan Generasi II (1995-1965) dikenal dengan “RATRAD”.
Pada zaman ini terjadi rasionalisasi dari metode membangun tradisional atau
“Rationalized Traditional Building” disingkat “RATRAD”. Pada zaman ini
pracetak dilakukan bagian bangunan yang berdimensi kecil dan lebih bersifat padat

5
karya. Industri Bangunan Generasi III (1960-1970) dikenal dengan “Building Site”.
Perkembangan terakhir (1970-sekarang).
Menilik perkembangan arsitektur diatas, sedikit banyak biaya bangunan
cukup berpengaruh dalam perkembangan metode konstruksi. Biaya dalam sebuah
bangunan digunakan untuk kepentingan pembelian material, pembayaran upah
pekerja, penggunaan alat, biaya overhead dan keuntungan bagi penyedia jasa.
Komposisi biaya untuk pembayaran upah kurang lebih sebesar 35% dari total biaya
proyek, sisanya untuk keperluan material, alat, overhead dan lainnya.
Kecenderungan biaya konstruksi akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan.
Bila dibandingkan dengan biaya pada industri manifaktur, biaya konstruksi melesat
jauh kedepan. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah tingginya upah
tenaga lapangan dan proses konstruksi secara tradisional.
Indonesia telah mengenal sistem pracetak yang berbentuk komponen.
Seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an.
Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi
seperti System Column Slab (1996), Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load
Bearing Wall (1997), Sistem Bresphaka (1999) dan system T-Cap (2000).

2.2 Sistem Pracetak Beton


Pada pembangunan struktur dengan bahan beton dikenal 3 (tiga) metode
pembangunan yang umum dilakukan, yaitu sistem konvensional, sistem formwork
dan sistem pracetak.
Sistem konvensional adalah metode yang menggunakan bahan tradisional
kayu dan triplek sebagai formwork dan perancah, serta pengecoran beton di tempat.
Sistem formwork sudah melangkah lebih maju dari sistem konversional dengan
digunakannya sistem formwork dan perancah dari bahan metal. Sistem formwork
yang telah masuk di Indonesia, antara lain Sistem Outinord dan Mivan. Sistem
Outinord menggunakan bahan baja sedangkan Sistem Mivan menggunakan bahan
alumunium.
Pada sistem pracetak, seluruh komponen bangunan dapat difabrikasi lalu
dipasang di lapangan. Proses pembuatan komponen dapat dilakukan dengan kontol
kualitas yang baik.

6
2.3 Pengertian Beton Pracetak / Precase Concrete
Precast Concrete/Beton pracetak adalah suatu metode percetakan
komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu
pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang. Beton pracetak dibuat di
dalam pabrik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan atau disesuaikan
dengan aplikasi kerja sehingga bisa menghemat biaya dan efisien waktu. Setelah
pembuatan beton tersebut selesai, beton selanjutnya akan diangkut ke lokasi proyek
pembangunan untuk dilakukan pemasangan.
Precast Concrete atau Beton pracetak menunjukkan bahwa komponen
struktur beton tersebut tidak dicetak atau dicor ditempat komponen tersebut akan
dipasang. Biasanya ditempat lain, dimana proses pengecoran dan curing-nya dapat
dilakukan dengan baik dan mudah. Jadi komponen beton pracetak dipasang sebagai
komponen jadi, tinggal disambung dengan bagian struktur lainnya menjadi struktur
utuh yang terintegrasi.
Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel frabrikasi), maka
mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan,
maka beton pracetak hanya akan diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya
mencapai angka minimum tertentu, sehingga tercapai break-event-point-nya.
Bentuk typical yang dimaksud adalah bentuk-bentuk yang repetitif, dalam jumlah
besar.
Berdasarkan surat keputusan SNI T-15-1991-03, pengertian beton pracetak
ialah komponen beton yang dicor di tempat yang bukan merupakan posisi akhir
dalam suatu struktur. Pada umumnya, beton pracetak mempunyai kekuatan yang
berkisar antara 4.000-6.000 psi atau bahkan lebih.
Keunggulan Menggunakan beton pracetak di antaranya adalah
memudahkan pekerjaan struktur maupun finishing, menghemat biaya/anggaran
pekerjaan bangunan sampai dengan 30% dibanding dengan cara konvensional /
manual karena tidak ada pekerjaan ulang, beton pracetak sebelum bangunan
didirikan sudah bisa dilihat bentuk atau desainnya, kualitas terkontrol dengan baik
karena bentuk dan ukuran sudah pasti, lebih ringan dan rapi, menghemat
penggunaan bekisting karena dengan beton pracetak tidak perlu memakai bekisting
lagi, bisa dibentuk sesuai desain yang diinginkan serta tercapainya efisiensi waktu.

7
2.4 Pembuatan / Produksi Beton Pracetak
Proses produksi/pabrikasi beton pracetak dapat dibagi menjadi tiga tahapan
berurutan yaitu:
1. Tahap Design
Proses perencanaan suatu produk secara umum merupakan kombinasi dari
ketajaman melihat peluang, kemampuan teknis, kemampuan pemasaran.
Persyaratan utama adalah struktur harus memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan
kestabilan pada masa layannya.
2. Tahap Produksi
Beberapa item pekerjaan yang harus dimonitor pada tahap produksi adalah
kelengkapan dari perintah kerja dan gambar produk, mutu dari bahan baku, mutu
dari cetakan, mutu atau kekuatan beton, penempatan dan pemadatan beton, ukuran
produk, posisi pemasangan, perawatan beton, pemindahan, penyimpanan dan
transportasi produk, serta pencatatan (record keeping).
Tahap Produksi terdiri dari proses berikut :
a. Pembuatan rangka tulangan
b. Pabrikasi tulangan dan cetakan
c. Penakaran dan pencampuran beton
d. Penuangan dan pengecoran beton
e. Transportasi beton segar
f. Pemadatan beton
g. Finishing / repairing beton
h. Curing beton
Di bawah ini penjelasan singkat langkah – langkah dalam pembuatan beton
pracetak pada tahap produksi:

8
Langkah 1 : Pembuatan Cetakan
Cetakan berfungsi untuk membentuk beton dengan spesifikasi yang sesuai
perencanaan. Bahan baku untuk membuat cetakan beton yaitu papan kayu. Papan-
papan kayu tersebut lantas dibentuk kotak dan ditahan menggunakan paku
secukupnya. Penentuan ukuran dari cetakan harus benar-benar diperhatikan karena
akan memengaruhi hasil jadi beton pracetak. Beton yang baik seyogyanya bisa
dipakai lagi hingga sebanyak 50 kali.
Langkah 2 : Pembuatan Adukan Beton
Secara prinsip, pembuatan adukan beton dilakukan dengan mencampurkan bahan
pengisi dan bahan pengikat menjadi satu. Bahan-bahan yang dimaksud antara lain
pasir, kerikil, semen, dan air dengan perbandingan komposisi sesuai kualitas yang
diharapkan. Untuk mengubah sifat alami dari beton, Anda bisa menambahkan zat
aditif tertentu ke dalam adukan tersebut.
Langkah 3 : Penuangan Adukan Beton
Adukan beton yang sudah terbentuk kemudian dituangkan ke dalam cetakan.
Pastikan dalam penuangannya, adukan ini disebarkan secara merata dan memenuhi
setiap bagian cetakan. Penuangan adukan yang salah akan menyebabkan mutu
beton menurun. Bahkan kekuatan beton pun dapat berkurang drastis apabila
penampangnya tidak tercetak sempurna. Adukan beton sebaiknya dituangkan
setengahnya dahulu, kemudian dilakukan pemasangan tulangan baja di tengah
cetakan, dan diteruskan lagi dengan penuangan adukan sampai penuh.
Langkah 4 : Pemasangan Tulangan Baja
Kebanyakan beton pracetak dipakai untuk menahan beban dari bangunan. Tidak
hanya pelat lantai, beton ini juga kerap digunakan sebagai pembentuk struktur balok
dan kolom bangunan. Oleh karena itu, beton harus mampu menahan gaya beban
dan gaya tarik dengan baik. Solusinya Anda bisa memasang beberapa tulangan baja
ke dalam adukan beton di dalam cetakan tadi sehingga nantinya akan terbentuk
beton bertulang. Pemasangan tulangan dilakukan ketika kondisi adukan masih
basah.
Langkah 5 : Pengeringan Beton (Curing)
Adukan beton sebaiknya dikeringkan secara alami dengan cara mengangin-
anginkannya. Penjemuran adukan beton di bawah terik sinar matahari langsung

9
justru dapat mengakibatkan beton mengalami keretakan sehingga tak layak pakai.
Selama proses pengeringan berlangsung, beton juga perlu disiram dengan air secara
berkala untuk menghindari beton mengering secara mendadak. Perawatan terhadap
beton dilakukan sampai berumur 7 hari, sedangkan beton akan mengering sempurna
dan boleh digunakan setelah usianya mencapai 30 hari. Pada elemen-elemen beton
yang besar steam curing diberikan kedalam beton dengan cara diselubungi Suhu
60-700C selama 2-3 jam.
3. Tahap Pasca Produksi
Terdiri dari tahap penanganan (handling), penyimpanan (storage),
penumpukan (stacking), pengiriman (transport) dan tahap pemasangan di lapangan
(site erection) Handling Pasca umur beton memenuhi, unit beton pracetak
dipindahkan ke storage/gudang, disusun secara vertikal dan diberi bantalan antar
unit pracetak
Transportasi dan alat angkut (pengiriman ke lapangan) Transportasi unit pracetak.
Transportasi adalah pengangkatan elemen pracetak dari pabrik ke lokasi
pemasangan. Sistem transportasi berpengaruh terhadap waktu, efisiensi konstruksi
dan biaya transport. Install /erection (pelaksanaan konstruksi) memasang unit
pracetak pada struktur, memasang joint (cast-in-site)
Metode dan jenis pelaksanaan konstruksi precast diantaranya adalah sebagai
berikut:
a) Dirakit per elemen
b) Lift – Slab system adalah pengikatan elemen lantai ke kolom dengan
menggunakan dongkrak hidrolis.
c) Slip – Form System pada sistem ini beton dituangkan diatas cetakan baja yang
dapat bergerak memanjat ke atas mengikuti penambahan ketinggian dinding
yang bersangkutan.
d) Push – Up / Jack – Block System pada sistem ini lantai teratas atap di cor
terlebih dalu kemudian diangkat ke atas dengan hidranlic – jack yang dipasang
di bawah elemen pendukung vertikal.
e) Box System konstruksi menggunakan dimensional berupa modul-modul kubus
beton.

10
2.5 Beton Prategang
Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan
besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas
tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal. (ACI)
Dalam definisi lain, beton prategang merupakan beton bertulang yang telah
diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam
akibat beban kerja. (SNI 03-2847-2002)
Beton prategang juga dapat didefinisikan sebagai beton dimana tegangan tariknya
pada kondisi pembebanan tertentu dihilangkan atau dikurangi sampai batas aman
dengan pemberian gaya tekan permanen, dan baja prategang yang digunakan untuk
keperluan ini ditarik sebelumbeton mengeras (pratarik) atau setelah beton mengeras
(pascatarik).

2.6 Konsep Beton Prategang


1. Konsep Dasar
Perbedaan utama antara beton bertulang dan beton prategang pada
kenyataannya adalah beton bertulang mengkombinasikan beton dan tulangan baja
dengan cara menyatukan dan membiarkan keduanya bekerja bersama-sama sesuai
dengan keinginannya, sedangkan beton prategang mengkombinasikan beton
berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengan cara-cara “aktif”. Hal ini dicapai
dengan cara menarik baja tersebut dan menahannya ke beton, jadi membuat beton
dalam keadaan tertekan. Kombinasi aktif ini menghasilkan perilaku yang lebih baik
dari kedua bahan tersebut. Baja adalah bahan yang liat dan dibuat untuk bekerja
dengan kekuatan tarik yang tinggi oleh prategang. Beton adalah bahan yang getas
dan kemampuannya menahan tarikan diperbaiki dengan memberikan tekanan,
sementara kemampuannya menahan tekanan tidak dikurangi. Jadi beton prategang
merupakan kombinasi yang ideal dari dua buah bahan modern berkekuatan tinggi.
2. Sistem Pemberian Prategang
Ada 2 jenis metode pemberian gaya prategang pada beton, yaitu :
1. Pemberian Pratarik (Pretension)
Pada metode pratarik, tendon ditarik sebelum beton dicor. Setelah beton cukup
keras tendon dipotong dan gaya prategang akan tersalur ke beton melalui lekatan.

11
Metode ini sangat cocok bagi produksi massal. Baja prategang diberi pratarik
terhadap pengangkeran independen sebelum pengecoran beton di sekitarnya.
Sebutan pratarik berarti pemberian pratarik pada baja prategang, bukan pada
baloknya. Pemberian pratarik biasanya dilakukan di lokasi pembuatan beton
pracetak. Penggambaran sistem pemberian pratarik dapat dilihat pada Gambar.

Gambar Metode Pemberian Prategang Pratarik


2. Pemberian Pascatarik (Post Tension)
Pada metode pascatarik, tendon ditarik setelah beton dicor. Sebelum pengecoran
dilakukan terlebih dahulu dipasang selongsong untuk alur dari tendon. Setelah
beton jadi, tendon dimasukkan ke dalam beton melalui selebung tendon yang
sebelumnya sudah dipasang ketika pengecoran. Penarikan dilakukan setelah beton
mencapai kekuatan yang diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan
dilakukan maka selongsong diisi dengan bahan grouting. Proses pemberian prateg
ang metode pascatarik dapat dilihat pada Gambar

Gambar Metode Beton Prategang Pasca Tarik

12
2.7 Keuntungan dan Kekurangan Beton Prategang
Keuntungan beton prategang, sebagai berikut:
1. Seluruh penampang beton prategang menjadi efektif, sedangkan pada beton
bertulang biasa hanya diatas garis netral saja yang efektif.
2. Struktur beton prategang lebih ramping.
3. Struktur beton prategang tidak retak akibat beban kerja.
4. Lendutan yang lebih kecil.
5. Daya tahan terhadap karat lebih baik.
6. Penggunaan bahan yang lebih sedikit karena menggunakan bahan mutu tinggi.
Kekurangan beton prategang, sebagai berikut :
1. Diperlukan kontrol yang lebih ketat dalam proses pembuatan.
2. Kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang awal.
3. Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.

2.8 Produk Beton Pracetak Plat Lantai


1. Hollow Core Slab

Gambar 1 Produk Beton Pracetak Hollow Core Slab


Hollow Core Slab biasanya digunakan dalam pembangunan lantai dibagian
bagunan gedung. Hollow Core Slab sangat popular di negara-negara dimana
penekanan konstruksi gedung telah di beton pracetak, termasuk Eropa Utara dan
Eropa Timur. Lembaran Hollow Core Slab biasanya di produksi dengan panjang
sekitar 120 meter. Proses ini melibatkan ekstrusi beton basah bersama dengan tali
kawat baja, kemudian dipotong oleh mesin pemotongan besar sesuai dengan
panjang dan lebar.

13
2. Half Slab

Gambar 2 Produk Beton Pracetak Half Slab


Half Slab adalah pekerjaan plat lantai beton bertulang dengan cara separuh
pracetak dan separuhnya lagi dibuat ditempat, alasan hanya dibuat separuh pracetak
karena menyesuaikan beban maksimal yang masih aman diangkat oleh derek, jadi
jikalau dilokasi proyek tersedia alat berat yang mampu mengangkat seluruh terpal
plat maka akan lebih baik jika menggunakan sistem satu pracetak utuh, hal ini bisa
terjadi pada lantai dengan bentangan kecil.

14
2.9 Plat Lantai Pracetak

Beton pracetak lantai biasa menjadi salah satu cara untuk mempercepat
waktu pelaksanaan pembangunan. Hal ini disebabkan proses pekerjaan yang
dikerjakan secara parallel. Dilihat dari segi biaya, beton pracetak lantai juga lebih
ekonomis dengan catatan bahwa produksinya dibuat hemat. Penghematan ini dapat
dilakukan dengan cara membeli beton pracetak lantai dari supplier beton pracetak
yang tidak menawarkan harga tinggi.
Kelebihan metode beton pracetak lantai :
a) Waktu pengerjaan lebih cepat karena bias difabrikasi lebih awal dan pada saat
schedule pekerjaan plat sudah tiba tinggal menginstal saja.
b) Hemat biaya bekisting dan perancah/scaffolding.
c) Hasil pekerjaan beton pracetak lantai lebih rapi karena dibuat dengan moulding
yang terstandar.
d) Dapat mendukung program penyelamatan lingkungan karena meminimalkan
penggunaan material kayu.

15
Kekurangan metode beton pracetak lantai :
a) Pada lokasi perkotaan atau jika harus melalui jalan yang sempit, proses
pengirimannya akan menemui kesulitan. Misalnya : harus dikirim pada malam
hari, harus dikirim pada malam hari, harus dikirim dengan mobil angkut kecil,
atau hanya dapat dikirim pada hari-hari tertentu jika melalui jalan kampong.
b) Poses pengerjaan beton pracetak lanatai harus melibatkan alat berat.
Urutan pengerjaan beton pracetak lantai :
a) Pembuatan shop drawing
b) Pembuatan moulding
c) Perakitan besi tulangan
d) Pengecoran dengan beton ready mix
e) Curing
f) Transportasi
g) Install/erection

2.10 Pelaksanaan Plat Lantai Pracetak Jembatan


Jembatan adalah bangunan yang menghubungkan secara fisik untuk
keperluan pelayanan transportasi dari tempat ujung ke ujung yang lainnya, yang
terhalang oleh kondisi alam atau bangunan lain.
Pekerjaan plat lantai jembatan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap
persiapan, pembesian lantai, dan pengecoran plat lantai. Pekerjaan persipan dimulai
dari penyiapan material besi di stockyard untuk selanjutnya potongan besi dibawa
ke lokasi pembesian dengan menggunakan truk.

Gambar. Komponen Plat


Besi yang sudah difabrikasi di gudang diletakkan atau ditata berdasarkan
tipe yang ada pada . Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pemasangan

16
tulangan. Untuk menghindari adanya karat akibat angin dan air laut, besi ditutup
dengan menggunakan terpal. Selain itu disiapkan scupper juga dan pipa PVC.
Untuk mengetahui posisi dan elevasi pembesian, dilakukan pengukuran, dengan
menggunakan teodalit dan waterpass. Yang pertama dipasang adalah tulangan
dalam arah lebar jembatan kemudian dalam arah memanjang. Selanjutnya adalah
pembesian pembatas jembatan pada bagian tepi. Sebagai proses terakhir pembesian
dilakukan pemasangan dudukan untuk kanal dan bajaWF yang berfungsi untuk
memudahkan pelaksanaan pengecoran dan menghindarkan terinjaknya tulangan
pada saat pengecoran.

Gambar Precast Jembatan


Produk precast concrete dapat dipasang cepat dan kualitasnya sangat baik.
Tidak hanya dari sisi struktur, yaitu kekuatan dan kekakuannya saja, tetapi juga dari
sisi arsitekturalnya yaitu penampakan luar (keindahan). Oleh karena itu, arsitek
yang berorientasi maju pasti akan memikirkan alternatif pemakaian produk precast
untuk bangunan rancangannya.
Dengan digunakannya precast maka semua komponen yang seharusnya
dikerjakan di atas bangunan sehingga susah dijangkau arsitek untuk diawasi maka
dapat dilakukan di bawah sehingga arsitek dengan leluasa mengawasi kualitas
produk yang akan dipasangnya. Kecuali itu, umumnya produk precast adalah untuk
komponen-komponen yang berulang (repetitif) sehingga prosesnya seperti halnya
industri pada umumnya, dibuat satu dulu sebagai contoh, jika memuaskan akan
dikerjakan lainnya dengan kualitas yang sama.
Untuk produk precast, yang sangat berperan adalah teknology yang
digunakannya. Siapa yang membuatnya. Tidak hanya perencanaannya saja yang
harus bagus tetapi juga perlu pelaksanaan yang baik. Precast for finishing, yang

17
diperuntukkan untuk keindahan, yang terlihat dari luar untuk ditampilkan, jelas
lebih sulit dibanding produk precast yang sekedar untuk komponen struktur saja.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, misalnya : ketahanan terhadap cuaca (tidak
retak, keramik lepas atau berubah warna), kebocoran terhadap air hujan (teknologi
karet sealant, seperti yang terpasang pada pintu mobil), presisi yang tinggi, juga
detail yang benar dari takikan-takikan yang dibuat agar air yang menimpanya
selama bertahun-tahun tidak meninggalkan jejak yang terlihat dari luar, juga detail
sambungan dengan bangunan utamanya, bagaimana mengantisipasi deformasi
bangunan yang timbul ketika ada gempa dan lain-lain tanpa mengalami degradasi
kinerja dan lainnya.
Beton Pracetak ini yaitu beton yang dibuat dibawah pengawasan pabrik/factory,
dan dipasang / install kelapangan/site setelah beton cukup umur:
• Beton Pracetak dapat diberi tulangan ataupun prategang
• Kondisi sekarang sebagian besar bangunan memakai sistem pracetak ; high-rise
building, jembatan, stadion, apartemen, dan lain-lain.
Seluruh atau sebagian dari elemen struktur yang dicetak pada satu tempat
tertentu baik yang berada dilingkungan proyek maupun jauh dari proyek (pabrik)
yang kemudian akan dipasang pada strukturnya. Proses beton precast dilakukan di
pabrik biasanya dengan melalui produksi masal secara berulang dengan bentuk dan
ukuran sesuai dengan pemesanan. Harga beton precast cenderung mahal karena
harga cetakannya yang terbuat dari plat baja. Karena proses pengecorannya di
tempat khusus (bengkel frabrikasi), maka mutunya dapat terjaga dengan baik.
Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka beton pra-cetak hanya akan
diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu,
sehingga tercapai break-event-point -nya. Bentuk typical yang dimaksud adalah
bentuk-bentuk yang repetitif, dalam jumlah besar.

2.11 Tangga Precast


Tangga precast adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk
menghubungi dua tingkat vertikal (memiliki jarak satu dengan lainnya), yang dibuat
terlebih dahulu di pabrik atau tempat pembuatan beton precast kemudian dipasang
di bangunan. Dalam pembuatan tangga precast ini biasanya menunjuk

18
subkontraktor yang sudah ahli dan berpengalaman, dikarenakan sangat rumit dalam
pengerjaannya, sehingga saat hasil produk nanti dipasang di bangunan tidak terjadi
kesalahan,

Gambar Tangga Pracetak


Tangga precast menawarkan banyak keuntungan dari segi metode
konstruksi, antara lain adalah mengurangi tenaga kerja di lapangan dan kecepatan
instalasi. Pada pelaksanaan instalasi di lapangan, tangga akan diangkat
menggunakan tower crane seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Keuntungan Konstruksi :
• Mengurangi tenaga kerja di lapangan
• Kecepatan instalasi
• Akses ke lantai atas selanjutnya lebih cepat
• Cara aman akses dari lantai ke lantai sehingga meningkatkan keselamatan
kerja

19
2.12 Pemasangan Dinding Precast
• Sebelum precast panel dinaikkan dengan menggunakan tower crane ke lokasi
pemasangan, alat bantu seperti chain block, adjustable dan tekel harus
dipersiapkan terlebih dahulu.
• Tekel digantung dengan menggunakan chain block dan dikaitkan pada lift hook
yang tertanam pada struktur.
• Setelah semua peralatan dipersiapkan, dilakukan pemasangan embeded untuk
sambungan precast panel dengan lantai di lokasi pemasangan.
• Precast panel dinaikkan ke lokasi dengan menggunakan tower crane.
• Setelah sampai pada lokasi yang dimaksud, precast panel kemudian
dipindahkan dari tower crane ke tekel.
• Precast panel kemudian disetel/disetting dengan menggunakan tekel dan
adjustable. Setelah didapat settingan precast panel yang tepat, dipasang
dynabolt pada embeded dengan cara pengelasan.
• Apabila pengelasan telah selesai, maka dilakukan pengecekan kembali apakah
posisi panel precast tidak berubah setelah dilas pada joint-joint conection.
• Setelah semua pekerjaan selesai, tekel yang digunakan untuk menggantung
precast panel dilepas dan dipindahkan ke lokasi pemasangan precast panel
berikutnya.
1. Penggangkutan dinding precast dari mobil dengan tower crane

2. Penggantungan precast menggunakan chain block yang di ikat pada kolom


bangunan

20
3. Sambungan antara precast dan plat lantai dengan embedded plate

4. Penyetelan posisi dinding precast

5. Pengelasan embedded plate precast

21
6. Embedded plate yang sudah terpasang

Detail Embedded plate

Embedded precast panel terbuat dari pelat baja dengan ukuran


tertentu yang dirancang untuk pemasangan dinding beton precast.
Embedded ini dicor bersamaan balok tepi (pada balok bagian luar).

22
Pemasangan embedded harus dilakukan secara teliti, karena sangat
mempengaruhi pekerjaan pemasangan dinding beton precast. Pemasangan
embedded ini terletak pada bagian dasar balok dengan pelat baja yang
menyentuh bekisting balok. Dalam 1 (satu) bentang balok, dipasang
embedded sebanyak 2 (dua) buah.

23
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Precast Concrete/Beton pracetak adalah suatu metode percetakan
komponen secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu
pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum dipasang
Kelebihan metode beton pracetak lantai :
e) Waktu pengerjaan lebih cepat karena bias difabrikasi lebih awal dan pada saat
schedule pekerjaan plat sudah tiba tinggal menginstal saja.
f) Hemat biaya bekisting dan perancah/scaffolding.
g) Hasil pekerjaan beton pracetak lantai lebih rapi karena dibuat dengan moulding
yang terstandar.
h) Dapat mendukung program penyelamatan lingkungan karena meminimalkan
penggunaan material kayu.

24
DAFTAR PUSTAKA
1. http://kunjunganwikabeton.blogspot.com/2016/11/proses-produksi-beton-
pracetak.html
2. http://bestananda.blogspot.com/2016/08/metode-pemasangan-tangga-
precast.html
3. https://dokumen.tips/documents/metode-tangga-precast-bahana-2.html
4. https://dokumen.tips/documents/pelat-jembatan-precast.html
5. http://catatan-insinyur.blogspot.com/2017/05/teknik-pemasangan-dinding-
precast.html

25

Anda mungkin juga menyukai